Anda di halaman 1dari 23

“KONSEP PERENCANAAN PENGAJARAN OLAHRAGA”

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENJAS
Diampu oleh: Nur Ahmad Muharram, M.Or.

Disusun oleh :

ADRI ILHAM WIRATMOKO / 17.1.01.09.0152


DANDUNG DWIANTORO / 17.1.01.09.0132
INDRA FIRDIANTO / 17.1.01.09.0085
NESSIHA FEBRIYANI / 17.1.01.09.0100
WILDA ALFIRA / 17.1.01.09.0092

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


FALKUTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
2019
ABSTRAK

Makalah ini bertujuan untuk mengenalkan kepada Mahasiswa Penjaskesrek UNP Kediri kelas
3B konsep perencanaan pengajaran olahraga, pengembangan silabus olahraga,
pengembangan rpp olahraga, sistem penilaian pembelajaran olahraga. Makalah tersebut untuk
memudahkan Mahasiswa ketika terjun ke lapangan atau mengajar.
Dalam makalah tersebut terdapat pendapat para ahli mengenai tentang variabel dan
jenis variabel penelitian. Ada beberapa jenis variabel dalam penelitian. Variabel-variabel
dimaksud antara lain: variabel bebas dan variabel terikat, variabel aktif dan variabel atribut,
variabel kontinu dan variabel kategori termasuk juga variabel laten. Selain itu kriteria atau
syarat suatu variabel yang baik dalam pengembangannya harus dipahami dan dimengerti
dengan baik sehingga menjadi dasar identifikasi dan pengembangan variabel-variabel
penelitian.

ii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. Wb

Bismillahirrahmanirrahim, dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha
penyayang, yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga kami dapat
menyelesaikan karya tulis “KONSEP PERENCANAAN PENGAJARAN OLAHRAGA,
PENGEMBANGAN SILABUS OLAHRAGA, PENGEMBANGAN RPP OLAHRAGA,
SISTEM PENILAIAN PEMBELAJARAN OLAHRAGA”.

Dalam penyusunan Karya Tulis ini kami sebagai pemula atau pertama kalinya
membuatnya ada banyak sekali kendala yang kami dapat, namun dengan banyak cara
kami dapat mengatasi segala masalah. Oleh karna itu, kami mengucapkan banyak
terima kasih kepada Dosen pembimibing dan tentunya kepada Allah swt.

Kami sebagai penyusun/penulis amat sangat menyadari bahwa Karya Tulis yang kami
buat ini begitu jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun
materinya. Kritik konstruktif dari para pembaca sangat kami harapkan sebagai
pembelajaran kami agar lebih menyempurnakan pada Karya Tulis selanjutnya yang
mungkin akan kami buat. Semoga Karya Tulis ini dapat bemanfaat bagi para pembaca.

iii
DAFTAR ISI

Lembar Judul ................................................................................................................... i


Abstrak .............................................................................................................................. ii
Kata Pengantar ................................................................................................................ iii

BAB I (Pendahuluan ) ..................................................................................................... 1


1.2. Latar Belakang ..................................................................................................... 1
1.3. Tujuan ................................................................................................................... 1
1.4. Manfaat ................................................................................................................. 1

BAB II (Pembahasan) ...................................................................................................... 2


2.1. Konsep Perencanaan Pengajaran Olahraga .......................................................... 2
2.1.1. Tujuan Pembelajaran ................................................................................ 2
2.1.2. Merumuskan Tujuan Pembelajaran .......................................................... 4
2.2. Pengembangan Silabus Olahraga ........................................................................ 7
2.2.1. Prinsip Pengembangan ............................................................................. 7
2.2.2. Unit Waktu ............................................................................................... 8
2.2.3. Pengembangan Silabus ............................................................................ 8
2.2.4. Komponen Silabus ................................................................................... 9
2.2.5. Langkah-langkah Pengembangan Silabus ............................................... 9
2.3. Pengembangan RPP Olahraga .............................................................................. 11
2.3.1. Pengembangan Silabus ............................................................................ 11
2.3.2. Identivikasi Materi Pembelajaran ............................................................ 11
2.3.3. Penentuan Tujuan Pembelajaran .............................................................. 12
2.3.4. Pengembangan Kegiatan Pembelajaran ................................................... 12
2.3.5. Penjabaran Jenis-Jenis Penilaian Yang akan Digunakan ......................... 13
2.3.6. Pentuan Alokasi Waktu yang Disediakan ................................................ 14
2.3.7. Penentuan Sumber Belajar ....................................................................... 14
2.4. Sistem Penilaian pembelajaran ............................................................................ 14

BAB III (PENUTUP) ........................................................................................................ 18


3.1. Kesimpulan .......................................................................................................... 18
3.2. Saran .................................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA

iv
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Mengingat begitu pentingnya suatu perencanaan sebelum proses pembelajaran
dilakukan, maka seorang guru disarankan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP). Rencana pelaksanaan pembelajaran adalah perencanaan jangka pendek untuk
memperkirakan atau memproyeksikan hal-hal yang akan dilakukan dalam
pembelajaran. RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta
didik dalam upaya mencapai kompetensi dasar (KD). Setiap guru pada satuan
pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar
pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkebangan fisik serta fsikologis peserta didik. RPP disusun untuk setiap kompetensi
dasar yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih sesuai dengan
penjadwalan disatuan pendidikan yang telah ditentukan.

