Anda di halaman 1dari 45

Compilation Project

Introduction to Entrepreneurship

Disusun Oleh :

Jason Nathanael - 2201746505

LB28

Business Creation

Bina Nusantara University

2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyusun buku kumpulan
materi kewirausahaan ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Buku kumpulan materi
kewirausahaan ini dibuat untuk memenuhi tugas akhir semester.

Dalam buku kumpulan kewirausahaan ini penulis akan membahas mengenai dasar-
dasar akro ekonomi yang telah dibahas . Buku ini dibuat dengan berbagai sumber dan
beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk menyelesaikan buku kumpulan materi makro
ekonomi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan buku kumulan materi ini. Penulis
menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada karya tulis ini.

Oleh karena itu penulis mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik
yang dapat membantu membangun penulis. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis
harapkan untuk penyempurnaan buku kumpulan mater makro ekonomi ini. Semoga buku ini
dapat memberikan manfaat bagi semua.

Tangerang, 5 Juni 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................................................i

DAFTAR ISI .........................................................................................................................ii

Bab I Pengenalan Ekonomi...................................................................................................1

A. Pengertian Ekonomi ..............................................................................................1


B. Kelangkaan ............................................................................................................5
C. Jenis Ekonomi........................................................................................................6
D. Perbedaan Positif dan Normatif..............................................................................8

Bab II GDP dan Pertumbuhan Ekonomi................................................................................9

A. Pengertian GDP......................................................................................................9
B. Perhitungan GDP....................................................................................................10
C. Jenis GDP...............................................................................................................12
D. GDP dan Income percapita.....................................................................................13

Bab III Pekerja dan Pengangguran........................................................................................16

A. Komposisi Penduduk dan Tenaga Kerja................................................................16


B. Pertumbuhan Ekonomi...........................................................................................18
C. Pengertian dan Perhitungan CPI.............................................................................21

Bab IV Uang dan Kebijakan .................................................................................................24

A. Uang........................................................................................................................24
B. Bank Sentral...........................................................................................................25
C. Kebijakan ...............................................................................................................27

Bab V Keseimbangan dan Inflasi ..........................................................................................40

A. Model Keseimbangan.............................................................................................40
B. Disposable Income.................................................................................................44
C. MPS, MPC, dan K..................................................................................................44
D. Inflasi......................................................................................................................45
E. Kurva Philips..........................................................................................................46
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
Introduction to Entrepreneurship

A. Pengertian Entrepreneurship

Entrepreneurship atau kewirausahaan sudah tidak menjadi suatu istilah yang


asing lagi di zaman yang sudah berkembang dan terintegrasi ini. Para ahli memiliki
pengertian masing-masing dalam mendefinisikan istilah ‘entrepreneurship’. Menurut
Professor Howard Stevenson, entrepreneurship adalah suatu proses ketika para
individu mengambil suatu kesempatan sekalipun ia tidak mempunyai sumber daya
yang dibutuhkan. Hal ini berarti bahwa dalam entrepreneurship, seorang
entrepreneur akan dengan cepat mengidentifikasi atau sadar akan adanya suatu
kesempatan yang ada. Seorang entrepreneur cenderung mengambil kesempatan
namun tidak memiliki sumber daya yang cukup seperti dalam aspek keuangan.
Dengan ini, mereka akan mencari cara untuk memperoleh dana yang cukup serta
mencoba untuk memaksimalkan inovasi yang bisa membuat kinerjanya efisien dan
efektif dengan keterbatasan yang ada.

Menurut Joseph Schumpeter, entrepreneurship adalah suatu pelaksanaan


untuk mengembangkan ide menjadi inovasi baru yang berhasil. Hal ini berarti bahwa
dalam entrepreneurship, ada suatu inovasi yang terjadi pada ide-ide yang ada,
sehingga ide-ide tersebut dapat direalisasikan menjadi cara baru, baik itu secara
produk, strategi, metode produksi dan aspek lainnya.

Menurut Onuoha, entrepreneurship adalah suatu pelaksanaan untuk memulai


organisasi baru atau memperbarui organisasi yang sudah berdiri lama sebagai respon
akan adanya peluang baru. Hal ini berarti bahwa dalam entrepreneurship, peluang
yang teridentifikasi akan diambil dan dikembangkan menjadi suatu organisasi atau
bisnis yang bisa berjalan dengan baik.

Selain itu, ada juga suatu istilah yang sering digunakan di dalam dunia
perkantoran, yaitu corporate entrepreneurship. Corporate entrepreneurship sendiri
adalah salah satu konsep dari kewirausahaan, di mana tingkat aktivitas
kewirausahaannya dilakukan dalam tingkat perusahaan. Setiap perusahaan memiliki
skala yang berbeda dalam standar cara bekerjanya. Ada beberapa perusahaan yang
bersifat sangat konservatif, kaku dan menjauhi resiko, tetapi ada juga beberapa
perusahaan lain yang lebih mendukung kewirausahaan, tindakan proaktif, mengambil
resiko dan mengembangkan inovasi dalam perusahaan, sehingga cara bekerjanya
menjadi jauh lebih fleksibel.

B. Alasan Untuk Menjadi Seorang Entrepreneur


Ada beberapa alasan yang bisa menjelaskan mengapa seseorang memilih
untuk menjadi seorang entrepreneur. Pertama, orang biasanya ingin menjadi “boss”
bagi dirinya sendiri. Mereka ingin mempunyai otoritas dan hak untuk mengatur diri
mereka sendiri, sehingga semua pekerjaan dan hal yang terjadi menjadi tanggung
jawab orang tersebut dan bukan orang lain. Mereka ingin mempunyai kebebasan
dalam waktu dan cara bekerja mereka. Mereka mungkin merasa kurang nyaman untuk
bekerja dalam pekerjaan dengan sistem yang bersifat tradisional dan konservatif.
Kedua, orang biasanya ingin merealisasikan ide-ide yang mereka sudah punya
dan pikirkan serta menunjukkannya pada dunia. Orang-orang yang sering berinovasi
di dalam lingkungan perusahaan dan korporasi atau orang-orang yang bekerja sebagai
“corporate entrepreneurs” cenderung ingin mengaplikasikan ide-idenya menjadi
sesuatu yang nyata tetapi sesuai dengan standar yang ia mau. Hal ini juga terjadi
karena ada beberapa perusahaan yang tidak ingin mengambil resiko, sehingga
memutuskan untuk bermain “aman” dan tidak berinovasi.
Ketiga, orang cenderung ingin menjadi seorang entrepreneur karena mereka
ingin keuntungan finansial yang baik bagi mereka. Secara umum, alasan ini tidak
menjadi alasan utama bagi orang untuk memilih menjadi seorang entrepreneur,
walaupun tetap mempengaruhi. Hal ini terjadi karena ada banyak entrepreneur yang
sebenarnya tidak menghasilkan uang lebih banyak daripada jika mereka bekerja pada
suatu perusahaan.

C. Karakteristik Seorang Entrepreneur yang Sukses

Ada banyak entrepreneur di dunia ini, tetapi hanya sebagian dari entrepreneur
ini yang bisa digolong sukses, sedangkan ada juga banyak entrepreneur yang gagal.
Menurut riset, seorang entrepreneur harus bisa memiliki setidaknya empat
karakteristik penting ini untuk menjadi sukses dalam bidangnya masing-masing.
1) Passion for the business: Seorang entrepreneur harus mempunyai minat dan
kepercayaan pada bisnis yang ia jalani. Mereka harus bisa memiliki
kepercayaan bahwa bisnisnya dapat berjalan serta memberikan dampak positif
pada pelanggan-pelanggannya. Ia harus yakin dengan produk atau jasa yang
ditawarkan, sehingga bisnisnya dapat terus berjalan dengan baik.

2) Product/Customer focus: Seorang entrepreneur harus bisa menajamkan


kualitas produk atau jasanya, sehingga setiap pelanggan dapat mendapatkan
kualitas terbaik yang bisa ditawarkan oleh bisnis tersebut. Ia juga harus bisa
melayani setiap pelanggannya dengan baik. Dengan ini, pelanggan juga
merasa bahwa mereka mendapatkan nilai tambah yang baik dengan
menggunakan produk atau jasa bisnis tersebut.

3) Tenacity despite failure: Seorang entrepreneur harus mempunyai kegigihan


atau ketekunan untuk terus bangkit setelah mengalami kegagalan. Ia tidak
boleh takut untuk mencoba suatu hal yang baru karena ia harus bisa mencari
cara baru untuk bisa meningkatkan kinerja bisnisnya.
4) Execution Intelligence: Seorang entrepreneur harus mempunyai kemampuan
untuk mengubah idenya menjadi bisnis yang nyata secara praktis. Hal ini
berarti bahwa ia harus bisa mengembangkan model bisnisnya, mulai dari hal-
hal teknis seperti produksi hingga hal-hal organisasi seperti sumber daya
manusia. Dengan ini, idenya dapat direalisasikan menjadi suatu bisnis yang
dapat berjalan dengan berkelanjutan.

