Anda di halaman 1dari 46

ASUHAN KEBIDANAN PADA KASUS KEGAWAT

DARURATAN MATERNAL HAEMORAGIC POST


PARTUM ( HPP)

OLEH :
KELOMPOK I

1. KERYN ARWANDA
2. RANI OKTAPIA
3. SELTA SULISTIANA

DOSEN PENGAJAR : ELITA VASRAH,SST.,M.KES

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG


PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN MUARA-ENIM
TAHUN AJARAN 2019-2020

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perdarahan postpartum merupakan penyebab penting kematian

maternal khususnya di negara berkembang. Faktor-faktor yang dapat

menyebabkan perdarahanpostpartum adalah grandemultipara, jarak persalinan

yang pendek kurang dari 2 tahun,dan persalinan yang dilakukan dengan

tindakan pertolongan kala III sebelum waktunya, pertolongan persalinan oleh

dukun, persalinan dengan tindakan paksa,persalinan dengan narkosa.

Perdarahan setelah melahirkan atauhaemoragic post partum (HPP) adalah

konsekuensi perdarahan berlebihan dari tempat implantasi plasenta, trauma di

traktus genitalia dan struktur sekitarnya, atau keduanya (Wiknjosastro H,

Saifuddin 2002).

Diperkirakan ada 14 juta kasus perdarahan dalam kehamilan setiap

tahunnyapaling sedikit 128.000 wanita mengalami perdarahan sampai

meninggal. Sebagianbesar kematian tersebut terjadi dalam waktu 4 jam

setelah melahirkan (Wiknjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadi T, 2002).Di

Inggris (2000), separuh kematian ibu hamil akibat perdarahan disebabkan

olehperdarahan post partum (Wiknjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadi T,

2002).Di Indonesia, Sebagian besar persalinan terjadi tidak di rumah sakit,

sehingga seringpasien yang bersalin di luar kemudian terjadi perdarahan post

partum terlambatsampai ke rumah sakit, saat datang keadaan

2
umum/hemodinamiknya sudahmemburuk, akibatnya mortalitas tinggi

(Prawirohardjo S.,2002). Menurut Depkes RI,kematian ibu di Indonesia

(2002) adalah 650 ibu tiap 100.000 kelahiran hidup dan 43%dari angka

tersebut disebabkan oleh perdarahan post partum (Wiknjosastro H,Saifuddin

AB, Rachimhadi T, 2002).

Apabila terjadi perdarahan yang berlebihan pasca persalinan harus

dicari etiologiyang spesifik. Atonia uteri, retensio plasenta (termasuk plasenta

akreta dan variannya),sisa plasenta, dan laserasi traktus genitalia merupakan

penyebab sebagian besarperdarahan post partum. Dalam 20 tahun terakhir,

plasenta akreta mengalahkanatonia uteri sebagai penyebab tersering

perdarahan post partum yang keparahannyamengharuskan dilakukan tindakan

histerektomi. Laserasi traktus genitalia yang dapatterjadi sebagai penyebab

perdarahan post partum antara lain laserasi perineum,laserasi vagina, cedera

levator ani dan cedera pada serviks uteri.Berdasarkan uraian diatas, jelas

terlihat bahwa kejadian perdarahan postpartumcukup banyak sehingga

penatalaksanaanya memerlukan partisipasi dan kerjasama darisemua pihak

termasuk profesi kebidanan.

1.2 Tujuan

a. Tujuan Umum

Setelah melakukan Asuhan kebidanan pada post partum dengan

haemoragic post partum diharapkan mahasiswa mampu memahami dan

melasanakan asuhan secara komprehensif.

b. Tujuan Khusus

3
Setelah melakukan Asuhan Kebidanan pada Ny”D” P1001 Ab000

Dengan Late haemoragic post partum diharapkan :

1. Mahasiswa dapat melakukan pengkajian baik dari data subyektif maupun

data obyektif pada klien / penderita.

2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah-masalah yang terjadi pada

masa nifas.

3. Mahasiswa dapat menentukan masalah potensial yang mungkin terjadi

4. Mahasiswa mampu menentukan kebutuhan segera untuk ibu nifas

5. Mahasiswa mampu menentukan rencana tindakan yang akan diberikan

6. Mahasiswa mampu melaksanakan tindakan yang telah direncanakan

7. Mahasiswa dapat menilai kembali / mengevaluasi dari tindakan yang telah

diberikan.

1.3 Metode Penulisan

Teknik pengumpulan data diperoleh melalui :

a. Studi kasus

Dengan melihat dan mempelajari kasus dari rekam medik di

PUSKESMAS MUARA-ENIM

b. Studi kepustakaan

Dengan membaca dan mempelajari buku-buku referensi yang

berhubungan dengan masalah yang ditulis. Tujuannya agar mendapat data

dasar yang teoritis dan bersifat ilmiah

c. Observasi

4
Dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap klien

tentang keadaan dan perkembangan kondisinya dengan cara inspeksi,

palpasi, auskultasi dan perkusi

d. Wawancara

Dengan mengadakan tanya jawab secara langsung kepada klien dan

keluarga tenaga kesehatan (dokter, bidan, perawat) tentang hal-hal yang

berhubungan dengan masalah kesehatan ibu. Tujuannya untuk memperoleh

data secara langsung dari sumber data.

1.4 Sistematika Penulisan

BAB I :Pendahuluan

Berisi tentang latar belakang, tujuan yang terdiri dari tujuan

umum dan tujuan khusus, metode penulisan dan sistematika penulisan

BAB II : Tinjauan Teori

Berisi tentang teori pada masa nifas dan menajemen verney

BAB III :Tinjauan kasus

Berisi tentang pengkajian data, indentifikasi

diagnosa/masalah,antisipasi masalah potensial, identifikasi

kebutuhan segera,intervensi,implementasi dan evaluasi

BAB IV : Pembahasan

Membahas ada tidaknya kesenjangan antara teori dengan kasus

dalam praktek dilapangan

BAB V : Penutup

Berisi tentang kesimpulan dan saran

5
DAFTAR PUSTAKA

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Nifas

2.1.1 Pengertian

Masa nifas ( postpartum/ puerperium) berasal dari bahasa latin

yaitu dari kata “ puer” yang artinya bayi dan “parous” yang berarti

melahirkan.Yaitu masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai

sampai alat- alat kandungan kembali seperti pra hamil. Lama pada

masa ini berkisar 6- 8 minggu.( Sujiyatini, 2010)

Masa nifas ( puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan

berakhir ketika alat- alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum

hamil. Masa nifas berlangsung selama kira- kira 6

minggu.(Prawirohardjo, 2006)

Puerperium ialah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk

pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu.

