PembimbingAkademik :
Nurulliya Rachma, S.Kp., M.Kep., Sp.Kep.Kom
Pembimbing Klinik :
Ns. Junaedi, S.Kep
Disusun oleh :
Uvi Zahra Rachmadian
22020118220060
KRITERIA KLIEN
No. RM : C756922
DO :
1. Pengertian tindakan
Napas Dalam atau Deep Breathing adalah latihan aktivitas paru dengan
teknik napas dalam untuk meningkatkan kapasitas paru dan ventilasi
oksigenasi. Diaphragm Breathing adalah pernapasan yang dilakukan dengan
inspirasi maksimal menggunakan otot perut.
2. Tujuan tindakan
- Mengurangi sesak napas
- Membantu memperbaiki transport oksigen
- Membantu mengontrol pernapasan
- Peningkatan meningkatkan inflasi alveolar maksimal
- Relaksasi otot dan menghilangkan ansietas
- Mencegah pola aktivitas otot pernapasan yang tidak berguna
- Pengingkatan kemampuan dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari
3. Prosedur
a. Tahap persiapan
- Melakukan pengkajian RR dan SpO2
- Kontrak waktu dan tempat pertemuan untuk pelaksanaan intervensi
- Berikan jadwal terapi Deep Breathing setiap pagi, sore, dan malam
b. Tahap kerja
- Metode
Diskusi dan tanya jawab
Demontrasi
- Langkah – langkah tindakan
Mengucapkan salam
Memperkenalkan diri
Menjelaskan tujuan tindakan
Menanyakan persetujuan dengan keluarga klien
Mencuci tangan
Menjaga privasi klien
Mengatur posisi klien fowler (duduk) di tempat tidur
Menginstruksikan klien untuk rileks dengan melemaskan otot-
otot leher dan bahu
Meletakkan 1 tangan klien di abdomen (dibawah proc
sipoideus) dan tangan lainnya ditengah dada untuk merasakan
gerakan dada dan abdomen saat bernapas
Menarik napas dalam melalui hidung selama 4 detik sampai
dada dan abdomen terasa terangkat maksimal lalu jaga mulut
tetap tertutup selama inspirasi dan tahan napas selama 2 detik
Hembuskan napas melalui bibir hingga habis
4. Evaluasi
- Menanyakan perasaan klien
- Mengukur RR dan SpO2 klien
5. Referensi
28
99
26
97
24
22 95
20 93
Sebelum Hari 1 Hari 2 Hari 1 Hari 2
RR SpO2
PEMBAHASAN
Kondisi klien setelah dilakukan terapi Deep Breathing selama 2 hari menjadi
lebih baik, yaitu didapatkan hasil RR hari pertama dan kedua menjadi 24 dan
22x/menit, dan SpO2 klien tanpa nasal kanul pada hari sebelum 93%, dan hari
pertama dan kedua 97%. Ca Paru dapat mengakibatkan kerusakan alveolar
sehingga bisa mengubah fisiologi pernapasan kemudian mempengaruhi
oksigenasi tubuh secara seluruh. Akibat dari kerusakan akan terjadi obstruksi
bronkus. Udara yang masuk ke alveoli pada saat inspirasi, pada saat ekspirasi
banyak terjebak dalam alveolus dan terjadilah penumpukan udara (Veranita,
2015) Penumpukan udara akan menyebabkan klien sesak napas. Dengan
dilakukannya terapi Deep Breathing dengan tujuan memperbanyak ekspirasi
akan mempermudah pasien untuk mengeluarkan jumlah karbondioksida yang
terjebak di dalam paru dan dengan mengatur inspirasi secara beraturan akan
membantu klien mengurangi penggunaan otot-otot pernapasan sehingga terjadi
penurunan frekuensi pernapasan. Selain itu yaitu meningkatkan oksigen yang
masuk ke dalam alveoli serta oksigen dapat diikat oleh hemoglobin. Dengan
Deep Breathing, dapat meningkatkan volume tidal, mengurangi hiperinflasi
sehingga meningkatkan ventilasi dan perfusi serta menurunkan kandungan
PaCO2 dalam darah (Veranita, 2015)