D. Jenis Perusahaan Start-Up


Ada tiga jenis perusahaan start-up yang bisa dikategorikan sesuai dengan
tujuannya masing-masing. Pertama, salary-substitute firms adalah jenis perusahaan
start-up kecil yang dapat menyediakan sejumlah pendapatan alternatif bagi para
pemilik perusahaannya. Pada umumnya, jenis perusahaan start-up ini dimulai agar
para pemilik perusahaan bisa mendapatkan uang yang kurang lebih sama jika
dibandingkan dengan bekerja bagi orang lain di suatu perusahaan. Contoh-contoh
paling umum untuk salary-substitute firms adalah toko-toko kecil seperti toko
swalayan, restoran, perusahaan akuntansi, toko baju dan salon. Mereka biasanya
menyediakan produk dan jasa yang sederhana, sehingga tidak terlalu melakukan
banyak inovasi.
Kedua, lifestyle firms adalah jenis perusahaan start-up yang menyediakan
kesempatan bagi pemiliknya untuk menjalani suatu gaya hidup tertentu dan
mendapatkan penghasilan dari itu. Contoh-contoh umum untuk lifestyle firms adalah
pelatih bola, tur wisata dan personal trainer. Jenis perusahaan start-up ini juga tidak
terlalu melakukan banyak inovasi karena kebanyakan dari perusahaan start-up ini
hanya mendorong suatu gaya hidup, baik itu olahraga atau hobi.
Ketiga, entrepreneurial firms adalah jenis perusahaan start-up yang membawa
produk atau jasa baru ke suatu pasar atau industri dengan menciptakan dan
menangkap peluang sekalipun para pemilik perusahaan tidak memiliki sumber daya
yang cukup untuk menjalaninya. Pada umumnya, jenis perusahaan start-up ini dapat
menangkap dan memberikan value atau nilai yang bermanfaat pada para stakeholder-
nya, terutama pelanggannya. Contoh-contoh umum untuk entrepreneurial firms
adalah perusahaan-perusahaan raksasa teknologi seperti Facebook, Google, Apple dan
Microsoft. Jenis perusahaan start-up ini bisa memberikan suatu value yang penting
bagi para pelanggannya, sehingga para pelanggan juga menganggap produk atau jasa
perusahaan start-up ini sebagai suatu kebutuhan, bukan hanya keinginan saja.

E. Dampak Positif Entrepreneurship


Entrepreneurship dapat memberikan beberapa dampak positif bagi ekonomi
bangsa, masyarakat dan perusahaan-perusahaan besar

1. Dampak Entrepreneurship Bagi Ekonomi


Entrepreneurship dapat memberikan beberapa dampak positif
bagi ekonomi bangsa. Pertama, entrepreneurship dapat menciptakan
inovasi. Inovasi adalah suatu proses untuk menciptakan sesuatu yang
baru. Perusahaan berskala kecil yang inovatif secara rata-rata
cenderung lebih produktif 16 kali lipat daripada perusahaan berskala
besar. Dengan ini, banyaknya entrepreneur yang inovatif dapat
memajukan ekonomi bangsa. Kedua, entrepreneurship dapat membuka
banyak lapangan pekerjaan baru. Banyaknya lapangan pekerjaan dapat
menurunkan jumlah pengangguran dalam suatu negara, sehingga
produktivitas masyarakat dapat meningkat dan ekonomi bisa
bertumbuh dengan lebih baik lagi.

2. Dampak Entrepreneurship Bagi Masyarakat


Entrepreneurship dapat memberikan beberapa dampak positif
bagi masyarakat juga. Inovasi dari produk-produk dan jasa-jasa baru
yang diciptakan karena adanya entrepreneurial firms bisa memberikan
banyak dampak bagi masyarakat secara umum. Contoh dampak-
dampak positif yang dihasilkan oleh entrepreneurial firms adalah
membuat hidup masyarakat menjadi lebih mudah, meningkatkan
produktivitas masyarakat dalam bekerja, meningkatkan kesehatan
masyarakat serta menghibur masyarakat.

3. Dampak Entrepreneurship Bagi Perusahaan Besar


Entrepreneurship dapat memberikan beberapa dampak positif
bagi perusahaan-perusahaan besar. Ada beberapa entrepreneurial
firms yang sebenarnya menyediakan produk-produk yang menjadi
kebutuhan bahan baku bagi perusahaan-perusahaan besar, sehingga
mereka membuat produk-produk tersebut dan menjualnya pada
perusahaan besar. Kehadiran perusahaan-perusahaan ini juga menjadi
suatu hal yang esensial bagi proses bekerjanya perusahaan-perusahaan
besar dalam menjalankan aktivitasnya.

F. Flow Fase-Fase Entrepreneurship

STEP 1

Decision to become an entrepreneur

STEP 2

Developing successful business ideas

Recognizing opportunities and generating ideas

Feasibility analysis

Developing an effective business model

Industry and competitor analysis

Writing a business plan

STEP 3
Moving from an idea to an
entrepreneurial firm

Preparing the proper ethical and legal


foundation

Assessing a new venture’s financial strength


and viability

Building a new venture team

Getting financing or funding

STEP 4

Managing and growing an


entrepreneurial firm

Unique marketing issues

The importance of intellectual property

Preparing for and evaluating the challenges of


growth

Strategies for firm growth

Franchising

Pada umumnya, ada empat fase-fase dalam entrepreneurship:

1. Fase yang pertama adalah memilih untuk menjadi seorang


entrepreneur.
2. Fase yang kedua adalah mengembangkan ide-ide bisnis yang sukses.
3. Fase yang ketiga adalah mengubah dan merealisasikan ide bisnis
tersebut menjadi sebuah entrepreneurial firm.
4. Fase yang keempat adalah mengatur dan mengembangkan
entrepreneurial firm tersebut.

G. Figur-Figur Entrepreneur Sukses

Ada beberapa figur-figur entrepreneur sukses yang telah membuka mata dunia
dengan ide dan kemampuan entrepreneurship-nya.

 Steve Jobs adalah seorang entrepreneur yang telah membuka mata dunia. Ia
adalah salah satu pendiri dari perusahaan teknologi raksasa Apple. Ia telah
membimbing Apple untuk mengembangkan produk-produk inovatif yang
dunia tidak pernah mengganggap mungkin seperti iPod, iPhone dan iPad.
Salah satu produk inovatif yang diciptakan oleh Apple adalah iPhone karena
iPhone menjadi patokan untuk perkembangan smartphone berikutnya. Untuk
pertama kalinya, orang dapat mengakses internet, menelepon, menonton
video, mengambil gambar dan mendengarkan lagu dalam satu alat. iPhone
juga menekankan konsep yang sangat sederhana dan user-friendly, sehingga
konsumen bisa menggunakan alatnya dengan sangat mudah.
 Mark Zuckerberg adalah seorang entrepreneur yang telah membuka mata
dunia juga. Ia adalah CEO dan salah satu pendiri dari perusahaan media
sosial Facebook. Pada kuarter kedua tahun 2018, Facebook sudah memiliki
2.23 miliar pengguna aktif. Melalui Facebook, ia berhasil menghubungkan
orang-orang, sehingga mereka bisa mengunggah status dan foto kepada teman-
temannya dengan mudah. Facebook mempermudah penggunanya untuk bisa
berkomunikasi dan lebih saling mengenal melalui platform-nya. Para
pengguna juga bisa berkomunikasi kembali dengan orang-orang yang sudah
lama tidak bertemu. Facebook juga membuat fitur seperti friending dan like
button menjadi terkenal.
 Tadashi Yanai adalah seorang entrepreneur yang telah membuka mata dunia
juga. Ia adalah CEO dan pendiri dari Fast Retailing, perusahaan induk dari
perusahaan apparel Uniqlo. Uniqlo terkenal akan kualitas produknya yang
tinggi, tetapi dijual dengan harga yang murah. Tadashi Yanai selalu
menekankan bahwa ia tidak ingin Uniqlo hanya menjadi perusahaan apparel
yang trendi, tetapi juga inovatif. Hal ini dapat dilihat dari pengembangan dan
inovasi produk Uniqlo dengan teknologi baru seperti Heattech dan Airism.
Bahan heattech dapat menyerap lembab dari tubuh, sehingga tubuh menjadi
terasa lebih hangat. Bahan airism mengurangi penumpukan lembab tubuh,
sehingga pengguna menjadi lebih nyaman.
BAB II
Recognizing Opportunities and Generating Ideas
A. Peluang
Peluang adalah sekumpulan kesempatan menguntungkan yang bisa
menciptakan kebutuhan baru unuk sebuah produk, jasa atau bisnis. Pada umumnya,
ada empat kualitas penting yang harus dimiliki oleh sebuah peluang:
1. Menarik (attractive)
2. Tepat waktu (timely)
3. Tahan lama (durable)
4. Memberikan value bagi pelanggan

B. Cara Untuk Menemukan Peluang


Ada tiga cara umum yang bisa dilakukan untuk menemukan peluang untuk
menciptakan bisnis baru.