2.1.2 Macam-Macam nifas

a. Puerperium dini

Yaitu kepulihan dinama ibu telah diperbolehkan berdiri dan

berjalan-jalan dan boleh bekerja setelah 40 hari

6
b. Puerperium intermedial

Yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia lamanya 6 – 8

minggu

c. Remote Puerperium

Yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna

terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai

komplikasi waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu,

bulan atau tahunan. ( Sujiyatini, 2010)

2.1.3 Tujuan asuhan masa nifas

a. Memulihkan dan mempertahankan kesehatan fisik ibu dengan :

 Mobilasi bertahap

 Menjaga kebersihan

 Mencegah terjadinya anemi

b. memberi dukungan dan memperkuat keyakinan ibu dalam

menjalankan peran ibu

c. Mencegah terjadinya komplikasi selama masa nifas dan bila perlu

melakukan pengobatan ataupun rujukan

d. Memperlancar dalam pembentukan ASI

e. Memulihkan dan mempertahankan kesehatan psikologis ibu dengan

Memberikan konseling informasi dan edukasi / KIE pada ibu dan

keluarganya tentang perubahan fisik dan tanda- tanda infeksi,

pemberian ASI, asuahan pada diri sendiri, gizi seimbang,

kehidupan seksual dan kontrasepsi sehingga ibu mampu merawat

7
dirinya dan bayinya secara mandiri selama masa nifas.( Sujiyatini,

2010).

2.1.4 Perubahan Fisiologis Masa Nifas

Selama hamil,terjadi perubahan pada sistem tubuh

wanita,diantaranya terjadi perubahan pada sistem reproduksi,sistem

pencernaan,sistem perkemihan,sistem muskuluskeletal,sistem endokrin,

sistem kardiovaskular,sistem hematologi,dan perubahan pada tanda-

tanda vital.Pada masa postpartum perubahan- perubahan tersebut akan

kembali menjadi seperti saat sebelum hamil. Adapun perubahannya

adalah sebagai berikut :

a. Sistem Reproduksi

 Involusi uterus

Involusi uterus melibatkan reorganisasi dan penanggalan

decidua /metrium dan pengelupasan lapisan pada tempat

implantasi plasenta sebagai tanda penurunan ukuran dan berat

serta perubahan tempat uterus, warna dan jumlah lochia

 Involusi tempat plasenta

Setelah plasenta , tempat plasenta merupakan tempat dengan

permukaan kasar, tidak rata dan kira- kira sebesar telapak tangan.

Dengan cepat luka ini akan mengecil, pada akhir minggu ke-2

hanya sebesar 3-4 cm dan pada akhir nifas 1-2 cm.

 Perubahan ligamen

8
Ligamen- ligamen dan diafragma pelvis serta fasia yang

meregang sewaktu kehamilandan partus, setelah janin lahir,

berangsur- angsur menciut kembali seperti sediakala.

 Perubahan pada serviks

Serviks mengalami involusi bersama- sama uterus. Setelah

persalinan, bentuk serviks agak menganga seperti corong

berwarna merah kehitaman. Konsistensinya lunak kadang-kadang

teradapat perlukaan-perlukaan kecil. Setelah bayi lahir tangan

masih bisa masuk rongga rahim setelah 2 jam dapat dilalui oleh 2-

3 jari dan setelah 7 hari hanya dapat dilalui 1 jari.

 Lochea

Adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan

vagina pada masa nifas.

 Lochea rubra (cruenta)

Berisi darah segar, sisa-sisa selaput etuban, sel-sel

desidua, verniks kaseosa lanugo dan mekonium. Selama 2 hari

pasca persalinan.

 Lochea sangunolenta

Berwarna merah kuning berisi darah dan lendir. Pada hari

ke 3-7 pasca persalinan

 Lochea serosa

Berwarna kuning. Cairan tidak berdarah lagi. Pada hari ke

7 – 14 pasca persalinan.

9
 Lochea alba

Cairan putih setelah 2 minggu

 Perubahan pada vulva, vagina dan perineum

Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan

yang sangat besar selama proses melahirkan bayi dan dalam

beberapa hari pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini

tetap berada dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu vulva dan

vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam

vagina secara berangsur- angsur akan muncul kembali sementara

labia menjadi lebih menonjol.

b. Sistem Pencernaan

1) Nafsu makan

Ibu biasanya laparsegera setelah melahirkan, sehingga ia boleh

mengonsumsi makanan ringan.

2) Mortilitas

Secara khas, penurunan tonus dan mortalitas otot traktus cerna

menetap selama waktu yang singkat setelah bayi lahir.

3) Pengosongan usus

Buang air besar secara spontan bisa tertunda selama dua sampai

tiga hari setelah ibu melahirkan.

c. Sistem Perkemihan

1) Keseimbangan cairan dn elektrolit

10
 Mencapai hemostasis internal

 Keseimbangan asam basa

 Mengeluarkan sisa metabolisme, racun dan zat toksin

2) Keseimbangan dan keselarasan berbagai proses di dalam tubuh

 Pengaturan tekanan darah

 Perangsangan produksi sel darah merah

3) Sistem urinarius

Perubahan hormonal pada masa hamil ( kadar streroid yang tinggi)

turut menyebabkan peningkatan fungsi ginjal, sedangkan penurunan

kadar steroid setelah wanita melahirkan sebagian menjelaskan sebab

penurunan fungsi ginjal selama masa postpartum.

4) Komponen urin

Glikosuria ginjal yang diinduksikan oleh kehamilan menghilang.

5) Diuresis postpartum

Dalam 12 jam pasca melahirkan, ibu mulai membuang kelebihan

cairan yang tertimbun di jaringan selama ia hamil.

