Hipertensi
Oleh
Evvandert 1740312088
Preseptor
Untuk guideline yang berasal dari the European 2007, World Health
Organization- International of Hypertension (WHO-ISH) 2003, the British
Hypertension Society 2004, dan Latin American Comittee tetap mengkategorikan
tekanan darah di bawah 140/90 mmHg sebagai normal dan normal-tinggi, seperti
pengklasifikasian pada JNC VI. Pengklasifikasian ini tidak mengenal istilah
prehipertensi (Kaplan, 2010).
Klasifikasi lain untuk hipertensi dibuat oleh WHO pada tahun 1999.
Tabel 2.2 Klasifikasi Hipertensi menurut WHO
Kategori Sistol Diastol
(mmHg) (mmHg)
Optimal < 120 < 80
Normal < 130 < 85
Tingkat 1 (hipertensi ringan) 140-159 90-99
Sub grup : borderline 140-149 90-94
Tingkat 2 (hipertensi sedang) 160-179 100-109
Tingkat 3 (hipertensi berat) ≥ 180 ≥ 110
Hipertensi sistol terisolasi ≥ 140 < 90
Sub grup : borderline 140-149 < 90
2.1.4.3 Renin-angiotensin-aldosteron
Aktivasi dari renin-angiotensin-aldosteron merupakan salah satu mekanisme
terpenting yang berkontribusi pada disfungsi sel endotelial, remodelling vaskular dan
hipertensi. Renin merupakan suatu protease yang dihasilkan oleh sel juxtaglomerular
ginjal, berfungsi untuk mengubah angiotensinogen yang dihasilkan oleh hati menjadi
angiotensin I yang nantinya akan kembali dikonversikan menjadi angiotensin II oleh
angiotensin converting enzym (ACE) (gambar 2.2). ACE banyak terdapat di paru-
paru, namun bisa juga ditemukan di jantung dan vaskular sistemik. Interaksi antara
angiotensin II dengan protein G, yang berperan sebagai reseptor angiotensi II, akan
mengaktifkan proses selular yang berkontribusi terhadap terjadinya hipertensi dan
peningkatan risiko terhadap kerusakan organ target akibat hipertensi (Kaplan, 2010 ;
Victor, 2012).
Gambar 2.2 Mekanisme Renin-Angiotensin-Aldosteron
Sumber: Systemic Hypertension: Mechanisms and Diagnosis dalam Braunwald’s
Heart Disease : Textbook of Cardiovascular Medicine 10th edition p.941 (Ronald
J.Victor, 2012).
2. Cara pemeriksaan tekanan darah yang benar untuk mendiagnosis Hipertensi (AHA,
2017)
Key Steps for Proper BP Specific Instructions
Measurements
• Discontinue or decrease
Amphetamines (e.g., amphetamine,
dose (2)
methylphenidate dexmethylphenidate,
• Consider behavioral
dextroamphetamine)
therapies for ADHD (3)
• Consider converting to
tacrolimus, which may be
Immunosuppressants (e.g., cyclosporine)
associated with fewer effects
on BP (7-9)
Oral contraceptives
• Use low-dose (e.g., 20–30
mcg ethinyl estradiol) agents
(10) or a progestin-only
form of contraception, or
consider alternative forms of
birth control where
appropriate (e.g., barrier,
abstinence, IUD)
• Avoid use in women with
uncontrolled hypertension
(10)
Klasifikasi Hipertensi berdasarkan AHA 2017
2.1.6 Pemeriksaan
1. Pemeriksaan Dasar
Gula darah puasa
Darah lengkap
Profil Lipid
Kreatinin serum dan GFR
Serum Na, K, Cl, Ca
TSH
Urinalisis
EKG
2. Optional atau tambahan
Echocardiografi
Uric Acid
Rasio Albumin dan kreatinin urin
2.1.7 Tatalaksana
Berdasarkan rekomendasi terbaru dari AHA 2017:
1. Pemberian obat-obat antihipertensi direkomendasikan untuk prevensi
sekunder dari pasien dengan penyakit kardiovasular berulang pada pasien
yang telah dikenal memiliki penyakit kardiovaskular dengan rata-rata
tekanan darah sistol besar sama dengan 130 mmhg dan tekanan
diastole besar sama dengan 80 mmhg. Untuk pencegahan primer pada
pada dewasa yang diperkirakan kurang lebih sepuluh tahun yang akan
datang memiliki resiko penyakit kardiovaskular lebih dari 10% rata-rata
tekanan darah sistol besar sama dengan 130 mmhg dan tekanan
diastole besar sama dengan 80 mmhg.