1. Observasi tren
Pendekatan pertama untuk menemukan peluang adalah mengobservasi tren-
tren yang ada dan mempelajari caranya bagaimana tren tersebut bisa menjadi
suatu peluang untuk ide bisnis. Oleh karena itu, para pengusaha harus bisa sadar
akan perubahan-perubahan tren yang terjadi di sekitar kehidupannya. Tren-tren
yang biasanya mudah untuk ditemukan adalah tren ekonomi, sosial, teknologi
dan politik atau peraturan.
 Tren ekonomi adalah tren-tren yang berhubungan dengan kondisi
ekonomi di suatu negara, tingkat pendapatan rata-rata masyarakat dan
pola pengeluaran masyarakat secara garis besar. Jika sebuah negara
memiliki ekonomi yang lebih kuat, masyarakat cenderung lebih sering
mengeluarkan lebih banyak uang.
 Tren sosial adalah tren-tren yang berhubungan dengan budaya atau
norma sosial masyarakat dan perubahan demografis masyarakat. Contoh-
contoh tren sosial adalah populasi yang mayoritasnya anak muda,
keberagaman budaya dalam masyarakat, jumlah pengguna internet yang
banyak dan meningkatnya kesadaran terhadap pentingnya kesehatan.
 Tren teknologi adalah tren-tren yang berhubungan dengan inovasi
teknologi baru dan menurunnya penggunaan teknologi lama. Kemajuan
dalam teknologi bisa menciptakan banyak peluang bisnis baru. Contoh-
contoh industri yang mulai berkembang akibat inovasi teknologi adalah
bioteknologi, big data, cloud computing dan artificial intelligence (AI).
 Tren politik atau peraturan adalah tren-tren yang berhubungan dengan
perubahan kekuasaan politik dalam suatu negara dan regulasi-regulasi
baru yang dibuat oleh pemerintah. Hal ini bisa menjadi peluang bagi para
pengusaha untuk menciptakan inovasi dalam produk atau jasa yang bisa
memberikan value oleh karena perubahan-perubahan tersebut.

2. Menyelesaikan Masalah
Pendekatan kedua untuk menemukan peluang adalah mencari suatu masalah
dan menyediakan solusi bagi masalah tersebut. Masalah-masalah ini bisa
ditemukan di sekitar kehidupan sehari-hari, baik itu melalui mengobservasi tren-
tren yang ada atau bahkan menggunakan intuisi atau pengalaman pribadi.
Banyak perusahaan sebenarnya dimulai dari sebuah masalah yang dihadapi oleh
para pemilik perusahaannya, yang kemudian mereka menciptakan solusi-solusi
untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut yang mungkin juga dialami oleh
orang lain.

3. Mencari Celah Dalam Pasar


Pendekatan ketiga untuk menemukan peluang adalah mencari celah dalam
pasar. Celah dalam pasar bisa ada karena suatu jenis produk atau jasa tidak
tersedia bagi suatu kelompok masyarakat. Segmentasi sejumlah orang-orang ini
biasanya tidak merepresentasikan pasar yang luas, sehingga banyak perusahaan
tidak menutupi celah-celah ini. Sekalipun cakupan pasarnya tidak terlalu luas,
hal ini bisa menjadi peluang bagi para pengusaha untuk menjadikan celah ini
sebagai ide bisnis.

C. Langkah-Langkah untuk Menciptakan Ide yang Kreatif


Ada beberapa rangkaian langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk menciptakan
ide bisnis yang kreatif. Proses kreatif ini menjadi tahap-tahap penting yang sangat
berhubungan erat dengan menemukan peluang dan mengubahnya menjadi suatu bisnis.
Berikut adalah lima langkah untuk menciptakan ide yang kreatif.

1. Preparation
Preparation adalah tahap pertama, yang berbicara mengenai segala latar
belakang, pengalaman dan pengetahuan yang seorang entrepreneur miliki dan
bawa dalam proses menemukan peluang. Seorang entrepreneur yang memiliki
lebih banyak pengalaman berbisnis dan pengetahuan mengenai realita suatu
industri tertentu cenderung mempunyai lebih banyak cara untuk menemukan
peluang dalam proses ini.
2. Incubation
Incubation adalah tahap kedua dalam proses mencari ide yang kreatif, di
mana hal ini terjadi ketika seseorang sedang memikirkan suatu ide atau masalah
tertentu. Proses incubation bisa terjadi secara disengaja atau juga bisa secara
tidak disengaja ketika sedang melakukan aktivitas lain. Proses ini juga tentunya
dipengaruhi oleh seberapa luas cakupan aspek-aspek preparation yang dimiliki
oleh orang tersebut.

3. Insight
Insight adalah tahap ketiga dalam proses mencari ide yang kreatif. Tahap
ini merupakan suatu momen “pencerahan”, di mana seseorang menemukan
solusi dari suatu masalah atau menemukan ide yang memiliki kualitas-kualitas
esensial. Proses ini bisa mendorong seseorang untuk maju ke tahap berikutnya
atau juga bisa membuat seseorang kembai ke tahap preparation.

4. Evaluation
Evaluation adalah tahap keempat dalam proses mencari ide yang kreatif,
di mana ide atau solusi yang sudah diperoleh di proses insight dievaluasi
kembali kelayakannya atau kepraktisannya. Banyak orang melewati tahap
evaluation ini dan langsung maju ke tahap berikutnya, sehingga mengakibatkan
kegagalan dalam mengimplementasikan secara tepat ide ini menjadi bisnis.

5. Elaboration
Elaboration adalah tahap terakhir dalam proses mencari ide yang kreatif,
di mana ide atau solusi yang sudah diperoleh dan dievaluasi sudah berhasil
diimplementasikan menjadi suatu bisnis nyata.
BAB III

Feasibility Analysis
A. Pengertian Feasibility Analysis
Feasibility analysis adalah proses untuk menentukan apakah suatu ide bisnis
itu layak atau tidak untuk djadikan bisnis. Jika suatu ide bisnis tidak memenuhi
syarat-syarat dalam feasibility analysis, kita harus merelakannya atau memikirkannya
lebih matang lagi.
Ada banyak ide bisnis yang terlihat sangat cemerlang dalam aspek ide atau
imajinasinya, tetapi sebenarnya sangat sulit untuk direalisasikan dan dijalani dalam
aspek bisnis secara nyata. Dengan ini, feasibility analysis menjadi salah satu evaluasi
penting bagi suatu ide bisnis karena analisis ini dapat membantu kita mengetahui
apakah ide bisnis tersebut layak untuk terus dikembangkan menjadi bisnis atau tidak.

B. Proses Feasibility Analysis

Ide bisnis
yang
ditawarkan

Menggunakan waktu dan sumber daya yang


dibutuhkan untuk merealisasikan ide bisnis ini
tergantung oleh . . .

Product/service Industry/target Organizational Financial


feasibility market feasibility feasibility
feasibility
Lolos dalam Tidak lolos dalam
semua empat setidaknya satu
tahap tahap
Lanjut ke business Tinggalkan atau
plan pikir kembali ide
bisnis

 Ide bisnis yang ditawarkan:


Tahap pertama adalah mengetahui apa ide bisnis yang akan melalui
proses feasibility analysis.

 Menggunakan waktu dan sumber daya yang dibutuhkan untuk merealisasikan


ide bisnis ini tergantung oleh . . . :
Ada empat komponen yang perlu dilewati dalam proses feasibility
analysis. Sebelum sebuah ide bisnis dijadikan bisnis yang nyata, kita harus
memikirkan dan memprediksikan apakah ide bisnis tersebut dapat
dipraktekkan dengan baik.

 Product/service feasibility:
Product/service feasibility adalah suatu penilaian terhadap keseluruhan
aspek dari produk atau jasa yang ditawarkan. Walaupun ada banyak hal
penting yang harus dipertimbangkan sebelum memulai suatu bisnis, semua
proses akan menjadi sia-sia jika produk atau jasanya memang tidak diminati
oleh para pelanggan. Ada dua komponen utama yang harus diperhatikan saat
menilai kelayakan produk atau jasa.
Komponen pertama product/service feasibility adalah product/service
desirability. Product/service desirability adalah penilaian untuk menentukan
apakah produk atau jasa yang ditawarkan diminati oleh orang serta menjadi
suatu kebutuhan dalam pasar. Hal yang bisa dilakukan untuk mengetahui
apakah produk atau jasa yang ditawarkan diminati oleh orang adalah
melakukan concept test. Concept test adalah salah satu cara untuk mengetahui
product/service desirability dengan berkonsultasi dengan para ahli industri dan
prospek pelanggan mengenai konsep ide produk atau jasa yang akan
ditawarkan.
Komponen kedua product/service feasibility adalah product/service
demand. Product/service demand adalah penilaian untuk menentukan apakah
ada permintaan untuk produk atau jasa tersebut. Hal yang bisa dilakukan untuk
mengetahui apakah ada permintaan untuk produk atau jasa tersebut adalah
berbicara tatap muka dengan para pelanggan, penggunaan alat-alat digital
marketing seperti Google AdWords dan melakukan riset melalui internet dan
buku-buku.

