Peran Guru Bidang Studi/ Wali Kelas/ Pks III / Kepala Sekolah/ Orang Tua/
Kakak Abang/ Sahabat Membantu Perkembangan Kognitif/ Intellegensi Remaja
Usia Sekolah Menengah
FAKULTAS EKONOMI
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatnya penulis bisa menyelesaikan Rekayasa Ide Peran guru bidang studi/ wali
kelas/ Pks III/ Kepsek/ Orang tua/ kakak abang/ sahabat membantu perkembangan
kognitif/ intellegensi remaja usia sekolah menengah.
NIM 7203143029
PENULIS
i
DAFTAR ISI
ii
RINGKASAN
Guru, orang tua dan juga teman hendaknya selalu menjadi pendukung
dalam perkembangan kognitif remaja sehingga perkembangan kognitif dapat
berjalan dengan baik.
iii
BAB I
PENDAHULUAN
B. RumusanMasalah
C. TujuanPenelitian
1
BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN
A. Kerangka Pemikiran
2
Perkembangan fisik menggambarkan perubahan dalam penampilan fisik
anak-anak, sama seperti dalam keterampilan motor mereka. Dalam tahun-
tahun sebelum masuk taman kanak-kanak ,urut-urutan perkembangan motor
semua anak pada umumnya sama, walaupun ada beberapa anak yang lebih
cepat dari yang lain.Perkembangan fisik anak ditandai dengan hilangnya ciri-
ciri perut yang menonjol, seperti halnya kaki dan tubuh yang berkembang
lebih cepat dari pada kepala mereka.
Prestasi fisik yang penting dalam masa ini adalah bertambahnya kontrol
anak terhadap gerakan-gerakan motor dari yang tidak karuan menjadi teratur
dan terarah. Mereka sudah dapat menali sepatunya, menulis huruf abjad,
berjalan, berlari, dan sebagainya. Mereka juga dapat menunjukkan
keterampilan motor yang baik, seperti memotong dengan gunting, dan
menggunakan pensil warna untuk mewarnai sebuah gambar. Mereka juga
mulai belajar menulis kalimat dan kata-kata. Setelah enam atau tujuh tahun
umur mereka, semua keterampilan dasar tersebut dapat dikuasai.
Anak yang mulai masuk sekolah SD akan melalui masa transisi yaitu
suatu masa ketika anak tumbuh dan berkembang dalam semua bidang dan
mulai pada suatu fase perkembangan yang lebih perlahan-lahan. Masa usia
sekolah dasar sering disebut sebagai masa intelektual atau masa keserasian
bersekolah. Namun pada umur 6 atau 7 tahun biasanya anak telah matang
untuk memasuki sekolah dasar. Pada masa ini secara relative anak-anak lebih
mudah dididik daripada masa sebelum dan sesudahnya.
3
terkoordinasi. Pada anak perempuan sudah mulai tumbuh buah dada dan
rambut pada alat kelaminnya.
Saat mulai berumur 11-12 tahun,hampir semua anak perempuan telah
tumbuh otot dan tulang rawan pada anggota badan mereka. Pada saat ini,
anak perempuan mulai matang. Dan akhir umur 11 tahun mereka lebih tinggi,
lebih berat, dan lebih kuat daripada anak laki-laki. Pada umur 13 tahun
hampir semua anak perempuan mendekati puncak pertumbuhan dan anak
laki-laki yang mulai matang dilanjutkan perlahan-lahan dan tetap tumbuh
sampai akhir anak-anak. Anak perempuan akan mulai datang bulan atau
menstruasi biasanya 13 tahun. Untuk anak laki-laki ditandai oleh ejakulasi
pertama dan terjadi antara umur 13-16 tahun.
4
mulai baru pubertas. Perbedaan umur maksimum adalah 13 tahun untuk laki-
laki dan kira-kira 11 tahun untuk perempuan. Perbandingan antara mereka
sendiri merupakan suatu masalah karena ada yang sudah matang merupakan
masalah bagi anak yang belum matang. Sebaliknya, anak yang matang
pertama kali barangkali merupakan pengalaman yang tidak menyenangkan
karena mereka diantara anak yang belum matang.
1) . Reaksi terhadap pubertas
Satu dari tantangan yang lebih penting untuk remaja adalah menyesuaikan
diri terhadap perubahan tubuhnya. Koordinasi dan aktifitas fisik harus
disesuaikan cepat-cepat seperti tinggi, berat, dan perubahan ketrampilan.
