Anda di halaman 1dari 21

Peranan dan Fungsi Bahasa Indonesia

Posted on 28 September 2013 by miracledy

Pengertian bahasa

Secara umum bahasa didefinisikan sebagai lambang.


Bahasa adalah alat komunikasi yang berupa system lambang bunyi yang dihasilkan alat ucap
manusia.
Sebagaimana kita ketahui, bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan kata. Masing-masing
mempunyai makna yaitu, hubungan abstrak antara kata sebagai lambang dengan objek atau
konsep yang diwakili Kumpulan kata atau kosakata itu oleh ahli bahasa disusun secara alfabetis,
atau menurut urutan abjad, disertai penjelasan artinya dan kemudian dibukukan menjadi sebuah
kamus atau leksikon.
Pada waktu kita berbicara atau menulis, kata-kata yang kita ucapkan atau kita tulis tidak tersusun
begitu saja, melainkan mengikuti aturan yang ada. Untuk mengungkapkan gagasan, pikiran atau
perasaan, kitaharus memilih kata-kata yang tepat dan menyusun kata-kata itu sesuai dengan
aturan bahasa. Seperangkat aturan yang mendasari pemakaian bahasa, atau yang kita gunakan
sebagai pedoman berbahasa inilah yangdisebut tata bahasa.
Pada bab berikutnya, sehubungan dengan tata bahasa akan kita bicarakan secara terperinci
fonologi, morfologi, sintaksis, semantik dan etimologi. Fonologi ialah bagian tata bahasa yang
membahas atau mempelajari bunyi bahasa. Morfologi mempelajari proses pembentukan kata
secara gramatikal beserta unsur-unsur dan bentuk-bentuk kata. Sintaksis membicarakan
komponen-komponen kalimat dan proses pembentukannya. Bidang ilmu bahasa yang secara
khusus menganalisis arti atau makna kata ialah semantik, sedang yang membahas asal-usul
bentuk kata adalah etimologi.

Fungsi bahasa

Fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi, atau sarana untuk menyampaikan
informasi (fungsi informatif).

Tetapi, bahasa pada dasarnya lebih dari sekadar alat untuk menyampaikan informasi, atau
mengutarakan pikiran, perasaan atau gagasan, karena bahasa juga berfungsi:

a. Untuk tujuan praktis : mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari.

b. Untuk tujuan artistik : manusia mengolah dan menggunakan bahasa dengan seindah-
indahnya guna pemuasan rasa estetis manusia.

c. Sebagai kunci mempelajari pengetahuan-pengetahuan lain, di luar pengetahuan kebahasaan.

d. Untuk mempelajari naskah-naskah tua guna menyelidiki latar belakang sejarah manusia,
selama kebudayaan dan adat-istiadat, serta perkembangan bahasa itu sendiri (tujuan filologis).
Dikatakan oleh para ahli budaya, bahwa bahasalah yang memungkinkan kita membentuk diri
sebagaimakhluk bernalar, berbudaya, dan berperadaban. Dengan bahasa, kita membina hubungan
dan kerja sama,mengadakan transaksi, dan melaksanakan kegiatan sosial dengan bidang dan
peran kita masing-masing.Dengan bahasa kita mewarisi kekayaan masa lampau, menghadapi
hari ini, dan merencanakan masa depan. Jika dikatakan bahwa setiap orang membutuhkan
informasi itu benar. Kita ambil contoh, misalnya,mahasiswa. Ia membutuhkan informasi yang
berkaitan dengan bidang studinya agar lulus dalam setiapujian dan sukses meraih gelar atau
tujuan yang diinginkan. Seorang dokter juga sama. Ia memerlukaninformasi tentang kondisi fisik
dan psikis pasiennya agar dapat menyembuhkannya dengan segera.Contoh lain, seorang manager
yang mengoperasikan, mengontrol, atau mengawasi perusahaan tanpainformasi tidak mungkin
dapat mengambil keputusan atau menentukan kebijakan. Karena setiap orang membutuhkan
informasi, komunikasi sebagai proses tukar-menukar informasi, dengan sendirinya bahasa juga
mutlak menjadi kebutuhan setiap orang.

Aplikasi Bahasa Dalam Kehidupan Sehari-Hari


Sebagaimana yang kita tahu, bahasa ( Bahasa Indonesia ) adalah suatu alat yang kita gunakan
untuk berinteraksi kepada manusia lainnya.
Tetapi terkadang bahasa ( Bahasa Indonesia ) yang kita pakai tidak sebagai mana mestinya atau
tidak menggunakan EYD yang baik dan benar.
Kita banyak mencampur bahasa-bahasa terkini ( gahul ) kedalamnya, yang menjadikan bahasa
( Bahasa Indonesia ) yang kita gunakan terdengar aneh.
Seharusnya kita sebagai warga negara yang baik, harus menggunakan bahasa yang baik juga
dalam kehidupan sehari-hari.

Cara Melestarikan Bahasa Indonesia Sebagai Alat Pemersatu Bangsa

Kita sebagai warga negara Indonesia, seharusnya bisa mengerti akan perjuangan leluhur kita
yang telah gugur membela negara Indonesia dari penjajah dizaman itu.
Salah satunya adalah melestarikan bahasa pemersatu bangsa yaitu Bahasa Indonesia.
Kita harus menggunakannya dengan baik dan benar, memakai EYD yang benar juga tentunya
dan tidak mencampur campur dengan bahasa yang kurang baik.
Karena bahasa indonesia adalah identitas dari Negara Indonesia.

Peranan dan Fungsi Bahasa Indonesia dalam Konteks Ilmiah

Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat penting, antara lain, bersumber pada ikrar
ketiga Sumpah Pemuda 1928 yang berbunyi: Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa
persatuan, bahasa Indonesia. Ini berarti bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional,
kedudukannya berada di atas bahasa-bahasa daerah. Selain itu, di dalam Undang-Undang Dasar
1945 tercantum pasal khusus (Bab XV, Pasal 36) mengenai kedudukan bahasa Indonesia yang
menyatakan bahwa bahasa negara ialah bahasa Indonesia. Dengan demikian ada dua macam
kedudukan bahasa Indonesia. Pertama, bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional,
sesuai dengan Sumpah Pemuda 1928, dan kedua bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa
negara, sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945.

Dalam tulisan ilmiah, bahasa sering diartikan sebagai tulisan yang mengungkapkan buah pikiran
sebagai hasil dari pengamatan, tinjauan, penelitian yang seksama dalam bidang ilmu
pengetahuan tertentu, menurut metode tertentu, dengan sistematika penulisan tertentu, serta isi,
fakta, dan kebenarannya dapat dibuktikan dan dapat dipertanggungjawabkan. Bentuk-bentuk
karangan ilmiah identik dengan jenis karangan ilmiah, yaitu makalah, laporan praktik kerja,
kertas kerja, skripsi, tesis, dan disertasi.