 Industry/target market feasibility:


Industry/target market feasibility adalah suatu penilaian terhadap
keseluruhan aspek dari kelompok industri dan sasaran pasar terhadap produk
atau jasa yang ditawarkan. Industri sendiri adalah sekumpulan perusahaan-
perusahaan yang menawarkan jenis produk atau jasa yang kurang lebih sama.
Sedangkan, sasaran pasar adalah kelompok konsumen yang terdiri dari orang-
orang tertentu yang menjadi sasaran pelanggan oleh suatu perusahaan. Ada
dua komponen utama yang harus diperhatikan saat menilai kelayakan suatu
industri dan sasaran pasar.
Komponen pertama industry/target market feasibility adalah industry
attractiveness. Industry attractiveness adalah penilaian terhadap daya tarik
industri dari produk atau jasa tersebut. Pada umumnya, ketertarikan suatu
industri dipengaruhi oleh dorongan-dorongan tren lingkungan dan bisnis.
Berikut adalah ciri-ciri dari suatu industri yang menarik:
 Umurnya masih tergolong muda (young), bukan tua (old)
 Masih berada pada tahap awal siklus hidupnya
 Lebih tersebar (fragmented), bukan memadat (concentrated)
 Bertumbuh (growing), bukan menyusut (shrinking)
 Menawarkan produk atau jasa yang menjadi kebutuhan pelanggan,
bukan hanya keinginan
 Tidak ramai
 Memiliki operating margin yang tinggi
 Tidak terlalu dipengaruhi oleh harga bahan baku penting yang murah
Komponen kedua industry/target market feasibility adalah target
market attractiveness. Target market attractiveness adalah penilaian terhadap
ketepatan sasaran pasar dari produk atau jasa tersebut. Mencari sasaran pasar
yang tepat adalah salah satu kunci sukses untuk mendapat pelanggan dengan
baik. Perusahaan harus bisa mencari sasaran pasar yang tepat, di mana pasar
tersebut luas sehingga tidak terlalu ada banyak saingan, tetapi juga tidak
terlalu kecil sehingga jumlah pelanggannya sedikit.

 Organizational feasibility:
Organizational feasibility adalah suatu penilaian terhadap kemampuan
manajemen yang dibangun dari suatu ide bisnis serta kompetensi struktur
organisasinya. Ada dua komponen utama yang harus diperhatikan saat menilai
kelayakan kemampuan manajemen dan kompetensi struktur organisasinya.
Komponen pertama organizational feasibility adalah management
prowess. Management prowess adalah evaluasi kemampuan serta minat
manajemen bisnis yang akan dibangun. Ada dua alasan penting yang biasanya
dimiliki oleh manajemen yang sukses:
 Tim pemilik perusahaan memiliki gairah, niat dan kepercayaan yang
kuat pada ide bisnis tersebut
 Pemiliki perusahaan dan timnya memiliki pengetahuan yang cukup
luas mengenai pasar dan industri yang dimasuki oleh perusahaannya.
Komponen kedua organizational feasibility adalah resource
sufficiency. Resource sufficiency adalah penilaian untuk menentukan apakah
pencetus ide bisnisnya memiliki sumber daya yang cukup untuk memulai
bisnisnya. Tim pendiri perusahaan harus tahu apa 6-12 sumber daya non-
finansial yang esensial agar perusahaan bisa terus berjalan dan bertumbuh
dengan baik. Jika para pendiri tidak memiliki banyak sumber daya penting ini,
mengimplementasikan ide ini menjadi suatu bisnis bukan merupakan suatu hal
yang praktis dan layak.

 Financial feasibility:
Financial feasibility adalah penilaian untuk menentukan dan
memprediksikan apakah pencetus ide atau pengusaha tersebut memiliki modal
uang yang cukup, kinerja yang lebih baik dari perusahaan saingan dan kondisi
keseluruhan keuangan yang sehat.

 Lolos dalam semua tahap:


Jika sebuah ide bisnis telah melewati setiap tahap dalam feasibility analysis,
pencetus ide tersebut dapat merincikan ide bisnisnya dalam bentuk business
plan.

 Tidak lolos dalam setidaknya satu tahap:


Jika setidaknya ada satu tahap dalam feasibility analysis yang tidak lolos,
pencetus ide sangat disarankan untuk tinggalkan ide tersebut atau pikir
kembali dengan matang ide tersebut.

C. Contoh Implementasi Feasibility Analysis (Go-Jek)


Feasibility analysis memang sering digunakan oleh banyak pengusaha untuk
menilai apakah ide bisnisnya layak atau tidak. Berikut adalah contoh implementasi
feasibility analysis terhadap salah satu perusahaan start-up yang merupakan unicorn
atau telah memiliki valuasi di atas 1 miliar dolar, yaitu Go-Jek.
Perusahaan Go-Jek sendiri pertama dimulai oleh Nadiem Makarim dari sebuah
ide sederhana, yaitu untuk menyediakan layanan transportasi bagi pelanggan. Salah
satu alasan Go-Jek bisa menjadi sukses itu karena ide awal Go-Jek telah melewati
empat komponen dalam feasibility analysis.
Dalam product/service feasibility, Go-Jek dapat memenuhi syarat untuk
product/service desirability dan product/service demand. Jasa Go-Jek untuk
menyediakan layanan transportasi tentu menjadi sangat menarik untuk para
pelanggan, terutama bagi mereka yang ingin menghindari kemacetan lalu lintas.
Selain itu, permintaan untuk jasa Go-Jek tentu juga tinggi karena masih ada banyak
orang di Indonesia yang tidak mempunyai atau tidak mampu menggunakan alat
transportasi, baik itu mobil atau motor.
Dalam industry/target market feasibility, Go-Jek dapat memenuhi syarat untuk
industry attractiveness dan target market attractiveness. Daya tarik industri layanan
transportasi itu cukup tinggi di Indonesia. Hal ini dapat terjadi karena rendahnya
kualitas dan jangkauan transportasi publik di Indonesia, sehingga orang menggunakan
layanan Go-Jek sebagai solusi alternatif untuk masalah tersebut. Selain itu, harga
untuk layanan Go-Jek dapat dikatakan cukup murah. Dengan ini, jasa mereka dapat
digunakan oleh orang dengan tingkat ekonomi rendah sampai menengah, yang juga
merupakan sasaran pasar mereka.
Dalam organizational feasibility, Go-Jek memenuhi syarat untuk management
prowess dan resource sufficiency. Manajemen tingkat atas Go-Jek juga cukup
berpengalaman dan berprestasi. Misalnya, pendiri dan CEO Go-Jek, Nadiem
Makarim, menyelesaikan pendidikannya di Harvard Business School serta pernah
menjabat sebagai Managing Director dari Zalora Indonesia. Dengan ini, ia dapat
mengatur struktur dan strategi perusahaannya dengan baik. Go-Jek juga memiliki
banyak jaringan kerja sama dengan perusahaan lain serta memiliki tim yang inovatif.
Dalam financial feasibility, Go-Jek memenuhi syarat tiga komponen, yaitu
memiliki modal uang yang cukup, kinerja yang lebih baik dari perusahaan saingan
dan kondisi keseluruhan keuangan yang sehat. Go-Jek memiliki modal uang yang
cukup karena mendapatkan suntikan dana dari beberapa perusahaan besar seperti
Sequoia Capital, NSI Ventures dan Warburg Pincus. Selain itu, Go-Jek juga bisa
melakukan inovasi dalam layanannya seperti Go-Food, Go-Massage, Go-Clean dan
Go-Tix, memberikan nilai tambah yang lebih baik jika dibandingkan dengan
saingannya. Dengan sistem manajemen dan strategi yang baik, kondisi keuangannya
juga sehat sekalipun telah melakukan ekspansi. Dengan ini, Go-Jek lolos pada setiap
tahap dalam feasibility analysis.
BAB IV
Developing an Effective Business Model

A. Pengertian Business Model


Business model adalah rencana suatu perusahaan dalam bagaimana perusahaan
tersebut dapat menciptakan, menyampaikan dan menangkap “value” atau nilai bagi
customer, supplier, karyawan atau stakeholder lainnya. Ada dua jenis business model
pada umumnya.
Business model yang pertama adalah standard business model. Business
model ini merincikan rencana perusahaan yang sudah ada untuk menciptakan,
menyampaikan dan menangkap value-nya. Jenis ini adalah jenis yang paling umum
digunakan oleh perusahaan-perusahaan sekarang, terutama bagi mereka yang baru
pertama kali membangun bisnisnya.
Business model yang kedua adalah disruptive business model. Business model
ini biasanya mempunyai dampak dan pengaruh yang cukup signifikan, sehingga
mengganggu aktivitas biasa yang dilakukan di suatu industri atau kategori tertentu
dalam suatu industri. Jenis ini lebih jarang digunakan jika dibandingkan dengan
standard business model.

B. 9 Buildings Blocks of Business Model


9 Building Blocks adalah 9 pilar-pilar penting yang menjadi elemen-elemen
substansial yang harus dimiliki oleh suatu ide bisnis. Hal ini biasanya dilakukan
setelah menyelesaikan feasibility analysis. 9 aspek ini biasanya dimuat di dalam satu
diagram atau table yang disebut sebagai Business Model Canvas. Berikut adalah 9
Building Blocks dalam suatu model bisnis:

1) Key partnership adalah kolaborasi atau kemitraan yang dilakukan antara suatu
perusahaan dengan perusahaan yang lain. Beberapa aktivitas ini dilakukan
outsourcing, sehingga beberapa sumber daya didapatkan dari luar perusahaan
tersebut.
2) Key activities adalah aktivitas-aktivitas krusial yang harus dilakukan suatu
perusahaan dalam menyampaikan proposisinya, sehingga bisnisnya dapat terus
berjalan terus.

3) Key resources adalah aset-aset strategis yang dibutuhkan suatu perusahaan


dalam melakukan aktivitas-aktivitas yang krusial tersebut. Hal ini juga
menyangkut aset-aset penting yang dibutuhkan suatu perusahaan agar bisa
bersaing dan bertahan dalam suatu industri.

4) Value propositions adalah aspek di mana perusahaan dapat memberikan value


atau nilai pada customer dengan menyelesaikan masalah-masalah yang ingin
diselesaikan dan memberikan kepuasan pada customer.

5) Customer segments adalah kategori-kategori customer yang disasarkan oleh


suatu perusahaan. Suatu perusahaan harus tahu siapa customer mereka dan
juga mengerti cara mereka berpikir, melihat dan merasakan.

6) Customer relationships adalah hubungan antara perusahaan dengan


customernya. Suatu perusahaan harus bisa berinteraksi dan mendengarkan
feedback customer dari setiap customer segment yang ada.
7) Channels adalah aspek dalam bagaimana suatu perusahaan dapat
menyampaikan value proposition atau nilai yang mereka dapat berikan kepada
customer melalui komunikasi, distribusi dan sales.

8) Revenue streams adalah aspek dalam bagaimana suatu perusahaan menerima


pendapatannya melalui value proposition mereka yang berhasil ditawarkan
pada customer-nya.

9) Cost structure adalah elemen-elemen harga atau modal yang dibutuhkan


dalam suatu perusahaan dan bagaimana menyusunnya secara efektif dan
terstruktur.
BAB V
Industry & Competitor Analysis

A. Pengertian Industry Analysis


Industry analysis adalah suatu penelitian bisnis yang dilakukan untuk
mengetahui dan memahami potensi dari suatu industri. Hal ini sangat penting karena
suatu perusahaan harus bisa mengerti hal-hal yang berkaitan dengan industri tersebut
baik secara internal maupun eksternal.
Analisis ini juga dapat membantu perusahaan-perusahaan untuk mencari tahu
apakah sasaran pasar tertentu yang sudah diuji kelayakannya melalui feasibility
analysis itu menguntungkan bagi perusahaan tersebut nantinya. Analisis ini biasanya
menyangkut hal-hal seperti apakah mudah bagi perusahaan baru untuk masuk ke
industri tersebut atau apakah industri tersebut mempunyai pasar yang sebenarnya
penuh dengan potensi untuk inovasi.

B. Five Competitive Forces Model


Five forces industry analysis adalah kerangka analisis yang dibuat untuk
mengerti struktur dari suatu industri. Berikut adalah penjelasan aspek five forces
industry analysis:

1) Threat of substitutes
Threat of substitutes berarti adanya ancaman dalam industri di mana
ada kesadaran terhadap produk apa yang menjadi pilihan konsumen. Semakin
banyak alternatif produk atau jasa yang kita sediakan, konsumen memiliki
lebih banyak pilihan produk atau jasanya, sehingga kita juga harus berhati-hati
dalam memilih harga produk atau jasa kita dan mencari cara bagaimana
konsumen lebih memilih produk kita dibandingkan dengan saingan lainnya.

2) Threat of new entrants


Threat of new entrants berarti adanya ancaman untuk masuknya
saingan baru ke dalam industri tertentu. Oleh karena itu, kompetisi dalam
industri tersebut menjadi lebih sulit dan rata-rata keuntungan industri tersebut
menurun dengan semakin banyaknya saingan yang masuk. Perusahaan-
perusahaan biasanya membuat “barrier” atau pembatas agar mereka memiliki
lebih sedikit saingan yang masuk ke industri tersebut.

3) Rivalry among existing firms


Rivalry among existing firms berarti adanya persaingan antara
perusahaan-perusahaan dalam industri tertentu. Suatu industri yang penuh
dengan kompetisi terkadang menurunkan harga produknya bahkan di bawah
harga modal untuk memenangkan persaingan, sehingga biasanya kerugian
terjadi. Suatu industri yang tidak memiliki banyak kompetisi terkadang
memiliki produk dengan harga yang relatif stabil.

4) Bargaining power of supplies


Bargaining power of supplies berarti pengaruh penawaran pemasok ke
industri tertentu. Pemasok dapat mempengaruhi keuntungan suatu industri
dengan menaikkan atau menurunkan harga atau kualitas dari bahan-bahan
yang disediakan pada suatu industri.

5) Bargaining power of buyers


Bargaining power of buyers berarti pengaruh penawaran pembeli ke
industri tertentu. Pembeli juga dapat mempengaruhi keuntungan suatu industri
dengan jumlah permintaannya atau keinginan untuk membeli dengan harga
yang tepat bagi produk dari industri tertentu.

C. Pengertian Competitor Analysis


Competitor analysis adalah suatu analisis yang spesifik mengenai kompetisi
yang dihadapi oleh suatu perusahaan. Analisis ini membantu perusahaan untuk
mengidentifikasi dan mengerti di mana posisi perusahaan saingannya dan kesempatan
apa yang terbuka bagi perusahaannya. Kita dapat melakukan competitor analysis pada
beberapa pendekatan ini secara garis besar:

1. Pertama, kita harus mengidentifikasi siapa yang menjadi direct competitor atau
saingan secara langsung kita. Direct competitor adalah perusahaan yang
menyediakan produk yang identik dengan produk kita. Kita juga bisa
mengidentifikasi siapa yang menjadi indirect competitor atau saingan secara
tidak langsung kita. Indirect competitor adalah perusahaan yang menyediakan
jenis produk yang bisa menjadi alternatif terhadap produk kita. Selain itu, kita
juga harus bisa mengidentifikasi siapa yang menjadi future competitor atau
saingan masa depan kita. Future competitor adalah perusahaan yang mempunyai
potensi untuk nanti menjadi direct atau indirect competitor kita.

2. Kedua, kita juga harus bisa mengumpulkan informasi mengenai perusahaan


saingan kita. Kita harus bisa mengerti apa yang menjadi strategi dan kebiasaan
mereka. Tentunya, kita harus mengumpulkan informasi tersebut secara etis.
Contoh-contoh cara pengumpulan informasi yang etis adalah menghadiri acara
konferensi industri, membeli produk saingan dan mempelajari website serta
media sosial saingan.

3. Ketiga, kita dapat membuat competitive analysis grid setelah mengidentifikasi


perusahaan saingan dan memperoleh informasi mengenai saingan kita.
Competitive analysis grid ini bisa menjadi alat untuk mengatur informasi yang
kita sudah peroleh mengenai perusahaan saingan kita dan menjadi bahan ide
untuk apa yang perusahaan kita akan lakukan selanjutnya.
BAB VI
Preparing a Proper Ethical and Legal Foundation

A. Isu-Isu Etis dan Hukum Untuk Perusahaan Baru


Perusahaan-perusahaan yang baru harus bisa memikirkan dan menghadapi isu-
isu secara etis dan hukum yang mereka hadapi saat mereka baru pertama kali
meluncurkan bisnis tersebut. Seiring bertumbuhnya suatu perusahaan, lingkungan
hokum perusahaan tersebut akan menjadi semakin rumit. Berikut adalah enam isu
secara etis dan hukum yang sering dihadapi oleh perusahaan-perusahaan baru:
1. Membangun budaya etis yang kuat
Sebuah perusahaan baru hanya bisa berjalan dan bertumbuh jika
memiliki suatu tim yang memiliki budaya etis yang kuat. Para pendiri harus
mendorong dan melakukan upaya-upaya yang dapat memperkuat budaya etis
di dalam suatu perusahaan. Ada beberapa cara dan filosofi praktis yang bisa
dilakukan untuk memperkuat budaya etis di dalam suatu perusahaan.
 Setiap pemimpin, baik itu pendiri, manajer atau supervisor, harus bisa
memimpin dengan menjadi teladan bagi orang-orang yang mereka
pimpin. Mereka bisa melakukannya dengan berkomunikasi secara
sopan, menjaga komitmen dan menaati peraturan-peraturan dalam
perusahaan tersebut.
 Suatu perusahaan bisa memiliki code of conduct, yang merupakan
sebuah pernyataan formal yang mencerminkan nilai-nilai yang
dipegang oleh suatu organisasi terhadap isu-isu etis dan sosial.
 Suatu perusahaan juga bisa mengadakan program latihan etis yang bisa
mengajarkan setiap karyawan dalam perusahaan untuk memiliki
kebiasaan yang etis serta kemampuan dalam menangani dilema-dilema
etis yang dihadapi di dalam dunia kerja.
2. Memilih pengacara
Sebuah perusahaan akan menjadi lebih hati-hati jika memiliki
pengacara yang baik dalam menjalankan tugasnya. Perusahaan-perusahaan
baru sangat dianjurkan untuk memilih pengacara yang tepat secepat mungkin.
Pengacara yang tepat adalah orang-orang yang memiliki banyak pengetahuan
dan pengalaman dalam bidang bisnis dan lingkungan industri perusahaan
tersebut. Jika suatu perusahaan mengurus properti-properti penting seperti hak
paten, hak cipta dan rahasia perusahaan, perusahaan tersebut juga sangat
dianjurkan untuk memilih pengacara yang merupakan ahli pada bidang-bidang
tersebut.

3. Merancang kesepakatan untuk para pendiri


Kesepakatan para pendiri adalah suatu dokumen tertulis yang
menangani isu-isu seperti pembagian kepemilikan perusahaan, bagaimana para
pendiri menerima kompensasi atas modal yang mereka sudah berikan di awal
dan isu-isu lain yang berhubungan dengan persetujuan antara para pendiri.

4. Menghindari perselisihan hukum


Perselisihan hukum sering terjadi di lingkungan perusahaan-
perusahaan baru. Pada umumnya, perselisihan hukum terjadi akibat dari
kesalahpahaman, kecerobohan dan kurangnya pengetahuan dalam topik-topik
hukum. Sebuah perusahaan harus bisa menghindari hal-hal yang bisa membuat
perusahaan tersebut masuk ke dalam perselisihan hukum yang rumit. Berikut
adalah contoh-contoh sederhana dan praktis yang bisa membantu suatu
perusahaan menghindari perselisihan hukum:
 Menemui semua obligasi kontrak
 Menghindari kekurangan modal
 Membiasakan mencatat semuanya secara tertulis
 Menetapkan suatu standar yang jelas

5. Memperoleh lisensi dan izin perusahaan


Beberapa jenis perusahaan tertentu membutuhkan lisensi dan izin
daerah atau negara agar perusahaannya bisa berjalan secara legal. Jika dalam
skala provinsi, setiap daerah memiliki regulasi mengenai perusahaan yang
berbeda-beda. Jika dalam skala lokal, perusahaan bisa menangani masalah izin
bangunan, tanah atau kesehatan (untuk perusahaan makanan).

6. Memilih bentuk dari organisasi


Pada saat baru pertama kali membuka suatu perusahan, para pendiri
perusahaan bisa memilih salah satu dari empat jenis bentuk perusahaan ini:
 Sole Proprietorship
Sole proprietorship adalah suatu jenis bentuk perusahaan yang
hanya melibatkan satu orang, sehingga orang tersebut dan
bisnisnya sebenarnya adalah kedua hal yang sama. Bentuk ini
merupakan jenis yang paling sederhana dan mudah. Akan tetapi,
sole proprietorship ini bukan merupakan suatu entitas legal yang
terpisah karena pemilik bisnisnya menjadi bertanggung jawab
terhadap semua kerugian yang dialami bisnis tersebut.

 Partnership
Partnership adalah suatu jenis bentuk perusahaan yang
melibatkan dua orang atau lebih, di mana mereka saling bekerja
sama menggunakan kemampuan dan sumber daya yang mereka
miliki untuk menjalankan suatu bisnis bersama. Dengan ini, para
pemilik bisa memberikan kontribusi-kontribusi yang beragam pada
bisnis tersebut dan saling melengkapi. Akan tetapi, pengeluaran
dari setiap pemilik akan berdampak pada pemilik-pemilik lainnya
dalam bisnis tersebut.

 Corporation
Corporation adalah suatu jenis bentuk perusahaan yang
merupakan suatu entitas legal terpisah yang telah diatur di bawah
otoritas pemerintah.
Ada dua jenis corporation, yaitu C corporation dan subchapter
S corporation. C corporation adalah suatu entitas legal yang
terpisah dari para pemiliknya. Pada umumnya, C corporation akan
melindungi pada pemiliknya untuk menjadikan pengeluaran pribadi
menjadi kerugian perusahaan. C corporation biasanya dipimpin
oleh sebuah dewan direktur (board of directors).
Sedangkan, subchapter S corporation adalah sebuah gabungan
dari partnership dan corporation. Dengan ini, subchapter S
corporation itu mirip dengan partnership, di mana pendapatan
perusahaan tidak dikenai pajak tambahan, tetapi juga mirip dengan
corporation, di mana para pemilik tidak diperbolehkan untuk
membuat pengeluaran pribadi menjadi kerugian perusahaan.

 Limited Liability Company


Limited Liability Company (LLC) adalah suatu jenis bentuk
perusahaan yang menggabungkan keuntungan pengeluaran yang
dibatasi (limited liability) oleh corporation dengan keuntungan
bayar pajak oleh partnership. Sebuah perusahaan LLC tidak perlu
membayar pajak karena semua keuntungan dan kerugian akan
langsung masuk ke pajak para pemilik nantinya. Pada umumnya,
jenis perusahaan ini sering dipilih oleh orang-orang saat mereka
membuka bisnisnya.
BAB VII
Building A New Venture Team

A. Elemen-Elemen Sebuah Tim Untuk Perusahaan Baru


Sebuah tim untuk perusahaan yang baru dimulai harus bisa memiliki elemen-
elemen atau orang-orang tertentu yang dapat membuat perusahaan tersebut bergerak
dan maju ke depan. Suatu perusahaan harus menyadari betapa pentingnya elemen-
elemen ini dalam keberlangsungan perusahaan ini untuk ke depannya. Berikut adalah
7 elemen yang harus dimiliki oleh sebuah tim untuk perusahaan baru:

1. Founder or founders of a venture: Karakteristik dari setiap founder dan setiap


keputusannya memiliki pengaruh yang besar dalam kesuksesan dan keadaan
awal bisnis itu. Hal penting yang berhubungan dengan founder adalah jumlah
dan kualitasnya. Kebanyakan bisnis dimulai oleh beberapa founder yang
bekerja sama. Hal ini bisa berarti adanya dukungan antar founder dan
kelemahan yang bisa saling ditutupi dengan founder lainnya, tetapi hal ini juga
bisa membuka ruang untuk terjadinya miskomunikasi. Kualitas founder juga
mempunyai pengaruh yang penting. Seorang founder yang memiliki jenjang
Pendidikan yang tinggi, pengalaman berbisnis, pengalaman dalam industri
yang terkait dan jenjang sosial yang luas adalah atribut-atribut unggul yang
harusnya dimiliki oleh para founder.
2. Key employees: Setiap karyawan yang ada di dalam suatu bisnis harus bisa
melewati seleksi yang ketat agar karyawan yang bekerja hanya merupakan
orang-orang yang berkualitas dan mampu membawa pengaruh positif pada
bisnis tersebut. Para karyawan juga memiliki banyak kontribusi dalam
terwujudnya visi perusahaan melalui produktivitas, efektivitas dan efisiensi
yang tinggi dalam perusahaan.

3. Management team: Tim manajemen suatu perusahaan baru harus bisa


memiliki karakteristik dan kualitas unggul, baik itu secara individu maupun
secara sosial. Suatu tim manajemen harus mampu dalam menyelesaikan tugas
dan masalah yang ada di suatu perusahaan. Selain itu, mereka juga harus bisa
bekerja sama dan berkomunikasi dengan baik untuk merealisasikan hal
tersebut.

4. Board of directors: Board of directors adalah sekumpulan individu-individu


yang dipilih oleh para shareholder untuk mengawasi manajemen suatu
perusahaan. Mereka bertanggung jawab dalam menunjuk siapa orang-orang
yang layak berada di posisi tertentu, mengatur dividen dan mengawasi
aktivitas perusahaan secara luas. Dewan direksi dapat memberikan arahan
pada suatu perusahaan. Walaupun dewan direksi memiliki beberapa tanggung
jawab secara kepemimpinan, mereka sangat dibutuhkan dalam memberikan
masukan pada para manajer perusahaan. Tidak hanya itu, para CEO sering
mendapatkan banyak masukan dan saran dari interaksi mereka dengan dewan
direksi. Dewan direksi juga mempunyai peran penting lainnya, yaitu
menyediakan legitimasi bagi suatu perusahaan. Dewan direksi yang sudah ahli
dalam bidangnya dan dihormati di suatu industri bisa membantu membangun
reputasi dan kredibilitas yang baik untuk perusahaan tersebut. Hal ini bisa
menimbulkan banyak dampak positif lainnya seperti para investor menjadi
lebih percaya dan yakin untuk memberikan modal untuk perusahaan baru
tersebut.

5. Board of advisors: Board of advisors adalah sekumpulan individu-individu


yang dipilih oleh para manajer perusahaan untuk menyediakan nasihat dan
saran dalam aktivitas sehari-hari perusahaan. Walaupun mereka tidak
memiliki tanggung jawab secara legal dalam perusahaan tersebut, mereka juga
dibutuhkan dalam perusahaan, terutama dalam membuat keputusan-keputusan.
Mereka dapat memberikan arahan dan nasihat pada para perusahaan baru
karena mereka sudah memiliki pengalaman wirausaha atau industri dari
perusahaan tersebut. Jika dewan penasehat memiliki individu-individu yang
memiliki reputasi yang baik, perusahaan akan lebih dimudahkan untuk
berinteraksi dengan customer, supplier atau mitra bisnis lainnya. Hal ini dapat
terjadi karena mereka sudah memiliki banyak pengetahuan, jaringan sosial dan
pengalaman pada bidangnya masing-masing.

6. Lenders and investors: Lender dan investor menyediakan modal atau uang
bagi perusahaan karena mereka memiliki suatu kepentingan di perusahaan
tersebut. Dengan ini, mereka biasanya terlibat dalam membantu perusahaan
yang mereka biayai. Mereka biasanya membantu perusahaan dengan
memberikan saran dan arahan pada perusahan-perusahaan tersebut.

7. Other professionals: Ada beberapa ahli yang penting juga untuk


berkelangsungannya suatu bisnis baru. Misalnya, pengacara, akuntan dan
konsultan bisnis merupakan orang-orang yang dibutuhkan dalam suatu bisnis
baru.

Setiap aspek, yaitu key employees, management team, board of directors,


board of advisors, lenders and investors dan other professionals, harus bisa bekerja
sama dengan baik sesuai dengan visi dan misi yang dimiliki oleh para founder dalam
bisnis tersebut.

B. Contoh Struktur Tim Untuk Perusahaan

Ada beberapa perbedaan yang terdapat pada perusahaan besar dan perusahaan
kecil.
1. Kita dapat melihat perbedaannya dengan membandingkan jumlah
karyawannya atau skala penjualan perusahaan tersebut dalam periode tertentu,
walaupun tidak ada garis spesifik yang bisa membedakan apakah suatu
perusahaan dapat digolongkan besar atau kecil.
2. Kita dapat melihat perbedaan perusahaan besar dan kecil dari proses yang ada
dalam berjalannya perusahaan tersebut. Suatu perusahaan kecil cenderung
mendorong para karyawannya untuk berinovasi dan mencari cara untuk
meningkatkan efisiensi. Sedangkan, perusahaan besar cenderung
mengembangkan proses-proses dan standar baru dalam organisasi tersebut
dengan tujuan untuk mengurangi resiko dan menciptakan arahan yang jelas
agar karyawan dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan baik.
Contoh struktur organisasi perusahaan besar:

Contoh struktur organisasi perusahaan kecil:

Dengan ini, struktur organisasi kedua jenis perusahaan tersebut juga


berbeda. Kita bisa melihat perbedaannya dalam dua gambar yang sudah
tercantum di atas. Dalam contoh perusahaan besar, ada pemegang saham,
dewan komisaris dan komite audit yang terlibat dalam berjalannya aktivitas
perusahaan tersebut. Dengan skala modal dan pendapatan yang lebih besar,
perusahaan besar harus bisa mengatur strukturnya dengan mendesainnya
secara spesifik dan jelas. Adanya banyak tingkat dalam struktur organisasi
perusahaan besar ini ditimbulkan oleh skala karyawan yang cenderung lebih
banyak dan harus lebih diperhatikan.
Tidak hanya itu, skala pekerjaan yang harus dilakukan oleh perusahaan
tersebut pada customer juga cenderung lebih besar. Hal ini dapat terjadi karena
adanya lebih banyak departemen seperti penjualan, personalia, manufaktur,
pengadaan, engineering, pemasaran, keuangan dan teknologi. Sedangkan, kita
dapat melihat bahwa struktur organisasi dari perusahaan kecil cenderung lebih
sederhana dan hanya memiliki jumlah tingkat yang sedikit. Dalam contoh
perusahaan kecil, kita bisa lihat bahwa pemilik perusahaan bahkan dapat
secara langsung berinteraksi dengan para karyawan, selain ia juga membawahi
bidang keuangan dan produksi.
Hal ini dapat terjadi karena skala modal dan pendapatan di perusahaan
kecil cenderung lebih sedikit. Tidak hanya itu, hal ini juga biasanya berarti
bahwa jumlah karyawannya tidak banyak. Oleh karena itu, struktur organisasi
dari perusahaan kecil cenderung lebih sederhana daripada struktur organisasi
dari perusahaan besar.

C. Contoh Perusahaan yang Memiliki Tim Manajemen yang Baik

Google adalah suatu perusahaan teknologi raksasa yang berjalan di bidang


produk dan jasa Internet, seperti periklanan, search engine dan cloud computing.
Google sendiri didirikan oleh Larry Page dan Sergey Brin pada tahun 1998 oleh Larry
Page dan Sergey Brin ketika mereka sedang berkuliah di Stanford University,
California. Google bisa mengalami pertumbuhan yang begitu cepat dan melakukan
banyak inovasi karena mereka memiliki tim manajemen yang sangat baik, bahkan dari
dulu sampai sekarang.
Google memiliki orang-orang yang berpengalaman dan hebat di posisi dewan
direktur (board of directors). Beberapa orang hebat yang berada di board of directors
Google adalah Larry Page, Sergey Brin, John Hennessy, L. John Doerr dan Roger W.
Ferguson Jr. Larry Page dan Sergey Brin adalah pendiri Google dan mengerti segala
seluk beluk mengenai perusahaannya. John Hennessy merupakan presiden ke-10 dari
Stanford University dan juga pernah menemukan suatu perusahaan teknologi bernama
MIPS Computer Systems Inc. L. John Doerr adalah seorang investor dan venture
capitalist dari Kleiner Perkins. Sedangkan, Roger Ferguson Jr. adalah seorang
ekonom yang pernah menjabat sebagai Vice Chairman dari Federal Reserve System
dari tahun 1999 sampai 2006. Hal ini sudah membuktikan bahwa Google memiliki
dewan direktur yang merupakan ahli dalam bidangnya masing-masing.
Tidak hanya board of directors yang hebat, Google juga mempunyai beberapa
komite-komite seperti Audit Committee, Leadership and Development Committee,
Nominating and Corporate Governance Committee dan Executive Committee. Setiap
chairman telah ditelusuri dan ditunjuk agar mereka bisa melaksanakan tugasnya
masing-masing dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa Google percaya bahwa
kepemimpinan dan manajemen dalam perusahaan itu adalah hal yang sangat penting
dan berdampak pada keberlangsungan Google sebagai perusahaan teknologi raksasa.

D. Perbedaan Perusahaan Keluarga dan Perusahaan Bukan Keluarga

Dalam bisnis keluarga, budaya dan cara kerja para eksekutif tentunya akan
berbeda. Pada umumnya, perusahaan keluarga mengalami banyak kesulitan seiring
berjalannya waktu dan kepemimpinan perusahaan telah turun dari generasi ke
generasi. Hal ini da[at terjadi karena kondisi dan tantangan yang dihadapi oleh pendiri
perusahaan belum tentu dirasakan atau dimengerti oleh anak atau keluarganya. Selain
itu, konflik dalam keluarga bisa mempengaruhi konflik dalam perusahaan keluarga.
Dengan ini, emosi bisa memiliki peran penting dalam keberlangsungannya suatu
perusahaan keluarga. Walaupun demikian, komunikasi antara keluarga dalam
perusahaan keluarga biasanya lebih jujur dan tidak terlalu bersifat politik. Kemudian,
perusahaan keluarga cenderung membuat keputusan dengan lebih cepat oleh karena
natur fleksibilitasnya, sehingga hal ini bisa juga memberikan pengaruh yang baik
dalam era di mana kecepatan dan kemampuan untuk beradaptasi terhadap perubahan
sangat penting untuk keberadaan jangka panjang perusahaan tersebut. Contoh dari
perusahaan keluarga adalah Lippo Group. Pada tahun 1950, Mochtar Riady
membangun Lippo Group, yang dimulai hanya dari Lippo Bank dan kemudian
berkembang sampai memiliki banyak perusahaan lain seperti BeritaSatu, Multipolar,
Universitas Pelita Harapan, Lippo Karawaci, Cinemaxx, Maxx Coffee dan lain-lain.
Mochtar Riady sendiri hanya memimpin Lippo Group untuk beberapa waktu saja,
kemudian meneruskan posisi kepemimpinannya pada anak keduanya, yaitu James
Riady. James Riady mungkin telah mengembangkan banyak jenis bisnis baru, tetapi
mengalami banyak kontroversi, seperti kasus Meikarta, seiring berjalan
kepemimpinannya.
Dalam bisnis yang bukan keluarga, budaya dan cara kerja para eksekutif
tentunya akan berbeda juga. Pada umumnya, perusahaan yang bukan keluarga akan
fokus untuk bisa menjaga keberhasilan dan keberlangsungan perusahaan secara
jangka panjang. Dengan ini, posisi eksekutif tidak diturunkan ke keluarga, tapi orang-
orang yang ahli, sudah berpengalaman dan telah bekerja untuk sekian lama. Selain itu,
konflik dalam keluarga eksekutif tidak mempengaruhi konflik dalam perusahaan.
Walaupun demikian, komunikasi antara eksekutif dalam perusahaan yang bukan
keluarga mungkin saja bersifat politik. Kemudian, adanya masukan dari board of
directors dan board of advisors cenderung membuat pengambilan keputusan lebih
lama untuk lebih berhati-hati. Contoh perusahaan yang bukan keluarga adalah
Microsoft. Sebelum memasuki masa pensiun, Bill Gates, pendiri Microsoft,
memberikan jabatan CEO untuk Microsoft pada Steve Ballmer, yang merupakan
seorang entrepreneur dan investor. Pada tahun 2014, Steve Ballmer memberikan
posisi CEO pada Satya Nadella, yang merupakan ahli dalam bidang software dan
telah bekerja untuk Microsoft sejak tahun 1992.
BAB VIII
Getting Financing or Funding