Tubuh baru harus diintegrasikan kedalam kesan diri yang ada. Kebiasaan baru
harus dipelajari dan dikembangkan. Sebagai remaja yang menjadi orang
dewasa dalam penampilannya, mereka menemukan diri mereka sendiri dan
diharapkan untuk bertingkah lak sebagai orang dewasa tanpa memandang
emosi, intelek, dan kematangan social mereka. Tujuan remaja adalah untuk
dapat bereproduksi. Jadi, remaja dihadapkan pada potensi-potensi baru yang
meliputi minat terhadap seksual, fantasi erotik dan eksperimen. Masturbasi
menjadi kegiatan tetap bagi sebagian besar remaja dan meningkatnya
presentase remaja untuk berhubungan seks. Kegiatan seksual mengharuskan
remaja berhadapan dengan kemungkinan pemindahan penyakit, konflik
dengan orang tua dan kehamilan.
2). Kematangan awal dan kematangan terlambat
Pestein (1987) menunjukkan bahwa anak yang matang lebih suka cemas,
marah, sering konflik dengan orang tua dan mempunyai harga diri yang lebih
redah daripada anak yang msuk pubertas lebih akhir. Tetapi dengan
berjalannya waktu, mereka yang matangnya lebih awal akan menyesuaikan
diri terhadap perubahan lebih lama. Mereka lebih populer, lebih mudah
bergaul dan lebih matang daripada anak-anak yang mengalami pubertas
terlambat. Dengan berjalannya waktu kedua kelompok ini hanya mempunyai
perbedaan sedikit detelah dewasa. Data Pestein menyarankan supaya anak-
anak yang matang lebih awal membutuhkan lebih banyak bantuan untuk
mengerti perubahan pubertasnya. Sedangkan anak yang terlambat matang atau
5
terlambat menjadi pubertas mungkin lebih banyak membutuhkan bantuan
untuk berhadapan dngan anak-anak yang relative belum matang dan kurang
dapat bersaing dalam situasi, dimana kematangan menjadi ukuran penting.
Kesimpulan yang jelas dapat digambarkan dari penelitihan pubertas. Masa ini
untuk sebagian pubertas semakin sulit, apakah itu orang dewasa maupun
kelompok remaja sendiri menyatakan bahwa remaj mudah untuk berhubungan
dengan siapa saja.
6
Tahap-Tahap Perkembangan Kognitif Menurut Piaget
Tahap-Tahap Umur Kemampuan
Sensori-motorik 0-2 tahun Menunjuk pada konsep permanensi objek,
yaitu kecakapan psikis untuk mengerti bahwa
suatu objek masih tetap ada. Meskipun pada
waktu itu tampak oleh kita dan tidak
bersangkutan dengan aktivitas pada waktu itu.
Tetapi, pada stadium ini permanen objek
belum sempurna.
Praoperasional 2-7 tahun Perkembangan kemampuan menggunakan
simbol-simbol yang menggambarkan objek
yang ada di sekitarnya. Berpikirnya masih
egosentris dan berpusat
Operasional 7-11 Mampu berfikir logis. Mampu konkret
tahun memperhatikan lebih dari satu dimensi
sekaligus dan juga dapat menghubungkan
dimensi ini satu sama lain. Kurang egosentris.
Belum bisa berfikir abstrak.
Operasional 11tahun- Mampu berfikir abstrak dan dapat
formal dewasa menganalisis masalah secara ilmiah dan
kemudian menyelesaikan masalah.
7
1) Tahap sensori motoric (0-2 tahun)
Tahap pertama dari perkembangan kognitif adalah tidak tepatan objek
(permanensi objek) yang belum pernah berkembang. Menurut Piaget,
permanensi objek diperlukan sebelum anak dapat menyelesaikan masalah, atau
sebelum mereka berpikir dengan apa yang dikeluarkan dari dalam otak mereka,
dan menggunakan symbol-simbol mental atau kesan-kesan. Kita dapat
menangkap suatu objek secara tepat atau termasuk permanensi, bahkan ketika
benda itu tidak ada. Tanpa kesan mental, dengan symbol atau gambar untuk
menghadirkan sebuah objek, kita tidak dapat berpikir dengan benda itu karna
kita tidak mempun yai cara untuk menghadirkan suatu objek dari dalam kita
sendiri. Jadi, tanpa ketepatan objek ini akan keluar dari pikitan kita.
Piaget berpendapat bahwa pada permulaan tahap sensori motorik pada
bayi mula-mula belum tampak sehingga belum dapat berpikir. Tetapi ketika
kemudian ketepatan objek terjadi dan berkembang penuh, ba yi akan memasuki
tahap sensorimotor.
2) Tahap praoperasional (2-7 tahun)
Perbedaan antara tahap sensori motorik dan tahap praoperasional adalah
pada perkembangan dan penggunaan symbol dan kesan dari dalam atau
internal. Perkembangan pikiran seperti pembentukan ketepatan objek, ditandai
dengan dipisahkann ya garis antara tahap sensori motorik dan praoperasional.
