Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH TUGAS ELARNING

Disusun Oleh:
Nama :Eka Septi Seliani Mutia
Nim :190600055
Semester: 2

ADMINISTRASI RUMAH SAKIT


UNIVERSITAS ALMA ATA
2020
BAB I
A. Latar Belakang
Rumah sakit adalah industri yang bergerak dibidang pelayanan jasa kesehatan yang tujuan
utamanya memberikan pelayanan jasa terhadap masyarakat sebagai usaha meningkatkan derajat
kesehatan yang setingggi-tingginya. Dalam setiap proses pelayanan kesehatan di rumah sakit,
terlihat adanya faktor-faktor penting sebagai pendukung pelayanan itu sendiri, yang selalu
berkaitan satu dengan yang lainnya.
Pelaksanaan Kesehetan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu upayah untuk
menciptakan tempat kerja aman,sehat,bebas dari pencemaran lingkungan,sehingga dapat
mengurangi dana tau bebas dari kecelakan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat
meningkatkan efisiensi dan prodktivitas kerja. Kecelakan kerja tidak hanya menimbulkan korban
jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha tetapi juga dapat menggangu proses
produksi secara menyeluruh,merusak lingkungan yang akan berdampak pada masyarakat luas.
Penyakit akibat kerja(PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) di kalangan petugas kesehatan
dan non kesehatan di Indonesia belum terekam dengan baik. Jika kita pelajari angka kecelakaan
dan penyakit akibat kerja di beberapa negara maju dari beberapa pengamatan menunjukan
kecenderungan peningkatan pervalensi sebagai factor penyebab sering terjadi kurang kesadaean
pekerja dan kualitas serta keterampilan pekerja yang kurang memadai. Banyak pekerja yang
meremehkan risiko kerja, sehingga tidak menggunakan alat pengaman walaupun sudah tersedia.
Rumah sakit merupakan fasilitas kesehatan yang paling kompleks diantara jenis fasilitas
kesehatan yang ada. Kompleksitas rumah sakit ini dapat ditinjau dari jumlah dan karakteristik
layanan yang tersedia, luasnya area yang diperlukan untuk menjalankan layanan, jumlah dan ragam
personal yang terlibat dalam layanan, serta peralatan dan teknologi yang digunakan dalam
penyelenggaraan layanan. Seperti halnya fasilitas kesehatan lainnya, rumah sakit merupakan
tempat kerja yang sangat sarat dengan potensi bahaya kesehatan dan keselamatan pekerjanya.
Risiko terjadinya gangguan kesehatan dan kecelakaan menjadi semakin besar pada pekerja di
suaturumah sakit mengingat rumah sakit merupakan fasilitas kesehatan yang paling kompleks
seperti yang disebutkan sebelumnya dan merupakan tempat yang padat tenaga kerja.
Kebutuhan terhadap layanan kesehatan semakin meningkat sebanding dengan
pertumbuhan penduduk dan pertambahan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang
pentingnya kesehatan. Peningkatan kebutuhan ini menyangkut pertambahan jumlah dan besarnya
suatu fasilitas kesehatan, termasuk rumah sakit yang berdampak pada peningkatan jumlah pekerja.
Tentu saja pekerja tersebut berkemungkinan besar terkena bahaya potensial kesehatan yang ada.
Potensi bahaya di rumah sakit, selain penyakit-penyakit infeksi juga ada potensi bahaya-
bahaya lain yang mempengaruhi situasi dan kondisi di rumah sakit, yaitu kecelakaan (peledakan,
kebakaran, kecelakaan yang berhubungan dengan instalasi listrik dan sumber-sumber cidera
lainnya), radiasi, bahan-bahan kimia yang berbahaya, gas-gas anastesi, gangguan psikososial dan
ergonomi. Semua potensi bahaya tersebut di atas, jelas mengancam jiwa dan kehidupan bagi para
karyawan di rumah sakit, para pasien maupun para pengunjung yang ada di lingkungan rumah sakit.
Salah satu upaya dalam rangka pemberian perlindungan tenaga kerja terhadap Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) di rumah sakit adalah dengan cara memberikan APD. Pemberian APD
kepada tenaga kerja, merupakan upaya terakhir apabila upaya rekayasa (engineering) dan cara kerja
yang aman (work practices) telah maksimum dilakukan.
Hal ini tercermin dalam Undang-Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
pasal 3, 9, 12, 14 dinyatakan bahwa dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) untuk memberikan Alat Pelindung Diri (APD), pengurus
diwajibkan menunjukkan danmenjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang Alat Pelindung Diri
(APD), dengan peraturan perundangan diatur kewajiban dan atau hak tenaga kerja untuk memakai
Alat Pelindung Diri (APD) harus diselenggarakan di semua tempat kerja, wajib menggunakan Alat
Pelindung Diri (APD) yang diwajibkan dan pengurus diwajibkan menyediakan Alat Pelindung Diri
(APD) yang diwajibkan secara cuma-cuma. Jika memperhatikan isi dari undang-undang tersebut
maka jelaslah bahwa Alat Pelindung Diri (APD) dibutuhkan disetiap tempat kerja seperti rumah
sakit.
Oleh karena itu keselamatan kerja harus benar-benar di terapkan dalam suatu rumah sakit
atau tempat kerja lainnya dimana di dalamnya tenaga kerja melakukan pekerjaannya. Bukan hanya
pengawasan terhadap mesin, dan peralatan lain saja tetapi yang lebih penting pada manusianya atau
tenaga kerjanya. Hal ini dilakukan karena manusia adalah faktor yang paling penting dalam suatu
proses produksi. Manusia sebagai tenaga kerja yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja yang
berdampak cacat sampai meninggal. (Boedi Maryoto, 1997)

B. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat memahami tentang APD
2. Mahasiswa dapat memahami tentang Seragam Kerja
3. Mahasiswa dapat memahami tentang SMK3
4. Mahasiswa dapat memahami tentang PPD
5. Mahasiswa dapat memahami dampak tidak menggunakan APD
6. Mahasiswa dapat mengetahui cara penggunaan APD
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Alat Pelindung Diri ( APD ) adalah seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga kerja untuk
melindungi seluruh/sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi bahaya/kecelakaan kerja.
APD dipakai sebagai upaya terakhir dalam usaha melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa
(engineering) dan administratif tidak dapat dilakukan dengan baik. APD juga merupakan kelengkapan yang
wajib digunakan saat bekerja sesuai kebutuhan untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiridan orang
disekelilingnya.
Tujuan penggunaan alat pelindung diri bagi petugas kesehatan adalah untuk melindungi tenaga
kesehatan dari bahaya akibat kerja, terciptanya perasaan aman dan terlindung bagi tenaga kerja sebagian
mampu meningkatkan motivasi utuk yang berprestasi dan memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan
dan keselamatan kerja.
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau biasa disebut SMK3 adalah bagian dari
sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi perencanaan, tanggung jawab,
pelaksanaan, prosedur proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan pencapaian ,
pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian
resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman (Permenaker No:
PER. 05/MEN/1996).
Syarat – syarat Alat Pelindung Diri (APD)
Syarat – syarat yang harus dipenuhi dalam penggunaan APD perlindungan sempurna (menutupi
bagian tubuh tertentu), fleksibel, bisa digunakan atau dipakai pria dan wanita, tidak menimbulkan bahaya
sampingan, tidak mudah rusak atau dapat diganti, sesuai standar dan tidak membatasi gerak petugas
menarik dan nyaman digunakan.
Jenis – jenis Alat Pelindung Diri (APD) :
a. Sarung tangan
Pemakaian sarung tangan bertujuan untuk melindungi tangan dari kontak darah, semua
jenis cairan tubuh, sekret, ekskreta, kulit yang tidak utuh. Selaput lendir pasien dan benda
yang terkontaminasi. Sarung tangan harus selalu dipakai oleh petugas sebelum kontak
dengan darah atau semua jenis cairan tubuh, sekret ekskreta dan benda yang
terkontaminasi.
Macam Sarung Tangan Pelindung Kerja antara lain :
1. Metal Mesh Gloves Adalah sarung tangan yang berfungsi melindungi tangan dari
benda-benda tajam dan melindungi tangan dari terpotong.
2. Leather Gloves Adalah sarung tangan yang berfungsi melindungi tangan dari
permukaan yang kasar.
3. Vinyl dan Neoprene GlovesAdalah sarung tangan yang berfungsi untuk melindungi
tangan dari bahan-bahan kimia yang beracun.
4. Rubber Gloves Adalah sarung tangan yang berfungsi melindungi tangan ketika bekerja
dengan listrik.
5. Padded Cloth Gloves Adalah sarung tangan yang berfungsi melindungi tangan dari sisi
yang tajam, bergelombang dan kotor.
6. Heat Resistant Goves Adalah sarung tangan yang berfungsi melindungi tangan dari
panas dan api.
7. Latex Disposable Gloves Adalah sarung tangan yang berfungsi melindungi tangan dari
serangan bakteri dan kuman-kuman.
Kapan pemakaian sarung tangan di perlukan
Meskipun efektifitas pemakaian sarung tangan dalam mencegah kontaminasi dari petugas
kesehatan telah terbukti berulang kali (Tenorio et al. 2001) tetapi pemakaian sarung tangan
tidak menggantikan kebutuhan untuk mencuci tangan. Sebab sarung tangan bedah lateks
dengan kualitas terbaik sekalipun, mungkin mengalami kerusakan kecil yang tidak terlihat,
sarung tangan mungkin robek pada saat digunakan atau tangan terkontaminasi pada saat
melepas sarung tangan (Bagg, Jenkins dan Barker 1990; Davis 2001).
Ingat : Sebelum memakai sarung tangan dan setelah melepas sarung tangan lakukan
kebersihan tangan menggunakan antiseptik cair atau handrub berbasis alkohol.
Tergantung keadaan, sarung tangan periksa atau serbaguna bersih harus digunakan oleh
semua petugas ketika :
– Ada kemungkinan kontak tangan dengan darah atau cairan tubuh lain, membran
mukosa atau kulit yang terlepas.
– Melakukan prosedur medis yang bersifat invasif misalnya menusukkan sesuatu
kedalam pembuluh darah, seperti memasang infus.
– Menangani bahan-bahan bekas pakai yang telah terkontaminasi atau menyentuh
permukaan yang tercemar.
– Menerapkan Kewaspadaan Transmisi kontak (yang diperlukan pada kasus penyakit
menular melalui kontak yang telah diketahui atau dicurigai), yang mengharuskan
petugas kesehatan menggunakan sarung tangan bersih, tidak steril ketika memasuki
ruangan pasien. Petugas kesehatan harus melepas sarung tangan tersebut sebelum
meninggalkan ruangan pasien dan mencuci tangan dengan air dan sabun atau dengan
handrub berbasis alkohol.
– Satu pasang sarung tangan harus digunakan untuk setiap pasien, sebagai upaya
menghindari kontaminasi silang (CDC,1987). Pemakaian sepasang sarung tangan
yang sama atau mencuci tangan yang masih bersarung tangan, ketika berpindah
dari satu pasien ke pasien lain atau ketika melakukan perawatan di bagian tubuh
yang kotor kemudian berpindah ke bagian tubuh yang bersih, bukan merupakan
praktek yang aman. Doebbeling dan Colleagues (1988) menemukan bakteri dalam
jumlah bermakna pada tangan petugas yang hanya mencuci tangan dalam keadaan
masih memakai sarung tangan dan tidak mengganti sarung tangan ketika
berpindah dari satu pasien ke pasien lain.

b. Pelindung wajah / masker/ kaca mata


Pemakaian pelindung wajah dimaksudkan untuk melindungi selaput lendir hidung, mulut,
dan mata selama melakukan tindakan atau perawatan pasien yang memungkinkan
terjadinya percikan darah dan cairan tubuh lain. Jenis alat yang digunakan meliputi masker,
kaca mata,atau pelindung wajah digunakann sesuai kemungkinan percikan darah selama
tindakan berlangsung.

c. Penutup kepala (Nurse Cap)


Tujuan pemakaian tutup kepala adalah mencegah jatuhnya mikroorganisme yang ada
dirambut dan kulit kepala petugas terhadap alat- alat / daerah steril dan juga sebaliknya
untuk melindungi kepala / rambut petugas dari percikan bahan – bahan dari pasien.
d. Gaun pelindung (baju kerja / celemek)
Tujuan pemakaian gaun pelindung adalah melindungi petugas dari kemungkinan genangan
atau percikan darah cairan tubuh lain yang dapat mencemari baju atau seragam. Indikasi
pemakaian gaun pelindung yaitu seperti pada saat membersihkan luka, melakukan irigasi,
melakukan tindakan drainase, menuangkan cairan terkontaminasi kedalam lubang
pembuangan / toilet, mengganti pembalut, menangani pasien dengan perdarahan masif.

e. Sepatu pelindung
Tujuan pemakaian adalah melindungi kaki petugas dari tumpahan/ percikan darah atau
cairan tubuh lainnya dan mencegah dari kemungkinan tusukan benda tajam atau kejatuhan
alat kesehatan. Sepatu harus menutupi seluruh ujung dan telapak kaki dan tidak dianjurkan
untuk menggunakan sandal atau sepatu terbuka.

Indikasi Pemakaian APD


Tidak semua alat pelindung tubuh harus dipakai. Jenis pelindung tubuh yang dipakai
tergantung pada jenis tindakan atau kegiatan yang dkerjakan.
Pemilihan jenis alat pelindung diri yang sesuai setiap kali melakukan tindakan :
1. Resiko rendah
Kontak dengan kulit
Tidak terpajan darah langsung
Contoh : infeksi, oksigenisai, perawatan luka ringan, memberikan obat secara anal, tetes
mata.
Alat pelindung diri yang dipakai sarung tangan tidak esensial
2. Resiko sedang
Kemungkinan terpajan darah namun tidak ada cipratan
Contoh pemeriksaan : pemeriksaan felvis, insersi IUD, melepas IUD, pemasangan kateter
intra vena, transfuse darah, penanganan spesimen laboratorium,perawatan luka berat,
ceceran darah
Alat pelindung diri yang dipakai yaitu sarung tangan, mungkin perlu gaun pelindung atau
celemek
3. Resiko tinggi
Kemungkinan terpajan dan kemungkinan terciprat
Perdarahan massif
Contoh tindakan bedah mayor, bedah mulut, persalinan vagina.
Alat pelindung diri yang dipakai sarung tangan, celemek, kacamata pelindung, masker.
Kekurangan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)

• Kesalahan pekerja dalam pemakaian APD.


• APD dapat menularkan penyakit bila di pake bergantian, contoh gaun pelindung bekas
operasi.
• APD tidak menjamin selamat dari kecelakaan karena APD mempunyai batas pemakaian.
Kelebihan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)

• Mengurangi resiko bahaya kecelakaan bagi para pekerja.


• Memberi perlindungan ke tubuh para pekerja.
• Sebagai usaha terakhir apabila sistem perlidungan teknik tidak berfungsi.
Faktor-Faktor yang harus diperhatikan

• APD di gunakan sebelum bekerja dan disimpan setelah pemakaian


• Jangan gunakan APD apabila APD tersebut sekali pemakaian
• Gunakan APD sesuai standarisasi Per.08/men/VII/2010
AREA PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI
Penggunaan APD di tempat kerja di sesuaikan dengan pajanan bahaya yang di hadapi
di area kerja. Berikut adalah jenis APD yang diperlukan:
NO NAMA RUANG JENIS APD KETERANGAN
1 ICU – Masker Untuk melindungi petugas
– Sarung tangan kesehatan dan pengunjung
– Apron kedap air
– Sandal pelindung
– Baju

NO NAMA RUANG JENIS APD KETERANGAN


2 PERISTI – Masker
– Sarung tangan Untuk melindungi petugas
– Apron/Gaun kesehatan dan pengunjung
– Baju
– Sandal pelindung
4 VK – Masker
– Topi Untuk melindungi petugas
– Sarung tangan kesehatan dan pengunjung
– Apron kedap air
– Sepatu pelindung
– Google
5 OK – Masker Untuk melindungi petugas
– Topi kesehatan
– Sarung tangan steril
– Gaun/Baju steril
– Google
– Sepatu pelindung
6 IGD – Masker Untuk melindungi petugas
– Sarung tangan steril kesehatan
– Sarung tangan bersih
– Apron kedap air
– Sepatu pelindung
– Google jika perlu
7 HD – Masker Untuk melindungi petugas
– Sarung tangan steril kesehatan
– Apron kedap air
– Google
– Sepatu pelindung
8 PERAWATAN – Masker Untuk melindungi petugas
– Sarung tangan steril kesehatan
– Sarung tangan bersih
– Apron kedap air/Gaun
– Kaca mata jika perlu
9 SEC – Masker Untuk melindungi petugas
– Sarung tangan steril kesehatan
– Sarung tangan bersih
– Baju /Gaun steril
– Sepatu pelindung
– Topi
– Google jika perlu
10 POLIKLINIK – Masker Untuk melindungi petugas
– Sarung tangan kesehatan
– Apron jika perlu
– Kaca mata jika perlu