1.2. Tujuan
a. Menjelaskan KONSEP PERENCANAAN PENGAJARAN OLAHRAGA
b. Menjelaskan PENGEMBANGAN SILABUS OLAHRAGA
c. Menjelaskan PENGEMBANGAN RPP OLAHRAGA
d. Menjelaskan SISTEM PENILAIAN PEMBELAJARAN OLAHRAGA
1.3. Manfaat
Supaya kita memahami tentang “konsep perencanaan pengajaran olahraga,
pengembangan silabus olahraga, pengembangan rpp olahraga, dan sistem penilaian
pembelajaran olahraga”.
2

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. KONSEP PERENCANAAN PENGAJARAN OLAHRAGA


Dalam sebuah proses pembelajaran perlu ditetapkan terlebih dahulu suatu
perencanaan yang matang agar tercipta suatu hasil belajar yang optimal terhadap
peserta didik. Perencanaan merupakan petetapan suatu tujuan, memilih kegiatan untuk
tercapainya tujuan tersebut dan mengalokasikan sumber-sumber pada setiap kegiatan.
Terutama tujuannya dalam bidang keolahragaan atau pendidikan jasmani terhadap
peserta didik dalam peningkatan kualitas fisik, mental, spiritual dan pengetahuan
mengenai bidang tersebut, sesuai dengan pengertian pendidikan jasmani adalah suatu
proses pembelajaran yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani,
mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup aktif, dan
sikap sportif melalui kegiatan jasmani.
Mengingat begitu pentingnya suatu perencanaan sebelum proses pembelajaran
dilakukan, maka seorang guru disarankan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP). Rencana pelaksanaan pembelajaran adalah perencanaan jangka pendek untuk
memperkirakan atau memproyeksikan hal-hal yang akan dilakukan dalam
pembelajaran. RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta
didik dalam upaya mencapai kompetensi dasar (KD). Setiap guru pada satuan
pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar
pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkebangan fisik serta fsikologis peserta didik. RPP disusun untuk setiap kompetensi
dasar yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih sesuai dengan
penjadwalan disatuan pendidikan yang telah ditentukan.

2.1.1. Tujuan Pembelajaran


Salah satu sumbangan terbesar dari aliran psikologi behaviorisme
terhadap pembelajaran bahwa pembelajaran seyogyanya memiliki tujuan.
Gagasan perlunya tujuan dalam pembelajaran pertama kali dikemukakan oleh
B.F. Skinner pada tahun 1950. Kemudian diikuti oleh Robert Mager pada
3

tahun 1962 yang dituangkan dalam bukunya yang


berjudul PreparingInstruction Objective. Sejak pada tahun 1970 hingga
sekarang penerapannya semakin meluas hampir di seluruh lembaga
pendidikan di dunia, termasuk di Indonesia
Merujuk pada tulisan Hamzah B. Uno (2008) berikut ini dikemukakan
beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli. Robert F. Mager
mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran adalah perilaku yang hendak
dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh siswa pada kondisi dan tingkat
kompetensi tertentu. Kemp dan David E. Kapel menyebutkan bahwa tujuan
pembelajaran suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam perilaku
atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk
menggambarkan hasil belajar yang diharapkan. Henry Ellington bahwa tujuan
pembelajaran adalah pernyataan yang diharapkan dapat dicapai sebagai hasil
belajar. Oemar Hamalik (2005) menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran
adalah suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh
siswa setelah berlangsung pembelajaran. Sementara itu, menurut Standar
Proses pada Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007, tujuan pembelajaran
menggambarkan proses dan hasil belajara yang diharapkan dicapai
oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar. Ini berarti kemampuan
yang dirumuskan dalam tujuan pembelajaran mencakup kemampuan yang
akan dicapai siswa selama proses belajar dan hasil akhir belajar pada suatu
KD.
Meski para ahli memberikan rumusan tujuan pembelajaran yang
beragam, tetapi tampaknya menunjuk pada esensi yang sama, bahwa : (1)
tujuan pembelajaran adalah tercapainya perubahan perilaku pada siswa setelah
mengikuti kegiatan pembelajaran; (2) tujuan dirumuskan dalam bentuk
pernyataan atau deskripsi yang spesifik. Yang menarik untuk
digarisbawahi yaitu dari pemikiran Kemp dan David E. Kapel bahwa
perumusan tujuan pembelajaran harus diwujudkan dalam bentuk tertulis. Hal
ini mengandung implikasi bahwa setiap perencanaan pembelajaran
seyogyanya dibuat secara tertulis (written plan).
Upaya merumuskan tujuan pembelajaran dapat memberikan manfaat
tertentu, baik bagi guru maupun siswa. Nana Syaodih Sukmadinata (2002)
mengidentifikasi 4 (empat) manfaat dari tujuan pembelajaran, yaitu: (1)
4