6) Uretra dan kandung kemih

Trauma bila terjadi pada uretra dan kandung kemih selama proses

melahirkan, yakni sewaktu bayi melewati jalan lahir.

d. Sistem Muskuluskeletal

Adaptasi sistem muskuluskeletal ibu yang terjadi selama masa hamil

berlangsung secara terbalik pada masa postpartum. Adapatasi ini

mencakup hal- hal yang membantu relaksasi dan hipermobilitas sendi dan

11
perubahan pusat gravitasi ibu akibat pembesaran rahim. Stabilitasi sensi

lengkap pada minggu ke 6 sampai minggu ke- 8 setelah wanita

melahirkan. Akan tetapi, walaupun semua sendi lain kembali normal

sebelum hamil, kaki wanita tidak menglami perubahan setelah melahirkan.

e. Sistem Endokrin

1) Hormon plasenta

Hormon plasenta menurun dengan cepat setelah persalinan. HCG

menurun dengan cepat dan menetap sampai 10% dalam 3 jam sampai

hari ke- 7 postpartum dan sebagai onset pemenuhan mamae pada hari

ke- 3 postpartum.

2) Hormon pituitary

Prolaktin darah meningkat dengan cepat, pada wanita tidak

menyusui menurun dalam waktu 2 minggu. FSH dan LH meningkat

pada fase konsentrasi folikuler pada minggu ke- 3, dan LH tetap rendah

hingga ovulasi terjadi.

3) Hipotalamik pituitary ovarium

Untuk wanita yang menyusui dan tidak menyusui akan

mempengaruhi lamanya ia mendapatkan menstruasi.

f. Sistem Kardiovaskular

Pada persalinan pervaginam kehilangan darah sekitar300- 400 cc. Bila

kelahiran melalui seksio sesaria,maka kehilangan darah dapat dua kali lipat.

Perubahan terdiri dari volume darah dan hematokrit. Bila persalianan

pervaginam, hematokrit akan naik dan pada seksio sesaria, hematokrit

cenderung stabil dan kembali normal setelah 4- 6 minggu.Setelah

12
persalianan, shunt akan hilang dengan tiba- tiba. Volume darah ibu relatif

akan bertambah. Keadaan ini akan menimbulkan beban pada jantung, dapat

menimbulkan decompensation cordia pada penderita vitum cordia. Keadaan

ini dapat diatasi dengan timbulnya haemokonsentrasi sehingga volume

darah kembali seperti sediakala, umumnya hal ini terjadi pada hari 3- 5

pospartum

g. Sistem Hematologi

Selama minggu- minggu terakhir kehamilan,kadar fibrinogen dan

plasma serta faktor- faktor pembekuan darah meningkat

h. Perubahan Pada Tanda- Tanda Vital

1) Suhu badan

Suhu badan setelah persalianan mungkin naik 0,5° C hingga 37,2° C-

37° C, tetapi tidak melebihi 38° C.

2) Nadi

Denyut nadi normal pada orang dewasa 60- 80 kali permenit.

Sehabis melahirkan bisa terjadi brakardia puerperial yang denyut

nadinya mencapai 40-50 kali/ menit.

3) Tekanan darah

Biasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan darah akan lebih

rendah setelah ibu melahirkan katena ada perdarahan.

4) Pernapasan

Keadaan pernapasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan

denyut nadi.( Sujiyatini, 2010)

2.1.4 Aspek psikososial yang terjadi pada masa nifas

13
a. Fase taking in

Yaitu terjadi fantasi, introspeksi,proyeksi dan penolakan. perhatian

ibu terutama terhadap kebutuhan dirinya,mungkin pasif dan

ketergantungan

b. Fase taking hold

Yaitu tahap meniru dan role play

c. Fase letting go

Yaitu ibu sudah mengambil tanggung jawab dalam merawat

bayinya.( Sujiyatini, 2010)

2.1.5 Kebutuhan dasar ibu nifas

a. Nutrisi dan Cairan

Disamping perawatan pada bayi, yang juga sangat penting

diperhatikan adalah merawat kesehatan ibu. Demikian pula dengan

asupan makanannya terutama bagi ibu yang menyusui

b. Ambulasi

Ambulasi sedini mungkin sangat dianjurkan bagi ibu pasca bersalin

karena hal ini akan meningkatkan sirkulasi darah dan mencegah resiko

terjadi tromboplebitis, meningkatkan fungsi kerja peristaltik dan kandung

kemih sehingga dapat mencegah konstipasi dan retensi urine serta ibu

akan merasa sehat.

c. Eliminasi BAB/ BAK

Ibu pasca bersalin harus berkemih dalam 6-8 jam pertama minimal

200cc.

d. Kebersihan diri

14
Menjaga kebersihan bagi ibu nifas sangatlah penting karena ibu

postpartum sangat rentan terhadap kejadian infwksi sehingga ibu perlu

selalu menjaga kebersihan seluruh tubuhnya, pakaian yang dikenakannya

serta kebersihan lingkungannya

e. Perawatan Luka Perineum

Perawatan luka perineum adalah pemenuhan kebutuhan untuk

menyehatkan antara paha yang dibatasi vulva dan anus pada ibu yang

dalam masa antara kelahiran plasenta sampai dengan kembalinya organ

genetik seperti pada waktu sebelum hamil.

f. Istirahat

Ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup, hal ini penting karena jika

ibu kurang istirahat akan mempengaruhi kondisi kesehatan secara umum.

g. Seksual

Pada masa nifas sering terjadi penurunan libido pada ibu. Adanya

ruptur perineum dan penurunan hormon steroid akan mempengaruhi

keinginan ibu untuk berhubungan seksual.

h. Keluarga berencana

Pada periode postpartum, pemakaian kontrasepsi diperlukan oleh

karena dapat meningkatkan kesehatan ibu dan janin dengan

memperpanjang masa interval diantara kehamilan, karena jarak kehamilan

yang terlalu dekat (3 -18 bulan) akan meningkatkan kejadian BBLR,

kelahiran prematur, bayi kecil, kematian neonatal, dan kematian janin.