NO NAMA RUANG JENIS APD KETERANGAN


11 LABORATORIUM – Masker Untuk melindungi petugas
– Sarung tangan kesehatan
– Gaun/Apron
– Sandal pelindung
– Kaca mata jika perlu
12 RADIOLOGI – Masker Untuk melindungi petugas
– Sarung tangan kesehatan
– Apron pelindung radiasi
13 GIZI – Masker Untuk melindungi petugas
– Topi kesehatan
– Sarung tangan plastik
bersih
– Sepatu pelindung
– Apron kedap air
14 FISIOTHERAPI – Masker Untuk melindungi petugas
– Sarung tangan kesehatan
15 CSSD – Masker Untuk melindungi petugas
– Sarung tangan kesehatan
– Apron kedap air
– Gaun
– Topi
– Sandal pelindung
16 LAUNDRY – Masker Untuk melindungi petugas
– Topi kesehatan
– Apron kedap air
– Sarung tangan rumah
tangga
– Sepatu pelindung
– Kaca mata jika perlu
17 PEMULASARAAN – Masker Untuk melindungi petugas
JENAZAH – Apron kedap air kesehatan
– Sarung tangan rumah
tangga
– Sepatu pelindung/Boot
– Kacamata jika perlu
18 PENGOPLOSAN – Masker Untuk melindungi petugas
OBAT KEMO – Sarung tangan kesehatan
– Kacamata
– Apron kedap air
– Sepatu pelindung Topi
19 SANITASI DI – Masker Untuk melindungi petugas
R.PERAWATAN – Sarung tangan kesehatan
– Sepatu pelindung/Boot

NO NAMA RUANG JENIS APD KETERANGAN


20 SANITASI DI – Sarung tangan rumah Untuk melindungi petugas
TAMAN tangga kesehatan
– Sepatu Boot
– Masker
– Topi
21 SANITASI DI – Masker Untuk melindungi petugas
INCENERATOR – Topi kesehatan
– Sarung tangan rumah
tangga
– Google/kacamata

Cara Mengenakan APD

Langkah-langkah mengenakan APD pada Perawatan Ruang Isolasi Kontak dan Airborne adalah
sebagai berikut :

a. Kenakan baju kerja sebagai lapisan pertama pakaian pelindung.

b. Kenakan pelindung kaki.

c. Kenakan sepasang sarung tangan pertama.

d. Kenakan gaun luar.

e. Kenakan celemek plastik.

f. Kenakan sepasang sarung tangan kedua.

g. Kenakan masker.

h. Kenakan penutup kepala.

i. Kenakan pelindung mata.

Prinsip-prinsip PPI yang perlu diperhatikan pada pemakaian APD


a. Gaun pelindung
– Tutupi badan sepenuhnya dari leher hingga lutut, lengan hingga bagianpergelangan tangan
dan selubungkan ke belakang punggung.
– Ikat di bagian belakang leher dan pinggang.
b. Masker
– Eratkan tali atau karet elastis pada bagian tengah kepala dan leher.
– Paskan klip hidung dari logam fleksibel pada batang hidung.
– Paskan dengan erat pada wajah dan di bawah dagu sehingga melekat dengan baik.
– Periksa ulang pengepasan masker.

c. Kacamata atau pelindung wajah


Pasang pada wajah dan mata dan sesuaikan agar pas.

d. Sarung tangan
Tarik hingga menutupi bagian pergelangan tangan gaun isolasi.