Dalam penulisan ilmiah, bahasa merupakan hal yang terpenting. Untuk itu kita harus sebaik
mungkin menggunakannya. Antara lain :

Dalam penulisan ilmiah, bahasa merupakan hal yang terpenting. Untuk itu kita harus sebaik
mungkin menggunakannya. Antara lain :

Dalam hal penggunaan ejaan. Ejaan ialah penggambaran bunyi bahasa dalam kaidah
tulismenulis yang distandarisasikan; yang meliputi pemakaian huruf, penulisan huruf, penulisan
kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda baca.

Dalam hal penulisan kata. Baik kata dasar, kata turunan, bentuk ulang, kata ganti, kata depan,
kata sandang, maupun gabungan kata.

Dalam penggunaan partikel lah, kah, tah, pun. Partikel lah, kah, tah ditulis serangkai dengan
kata yang mendahuluinya. Contoh: Pergilah sekarang! Sedangkan partikel pun ditulis terpisah
dari kata yang mendahuluinya. Contoh: Jika engkau pergi, aku pun akan pergi. Kata-kata yang
sudah dianggap padu ditulis serangkai, seperti andaipun, ataupun, bagaimanapun, kalaupun,
walaupun, meskipun, sekalipun.

Dalam hal pemakaian Ragam Bahasa. Berdasarkan pemakaiannya, bahasa memiliki bermacam-
macam ragam sesuai dengan fungsi, kedudukan, serta lingkungannya. Ragam bahasa pada
pokoknya terdiri atas ragam lisan dan ragam tulis. Ragam lisan terdiri atas ragam lisan baku dan
ragam lisan takbaku; ragam tulis terdiri atas ragam tulis baku dan ragam tulis takbaku.

Dalam penulisan Singkatan dan Akronim.Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan jabatan
atau pangkat diikuti tanda titik. Contoh: Muh. Yamin, S.H. (Sarjana Hukum ). Singkatan yang
terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik. Contoh: dll. hlm. sda. Yth. Singkatan
nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta dokumen resmi
yang terdiri atas huruf awal setiap kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti tanda titik.
Contoh: DPR GBHN KTP PT. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret
kata ditulis seluruhnya dengan huruf kapital. Contoh: ABRI LAN IKIP SIM. Akronim nama diri
yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis
dengan huruf awal huruf kapital. Contoh: Akabri Bappenas Iwapi Kowani.

Dalam penulisan Angka dan Lambang Bilangan. Penulisan kata bilangan tingkat dapat
dilakukan dengan cara berikut. Contoh: Abad XX dikenal sebagai abad teknologi.

Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf, kecuali
jika beberapa lambang dipakai berturut-turut. Contoh: Ada sekitar lima puluh calon mahasiswa
yang tidak diterima diperguruan tinggi itu.
Dalam pemakaian tanda baca. Pemakaian tanda titik (.), tanda koma (,), tanda titik dua (:),
tanda titik koma (,), tanda hubung, (-) tanda pisah (_), tanda petik (), tanda garis miring, (/) dan
tanda penyingkat atau aprostop ().

Dalam pemakaian imbuhan, awalan, dan akhiran.

Dalam penulisan ilmiah, selain harus memperhatikan faktor kebahasaan, kita pun harus
mempertimbangkan berbagai faktor di luar kebahasaan. Faktor tersebut sangat berpengaruh pada
penggunaan kata karena kata merupakan tempat menampung ide. Dalam kaitan ini, kita harus
memperhatikan ketepatan kata yang mengandung gagasan atau ide yang kita sampaikan,
kemudian kesesuaian kata dengan situasi bicara dan kondisi pendengar atau pembaca.

Sekian dan terima kasih.


Kritik Saran saya butuhkan untuk memajukan blog ini
miracledy.wordpress.com
Peranan dan Fungsi Bahasa Indonesia

Thanks To :

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2012/10/peranan-dan-fungsi-bahasa-indonesia/
Penyalahgunaan Penggunaan Bahasa Indonesia dengan bahasa gaul dan
solusi pemecahan masalah
Penyebab Kesalahan Penggunaan Bahasa Indonesia
Kesalahan pengunaan bahasa Indonesia sehari hari pada kalangan remaja umum nya menggunakan
bahasa yang salah atau menyimpang. Dan sedikit sekali orang yang menggunakan bahasa indonesia yang
baku ata benar. Kesalahan ini di sebabkan oleh beberapa banyak faktor diantara nya lingkungan, budaya
(kebiasaan), pendidikan yang salah, mungkin juga masuknya budaya asing dan mencampurnya dengan
bahasa indonesia agar terihat menjadi mudah bagi yang menciptakan nya. Lingkungan sangat
mempengaruhi penggunaan bahasa sehari hari kita, di lingkungan sekolah, lingkungan keluarga,
lingkungan bermain, dan forum forum lain nya, banyak sekali pengucapan pengucapan yang salah
dan menjadi kebiasaan di kalangan remaja. Biasanya saya sebagai anak remaja juga merasakan
bagaimana penggunaan bahasa yang salah ini sudah menjadi kebiasaan di dalam Kehidupan kita sehari
hari. Misalnya dengan mencampurkan bahsa inggris dengan bahasa indonesia dan dicampurkan lagi
dengan bahasa betawi, contoh gua lagi OTW nih, kamu dimana ?. Menurut mereka, bila orang asing
saja melakukan hal ini, berarti hal ini sudah mendunia dan keren jika dilakukan. Bisa dikatakan ini adalah
faktor psikologi.
Ada juga karena bahasa campur lebih mudah diucapkan dan lebih familier. Tidak perlu belajar kusus
untuk bisa berbahasa campur gaul ini. Namun menurut saya pribadi yang pernah mengajar bahasa
indonesia di ponpes ini, faktor psikologilah yang paling mempengaruhi pencmpuran bahasa asing dengan
bahasa Indonesia.

Contoh macam-macam bahasa saat ini :

Bahasa Gaul

Bahasa Prokem (preman)

Bahasa G

Bahasa Gay
Undang-Undang Kebahasaan Indonesia
Era globalisasi...

Dua kata inilah yang membuat orang lupa akan bahasanya sendiri akibatnya bahasa Indonesia
menjadi tidak bernyawa. Masyarakat bahkan para Petinggi Negara bila mendengar dua kata ini menjadi
berubah bahasanya menjadi sekian derajat. Dulunya bahasa yang mereka gunakan tidak separah-parah
amat, sehubungan dengan adanya era globalisasi bahasanya menjadi luntur karena bahasa asing yang
datang ke Indonesia. Kita lihat contoh seperti yang dilakukan oleh Presiden kita Susilo Bambang
Yudhoyono.

