Anda di halaman 1dari 3

4.

CARA MEMBUAT KERTAS KERJA YANG BAIK


Syarat kertas kerja audit antara lain sebagai berikut:
1. Lengkap
2. Bebas dari kesalahan, baik kesalahan hitung maupun kesalahan penyajian informasi
3. Didasarkan pada fakta dan argumen yang rasional
4. Disajikan secara sistematis, rapi, dan mudah dipahami
5. Memuat hal penting dan relevan dengan pemeriksaan
6. Mempunyai tujuan yang jelas
7. Sedapat mungkin menghindari pekerjaan menyalin ulang
8. Dalam setiap kertas kerja audit harus mencantumkan kesimpulan dan komentar atau
catatan reviewer

Kecakapan teknis dan keahlian profesional seorang auditor independen agar tercermin
pada kertas kerja yang dibuatnya. Untuk membuktikan bahwa seseorang merupakan auditor
yang kompeten, ia harus dapat menghasilkan kertas kerja yang benar-benar bermanfaat.
Untuk memenuhi tujuan ini ada lima faktor dalam cara membuat kertas kerja yang baik yang
harus diperhatikan, yaitu:
1) Lengkap
Kertas kerja harus lengkap dalam arti sebagai berikut.
a. Berisi semua informasi yang pokok. Auditor harus dapat menentukan komposisi
semua data penting yang harus dicantumkan dalam kertas kerja.
b. Tidak memerlukan tambahan penjelasan secara lisan. Kertas kerja harus dapat
berbicara sendiri, harus berisi informasi yang lengkap, tidak berisi informasi
yang masih belum jelas atau pertanyaan yang belum terjawab.
2) Teliti
Dalam pembuatan kertas kerja, auditor harus memperhatikan ketelitian dalam
penulisan dan perhitungan sehingga kertas kerjanya bebas dari kesalahan tulis dan
perhitungan.
3) Ringkas
Kertas kerja harus dibatasi pada informasi yang pokok saja dan yang relevan dengan
tujuan audit yang dilakukan serta disajikan secara ringkas. Analisis yang dilakukan
oleh auditor harus merupakan ringkasan dan penafsiran data dan bukan hanya
merupakan penyalinan catatan klien ke dalm kertas kerja.
4) Jelas
Kejelasan dalam menyajikan informasi kepada pihak-pihak yang akan memeriksa
kertas kerja perlu diusahakan oleh auditor. Penyajian informasi secara sistematik perlu
dilakukan.
5) Rapi
Kerapian dalam pembuatan kertas kerja dan keteraturan penyusunan kertas kerja akan
membantu auditor senior dalam me-review hasil pekerjaan stafnya serta memudahkan
auditor dalam memperoleh informasi dari kertas kerja tersebut.

