Anda di halaman 1dari 19

PERBANDINGAN PENGARUH HAMMOCH POSITIONING

DAN PERAWATAN PERIANAL DENGAN ASI


TERHADAP DERAJAT RUAM POPOK
DI NICU RSUD DR. MOEWARDI
Ruam popok merupakan kondisi dermatologis tersering pada bayi baru
lahir yang dirawat di unit perawatan intensif neonatal (Carr et al., 2020).

Prevalensi ruam popok pada bayi di dunia 25% dari 6.840.507.000


bayi yang lahir (WHO, 2012)

Di Indonesia  7-35%, yang menimpa bayi laki-laki dan perempuan


berusia dibawah tiga tahun (Andi, 2012).
KEJADIAN RUAM POPOK DI NICU RSDM
Oktober - Desember 2020
100%
90%
80%
70%
60% 10 11 11
50%
40%
30%
20%
10% 2 2 2
0%
OKTOBER NOPEMBER DESEMBER
RUAM POPOK TIDAK TERJADI RUAM POPOK
Rumusan Masalah

• Adakah pengaruh antara hammock positioning


dan perawatan perianal menggunakan ASI
terhadap derajat ruam popok di NICU RSUD Dr.
Moewardi?
Kerangka konsep
SISTEM:
• Kardovaskuler
• Pernafasan
• Gastrointestinal
• Sirkulasi
Bayi • Termoregulasi  Luka tekan
Mengalami • Integumen
Dalam  Infeksi
Gangguan
Inkubator  Ruam popok

Pencegahan
Teori konservasi levine
• Konservasi energi • Perawatan standar
Perawat
• Konservasi integritas struktur • Hammock positioning
Neonatus
• Konservasi integritas personal • Perianal Care dengan ASI
• Konservasi Integritas sosial
Kerangka konsep
Perawatan standar
(mengganti pampers tiap 2 jam

Perianal care menggunakan ASI Ruam Popok

Hammock Possitioning Variabel confounding


• usia
• usia gestasi
• jenis kelamin
• berat badan
• nesting positioning
Hipotesis

• Ada perbedaan pengaruh hammock positioning


dan Perawatan Perianal menggunakan ASI
terhadap derajat ruam popok di NICU RSUD Dr.
Moewardi Surakarta
Hasil Penelitian
Usia Gestasi
75.00%
65.00%
55.00%
45.00%
35.00%
25.00%
15.00%
5.00%
Prematur Cukup bulan Post Matur
Series1 0.7 0.3 0
Analisa Disktiptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

BB Bayi Pre 30 690 3500 1913,10 766,279


BB Bayi Post 30 960 3280 2028,00 725,313
Usia Gestasi (hari) 30 177 288 240.40 28,644
DDSIS Pre 30 0,0 0,0 0,000 0,0000
DDSIS Post 30 0,0 3,0 0,367 0,8503
Usia Bayi Saat Masuk 30 0 68 10,87 14,080
Klasifikasi Ruam Popok
Pre Post
No Klasifikasi Ruam Popok
N % N %
1 Tidak Terjadi 30 100,0 25 83,3
2 Sedang 0 0,0 4 13,3
3 Berat 0 0,0 1 3,3
JUMLAH 30 100 30 100
Kejadian Ruam Popok
Pre dan Post Intervensi
32.5
27.5
22.5
17.5
12.5
7.5
2.5
Tidak Terjadi Sedang Berat
Pre 30 0 0
Post 25 4 1

Pre Post
Kejadian Ruam Popok Pada Masing – Masing
Perlakukan
RUAM POPOK
NO PERLAKUAN Tidak
Sedang Berat TOTAL
Terjadi
1 Hammock 9 (30,0%) 1 (3,3%) 0 (0%) 10 (33,3%)