Pikiran yang ada dalam otak mungkin sebagai tanda dari kesadaran diri.
Dalam tahap praoperasional anak menunjukkan pengguanaan fungsi
symbol yang lebih besar. Perkembangan bahasa bertambah secara dramatis dan
permainan imajinasi menjadi lebih tampak. Pemikiran anak-anak dalam tahap
praoperasional terbatas, karenan ya ia cenderung egosentris (memikirkan dirin
ya sendiri). Dengan egosentris, Piaget tidak bermaksud menunjukkan bahwa
anak-anak mementingkan dirin ya sendiri, tetapi mereka merasa bahwa dunia
milik mereka dalam kontek yang berbeda.
Berpikir egosentris adalah salah satu keterbatasan yang dihadapi oleh
anak-anak dalam tahap praoperasional. Keterbatasan tambahan adalah
ketidakmampuan mereka untuk memahami lebih dari satu aspek masalah pada
waktu yang sama. Dengan ini anak akan cenderung memakai intuisi dan tidak
8
dengan logika dalam men yelesaikan masalah. Hampir sebagian besar dari
mereka tetap dalam perkembangan kognitif tahap praoperasional sampai
mereka berumur 7-8 tahun.
3) PerkembanganKognitifOperasional ( Sekolah Dasar / 7-11 Tahun)
Antara umur 5 sampai 7 tahun, proses pikiran anak-anak mengalami
perubahan yang berarti (Osborn dan Osborn,1983). Ini adalah suatu masa
transisi dari tahap pikiran praoperasional ke tahap operasional konkret. Dalam
tahap operasional konkret, kekurangan logis dari tahap praoperasional hilang.
Anak juga menunjukkan kemampuan baru dalam memberikan alas an untuk
memperhitungkan apa yang akan dilakukan. Pikiran mendahului perbuatan.
Contoh, ketika anak-anak bermain teka-teki,”dalam kepalanya”tidak hanya
coba-coba (trial and error), tetapi selalu berpikir tentang apa yang mendasari
suatu objek bukan ide-ide yang abstrak dan symbol-simbol.
Berpikir logis (dengan objek konkret) adalah sifat-sifat atau ciri pada masa
ini. Anak-anak dapat membayangkan hasil ramalan secara cepat, meskipun
dicoba oleh ahli-ahli psikologi perkembangan. Pikiran untuk menghitung atau
mengerti kesatuan pengukuran adalah satu ciri yang paling menonjol dari
operasional konkret anak.
Selama egosentris masih ada pada anak-anak dalam tahap praoperasional
yang membuat aturan belajar serta aturan-aturan yang perlu diikuti sulit, maka
anak-anak pada tahap operasional konkret tidak sulit lagi. Mereka menguasai
aturan-aturan social (seperti kita mengatakan silakan, maaf) bersamaan dengan
aturan-aturan lain dalam situasi social yang khusus (waktu makan, di kelas,
mengunjungi nenek) Dia belajar apa yang harus dilakukan ketika ada ketukan
pintu, bagaimana bertingkah laku di perpustakaan, dan bagaimana bermain
sepak bola. Yang penting anak-anak pada tahap operasionalkonkret mengenal
aturan-aturanini sebagai hal yang tepat dan tidak berubah.Anak-anak dalam
operasional konkret mengerti klasifikasi, subklasifikasi, dan multiple
klasifikasi. Bunga mawar adalah bunga dan bunga adalah suatu tanaman.
Bunga juga ada yang berwarna merah, sesuatu yang baunya harum, dan
membuat senang jika diberikan pada ibu. Ini semua merefleksikan kemampuan
9
anak-anak pada tahap ini untuk merasakan bahwa objek yang sama mempunyai
keunikan dan kedudukan dalam suatu situasi.
Anak-anak ini juga berpikir logis dan dapat menghubungkan sesuatu yang
umum, seperti : Semua anjing menyalak. Nero adalah anjing. Oleh karena itu,
Nero menyalak. Anak juga dapat memperkirakan suatu objek atau misalnya
penggaris menurut ukuran tanpa mengukur dengan teliti. Ia mengerti bahwa
suatu penggaris lebih panjang dari penggaris temennya dan lebih pendek dari
penggaris lain. Dan penggaris dapat dijadikan satu seri dari yang terpanjang
hingga terpendek. Piaget menyebut ini sebagai seriation. Penelitian white,
Yussen dan Docherry 1976 menunjukkan bahwa latihan latihan khusus di
sekolah Montesorry memungkinkan sejumlah pemikir operasional ini untuk
menunjukkan tugas” seriation yang memerlukan pikiran-pikiran yang konkret.