memudahkan dalam mengkomunikasikan maksud kegiatan belajar mengajar


kepada siswa, sehingga siswa dapat melakukan perbuatan belajarnya
secara lebih mandiri; (2) memudahkan guru memilih dan menyusun bahan
ajar; (3) membantu memudahkan guru menentukan kegiatan belajar dan media
pembelajaran; (4) memudahkan guru mengadakan penilaian. Dalam
Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses disebutkan
bahwa tujuan pembelajaran memberikan petunjuk untuk memilih isi mata
pelajaran, menata urutan topik-topik, mengalokasikan waktu, petunjuk dalam
memilih alat-alat bantu pengajaran dan prosedur pengajaran, serta
menyediakan ukuran (standar) untuk mengukur prestasi belajar siswa.
Sementara itu, Fitriana Elitawati (2002) menginformasikan hasil studi tentang
manfaat tujuan dalam proses belajar mengajar bahwa perlakuan yang berupa
pemberian informasi secara jelas mengenai tujuan pembelajaran khusus
kepada siswa pada awal kegiatan proses belajar-mengajar, ternyata dapat
meningkatkan efektifitas belajar siswa.
Memperhatikan penjelasan di atas, tampak bahwa tujuan pembelajaran
merupakan salah satu komponen penting dalam pembelajaran, yang di
dalamnya dapat menentukan mutu dan tingkat efektivitas pembelajaran
.
2.1.2. Merumuskun Tujuan Pembelajaraan
Seiring dengan pergeseran teori dan cara pandang dalam pembelajaran,
saat ini telah terjadi pergeseran dalam perumusan tujuan pembelajaran. W.
James Popham dan Eva L. Baker (2005) mengemukakan pada masa lampau
guru diharuskan menuliskan tujuan pembelajarannya dalam bentuk bahan yang
akan dibahas dalam pelajaran, dengan menguraikan topik-topik atau konsep-
konsep yang akan dibahas selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran pada masa lalu ini tampak lebih mengutamakan pada
pentingnya penguasaan bahan bagi siswa dan pada umumnya yang
dikembangkan melalui pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru
(teacher-centered). Namun seiring dengan pergeseran teori dan cara pandang
dalam pembelajaran, tujuan pembelajaran yang semula lebih memusatkan pada
penguasaan bahan, selanjutnya bergeser menjadi penguasaan kemampuan
siswa atau biasa dikenal dengan sebutan penguasaan kompetensi atau
performansi.
5

Dalam praktik pendidikan di Indonesia, pergeseran tujuan pembelajaran


ini terasa lebih mengemuka sejalan dengan munculnya gagasan penerapan
Kurikulum Berbasis Kompetensi. Kendati demikian, di lapangan kegiatan
merumuskan tujuan pembelajaran seringkali dikacaukan dengan perumusan
indikator pencapaian kompetensi. Sri Wardani (2008) bahwa tujuan
pembelajaran merupakan target pencapaian kolektif, karena rumusan tujuan
pembelajaran dapat dipengaruhi oleh desain kegiatan dan strategi
pembelajaran yang disusun guru untuk siswanya. Sementara rumusan indikator
pencapaian kompetensi tidak terpengaruh oleh desain ataupun strategi kegiatan
pembelajaran yang disusun guru, karena rumusannya lebih bergantung kepada
karakteristik Kompetensi Dasar yang akan dicapai siswa. Di samping terdapat
perbedaan, keduanya memiliki titik persamaan yaitu memiliki fungsi sebagai
acuan arah proses dan hasil pembelajaran.
Terlepas dari kekacauan penafsiran yang terjadi di lapangan, yang pasti
bahwa untuk merumuskan tujuan pembelajaran tidak dapat dilakukan secara
sembarangan, tetapi harus memenuhi beberapa kaidah atau kriteria tertentu.
W. James Popham dan Eva L. Baker (2005) menegaskan bahwa seorang guru
profesional harus merumuskan tujuan pembelajarannya dalam bentuk perilaku
siswa yang dapat diukur yaitu menunjukkan apa yang dapat dilakukan oleh
siswa tersebut sesudah mengikuti pelajaran. Selanjutnya, dia menyarankan dua
kriteria yang harus dipenuhi dalam memilih tujuan pembelajaran, yaitu:
(1)preferensi nilai guru yaitu cara pandang dan keyakinan guru mengenai apa
yang penting dan seharusnya diajarkan kepada siswa serta bagaimana cara
membelajarkannya; dan (2) analisis taksonomi perilaku; dengan menganalisis
taksonomi perilaku ini, guru akan dapat menentukan dan menitikberatkan
bentuk dan jenis pembelajaran yang akan dikembangkan, apakah seorang guru
hendak menitikberatkan pada pembelajaran kognitif, afektif ataukah
psikomotor.
Berbicara tentang taksonomi perilaku siswa sebagai tujuan belajar, saat
ini para ahli pada umumnya sepakat untuk menggunakan pemikiran dari
Bloom (Gulo, 2005) sebagai tujuan pembelajaran, yang dikenal dengan
sebutan taksonomi Bloom (Bloom’s Taxonomy).
Menurut Bloom perilaku individu dapat diklasifikasikan ke dalam 3 (tiga)
ranah, yaitu:
6