2 Perianal Care dengan ASI 10 (33,3%) 0 (0%) 0 (0%) 10 (33,3%)

3 Ganti Diaper tiap 2 jam 6 (20,0%) 3 (10,0%) 1 (3,3%) 10 (33,3%)

JUMLAH 25 (83,3%) 4 (13,3%) 1 (3,3%) 30 (100%)


• Analisa data menggunakan Uji Kruscal Wallis didapatkan nilai tingkat
signifikasi adalah 0,046 (<0,05).
• Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara perlakukan metode
hammock, perianal care dengan ASI dan penggantian diapers tiap 2 jam
untuk mencegah terjadinya ruam popok.
• Penggantian diapers setiap 2 jam dilakukan untuk mencegah terjadinya
ruam popok.
• Popok bayi terbuat dari bahan yang dilapisi bahan penyerap berbentuk
kertas maupun plastik dan lembaran tahan air, yang berfungsi untuk
menyerap urin dan penampung feses bayi.
• Masih terjadinya ruam popok karena berbagai macam faktor, seperti faktor
fisik, kimia, biogenic (kuman dalam urine dan feses), dan enzimatik.
• Perlu diperhatikan juga respon kulit bayi terhadap popok yang digunakan
agar tidak menimbulkan masalah lain pada daerah yang tertutup oleh
popok.
• Hammock positioning merupakan teknik memposisikan bayi dengan
meletakkan bayi di atas selembar kain persegi panjang yang ditempelkan di
ujung inkubator untuk menstimulasikan posisi intrauterine (Ribas et al.,
2019).
• Posisi tempat tidur gantung efektif untuk meningkatkan kondisi
kenyamanan tidur bayi dengan mengurangi rasa sakit.
• Posisi ini masih memungkinkan untuk terjadinya ruam popok masih adanya
kelembaban pada area diapers bayi.
• Perianal care adalah perawatan pada daerah yang tertutup oleh popok
dengan mengoleskan ASI
• ASI mengandung lipid, triasilgliserida, asam lemak bebas, sfingomielin,
fosfolipid, dan kolesterol yang dapat menjadi barrier beberapa jenis
pathogen invasive dan efektif sebagai anti inflamasi (Farahani et al., 2013).
• Kandungan asam laktat dan asam lemak pada ASI memiliki sifat hidrofobik
untuk mencegah kerusakan yang disebabkan oleh urea dan enzim dalam
feses dan urin (Amiri-Farahani Leila, 2020).
• Berbagai vitamin dan mineral dalam ASI membuat kulit menjadi lebih
lembut, halus, mencegah kekeringan dan mencegah kerapuhan, sehingga
dapat mencegah masuknya mikroorganisme asing melalui kulit.
• Gozen et al. (2014) dalam penelitiannya menyatakan tidak ada perbedaan
yang signifikan antara penggunaan ASI dan krim (zinc oxide 40%; cod liver
oil), namun namun penyembuhan luka yang secara signifikan lebih tinggi
pada pasien yang menggunakan ASI.

• Seifi et.al (2017) juga merekomendasikan perianal care menggunakan ASI


secara topical untuk menurunkan dan mencegah kejadian ruam popok
daripada hanya mengganti popok bayi saja.
KESIMPULAN

1. Karakteristik pasien yang dilakukan perawatan sebagian besar adalah bayi prematur yaitu sebanyak
70%
2. Bayi yang dilakukan intervensi dengan Hammock Positioning yang mengalami ruam popok sebanyak
3,3%.
3. Bayi yang dilakukan intervensi dengan perianal care menggunakan ASI tidak mengalami ruam
popok.
4. Bayi yang dilakukan intervensi dengan penggantian diaper setiap 2 jam yang mengalami ruam popok
kategori sedang sebanyak 10% dan kategori berat sebanyak 3,3%.
5. Terdapat perbedaan antara perlakukan metode hammock, perianal care dengan ASI dan
penggantian diapers tiap 2 jam untuk mencegah terjadinya ruam popok

Anda mungkin juga menyukai