Anda di halaman 1dari 19

MEMULAI SEBUAH USAHA BARU

KEWIRAUSAHAAN 1

Disusun Oleh :

Talita Camelia ( 202304110012 )

Nazira Nur Salsabila ( 202304110008 )

Indah Mahmudah ( 202304110026 )

Dosen Pengampu :

Cecep, SE.,MM.

PROGRAM STUDI KEWIRAUSAHAAN


UNIVERSITAS IPWIJA
2023
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN..............................................................................................1

A. Latar Belakang ................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................. 2

C. Tujuan Penulisan ................................................................................ 2

BAB 2 PEMBAHASAN .................................................................................................3

A. Cara Memulai Usaha Baru ............................................................... 3

B. Macam-Macam Bentuk Perusahaan ................................................ 6

C. Identifikasi Peluang Usaha .............................................................. 11

D. Merintis Usaha Baru ........................................................................ 13

E. Membeli Perusahaan yang sudah didirikan .................................. 14

F. Alasan Memulai Usaha .................................................................... 14

G. Hambatan-hambatan dalam memulai usaha baru ....................... 15

H. Adapun bentuk atau jenis-jenis bidang usaha .............................. 15

BAB 3 PENUTUP.........................................................................................................16

A. Kesimpulan ....................................................................................... 16

B. Saran.................................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................17

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perencanaan bisnis merupakan langkah awal dalam menjalankan bisnis,
biasanya terdiri dari apa yang kita lakukan, kapan, dan bagaimana cara lebih
jelas mengenai tipe bisnis yang akan dirintis, siapa saja yang akan menjadi
pelanggan dan produk atau jasa apa yang akan ditawarkan. Rencana bisnis
dikembangkan dengan fokus kepada pemegang kepentingan. Rencana
bisnis yang lengkap biasanya termasuk suatu penaksiran lingkungan bisnis,
rencana manajemen, rencana pemasaran, dan rencana keuangan. Penaksiran
lingkungan bisnis meliputi lingkungan ekonomi, lingkungan industri, dan
lingkungan global. Rencana manajemen termasuk di dalamnya rencana
operasional menitikberatkan pada usulan struktur organisasi produksi, dan
sumber daya manusia dalam perusahaan. Perencanaan pemasaran meliputi
lima langkah yaitu : target pasar, karakteristik pasar, penentuan harga,
distribusi, dan promosi. Selanjutnya rencana keuangan terdiri dari dua yaitu
kelayakan bisnis dan pendanaan bisnis. Jenis usaha kecil tidak perlu
membuat rencana bisnis yang rumit untuk memulai usahanya. Sering kali
rencana bisnis dibuat bentuk catatan saat melakukan diskusi atau tanya
jawab. Sering kali juga orang memulai bisnis tanpa rencana sama sekali,
sehingga ide-ide menjadi kabur dan mereka tidak tahu apa yang selanjutnya
harus mereka lakukan. Dengan menulis sebuah rencana, meskipun itu
berupa catatan-catatan kecil, kita akan mendapatkan gambaran yang lebih
jelas mengenai jenis bisnis yang diinginkan, serta bagaimana bisnis harus
dikembangkan sejalan dengan perkembangan zaman. Beberapa hal yang
dapat dipikirkan saat menulis rencana bisnis, yaitu :
1. Jenis usaha apa yang akan dirintis
2. Tujuan apa dari bisnis yang akan dirintis
3. Bagaimana bisnis akan menghasilkan uang
4. Siapa yang akan menjadi pelanggan

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara membuat usaha baru?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi dalam membuat usaha baru?
3. Macam-macam bentuk perusahaan?
4. Apa hambatan-hambatan yang dihadapi ketika membuat usaha baru?
5. Apa alasan memulai usaha baru?
6. Bentuk atau jenis-jenis bentuk usaha?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahu cara-cara dalam membuat usaha baru
2. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi dalam membuat
usaha baru
3. Untuk mengetahui alasan memulai usaha baru
4. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi dalam membuat
usaha baru
5. Untuk mengetahui bentuk atau jenis-jenis bentuk usaha

