Dosen pengampu:
Disusun Oleh:
Kelompok II
Lisnayanti (311421083)
KELAS C
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Belajar dan Pembelajaran ini
tepat pada waktunya.
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Bapak
Dr. Herson Kadir, S.Pd, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Belajar dan Pembelajaran.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang bagaimana konsep
pembelajaran, ciri-ciri, komponen pembelajaran, prinsip pembelajaran serta
kondisi/permasalahan belajar bagi para pembaca maupunn penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Herson Kadir, S.Pd,M.Pd selaku
dosen pengampu mata kuliah Pengantar Pendidikan yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan kami.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh memerlukan
penyempurnaan terutama pada bagian isi. Oleh sebab itu, kritik serta saran yang sifatnya
membangun sangat kami harapkan guna penyempurnaan makalah ini.
Atas perhatian serta waktunya, kami sampaikan banyak terima kasih. Akhir kata
semoga makalah ini dapat memberi manfaat untuk kita sekalian.
Kelompok II
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...........................................................................................................................
Daftar Isi.....................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan...............................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Simpulan...........................................................................................................................
3.2 Saran.................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
a. Mendeskripsikan konsep pembelajaran.
b. Mendeskripsikan ciri-ciri pembelajaran.
c. Mendeskripsikan prinsip pembelajaran.
d. Mendeskripsikan model dan pendekatan pembelajaran.
e. Mendeskripsikan konsep masalah belajar.
f. Mendeskripsikan jenis-jenis masalah belajar.
g. Mendeskripsikan faktor yang mempengaruhi masalah belajar.
h. Mendeskripsikan upaya mengatasi masalah belajar
i. Mendeskripsikan contoh penelitian terkait dengan masalah belajar.
BAB II
PEMBAHASAN
Slameto mengungkapkan enam kriteria perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar,
yaitu sebagai berikut:
1) Perubahan terjadi secara wajar.
Seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan, atau sekurang-
kurangnya ia merasakan telah terjadi suatu perubahan dalam dirinya.
2) Perubahan dalam belajar bersifat kontinyu dan fungsional.
Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara
berkesinambungan, tidak statis.
3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktiv.
Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan senantiasa bertambah dan tertuju
untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya.
4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara.
Perubahan yang bersifat sementara atau temporer terjadi hanya untuk beberapa saat
saja dan tidak dapat digolongkan sebagai perubahan dalam arti belajar seperti
berkeringat, keluar air mata, bersin, menangis, dan sebagainya.
5) Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah.
Perubahan tingkah laku terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai.
6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.
Perubahan yang diperoleh seseorang setelah melalui suatu proses belajar, meliputi
perubahan keseluruhan tingkah laku jika seseorang belajar sesuatu.
Menurut Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Setidaknya belajar memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
1. Adanya kemampuan baru atau perubahan. Perubahan tingkah laku tersebut bersifat
pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor), maupun nilai dan sikap (afektif).
2. Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja, melainkan menetap atau dapat disimpan.
3. Perubahan itu tidak terjadi begitu saja, melainkan harus dengan usaha. Perubahan
terjadi akibat interaksi dengan lingkungan.
4. Perubahan tidak semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan fisik atau kedewasaan,
tidak karena kelelahan, penyakit, atau pengaruh obat-obatan.
c. Keterlibatan Langsung
Edgar Dale dalam Oemar Hamalik mengemukakan bahwa belajar yang paling baik
adalah belajar melalui pengalaman langsung. Dalam proses pembelajaran membutuhkan
keterlibatan langsung peserta didik. Namun demikian, keterlibatan langsung secara fisik tidak
menjamin keaktifan belajar. Untuk dapat melibatkan peserta didik secara fisik, mental,
emosional dan intelektual, maka pendidik hendaknya merancang pembelajarannya secara
sistimatis, melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan mempertimbangkan karakteristik
peserta didik dan karakteristik mata pelajaran.
d. Penguatan
Siswa akan belajar lebih semangat apabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang
baik. Apalagi hasil yang baik, merupakan balikan yang menyenangkan dan berpengeruh baik
bagi usaha belajar selanjutnya.
Penguatan adalah respons terhadap suatu perilaku yang dapat meningkatkan
kemungkinan berulangnya kembali perilaku tersebut. Penguatan dapat juga diartikan sebagai
segala bentuk respons baik bersifat verbal ataupun non verbal yang merupakan bagian dari
modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa.
