Anda di halaman 1dari 20

1

BAHASA INDONESIA

PENDAHULUAN
Drs. Dede Hasanudin, M.Hum.
Situasi Kebahasaan di Indonesia
• Bahasa Indonesia langsung dijadikan bahasa negara
sejak 18 Agustus 1945 (termuat dalam UD 45 pasal 36)
• Bahasa ini berasal dari bahasa Melayu Riau.
• Bahasa ini digunakan dalam dunia kerja pada zaman
kolonial Belanda.
• Bahasa ini disebut bahasa Indonesia pada saat
Sumpah Pemuda 1928.
• Penggunaan bahasa ini masih bercampur bahasa ibu
di tiap daerah di Indonesia.
Sikap Berbahasa
• Bahasa Indonesia masih dipandang sebagai bahasa
percakapan sehingga berbagai ragam bahasa
bermunculan, termasuk ragam bahasa gaul (remaja).
• Banyak penutur bahasa Indonesia yang lebih memilih
menggunakan istilah asing daripada istilah Indonesia.
(cash, saving)
• UU bahasa Indonesia belum menjadi acuan dalam
sikap berbahasa.
• Teknologi digital makin mempermudah penyimpangan
berbahasa.
Sikap Berbahasa
• Adanya sikap mendua pada lembaga-lembaga
pendidikan dalam hal penggunaan bahasa
Indonesia.
• Seharusnya: tumbuh rasa setia dalam berbahasa
dan juga rasa bangga untuk berbahasa
Indonesia pada semua kalangan.
• Sudah saatnya menempatkan bahasa Indonesia
sebagai bahasa keutamaan dalam kehidupan
bermasyarakat dan kehidupan akademis.
UU Bahasa Indonesia
• UU no. 24 tahun 2009 tentang bahasa Indonesia.
UU ini belum dilengkap dengan peraturan
presiden sehingga bersifat mengikat.
• Di Indonesia berkembang 3 bahasa: bahasa
Indonesia, bahasa nusantara, dan bahasa asing.
• Masalah: bagaimana ketiga bahasa ini mendapat
peran yang sesuai dalam berkomunikasi.
Ragam dan Laras Bahasa

• bagaimana bahasa Indonesia diutamakan,


dimartabatkan, dijunjung tinggi sebagai tuan di negeri
sendiri.
• bagaimana bahasa daerah dilestarikan, dijaga,
dilindungi dari kepunahan dan difungsikan sebagai
pilar kebudayaan sosial.
• Bagaimana bahasa asing dipergunakan sebagai bahasa
pergaulan dunia atau percaturan internasional.
Ragam dan Laras Bahasa
• Ragam regional, yaitu ragam bahasa yang dipakai di daerah
tertentu, antara lain: ragam Sunda, ragam Jawa, ragam Bali, ragam
Menado, ragam Papua.
• Ragam sosial, yaitu ragam bahasa yang dipakai oleh kelompok-
kelompok sosial tertentu, antara lain: ragam remaja, ragam
wanita, ragam anak-anak.
• Ragam temporal, yaitu ragam bahasa yang digunakan pada kurun
waktu tertentu, antara lain: ragam Indonesia lama, ragam
Indonesia modern.
• Ragam idiolek, yaitu ragam bahasa yang ditentukan oleh kekhasan
berbahasa seseorang, antara lain: kecenderungan menggunakan
“lah” pada akhir kalimat atau “nah” pada awal kalimat.
Ragam dan Laras Bahasa

