Nim: PO7124323021
Tk: 1A
Mk: B. Indonesia
Pengertian bahasa
Alat untuk menyampaikan pikiran dan perasaan seseorang kepada orang lain
Alat Ekspresi Jiwa
Alat Komunikasi
Alat beradaptasi
Alat kontrol sosial
Ragam Bahasa
Ciri ciri:
1. Tekanan
2. Turun naiknya nada
3. Panjang pendeknya bunyi bahasa yang membangun aksen yang berbeda-beda
B. Ragam bahasa pendidikan penutur Variasi menurut pendidikan penutur, dapat kita
bedakan antara ragam orang berpendidikan dan tidak berpendidikan.
C. Ragam bahasa penutur Variasi menurut sikap penutur (disebut langgam atau gaya), dapat
kita bedakan antara ragam resmi, adab/sopan, akrab, ataupun yang santai.
Penulisan Kata
Kata dasar ditulis sebagai satu satuan yang berdiri sendiri, sedangkan pada kata turunan,
imbuhan(awalan, sisipan, atau akhiran) dituliskan serangkai dengan kata dasarnya.
- Kata ulang pada tulisan resmi ditulis secara lengkap dengan menggunakan
tanda hubung
- Gabungan kata, termasuk yang lazim disebut kata majemuk, bagian-bagiannya ditulis
terpisah.
- Gabungan kata yang dianggap sebagai satu kata ditulis serangkai.
- Kalau salah satu unsurnya tidak dapat berdiri sendiri sebagai suatu kata yang mengandung
arti penuh, hanya muncl dalam kombinasi, haruslah ditulis serangkai dengan unsur lainnya.
Penulisan Kata
- Penulisan kata ku, kau, mu, dan nya, ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
- Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali jika berupa
kata yang sudah padu benar. Seperti kata kepada dan daripada.
- Partikel pun dipisahkan ar katan yang mendahuluinya karena pun sudah hamper seperti kata
lepas.
- Partikel per yang berarti 'mulai', 'demi' atau 'tiap' ditulis terpisah dari bagian kalimat yang
mendampinginya
- Angka lazim dipakai untuk menandai nomor jalan, rumah, apartemen, atau kamar pada
alamat dan digunakan juga menomori karangan atau bagian-bagian karangan.
- Penulisan kata bilangan tingkat dapat dilakukan dengan menggunakan angka romawi, tanda
hubung (-).
- Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf,
kecuali jika beberapa lambing dipakai secara berurutan seperti dalam perincian atau
pemaparan.
- Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf jika perlu susunan kalimat
diubah sehingga yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata tidak berada diawal
kalimat.
- Kecuali dalam dokumen resmi, seperti akta dan kuitansi, bilangan tidak perlu ditulis dengan
angka dan huruf sekaligus
a. Tanda titik
Penggunaan tanda titik (.)
- Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Tanda titik tidak digunakan pada akhir kalimat yang unsur akhirnya sudah
bertanda titik. Misalnya: Buku itu disusun oleh Drs. Soemitro, M.A. Tanda titik
dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagian, ikhtisar, atau daftar.
Misalnya:
1.2. Isi Karangan
- Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkan waktu. Keterangan waktu dalam sistem 12 dapat dilengkapi
dengan keterangan pagi, siang, atau malam. Sedangkan pada sistem 24 tidak
memerlukan keterangan pagi, siang, atau malam.
Misalnya: Pukul 1.35.20 (pukul 1 lewat 30 menit 20 detik atau pukul 1, 35
menit, 20 detik)
- Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang
menunjukkan jumlah. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan
ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah. Tanda titik tidak
dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau kepala ilustras,
tabel, dan sebagainya. Tanda titik tidak dipakai di belakang (a) nama dan
alamat penerima surat,
(b) nama dan alamat pengirim surat, dan
(c) di belakang tanggal surat. Pemakaian tanda titik pada nilai desimal
diletakkan secara khusus
B. Tanda Koma
3. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan
pemerian.
Misalnya: Ketua : Ahmad Wijaya
4. Tanda titik dua dapat dipakai dalam naskah drama sebuah kata yang
menunjukkan pelaku dalam percakapan. Misalnya: Ibu: "Bawa koper ini, Nak!"
Amir: "Baik, Bu"
5. Tanda titik dua dipakai di anta atau nomor dan haanian, (b) bab dan ayat
dalam kitab suci, (c) judul dan anak judul suatu karangan, serta (d) nama kota
dan penerbit buku acuan dalam karangan.
E. Tanda Hubung
5. Tanda hubung dipakai untuk merangai unsur bahasa Indonesia derigan unsur
bahasa asing.
Misalnya: di-smash
di-mark-up
G. Tanda Tanya
Baku
Benarkah hal itu?
Apa yang akan terjadi?
Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapann atau pernyataan yang berupa
seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan,
ataupun emosi yang kuat.
Misalnya:
Alangkah indahnya taman laut ini! Penggunaan Tanda seru (!)
Tidak Baku
Hal itu tidak benar !
Baku
Hal itu tidak benar!
i. Tanda Petik
Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari
pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.
Misalnya:
Pasal 36 UUD 1945 menyatakan "Bahasa Negara ialah bahasa
Indonesia"
Tanda petik di pakai untuk mengapit judul puisi, karangan, atau bab buku yang
dipakai dalam kalimat.
Misalnya:
Sajak "Pahlawanku" terdapat pada halaman 5 buku itu.
Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata
yang mempunyai arti khusus.
Misalnya :
Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara "coba dan ralat" saja.
J. Tanda Kurung
- Tanda kurung dipakai untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan
bagian utama kalimat.
Misalnya: Sajak Tranggono yang berjudul "Ubud" (nama tempat yang terkenal
di Bali) ditulis pada tahun 1962.
- Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di
dalam teks dapat dihilangkan.
Misalnya:
Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain
(a). Tanda kurung dipakai untuk mengapit angka atau huruf yang merinci
urutan keterangan.
Misalnya:
Faktor produksi menyangkut masalah
(a) bahan baku,
(b) biaya produksi, dan (c) tenaga kerja.