Penguatan juga dapat digunakan sebagai pemicu motivasi belajar siswa berupa
pemicu motivasi ekstrinsik yang akan menumbuhkan motivasi intrinsik sehingga dapat
meningkatkan perilaku belajar peserta didik.
Penggunaan penguatan dalam kelas dapat mencapai atau mempunyai pengaruh sikap
positif terhadap proses belajar siswa dan juga dapat memberikan informasi atau umpan balik
(feed back) bagi peserta didik sebagai suatu dorongan atau koreksi. Adapun tujuan dari
penguatan dalam pembelajaran adalah :
a) menumbuhkan perhatian siswa
b) memelihara motivasi siswa
c) memudahkan siswa
d) meminimalkan perilaku negatif dan mendorong tumbuhnya perilaku positif
e) meningkatkan kegiatan belajar serta membina tingkah laku siswa yang produktif
e. Pengulangan
Ahmad Zayadi dan Abdul Majid mengatakan bahwa penguatan dorongan serta
bimbingan pada beberapa peristiwa pembelajaran peserta didik dapat meningkatkan
kemampuan yang telah ada pada perilaku belajarnya. Hal ini mendorong kemudahan bagi
peserta didik untuk melakukan pengulangan atau mempelajari materi pelajaran secara
berulang kali. Adanya pengulangan terhadap materi pelajaran yang diberikan mempermudah
penguasaan dan dapat meningkatkan kemampuannya.
f. Tantangan
Pada dasarnya tiap individu merupakan satu kesatuan, yang berbeda antara satu
dengan yang lainnya. Tidak ada yang sama baik dari aspek fisik maupun psikis. Dimiyati
dan Mudiyono berpendapat bahwa “peserta didik merupakan individu yang unik, artinya
tidak ada dua orang peserta didik yang sama persis, tiap peserta didik memiliki perbedaan
satu sama lain. Perbedaan itu terdapat pula pada karakteristik psikis, kepribadian dan sifat-
sifatnya.”
Perbedaan individual ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar peserta didik. Oleh
karena itu perbedaan individu ini perlu menjadi perhatian pendidik dalam aktivitas
pembelajaran dengan memperhatikan tipe-tipe belajar setiap individu. Para ahli didik
mengklasifikasi tipe belajar peserta didik atas 4 macam yaitu:
a. Tipe auditif, yaitu peserta didik yang mudah menerima pelajaran melalui pendengaran.
b) Pembelajaran Saintifik
Pendekatan saintifik adalah model pembelajaran yang menggunakan metode ilmiah
dalam kegiatan pembelajarannya.
Peserta didik diberikan ruang untuk bereksplorasi terhadap materi pembelajaran,
termasuk dalam kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan data, serta
mengomunikasikan.
Adapun tujuan pembelajaran saintifik diantaranya 1) Meningkatkan Keterampilan
Berpikir Tingkat Tinggi, 2) Menciptakan Lingkungan Belajar yang Kondusif, 3)
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Sistematis, 4) Meningkatkan Pemahaman Konsep, 5)
Meningkatkan Motivasi Belajar, 6) Meningkatkan Kemampuan Komunikasi.
c) Pembelajaran Tematik
e) Pembelajaran Inovatif
Pembelajaran inovatif merupakan proses pembelajaran yang dirancang, disusun, dan
dikondisikan untuk siswa agar mampu belajar. Siswa harus menempatkan diri dengan baik,
siswa tidak boleh hanya diam, tapi harus berusaha memotivasi dirinya sendiri agar
berkembang. Pembelajaran inovatif akan membangkitkan semangat siswa untuk menjadi
yang terbaik (Ismail, 2003; Burhanuddin, 2014; dan Komara, 2014).
Pembelajaran inovatif akan merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa
untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat. Pembelajaran inovatif juga akan
membuat siswa berfikir kritis dalam menghadapi masalah (Ismail, 2003; Burhanuddin, 2014;
dan Komara, 2014).
Pembelajaran inovatif di sekolah merupakan strategi pembelajaran yang menekankan
kepada penyampaian materi pembelajaran kepada siswa, yang berupa ekspositori (strategi
pembelajaran yang menekankan pada proses penyampaian materi secara verbal ), inkuiri
(pembelajaran yang mempersiapkan situasi bagi anak untuk melakukan eksperimen sendiri),
pembelajaran berbasis masalah, peningkatan kemampuan berpikir, pembelajaran koperatif,
pembelajaran kontekstual, pembelajaran afektif, dan pendekatan ilmiah.
c. Tindak lanjut
Tindak lanjut adalah kegiatan melakukan pengajaran remidial (Remidial Teaching)
yang diperkirakan tepat dalam membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar.