Ketika Anda baca di koran, sekilas melihat tulisan open house. Banyak sekali kata itu di media
cetak ketika hari Raya Iedul Fitri tiba. Open house yang dilaksanakan di Istana negara untuk bertatap
muka secara langsung dengan masyarakat Indonesia. Beliau sendiri pernah mendapatkan penghargaan
sebagai pengguna bahasa yang baik dan benar (Kompas, Jumat, 28/10). Ternyata era globalisasi yang
sederhana itu mempunyai makna yang sangat berarti dan sangat luas sehingga bisa menjadi
penyalahgunaan bahasa.

Adanya era globalisasi bukan menjadi hambatan untuk mencintai bahasanya sendiri sebab
bahasa Indonesia sudah menjadi bagian dari hidup kita seperti bahasa Indonesia merupakan alat
pemersatu bangsa atau bahasa Nasional, bahasa Indonesia merupakan jati diri kita atau ciri khas sebagai
bangsa Indonesia. Itulah sebabnya ada pepatah yang mengatakan Bahasa Menunjukkan Bangsa.

Filipina, Jepang, dan Perancis merupakan negara yang mencintai bahasanya sendiri. Sangat
berbeda jauh sekali dengan negara Indonesia, walaupun adanya era globalisasi mereka tidak
terpengaruh karena mereka mempunyai kredibilitas yang sangat tinggi.

Kita ambil contoh seperti di negara Perancis.

Awal April 2003, di Hotel Flat de Douai, Paris. Hotel yang harga inapnya setingkat dengan Santika
di Yogyakarta. Alif Dansya Munsyi bertanya dalam bahasa Inggris yang belepotan kepada resepsionisnya.
Resepsionis tersebut merupakan orang Perancis asli. Ia benar-benar tidak mau menjawab pertanyaan
beliau dengan bahasa Inggris. Ia berkata dengan amat percaya diri memakai bahasa Perancis (Bahasa
Menunjukkan Bangsa).

Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa Perancis merupakan negara yang sangat istimewa. Lihatlah
nama hotel yang ditempati beliau. Itulah buktinya bahwa mereka mencintai bahasanya. Seandainya
negara Indonesia seperti negara Perancis yang mencintai bahasanya, maka masyarakat Indonesia tidak
lagi sok nginggris.

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, bahwa era globalisasi bukan menjadi hambatan untuk
mencintai bahasanya sendiri. Ternyata di bahasa oleh ahli-ahli bahasa yang terkenal dalam seminar di
Jakarta yang membahas. Mencari jalan keluar dari kondisi Departemen Pendikan Nasional tengah
menyusun Rancangan Undang-Undang Kebahasaan. Rancangan itu berfungsi untuk melindungi Undang-
Undang penggunaan bahasa Indonesia, terutama dalam situasi formal.

Sedangkan, untuk penggunaan bahasa sehari-hari di dalam masyarakat tidak diatur. Bahasa gaul,
prokem, slang, dan sebagainya tidak terlalu dipermasalahkan sepanjang tidak dipakai dalam situasi
formal. Penggunaan variasi bahasa-bahasa tersebut selalu ada di dalam masyarakat yang berkembang.
Penggunaan bahasa itu baru dirisaukan jika digunakan oleh media atau dalam situasi formal.

Rancangan Undang-Undang tersebut mempunyai cakupan yang terkait dalam aspek kenegaraan
seperti pembuatan nota kesepakatan, dokumen resmi negara, surat resmi, pidato kenegaraan, pengantar
pendidikan, pertemuan formal, nama lembaga pemerintah / swasta, geografi karya ilmiah, nota
kesepahaman dalam dan luar negeri.

Cakupan lainnya meliputi nama bangunan, kawasan permukiman, informasi petunjuk produk,
iklan juga akan diatur menggunakan bahasa Indonesia. Terkecuali yang merupakan lisensi dari luar.
Demikian juga dengan papan petunjuk, slogan, petunjuk lalu lintas.

Rancangan perundangan itu juga akan mengatur penguasaan bahasa Indonesia bagi orang asing
dan pengantar seleksi tenaga kerja (Kompas, 22/8).

Bahasa Indonesia itu penting diatur oleh Undang-Undang dikarenakan ada beberapa hal yang harus
diperhatikan:

1. Bila bahasa Indonesia tidak diatur oleh Undang-Undang, masyarakat akan seenaknya menggunakan
bahasa yang mereka anggap itu gaul

2. Penggunaan bahasa Indonesia yang baku harus digunakan pada situasi formal

Menurut saya, sanksi-sanksi yang harus diberlakukan oleh Undang-Undang yaitu ada dua jenis di
antaranya:

1. Sanksi ringan

Tidak boleh berbicara selama satu hari

Membayar denda sekitar Rp 20.0000.000,00

2. Sanksi berat

Hukuman penjara selama 3,5 tahun

Mengatur penggunaan bahasa merupakan hal yang sangat sulit dikarenakan beberapa faktor
yaitu, yang pertama dialek daerah masing-masing yang sangat melekat tiap individu dan yang sekarang
tengah berkembang di Indonesia adalah penggunaan bahasa gaul. Sulitnya melepaskan cara berbahasa
ini diikuti dengan jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar maka akan sangat sulit bagi pemerintah
untuk mengimplementasikan Undang-Undang Kebahasaan ini dalam masyarakat.
Maka menurut saya sebaiknya tujuan pemerintah untuk mengatur penggunaan bahasa ini
dimulai dari hal-hal yang sederhana, misalnya memulai penggunaan bahasa Indonesia yang baku dalam
lingkungan pendidikan dimulai dari tingkat pendidikan yang rendah. Saya maksudkan di sini, kita melihat
bahwa dalam lingkungan kampus mahasiswa yang menggunakan bahasa Indonesia yang baku sangat
jarang bahkan tidak ada, oleh sebab itu Undang-Undang Kebahasaan ini sebaiknya mulai
diimplementasikan dalam lingkungan pendidikan.

Perlu ditekankan pada pemerintah bila ingin membuat Undang-Undang Kebahasaan yaitu
Pemerintah sendiri pun harus mengubah bahasanya bila ingin membentuk Rancangan Undang-Undang
Kebahasaan. Jangan sampai pemerintah malah menghancurkan bahasa Indonesia.

Pemerintah pun harus konsekuen terhadap Undang-Undang ini. Bagaimana tidak, apa yang
dilakukan oleh pemerintah selama ini tidak berjalan lancar. Undang-Undang Kebahasaan yang di rancang
dari bulan Agustus ternyata belum kelar-kelar. Eh... pemerintah malah membuat Undang-Undang baru
yaitu Undang-Undang Guru. Memang sih tidak masuk akal dimasukkan di sini.