i. Senam nifas

15
Senam nifas adalah senam yang terdiri atas sederetan gerakan-

gerakan tubuh yang dilakukan ibu- ibu setelah melahirkan guna

mempercepat pemulihan keadaan ibu.( Sujiyatini, 2010)

2.1.6 Frekuensi Kunjungan Masa Nifas

a. Kunjungan I

Waktu 6- 8 jam setelah persalinan

Tujuan :

 Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri

 Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk jika

perdarahan berlanjut

 Memberikan konseling pada ibu dan keluarganya cara mencegah

perdarahan masa nifas karena atonia uteri

 Pemberian ASI awal

 Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir

 Menjaga bayi tetap sehat dengan mencegah terjadinya hipotermi

 Mendampingi ibu dan bayi baru lahir bagi petugas kesehatan yang

menolong persalinan ibu minimal 2 jam setelah lahir atau sampai

kondisi ibu dan bayi stabil

b. Kunjungan II

Waktu 6 hari setelah persalinan

Tujuan :

16
 Memastikan involusi uterus berlangsung normal yaitu kontraksi

uterus baik, fundus uteri dibawah umbilicus dan tidak ada

perdarahan maupun bau yang abnormal.

 Menilai adanya tanda- tanda demam, infeksi atau perdarahan

abnormal.

 Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat.

 Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan

tanda- tanda peyulit.

 Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi

meliputi : perawatan tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan

merawat bayi sehari- hari

c. Kunjungan III

Waktu 2 minggu setelah persalinan

Tujuan sama dengan tujuan kunjungan 6 hari setelah bersalin

d. Kunjungan IV

Waktu 6 minggu setelah persalinan

Tujuan :

1) Mengidentifikasi tentang kemungkinan terjadinya penyulit pada

ibu dan bayinya

2) Memberikan konseling metode kontrasepsi/ KB secara dini.(

Sujiyatini, 2010)

2.2 Perdarahan Nifas Sekunder (Late HPP)

2.2.1 Pengertian

17
Perdarahan yang terjadi setelah lebih dari 24 jam Post Partum dan

biasanya terjadi pada minggu kedua nifas. (Rustam

Mochtar.1998;420)

Angka kejadian : Ditemukan kurang dari 1 % dari semua persalinan.

2.2.2 Etiologi

Faktor penyebab perdarahan nifas sekunder :

a. Sub Involusi

b. Kelainan kongenital uterus

c. Inversio uteri

d. Mioma uteri submukosum

e. Sisa placenta

f. Pemberian estrogen untuk menekan laktasi

2.2.3 Tanda Dan Gejala

a. Secara khusus :

1) Sub involusi:

 Inspeksi: Lokhea bertambah banyak, berbau dan terdapat

perdarahan

 Palpasi : Teraba uterus lebih besar dan masih tinggi, serta

lebih lembek daripada seharusnya

 Sub involusi bisa terjadi karena infeksi (endometritis), sisa

placenta, mioma uteri, bekuan-bekuan darah, dll.

18
2) Sisa placenta:Perdarahan yang banyak

Pemeriksaan dalam:Terdapat bagian dari placenta satu atau lebih

lobus yang tertinggal

Sisa Placenta dalam nifas dapat menyebabkan perdarahan dan

infeksi.

2.2.4 Penatalaksanaan

a. Secara umum :

 Jika terjadi anemia berat (Hb <8 gr %/Hct <20 %), siapkan

tranfusi, berikan Tablet besi oral dan Asam folat.

 Jika terdapat tanda-tanda infeksi (demam, sekret vagina yang

berbau), berikan Antibiotik.

 Berikan Oksitosin; Terapi dapat dimulai dengan pemberian 0,5

Ergometrin IM yang dapat diulang dalam 4 jam/kurang.

 Jika cerviks masih berdilatasi, lakukan eksplorasi dengan tangan

untuk mengeluarkan bekuan-bekuan besar dan sisa placenta.

 Jika cerviks tidak berdilatasi, evakuasi uterus untuk

mengeluarkan sisa placenta.

 Jika perdarahan berlanjut, kemungkinan melakukan ligasi arteri

uterina dalam utero ovarika/histerektomi.

 Lakukan pemeriksaan histologi dari jaringan hasil

kuret/histerektomi, jika memungkinkan untuk menyingkirkan

penyakit Trofoblas ganas.

19
Penyebab perdarahan nifas sekunder karena kelainan uterus,

inversio uteri, dan mioma uteri memerlukan pennganan khusus.

b. Secara khusus :

1) Sub involusi:

Terapi: Pemberian Ergometrin per oral atau suntikan IM.

2) Sisa placenta:

Terapi:

 Pemberian Antibiotik

 Sisa placenta dikeluarkan secara digital/ dengan kuret besar

 Jika ada demam,ditunggu sampai suhu turun dengan pemberian

Antibiotik 3-4 hari kemudian rahim dibersihkan

 Jika perdarahan banyak maka rahim harus segera dibersihkan

walaupun demam.

 Jika perdarahan berlanjut, lakukan uji pembekuan darah

(kemungkinan koagulapati)

2.3 Konsep Manajemen Varney

2.3.1 Pengkajian

Tanggal : Untuk mengetahui kapan mulai dilakukan pengkajian pada

klien

Jam : Untuk mengetahui kapan mulai dilakukan pengkajian pada

klien

No. RM : Untuk dapat membedakan antara pasien satu dengan pasien

yang lain dalam satu ruangan

a.Data Subjektif

20
1) Biodata

Nama :Nama ibu dan suami untuk mengenal, memanggil dan

menghindari terjadinya kekeliruan

Umur : Untuk mengetahui apakah usia ibu

Agama :Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan

pengaruhnya terhadap kebiasaan pasien, dengan

diketahuinya agama pasien akan memudahkan kita

dalam melakukan pendekatan didalam melaksanakan

asuhan kebidanan.

Suku bangsa : Untuk mengetahui dari suku mana, ibu berasal dan

memudahkan bidan dalam memberikan komunikasi

kepada ibu untuk mengadakan persiapan dan agar

nasihat yang diberikan dapat di terima dan dimengerti

oleh ibu / keluarga.

Pendidikan : Tingkat penyampaian komunikasi yang diberikan

tergantung pada tingat pengetahuan dan sebagai

dasar dalam memberikan asuhan

Pekerjaan : Untuk mengetahui bagaimana taraf hidup dan sosial

ekonomi penderita agar nasehat yang diberikan nanti

sesuai.

Penghasilan : Untuk mengetahui status ekonomi penderita dan

mengetahui pola kebiasaan yang dapat mempengaruhi

kesehatan klien

21
Alamat: Untuk mengetahui tempat tinggal klien dan menilai

apakah lingkungannya bersih dan aman untuk

kesehatannya serta memudahkan tenaga kesehatan

dalam melakukan kunjungan.

2) Alasan datang

Ibu datang kerumah sakit dirujuk atau datang sendiri dengan

alasan-alasan tertentu dan untuk menegakkan diagnosa serta tindakan

yang seharusnya dilakukan

3) Keluhan utama

Keluhan pada umumnya ibu dengan late HPP biasanya ibu

mengatakan pusing dan mengeluarkan darah segar pada jalan lahirnya.

Dan terkadang ibu pingsan.

4) Riwayat kesehatan yang lalu

Merupakan penyakit yang pernah diderita / dialami oleh ibu,

karena penyakit ini timbul kembali pada waktu ibu hamil atau sesudah

melahirkan, seperti penyakit menular (TBC, Hepatitis, malaria) penyakit

menurun seperti (jantung, darah tinggi, ginjal, kencing manis dan

pernakah ibu dirumah sakit/tidak

5) Riwayat kesehatan sekarang

Ditanyakan untuk mengetahui apakah ibu sedang menderita

penyakit menular seperti, TBC, Hepatitis, malaria atau penyakit

keturunan seperti jantung, darah tinggi, ginjal, kencing manis dan

apakah ibu sedang menderita tumor/ kanker

22
6) Riwayat kesehatan keluarga

 Anggota keluarga yang mempunyai penyakit menular seperti TBC,

Hepatitis dan malaria

 Penyakit keluarga yang diturunkan seperti kencing manis, jantung,

ginjal dan darah tinggi

 Riwayat kehamilan kembar, faktor yang meningkatkan

kemungkinan hamil kembar adalah faktor ras keturunan, umur

wanita dan paritas oleh karena itu apabila ada yang pernah

melahirkan atau hamil dengan anak kembar harus diwaspadai

karena hal ini bisa menurun pada ibu

7) Riwayat haid

Ditanyakan mengenai :

 Menarche adalah terjadi haid yang pertama kali. Menarche terjadi

pada usia puberfas yaitu sekitar 12 – 16 tahun

 Siklus haid pada setiap wanita tidak sama. Siklus haid yang

normal/dianggap sebagai siklus adalah 28 hari, tetapi siklus ini

bisa maju sampai tiga hari atau mundur sampai 3 hari. Panjang

iklus haid yang biasa pada wanita adalah 25 – 32 hari

 Lamanya haid. Biasanya antara 2 – 5 hari, ada yang 1 – 2 hari

diikuti darah sedikit-sedikit dan ada yang sampai 7 – 8 hari. Pada

wanita biasanya lama haid ini tetap

 Keluhan yang dirasakan

 Keputihan warnanya, bau, gatal / tidak

8) Riwayat perkawinan

23
Meliputi beberapa kali menikah, berapa lama dan berapa usia

pertama kali ibu menikah dan apakah ibu berganti-ganti pasangan atau

tidak (apakah ibu memiliki resiko dalam IMS atau tidak)

9) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Ini merupakan kehamilan, persalinan dan nifas ibu yang pertama

 Riwayat kehamilan

Ditanyakan keluhan, berapa kali ibu periksa hamil, dimana ibu

periksa hamil dan selama periksa ibu diberi apa saja

 Riwayat Persalinan

Ditanyakan ibu melahirkan dimana, ditolong oleh siapa, bagaimana

caranya serta penyakit yang dialami selama melahirkan. Kemudian

ditanyakan tentang jenis kelamin, berat badan lahir dan panjang badan

bayi yang dilahirkan

 Riwayat Post Natal

Ditanyakan ibu mengeluarkan darah yang bagaimana. Seberapa

banyak kontraksi uterus baik/ tidak, ASI sudah keluar atau belum,

ada luka jahitan pada jalan lahir / tidak.

10) Riwayat KB

Ditanyakan pernahkah ibu mengikuti KB/tidak. Apa jenisnya.

Ada keluhan atau tidak, setelah persalinan rencananya ibu

menggunakan KB apa

11) Pola kebiasaan sehari-hari

 Nutrisi

24
Ibu makan dengan komposisi nasi, lauk, sayur, minum teh hangat

dan air putih

 Eliminasi

Ibu BAK 6-7 kali/ hari dan BAB 1 kali/ hari

 Istirahat

Ibu tidur malam ± 7 jam/ hari, tidur siang ± 1-2 jam/ hari

 Aktivitas

Ibu merawat anaknya dan terkadang membantu pekerjaan rumah

tangga

12) Riwayat psikososial dan budaya

 Psilologi

Untuk mengetahui keadaan psiologi ibu terhadap kelahiran bayinya

 Sosial

Untuk mengetahui ibu tinggal bersama siapa. Bagaimana hubungan ibu

dengan keluarga serta masyarakat sekitar

 Budaya

Untuk mengetahui kebiasaan dan tradisi yang dilakukan ibu dan

keluarga berhubungan dengan kepercayaan, kebiasaan berobat dan

semua yang berhubungan dengan kondisi kesehatan ibu.

