Anda di halaman 1dari 6

TUGAS ANALISIS KURIKULUM

KURIKULUM 1984

Dosen Pengampu:
Dr. Jero Budi Darmayasa, S.Pd.,M.Psi

Disusun Oleh :
Rahmadhanatun Hidayah (2040604009)
Elma Retno Patasik (2040604043)
Rika Handayani (2040604054)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
2022
REVIEW KURIKULUM 1984 ATAU CBSA (CARA BELAJAR SISWA
AKTIF)
A. PENDAHULUAN

Kurikulum sebagai salah satu komponen pendidikan memegang peranan penting dalam
meningkatkan kualitas pendidikan. Kurikulum memegang kedudukan kunci dalam
pendidikan, serta berkaitan dengan penentuan arah, isi dan proses pendidikan, yang pada
akhirnya menentukan macam dan kualifikasi lulusan suatu lembaga pendidikan.

Landasan pengembangan kurikulum tidak hanya diperlukan bagi para penyusun


kurikulum atau kurikulum tertulis yang sering disebut juga sebagai kurikulum ideal, akan
tetapi terutama harus dipahami dan dijadikan dasar pertimbangan oleh para pelaksana
kurikulum yaitu para pengawas pendidikan dan para guru serta pihak-pihak lain yang terkait
dengan tugas-tugas pengelolaan pendidikan, sebagai bahan untuk dijadikan instrumen dalam
melakukan pembinaan terhadap implementasi kurikulum di setiap jenjang pendidikan.
Penyusunan dan pengembangan kurikulum tidak bisa dilakukan secara sembarangan.
Dibutuhkan berbagai landasan yang kuat agar mampu dijadikan dasar pijakan dalam
melakukan proses penyelenggaraan pendidikan, sehingga dapat memfasilitasi tercapainya
sasaran pendidikan dan pembelajaran secara lebih efektif dan efisien.

B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Kurikulum

Secara etimologis, Kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu “curir” yang berarti
pelari, serta “curere” yang berarti tempat berpacu. Dulu, istilah ini dipakai dalam dunia
olahraga. Secara terminologi diartikan sebagai “Jarak yang harus ditempuh oleh seorang
pelari mulai dari start sampai finish untuk memeroleh medali atau penghargaan”. Pengertian
tersebut kemudian diadaptasikan ke dalam dunia pendididikan dan diartikan sebagai
“Sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh seorang siswa dari awal hingga akhir
program demi memeroleh ijazah”.
Menurut UU no. 20 tahun 2003, kurikulum adalah “Seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu”.
2. Sejarah Perkembangan Kurikulum di Indonesia
Kurikulum telah diterapkan di Indonesia oleh pemerintah Hindia Belanda dan Jepang
sebelum kemerdekaan Indonesia tercapai. Belanda menerapkan kurikulum pada sekolah-
sekolah yang dikuasainya. Pembuatan kurikulum disesuaikan dengan kepentingan Belanda.
Belanda membentuk kurikulum untuk tujuan memperlancar perdagangan dengan pribumi
serta mempercepat penyebaran agama Kristen di Indonesia. Dalam lembaga pendidikan,
penduduk pribumi diajari cara membaca dan menulis agar dapat bekerja di perdagangan yang
dikuasai oleh Belanda. Setelah Belanda menyerah kepada Jepang, kurikulum di Indonesia
diubah sesuai dengan kepentingan Jepang. Di Indonesia, Jepang mendirikan sekolah rakyat
yang bernama ”Kokumin Gako”. Penduduk pribumi diharuskan mengikuti pembelajaran
selama 6 tahun. Dalam penerapan kurikulum di Indonesia oleh Jepang, bahasa Belanda
digunakan hanya sebagai bahasa pengantar.
Setelah Indonesia melakukan proklamasi kemerdekaan, kurikulum di Indonesia telah
berubah beberapa kali pada masa Orde Lama, Orde Baru maupun masa reformasi. Pada masa
Orde Lama, kurikulum di Indonesia mengalami 3 kali perubahan melalui kebijakan negara
tentang pendidikan nasional. Setelah pemerintahan Orde Lama berakhir dan pemerintahan
Orde Baru dimulai, kurikulum di Indonesia bertujuan untuk memperkuat ideologi Pancasila
dan pembangunan negara. Pada masa Orde Baru terjadi 4 kali pergantian kebijakan
kurikulum. Penetapan kurikulum dilandasi oleh pemanfaatan alumnus pendidikan untuk
menghasilkan tenaga kerja terampil dan menciptakan stabilitas politik serta keamanan.
Setelah masa Orde Baru berakhir dan digantikan dengan masa reformasi, kurikulum di
Indonesia telah berganti sebanyak 3 kali.
Dari sejarah perkembangan kurikulum diatas maka pembahasan selanjutnya akan
berfokus pada pembahasan mengenai kurikulum pendidikan di Indonesia pada tahun 1984
yang dikenal dengan nama Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA).
3. Sejarah terbentuknya kurikulum 1984 (CBSA)
Kurikulum 1975 hingga menjelang tahun 1983 dianggap sudah tidak mampu lagi
memenuhi kebutuhan masyarakat dan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahkan
sidang umum MPR 1983 yang produknya tertuang dalam GBHN 1983 menyiratakan
keputusan politik yang menghendaki perubahan kurikulum dari kurikulum 1975 ke
kurikulum 1984. Karena itulah pada tahun 1984 pemerintah menetapkan pergantian
kurikulum 1975 oleh kurikulum 1984. Kurikulum 1984 mengusung process skill approach.
Meski mengutamakan pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga
sering disebut "Kurikulum 1975 yang disempurnakan". Posisi siswa ditempatkan sebagai
subjek belajar. Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga
melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student Active
Leaming (SAL). Konsep CBSA yang elok secara teoritis dan bagus hasilnya di sekolah-
sekolah yang diujicobakan, mengalami banyak deviasi dan reduksi saat diterapkan secara
nasional. Secara umum dasar perubahan kurikulum 1975 ke kurikulum 1984 di antaranya
adalah sebagai berikut :
1. Terdapat beberapa unsur dalam GBHN 1983 yang belum tertampung ke dalam kurikulum
pendidikan dasar dan menengah.
2. Terdapat ketidakserasian antara materi kurikulum berbagai bidang studi dengan
kemampuan anak didik.
3. Terdapat kesenjangan antara program kurikulum dan pelaksanaannya di sekolah.
4. Terlalu padatnya isi kurikulum yang harus diajarkan hampir di setiap jenjang
5. Pelaksanaan Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB) sebagai bidang pendidikan
yang berdiri sendiri mulai dari tingkat kanak-kanak sampai sekolah menengah tingkat atas
termasuk Pendidikan Luar Sekolah.
6. Pengadaan program studi baru (seperti di SMA) untuk memenuhi kebutuhan
perkembangan lapangan kerja.
Atas dasar perkembangan itu maka menjelang tahun 1983 antara kebutuhan atau
tuntutan masyarakat dan ilmu pengetahuan/teknologi terhadap pendidikan dalam kurikulum
1975 dianggap tidak sesuai lagi, oleh karena itu diperlukan perubahan kurikulum. Kurikulum
1984 tampil sebagai perbaikan atau revisi terhadap kurikulum 1975. Kurikulum 1984
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Berorientasi kepada tujuan instruksional. Didasari oleh pandangan bahwa pemberian
pengalaman belajar kepada siswa dalam waktu belajar yang sangat terbatas di sekolah harus
benar-benar fungsional dan efektif.
b. Pendekatan pengajarannya berpusat pada anak didik melalui cara belajar siswa aktif
(CBSA).
c. Materi pelajaran dikemas dengan nenggunakan pendekatan spiral. Spiral adalah
pendekatan yang digunakan dalam pengemasan bahan ajar berdasarkan kedalaman dan
keluasan materi pelajaran.
d. Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan.
e. Materi disajikan berdasarkan tingkat kesiapan atau kematangan siswa.
f. Menggunakan pendekatan keterampilan proses.
Kebijakan dalam penyusunan Kurikulum 1984 adalah sebagai berikut :
a. Adanya perubahan dalam perangkat mata pelajaran inti Kalau pada Kurikulum 1975
terdapat delapan pelajaran inti, pada Kurikulum 1984 terdapat enam belas mata pelajaran inti.
Mata pelajaran yang termasuk kelompok inti tersebut adalah : Agama, Pendidikan Moral,
Pancasila, Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa, Bahasa dan Kesusasteraan Indonesia,
Geografi Indonesia, Geografi Dunia, Ekonomi, Kimia, Fisika, Biologi, Matematika, Bahasa
Inggris, Kesenian, Keterampilan, Pendidikan Jasmani dan Olahraga, Sejarah Dunia dan
Nasional.
b. Penambahan mata pelajaran pilihan yang sesuai dengan jurusan masingmasing.
c. Perubahan program jurusan. Kalau semula pada kurikulum 1975 terdapat 3 jurusan di
SMA, yaitu IPA, IPS, bahasa, maka dalam kurikulum 1984 jurusan dinyatakan dalam
program A dan B.

C. KESIMPULAN

Kurikulum 1975 dianggap sudah tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan masyarakat dan
tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sidang umum MPR 1983 yang produknya tertuang
dalam GBHN 1983 menyiratakan keputusan politik yang menghendaki perubahan kurikulum
dari kurikulum 1975 ke kurikulum 1984. Karena itulah pada tahun 1984 pemerintah
menetapkan pergantian kurikulum 1975 dengan kurikulum 1984.

D. REFERENSI

Dakir, H. 2019. Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Rineka Cipta

Aslan dan Wahyudin.2020. Kurikulum dalam Tantangan Perubahan.Medan: Bookies


Indonesia.

Indarto. 1999.Menyimak Perkembangan Kurikulum di Indonesia.Makassar: Diposting


dari Web Master Gamaliel School

Nasution, S.2003.Asas – Asas Kurikulum.Jakarta : Bumi Aksara

Rahmadhi, Slamet.1989.Masalah pendidikan di Indonesia.Jakarta : CV Miswar


FOTO-FOTO SCREENSHOT DISKUSI

Anda mungkin juga menyukai