Menurut saya yang penting didahulukan yaitu Undang-Undang Kebahasaan jadi saya
mengnginkan pemerintah bahwa pemerintah harus selalu mengerjakan pekerjaan yang belum selesai
terpecahkan sebab bila ditunda-tunda lagi penggunaan bahasa Indonenglish akan semakin marak atau
akan semakin banyak yang sering menggunakannya.

Bahasa prokem Indonesia


Bahasa prokem Indonesia atau bahasa gaul atau bahasa prokem yang khas Indonesia dan
jarang dijumpai di negara-negara lain kecuali di komunitas-komunitas Indonesia. Bahasa prokem yang
berkembang di Indonesia lebih dominan dipengaruhi oleh bahasa Betawi yang mengalami
penyimpangan/ pengubahsuaian pemakaian kata oleh kaum remaja Indonesia yang menetap di Jakarta.

Kata prokem sendiri merupakan bahasa pergaulan dari preman. Bahasa ini awalnya digunakan
oleh kalangan preman untuk berkomunikasi satu sama lain secara rahasia. Agar kalimat mereka tidak
diketahui oleh kebanyakan orang, mereka merancang kata-kata baru dengan cara antara lain mengganti
kata ke lawan kata, mencari kata sepadan, menentukan angka-angka, penggantian fonem, distribusi
fonem, penambahan awalan, sisipan, atau akhiran. Masing-masing komunitas (daerah) memiliki
rumusan sendiri-sendiri. Pada dasarnya bahasa ini untuk memberkan kode kepada lawan bicara
(kalangan militer dan kepolisian juga menggunakan).

Contoh yang sangat mudah dikenali adalah dagadu yang artinya matamu. Perubahan kata ini
menggunakan rumusan penggantian fonem, dimana huruf M diganti dengan huruf D, sedangkan huruf T
diubah menjadi G. Sementara huruf vokal sama sekali tidak mengalami perubahan. Rumusan ini
didasarkan pada susunan huruf pada aksara jawa yang dibalik dengan melompati satu baris untuk
masing-masing huruf. Bahasa ini dapat kita jumpai di daerah Yogyakarta dan sekitarnya.

Belakangan ini bahasa prokem mengalami pergeseran fungsi dari bahasa rahasia menjadi bahasa
pergaulan anak-anak remaja. Dalam konteks kekinian, bahasa pergaulan anak-anak remaja ini
merupakan dialek bahasa Indonesia non-formal yang terutama digunakan di suatu daerah atau
komunitas tertentu (kalangan homo seksual atau waria). Penggunaan bahasa gaul menjadi lebih dikenal
khalayak ramai setelah Debby Sahertian mengumpulkan kosa-kata yang digunakan dalam komunitas
tersebut dan menerbitkan kamus yang bernama Kamus Bahasa Gaul pada tahun 1999.

Sejarah
Bahasa prokem merupakan salah satu cabang dari bahasa Indonesia sebagai bahasa dalam
pergaulan anak-anak remaja. Istilah ini muncul pada akhir tahun 1980-an. Pada saat itu ia dikenal sebagai
'bahasanya para bajingan atau anak jalanan' disebabkan arti kata prokem dalam pergaulan sebagai
preman.

Saat ini bahasa prokem telah banyak terasimilasi dan menjadi umum digunakan sebagai bentuk
percakapan sehari-hari dalam pergaulan di lingkungan sosial bahkan dalam media-media populer seperti
TV, radio, dunia perfilman nasional, dan seringkali pula digunakan dalam bentuk pengumuman-
pengumuman yang ditujukan untuk kalangan remaja oleh majalah-majalah remaja populer. Karena
jamaknya, kadang-kadang dapat disimpulkan bahasa prokem adalah bahasa utama yang digunakan
untuk komunikasi verbal oleh setiap orang dalam kehidupan sehari-hari, kecuali untuk keperluan formal.
Karenanya akan menjadi terasa 'aneh' untuk berkomunikasi secara verbal dengan orang lain
menggunakan bahasa Indonesia formal.

Bahasa prokem senantiasa berkembang. Banyak sekali kata-kata yang menjadi kuno atau pun
usang disebabkan kecenderungan dan perkembangan zaman.

Penggolongan
Tiada penggolongan formal dari bahasa prokem, kecuali barangkali bahasa tersebut termasuk
sebagai bagian ataupun cabang dari bahasa Indonesia.

Distribusi geografis
Bahasa prokem umumnya digunakan di lingkungan perkotaan. Terdapat cukup banyak variasi
dan perbedaan dari bahasa prokem bergantung pada kota tempat seseorang tinggal, utamanya
dipengaruhi oleh bahasa daerah yang berbeda dari etnis-etnis yang menjadi penduduk mayoritas dalam
kota tersebut. Sebagai contoh, di Bandung, Jawa Barat, perbendaharaan kata dalam bahasa prokemnya
banyak mengandung kosakata-kosakata yang berasal dari bahasa Sunda.

Pemakaian resmi
Bahasa prokem bukanlah bahasa Indonesia resmi meskipun bahasa ini digunakan secara luas
dalam percakapan verbal dalam kehidupan sehari-hari.contoh bahasa : dulu menggunakan bahasa baku
kalau sekarang memakai bahasa elu gua

Pengucapan
Cara pengucapan bahasa gaul dilafalkan secara sama seperti halnya bahasa Indonesia. Kosakata-
kosakata yang meminjam dari bahasa lain seperti bahasa Inggris ataupun Belanda diterjemahkan
pengucapannya, contohnya, 'Please' ditulis sebagai Plis, dan 'Married' sebagai Merit.

Untuk contoh lainnya, lihat juga (Inggris) SEASite guide to pronunciation of Indonesian.

Teks tebal== Tata bahasa == Struktur dan tatabahasa dari bahasa prokem tidak terlalu jauh
berbeda dari bahasa formalnya (bahasa Indonesia), dalam banyak kasus kosakata yang dimilikinya hanya
merupakan singkatan dari bahasa formalnya. Perbedaan utama antara bahasa formal dengan bahasa
prokem ada dalam perbendaharaan kata.

Banyak orang asing yang belajar Bahasa Indonesia merasa bingung saat mereka berbicara
langsung dengan orang Indonesia asli, karena Bahasa yang mereka pakai adalah formal, sedangkan
kebanyakan orang Indonesia berbicara dengan bahasa daerahnya masing-masing atau juga
menggunakan bahasa prokem.

Contoh:

Bahasa Indonesia Bahasa prokem (informal)

Aku, saya Gue, gua (ditulis pula gw)

Kamu Lu, lo (ditulis pula lw)

Penatlah! Capek deh!

Benarkah? Emangnya bener?

Tidak Enggak

Tidak peduli Emang gue pikirin!