2. Pemberian obat-obat antihipertensi direkomendasikan untuk prevensi
primer terhadap penyakit kardiovaskular pada pasien yang belum dikenal
memiliki penyakit kardiovaskular dari perkiraan resiko terkena penyakit
aterosklerotik pada sepuluh tahun yang akan datang kurang dari 10% dan
rata-rata tekanan darah sistol besar sama dengan 140 mmhg dan
tekanan diastole besar sama dengan 90 mmhg.
Tatalaksana nonfarmakologis
1. Turunkan berat badan
2. Diet DASH ( diatery approach to stop hypertension) seperti buah ,sayur,
rendah lemak
3. Rendah garam maksimal < 1500 mg/hari
4. Suplemen Kalium kecuali terdapat kontraindikasi sebanyak 3500-5000
mg/hari
5. Tingkatkan aktivitas termasuk aerobic, dinamik resistance dan isometric
resistance
6. Kurangi konsumsi alcohol, 2 gelas untuk laki-laki dan 1 gelas untuk
perempuan
Pilihan obat anti hipertensi
Kontraindikasi
Kelas obat Indikasi Mutlak Tidak
mutlak
Diuretika Gagal jantung Gout Kehamilan
(Thiazide) kongestif, usia lanjut,
isolated systolic
hypertension
Diuretika Insufisiensi ginjal,
(Loop) gagal jantung
kongestif
Diuretika Gagal jantung Gagal ginjal,
(Anti Aldosteron) kongestif, pasca hiperkalemia
infark miokard
Penyekat β Angina pectoris, Asma, Penyakit
pasca infark miokars, PPOM, A-V pembuluh
CHF, kehamilan, Block (derajat darah
takikardi 2 atau 3) perifer,
intoleransi
glukosa
Calcium Antagonist Usia lanjut, isolated Takiaritmi
(Dihydropiridine) systolic hypertension, a, CHF
angina pectoris,
penyakit pembuluh
darah perifer,
aterosklerotik karotis,
kehamilan
Calcium antagonist Angina pectoris, A-V Block
(Verapamil, Diltiazem) aterosklerotis karotis, (derajat 2
takikardi atau 3), CHF
supraventrikuler
Penghambat ACE CHF, disfungsi Kehamilan,
ventrikel kiri, pasca hiperkalemia,
infark miokard, non stenosis arteri
diabetic nefropati, renalis
nefropati DMT1, bilateral
proteinuria
Angiotengsin II Nefropati DMT2, Kehamilan,
Receptor Antagonist mikroalbminuria hiperkalemia,
diabetic, proteinuria, stenosis arteri
hipertrofi ventrikel renalis
kiri bilateral
α-Bloker Hyperplasia prostat Hipotensi CHF
(BPH), ortostatik
hiperlipidemia
Pilihan obat untuk inisiasi secara umum adalah diuretic thiazide, CCB dan
ACEI atau ARB. Untuk yang stage 2 atau tekanan darah rata-rata besar sama dari
20/10 mmhg target dapat dikombinasikan 2 obat dari kelas yang berbeda.
2.1.8 Komplikasi
Hipertensi merupakan faktor resiko untuk terjadinya segala bentuk
manifestasi klinik dari aterosklerotik. Hipertensi meningkatkan resiko kejadian
kardiovaskular daan kerusakan organ terget. Mortalitas meningkat dua kali setiap
kenaikan tekanan darah sebesar 20/10 mmHg. Pada keadaan dengan tekanan
darah high-normal (130-139/85-89) didapatkan peningkatan kejadian
kardiovaskular 2.5 pada wanita dan 1.6 kali pada pria dibanding dengan tekanan
darah normal. Sedang risiko untuk penyakit ginjal, meningkatnya tekanan darah
sistolik lebih erat kaitannya dengan insidens penyakit ginjal tahap akhir bila
dibanding dengan tekanan darah diastolik, terutama pada usia lebih dari 50 tahun.