Contohnya dengan Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda.
Masalah belajar yang dialami oleh siswa berkaitan erat dengan keterampilan belajar.
Menurut Herman Nirwana, dkk (2002:77) “keterampilan belajar adalah suatu keterampilan
yang harus dikuasai oleh seorang siswa untuk dapat sukses dalam menjalani pembelajaran di
sekolah (sukses akademik) dengan menguasai materi yang di pelajarinya. Tim Satgatsus
3SCPD (1997:68)“ mengemukakan beberapa jenis keterampilan belajar siswa yaitu
keterampilan mengatur waktu belajar, keterampilan membaca buku, keterampilan menghafal
pelajaran, keterampilan mengikuti pelajaran di kelas, keterampilan mencatat, keterampilan
meringkas buku, keterampilan belajar kelompok, keterampilan mengingat, konsentrasi, dan
ketahanan dalam belajar, keterampilan menyelesaikan tugas sekolah, keterampilan persiapan
ujian”.
Keterampilan-keterampilan belajar yang telah disebutkan di atas semua sangat besar
peranannya dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Misalnya apabila siswa dalam
mengatur waktu belajar tidak pandai maka akan berpengaruh terhadap belajarnya,
selanjutnya apabila dalam membaca buku pelajaran siswa tidak memiliki keterampilan maka
ia akan mengalami kesulitan dalam memahami bacaan buku tersebut, begitu juga seterusnya
dengan keterampilan-keterampilan belajar yang lain. Fenomena di lapangan menemukan
banyaknya siswa yang belum memiliki keterampilan belajar. Hasil pengolahan AUM
PTSDL (Elgi Syafni 2012:71) menemukan masalah paling banyak terdapat pada bidang
keterampilan belajar 46,47% dari 26 orang siswa.
Sebagai contoh penelitian terkait dengan masalah belajar, kami mengambil masalah
belajar yang dihadapi oleh siswa SMA N 2 Lintau Buo yang tak lain berkaitan dengan
keterampilan belajar.
Hasil observasi pada tanggal 08 Maret 2012 menemukan, siswa sering
mengalamicemas dan gugup ketika berbicara di dalamkelas. Misalnya, saat ada pelajaran
yang tidak dimengerti, siswa takut untuk bertanya kepada guru, dan pada saat diskusi siswa
lebih seringdiam karena merasa takut untuk bertanya.
Hasil wawancara dengan Guru Mata Pelajaran Agama pada tanggal 12 Maret 2012
dieroleh informasi bahwa pada saat pengumpulan tugas banyak siswa yang tidak mampu
menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dan meminta waktu
pengumpulan tugasnya di perpanjang, beberap asiswa memiliki catatan yang kurang lengkap
dan tidak rapi, rendahnya minat siswa dalam bertanya dan memberi respon terhadap
pelajaran di dalam kelas.
Selanjutnya hasil wawancara dengan guru BK 15 Maret 2012, membenarkan
banyaknya siswa yang datang keruangan BK untuk konseling membahas masalah terkait
dengan kecemasan dan kekhawatiran yang mereka alami ketika akan mengikuti ujian dan
ulangan, serta masalah-masalah lain yang berkaitan dengan keterampilan belajar. Dari
berbagai perolehanseperti, hasil pengolahan AUM PTSDL,observasi, serta wawancara
menyimpulkanbahwa masalah belajar yang di alami siswasangat variatif.
Memperhatikan fenomena di atas, penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk
mendeskripsikan masalah belajar yang dihadapi siswa SMA N 2 Lintau Buo berkaitan
dengan keterampilan belajar serta upaya penangan yang mereka lalukan untuk menangani
masalahbelajar yang mereka hadapi.
METODOLOGI
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan analisis
deskriptif. Populasi penelitian 323 orang dengan sampel penelitian 67 orang siswa. Alat
yang digunakan untuk pengumpulan datadalam penelitian ini adalah angket. Angket ini
bertujuan untuk memperoleh data masalah belajar siswa dan penanganannya.Untuk setiap
kemungkinan jawaban angket penelitian menggunakan kriteria kemungkinan pilihan
jawaban yaitu: YA dan TIDAK.