Bahasa prokem Tegal


Salah satu daerah yang memiliki bahasa prokem unik adalah Kota Tegal dan sekitarnya. Awal
penggunaan bahasa prokem di Tegal adalah sejak perang melawan penjajahan Belanda. Laskar yang
bergerilnya menggunakan bahasa sandi yang setelah era kemerdekaan masih tetap dipergunakan
sebagai bahasa prokem hingga kini, di samping dialek Tegalan.

Bahasa prokem Tegal tidak menggunakan satu rumusan. Ada sebagian kata yang sekadar
mengadopsi dari bahasa Arab seperti harem menjadi kharim (istri), distribusi fonem, seperti bapak/bapa
menjadi jasak, wadon (perempuan) menjadi tarok. Ada pula yang menggunakan variabel nama untuk
seseorang yang sering jadi bahan olokan, obyek penderita, seperti Dalban, Waknyad, atau Mardiyah.
Lantaran keragaman rumusan itulah mengakibatkan tidak semua orang (pendatang) dapat memahami
bahasa gaul Tegal.

Jika mengacu pada contoh di atas, ada kosa kata yang tidak jelas perumusannya, seperti berikut ini:
Jakwir berasal dari kata batir (teman), semestinya dilafalkan (ditulis) jawir.

Jagin, berasal kata balik (pulang), namun sering diucapkan sebagai jegin

Partikel yang sering dipakai


Sih, nih, tuh, dong, merupakan sebagian dari partikel-partikel bahasa prokem yang membuatnya
terasa lebih "hidup" dan membumi, menghubungkan satu anak muda dengan anak muda lain dan
membuat mereka merasa berbeda dengan orang-orang tua yang berbahasa baku. Partikel-partikel ini
walaupun pendek-pendek namun memiliki arti yang jauh melebihi jumlah huruf yang menyusunnya.
Kebanyakan partikel mampu memberikan informasi tambahan kepada orang lain yang tidak dapat
dilakukan oleh bahasa Indonesia baku seperti tingkat keakraban antara pembicara dan pendengar,
suasana hati/ekspresi pembicara, dan suasana pada kalimat tersebut diucapkan.

Deh/ dah

Deh/ dah asalnya dari kata sudah yang diucapkan singkar menjadi deh/dah atau udah. Namun dalam
konteks berikut, deh/dah ini sebagai penekanan atas pernyataan.

Bagaimana kalau ...

Coba dulu deh. (tidak menggunakan intonasi pertanyaan) - Bagaimana


kalau dicoba dahulu?
Besok pagi aja deh. - Bagaimana kalau besok pagi saja?

Saya mau ...

Lagi deh. - Saya mau lagi.


Yang biru itu deh. - Saya mau yang biru itu saja.

Aku pergi deh. - Saya mau pergi dahulu.

Partikel ini tidak dapat dipakai di awal kalimat lengkap atau berdiri
sendiri.

Dong

Partikel dong digunakan sebagai penegas yang halus atau kasar pada suatu pernyataan yang akan
diperbuat.

Tentu saja ...

Sudah pasti dong. - Sudah pasti / Tentu saja.


Mau yang itu dong - Tentu saja saya mau yang itu.

Kata perintah atau larangan yang sedikit kasar / seruan larangan.


Maju dong! - Tolong maju, Pak/Bu.
Pelan-pelan dong! - Pelan-pelan saja, Kak/Dik.

Partikel ini tidak dapat dipakai di awal kalimat lengkap atau berdiri sendiri.

Eh

Pengganti subjek, sebutan untuk orang kedua.

o Eh, namamu siapa? - Bung, namamu siapa?

o Eh, ke sini sebentar. - Pak/Bu, ke sini sebentar.

o Ke sini sebentar, eh. - Ke sini sebentar, Bung.

Membetulkan perkataan sebelumnya yang salah.

o Dua ratus, eh, tiga ratus. - Dua ratus, bukan, tiga ratus.

o Biru, eh, kalau tidak salah hijau. - Biru, bukan, kalau


tidak salah hijau.

Mengganti topik pembicaraan

o Eh, kamu tahu tidak ... - Omong-omong, kamu tahu tidak ...

o Eh, jangan-jangan ... - Hmm... jangan-jangan ...

Berdiri sendiri: menyatakan keragu-raguan

o Eh...

Selain 'eh' sebagai sebutan untuk orang kedua, partikel ini biasanya tidak dapat dipakai di akhir kalimat
lengkap.
Kan

Kependekan dari 'bukan', dipakai untuk meminta pendapat/penyetujuan orang lain


(pertanyaan).

Bagus kan? - Bagus bukan?


Kan kamu yang bilang? - Bukankah kamu yang bilang demikian?

Dia kan sebenarnya baik. - Dia sebenarnya orang baik, bukan?

Jika dirangkai dalam bentuk "kan ... sudah ..." menyatakan suatu sebab yang pasti (pernyataan).

Kan aku sudah belajar. - Jangan khawatir, aku sudah belajar.


Dia kan sudah sabuk hitam. - Tidakkah kamu tahu bahwa dia sudah
(memiliki tingkatan) sabuk hitam.

Berdiri sendiri: menyatakan dengan nada kemenangan "Lihatlah, bukankah aku sudah bilang
demikian"

Kan...
Kok

Kata tanya pengganti 'Kenapa (kamu)'

Kok kamu terlambat? - Kenapa kamu terlambat?


Kok diam saja? - Kenapa kamu diam saja?

Kok dia mukanya masam? - Kenapa dia mukanya masam?

Kok aku tidak percaya kamu? - Kenapa aku tidak dapat mempercayaimu?

Memberi penekanan atas kebenaran pernyataan yang dibuat.

Saya dari tadi di sini kok. - Saya mengatakan dengan jujur bahwa dari
tadi saya ada di sini.
Dia tidak mencurinya kok. - Saya yakin bahwa dia tidak mencurinya.

Berdiri sendiri: menyatakan keheranan yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata

Kok???
Lho/Loh

Kata seru yang menyatakan keterkejutan. Bisa digabung dengan kata tanya. Tergantung intonasi
yang digunakan, partikel ini dapat mencerminkan bermacam-macam ekspresi.

Lho, kok kamu terlambat? - Kenapa kamu terlambat? (dengan ekspresi


heran)
Loh, apa-apaan ini! - Apa yang terjadi di sini? (pertanyaan retorik
dengan ekspresi terkejut/marah)

Lho, aku kan belum tahu? - Aku sebenarnya belum tahu. (dengan ekspresi
tidak bersalah)

Loh, kenapa dia di sini? - Kenapa dia ada di sini? (dengan ekspresi
terkejut)

Kata informatif, untuk memastikan / menekankan suatu hal.

Begitu lho caranya. - Begitulah caranya.


Nanti kamu kedinginan loh. - Nanti kamu akan kedinginan (kalau tidak
menggunakan jaket, misalnya).