1. Ranah kognitif; ranah yang berkaitan aspek-aspek intelektual atau


berfikir/nalar, di dalamnya mencakup: pengetahuan (knowledge),
pemahaman (comprehension), penerapan (application), penguraian
(analysis), memadukan (synthesis), dan penilaian (evaluation);
2. Ranah afektif; ranah yang berkaitan aspek-aspek emosional, seperti
perasaan, minat, sikap, kepatuhan terhadap moral dan sebagainya, di
dalamnya mencakup: penerimaan (receiving/attending), sambutan
(responding), penilaian (valuing), pengorganisasian (organization), dan
karakterisasi (characterization); dan
3. Ranah psikomotor; ranah yang berkaitan dengan aspek-aspek
keterampilan yang melibatkan fungsi sistem syaraf dan otot
(neuronmuscular system) dan fungsi psikis. Ranah ini terdiri dari :
kesiapan (set), peniruan (imitation), membiasakan (habitual),
menyesuaikan (adaptation) dan menciptakan (origination). Taksonomi
ini merupakan kriteria yang dapat digunakan oleh guru untuk
mengevaluasi mutu dan efektivitas pembelajarannya.
Dalam setiap aspek taksonomi terkandung kata kerja operasional yang
menggambarkan bentuk perilaku yang hendak dicapai melalui suatu
pembelajaran. Untuk lebih jelasnya, dalam tabel berikut disajikan contoh
kata kerja operasional dari masing-masing ranah
7

2.2. PENGEMBANGAN SILABUS OLAHRAGA


Pengertian Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/ atau kelompok
mata pelajaran/ tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar,
materi pokok/ pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi
untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
Landasan Pengembangan SILABUS? 1. PP No 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan pasal 17 ayat(2) 2. PP No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan pasal 20.
SILABUS menjawab pertanyaan
1. Apa kompetensi yang harus dikuasai siswa?
2. Bagaimana cara mencapainya?

3. Bagaimana cara mengetahui pencapaiannya?

2.2.1. Prinsip Pengembangan


a. Ilmiah
Ilmiah Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam
silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan
b. Relevan
Relevan Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian
materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual,
sosial, emosional, dan spiritual peserta didik.
c. Sistematis
Sistematis Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara
fungsional dalam mencapai kompetensi.
d. Konsisten
Konsisten Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara
kompetensi dasar, indikator, materi pokok/ pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian.
e. Memadai
Memadai Cakupan indikator, materi pokok/ pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup menunjang
pencapaian kompetensi dasar.
8

f. Aktual
Aktual dan Kontekstual Cakupan indikator, materi pokok/
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian
memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam
kehidupan nyata dan peristiwa yang terjadi
g. Fleksibel
Fleksibel Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi
keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi
di sekolah dan tuntutan masyarakat.
h. Menyeluruh
Menyeluruh Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah
kompetensi (kognitif, afektif dan psikomotor)

2.2.2. Unit Waktu


a. Silabus mata pelajaran disusun berdasarkan seluruh alokasi waktu yang
disediakan untuk mata pelajaran selama penyelenggaraan pendidikan di
tingkat satuan pendidikan.
b. Penyusunan silabus memperhatikan alokasi waktu yang disediakan per
semester, per tahun, dan alokasi waktu mata pelajaran lain sekelompok
c. Implementasi pembelajaran per semester menggunakan penggalan silabus
sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk mata
pelajaran dengan alokasi 17 waktu yang tersedia pada struktur kurikulum.