• Berdasarkan medium pembicaraan, dikenal


ragam lisan dan ragam tulis.
• Berdasarkan pokok pembicaraan, yaitu ragam
ilmiah, ragam undang-undang, ragam
jurnalistik, ragam sastra.
• Ragam ilmiah disebut juga sebagai laras
ilmiah/laras ilmu pengetahuan.
Laras Bahasa
• Laras ilmu pengetahuan merupakan laras yang
dikembangkan dalam proses pembelajaran di
perguruan tinggi. Laras ini menuntut
kemampuan tersendiri dari para
penggunanya.
Ciri-Ciri Laras Ilmiah
• Menggunakan struktur kalimat yang jelas, baik pada kalimat
tunggal maupun pada kalimat majemuk dengan memerhatikan
konjungsi yang sesuai.
Contoh:
Komunikasi yang baik mengandalkan media yang bebas
gangguan sehingga pesan dapat tersampaikan secara akurat.
• Menggunakan kata kata yang bermakna lugas untuk
menghindari terjadinya salah tafsir atau multitafsir.
Contoh:
Dalam membuat sketsa tebal tipisnya garis membawa efek
tersendiri (di sini: tebal tipis atau besar kecil)
Ciri-Ciri Laras Ilmiah
• Menggunakan kalimat-kalimat yang singkat, tetapi padat
informasi. Kalimat-kalimat ini mengandung analisis dan
pembuktian dengan sajian konsep yang lengkap.
• Menggunakan istilah-istilah ilmiah dan istilah-istilah
khusus yang sudah dibakukan dalam bahasa Indonesia
secara cermat.
Contoh: produk, produksi, produser, produsen, produktif,
produktivitas, memproduksi
• Memerhatikan susunan kalimat, paragraf, dan wacana
secara cermat.
Ciri-Ciri Laras Ilmiah
• Menunjukkan penalaran mulai dari pemilihan
topik, pengembangan pendahuluan,
pendeskripsian teori dan data, penganalisisan
data, penyampaian hasil analisis, sampai
penyimpulan dan penulisan saran.
• Bersikap objektif dalam mengemukakan pikiran,
terutama pada bagian analisis.
• Menunjukkan konsistensi sejak awal penulisan
hingga penuangan simpulan.
Jenis-Jenis Karangan Ilmiah
• proposal penelitian
• makalah
• laporan penelitian, laporan kegiatan, laporan rutin,
laporan pertanggungjawaban (keuangan, projek, dsb.)
• skripsi, tesis, disertasi

Tiap jenis karangan ini memiliki bentuk tersendiri,


tetapi bahasa yang digunakan tetap menunjukkan
kekhasan ragam ilmiah.
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)

• Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah ejaan


Bahasa Indonesia yang menggantikan ejaan
sebelumnya, Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi.
• EYD mulai diberlakukan pada tahun 1972.
• EYD mengatur penggunaan dua belas hal, yaitu
penggunaan huruf besar (kapital), tanda koma,
tanda titik, tanda seru, tanda hubung, tanda titik
koma, tanda tanya, tanda petik, tanda titik dua,
tanda kurung, tanda elipsis, dan tanda garis miring.
Beberapa perbedaan antara EYD
dan ejaan sebelumnya adalah:

• 'tj' menjadi 'c' : tjutju → cucu


• 'dj' menjadi 'j' : djuga → juga
• 'oe' menjadi 'u' : oemoer -> umur
• 'j' menjadi 'y' : saja → saya
• 'nj' menjadi 'ny' : njala → nyala
• 'sj' menjadi 'sy' : sjaraf → syaraf
• 'ch' menjadi 'kh' : achirat → akhirat
• di pasar - dipasarkan (terpisah - terikat)
Penggunaan Huruf Besar atau Huruf Kapital

a.huruf pertama kata ganti "Anda“


b.huruf pertama pada awal kalimat
c. huruf pertama untuk penamaan geografi
d.huruf pertama petikan langsung
e.huruf pertama nama jabatan atau pangkat yang diikuti nama orang atau instansi
f. huruf pertama pada nama negara, pemerintahan, lembaga negara, dan
dokumen.
(kecuali kata dan)
Penggunaan Tanda Koma (,)
a. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur
dalam suatu perincian atau pembilangan.
b. Tanda koma dipakai untuk memisahkan
kalimat setara yang satu dari kalimat setara
berikutnya yang didahului oleh kata seperti
tetapi atau melainkan.
c. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak
kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu
mendahului induk kalimatnya.
Penggunaan Tanda Koma (,)
a. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak
kalimat dari induk kalimat hanya jika anak kalimat
itu mendahului induk kalimatnya.
b. Tanda koma dipakai di belakang kata atau
ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat
pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya: oleh
karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan
tetapi, sebaliknya, pada hemat saya
Penggunaan Tanda Koma (,)

a. Tanda koma dipakai untuk menceraikan


bagian nama yang dibalik susunannya dalam
daftar pustaka.
b. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian
dalam catatan kaki.
Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi

a. Membelajarkan EYD, kata, kalimat, paragraf,


wacana, dan tatacara penulisan ilmiah yang
pada hakikatnya bertujuan menghasilkan
kemampuan menulis ilmiah dalam bentuk
makalah dan skripsi.
b. Melatih berbahasa lisan guna menyajikan
hasil tulisan ilmiah yang akan membantu
kemampuan berbicara ilmiah.
c. Melatih menyusun kuesioner dengan bahasa
yang baik, benar, dan logis.

Anda mungkin juga menyukai