A. Mendapatkan Dana Melalui Personal Funding


Pada umumnya, ada tiga cara personal funding agar sebuah perusahaan start-
up bisa mendapatkan dana untuk memulai usaha ketika mereka belum dikenal oleh
para stakeholder.
1. Personal Funds: Para pendiri perusahaan dapat menggunakan uang mereka
sendiri sebagai modal awal untuk membiayai perusahaan yang mereka akan
bangun. Mereka juga bisa berkontribusi sweat equity, yang merupakan seluruh
waktu dan tenaga yang mereka bisa berikan untuk membangun perusahaan
baru.

2. Friends and Family: Para pendiri perusahaan bisa mendapatkan modal untuk
membuka perusahaan dengan meminta bantuan dari teman-teman dan
keluarga. Teman-teman dan keluarga biasanya akan membantu memberikan
dana karena hubungan pribadi yang telah dibangun dan kepercayaan mereka
terhadap pribadi si pendiri.

3. Bootstrapping: Para pendiri perusahaan ternyata juga bisa mendapatkan dana


atau modal untuk memulai usaha dengan melakukan bootstrapping.
Bootstrapping sendiri adalah suatu ide di mana pendiri usaha bisa mencari
banyak cara dan alternatif dengan kreativitas, kecerdikan, penghematan,
pemotongan biaya, atau cara lain yang bisa dilakukan agar mereka tidak perlu
mencari dana dari orang lain lagi. Beberapa contoh praktis dari bootstrapping
adalah membeli peralatan yang sudah dipakai, tidak membeli tetapi menyewa
peralatan, memotong pengeluaran pribadi dan berbagi ruang kerja bersama
dengan perusahaan lain (co-working space).

B. Mendapatkan Dana Melalui Equity Capital


Equity funding adalah metode umum untuk perusahaan bisa mendapatkan
dana, baik itu menukarnya dengan persentase kepemilikan. Pada umumnya, ada tiga
cara equity funding yang bisa dilakukan oleh sebuah perusahaan start-up agar mereka
bisa mendapatkan dana ketika mereka sudah dikenal oleh para stakeholder dan ingin
mengembangkan usahanya.

1. Business Angel: Para pendiri perusahaan bisa mendapatkan dana untuk


mengembangkan usahanya melalui para business angel. Business angel
atau angel investor adalah individu-individu yang ingin melakukan
investasi pada suatu usaha dengan menggunakan uang pribadinya sendiri.
Pada umumnya, business angel adalah orang-orang kaya yang memiliki
penghasilan yang tinggi dan pengalaman yang banyak dalam bidang
kewirausahaan. Selain itu, mereka juga berpendidikan dan tertarik pada
bisnis start-up yang sesuai dengan pemikiran mereka. Contoh perusahaan
yang mendapatkan dana melalui business angel adalah Tipsy Elves. Tipsy
Elves adalah perusahaan apparel yang menjual pakaian-pakaian yang
bernuansa natal. Mereka mendapatkan $100.000 dan memberikan 10%
kepemilikan pada Robert Herjavec, seorang business angel, melalui acara
televisi Shark Tank.

2. Venture Capital: Para pendiri perusahaan bisa mendapatkan dana untuk


mengembangkan usahanya melalui venture capital. Venture capital sendiri
adalah uang yang diinvestasikan oleh sebuah perusahaan venture capital
pada perusahaan-perusahaan start-up yang memiliki potensi besar untuk
bertumbuh dan berkembang menjadi sukses. Perusahaan venture capital
sendiri biasanya mendapatkan dana dari sebuah kumpulan uang yang
diberikan oleh orang-orang kaya, orang-orang pensiun, investor asing dan
sejenisnya, sehingga para manajer keuangan perusahaan venture capital
bisa menggunakan uang itu untuk diinvestasikan. Jumlah dana yang
diberikan oleh venture capital itu jauh lebih besar daripada jumlah dana
yang diberikan oleh business angel. Mendapatkan dana melalui
perusahaan venture capital itu sulit karena mereka hanya ingin memilih
perusahaan-perusahaan yang benar-benar sesuai dengan standar mereka.
Pada umumnya, perusahaan venture capital memberikan dana secara
bertahap, di mana hal ini berarti bahwa tidak semua uang akan sekaligus
diberikan pada suatu perusahaan. Contoh perusahaan yang mendapatkan
dana melalui venture capital adalah Go-Jek. Go-Jek adalah perusahaan
jasa transportasi yang didirikan oleh Nadiem Makarim. Mereka
mendapatkan $100.000.000 melalui Sequoia Capital, sebuah perusahaan
venture capital yang berbasis di Amerika Serikat.

3. Initial Public Offering: Para pendiri perusahaan bisa mendapatkan dana


untuk mengembangkan usahanya dengan melakukan Initial Public
Offering atau IPO. Ketika suatu perusahaan melakukan Initial Public
Offering, hal ini berarti perusahaan tersebut menjual saham pertamanya
pada publik. Dengan ini, saham perusahaan tersebut didaftarkan di bursa
efek saham dan masyarakat bisa membeli saham dari perusahaan tersebut.
Dengan menjual saham, perusahaan menukarkan sebagian saham
kepemilikan dengan uang yang bisa dipakai oleh perusahaan tersebut.
Sebuah Initial Public Offering bisa menjadi pencapaian yang luar biasa
untuk suatu perusahaan karena hanya beberapa perusahaan yang memiliki
kelayakan dan masa depan yang sangat berpotensi. Contoh perusahaan
yang telah melakukan IPO adalah Indofood Sukses Makmur Tbk.
Indofood sendiri adalah perusahaan yang sangat besar dan terkenal karena
produk mie instannya, yaitu Indomie. Perusahaan ini telah didaftarkan di
Indonesia Stock Exhange (IDX) dengan ticker INDF.

DAFTAR PUSTAKA
15 of the Most Successful Products from Shark Tank.
http://mentalfloss.com/article/546955/shark-tank-most-successful-products. 13 Juni
2018.

A Short History of Microsoft.


https://www.thoughtco.com/microsoft-history-of-a-computing-giant-1991140. 5
Februari 2018.

Alphabet Investor Relations. https://abc.xyz/investor/other/board/. 2 Oktober 2015.

Audience Analysis: Gojek’s Way To Success.


https://www.synthesio.com/blog/audience-analysis-gojek-way-success/.

Biografi dan Profil Mochtar Riady, Pendiri Lippo Group.


https://www.biografiku.com/biografi-dan-profil-mochtar-riady-pendiri-lippo-group/.
14 Maret 2017.

Bruce R. Barringer, R. Duane Ireland. (2016). Entrepreneurship Successfully


Launching New Ventures. Pearson Education. England. ISBN: 9781292095370

Entrepreneurship, National Culture and Turkey.


http://ijbssnet.com/journals/Vol_2_No_16_September_2011/16.pdf. 16 September
2011.

Indofood CBP Tawarkan Harga IPO Rp. 4.300 – 5.500.


https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-1432600/indofood-cbp-tawarkan-harga-
ipo-rp-4300---5500. 1 September 2010.

Mark Zuckerberg Biography. https://www.biography.com/people/mark-zuckerberg-


507402. 30 Juli 2018.

Remembering Steve. https://www.apple.com/stevejobs/

Tadashi Yanai & Family. https://www.forbes.com/profile/tadashi-


yanai/#316a17857e44. 13 Desember 2018.
What Exactly Is An Entrepreneur?
https://www.economist.com/schumpeter/2014/02/16/what-exactly-is-an-entrepreneur.
16 Februari, 2014.

Anda mungkin juga menyukai