2.2.3. Pengembangan Silabus


a. Guru kelas/mata pelajaran, atau
b. Kelompok guru kelas/ mata pelajaran atau
c. Kelompok kerja guru (KKG/PKG/MGMP) Dibawah koordinasi dan
supervisi Dinas Pendidikan Kab/Kota/Provinsi
9

2.2.4. Komponen Silabus


a. Standar Kompetensi
b. Kompetensi Dasar
c. Materi Pokok/ Pembelajaran
d. Kegiatan Pembelajaran
e. Indikator
f. Penilaian
g. Alokasi Waktu
h. Sumber Belajar

2.2.5. Langkah-Langkah Pengembangan Silabus


a. Mengkaji Standar Kompetensi Mengkaji standar kompetensi mata pelajaran
dengan memperhatikan hal-hal berikut : a. Urutan berdasarkan hierarki
konsep disiplin ilmu dan/ atau tingkat kesulitan materi, tidak harus selalu
sesuai dengan urutan yang ada di SI; b. Keterkaitan antar standar
kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran; c. Keterkaitan
standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.
b. Mengkaji Kompetensi Dasar Mengkaji standar kompetensi mata pelajaran
dengan memperhatikan hal-hal berikut : a. Urutan berdasarkan hierarki
konsep disiplin ilmu dan/ atau tingkat kesulitan materi, tidak harus selalu
sesuai dengan urutan yang ada di SI; b. Keterkaitan antar standar
kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran; c. Keterkaitan
standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.
c. Mengidentifikasi Materi Pokok/ Pembelajaran Mengidentifikasi materi
pokok mempertimbangkan 1. potensi peserta didik; 2. relevansi dengan
karakteristik daerah; 3. tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional,
sosial, dan spritual peserta didik; 4. kebermanfaatan bagi peserta didik; 5.
struktur keilmuan; 6. aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi
pembelajaran; 7. relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan
lingkungan; alokasi waktu ;
d. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran dirancang
untuk memberikan Pengalaman Belajar yang melibatkan proses mental dan
fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru,
lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian
10

kompetensi Pengalaman Belajar dimaksud dapat terwujud melalui


pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik.
Pengalaman Belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta
didik.
e. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi Indikator merupakan
penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan
perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta
didik, satuan pendidikan, dan potensi daerah Digunakan sebagai dasar
untuk menyusun alat penilaian.
f. Menentukan Jenis Penilaian Penilaian merupakan serangkaian kegiatan
untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan
hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusan. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan
non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, sikap,
penilaian hasil karya berupa proyek atau produk, penggunaan portofolio,
dan penilaian diri.
g. Menentukan Alokasi Waktu Penentuan alokasi waktu pada setiap
kompetensi dasar didasarkan pada jumlah minggu efektif dan alokasi waktu
mata pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan jumlah kompetensi
dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan
kompetensi dasar. Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus
merupakan perkiraan waktu rerata untuk menguasai kompetensi dasar yang
dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam.
h. Menentukan Sumber Belajar Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau
bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Sumber belajar dapat
berupa media cetak dan elektronik, nara sumber, serta lingkungan fisik,
alam, sosial, dan budaya. Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar
kompetensi dan kompetensi dasar serta materi pokok/pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.
11

2.3. PENGEMBANGAN RPP OLAHRAGA


Di dalam mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk
implementasi Kurikulum 2013, perlu diperhatikan dan diikuti beberapa langkah berikut
ini. Langkah-Langkah Pengembangan RPP (rencana pelaksanaan pembelajaran)
meliputi: (1) pengkajian silabus; (2) pengidentifikasian materi pembelajaran untuk
siswa; (3) Penentuan tujuan pembelajaran; (4) pengembangan kegiatan pembelajaran;
(5) penjabaran jenis-jenis penilaian yang akan digunakan; (6) penentuan alokasi waktu
yang disediakanl dan (7) penentuan sumber-sumber belajar bagi siswa. Marti kita bahas
satu persatu langkah-langkah tersebut.

2.3.1. Pengkajian Silabus


Secara umum, pada tiap materi pokok di setiap silabus yang diberikan telah
terdapat 4 KD yang bersesuaian dengan aspek KI (sikap kepada Tuhan, sikap
diri dan terhadap lingkungan, pengetahuan, dan keterampilan). Untuk
memperoleh pencapaian bagi ke-4 KD tersebut, pada silabus telah dirumuskan
kegiatan siswa secara umum saat mengikuti pembelajaran yang didasarkan
pada standar proses. Kegiatan-kegiatan siswa ini sebenarnya adalah rincian
dari tahap eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, yaitu: melakukan pengamatan,
bertanya, mengumpulkan informasi, mengolah informasi dan selanjutnya
mengkomunikasikan. Kegiatan-kegiatan inilah yang kemudian dijabarkan
secara lebih mendetail pada RPP yang akan dikembangkan. Bentuknya adalah
berupa langkah-langkah yang akan dikerjakan guru dalam pembelajaran,
sehingga siswa menjadi terlibat untuk aktif belajar. Pengkajian silabus selain
hal tersebut di atas juga dengan merumuskan indikator KD dan lengkap
dengan penilaiannya.