 Riwayat Spiritual

 Untuk mengetahui kegiatan spiritual ibu

b.Data Obyektif

1) Pemeriksaan Umum

Keadaan umum : Baik / cukup/ lemah

25
Kesadaran : Komposmentis / somnolen / koma

Tanda-tanda vital :

 Tekanan darah : Normal (90/60-140/90 mmHg)

 Nadi : Normal (60 – 80 kali/menit)

 Suhu : Normal (36,1 – 37,6oC)

 Pernafasan : Normal (16 – 24 kali / menit)

2) Pemeriksaan fisik

a. Inspeksi

 Kepala :Rambut Bersih / kotor, warna, mudah rontok /

tidak

 Wajah : Pucat/tidak, terdapat cloasma gravidarum / tidak,

oedema/tidak

 Mata : Sklera kuning / tidak, konjungtiva pucat / tidak

 Telinga : Simetris / tidak, ada serumen / tidak

 Hidung:Ada secret / tidak, ada polip

 Mulut :Bibir sianosis / tidak, lidah bersih / tidak, ada

caries pada gigi / tidak

 Leher :Tampak pembesaran kelenjar tyroid/tidak,ada

pembesaran kelenjar limfe/tidak, ada pembesaran

vena jugularis / tidak

 Dada :Simetris / tidak, payudara tegang /

tidak,hiperpigmentasi areola mammae / tidak,

putting susu menonjol / datar / masuk.

26
 Abdomen :Ada striae livida / tidak, ada linea nigra / tidak,

ada bekas luka operasi / tidak,

 Genetalia:Bersih/tidak, ada varises/tidak, oedema / tidak, ada

flour albus/tidak, ada condilomata / tidak, terdapat

luka episiotom/tidak terdapat lochea / tidak

 Anus:ada hemoroid / tidak

 Ekstremitas

Atas: Ada oedema / tidak, pucat pada kuku jari/ tidak reflek +/-

Bawah : ada oedema / tidak, pucat pada kuku jari / tidak reflek +/-

a. Palpasi

 Leher : Ada pembesaran kelenjar tyroid/tidak, ada pembesaran

kelenjar limfe/tidak, ada pembesaran vena jugularis / tidak

 Dada :payudara sudah mengeluarkan colostrum / tidak

 Abdomen : TFU 3 jari bawah pusat Kontraksi lembek Massa

tidak ada

b. Auskultasi

Dada : Ada ronchi / tidak, ada wheezing/tidak

Abdomen : Terdengar bising usus / tidak, kembung / tidak

c. Perkusi

Reflek patella +/-

2.3.2 Indentifikasi Diagnosa dan masalah

Dx : Ny”…….P…..Ab….. dengan late HPP hari ke 3

27
Ds : Data yang diperoleh dari anamnese pada pasien secara

langsung

Do : K/U : Baik / cukup / lemah

Kesadaran : Composmentis / somnolen / koma

Tanda-tanda vital:

 Tekanan darah : Normal (90/60-140/90 mmHg)

 Nadi : Normal (60 – 80 kali/menit)

 Suhu : Normal (36,1 – 37,6oC)

 Pernafasan : Normal (16 – 24 kali / menit)

 Payudara : Tegang / tidak, hiperpigmentasi areola mammae/tidak,

putting susu menonjol / tidak. Colostrum sudah keluar / tidak.

 Abdomen : Ada striae livide / tidak, ada linea nigra / tidak, ada

bekas luka operasi/tidak. TFU 3 jari bawah pusat

 Genetalia :Ada varises / tidak, oedema/tidak ada flour albus/tidak,

ada condilomata / tidak, terdapat luka episiotomi / tidak lochea

rubra

2.3.3 Antisipasi masalah potensial

Potensial Anemia berat

Potensial Shock hipovolemik

2.3.4 Indentifikasi kebutuhan segara

Menentukan tindakan yang akan segera dilakukan berdasarkan pada

masalah potensial yang terjadi

2.3.5 Intervensi

Dx: Ny”…….P…..Ab….. dengan late HPP hari ke 3

28
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan masa nifas

berjalan normal tanda adanya komplikasi

Kriteria hasil:K/U : Baik / cukup/lemah

Kesadaran: Composmentis / somnolen/ koma

Tanda-tanda vital

Tekanan darah : Normal (90/60-140/90 mmHg)

Nadi : Normal (60 – 80 kali/menit)

Suhu : Normal (36,1 – 37,6oC)

Pernafasan : Normal (16 – 24 kali / menit)

 Payudara :Tegang / tidak, hiperpigmentasi areola mammae/tidak,

putting susu menonjol / tidak. Colostrum sudah keluar / tidak.

 Abdomen : TFU di bawah pusat

 Kontraksi lembek, Tidak ada massa

 Genetalia : luka episiotomi / tidak,ada lokhea rubra/tidak

Intervensi

1. Lakukan pendekatan secara teraupetik dengan ibu dan keluarga

R/ ibu dan keluarga dapat lebih kooperatif dengan petugas kesehatan

2. Lakukan pemeriksaan terhadap ibu

R/ keadaan umum ibu menunjukkan perubahan pada ibu apakah

membaik atau memburuk

3. Lakukan observasi TTV, TFU, Kontraksi uterus, kandung kemih

perdarahan, dan pengeluaran lokhea

R/ merupakan parameter bagi tubuh ibu jika terdapat suatu kelainan

pada tubuh ibu

29
4. Jelaskan pada ibu tentang hasil pemerikasan

R/ agar ibu mengerti tentang keadaan dirinya dan bisa lebih kooperatif

5. Lakukan kateterisasi dan plasenta manual apabila perlu

R/ mencegah perdarahan lebih lanjut

6. ibu untuk istirahat yang cukup

R/ istirahat yang cukup dapat membantu dalam pemulihan tenaga

7. Kaloborasi dengan dokter untuk pemberian terapi ( perbaiki Keadaan

umum ibu dengan pemberian infus RL,oksitosin dan ergometrin

(apabila tidak Hipertensi) dan transfusi darah apabila Hb < 8 gr/ dL)

R/ untuk instruksi yang tepat dan mempercepat proses penyembuhan

2.3.6 Implementasi

Dilakukan sesuai dengan intervensi yang telah dibuat. Rencana

menyeluruh seperti yang diuraikan diatas secara efisien dan aman

2.3.7 Evaluasi

Dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keefektifan dan

keberhasilan dari asuhan kebidanan yang telah diberikan dengan

mengacu pada kriteria hasil

30
BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian

Hari / tanggal : Senin, 07 April 2016

Jam : 14.30 WIB

3.1.1 Data Subyektif

a. Biodata

Nama ibu : Ny.”D” Nama Ayah : Tn.”M”

Umur : 22 Tahun Umur : 24 Tahun

Suku : Jawa Suku : Jawa

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMK

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Petani

Penghasilan :- Penghasilan :-

Alamat : Contong Alamat : Contong

b. Keluhan utama

Ibu mengatakan pusing sampai pingsan dan jalan lahir keluar darah

c. Riwayat kesehatan yang lalu

Ibu mengatakan tidak pernah mederita penyakit menular seperti

TBC, hipatitis malaria tidak pernah menderita penyakit menurun

seperti jantung, darah tinggi, ginjal, kencing manis dan ibu tidak

pernah dirawat di rumah sakit.

