Anda di halaman 1dari 47

BAHASA

INDONESIA
Oleh Latifah Dwi Wahyuni, S.S.
Materi :
1. Bahasa
Pengertian Bahasa
Fungsi Bahasa

2. Ejaan
Pengertian Ejaan
Sejarah Ejaan
Ejaan Bahasa Indonesia

3. Fonologi
Pengertian Fonologi
Huruf
Fonem
4. Morfologi
Pengertian Morfologi
Morfem
Kata
Jenis – jenis Morfologi

5. Sintaksis
6.Gaya dan Gejala Bahasa
7. Paragraf
8. Penulisan
Surat
KTI
Pengertian Bahasa

• Bahasa  alat komunikasi


antara anggota masyarakat
berupa simbol bunyi yang
dihasilkan oleh alat ucap
manusia.
• Dihasilkan oleh alat ucap
manusia
• Bahasa meliputi dua bidang :
• 1. Bunyi yang dihasilkan alat ucap
• 2. Arti atau makna yang tersirat dalam
arus bunyi tadi
• Bahasa  bunyi  makna

• makna atau arti yang terkadung


dalam rangkaian bunyi dalam suatu
bahasa bersifat ARBITRER
•Bunyi bahasa  alat
ucap berbeda dengan
simbol
•Bahasa Bunyi & makna
Arbitrer 
atau arti 

Manasuka  Konvensi
Syarat terjadinya komunikasi
bahasa :

1. Harus ada pembicara / penulis


2. Harus ada pendengar / pembaca
3. Harus ada BAHASA

sebagai kunci alat komunikasi


Bahasa Lisan
Pemakaian Bahasa

Bahasa Tulis
FUNGSI UMUM BAHASA

Sebagai alat komunikasi


atau alat perhubungan
antaranggota
masyarakat
FUNGSI TUJUAN BAHASA

• Tujuan Praktis
• Tujuan Artistik
• Tujuan Filologis
• Menjadi kunci mempelajari
pengetahuan- pengetahuan
lain
TUJUAN PRAKTIS

yakni untuk mengadakan


hubungan dalam pergaulan
sehari-hari
Fungsi ini ada tiga macam :
1. Fungsi produktif
2. Fungsi reseptif
3. Fungsi reproduktif
FUNGSI KHUSUS
BAHASA
Adalah fungsi bahasa yang
disesuaikan dengan
kepentingan nasional
suatu negara
Demikian pula bahasa Indonesia
sebagai bahasa Nasional Negara
Republik Indonesia, mempunyai
fungsi khusus :

a. sebagai alat menjalankan


administrasi negara
b. sebagai pemersatu bangsa
Indonesia
c. Sebagai wahana untuk menampung
kebudayaan baru dalam membina
kebudayaan nasional
Bahasa Indonesaia dari
rumpun AUSTRONESIA

Berdasarkan tipologi atau


struktur morfologinya bahasa
Indonesia termasuk bahasa
AGLUTINATIF
Kedudukan dan fungsi bahasa
Indonesia sebagai bahasa
Nasional
• Lambang Kebanggaan nasional
• Lambang identitas nasional
• Alat pemersatu berbagai masyarakat yang
berbeda-beda latar belakang sosial dan
bahasanya
• Alat perhubungan antarbudaya antardaerah
Bahasa baku adalah bahasa yang
sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia yang berlaku.
• Ciri-ciri bahasa baku, yaitu:
• Digunakan dalam situasi formal, wacana teknis,
dan forum-forum resmi seperti seminar atau rapat.
• Memiliki kemantapan dinamis artinya kaidah dan
aturannya tetap dan tidak dapat berubah.
• Bersifat kecendekiaan, artinya wujud dalam
kalimat, paragraf, dan
• satuan bahasa yang lain mengungkapkan penalaran
yang teratur.
• Memiliki keseragaman kaidah, artinya kebakuan
bahasa bukan penyamaan
• ragam bahasa, melainkan kesamaan kaidah.
• Dari segi pelafalan, tidak memperlihatkan unsur
kedaerahan atau asing.
Kedudukan dan fungsi bahasa
Indonesia sebagai bahasa
Negara/ Resmi
1. Bahasa resmi kenegaraan
2. Bahasa pengantar resmi di lembaga-
lembaga pendidikan
3. Bahasa resmi di dalam perhubungan pada
tingkat nasional untuk kepentingan
perencanaan dan pelaksanaan serta
pemerintah
4. Bahasa resmi di dalam pengembangan
kebudayaan dan pemanfaatan ilmu
pengetahuan serta teknologi modern
EJAAN  aturan menuliskan
bunyi ucapan dalam bahasa
dengan tanda-tanda.
• Setiap kata atau bunyi perlu diatur
penulisannya supaya seragam