2.3.2. Identifikasi Materi Pembelajaran


Guru atau pengembang RPP selanjutnya mengidentifikasi materi pembelajaran
yang sesuai untuk menunjang tercapainya KD. Pengidentifikasian materi
pembelajaran untuk siswa ini harus mempertimbangkan beberapa hal, yaitu:
(a) potensi yang dimiliki siswa; (b) ada tidaknya relevansi terhadap
karakteristik daerah; (c) tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional,
sosial, dan spritual yang dimiliki siswa saat ini; (d) manfaat untuk siswa; (e)
struktur keilmuan; (f) aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi
12

pembelajaran; (g) ada tidaknya relevansi terhadap kebutuhan siswa serta


tuntutan lingkungan; dan (h) alokasi waktu yang disediakan/tersedia.

2.3.3. Penentuan Tujuan Pembelajaran


Tujuan pembelajaran bisa diorganisasikan sedemikian rupa sehingga
mencakup semua KD atau dapat pula tujuan pembelajaran diorganisasikan
untuk tiap-tiap pertemuan. Tujuan pembelajaran harus beracuan kepada
indikator yang sudah diberikan, atau setidaknya tujuan pembelajaran tersebut
harus mengandung dua aspek: Audience (peserta didik) dan Behavior (aspek
kemampuan).

2.3.4. Pengembangan Kegiatan Pembelajaran


Setiap kegiatan pembelajaran di dalam sebuah RPP didesain sedemikian rupa
sehingga akan dapat memberi suatu pengalaman belajar (learning experiences)
yang bermutu kepada siswa yang di dalamnya terjadi proses mental dan fisik
melalui interaksi antar siswa, siswa dengan guru, lingkungan, dan sumber
belajar lainnya dengan maksud untuk mencapai KD. Pengalaman belajar yang
dimaksud umumnya akan dapat diwujudkan lewat penggunaan pendekatan
pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik (student
centered). Pengalaman belajar juga harus mengakomodasi pelatihan
keterampilan kecakapan hidup (life skills) yang penting untuk dimiliki siswa.

Berikut ini merupakan beberapa hal yang seyogyanya diperhatikan saat guru
melakukan pengembangan kegiatan pembelajaran:

 Kegiatan pembelajaran didesain agar dapat memberi bantuan kepada


guru, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara profesional.
 Kegiatan pembelajaran harus menjabarkan urutan kegiatan manajerial
yang dilakukan guru, sehingga nantinya siswa akan dapat melakukan
kegiatan yang diharapkan sebagaimana telah tertulis di silabus.

Kegiatan pembelajaran untuk setiap kali pertemuan adalah skenario langkah-


langkah yang harus dilakukan oleh guru sehingga merangsang siswa untuk
aktif belajar. Kegiatan ini diorganisasikan menjadi kegiatan: Pendahuluan, Inti,
dan Penutup. Kegiatan inti dijabarkan lebih lanjut dalam rincian kegiatan
eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, dalam bentuk: mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, mengasosiasikan, dan mengkomunikasikan.
Sedangkan pada pembelajaran yang bertujuan menguasai prosedur untuk
melakukan sesuatu (procedural knowledge), kegiatan pembelajaran dapat
dilakukan oleh guru dalam bentuk pemodelan/demonstrasi (modelling) oleh
guru atau ahlinya, peniruan oleh siswa, pengecekan dan pemberian umpan
13

balik oleh guru, dan pelatihan lanjutan. (Ingat langkah-langkah Model


Pembelajaran Langsung/Direct Instruction).

2.3.5. Penjabaran Jenis-Jenis Penilaian Yang akan Digunakan


Pada silabus telah diberikan rujukan mengenai jenis penilaian yang akan
digunakan untuk setiap pembelajarannya. Penilaian pencapaian KD oleh siswa
dilakukan dengan didasarkan kepada indikator yang telah dikembangkan
sebelumnya. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan nontes dalam
bentuk tertulis (paper and pencil test) maupun lisan, pengamatan kinerja,
pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk,
penggunaan portofolio, dan penilaian diri (self asessment). Oleh karena pada
setiap pembelajaran siswa dipicu agar menghasilkan karya, maka penyajian
portofolio adalah cara penilaian yang wajib dilakukan pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah.

Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis,


dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan
secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang
bermakna dalam pengambilan keputusan.