Aku mau ikut lho. - Aku mau ikut, tahu tidak?.

Ingat loh kalau besok libur. - Tolong diingat-ingat kalau besok libur.

Jangan bermain api lho, nanti terbakar. - Ingat, jangan bermain api
atau nanti akan terbakar.

Berdiri sendiri: menyatakan keheranan yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata

Lho???
Nih/ ni

Kependekan dari 'ini'.

Nih balon yang kamu minta. - Ini (sambil menyerahkan barang). Balon
yang kamu minta.
Nih, saya sudah selesaikan tugasmu. - Ini tugasmu sudah saya
selesaikan.

(I)ni orang benar-benar tidak bisa dinasehati - Orang ini benar-benar


tidak bisa dinasehati

Tergantung intonasi yang digunakan, partikel ini dapat mencerminkan bermacam-macam


ekspresi (umumnya tentang keadaan diri sendiri).

Cape, nih. - Saya sudah lelah. (dengan ekspresi lelah)


Saya sibuk, nih. - Saya baru sibuk, maaf. (dengan ekspresi menolak
tawaran secara halus)

Sudah siang, nih. - Sekarang sudah siang. Ayo lekas ...

Untuk memberi penekanan pada subjek orang pertama

Saya nih yang tahu jawabannya. - Hanya saya yang tahu jawabannya.
Aku nih sebenarnya anak konglomerat. - Aku ini sebenarnya anak
konglomerat.

Berdiri sendiri: memberikan/menyerahkan sesuatu kepada orang lain

Nih.
Lihat partikel "tuh/ tu".

Sih
Karena ...

Dia serakah sih. - Karena dia serakah. (dengan ekspresi mencemooh)


Kamu sih datangnya terlambat. - Karena kamu datang terlambat. (dengan
ekspresi menyesal)

Digunakan tepat setelah sebuah kata tanya yang artinya kurang lebih "Sebenarnya ..."

Tadi dia bilang apa sih? - Sebenarnya apa yang dia katakan tadi?
Berapa sih harganya? - Sebenarnya berapa harganya?

Apa sih yang dia mau? - Sebenarnya apa yang dia mau? (dengan ekspresi
jengkel)

Maumu kapan sih? - Sebenarnya kapan yang kamu mau?

Membedakan seseorang dari sekumpulan orang.

Tetanggaku semuanya miskin, tapi orang itu sih kaya. - Orang itu lebih
kaya daripada yang lain.
Aku sih tidak akan terjebak, kan aku sudah belajar banyak. - (Yang
lain boleh terjebak,) Saya pasti tidak akan terjebak, sebab saya sudah
belajar banyak.

Kata yang mengakhiri satu pernyataan sebelum memulai pernyataan yang bertentangan.

Mau sih, tapi ada syaratnya. - Saya mau tetapi ada syaratnya.
Saya bisa sih, cuma ada beberapa yang ragu-ragu. - Saya bisa tetapi
ada beberapa yang saya masih ragu-ragu.

Itu saya sih, tapi saya tidak bermaksud melukainya. - Itu sebenarnya
saya, tetapi saya tidak bermaksud melukainya.

Kalau aku sih tenang-tenang saja. - Kalau saya sekarang ini tenang-
tenang saja.

Partikel ini tidak dapat dipakai di awal kalimat lengkap atau berdiri sendiri

Tuh/ tu

Kependekan dari 'itu', menunjuk kepada suatu objek

Lihat tuh hasil dari perbuatanmu. - Lihat itu, itulah hasil dari
perbuatanmu.
Tuh orang yang tadi menolongku. - Itu lihatlah, itu orang yang
menolongku.
Tergantung intonasi yang digunakan, partikel ini dapat mencerminkan bermacam-macam
ekspresi (umumnya tentang keadaan orang lain).

Kelihatannya dia sudah sembuh, tuh. - Lihat, nampaknya dia sudah


sembuh.
Tuh, kamu lupa lagi kan? - Lihat, kamu lupa lagi bukan?

Ada yang mau, tuh. - Lihat, ada yang mau (barang tersebut).

Untuk memberi penekanan pada subjek orang kedua atau ketiga.

Dia tuh orangnya tidak tahu diuntung. - Dia sebenarnya orang yang
tidak tahu berterima kasih.
Kalau jadi orang seperti Bapak camat tuh. - Jadilah seseorang seperti
Bapak camat.

Kamu tuh terlalu baik. - Kamu orang yang terlalu baik.

Berdiri sendiri: menunjukkan sesuatu kepada orang lain

Tuh.
Ya

Ya di sini tidak selalu berarti persetujuan. Beberapa penggunaan partikel 'ya':

Kata tanya yang kurang lebih berarti "Apakah benar ...?"

Rapatnya mulai jam delapan ya? - Apakah benar rapatnya mulai jam
delapan?
Kamu tadi pulang dulu ya? - Apakah benar tadi kamu pulang dulu?

Kalau bukan ini, ya itu

Kalau tidak mau, ya tidak masalah. - Kalau tidak mau tidak masalah.
Kalau mau, ya silakan. - Kalau mau silakan (ambil / ikut / beli /
dll.)

Sebagai awal kalimat digunakan tepat setelah sebuah kalimat dengan nada bertanya.

Mahal? ya jangan beli. - Kalau mahal jangan dibeli.


Apa? (dengan ekspresi tidak percaya) Ya jangan mau dong. - Apa? Kalau
begitu jangan mau.

Apa kamu bilang? Ya dilawan dong. - Apa kamu bilang? Tahu begitu
seharusnya kamu melawan.

Berdiri sendiri: lawan kata 'tidak'; kependekan dari 'iya'; menyatakan persetujuan
Ya.
Yah

Selalu menyatakan kekecewaan dan selalu digunakan di awal kalimat atau berdiri sendiri.

Yah...

Yah, kamu sih - Ini karena kamu.

Yah, Indonesia kalah lagi - Indonesia kalah lagi (dengan ekspresi


kecewa)

Yah, sudah selesai - Belum-belum sudah selesai.

Bahasa Alay
Ilustrasi

Alay.jangan lebay plis


Alay kalo ngomong lebay
Dasar anak jablay
Pilihannya jijay
Alay orang bilang anak layangan
Kampungan gayanya sok sokan
Alay kalo ngomong lebay..