31
d. Riwayat kesehatan sekarang

Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular

seperti TBC, hepatitis, malaria, tidak pernah menderita penyakit

menurun seperti jantung, darah tinggi, ginjal, kencing manis dan

ibu sekarang lagi dirawat di Rumah Sakit.

e. Riwayat kesehatan keluarga

Dalam keluarga ibu mengatakan tidak ada yang menderita

penyakit menular seperti TBC, Hepatitis, malaria dan tidak ada

yang menderita penyakit keturunan seperti jantung, darah tinggi,

ginjal, kencing manis dan tidak ada riwayat kehamilan kembar.

f. Riwayat haid

 Menarche : 14 tahun

 Siklus haid : 28 hari

 Lama haid : 6-7 hari

 Flour albus : tidak ada

 Keluhan : tidaka ada

g. Riwayat perkawinan

 Menikah : 1 kali

 Lama : 2 tahun

 Usia pertama menikah : 20 tahun

 Jumlah anak :1

h. Riwayat kehamilan persalinan dan nifas yang lalu

Ibu mengatakan ini adalah kelahiran yang pertama dan

sebelumnya ibu belum pernah hamil

32
i. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas sekarang

 Riwayat kehamilan

TM 1: Ibu mengatakan melakukan kunjungan antenatal pada awal

tes kehamilan dan ibu dinyatakan hamil dan ibu

mengatakan mengalami mual muntah sampai usia

kehamilan 3 bulan

TM II: ibu periksa lagi pada usia kehamilan 6 bulan dan ibu

mendapatkan vitamin dan tablet tambah darah, dan tidak

ada keluhan

TM III: ibu periksa 2 kali pada usia kehamilan 8 – 10 bulan dan

mengeluh sering kencing dan ibu mendapatkan vitamin

dan tablet tambah darah

j. Riwayat Persalinan

Ibu mengatakan melahirkan di Rumah sakit ditolong oleh bidan

secara normal dan tidak ada penyulit. Tanggal 6 April 2016 jam

02.30 Lahir bayi laki-laki, berat badan lahir 3100 gram dan panjang

badan 50 cm

k. Riwayat postpartum

Ibu mengatakan selama 3 hari ini merasa mules pada perut

bagian bawahnya. Ibu mengatakan menyusui bayinya. Dan

mengkonsumsi obat yang diberikan saat keluar dari rumah sakit ( Fe

1x 1, Asam mefenamat 2x1, amoxylin 3x 1)

33
l. Riwayat KB

Ibu mengatakan pernah ikut KB suntik 3 bulan 2 kali sebelum

hamil dan rencana KB selanjutnya akan menggunakan KB suntik 3

bulan

m. Pola kebiasaan sehari-hari

n. Nutrisi

Ibu mengatakan makan dengan komposisi : nasi, lauk, sayur

dan minum ± 8 gelas/ hari

o. Eliminasi

Ibu mengatakan BAK 7-8 kali/ hari dan BAB 1 kali/ hari

p. Istirahat

Ibu mengatakan tidur siang ±1 jam/ hari dan malam 7-8 jam/ hari

q. Aktivitas

Ibu merawat anaknya dan terkadang membantu pekerjaan rumah

tangga

r. Riwayat psikososial dan budaya

1) Psikologi

Ibu mengatakan senang dengan kehadiran bayinya

2) Sosial

Ibu mengatakan tinggal bersama suami, hubungan ibu dnegan

keluarga baik, hubungan ibu dengan masyarakat sekitar juga baik.

34
3) Budaya

Ibu mengatakan selalu berobat kerumah sakit/ tenaga

kesehatan terdekat bila sakit. Tidak ada kebiasaan pantang makan,

tidak pernah minum jamu dan tidak percaya dengan tahayul

4) Riwayat Spiritual

Ibu mengatakan selalu menjalankan sholat 5 waktu dan puasa

3.1.2 Data Obyektif

a. Pemeriksaan umum

Keadaan Umum : baik

Kesadaran : Composmetis

Tanda-tanda vital

Tekanan darah : 100 / 60 mmHg

Nadi : 89 kali/ menit

Suhu : 365oC

Pernafasan : 20 kali/menit

b. Pemeriksaan fisik

1) Inspeksi

 Kepala :Rambut bersih tidak ada ketombe

 Wajah :Tidak pucat, tidak ada cloasma gravidarum dan tidak

oedama

 Mata: Sklera tidak kuning , konjungtiva pucat

 Telinga: Simetris , tidak ada serumen

 Hidung : Tidak ada secret / bersih, tidak ada polip

 Mulut :Bibir pucat, lidah bersih, gigi tidak karies

35
 Leher Tidak tampak pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar

limfe maupun vena jugularis

 Dada :Simetris,payudara tegang, hiperpigmentasi areola

mammae, putting susu menonjol,dan kiri keluar ASI

pada payudara kanan d

 Abdomen :Tidak ada luka bekas operasi, terdapat linea nigra

 Genetalia :Bersih, tidak ada luka bekas jahitan dan keluar

darah ± 200cc dan lokhea rubra

 Anus :tidak ada hemoroi

 Ekstiemitas

 Atas : Tidak oedema, kuku jari tidak pucat

 Bawah :Tidak oedema, kuku jari tidak pucat

2) Palpasi

 Leher :tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar limfe

maupun vena jugularis

 Dada : kolostrum belum keluar

 Abdomen :