Cara membuat kertas kerja audit


Terdapat beberapa teknik yang menjadi hal pokok dalam pembuatan kertas kerja,
meliputi:
1) Tentukan tujuan setiap pembuatan kertas kerja
Kertas kerja tidak dibuat atau dikumpulkan kecuali jika terdapat suatu tujuan yang akan
dicapai. Auditor harus memikirkan dengan baik apa tujuan yang hendak dicapainya dan
kemudian merencanakan dengan cermat cara terbaik untuk mencapainya. Data yang tidak
relevan tidak perlu dikumpulkan, hal ini untuk mengefisienkan pengarsipan dan waktu
penelaahan kertas kerja audit.
2) Hindari pekerjaan menyalin
Pekerjaan menyalin angka, misalnya: dari buku besar ke kertas kerja audit terbuangnya
waktu dan biaya, auditor harus berusaha semaksimal mungkin melaksanakan pekerjaan
mereka secara efisien dan tepat guna. Untuk menganalisis rincian saldo akun atau transaksi
auditor tidak perlu menyalinnya, tetapi cukup dengan menggunakan rincian yang ada pada
pembukuan klien. Misalnya, daripada menyalin rincian akun biaya, analisis dapat langsung
dilakukan melalui buku pembantu atau catatan lainnya dan auditor hanya perlu membuat
ringkasan tentang hal-hal penting (material dan relevan) menyangkut akun tersebut.
Sehubungan dengan hal tersebut lingkup dan prosedur audit harus dimasukkan dalam kertas
kerja audit.
3) Hindari penulisan ulang
Penulisan ulang seperti halnya menyalin menyebabkan terbuangnya waktu, tambahan
biaya, risiko salah tulis, ketidakrapian dan lain-lain. Penekanan penyusunan kertas kerja audit
adalah sedapat mungkin menghindari penulisan ulang, tetapi haruslah dapat meringkas isi
atau pokok yang menjadi fokus auditor dari hasil analisis bukti audit, misalnya buku
besar,dokumen pendukung dan lain-lain yang disusun dalam kertas kerja audit secara rapi dan
lengkap serta dapat menyediakan informasi yang cukup dalam format yang jelas dan mudah
dipahami. Staf audit di lapangan harus menyadari bahwa pekerjaan mereka akan ditelaah oleh
auditor senior yang menangani klien tertentu (in charge) yang mempunyai waktu lebih
berharga dibanding asisten tersebut. Kertas kerja audit yang disusun dengan baik
memungkinkan untuk selalu siap ditelaah baik on the spot di lapangan maupun oleh
supervisor manajer.
4) Berilah pendukung atau penjelasan pada semua akun
Suatu kertas kertas kerja pendukung (supporting) harus selalu disiapkan untuk semua akun
penting yang terdapat dalam kertas kerja neraca dan kertas kerja laba rugi, baik secara naratif
sebagai acuan atau penjelasan suatu masalah ataupun berupa catatan kaki kertas kerja neraca
dan kertas kerja laba rugi atau skedul utama (Top Schedule) tanpa perlu membuat kertas kerja
terpisah.
5) Tulislah langkah prosedur audit apa saja yang telah dilakukan
Setiap kertas kerja harus menunjukkan ringkasan singkat tapi lengkap tentang prosedur
audit (langkah-langkah) apa saja yang telah dilakukan untuk memeriksa suatu akun dan
transaksi tertentu.
6) Kertas kerja pemeriksaan harus diindeks (cross index)
7) Pada kertas kerja pemeriksaan harus dicantumkan tentang sifat dari perkiraan yang diperiksa,
prosedur pemeriksaan yang dilakukan dan kesimpulan mengenai kewajaran perkiraan yang
diperiksa.
8) Tuangkan dalam bentuk tulisan
Penjelasan atau komentar tertulis oleh staf audit sering kali dibutuhkan dalam audit. Hal
ini dapat berupa catatan yang menjelaskan suatu skedul dan observasi yang mempengaruhi
prinsip dan metode akuntansi. Pertanyaan yang dilakukan selama audit di lapangan dan
pemecahannya harus diungkapkan secara lengkap dalam kertas kerja. Semua data yang
relevan harus diungkapkan secara tertulis dalam kertas kerja audit. Pada hakekatnya semua
pekerjaan audit yang dilaksanakan harus dapat ditunjukkan baik dalam bentuk tabelaris
(tabular) maupun memorandum dalam kertas kerja audit. Kertas kerja merupakan catatan atas
pekerjaan audit yang dilaksanakan auditor, sehingga harus diusahakan bersifat menjelaskan
dengan sendirinya (self explanatory).
9) Buktikan penjelasan lisan yang diperoleh
Dalam menganalisis dan memeriksa keterjadian dan kebenaran (vouching) beban, auditor
tidak cukup hanya dengan menerima penjelasan yang diberikan oleh klien. Auditor harus
selalu memeriksa dokumen sumber transaksi. Oleh sebab itu, selain mencatat penjelasan lisan
dalam kertas kerja audit, auditor juga harus melampirkan keterangan bahwa pemeriksaan
saldo akun atau transaksi telah dilakukan untuk mendukung penjelasan lisan tersebut.
10) Jawablah pertanyaan yang muncul
Dalam proses pelaksanaan audit sering muncul beberapa pertanyaan, seperti keyakinan
kebenaran suatu angka, mengapa saldo kredit dalam rekening Koran bank tidak tercermin
dalam buku besar dan lain sebagainya. Biasanya pertanyaan-pertanyaan yang terjadi
merupakan aspek yang paling penting dalam audit dan staf audit harus memperhatikan agar
pertanyaan tersebut tidak ada yang tidak terjawab pada saat selesainya audit.
11) Kertas kerja harus diparaf oleh orang yang membuat dan mereview working papers sehingga
dapat diketahui siapa yang bertanggung jawab.
12) Di bagian muka file kertas kerja pemeriksaan harus dimasukkan daftar isi dan indeks kertas
kerja pemeriksaan dan paraf seluruh tim pemeriksa yang terlibat dalam penugasan audit
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai