a. Profitable (menguntungkan) Dalam pendekatan yang bersifat sementara hanya untuk keuntungan yang diterima dalam jangka pendek. Ford Pinto mengefisiensikan biaya dengan cara mengabaikan pemasangan rubber bladder maka Ford Pinto mendapatkan keuntungan atas penjualan mobil yang diproduksi. Dengan Ford Pinto menggunakan kebijakan ini maka sama halnya mengabaikan keselamatan dan merugikan konsumen. Seharusnya etika bisnis dalam hal ini untuk menunjukan konsiten atau tidaknya dengan tujuan bisnisnya dalam mencari keuntungan. Jika Ford Pinto memperhatikan keselamatan pengendara maka Ford tidak mengeluarkan biaya tambahan untuk mengganti rugi pada korban kecelakaan. b. Legal (hukum) Ford Pinto secara hukum sudah melanggar karena Ford mekakukan lobby ke pemerintahan agar tidak dilakukannya tes wajib kecelakaan 8 tahun. c. Fair (adil) Ford Pinto menjunjukan bahwa tindakan yang diambil menunjukan sikap adil seperti : Tidak melakukan prosedur yang ada dengan pengujian tes selama 8 tahun Mengabaikan pemasangan rubber bladder Mengetahui bahwa produk yang diproduksinya cacat Hal ini sangat merugikan konsumen dalam hal keselamatan d. Right (hak) Konsumen paling dirugikan. karena Ford tidak mementingkan hak dan keselamatan pengguna Ford Pinto. Dengan cara menutupi produk karena tidak layak digunakan tetapi tetap dijual kepasaran maka sama saja Ford telah menipu pihak konsumen. e. Going to Further Sustainable Development Ford Pinto adalah produk yang tidak layak digunakan karena memiliki risiko kecelakaan yang tinggi dan Ford juga tidak melakukan pemasangan rubber bladder hanya karena biaya yang sangat tinggi. Karena sikap Ford tidak memasang rubber bladder maka akan berdampak buruk bagi keselamatan konsumen, seperti insiden mobil terbakar. Hal ini dapat merusak reputasi Ford Pinto kepada masyarakat tentang produknya tersebut. Maka dari itu kinsmen lebih berhati-hati dalam memilih mobil dari Ford Pinto.