Langkah-langkah melepaskan APD pada Perawatan Ruang Isolasi Kontak dan Airborne adalah
sebagai berikut :

a. Disinfeksi sepasang sarung tangan bagian luar.


b. Disinfeksi celemek dan pelindung kaki.
c. Lepaskan sepasang sarung tangan bagian luar.
d. Lepaskan celemek.
e. Lepaskan gaun bagian luar.
f. Disinfeksi tangan yang mengenakan sarung tangan.
g. Lepaskan pelindung mata.
h. Lepaskan penutup kepala.
i. Lepaskan masker.
j. Lepaskan pelindung kaki.
k. Lepaskan sepasang sarung tangan bagian dalam.
l. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih.

a. Sarung tangan
– Ingatlah bahwa bagian luar sarung tangan telah terkontaminasi!
– Pegang bagian luar sarung tangan dengan sarung tangan lainnya, lepaskan.
– Pegang sarung tangan yang telah dilepas dengan menggunakan tangan yang masih
memakai sarung tangan.
– Selipkan jari tangan yang sudah tidak memakai sarung tangan di bawah sarung tangan
yang belum dilepas di pergelangan tangan.
– Lepaskan sarung tangan di atas sarung tangan pertama.
– Buang sarung tangan di tempat limbah infeksius.

b. Kacamata atau pelindung wajah


– Ingatlah bahwa bagian luar kacamata atau pelindung wajah telah terkontaminasi!
– Untuk melepasnya, pegang karet atau gagang kacamata.
– Letakkan di wadah yang telah disediakan untuk diproses ulang atau dalam tempat
limbah infeksius.

c. Gaun pelindung
– Ingatlah bahwa bagian depan gaun dan lengan gaun pelindung telah terkontaminasi!
– Lepas tali.
– Tarik dari leher dan bahu dengan memegang bagian dalam gaun pelindung saja.
– Balik gaun pelindung.
– Lipat atau gulung menjadi gulungan dan letakkan di wadah yang telah disediakan
untuk diproses ulang atau buang di tempat limbah infeksius.

d. Masker
– Ingatlah bahwa bagian depan masker telah terkontaminasi - JANGAN SENTUH!
– Lepaskan tali bagian bawah dan kemudian tali atau karet bagian atas.
– Buang ke tempat limbah infeksius.

PANDUAN UMUM ALAT PELINDUNG DIRI

1. Tangan harus selalu dibersihkan meskipun menggunakan APD.

2. Lepas dan ganti bila perlu segala perlengkapan APD yang dapat digunakan kembali yang
sudah rusak atau sobek segera, setelah Anda mengetahui APD tersebut tidak berfungsi
optimal.

3. Lepaskan semua APD sesegera mungkin setelah selesai memberikan pelayanan dan
hindari kontaminasi dengan:

a. Lingkungan di luar ruang isolasi

b. Para pasien atau pekerja lain, dan

c. Diri Anda sendiri.

4. Buang semua perlengkapan APD dengan hati-hati dan segera membersihkan tangan.

a. Perkirakan risiko terpajan cairan tubuh atau area terkontaminasi sebelum


melakukan kegiatan perawatan kesehatan

b. Pilih APD sesuai dengan perkiraan risiko terjadi pajanan.

Jenis penyakit yang beresiko terhadap penularan infeksi

• Hiv • Campak
• Cacar air • Mump (gondongan)
• Congjungtivitis • Pertusis
• Hepatitis A • Salmonela / shigela
• Hepatitis B • Tuberkolosis
• Influenza
Jadi sangat penting bagi petugas kesehatan untuk menggunakan alat pelindung diri (APD)
untuk terhindar dari penularan penyakit infeksi.

Daftar Pustaka
Panduan Pencegahan Infeksi untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan dengan Sumber Daya Terbatas,
YBP-SP, Jakarta 200
Pedoman Manajerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Lainnya, Depkes, 2007

Tietjen LG, D Bosseneyer and N Mclntosh. 2003. Infection Prevention Guidlines for Healthcare
Facilities with Limited Resources. JHPIEGO : Baltimore, MD

http://akreditasirumahsakitmpo.blogspot.com/2017/10/pedoman-penggunaan-alat-pelindung-
diri.html

http://rsj.babelprov.go.id/content/fungsi-penggunaan-alat-pelindung-diri-apd-bagi-petugas-
kesehatan

Anda mungkin juga menyukai