2
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Cara Memulai Usaha Baru


Mentransformasi ide menjadi sebuah bisnis komersial bisa menjadi
pengalaman menggembirakan sekaligus penuh tekanan. Melakukan
penelitian untuk ide sekaligus mengumpulkan informasi tentang pesaing
merupakan hal yang penting. Mulailah untuk mengidentifikasi pasar,
menentukan positioning, dan proporsi penjualan serta menentukan identitas
merek sehingga produk mampu bersaing di pasar. Adapun rumus yang dapat
digunakan oleh calon usahawan untuk memulai usaha baru, yaitu:

a. WHAT
Apa model bisnis yang ingin kita kerjakan? Sebelum kita
menjalankan atau mengembangkan sebuah bisnis tentunya kita
harus mengenal bisnis itu secara general. Dengan mengenal
sebuah bidang bisnis kita bisa menjalankan dan
mengembangkan bisnis tersebut dengan baik.
b. WHEN
Menentukan waktu operasional bisnis juga termasuk hal yang
penting untuk dipersiapkan. Apakah bisnis kita akan buka 8 jam
sehari selama satu minggu penuh, atau buka 24 jam selama
seminggu penuh. Pertimbangkan juga untuk memperhitungkan
segala persiapan usaha dan juga pengembangan usaha itu ke
depannya.
c. WHERE
Menentukan lokasi bisnis yang tepat sering kali menjadi hal
yang sulit bagi seorang pebisnis. Pastikan lokasi bisnis sesuai
dengan target market bisnis kita, misalnya daerah perkantoran,
kampus, perumahan, dan lain-lain.

3
d. WHO
Menentukan dan memahami target market untuk bisnis yang
akan dijalankan. Kita juga perlu mempelajari karakter orang-
orang yang menjadi target market bisnis kita agar kita dapat
mempersiapkan cara pemasaran yang tepat pada mereka.
Tentukan orang-orang yang akan terlibat dalam menjalankan
bisnis. Mulai dari karyawan, partner bisnis, dan orang lain yang
dapat membantu dalam menjalankan bisnis tersebut. Tentukan
tugas dari masing-masing orang yang akan terlibat dalam bisnis
sesuai dengan kemampuan dan bidangnya masing-masing.
e. WHY
Pikirkan kembali apa alasan kita dalam memilih sebuah bisnis
untuk dijalankan. Apakah kita memilih menjalankan sebuah
bisnis karena sesuai dengan hobi, minat, kreatifitas yang sedang
ditekuni, terinspirasi dari bisnis orang lain yang sukses, atau
hanya ingin mengisi waktu luang saja?
f. HOW
Pastikan bahwa kita memiliki strategi dan rencana dalam
menjalankan bisnis. Akan lebih baik bila kita mengetahui modal
yang dibutuhkan, kualitas dan kuantitas produk yang akan kita
jual.

Ada 3 (tiga) cara yang dapat dilakukan untuk memulai usaha


baru, yaitu :

1. Merintis usaha baru (starting) yaitu membentuk dan


mendirikan usaha baru dengan menggunakan modal, ide,
organisasi dan manajemen yang dapat dirancang sendiri.
Pertimbangan starting bidang dan jenis usahanya pertanian,
pabrikasi, kontruksi, pertambangan, keuangan, jasa, dan
lain-lain. Bentuk usaha dan kepemilikannya perusahaan
perseorangan, persekutuan, perseroan, firma. Tempat usaha
yang dipilih dekat dengan pasar, sumber tenaga kerja, bahan
baku dan penolong, pertimbangan sosial ekonomi.

4
Organisasi usahanya organisasi sederhana, garis, fungsional,
atau bentuk lainnya jaminan usaha yang mungkin diperoleh
lingkungan usaha, baik mikro maupun makro
2. Membeli perusahaan orang lain (buying), yaitu dengan
membeli perusahaan yang telah didirikan atau dirintis dan
diorganisir oleh orang lain dengan nama dan organisasi yang
sudah ada. Pertimbangan buying anilisis kemampuan,
keterampilan, dan minat buat daftar calon (usaha yang akan
dibeli) potensial dan periksa dan teliti calon-calon usaha
yang akan dibeli evaluasi keuangan, apakah dana cukup
untuk membeli usaha tersebut pastikan peralihan
kepemilikan dengan benar dan sah.
3. Kerja sama manajemen (franchising), yaitu kerja sama
antara wirausaha dengan preusan besar dalam mengadakan
persetujuan jual – beli hak monopoli untuk
menyelenggarakan usaha (waralaba). Suatu sistem distribusi
di mana pemilik bisnis yang semi mandiri membayar iuran
dan royalti kepada perusahaan induk untuk menjual produk
atau jasa dengan menggunakan format bisnisnya.