Sistem peraturan itu, meliputi :


(1). Perlambangan fonem dan huruf
(2). Ketetapan tentang bagaimana
penulisan satuan – satuan
morfologi.
(3). Ketetapan bagaimana menulis kalimat
Macam – macam ejaan yang
pernah berlaku di Indonesia, ada
tiga :
1. Ejaan CH. A. Van Ophuysen
2. Ejaan Republik Ejaan Soewandi
3. Ejaan Yang Disempurnakan atau
disingkat EYD
Selain ejaan-ejaan di atas pernah juga
berlaku yang lain seperti Ejaan
Pembaharuan (1957), Ejaan Malindo
(1959), Ejaan Baru Bahasa (1966)
1. Ejaan CH. A. Van Ophuysen
• Tahun 1900  Pemerintahan Hindia
Belanda memerintah CH. A. Van
Ophuysen untuk membuat konsep
ejaan bahasa Melayu dengan huruf
latin  digunakan untuk pengajaran
di Indonesia
• Tahun 1901  Pemerintahan Hindia
Belanda menetapkan berlakunya
ejaan bahasa Melayu dan huruf latin
• Ejaan ini dinamakan sesuai dengan
nama penciptanya EJAAN CH. A.
VAN OPHUYSEN
Ejaan ini berlaku juga sampai saat
diproklamasikannya bahasa Melayu menjadi
bahasa Indonesia tepat tanggal 28 Oktober
1928.
Hasil pekerjaan Van Ophuyoen tentang ejaan
ini termuat dalam buku kecil yang diberi
nama KITAB LOGAT MELAYOE.
Konsep ejaan CH. A. Ophuysen :
dj /j/
Oe  / u /
Ch /k/
J /y/
Tj /c/
Ch  / kh /
2. Ejaan Republik/ Ejaan Suwandi
• Usaha penyempurnaan dari ejaan
sebelumnya
• Usaha I  Konggres I di Solo pada
tahun 1938
• 1 April 1947  ditetapkan ejaan
Republik / Soewandi mulai berlaku
• 1 Januari 1949  dikeluarkan
surat edaran Departemen
Pendidikan, Kebudayaan, dan
Pengetahuan Republik Indonesia
menetapkan Oe  U
3. Ejaan Bahasa Indonesia Yang
Disempurnakan (EYD)
• Pada Konggres Bahasa II
• Di Medan pada tahun 1954
• Diputuskan agar Ejaan Soewandi
disempurnakan
Penyempurnaan dari Ejaan Soewandi
dinamai Ejaan Bahasa Indonesia Yang
Disempurnakan  diumumkan oleh
Presiden Soeharto dalam pidato
kenegaraan  tgl 16 Agustus 1972 
untuk seluruh wilayah Indonesia &
berlaku sampai sekarang
Tanggal 27 Agustus 1975
dikeluarkan “Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia Yang
Disempurnakan dan Pedoman
Pembentukan Istilah”
 Dinyatakan secara resmi
berlaku di seluruh Indonesia
tanggal 31 Agustus 1975
Usaha Penyempurnaan ejaan ini,
untuk tujuan :
• Menyesuaikan ejaan bahasa
Indonesia dengan perkembangan
bahasa Indonesia
• Membina ketertiban dalam
penulisan huruf dan tanda baca
• Memulai usaha pembakuan
bahasa Indonesia secara
menyeluruh
• Mendorong pengembangan bahasa
Indonesia
Pokok Perubahan Ejaan adalah
sebagai berikut :
• Ejaan Soewandi EYD
• Dj  djalan * J  Jalan
• J  pajung * y  Payung
• Nj  njonja * ny  nyonya
• Sj  sjarat * sy  sy
• Tj  tjakap * c  cakap
• Ch  achir * kh  akhir
Ejaan  penggaambaran bunyi bahasa dalam kaidah
tulis – menulis yang distandarisasikan ; yang
pemakaian huruf, penulisan kata, penulisan unsur
serapan, dan pemakaian tanda baca.
• PEMAKAIAN HURUF
• Huruf abjad : abjad yang digunakan dalam
ejaan bahasa Indonesia : Aa, Bb, Cc, Dd,
Ee, Ff, Gg, Hh, Ii, Jj, Kk, Ll, Mm, Nn, Oo, Pp,
Qq, Rr, Ss, Tt, Uu, Vv, Ww, Xx, Yy, Zz.
• Huruf vokal : a, e, i, o, u
• Huruf konsonan : b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n,
p, q, r, s, t, v, w, x, y, z
• Huruf diftong : ai, au, oi
• Gabungan konsonan : kh, ng, ny, sy
Penulisan Huruf Kapital
• Huruf pertama kata pada awal kalimat
• Huruf pertama petikan langsung
• Ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan, kitab
suci, termasuk kata ganti
• Gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang
diikuti nama orang
• Nama jabatan, pangkat yang diikuti nama orang yang
dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama
instansi, atau nama tempat
• Huruf pertama unsur-unsur nama orang
• Huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa
• Huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan
peristiwa bersejarah
• Huruf pertama geografi
• Huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga
pemerintah dan ketatanegaraan, serta nama dokumen
resmi kecuali kata depan atau kata hubung
• Huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang
terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, serta dokumen resmi
• Huruf pertama nama buku, majalah, surat kabar, dan
judul karangan, kecuali kata depan dan kata hubung
yang berada di tengah kata.
• Huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan
sapaan
• Huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan
yang dipakai sebagai sapaan
• Huruf pertama kata ganti Anda

