Anda di halaman 1dari 11

PENGGUNAAN EYD

Kelompok 9 :
Andi
Farhan shadiq
Wildan falahi
Sejarah EYD (ejaan yang disempurnakan)
• Sebelum EYD, Lembaga Bahasa dan Kesusastraan, (sekarang Pusat Bahasa), pada
tahun 1967 mengeluarkan Ejaan Baru (Ejaan LBK). Ejaan Baru pada dasarnya
merupakan lanjutan dari usaha yang telah dirintis oleh panitia Ejaan Malindo. Para
pelaksananya pun di samping terdiri dari panitia Ejaan LBK, juga dari panitia ejaan
dari Malaysia. Panitia itu berhasil merumuskan suatu konsep ejaan yang kemudian
diberi nama Ejaan Baru. Panitia itu bekerja atas dasar surat keputusan menteri
pendidikan dan kebudayaan no.062/67, tanggal 19 September 1967.
• Sejarah Perkembangan EYD
• Ejaan merupakan cara atau aturan menulis kata-kata dengan huruf menurut
disiplin ilmu bahasa. Dengan adanya ejaan diharapkan para pemakai menggunakan
bahasa Indonesia dengan baik dan benar sesuai aturan-aturan yanga ada. Sehingga
terbentuklah kata dan kalimat yang mudah dan enak didengar dan dipergunankan
dalam komonikasi sehari hari. Sesuai dengan apa yang telah diketahui bahwa
penyempurnaan ejaan bahsa Indonesia terdiri dari:
• Ejaan van Ophuijsen
• Ejaan ini merupakan ejaan bahasa Melayu dengan huruf Latin. Charles Van Ophuijsen yang dibantu
oleh Nawawi Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim menyusun ejaan baru ini pada
tahun 1896.
• ejaan van Ophuijsen itu resmi diakui pemerintah kolonial pada tahun 1901. Ciri-ciri dari ejaan ini yaitu:
• Huruf ï untuk membedakan antara huruf i sebagai akhiran dan karenanya harus disuarakan tersendiri
dengan diftong seperti mulaï dengan ramai. Juga digunakan untuk menulis huruf y seperti dalam
Soerabaïa.
• Huruf j untuk menuliskan kata-kata jang, pajah, sajang, dsb.
• Huruf oe untuk menuliskan kata-kata goeroe, itoe, oemoer, dsb.
• Tanda diakritik, seperti koma ain dan tanda trema, untuk menuliskan kata-kata ma’moer, ’akal, ta’, pa’,
dsb.
• Ejaan Soewandi
• Ejaan Soewandi adalah ketentuan ejaan dalam Bahasa Indonesia yang berlaku sejak 17 Maret 1947.
Ejaan ini kemudian juga disebut dengan nama edjaan Soewandi, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
kala itu. Ejaan ini mengganti ejaan sebelumnya, yaitu Ejaan Van Ophuijsen yang mulai berlaku sejak
tahun 1901.
• Huruf oe diganti dengan u pada kata-kata guru, itu, umur, dsb.
• Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k pada kata-kata tak, pak, rakjat, dsb.
• Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2 seperti pada kanak2, ber-jalan2, ke-barat2-an.
• Awalan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang mendampinginya.
• Perbedaan-perbedaan antara ejaan ini dengan ejaan Van Ophuijsen ialah:
• huruf ‘oe’ menjadi ‘u’, seperti pada goeroe → guru.
• Ejaan Yang Disempurnakan
• Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah ejaan Bahasa Indonesia yang
berlaku sejak tahun 1972. Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya, Ejaan
Republik atau Ejaan Soewandi. Pada 23 Mei 1972, sebuah pernyataan
bersama telah ditandatangani oleh Menteri Pelajaran Malaysia pada masa
itu, Tun Hussien Onn dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia, Mashuri. Pernyataan bersama tersebut mengandung
persetujuan untuk melaksanakan asas yang telah disepakati oleh para ahli
dari kedua negara tentang Ejaan Baru dan Ejaan Yang Disempurnakan.
Pada tanggal 16 Agustus 1972, berdasarkan Keputusan Presiden No. 57,
Tahun 1972, berlakulah sistem ejaan Latin (Rumi dalam istilah bahasa
Melayu Malaysia) bagi bahasa Melayu dan bahasa Indonesia.
• Pada tanggal 12 Oktober 1972, Panitia Pengembangan Bahasa
Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, menerbitkan buku
“Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan”
dengan penjelasan kaidah penggunaan yang lebih luas. Setelah itu,
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat putusannya No.
0196/1975 memberlakukan “Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah”
Pentingnya EYD dalam bahasa