5
Kelebihan Kelemahan

- Belum dikenal
- Gagasan murni - Inefisiensi
Starting - Bebas - Penuh
beroperasi ketidakpastian
- Fleksibel dan - Kurang daya
mudah diatur saing
- Lokasi sudah - Persh yang ada
cocok biasanya lemah
- Karyawan dan - Peralatan tidak
Buying pemasok sudah efisien
berpengalaman - Sulit inovasi
- Sudah siap
operasi
- Penggunaan - Tidak mandiri
nama dan merk - Lebih
terkenal menguntungkan
Franchising
- Siap manajemen franchisor
dan - Terdominasi
- Siap operasi

B. Macam-Macam Bentuk Perusahaan


1. Usaha Perseorangan
Usaha Perseorangan merupakan salah satu bentuk yang banyak
sekali dipakai di Indonesia. Bentuk ini biasanya dipakai untuk kegiatan
usaha yang kecil, atau pada saat permulaan mengadakan kegiatan usaha.
Usaha perseorangan ini dimiliki oleh seseorang, dan ia bertanggung
jawab sepenuhnya terhadap semua risiko dan kegiatan perusahaan.

Kelebihan Usaha Perseorangan :

a. Seluruh laba menjadi miliknya


b. Adanya kepuasan pribadi

6
c. Kebebasan dan fleksibilitas
d. Lebih mudah memperoleh kredit
e. Sifat kerahasiaan

Kelemahan Usaha Perseorangan :

a. Tanggung jawab pemilik tidak terbatas


b. Sumber keuangannya terbatas
c. Kesulitan dalam manajemen
d. Kelangsungan usaha kurang terjamin
e. Kurangnya kesempatan pada para karyawan
2. Firma (Fa)

Firma adalah suatu persekutuan untuk menjalankan usaha antara dua


orang atau lebih dengan nama bersama, dalam mana tanggung jawab
masing-masing anggota firma (disebut firma) tidak terbatas, sedangkan
laba yang akan diperoleh dari usaha tersebut akan dibagi bersama-sama.
Demikian pula halnya jika menderita rugi, semuanya ikut menanggung.

Kelebihan Firma :

a. Jumlah modalnya relatif besar dari usaha perseorangan sehingga


lebih mudah untuk memperluas usahanya.
b. Lebih mudah memperoleh kredit karena mempunyai
kemampuan finansial yang lebih besar.
c. Kemampuan manajemennya lebih besar karena adanya
pembagian kerja di antara para anggota. Di samping itu, semua
keputusan diambil bersama-sama.
d. Pendiriannya mudah, artinya tidak memerlukan akta.

Kelemahan Firma :

a. Tanggung jawab pemilik tidak terbatas terhadap seluruh utang


perusahaan.
b. Kelangsungan perusahaan tidak menentu sebab apabila salah
seorang anggota membatalkan perjanjian untuk menjalankan
usaha bersama, maka secara otomatis firma menjadi bubar.

7
c. Kerugian yang diakibatkan oleh seorang anggota harus
ditanggung bersama oleh anggota yang lain.
3. Perseroan Komanditer (CV)

Dalam perseroan komanditer yang juga disebut Commanditaire


Vennootschaap (CV), terdapat hal yang berbeda yakni salah satu atau
beberapa anggota bertanggung jawab tidak terbatas dan anggota yang
lain bertanggung jawab secara terbatas terhadap utang-utang
perusahaan. Jadi kesimpulannya CV adalah suatu bentuk perjanjian
kerja sama untuk berusaha bersama antara orang-orang yang bersedia
memimpin, mengatur perusahaan dan bertanggung jawab penuh dengan
kekayaan pribadinya, dengan orang-orang yang memberikan pinjaman
dan tidak bersedia memimpin perusahaan serta bertanggung jawab
terbatas pada kekayaan yang diikutsertakan dalam perusahaan tersebut.