Tekanan darah yang meningkat dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh
darah dan parenkim ginjal (Mohani, 2014)
Berbagai kerusakan organ target tersebut antara lain:
1. Jantung : hipertrofi ventrikel kiri, angina atau infark miokard, dan gagal
jantung kongestif
2. Penyakit ginjal kronis dan penyakit ginjal tahap akhir
3. Aterosklerosis pembuluh darah
4. Retinopati
5. Otak : stroke atau transient ischemic attack
6. Penyakit arteri perifer
2.1.9 Prognosis
Prognosis umumya bonam apabila terkontrol (PPK, 2014)
DAFTAR KEPUSTAKAAN
AHA. 2013. Statistical fact sheet 2013 Update L : High blood pressure. Diunduh
dari: http://www.heart.org/idc/groups/heart-public/, diakses 28 Januari
2015.
Aziza, L. 2013. Hipertensi Urgensi dan Emergensi : Definisi, patofisiologi dan
tatalaksana. Divisi Ginjal Hipertensi Departemen Ilmu Penyakit Dalam.
Jakarta:FKUI.
Baker, K. 2005. Hypertension. Diunduh dari: http://ocw.mit.edu/courses/health-
sciences-and-technology/, diakses 28 januari 2015.
Bidani, AK, Polichnowski, AJ, Loutzenhiser, R, Griffin, KA. 2013. Renal
microvascular dysfunction, hypertension and CKD progression. Vol.22,
No.1. Januari 2013. UK:Lippincott Williams and Wilkins.
Coresh, J, Wei, L, McQuillan, G, Brancati, FL, Levey, AS, Jones, C et al. 2001.
Prevalence of high blood pressure dan elevated serum creatinine level in
the United States. JAMA Internal Medicine Vol.161, No.9. Mei 2001.
Dorland. 2012. Kamus Saku Kedokteran Dorland edisi 28. Jakarta: EGC.
Effendi, I, Markum, HMS. 2014. Pemeriksaan penunjang pada penyakit ginjal
dalam : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta:Interna Publishing. hal
2047-2058.
Fitrianto, H, Azmi, S, Kadri, H. 2014. Penggunaan obat antihipertensi pada pasien
hipertensi esensial di poliklinik ginjal dan hipertensi RSUP Dr. M.
Djamil tahun 2011. Jurnal Kesehatan Andalas, Vol. 5.
Giles, TD, Materson, BJ, Cohn, JN, Kostis, JB. 2009. Definition and
classification of hypertension: An Update. The Journal of Clinical
Hypertension 6 Vol.11, No.11. November 2009.
Guyton, A, Hall, J. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11.
Diterjemahkan oleh: Irawati et al. Jakarta:EGC.
Hanifa, A. 2010. Prevalensi hipertensi sebagai penyebab penyakit ginjal kronik di
unit hemodialisis RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2009. Karya Tulis
Ilmiah, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Harrison. 2012. Principle of Internal Medicine. Edisi 18. Vol 2. United States of
America:McGraw-Hill Companies,Inc.
JNC VII. 2003. Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood
Pressure. National Institute of Health Publication No. 03-5233.
Johnson, RJ, Segal, MS, Srinivas, T, Ejaz, A, Mu, W, Roncal, LG et al. 2005.
Essential hypertension, progressive renal disease, and uric acid : A
Pathogenetic Link?. Journal of the American Society of Nephrology
16:1909-1919.
Kaplan, NM, Victor, RG. 2010. Clinical hypertension 10th edition. Philadelphia,
USA:Lippincott Williams & Wilkins, aWolter Kluwer Business.
KDIGO. 2013. KDIGO 2012 Clinical practice guideline for the evaluation and
management of Chronic Kidney Disease. Kidney international
supplements 2013:3.
Kemenkes RI. 2007. Laporan hasil riset kesehatan Indonesia tahun 2007. Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Depkes RI. Desember,hal 111-
113.
Kemenkes RI. 2013. Laporan hasil riset kesehatan Indonesia tahun 2013. Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Depkes RI. Desember,hal 88-
90.
Levy, PD. 2013. Hypertension. Dalam : Rosen’s Emergency Medicine – Concept
and Clinical Practice. Philadelphia, USA : El-sevier Health Science.
Lipoeto, Rosalina, L, Sulastri, D. 2008. Pemberiaan diet Minangkabau tinggi
sumber antioksidan dapat menurunkan tekanan darah. Program
Pascasarjana, Universitas Andalas, Padang.
Lydia, A, Nugroho, P. 2014. Tes Fungsi Ginjal. Dalam : Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Jakarta:Interna Publishing. hal 250-254.
McPhee, SJ, Ganong, WF. 2012. Patofisiologi Penyakit : Pengantar Menuju
Kedokteran Klinis. Edisi 5. Diterjemahkan oleh : Brahm U. Pendit.
Jakarta:EGC.
Mohani, CI. 2014. Pemeriksaan Penunjang pada Penyakit Ginjal. Dalam : Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta:Interna Publishing.
Nelson, E. 2009. Hubungan antara mikroalbuminuria yang dinilai dengan rasio
albumin kreatinin urin dengan hipertrofi ventrikel kiri pada pasien
hipertensi. Tesis, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Nurkhalida. Warta kesehatan masyarakat. Jakarta: Depkes RI, 2003. hlm 19-21.
Panduan praktik klinis bagi dokter di fasiitas pelayanan kesehatan primer. 2014
Rahajeng, E, Tuminah, S. 2009. Prevalensi hipertensi dan determinannya di
Indonesia. Majalah Kedokteran Indonesia, Vol. 59, hal. 580-587.
Rahman, M, Brown, CD, Coresh, J, Davis, BR, Eckfedlt, JH, Kopyt, N et al.
2004. The prevalence of reduced glomerular filtration rate in older
hypertensive patients and its association with cardiovascular disease.
Arch Intern Med, Vol. 164, p969-976.
Roberts, WL, McMillin, GA, Burtis, CA, Bruns, DE. 2006. Reference information
for the clinical laboratory. Dalam: Tietz Textbook of clinical chemistry
and molecular diagnostics. Burtis, C et al(Eds). Elsevier Inc, fourth
edition. p2251-2318.
Samara, D. 2011. Penatalaksanaan hipertensi sekunder akibat perbedaan kelainan
anatomi renovaskuler pada usia muda dan tua. Bagian Anatomi Fakultas
Kedokteran Universitas Trisakti, Jakarta.
Schillaci, G, Reboldi, G, Verdecchia, P. 2001. High normal serum creatinine
concentration is a predictor of cardiovascular risk in essential
hypertension. Arch Intern Med Vol.161, p886-891.
Sherwood, L. 2012. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 6. Diterjemahkan
oleh : Pendit BU. Jakarta:EGC.
Sun, Z. 2014. Aging, Arterial Stiffness, and Hypertension. Diunduh dari :
http://hyper.ahajournals.org, diakses 26 Februari 2015.
Victor, RG. 2012. Systemic Hypertension : Mechanisms dan Diagnosis. Dalam
Braunwald’s Heart Disease : A Textbook of Cardiovascular Medicine
10th edition. Mann et al(Ed). Philadelphia, USA: Elsevier Saunders.
Wang, J, Staessen, JA, Fagard, RH, Birkenhanger, WH, Gong, L, Liu, Lisheng et
al. 2001. Prognostic significance of serum creatinine and uric acid in
older chinese patients with isolated systolic hypertension. Hypertension:
Journal of The American Heart Association, Vol. 37, p1069-1074.
WHO and ISH. 2003. WHO/ISH Statement on management of hypertension.
Journal of Hypertension Vol.21, No.11. UK:Lippincott Williams and
Wilkins.
WHO. 1999. World Health Organization - International society of hypertension.
Guidelines for the management of hypertension. Journal Hypertension
1999;17:151-83.
WHO. 2013. A Global brief on hypertension : Silent killer, global public health
crisis. Diunduh dari: www.who.int/WHO_DCO_WHD_2013, diakses 26
januari 2015.
Widyastiti, NS. 2005. Perbedaan nilai klirens Cockroft-Gault berdasar hasil
pemeriksaan kreatinin metode Jaffe uncompensated, rate-blanked
compensated dengan enzimatik. Program Pendidikan Dokter Spesialis I,
Universitas Diponegoro, Semarang.
Whelton PK et al, 2017 ACC/ AHA/ AAPA/ ABC/ ACPM/ AGS/ APhA/ ASH/
ASPC/ NMA/PCNA Guideline for the Prevention, Detection, Evaluation,
and Management of High Blood Pressure in Adults. Journal of the
American College of Cardiology. 2017 (10); 1-53.
Yogiantoro, M. 2014. Pendekatan Klinis Hipertensi. Dalam : Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Jakarta:Interna Publishing. hal 2259-2277.