• Seberapa sulitkah berbahasa Indonesia dengan EYD ? EYD biasanya


sangatlah penting ketika kita membuat artikel,proposal,skirpsi dan lain
lain yang bersifat formal. Kita tidak lah mungkin menggunakan bahasa
gaul kita untuk yang bersifat formal tersebut. Tidaklah sulit untuk
menggunakan bahasa dengan EYD, hanya saja sedikit perlu teliti dalam
penggunaannya.
• Bahasa Indonesia EYD pun sangatlah sopan jika kita pakai sehari-hari.
Berbeda dengan kita menggunakan bahsa gaul. Hanya saja kita akan
merasa baku untuk mengucapnya dan mendengarnya. Karena kita
terbiasa dengan bahasa gaul dan bahasa daerah yang setiap saat kita
dengar.
• Dengan kita berbahasa Indonesia EYD, kita bisa dengan mudah
berkomunikasi dengan orang-orang yang mungkin terbiasa dengan
bahasa Indonesia EYD tersebut. Kita bisa menjadi lebih sopan, dan kita
akan lebih di hargai oleh orang tersebut. Tidak bosan-bosannya kita
bertemu pelajaran bahasa Indonesia yang sejak SD telah kita pelajari.
Pemakaian EYD dalam karya tulis ilmiah

• A.  Etika dan Kode Etik Penulisan Karya Ilmiah


• Etika dan kode etik yang lazim ditumbuhbudayakan dalam penulisan karya ilmiah
harus diikuti.Hak cipta dan paten dari segi hukum harus diikuti dan difahami
dengan baik.Penulis harus memahami etika penulisan karya ilmiah secara
baik.Kode etik adalah norma-norma yang telah diterima dan diakui oleh
masyarakat dan citivitas akademik perlu diperhatikan dalam penulisan karya
ilmiah.Norma ini berkaitan dengan pengutipan, perujukan, perijinan terhadap
bahan yang digunakan, dan penyebutan sumber data ataupun informan.
• B.     Bahasa dan Tanda Baca
• Bahasa tulisan dapat dimengerti dengan baik bila kalimat-kalimat yang
telahditulis sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku dalam bahasa tersebut.
Tandabaca berperan penting dalam bahasa tulisan. Tanda baca yang tidak lengkap
dapatmenyebabkan isi tulisan sulit dimengerti. Oleh karena itu dalam bab ini
dibahasaturan-aturan penulisan tanda baca, kata-kata serta judul-judul yang
menjadimateri dalam tulisan tersebut.
• 1.      Penulisan Tanda Baca
Tanda baca  titik (.), titik dua (:), titik koma (;),  tanda seru (!), persen (%), dan
tanda tanya (?) diketik rapat dengan huruf yang mendahuluinya.
• 2.      Penulisan Kata
Penulisan kata dapat dikelompokkan atas kata dasar, kata turunan, kata ulang, kata
gabungan, kata depan, partikel, dan kata ganti.
• 3.      Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis satu kesatuan.
Contoh:
Buku ini buku baru
Kelas itu penuh sesak
Siswa sedang makan nasi
• 4.      Kata Turunan
Kata turunan adalah kata dasar yang telah berubah karena mendapatkan imbuhan
baik itu awalan, sisipan, dan akhiran.Kata dasar tersebut telah dirangkai dengan
imbuhan-imbuhan itu.Dari contoh-contoh ini diharapkan dapat mengingat kembali
aturan- turan yang berlaku dalam bahasa Indonesia.
• 5.      Kata Ulang
Bentuk kata ulang harus ditulis lengkap dengan kata hubung. Contoh: pura-pura, mata-mata,
hura-hura, mondar-mandir, sayur-mayur, undang undang, kupu-kupu, lauk-pauk.
Rambu-rambu dasar karya tulis ilmiah berdasarkan EYD
•   Setiap karya tulis ilmiah harus memenuhi format dan persyaratan yang ditentukan.
• •          Karya ilmiah yang baik harus dirancang secara sistematis dan runtut.
• •          Bagian inti dari tulisan (pendahuluan, telaah pustaka, metode penulisan, analisis dan sintesis)
harus seimbang.
• •          Salah satu teknik yang mudah adalah dengan membuat kerangka tulisan (outline)
• Format Tulisan
• 1.            Tata letak:
• Karya tulis diketik 1.5 spasi pada kertas berukuran A4, (font 12, Times New Roman style).
• Batas pengetikan:
• 1.       samping kiri 4 cm
• 2.       samping kanan 3 cm
• 3.       batas atas dan bawah masing-masing 3 cm
• 4.       batas pengetikan 2 cm pada bagian bawah.
• Jarak pengetikan, Bab, Sub-bab dan perinciannya
• 1)      Jarak pengetikan antara Bab dan Sub-bab 3 spasi, Sub-bab dan kalimat di bawahnya 2 spasi.
• 2)      Judul Bab diketik di tengah-tengah dengan huruf besar dan dengan jarak 4 cm dari tepi atas tanpa
digaris-bawahi.
• 3)      Judul Sub-bab ditulis mulai dari sebelah kiri, huruf pertama setiap kata ditulis dengan huruf besar
(huruf kapital), kecuali kata-kata tugas, seperti: yang, dari, dan.
• 2.            Pengetikan Kalimat
• Alinea baru diketik sebaris dengan baris di atasnya dengan jarak 2 spasi.
• Pengetikan kutipan langsung yang lebih dari 3 baris diketik 1 spasi menjorok ke dalam dan semuanya
tanpa diberi tanda petik.
• 3.       Penomoran Halaman
• 1         Bagian pendahuluan yang meliputi halaman judul,
nama/daftar anggota kelompok, kata pengantar dan daftar isi
memakai angka romawi kecil dan diketik sebelah kanan
bawah (i, ii dan seterusnya).
• 2         Bagian tubuh/pokok sampai dengan bagian penutup
memakai angka arab dan diketik dengan jarak 3 cm dari tepi
kanan dan 1.5 cm dari tepi atas  (1,2,3 dan seterusnya)
• 3         Nomor halaman pertama dari tiap Bab tidak ditulis
tetapi tetap diperhitungkan. 
Teknik penulisan EYD yang benar
• A. Teknik Menulis Huruf Kapital
• Huruf kapital digunakan sebagai penggunaan huruf pertama dalam ungkapan yang
berkaitan dengan hal-hal keagamaan, kitab suci, nama Tuhan termasuk kata
gantinya.
Contohnya:
– Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
– Qur’an, Alkitab, Injil, Taurat
• Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang
diikuti nama orang pemangku jabatan.
Contohnya:
– Presiden Soekarno, Wakil Presiden B.J. Habibie, Perdana Menteri Silvio
Berlusconi, Paduka        Yang Mulia Raja Bhumibol Adulyadej, Ratu Elizabeth
– Walikota Tri Rismaharini, Gubernur Ahok
• Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama resmi badan, lembaga
pemerintahan, organisasi, ketatanegaraan, dan nama dokumen resmi, serta
sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna.
Contohnya :
– Undang Undang Dasar 1945 (UUD 45)
– Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
• B. Teknik Menulis Huruf Miring
• Huruf miring digunakan untuk menulis nama buku, majalah, dan surat
kabar yang dikutip dalam tulisan.
Contohnya :
– majalah Bobo
– surat kabar Kompas
• Huruf miring digunakan untuk menegaskan atau menghususkan huruf,
bagian kata, atau kelompok kata.
Contohnya :
– Buku ini bukan buku novel fantasi semata, melainkan . . .
– Orang itu memanglah panjang tangan!
• Huruf miring digunakan ketika menulis kata-kata nama ilmiah dan
ungkapan asing, kecuali yang telah disesuaikan ejaannya dengan EYD.
Contohnya :
– Menurut Darwin, Homo sapiens adalah makhluk yang disebut . . .
– Kurang dari sewindu, negara tersebut secara de facto telah . . .

Anda mungkin juga menyukai