Tentu Anda ingat lirik diatas, kan? Ya, itu adalah beberapa baris lirik dari lagu yang dibawakan
Lolita, salah satu lagu yang cukup populer di telinga masyarakat Indonesia. Anak Layangan, sebuah
judul yang cukup menarik untuk para penikmat musik, berbeda dan mudah diingat. Pertama kali
mendengar, saya mengira lagu ini diperuntukkan bagi anak-anak yang menyukai permainan layang-
layang. Ternyata dugaan itu terbalik 360 derajat dari kenyataannya. Pertanyaan pun menghinggapi
pikiran. Apa yang sebenarnya ingin diungkapkan penulis lirik ini? Mata pun tertuju pada baris kalimat
Alay kalo ngomong lebay. Mengapa penulis lirik ini mengatakan seperti itu? Dalam kalimat itu terdapat
dua kata penekanan ngomong dan lebay. Kata ngomong adalah bahasa prokem bagi orang Jawa
yang artinya mengatakan sesuatu. Ini tentunya erat kaitannya dengan bagaimana orang mengungkapkan
idenya, bagaimana mereka mengkomunikasikan pikirannya kepada orang lain. Ide-ide dan pemikiran itu
merupakan bagian dari wacana. Wacana merupakan istilah umum dari penggunaan bahasa. Dalam
sebuah Modul Discourse Analysis, tertera jelas bahwa wacana berkaitan dengan penggunaan bahasa
yang berbentuk lisan dan tulisan. Yang ingin saya tekankan dalam artikel ini bagaimana bahasa
digunakan dalam bentuk tulisan. Bahasa yang dimaksud disini adalah bagaimana bahasa Indonesia
digunakan dalam bahasa alay. Sedangkan kata lebay juga merupakan bahasa gaul ala orang Jawa, atau
yang telah diadaptasi menjadi lebe dalam bahasa Melayu Kupang yang artinya berlebihan.

Sebelum membahas lebih lanjut tentang bahasa alay dalam bahasa Indonesia. Marilah kita
mengetahui terlebih dahulu, apa itu alay. Alay merupakan akronim dari anak layangan, alah lebay, atau
anak kelayaban. Ini adalah sebuah istilah yang ditujukan bagi orang-orang yang suka bertindak
berlebihan, termasuk bagaimana mereka berpose di depan kamera dengan menampilkan tampang sok
imut mereka dan tak ketinggalan pula penggunaan tulisan bahasa Indonesia-nya. Akhir-akhir ini jumlah
alay semakin meningkat, bertumbuh begitu cepat bak jamur di musim hujan. Remaja merupakan jumlah
terbesar dari populasi alay, mengingat dalam usia-usia itu, orang sedang berada dalam tahap pencarian
jati diri. Mereka gemar melakukan hal-hal baru, termasuk memodifikasi bahasa dengan menciptakan
tulisan-tulisan baru dalam kata-kata bahasa Indonesia.

Bahasa Indonesia versi alay itu unik. Informasi yang saya himpun dari Wikipedia dan postingan di
Facebook menyebutkan beberapa ciri kebahasaan alay terutama dalam aspek tulisan sangat berbeda
dari bahasa Indonesia. Pertama, ketika mengetik sms mereka cenderung menggunakan kombinasi huruf
kapital dan huruf kecil dalam kata, seperti iYa nIe ,aBiS LAgI sIbUq siCh. Penggunaan angka pun tak
luput dari penulisan kata mereka. Contohnya dalam kata-kata, 9w 9ag 8i5a 5kr9. Entah tidak tahu atau
pura-pura tidak tahu, mereka bahkan bertindak seolah-olah tidak mengenal alphabet dalam bahasa
Indonesia, seolah-olah tidak mampu membedakan huruf dalam kata. Dengan seenaknya mereka menulis
kata juga dengan juja, sms dengan cmz atau xmx. Alay juga mempunyai nama akun facebook
dan twitter yang terlihat begitu sempurna dan lucu seperti cii mUna imUtz atau MociMoCi alias
jonny. Kondisi inilah yang membuat banyak orang mengalami kesulitan dalam membaca tulisan mereka.
Coba saja Anda baca tulisan ini tyUs kmueh jNaN luEpa Mams eaaa? Tidak mudah, itulah jawabannya.

Bahasa alay benar-benar meruntuhkan tembok- tembok peraturan tata bahasa Indonesia yang
telah ditetapkan secara signifikan. Betapa tidak, sejak kapan ada aturan penggunaan kombinasi huruf
kapital dan huruf kecil dalam sebuah kata, yang dapat ditempatkan dimana saja, semau kita, di depan, di
tengah ataupun di akhir kata. Prof.DR. Gorys Keraf, seorang ahli besar bahasa Indonesia dalam bukunya
yang berjudul Komposisi mengungkapkan dengan tegas bagaimana huruf kapital digunakan yaitu huruf
awal dalam sebuah kalimat,nama orang, tempat, bangsa, negara, organisasi, bahasa, bulan , hari, Tuhan,
sifat-sifat Tuhan, judul buku, artikel, dan kata-kata yang mempunyai arti istimewah. Jadi, sangatlah jelas,
penggunaan huruf kapital dan huruf kecil itu tidak dapat ditempatkan seenaknya seperti yang dilakukan
alay. Kasus lain yang tak kalah menarik yaitu ketika alay membentuk kata dari gabungan huruf dan angka.
Adakah aturan ini tercantum dalam tata bahasa Indonesia? Angka tentu saja tetaplah angka, tak mungkin
menggabungkan diri dengan huruf membentuk kata, kecuali merupakan sebuah rumus kimia seperti
H2O dan NH3. Tulisan alay benar-benar membingungkan.
Melihat begitu pesat mewabahnya trend tulisan alay di kalangan masyarakat Indonesia
khususnya remaja, tentu saja mempengaruhi pemeliharaan bahasa Indonesia yang telah susah payah
dirumuskan ahli-ahli bahasa Indonesia selama bertahun-tahun. Pertama alay menciptakan tata bahasa
baru, mengindahkan tata bahasa Indonesia yang telah disusun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu
penggunaan huruf kapital? Bagaimana mungkin mereka menempatkan huruf kapital sekehendak hati?
Apa benar mereka tidak tahu posisi yang tepat untuk huruf kapital dan huruf kecil? Beberapa pertanyaan
refleksi yang perlu dijawab. Seperti yang tampak dalam contoh diatas,kata iYa seharusnya ditulis Iya,
karena menurut tata bahasa Indonesia, huruf kapital harus digunakan pada huruf awal kata dalam
sebuah kalimat. Tanpa dasar itu pun, ketika mengetik di HP, dengan sendirinya huruf awal kata pada akan
berubah menjadi huruf kapital, demikian pula ketika mengetik di komputer.

Kedua, alay melupakan alphabet bahasa Indonesia? Bukannya melupakan, tetapi mengubahnya
menurut versi mereka. Seperti pada huruf k mereka realisasikan dengan huruf ch dan q, dengan asumsi
bahwa huruf-huruf tersebut memiliki kemiripan bunyi. Ada lagi huruf s mereka realisasikan dengan huruf
x, c dan z seperti contoh di atas. Apa ada teori seperti itu? Sebuah Ilmu kesesatan.