Perkembangan lain yang penting dalam tahap ini adalah penguasaan akan
konsep tetapi tidak berubah (conservation concept). Anak telah belajar konsep
conservation ketika mereka mengerti air dalam gelas yang pendek jika
dituangkan ke dalam gelas yang lebih kecil tinggi aan tetap sama isinya.
Ciri-ciri lain dari tahap operational konkret adalah kemampuan untuk
membalikkan pikiran atau operation yang oleh Piaget disebut Reversibility.
Kurangnya reversibility dapat diberikan contoh sebagai berikut:
T : Apakah kamu punya saudara?
J : Punya
T : Siapa namanya?
J : Namanya Ina
T : Apakah ina punya saudara?
J : Tidak
Reversibility dari pikiran memberikan kesempatan kepada anak dalam
tahap operasional konkret untuk mengenal jika 4 x 2 = 8, kemudian 2 x 4 =
berapa? Anak yang lebih mudah harus mengingat setiap hubungan yang terpisah.
Pada masa pubertas tejadi perubahan tubuh. Tidak hanya itu, otak dan
fungsi otak juga berubah. Skor pada tes inteligensi menunjukan turun naik
beberapa tahun pada anak-anak remaja dari umur 12-15 tahun.
10
Secara fisik , anak pada usia sekolah dasar memiliki karakteristik tersendiri
berbeda dengan kondisi fisik sebelum dan sesudahnya. Pembelajaran dapat
diselenggarakan sedemikian rupa sehingga dapat membantu percepatan
perkembangan anak didik. Karakteristik perkembangan fisik ini perlu dipelajari
dan dipahami karena akan memiliki implikasi tertentu bagi penyelenggara
pendidikan. Cara pembelajaran yang diharapkan harus sesuai dengan tahapan
perkembangan anak, yakni memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. Programnya disusun secara fleksibel dan tidak kaku serta
memperhatikan perbedaan individual anak.
b. Tidak dilakukan secara monoton, tetapi disajikan secara variatif
melalui bnya aktifitas
c. Melibatkan penggunaan berbagai media dan sumber belajar (sarana
dan prasarana)
Perkembangan fisik anak terus berlangsung. Pemahaman tentang
karakteristik perkembangan akhirnya membawa beberapa implikasi bagi
penyelenggara pendidikan. Implikasi-implikasi dimaksud khususnya berkenaan
dengan penyelenggara pembelajaran secara umum, pemeliharaan kesehatan, dan
nutrisi anak, pendidikan jasmani dan kesehatan, serta penciptaan lingkungan dan
pembiasaan berperilaku sehat.
Proses perkembangan intelektual menurut Budiamin,dkk (2009:5)
melibatkan kemampuan berfikir, kemahiran berbahasa, dan cara individu
memperoleh pengetahuan dari lingkungannya. Aktivitas-aktivitas seperti
mengamati dan mengklasifikasikan benda-benda, menyatukan beberapa kata
menjadi satu kalimat, memecahkan soal matematika merupakan peran intelektual
atau kognitif dalam perkembangan anak.
Teori Piaget banyak digunakan dalam praktik pendidikan atau proses
pembelajaran, meski teori ini bukanlah teori mengajar. Piaget
(Budiamin,dkk,2009:108) berpandangan bahwa :
a. Pembelajaran tidak harus berpusat pada guru, tetapi berpusat pada peserta
didik
b. Materi yang dipelajari harus menantang dan menarik minat belajar peserta
didik
11
c. Pendidik dan peserta didik harus sama-sama terlibat dalam proses
pembelajaran
d. Metode dan bahan pembelajaran harus menjadi perhatian utama
e. Guru harus memperhatikan tahapan perkembangan kognitif peserta didik
f. Pembelajaran hendaknya dibantu dengan benda-benda konkret
B. Subjek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah seluruh remaja yang duduk disekolah
menengah yang mendukung penelitian.
C. Assesment Data
Data yang diperoleh mendukung untuk penelitian Peran guru bidang studi/
wali kelas/ Pks III/ Kepsek/ Orang tua/ kakak abang/ sahabat membantu
perkembangan kognitif/ intellegensi remaja usia sekolah menengah.
12
BAB III
METODE PELAKSANAAN
A. Desain Penelitian
B. Subjek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah tenaga pendidik (guru) maupun peserta
didik yang memiliki wewenang dan kompetensi untuk memberikan data yang
relavan dengan penelitian.
1. Wawancara langsung
2. Wawancara tak langsung
D. MetodeAnalisis Data
13
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Persiapan Penelitian
B. Pelaksanaan Penilitian
C. Hasil Penelitian
14
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Guru, orang tua dan juga teman hendaknya selalu menjadi pendukung
dalam perkembangan kognitif remaja sehingga perkembangan kognitif dapat
berjalan dengan baik.
15
DAFTAR PUSTAKA
16