Kelebihan CV :

a. Modal yang dikumpulkan lebih besar.


b. Mudah memperoleh kredit.
c. Kemampuan manajemennya lebih besar.
d. Pendiriannya mudah.

Kelemahan CV :

a. Sebagian anggota/sekutu mempunyai tanggung jawab tidak


terbatas.
b. Kelangsungan hidupnya tidak menentu.
c. Sulit untuk menarik kembali modalnya, terutama bagi sekutu
pimpinan.
4. Perseroan Terbatas (PT)

Perseroan terbatas juga disebut NV (Naamloze Vennootschap) terdiri


atas para pemegang saham (persero/stockholder) yang mempunyai
tanggung jawab terbatas terhadap utang-utang perusahaan sebesar
modal yang mereka setorkan. Perseroan terbatas ini merupakan suatu

8
badan hukum karena memiliki kekayaan sendiri yang terpisah dari
kekayaan pribadi masing-masing pemegang saham.

Kelebihan Perseroan Terbatas :

a. Tanggung jawab yang terbatas dari para pemegang saham


terhadap utang-utang perusahaan.
b. Kontinyuitas perusahaan sebagai badan hukum lebih terjamin,
sebab tidak tergantung pada beberapa peserta, pemilik dapat
berganti-ganti.
c. Mudah untuk memindahkan hak milik dengan menjual saham
kepada orang lain.
d. Mudah memperoleh tambahan modal untuk memperluas
volume usahanya, misalnya dengan mengeluarkan saham baru.
e. Manajemen dan spesialisasinya memungkinkan pengelolaan
sumber-sumber modal untuk tidak secara efisien.

Kelemahan Perseroan Terbatas :

a. PT merupakan subyek pajak tersendiri, sedangkan dividen


yang diterima oleh para pemegang saham dikenakan pajak lagi
sebagai pajak pendapatan dari pemegang saham bersangkutan.
b. Pendiriannya lebih sulit, memerlukan akta notaris dan ijin
khusus untuk usaha tertentu.
c. Ongkos pembentukannya relatif tinggi.
d. Kurangnya rahasia perusahaan, disebabkan karena segala
aktivitas harus dilaporkan kepada pemegang saham, terutama
yang menyangkut laba perusahaan.
5. Perseroan Terbatas Negara (Persero)
Merupakan salah satu bentuk perusahaan milik Negara yang
sebelumnya bernama Perusahaan Negara (PN). Umumnya persero ini
terjadi dari Perusahaan Negara yang kemudian diadakan penambahan
modal yang ditawarkan kepada pihak swasta. Pada nama perusahaan,
PT-PT semacam ini biasanya diberi tanda kurung Persero di

9
belakangnya. Contoh : PT (Persero) PK Blabak, PT (Persero) Pupuk
Kujang, PT (Persero) Aneka Gas dan lain-lain.
6. Perusahaan Negara Umum (Perum)
Seperti perusahaan lain pada umumnya. Perum bertujuan mencari
keuntungan, tetapi tidak mengabaikan kesejahteraan masyarakat.
Struktur organisasinya juga tidak berbeda dengan struktur organisasi
yang dianut oleh perusahaan-perusahaan pada umumnya. Contoh Perum
antara lain : Perusahaan Umum Listrik Negara, Perusahaan Umum
Telekomunikasi dan sebagainya.
7. Perusahaan Negara Jawatan (Perjan)
Contoh Perjan di Indonesia adalah Perusahaan Jawatan Kereta Api
(PJKA) yang mempunyai daerah operasi di Jawa dan Sumatera.
Kegiatan yang dilakukan terutama ditujukan untuk kesejahteraan umum
(public service) dengan memperhatikan segala segi efisiensinya.
Berbeda dengan Perum yang semua kekayaannya dipisahkan dari
kekayaan Negara, maka Perjan dapat memiliki fasilitas-fasilitas Negara
sebab merupakan bagian dari Departemen/Direktorat Jendral.
8. Koperasi
Berdasarkan undang-undang Pokok Perkoperasian Nomor 12 tahun
1967 (disahkan tanggal 18 Desember 1967). Koperasi Indonesia
diartikan sebagai : Organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial,
beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum. Koperasi yang
merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasarkan
atas asas kekeluargaan dan kegotong-royongan. Agar tujuan koperasi
dapat tercapai, anggota-anggota yang menjalankannya harus aktif
memajukan usaha koperasi dan rajin menghadiri rapat kerja untuk
memecahkan persoalan secara bersama-sama, makin besarnya usaha
koperasi dapat menimbulkan persoalan-persoalan yang lebih besar.
9. Yayasan
Yayasan merupakan sebuah badan hukum dengan kekayaan yang
dipisahkan. Tujuan pendiriannya bukanlah untuk mencari keuntungan,
melainkan lebih menitik-beratkan pada usaha-usaha sosial. Misalnya:

