Disusun oleh :
Ainun Silpiadi
Aulia Zumaroh
Erna Purnamasari
Jalaludin Assayuti
SUKABUMI
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah memberikan
rahmat-Nya sehingga makalah tentang Klasifikasi Penyempurnaan Ejaan Permulaan
Sampai Dengan Ejaan Yang Disempurnakan ini dapat diselesaikan dengan sebaik-
baiknya.
Makalah ini dibuat untuk melengkapi mata kuliah Bahasa Iindonesia, yang
merupakan salah satu mata kuliah yang ditempuh di semester satu di jurusan
Pendidikan Agama Islam, Sekolah Tinggi Agama Islam Kharisma.
Penyusun menyakini bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna penyempurnaan makalah dimasa yang akan datang.
Akhir kata, penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................
DAFTAR ISI..........................................................................
BAB I PENDAHULUAN
BAB 2 PEMBAHASAN
3.2 Saran.............................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
Bahasa Indonesia adalah bahasa yang awalnya berupa saluran bahasa Melayu yang
akhirnya dijadikan sebagai bahasa resmi Negara. Apabila dilihat dari segi
linguistiknya, sebenarnya bahasa Indonesia terdiri dari campuran beberapa bahasa.
Dalam bahasa Indonesia, kita mengenal istilah EYD atau ejaan yang disempurnakan.
EYD merupakan ejaan bahasa Indonesiaa yang telah diakui dan berlaku sejak tahun
1972 sampai dengan 2015. Ejaan ini hadir untuk menggantikan Van Ophuijsen dan
ejaan republik atau ejaan soewandi. Namun keberadaan EYD kini telah digantikan
oleh Ejaan Bahasa Indonesia semenjak tahun 2015. Berikut adalah tahapan proses
penyempurnaan ejaan bahasa.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
1). Untuk mengetahui penyempurnaan ejaan dari permulaan sampai dengan ejaan
yang telah disempurnakan.
BAB 2
PEMBAHASAN
Salah satu sifat bahasa adalah berubah. Perubahan itu bisa karena pemakainya, baik
karena kesepakatan atau keterbiasaan, bisa juga atas kemauan pemerintah, atau
kebutuhan lainnnya. Salah satu yang bisa berubah dari bahasa adalah ejaan.
Ejaan merupakan kata turunan dari eja yang ditambahkan imbuhan –an. Kalau kita
cek di Tesaurus Bahasa Indonesia, bikinan Eko Endarmoko, ejaan juga berarti
pelafalan, pelafazan, pengucapan, penyuaraan, atau penyebutan suatu huruf atau kata.
Intinya ejaan adalah bagaimana kita mengucapkan (secara lisan) sebuah kata. Ejaan
sendiri diatur dalam kaidah berbahasa baku, termasuk di dalam bahasa Indonesia.
Jadi, ejaan tidak hanya diatur dari segi cara pengucapan tapi juga cara menulis dan
penggunaan tanda baca.
Ejaan republik merupajan hasil penyederhanaan dari ejaan Van Ophuijsen. Ejaan ini
disebut sebagai Ejaan Soewandi karena diresmikan tanggal 17 Maret 1947 oleh
Menteri Pengajaran, Pendidikan, dan Kebudayaan saat itu, yaitu Raden Soeawandi,
menggantikan ejaan Ophuijsen. Sebenarnya nama resminya adalah ejaan Republik,
namun lebih dikenal dengan ejaan Soewandi.
Ejaan republik ini merupakan suatu usaha perwujudan dari Kongres Bahasa Indonesia
yang pertama di Surakarta, Jawa Tengah tahun 1938 dan yang menghasilkan suatu
keputusan penyusunan kamus istilah.
Ejaan Pembaharuan ini dibuat dengan maksud menyempurnakan Ejaan Soewandi dan
juga disebut dengan Ejaan Prijono-Katoppo. Meskipun salah satu putusan kongres
menyatakan supaya ejaan itu ditetapkan undang-undang, ejaan ini urung diresmikan.
Meskipun demikian, ejaan ini disinyalir menjadi pemantik awal diberlakukannya
EyD tahun 1972.
Ejaan Melindo merupakan suatu hasil perumusan ejaan Melayu dan Indonesia pada
tahun 1959 di Medan Sumatera Utara. Bentuk rumusan ejaan Melindo adalah
merupakan bentuk penyempurnaan dari ejaan sebelumnya. Tetapi ejaan Melindo ini
belum sempat dipergunakan, karena pada masa-masa itu terjadi konfrontasi antara
Indonesia dengan Malaysia.
Hal lain yang membuat ejaan ini kurang adalah perubahan huruf-huruf yang dianggap
aneh. Misalnya, kata “menyapu” akan ditulis “meɳapu”; “syair” ditulis “Ŝyair”;
“ngopi” menjadi “ɳopi”; atau “koboi” ditulis “koboy”. Mungkin aneh karena belum
biasa dan harus menyesuaikan diri lagi. Tapi, akhirnya, usulan yang mustahil
dilaksanakan ini dengan cepat ditinggalkan.
Sebelum adanya EYD, Lembaga Bahasa dan Kesusastraan, (sekarang bernama Pusat
Bahasa), pada 19 September1967 mengeluarkan Ejaan Baru (Ejaan LBK). Ejaan ini,
sebenarnya estafet dari ikhtiar yang sudah dirintis oleh panitia Ejaan Melindo.
Anggota pelaksananya pun terdiri dari panitia ejaan dari Malaysia.
Perubahan yang terdapat pada ejaan baru atau ejaan LBK, antara lain :
PENUTUP
3.1 kesimpulan
3.2 Saran
https://m.belajarbahasa.id/artikel/dokumen/69-mengenal-perkembangan-jenis-jenis-
ejaan-bahasa-Indonesia-2016-06-24-05-37?device_view=mobile