Untuk melihat persentase hasilpenelitian, menggunakan rumus persentase yang
dikemukakan oleh A. Muri Yusuf(1997:346) sebagai berikut:
p= f/n X 100%
Keterangan:
p = presentase
f= frekuensi
n= jumlah responden
100%= bilangan tetap
HASIL
Hasil penelitian masalah belajar siswa dapat dilihat dalam tabel berikut.
Alternatif Jawaban
No. Aspek YA TIDAK
1 Keterampilan mengatur waktu 55,7% 44,3%
belajar
2 Keterampilan membaca buku 50% 50%
3 Keterampilan menghafal 51,8% 48,2%
pelajaran
4 Keterampilan mengikuti 61,3% 38,7%
pelajaran didalam kelas
5 Keterampilan mencatat 69,4% 30,6%
6 Keterampilan meringkas buku 57,5% 42,5%
7 Keterampilan belajar kelompok 74,7% 25,3%
8 Keterampilan mengingat,
konsentrasi danketahanan 38,6% 61,4%
dalambelajar
9 Keterampilan penyelesaian tugas 50,2% 49,8%
sekolah
10 Keterampilan persiapan ujian 85,1% 14,9%
Rata-rata 59,4% 40,57%
Berdasarkan tabel di atas dapatdijelaskan bahwa, pada sub variabel yang pertama
terdiri dari sepuluh indikator. Pada indikator keterampilan mengatur waktu belajar terdapat
sebanyak 44,3% tidak memiliki keterampilan dalam mengatur waktu belajar, pada indikator
keterampilan membaca buku terdapat 50% tidak memiliki keterampilan membaca buku,
pada keterampilan menghafal pelajaran terdapat 48,2% tidak memiliki keterampilan dalam
menghafal pelajaran, pada indikator keterampilan mengikuti pelajaran didalam kelas 38,7%
tidak memiliki keterampilan dalam mengikuti pelajaran didalam kelas, pada indikator
keterampilan mencatat 30,6% tidak memiliki keterampilan dalam mencatat, pada
keterampilan meringkas buku 42,5% tidak memiliki keterampilan dalam meringkas buku.
Pada indikator keterampilan belajar kelompok 25,3% tidak memiliki keterampilan dalam
belajar kelompok, pada indikator keterampilan mengingat, konsentrasi dan ketahanan dalam
belajar 61,4% tidak memiliki keterampilan dalam mengingat, konsentrasi dan ketahanan
dalam belajar, pada indikator keterampilan penyelesaian tugas sekolah pada alternatif 49,8%
tidak memiliki keterampilan dalam penyelesaian tugas sekolah, pada indikator keterampilan
persiapan ujian dan14,1% tidak memiliki keterampilan dalam persiapan ujian.
UPAYA
Pada keterampilan mengatur waktu belajar hendaknya siswa dapat menggunakan
waktu luang yang ada sebaik mungkin untuk belajar.
Pada keterampilan membaca buku hendaknya siswa dapat membaca secara lengkap
tanpa ada yang ditinggalkan, serta lebih menfokuskan diri dalam membaca buku pelajaran
sehingga buku yang dibaca mudah untuk dipahami.
Pada keterampilan menghafalpelajaran siswa bisa membaca tabel, gambardan grafik
serta istilah-istilah asing karenasemuanya sangat berguna dalam memudahkanmenghafal
pelajaran.
Pada keterampilan meringkas buku hendaknya siswa bisamenggunakan teknik
penyimpulan materi padasetiap buku pelajaran untuk meringkas buku.Sehingga hasil
ringkasan yang dibuat benar-benar bisa dipahami.
Pada keterampilan mengingat,konsentrasi dan ketahanan dalam belajar siswa
diharapkan dapat lebih konsentrasi dan fokus pada pelajaran tanpa memikirkan hal-hal
lainyang bisa mengganggu dalam belajar.
Pada keterampilan penyelesaian tugas sekolah sebaiknya siswa membuat kopian
untuk pertinggalan jika seandainya tugas tersebut tidak dikembalikan lagi oleh guru, dan
selanjutnya mengulang terlebih dahulu materiyang diberikan guru sebelum membuat tugas
agar nantinya tugas tersebut memiliki hasil yang baik.
Jika seandainya siswa mengalami masalah dalam belajar selain bertanya kepada
teman, sebaiknya bertanya kepada guru BKdan guru mata pelajaran agar masalah yang
dihadapi bisa dientaskan dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Guru BK hendaknya lebih membantu siswa dalam penanganan masalah yang
dihadapi oleh siswa seperti memberikan layanan-layanan BK karena pada hakikatnya guru
BK memegang peranan penting dalam menangani siwa-siswi yang mengalami
permasalahan, baik dalam aspek akademi maupun non-akademik. Sementara guru Mata
Pelajaran hendaknya lebih memperhatikan peserta didiknya yang mengalami masalah
belajar dan membantu mereka yang mengalami masalah dengan cara bekerja sama dengan
guru BK.
DAFTAR PUSTAKA
Hanafy, S M. 2014. Konsep Belajar dan Pembelajaran. Jurnal Lentera Pendidikan, Vol. 17
No. 1 Juni 2014: 66-79. Diakses pada tanggal 9 Februari 2022 dari
https://media.neliti.com/media/publications/145621-ID-konsep-belajar-dan-
pembelajaran.pdf
Yusuf. M, & A. Syurgawi. 2020. Konsep Dasar Pembelajaran. Jurnal STAI DDI Kota
Makassar, Vol.1 No.2.1 P-ISSN : 2615-3084. Diakses pada tanggal 16 Maret 2022 dari
file:///C:/Users/User/Downloads/V1.+No.2.1+Konsep+Dasar+Pembelajaran.pdf
Faizah, S Nur. 2017. Hakikat Belajar dan Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah, Vol. 1 No. 2 Tahun 2017 p-ISSN: 2579-6259. Diakses pada tanffal 16 Maret
2022 dari https://core.ac.uk/download/pdf/322523223.pdf
Sunhaji. 2014. Model Pembelajaran Integratif Pendidikan Agama Islam dengan Sains. Jurnal
Insania, Vol. 19, No. 2, Juli - Desember 2014. Diakses pada tanggal 16 Maret 2022 dari
https://www.researchgate.net/publication/325316759_MODEL_PEMBELAJARAN_INTEG
RATIF_PENDIDIKAN_AGAMA_ISLAM_DENGAN_SAINS/fulltext/
5b0563a20f7e9b1ed7e80bf2/MODEL-PEMBELAJARAN-INTEGRATIF-PENDIDIKAN-
AGAMA-ISLAM-DENGAN-SAINS.pdf
Pratama. R. 2021. Pendekatan Saintifik: Pengertian, Langkah, dan Contohnya. Diakses Pada
16 Maret pukul 21.56 WITA dari https://bocahkampus.com/pendekatan-saintifik
Anonymous. 2012. Pendekatan Tematik dalam Pembelajaran. Diakses pada 16 Maret 20:19
WITA dari https://www.referensimakalah.com/2012/06/pendekatan-tematik-dalam-
pembelajaran.html
Purwadhi.2019. Pembelajaran Inovatif dalam Pembentukan Karakter Siswa. Jurnal
Indonesia untuk Kajian Pendidikan, Vol. 4 No. 1, Maret 2019:21-34. Diakses pada tanggal
16 Maret 2022 dari file:///C:/Users/User/Downloads/16968-36130-1-SM.pdf
Dedi. 2013. Faktor-faktor Penyebab Masalah Belajar di Sekolah Dasar. Diakses pada
tanggal 16 Maret 2022 pukul 20:23 WITA dari http://dedi26.blogspot.com/2013/04/faktor-
faktor-penyebab-masalah-belajar.html?m=1
Syafni.E, Yarmis Syukur & Indra Ibrahim. 2013. Masalah Belajar Siswa dan
Penanganannya. Jurnal Ilmiah Konseling, Vol. 2 No. 2 Juni 2013, hlm. 15-19. Diakses
pada tanggal 16 Maret 2022 dari
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor/article/view/1721/1580
Ismail. 2016. Diagnosis Kesulitan Belajar dalam Pembelajaran Aktif di Sekolah. Jurnal
Edukasi Vol. 2, No. 1, Januari 2016 ISSN : 2460-4917 E-ISSN : 2460-5794. Diakses pada
tanggal 16 Maret 2022 dari file:///C:/Users/User/Downloads/689-1328-1-SM.pdf
Burhanuddin. A.2014. Masalah Belajar dan Penangannya. Diakses pada tanggal 16 Maret
pukul 19:30 WITA dari https://afidburhanuddin.wordpress.com/2014/07/19/masalah-
belajar-dan-penanganannya/