Nah, untuk merancang sebuah penilaian yang baik pengembang RPP misalnya
guru, sebaiknya memperhatikan hal-hal berikut:

 Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi yaitu KD-


KD pada KI-3 dan KI-4.
 Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa
dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan
bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.
 Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan.
Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya
dianalisis untuk menentukan KD yang telah dimiliki dan yang belum,
serta untuk mengetahui kesulitan siswa.
 Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak
lanjut berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program
remedi bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah
ketuntasan, dan program pengayaan bagi siswa yang telah memenuhi
ketuntasan.
 Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang
ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran
menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan maka evaluasi
harus diberikan baik pada proses misalnya teknik wawancara, maupun
produk berupa hasil melakukan observasi lapangan.
14

2.3.6. Pentuan Alokasi Waktu yang Disediakan


Di dalam menentukan alokasi waktu untuk tiap KD harus didasarkan pada
jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran setiap minggu yang
tersedia dengan tetap mempertimbangkan jumlah KD, keluasan, kedalaman,
tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan KD. Alokasi waktu yang telah
dituliskan di dalam silabus adalah perkiraan waktu rata-rata yang dibutuhkan
untuk penguasaan KD oleh siswa yang beragam. Karena itu, alokasi tersebut
dapat dirinci dan disesuaikan kembali di dalam RPP yang dikembangkan guru

2.3.7. Penentuan Sumber Belajar


Sumber belajar (learning resources) yang dimaksud di dalam Kurikulum 2013
dan harus dikebangkan di dalam RPP merupakan rujukan, objek dan/atau
bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak
dan elektronik, nara sumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya.

2.4. SISTEM PENILAIAN PEMBELAJARAN OLAHRAGA


Sistem Penilaian dalam Kurikulum 2013 akan mengalami perubahan. Utamnya pada
penilaian sikap Spiritual dan sikap sosial yang penilainnya dilakukan oleh guru
pengajar pendidikan Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Semua guru
mata pelajaran melakukan penilaian sikap melalui Jurnal. Cara melakukan penilaian
sikap dilakukan dengan menilai siswa yang istimewa. Yang dimaksud istimewa disini
yaitu siswa yang memiliki catatan ekstrim baik dan kurang. Siswa yang tidak emmiliki
catatan khusus dari guru dianggap rata-rata atau Baik.
Beberapa Perubahan Penilaian dalam K13 yang akan diterapkan dalam tahun ini antara
lain :

 Penilaian Sikap
 Ketuntasan Belajar
 Mekanisme dan Prosedur
 Pengolahan
 Laporan Hasil Belajar
15

2.4.1. Konsep Penilaian

Tujuan penilaian:

 Formatif(membentuk karakter dan perilaku, menjadikan peserta didik


sebagai pembelajar sepanjang hayat); diagnostik(melihat
perkembangan peserta didik dan feedback-koreksi pembelajaran), dan
mengukur achievement/capaian agar dapat dilakukan evaluasi hasil
pembelajaran
 Ranah yang dinilai:

1. Pengetahuan
2. Keterampilan dan
3. Sikap dan perilaku (attitude and behavior pembiasaan dan
pembudayaan)

 Proses penilaian: lebih sederhana, terjangkau untuk dilakukan, tidak


menjadi beban bagi guru/siswa, tetapi tetap mengutamakan prinsip dan
kaidah penilaian
 Penilaian yang dilakukan tidak hanya penilaian atas pembelajaran
(assessment of learning), melainkan juga penilaian untuk pembelajaran
(assessmet for learning) dan penilaian sebagai pembelajaran
(assessment as learning).

2.4.2. Pengertian Penilaian Autentik

Penilaian Autentik adalah bentuk penilaian yang menghendaki peserta didik


menampilkan sikap, menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang
diperoleh dari pembelajaran dalam melakukan tugas pada situasi yang
sesungguhnya

a. Tujuan Penilaian Authentic


 Menjadikan siswa pembelajar yang berhasil menguasai pengetahuan

 Melatih ketrampilan siswa menggunakan pengetahuannya dalam


konteks kehidupannya

 Memberi kesempatan siswa menyelesaikan masalah nyata


16

b. Prinsip Penilaian

 Mendorong siswa berpikir krirtis dan menerapkan pengetahuan


 Mengukur capaian kompetensi siswa
 Penilaian berdasar kriteria (criterion-referenced)
 Berkelanjutan, untuk perbaikan dan peningkatan
 Analisa untuk tindak lanjut pembelajaran
 Sesuai pengalaman belajar siswa

c. Prinsip Khusus Penilaian Authentic

 Materi penilaian dikembangkan dari kurikulum.