10
Yayasan Panti Asuhan, Yatim Piatu, Yayasan Pemberi Beasiswa
(supersemar) dan sebagainya. Jadi yayasan ini dibentuk sebagai badan
hukum yang sesuai untuk berbagai macam kegiatan yang akan
dijalankan di luar kondisi persaingan usaha.

C. Identifikasi Peluang Usaha


Sebuah (atau lebih) peluang usaha (business opportunities) di
katakan ada jika di dalam pasar terdapat kemungkinan yang menguntungkan
untuk menawarkan atau menjual barang dan jasa yang ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan , keinginan, atau preferensi konsumen (Frinzes, 2011
: 229).

Selanjutnya Frinzes (2011: 230) mengidentifikasi ada tidaknya sebuah


peluang usaha berdasarkan tiga kondisi pasar sebagai berikut :

1. Ketika sebuah produk atau jasa sudah ada di pasaran tetapi tidak
atau belumdapat memenuhi kebutuhan, keinginan, atau selera
konsumen. Hal ini dapat terjadi karena Kualitasnya rendah,
Produknya tidak user friendly atau tidak ramah pemakai,
Harganya terlalu mahal atau tidak rasional, Produk tidak sesuai
dengan keyakinan/kepercayaan pemakainya, Produk dinilai
ketinggalan zaman, tidak sesuai dengan mode atau trend,
Konsumen merasa kesulitan memperoleh produk tersebut, Tidak
memiliki fitur yang membuat konsumen terkesan.
2. Adanya kenyataan atau kondisi ketika konsumen membutuhkan
sebuahproduk yang dapat mengatasi persoalan yang mereka
hadapi namun tidak abadi pasaran. Misalnya sebuah produk
yang dapat mempercepat proses pengeringan kaca atau lantai
atau mobil, cairan yang dapat dengan cepat memberikan porselin
atau keramik yang sudah telanjur kotor dan sulit di bersihkan
dengan cara biasa.
3. Ketika ada sebuah inovasi (temuan baru) barang atau jasa yang
sebelumnya tidak diketahui oleh konsumen. Misalnya upaya
menciptakan sebuah “atap” yang dapat melindungi pengendara

11
sepeda motor dari panas dan hujan. Sebuah alat berupa payung
yang dapat melindungi jemuran dari terpaan hujan dengan
segera.

Kendati bukan perkara yang mudah, setidaknya ada 4 langkah


strategis yang di usulkan Frinzes (2011: 233) untuk mengidentifikasi,
mengevaluasi, dan memilih sebuah peluang bisnis yakni, pertama,
mengidentifikasi kebutuhan dankeinginan konsumen ; kedua, memindai
(scanning) atau menyaring lingkungan,mengevaluasi individu dan
masyarakat secara umum ; ketiga, meneliti secara cermat peluangpeluang
bisnis yang muncul ; keempat, memilih salah satupeluang dan
mempersiapkan sebuah rencana usaha. Dari 4 langkah di atas, disebutkan
bahwa langkah pertama yakni: Mengidentifikasi kebutuhan atau keinginan
konsumen merupakan langkah yang paling banyak diberi perhatian.
Mengapa? Karena setiap peluang bisnis dimulaidengan adanya kebutuhan
dan keinginan konsumen. Kebutuhan konsumen dianggap sebagai sesuatu
yang paling mendasar di dalam kehidupan. Namun demikian perlu dicatat
bahwa mengidentifikasi kebutuhan saja sebenarnya belumlah cukup
memadai. Para indutriwan atau pengusaha besar yang bergerak di bidang
industri konsumsi tidak hanya mengidentifikasi kebutuhan melainkan
jugamengcreate kebutuhan atau menciptakan kebutuhan. Artinya
menggarapkonsumen agar mereka merasa butuh atau setidak-tidaknya
membuat merekamerasa tidak nyaman atau tidak percaya diri kalau tidak
mengkonsumsi barangdan jasa yang dihasilkan oleh para pemain industri
konsumsi besar. Pada suatutitik, seorang wirausahawan dituntut untuk itu.