Ketiga tulisan alay membingungkan. Mengapa membingungkan? Dengan begitu banyak rentetan
variasi huruf yang begitu meriah dari bahasa Indonesia dalam kata, tentu saja memusingkan bagi orang
yang membacanya dan inilah faktanya. Bagaimana membaca tulisan ini tyUs kmueh jNaN luEpa Mams
eaaa ? Untuk membaca saja sulit, apalagi untuk dimengerti. Hal ini hanya menambah daftar masalah
saja dengan kehadiran bahasa alay. Banyak yang mengeluh karena tidak dapat menangkap arti dari kata-
kata seperti itu, tulisan yang hanya melelahkan mata. Tentulah lebih mudah menuliskan trus kamu
jangan lupa makan, ya?. Mengapa mereka menyulitkan diri dan terjebak dalam tulisan aneh bin ajaib
itu? Sensasi, apakah yang dicari? Padahal, salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi.
Komunikasi itu tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami oleh orang
lain(Gorys Keraf, 1974:4). Jadi, jika tulisan pun tak dapat dibaca, apalagi dimengerti, bagaimana
komunikasi dapat terjadi.

Keempat alay kehilangan jati dirinya. Ada sebuah pepatah berbunyi Nama menunjukkan
identitas orang. Ini sangat bertolak belakang dengan alay. Mereka mempunyai nama yang aneh di
twitter dan facebook yang ejaannya bahkan tak ditemukan dalam perbehendaraan kata bahasa
Indonesia. Kehadiran jejaring sosial sesungguhnya sangat membantu orang berhubungan dengan orang-
orang dari negara-negara lain di seluruh dunia, jadi alangkah baiknya menggunakan nama biasanya
seperti Hartono, Sri, Tati, Devi dan nama lainnya. Nama merupakan realisasi dan wujud dari kehadiran
bahasa Indonesia. Paling tidak ini membantu orang dari negara lain menebak dari negara mana kita
berasal. Kita adalah orang Indonesia, itulah identitas kita. Apa yang terjadi jika kita memakai nama
seperti cii mUna imUtz? Ini seperti kegelapan malam bagi orang dari negara lain tanpa cahaya sedikit
pun untuk tahu darimana kita berasal.

Kelima alay berasal dari remaja. Pemakaian tulisan alay kebanyakan dibuat oleh remaja yang
nota bene adalah generasi penerus bangsa. Jika mereka terus saja mempertahankan kebiasaan mereka,
kedepannya tata bahasa Indonesia akan luntur dan pudar, karena masa depan bangsa dan negara ini
adalah dalam tangan mereka.
Kehadiran bahasa alay sangat mengancam pemeliharaan bahasa Indonesia.Mengapa? Semua
telah jelas. Tata bahasa,alphabet,pemahaman,dilanggar. Tak lupa pula identitas pun hilang akibat bahasa
alay ini. Tak tanggung-tanggung masa depan bahasa Indonesia pun ikut terseret. Jika kita biarkan hal ini
terus terjadi, dalam jangka waktu yang panjang, tak mengherankan lagi bila bahasa Indonesia akan
mengalami deviasi. Banyak pelanggaran yang dilakukan, menyimpang dari aturan bahasa Indonesia.
Apakah Anda ingin melihat dalam dokumen resmi dan tulisan ofisial lainnya, hanya tertulis bahasa alay,
seperti kata sibuk tergantikan oleh kata sibuq? Tentu tidak, kan?

Melihat fakta-fakta diatas, solusi perlu dibuat untuk segera menyelesaikan persoalan kehadiran
bahasa alay ini. Kampanye anti alay adalah cara terbaik. Kampanye dapat dilakukan dengan
menyebarkan sms tentang ciri-ciri alay dan upaya menyelamatkan bahasa Indonesia, seperti sejauh yang
saya amati. Beberapa teman facebook saya juga telah memosting tentang alay ini. Sejumlah blogging
yang saya kunjungi pun tak ketinggalan membahas persoalan ini. Ternyata keresahan kehadiran bahasa
alay ini juga disadari betul oleh musisi Indonesia. Lolita adalah salah satu penyanyi yang turut
menyuarakan aspirasinya melalui lagu Anak Layangan yang mengkritik habis-habisan tentang mereka.
Saya berharap pemerintah tanggap terhadap permasalahan ini. Jika dibiarkan akan menjadi
permasalahan serius di masa mendatang, menghancurkan tata bahasa Indonesia. Iklan-iklan di media,
seperti surat kabar dan televisi , anti alay dapat dilakukan. Bagaimana dengan kita, usaha apa yang dapat
dilakukan? Kita dapat melakukan hal-hal sederhana seperti yang telah dilakukan orang lain,
menyebarkan sms dan memosting di facebook anti alay. Setidaknya kita telah berusaha menyelamatkan
bahasa Indonesia dari serbuan bahasa alay.

SOLUSI MENGATASI PERCAMPURAN BAHASA


Bayak sekali solusi yang saya ingin paparkan disini. Namun karena keterbatasan waktu, maka saya
langsung paparkan solusi yang menurut saya inti dalam mengatasi hal ini.
Masalah utama yang kita hadapi dalam budaya pencampuran dua bahasa ini adalah masalah psikologi.
Remaja berpikir bahwa hal seperti itu adalah hal yang keren. Namun pada dasarnya jika kita cermati
lebih dalam, bahasa yang seperti itu akan sangat merugikan jika terus dipakai. Karena bahasa yang
seperti itu hanya akan bisa dipahami oleh orang tertentu saja. Missal orang atau teman yang sudah biasa
memakai bahasa seperti itu. Apabila orang selain itu diajak berkomunikasi dengan bahasa seperti itu,
apakah mereka akan paham? Tentu saja tidak akan paham karena itu bukanlah bahasa yang standar
digunakan.
Maka, cara yang paling ampuh adalah memberikan pengertian kepada para remaja bahwa
berkomunikasi dengan bahasa seperti itu adalah sia-sia dan tidak berguna. Karena bukanlah bahasa
standar. Sama saja sperti preman-preman yang biasa menggunakan bahasa-bahasa yang mereka buat.

Cara ampuh yang lain adalah dengan memunculkan budaya berbahasa indonesia yang sesuai, agar
menjadi kebiasaan sehari hari. Ini seperti yang dikatakan Pak Amir kepada pemerintah lewat tulisan
beliau dalam menaggapi masalah yang terjadi di Indonesia, maka dengan budaya yang baik, pasti akan
bisa terubah walaupun butuh waktu yang sagat lama.
TUNGGU APA LAGI SELAMATKAN BAHASA KITA

http://sintachandra.blogspot.com/2012/06/penyalahgunaan-penggunaan-bahasa.html

Anda mungkin juga menyukai