Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN CASE BASED DISCUSSION

DEEP BREATHING SEBAGAI MANAJEMEN NAFAS PADA Ny.S UMUR


79 TAHUN
Disusun untuk memenuhi Tugas Praktik Klinik Profesi Stase Keperawatan
Gerontik

PembimbingAkademik :
Nurulliya Rachma, S.Kp., M.Kep., Sp.Kep.Kom
Pembimbing Klinik :
Ns. Junaedi, S.Kep

Disusun oleh :
Uvi Zahra Rachmadian
22020118220060

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS XXXIII


DEPARTEMEN ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019
LAPORAN KONFEREN/CASE BASED DISCUSSION

Klien dengan Diagnosa Medis CA Paru

KRITERIA KLIEN

Nama pasien (Inisial) : Ny. S

No. RM : C756922

TTL/Usia : Pati, 20 Januari 1940/ 79 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Tanggal masuk : Sabtu, 22 Juni 2019


Tanggal pengkajian : Senin, 1 Juli 2019

Ruang rawat : Geriatri lantai dasar

Diagnosa Medis : CA Paru

DS :Klien mengatakan sesak napas terutama pada malam hari

DO :

- Klien menggunakan nasal kanul 3 l/menit (saat malam)


- Posisi tidur klien fowler
- RR : 28/menit
-
Diagnosa Keperawatan : Ketidakefektifan Pola Napas (00032)

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TINDAKAN DEEP


BREATHING

1. Pengertian tindakan
Napas Dalam atau Deep Breathing adalah latihan aktivitas paru dengan
teknik napas dalam untuk meningkatkan kapasitas paru dan ventilasi
oksigenasi. Diaphragm Breathing adalah pernapasan yang dilakukan dengan
inspirasi maksimal menggunakan otot perut.
2. Tujuan tindakan
- Mengurangi sesak napas
- Membantu memperbaiki transport oksigen
- Membantu mengontrol pernapasan
- Peningkatan meningkatkan inflasi alveolar maksimal
- Relaksasi otot dan menghilangkan ansietas
- Mencegah pola aktivitas otot pernapasan yang tidak berguna
- Pengingkatan kemampuan dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari
3. Prosedur
a. Tahap persiapan
- Melakukan pengkajian RR dan SpO2
- Kontrak waktu dan tempat pertemuan untuk pelaksanaan intervensi
- Berikan jadwal terapi Deep Breathing setiap pagi, sore, dan malam
b. Tahap kerja
- Metode
Diskusi dan tanya jawab
Demontrasi
- Langkah – langkah tindakan
 Mengucapkan salam
 Memperkenalkan diri
 Menjelaskan tujuan tindakan
 Menanyakan persetujuan dengan keluarga klien
 Mencuci tangan
 Menjaga privasi klien
 Mengatur posisi klien fowler (duduk) di tempat tidur
 Menginstruksikan klien untuk rileks dengan melemaskan otot-
otot leher dan bahu
 Meletakkan 1 tangan klien di abdomen (dibawah proc
sipoideus) dan tangan lainnya ditengah dada untuk merasakan
gerakan dada dan abdomen saat bernapas
 Menarik napas dalam melalui hidung selama 4 detik sampai
dada dan abdomen terasa terangkat maksimal lalu jaga mulut
tetap tertutup selama inspirasi dan tahan napas selama 2 detik
 Hembuskan napas melalui bibir hingga habis

4. Evaluasi
- Menanyakan perasaan klien
- Mengukur RR dan SpO2 klien
5. Referensi

Ayu, I., & Wiryanthini, D. (n.d.). Deep Breathing Exercises. 5, 13–15.


Irawaty, D., & Sabri, L. (2011). Pada Klien Pasca Ventilasi Mekanik
Dengan Deep Breathing Exercise. Jurnal Keperawatan Indonesia,
14(Nomor 1), 23–30.
Miller, K. M. (1987). Deep Breathing Relaxation. AORN Journal, 45(2),
484–488. Https://Doi.Org/10.1016/S0001-2092(07)68361-6
Veranita, A., Widani, N. L., & Susilo, W. H. (2015). EFEK TERAPI
MUSIK & DEEP BREATHING EXERCISE TERHADAP
PENURUNAN NYERI , FREKUENSI NADI , FREKUENSI
PERNAPASAN Pendahuluan Metode.

HASIL YANG DIDAPATKAN PADA KLIEN


Hari RR SpO2
Sebelum 28 x/menit 93%
1 24 x/menit 97 %
2 22 x/menit 97 %

28
99
26
97
24

22 95

20 93
Sebelum Hari 1 Hari 2 Hari 1 Hari 2

RR SpO2

PEMBAHASAN

Hasil evaluasi RR dan SpO2 sebelum dilakukan terapi Deep Breathing


didapatkan pemeriksaan RR : 28x/menit dan SpO2 : 93%, RR klien yang
meningkat dan SPO2 yang rendah pada klien menunjukkan bahwa klien
mengalami sesak napas. Menurut Veranita (2015) Ca Paru adalah tumor ganas
paru yang berasal dari saluran napas atau epitel bronkus yang ditandai dengan
pertumbuhan sel yang tidak normal, tidak terbatas, dan merusak sel-sel jaringan
normal. Klien dengan kanker paru biasanya mengalami sesak napas (Irawaty,
D., & Sabri, L. 2011). Deep Breathing adalah latihan pernapasan yang
dianjurkan untuk membantu seseorang mengendalikan pernapasan. Latihan
pernapasan dilakukan untuk mendapatkan pengaturan napas yang lebih baik dari
pernapasan sebelumnya yang cepat dan dangkal menjadi pernapasan yang lebih
lambat dan dalam. Deep Breathing juga memperbaiki pola napas, meningkatkan
volume tidal dan mengurangi sesak napas (Ayu, I., & Wiryanthini, D & Miller,
1987).

Kondisi klien setelah dilakukan terapi Deep Breathing selama 2 hari menjadi
lebih baik, yaitu didapatkan hasil RR hari pertama dan kedua menjadi 24 dan
22x/menit, dan SpO2 klien tanpa nasal kanul pada hari sebelum 93%, dan hari
pertama dan kedua 97%. Ca Paru dapat mengakibatkan kerusakan alveolar
sehingga bisa mengubah fisiologi pernapasan kemudian mempengaruhi
oksigenasi tubuh secara seluruh. Akibat dari kerusakan akan terjadi obstruksi
bronkus. Udara yang masuk ke alveoli pada saat inspirasi, pada saat ekspirasi
banyak terjebak dalam alveolus dan terjadilah penumpukan udara (Veranita,
2015) Penumpukan udara akan menyebabkan klien sesak napas. Dengan
dilakukannya terapi Deep Breathing dengan tujuan memperbanyak ekspirasi
akan mempermudah pasien untuk mengeluarkan jumlah karbondioksida yang
terjebak di dalam paru dan dengan mengatur inspirasi secara beraturan akan
membantu klien mengurangi penggunaan otot-otot pernapasan sehingga terjadi
penurunan frekuensi pernapasan. Selain itu yaitu meningkatkan oksigen yang
masuk ke dalam alveoli serta oksigen dapat diikat oleh hemoglobin. Dengan
Deep Breathing, dapat meningkatkan volume tidal, mengurangi hiperinflasi
sehingga meningkatkan ventilasi dan perfusi serta menurunkan kandungan
PaCO2 dalam darah (Veranita, 2015)

Anda mungkin juga menyukai