PENULISAN HURUF BERCETAK MIRING


1. Menuliskan nama buku, majalah, koran
2. Menuliskan istilah asing, daerah,
3. Menegaskan huruf, kata, atau frasa yang dipentingkan /
dikhususkan
KATA DEPAN
• Kata depan di, ke, dari ditulis terpisah dari
kata yang mengikutinya, kecuali yang
sudah dianggap sebagai satu kesatuan
seperti kepada dan daripada.

Contoh:
- Di mana ada gula, di situ ada semut.
- Pencuri itu keluar dari pintu belakang.
- Mahasiswa itu akan berangkat ke luar
negeri.
PARTIKEL
• Partikel lah, kah, tah ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.
Contoh: Pergilah sekarang!
• Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang
mendahuluinya.
Contoh: Jika engkau pergi, aku pun akan pergi.
Kata-kata yang sudah dianggap padu ditulis serangkai,
seperti andaipun, ataupun, bagaimanapun, kalaupun,
walaupun, meskipun, sekalipun
• Partikel per yang berarti ‘mulai’, ‘demi’, ‘tiap’ ditulis
terpisah.
Contoh: Harga BBM naik per ! April.
Mereka masuk satu per satu.
Harga kertas Rp 25.000,00 per rim.
SINGKATAN DAN AKRONIM
• Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan jabatan atau
pangkat diikuti tanda titik.
Contoh: Suman Hs..
Muh. Yamin, S.H. (Sarjana Hukum)
M.Sc. (Master of Science)
Bpk. (Bapak)
Sdr. (saudara)
M.B.A. (Master of Business Administrtion)
• Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta dokumen
resmi yang terdiri atas huruf awal setiap kata ditulis
dengan huruf kapital dan tidak diikuti tanda titik.
Contoh: DPR GBHN KTP PT
• Singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti
satu tanda titik.
Contoh: dll. hlm. sda. Yth.
• Lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, mata
uang tidak diikuti tanda titik.
Contoh: Cu , cm, kg, Rp

• Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari


deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf kapital.
Contoh: ABRI LAN IKIP SIM

• Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau


gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis
dengan huruf awal huruf kapital.
Contoh: Akabri Bappenas Iwapi Kowani

• Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan


huruf, suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata
dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil.
Contoh: pemilu, rapim, tilang.
ANGKA DAN LAMBANG BILANGAN
• Penulisan kata bilangan tingkat dapat dilakukan dengan
cara berikut.
Contoh:
a. Abad XX dikenal sebagai abad teknologi.
b. Abad ke-20 dikenal sebagai abad teknologi.
c. Abad kedua puluh dikenal sebagai abad teknologi
• Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu
atau dua kata ditulis dengan huruf, kecuali jika beberapa
lambang dipakai berturut-turut.
Contoh:
a. Ada sekitar lima puluh calon mahasiswa yang tidak
diterima di perguruan tinggi itu.
• b. Kendaraan yang beroperasi di Bandung terdiri atas
1.000 beca angkot, 100 metro mini, dan 100 bus kota.
• Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan
huruf. Jika perlu, susunan kalimat diubah sehingga
yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua
kata tidak terdapat di awal kalimat.
Contoh:
a. Dua puluh mahasiswa mendapat beasiswa dari
perusahaan itu.
b. #150 orang pegawai mendapat pneghargaan dari
pemerintah.(salah)
c. Sebanyak 150 orang pegawai mendapat
penghargaan pemerintah.
PEMAKAIAN TANDA BACA
TANDA TITIK DIPAKAI :
• pada akhir kalimat
• pada singkatan nama orang
• pada akhir singkatan gelar, jabatan,
pangkat, dan sapaan
• pada singkatan atau ungkapan yang
sangat umum
• di belakang angka atau huruf dalam suatu
bagan, ikhtisar, dan daftar
• untuk memisahkan angka jam, menit, dan
detik yang menunjukan waktu
• untuk memisahkan angka jam, menit,
detik yang menunjukan jangka waktu
TANDA TITIK TIDAK DIPAKAI
• untuk memisahkan angka ribuan, jutaan,
dan seterusnya yang tidak menunjukkan
jumlah
• di belakang alat pengirim dan tanggal
surat, atau nama dan alamat penerima
surat
• dalam singkatan yang terdiri atas huruf–
huruf awal kata atau suku kata, atau
gabungan keduanya, yang terdapat di
dalam nama badan pemerintah, lembaga–
lembaga nasional atau internasional, atau
yang terdapat di dalam akronim yang
sudah diterima oleh masyarakat
Tulislah data di bawah ini sesuai EYD !
1. berapa obat yang harus dibeli dokter?
2. setiap hari selasa dan hari jumat bulan
oktober kami belajar bahasa indonesia
3. karena usaha dan doa kami tuhan yang
maha esa mengabulkan pemintaan kami
4. dimana anda tinggal sekarang dengan
saudara anda?
5. Datuk maringgih meninggal di dataran
tinggi dieng
6. Walikota kediri sedang naik haji tahun ini
beserta keluarganya
Dikumpulkan beserta contoh-contoh
singkatan dan akronim
Fonologi : ilmu yang mempelajari bunyi
– bunyi bahasa / tata bunyi

• A, B, C, D, …. Dst.
Setiap lambang di atas disebut
huruf
• Fonem : satuan bunyi terkecil yang
dapat membedakan makna atau arti
contoh : /d/ ari
/t/ ari menghasilkan
/s/ ari makna berbeda
Bagan alat ucap yang digunakan dalam pembentukan
bunyi bahasa.
Keterangan
1. bibir atas 9. anak tekak (uvula)
2. bibir bawah 10. ujung lidah
3. gigi atas 11. daun lidah
4. gigi bawah 12. depan lidah
5. gusi atas (alveolum) 13. belakang lidah
6. gusi bawah 14. akar lidah
7. langit-langit keras 15. epiglottis
(palatum) 16. pita suara
8. langit-langit lunak 17. faring
(velum) 18. trakea
Ada tiga faktor yang terlibat dalam
pembentukan bunyi bahasa, yaitu:

 sumber tenaga (udara yang keluar dari paru-paru),


 alat ucap yang menimbulkan getaran (pita suara),
 rongga pengubah getaran (alat artikulasi)
 Proses pembentukan bunyi bahasa
dimulai dengan memanfaatkan pernafasan
sebagai sumber tenaga. Pada saat
mengeluarkan nafas, paru-paru
menghembuskan tenaga berupa arus udara.
Udara yang dihembuskan itu menimbulkan
gerakan pada pita suara yang terletak pada
pangkal tenggorokan. Gerakan membuka
dan menutupnya pita suara karena udara
dari paru-paru menghasilkan bunyi bahasa
yang berbeda-beda.
Proses pembentukan bunyi bahasa

Arus
udara

Pangkal
Paru- tenggorokan
paru

Gerakan
Bunyi pita
suara
bahasa
Penyebab ketidakbakuannya lafal ada 3
yaitu:
1. Kedaerahan
2. Artikulasi
3. Pengaruh bahasa asing
Contoh

senin senen kedaerahan


Macam – macam fonem :
• Konsonan Tunggal (K)
Contoh : B, C, D, F, G, … dst.
• Konsonan Rangkap (K)
Dalam bahasa Indonesia hanya
mengenal empat konsonan
rangkap yaitu KH, SY, NG, NY
• Vokal Tunggal (V)
Contoh : A, I, U, E, O
• Vokal Rangkap (V) / diftong : dua bunyi
berurutan diucapkan dalam satu kesatuan
waktu.
Contoh : amboi, pulau, pantai
Perbedaan Huruf dan Fonem
• Setiap satu lambang mewakili satu huruf
• Tidak setiap satu lambang mewakili satu
fonem
Contoh : Pulau Nias : 9 H, 8 F
Persukuan Bahasa Indonesia :
1. V : a – mal 8. KKVKK : kom - pleks
2. VK : ar – ti 9. KKKV : stra – te - gi
3. KV : ra – kit 10. KKKVK : struk - tur
4. KVK : pin – tu
5. KVKK : teks
6. KKV : pra – ja
7. KKVK : trak - tor

Anda mungkin juga menyukai