 Bersifat lintas muatan atau mata pelajaran.
 Berkaitan dengan kemampuan peserta didik.
 Berbasis kinerja peserta didik.
 Memotivasi belajar peserta didik.
 Menekankan pada kegiatan dan pengalaman belajar peserta didik.
 Memberi kebebasan peserta didik untuk mengkonstruksi responnya.
 Menekankan keterpaduan sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
 Mengembangkan kemampuan berpikir divergen.
 Menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran.
 Menghendaki balikan yang segera dan terus menerus.
 Menekankan konteks yang mencerminkan dunia nyata.
 Terkait dengan dunia kerja.
 Menggunakan data yang diperoleh langsung dari dunia nyata.
 Menggunakan berbagai cara dan instrumen.

d. Tujuan Penilaian
Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik bertujuan untuk:

 Formatif (membentuk karakter dan perilaku, menjadikan pembelajar


sepanjang hayat – to drive learning, terampil),
 Diagnostik (melihat perkembangan siswa dan feedback-koreksi
pembelajaran), serta
17

 Achievement (mengukur capaian agar dapat dilakukan evaluasi hasil


pembelajaran

e. Prinsip-prinsip Penilaian

 Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dilakukan terhadap


penguasaan tingkat kompetensi sebagai capaian pembelajaran. Jadi
bukan KOMPETISI
 Penilaian kompetensi merupakan penilaian DISKRIT bukan
KONTINU
 Penilaian DISKRIT pada skala 0 – 100
 Penilaian dalam bentuk deskripsi dengan klasisfikasi: tidak/atau
kurang kompeten, cukup kompeten, kompeten, sangat kompeten

f. Kriteria Ketuntasan

 Penilaian berdasarkan Acuan Kriteria: penilaian kemajuan peserta


didik dibandingkan dengan kriteria capaian kompetensi yang
ditetapkan.
 Ketuntasan kompetensi sikap dalam bentuk deskripsi minimal Baik.
 Skor rerata untuk ketuntasan kompetensi pengetahuan ditetapkan
minimal 60.
 Capaian optimum untuk ketuntasan kompetensi keterampilan
ditetapkan minimal 60.
 Sekolah dapat menentukan batas ketuntasan diatas standar dengan
mempertimbangkan aspek-aspek tertentu sesuai dengan karakteristik
dan potensi sekolah
 Nilai pengetahuan dan keterampilan menggunakan angka 0 - 100.
(tanpa dilengkapi dengan predikat D-A )

g. Penyempurnaan pada Penilaian Kelas

 Penilaian sikap dilakukan dengan menggunakan observasi yang


dituangkan dalam catatan guru mata pelajaran, guru bimbingan
konseling (BK), dan wali kelas yang berupa catatan anekdot (anecdotal
record), catatan kejadian tertentu (incidental record), dan informasi lain
yang valid dan relevan.
 Dalam pelaksanaan penilaian sikap diasumsikan setiap peserta didik
memiliki perilaku yang baik, sehingga jika tidak dijumpai perilaku
yang sangat baik atau kurang baik maka nilai sikap peserta didik
tersebut dianggap sesuai dengan indikator yang diharapkan.
 Penilaian diri dan penilaian antar teman dapat dilakukan dalam rangka
pembinaan dan pembentukan karakter siswa, sehingga hasilnya dapat
dijadikan sebagai salah satu alat konfirmasi dari hasil penilaian sikap
oleh pendidik.
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Dalam sebuah proses pembelajaran perlu ditetapkan terlebih dahulu suatu
perencanaan yang matang agar tercipta suatu hasil belajar yang optimal terhadap
peserta didik. Perencanaan merupakan petetapan suatu tujuan, memilih kegiatan untuk
tercapainya tujuan tersebut dan mengalokasikan sumber-sumber pada setiap kegiatan.
Terutama tujuannya dalam bidang keolahragaan atau pendidikan jasmani terhadap
peserta didik dalam peningkatan kualitas fisik, mental, spiritual dan pengetahuan
mengenai bidang tersebut, sesuai dengan pengertian pendidikan jasmani adalah suatu
proses pembelajaran yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani,
mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup aktif, dan
sikap sportif melalui kegiatan jasmani.

3.2. SARAN
1. Melalui makalah ini, penulis berharap pembaca dapat memahami pengertian
“konsep perencanaan pengajaran olahraga, pengembangan silabus olahraga,
pengembangan rpp olahraga, dan sistem penilaian pembelajaran olahraga”.
2. Dalam mempelajari mata kuliah Prencanaan Pembelajaran Penjas kami juga sebagai
penulis masih mempunyai banyak kekeliruan, dan kami juga masih perlu
mempunyai literature

18
DAFTAR PUSTAKA

 https://pendidikanjasmani13.blogspot.com/2012/12/perencanaan-pembelajaran-
penjas_1241.html?m=1
 https://docplayer.info/43916090-Pengembangan-silabus-dan-r-p-p-oleh-sisiwi-
s.html?_gl=1*8-
ttkc*_ga*Sk9udXVDMGd1WWpVzF3OFFwelVWRIBpVkhGcGQ4SFpJMmVhNG
8tbE9TUWtYOuhUMIBGUVFYVXRPcEVrdTJfVw
 https://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/11/langkah-langkah-
pengembangan-rpp.html
 https://aplikasi-penilaian.blogspot.com/2015/09/aplikasi-penilaian-kurikulum-
2013.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai