Anda di halaman 1dari 11

Perkembangan perawat setelah

kemerdekaan
Periode 1945 -1962
 Tahun 1945 s/d 1950 merupakan masa transisi pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia, dapat dilihat dari pengembanagan tenaga keperawatan yang
masih menggunakan system pendidikan yang telah ada, yaitu perawat lulusan
pendidikan Belanda (3 tahun pendidikan), untuk ijazah A (perawat umum) dan
ijazah B untuk perawat jiwa. Terdapat pula pendidikan perawat dengan dasar (4
tahun pendidikan) yang lulusannya disebut mantri juru rawat
 tahun 1953 dibuka sekolah pengatur rawat dengan tujuan menghasilkan tenaga
perawat yang lebih berkualitas
 Pada tahun 1955, dibuka Sekolah Djuru Kesehatan (SDK)
 Pada tahun 1962 telah dibuka Akademi Keperawatan dengan pendidikan dasar
umum SMA yang bertempat di Jakarta, di RS. Cipto Mangunkusumo. Sekarang
dikenal dengan nama Akper Depkes di Jl. Kimia No. 17 Jakarta Pusat.
Periode 1963-1983
• Pada tahun 1972 tepatnya tanggal 17 April
lahirlah organisasi profesi dengan nama
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)
di Jakarta
• tahun 1983 organisasi profesi ini terlibat
penuh dalam pembenahan keperawatan
melalui kerjasama dengan Depkes dan
organisasi lainnya.
Periode 1984 sampai dengan sekarang

 Pada tahun 1985, resmi dibukanya pendidikan S1 keperawatan dengan nama


Progran Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) di Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesi di Jakarta.
 pada tahun 1992 dikeluarkannya UU No. 23 tentang kesehatan yang mengakui
tenaga keperawatan sebagai profesi.
 Pada tahun 1996 dibukanya PSIK di Universitas Padjajaran Bandung.
 Pada tahun 1997 PSIK-UI berubah statusnya menjadi Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia (FIK-UI)
 untuk meningkatkan kualitas lulusan, pada tahun 1998 kurikulum pendidikan Ners
disyahkan dan digunakan.
 pada tahun 1999 kurikulum D-III keperawatan mulai dibenahi dan mulai digunakan
pada tahun 2000 sampai dengan sekarang.
Perkembangan Keperawatan Jiwa di Indonesia

 Tahun 1800 pasien jiwa sudah dikumpulkan di bangsal-bangsal dan perawatannya


bersifat penjagaan.
 RS jiwa didirikan pertama kali tahun 1875 di Cilandak Bogor dengan kapasitas
400 orang.
 Rumah sakit jiwa kedua di Lawang tahun 1894 dengan kapasitas 3300 pasien
 Rumah sakit jiwa ketiga RSJ Prof. Dr. Soeroyo di magelang tahun 1923 dengan
1400 pasien
 Pendidikan keperawatan jiwa baru dibuka bulan September 1940 di bogor dengan
kursus
Keperawatan di Masa Yang akan
Datang
Keperawatan adalah sistem yang terbuka dan
dinamis, artinya keperawatan akan selalu
menyesuaikan diri dengan perubahan yang
terjadi baik itu  dalam bidang ilmu
pengetahuan maupun teknologi.
Berikut ini adalah pendapat beberapa
ahli mengenai perkembangan
keperawatan di masa yang akan
datang.
Virginia Henderson
1. Memiliki landasan hukum yang akan mengatur pelayanan keperawatan tersedia secara
    universal.
2. Perawat akan melakukan sebagian besar fungsinya dalam perawatan primer. Dokter dan
tenaga kesehatan lainnya lebih berperan sebagai konsultan.
3. Model keperawatan akan lebih diutamakan dibanding model pengobatan.
4. Titik berat pelayanan keperawatan adalah pendidikan kesehatan dengan tujuan membantu
klien agar dapat mandiri dan memanfaatkan pelayanan kesehatan yang tersedia dengan
lebih baik.
5. Model keperawatan akan lebih diutamakan dibanding model pengobatan.
6. Titik berat pelayanan keperawatan adalah pendidikan kesehatan dengan tujuan membantu
klien agar dapat mandiri dan memanfaatkan pelayanan kesehatan yang tersedia dengan
lebih baik.
7. Untuk mendapat izin praktik, perawat harus meraih gelar kesarjanaan.
8. Gaji perawat akan lebih besar sebanding dengan pelayanan keperawatan yang semakin
profesional dan bermutu.
9. Lebih banyak perawat yang memahami praktik kesehatan
Fuerst Wolf Dan Wetzil
 Bekerja ke arah interdependensi berdasarkan kemitraan dengan kelompok
profesional lain dalam memberikan pelayanan kesehatan yang menyeluruh
kepada masyarakat.
 Berusaha menentukan perannya sendiri dalam praktik dan menentukan
tanggung jawab serta tindakan yang dapat diandalkan. Pengetahuan dan
keterampilan meningkat yang difasilitasi melalui riset keperawatan.
 Perkembangan keperawatan seiring dengan perkembangan di bidang
lainnya.
 Berusaha menentukan imbalan yang sepadan dengan status dan peran
dalam keperawatan.
Prof. Ma'rifin Husin
• Pelayanan yang semula bersifat asistensi berubah menjadi pelayanan mandiri.
• Keterampilan prosedural berubah menjadi keterampilan yang berlandas-kan ilmu
dan proses keperawatan disertai rasa tanggung jawab terhadap pelaksanaan asuhan
keperawatan, dan sikap serta tingkah laku profesional.
• Pendidikan keperawatan yang semula bersifat kejuruan berubah menjadi
pendidikan tinggi baik itu D III maupun SI.
• Keperawatan sebagai profesi diterima sebagai profesi mandiri.
• Dalam bidang asuhan keperawatan dari bantuan berdasarkan keterampilan dan
prosedur semata berubah menjadi bantuan dengan landasan ilmu pengetahuan dan
metode ilmiah, standar asuhan keperawatan, dan etika profesi keperawatan.
• Dalam organisasi profesi, fokus pada program konsolidasi organisasi,
dan kesejahteraan berubah menjadi pengembangan wawasan profesionalyang luas
dan aktif.
• Dengan meningkatnya populasi lansia maka keperawatan gerontik perlu
dikembangkan

Anda mungkin juga menyukai