Menurut Lambing (Suryana, 2003 : 70), ada dua pendekatan utama


yang digunakan wirausahawan untuk menemukan peluang dengan
mendirikan usahabaru. Pertama, pendekatan inside-out yakni pendekatan
berdasarkan gagasan sebagai kunci keberhasilan. Termasuk dalam kategori
ini adalah mereka yang menentukan jenis usaha berdasarkan ketrampilan,
kemampuan, dan latar belakang diri sendiri. Kedua, pendekatan the out-side
in atau disebut juga opportunityrecognition yakni pendekatan yang
menekankan pada basis ide bahwa suatu usahaakan berhasil apabila

12
menanggapi atau menciptakan suatu kebutuhan di pasar.Sudah barang tentu
hal ini didasari dengan pengamatan lingkungan yang cermat.

D. Merintis Usaha Baru


Wirausaha adalah seseorang yang mengorganisir, mengelola, dan
memiliki keberanian menghadapi resiko. Sebagai pengelola dan pemilik
usaha (business owner manager) atau pelaksana usaha kecil (small business
operator), ia harus memiliki:

a. Kecakapan untuk bekerja


b. Kemampuan mengorganisir
c. Kreatif
d. Lebih menyukai tantangan

Dalam merintis usaha baru, ada beberapa hal yang harus diperhatikan:

1. Bidang dan jenis usaha yang dimasuki.


2. Bentuk usaha dan kepemilikan yang akan dipilih. Ada beberapa
kepemilikan usaha yang dapat dipilih, diantaranya perusahaan
perseorangan, persekutuan (dua macam anggota sekutu umum
dan sekutu terbatas), perseroan, dan firma
3. Tempat usaha yang akan dipilih. Dalam menentukan tempat
usaha ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, di antaranya:
a. Apakah tempat usaha tersebut mudah dijangkau oleh
konsumen atau pelanggan maupun pasar?
b. Apakah tempat usaha dekat dengan sumber tenaga kerja?
c. Apakah dekat ke akses bahan baku dan bahan penolong
lainnya seperti alat pengangkut dan jalan raya
4. Organisasi usaha yang akan digunakan.
5. Kompleksitas organisasi usaha tergantung pada lingkup atau
cakupan usaha dan skala usaha. Fungsi kewirausahaan dasarnya
adalah kreativitas dan inovasi, sedangkan manajerial dasarnya
adalah fungsi-fungsi manajemen. Semakin kecil perusahaan
maka semakin besar fungsi kewirausahaan, tetapi semakin kecil
fungsi manajerial yang dimilikinya.

13
6. Lingkungan usaha dapat menjadi pendorong maupun
penghambat jalannya perusahaan. Lingkungan yang dapat
mempengaruhi jalannya usaha/perusahaan adalah lingkungan
mikro dan lingkungan makro. Lingkungan mikro adalah
lingkungan yang ada kaitan langsung dengan operasional
perusahaan, seperti pemasok, karyawan, pemegang saham,
majikan, manajer, direksi, distributor, pelanggan/konsumen, dan
lainnya. Lingkungan makro adalah lingkungan di luar perusahaan
yang dapat mempengaruhi daya hidup perusahaan secara
keseluruhan, meliputi lingkungan ekonomi, lingkungan
teknologi, lingkungan sosial, lingkungan sosiopolitik, lingkungan
demografi dan gaya hidup.

E. Membeli Perusahaan yang sudah didirikan


Banyak alasan mengapa seseorang memilih membeli perusahaan
yang sudah ada daripada mendirikan atau merintis usaha baru, antara lain:

a. Resiko lebih rendah


b. Lebih mudah
c. Memiliki peluang untuk membeli dengan harga yang dapat ditawar

Membeli perusahaan yang sudah ada juga mengandung


permasalahan, yaitu: Masalah eksternal, yaitu

a. Lingkungan misalnya banyaknya pesaing dan ukuran peluang pasar


b. Masalah internal, yaitu masalah-masalah yang ada dalam perusahaan,
misalnya image atau reputasi perusahaan.

F. Alasan Memulai Usaha


1. Kebutuhan akan pengakuan diri
2. Kebutuhan dengan kebebasan
3. Kebutuhan pengembangan diri dan kepribadian
4. Keamanan dan pengembangan aset
5. Persepsi kemakmuran (perception of wealth)
6. Pengurangan pajak

14
7. Mengikuti mental model

G. Hambatan-hambatan dalam memulai usaha baru


1. Tidak percaya diri
2. Takut akan kegagalan
3. Tidak punya modal
4. Tidak memiliki kemampuan berbisnis
5. Tidak memiliki tempat usaha
6. Ruang lingkup yang sempit

H. Adapun bentuk atau jenis-jenis bidang usaha


1. Bidang produksi
2. Bidang perdagangan
3. Bidang jasa

15
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan
Memulai usaha baru adalah langkah yang menuntut kesiapan,
keberanian, dan perencanaan matang. Penting untuk memiliki visi jelas,
riset pasar yang baik, serta rencana bisnis penting untuk terus belajar dan
beradaptasi dengan perubahan pasar serta mendengarkan umpan balik
pelanggan. Dengan kerja keras, ketekunan dan kreativitas, kesuksesan
dalam usaha baru dapat dicapai. Untuk memulai usaha kita harus
mengetahui 5W+1H yaitu apa, mengapa, di mana, siapa, kapan dan
bagaimana usaha kita akan dijalankan. Sehingga kita dapat mengerti dan
mempersiapkan apa saja yang diperlukan untuk memulai usaha. Setelah itu,
kita dapat melaksanakan tahap-tahap yang akan dijalankan untuk memulai
usaha baru. Adapun bentuk – bentuk perusahaan yang dapat dipilih untuk
memulai usaha yaitu Usaha Perseorangan, Firma, Perseroan Komanditer
(CV), Perseroan Terbatas (PT), Perseroan Terbatas Negara (Persero),
Perusahaan Negara Umum (Perum), Perusahaan Negara Jawatan (Perjan),
Koperasi dan Yayasan. Dengan mengetahui bentuk – bentuk perusahaan
tersebut kita dapat memilih salah satu bentuk perusahaan tersebut dengan
memperhatikan kelebihan dan kekurangan dari setiap bentuk perusahaan
tersebut dan dengan memperhatikan tingkat biaya yang diperlukan. Dengan
begitu diharapkan calon usahawan dengan mudah memulai usaha yang tepat
untuk calon usahawan tersebut, sehingga diharapkan muncul usahawan –
usahawan baru yang akan menjadi tonggak perekonomian dengan
memajukan dan meningkatkan pendapatan Indonesia.

B. Saran
Jadi untuk memulai sebuah usaha kita perlu pantau dan evaluasi terus-
menerus, pelajari dari pengalaman, dan siap untuk membuat perubahan
strategi. Dan manfaatkan teknologi dalam operasional bisnis, pemasaran,
dan analisis data. Ini dapat meningkatkan efisiensi dan memberikan
keunggulan kompetitif.

16
DAFTAR PUSTAKA

Pranama, A. P., Ardiansyah, Y., Admaja, Y. W., S, E., Nisa A, E. C., Surya , D. T.,
& Azizah, N. N. (2013). Merintis Usaha Baru.

Simon, S. Memulai Usaha Baru. Diambil kembali dari


https://www.scribd.com/doc/282350820/MAKALAH-Memulai-Usaha-
Baru

Tutorials, C. (2021). Bagaimana Memulai Usaha Baru .

University, M. ((2021)). Hambatan dan Tips Dalam Memulai Bisnis Sejak Dini.

17

Anda mungkin juga menyukai