 TFU : 3 Jari bawah pusat

 Kontraksi : lembek

 Massa : tidak ada

3) Auskultasi

 Dada : Tidak terdengar bunyi ronchi maupun wheejing

 Abdomen : Terdengar bising usus 20 kali / menit, tidak

kembung

36
4) Perkusi

Reflek patella +/+

c. Pemeriksaan Penunjang

Hb : 8,4 gr/ dL

3.2 Identifikasi diagnosa dan masalah

Dx : Ny. ”D” P1001 Ab000 dengan late HPP hari ke 3

Ds : Ibu mengatakan pusing sampai pingsan dan mengeluarkan darah

pada jalan lahir

Do : Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Composmetis

Tanda-tanda vital

Tekanan darah : 100/ 60 mmHg

 Nadi : 89 kali/ menit

 Suhu : 365oC

 Pernafasan : 20 kali/menit

Dada:Simetris, payudara tegang, hiperpigmentasi areola mammae,

puttingsusu menonjol, sedikit pengeluaran kolustrum di

paayudara kanan dan kiri

Abdomen

 TFU : 3 Jari bawah pusat

 Kontraksi : Lembek

 Massa : tidak ada

Genetalia : tidak ada bekas luka jahitan perineum, darah yang keluar sedikit

± 200 cc, dan lochea rubra

37
Pemeriksaan Penunjang

Hb : 8,4 gr/ dL

3.3 Antisipasi Masalah potensial

Potensial Anemia berat

Potensial Shock hipovolemik

3.4 Indentifikasi kebutuhan segera

Potensial Anemia berat : transfusi darah

Potensial Shock hipovolemik : infus RL dan drip oxytosin

3.5 Intervensi

Dx : Ny. ”D” P1001 Ab000 dengan late HPP hari ke 3

Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan masa nifas

berjalan normal tanpa adanya komplikasi

Kriteria hasil

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Composmetis

Tanda-tanda vital

 Tekanan darah : 100 / 60 mmHg

 Nadi : 89 kali/ menit

 Suhu : 365oC

 Pernafasan : 20 kali/menit

 Dada : Simetris, payudara tegang, hiperpigmentasi areola mammae,

putting susus menonjol, sedikit pengeluaran colustrum di

payudara kanan dan kiri

38
 Abdomen

TFU : 3 Jari bawah pusat

Kontraksi : Lembek

Massa : tidak ada

Genetalia : Bersih, bekas luka jahitan baik dan keluar darah

±200cc dan keluar lokhea rubra

Pemeriksaan Penunjang

Hb : 8,4 gr/ dL

Intervensi :

1. Lakukan pendekatan secara terapieutik dengan ibu dan keluarga

R/ ibu dan keluarga dapat lebih kooperatif dengan petugas kesehatan

2. Lakukan pemeriksaan terhadap ibu

R/ keadaan umum ibu menunjukkan perubahan pada ibu apakah

membaik atau memburuk

3. Lakukan observasi TTV, TFU, Kontraksi uterus, kandung kemih

perdarahan, dan pengeluaran lokhea

R/ merupakan parameter bagi tubuh ibu jika terdapat suatu kelainan

pada tubuh ibu

4. Jelaskan pada ibu tentang hasil pemerikasan

R/ agar ibu mengerti tentang keadaan dirinya dan bisa lebih kooperatif

5. Lakukan kateterisasi dan plasenta manual apabila perlu

R/ mencegah perdarahan lebih lanjut

6. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup

R/ istirahat yang cukup dapat membantu dalam pemulihan tenaga

39
7. Kaloborasi dengan dokter untuk pemberian terapi ( perbaiki Keadaan

umum ibu dengan pemberian infus RL,oksitosin dan ergometrin

(apabila tidak Hipertensi) dan transfusi darah apabila Hb < 8 gr/ dL)

R/ untuk instruksi yang tepat dan mempercepat proses penyembuhan

3.6 Implementasi

Tanggal :5 April 2016

Jam : 04.45 WIB

Dx : Ny. ”D” P1001 Ab000 dengan late HPP hari ke 3

Implementasinya :

1. Melakukan pendekatan secara terapieutik dengan ibu dan keluarga

2. Melakukan pemeriksaan terhadap ibu

3. Melakukan observasi TTV Tekanan darah : 100 / 60 mmHg, Nadi : 89

kali/ menit, Suhu: 365oC, Pernafasan : 20 kali/menit

 TFU : 3 jari bawah pusat

 Kontraksi uterus: lembek

 kandung kemih : penuh perdarahan

 pengeluaran lokhea: rubra

4. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan

5. Melakukan kateterisasi ( urin ±100cc) dan plasenta manual (terdapat

bekuan darah)

6. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup

7. Melakukan kaloborasi dengan dokter untuk pemberian terapi infus RL

drip oksitosin dan di rencanakan transfusi darah

40
3.7 Evaluasi

Tanggal : 09 April 2016

Jam : 15.00 WIB

1. Ibu dan keluarga dapat lebih kooperatif dengan petugas kesehatan

2. Ibu mengatakan sudah mengerti dengan penjelasan yang diberikan petugas

3. Ibu mengerti tentang kondisi dirinya

4. Ibu mengatakan akan melakukan apa yang dianjurkan oleh tenaga

kesehatan

5. Terpasang infus Rl drip oksitosin

41
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan

Dalam kasus Ny.”D” diperoleh data-data sebagai berikut yakni data

subyektif yang langsung dikatakan oleh ibu, bahwa ibu telah melehirkan

banyinya secara normal pada tanggal 06 April 2016 jam 02.30 WIB. Data

objektifnya keadaan umum ibu, kesadaran, tanda-tanda vital ibu dalam batas

normal,dan pemeriksaan fisik lainnya yang mendukung seperti kontraksi

baik, TFU 2 jari bahwa pusat dan lochea rubra yang akan berlangsung selama

tiga hari.

Diagnosa Ny. ”D” P1001 Ab000 dengan dengan late HPP hari ke 3.

Intervensi yang akan dilakukan pada ibu adalah melakukan kateterisasi dan

plasenta manual apabila perlu serta Kaloborasi dengan dokter untuk

pemberian terapi ( perbaiki Keadaan umum ibu dengan pemberian infus

RL,oksitosin dan ergometrin (apabila tidak Hipertensi) dan transfusi darah

apabila Hb < 8 gr/ dL).

Pada pengidentifikasian diagnosa dan identifikasi masalah tidak terjadi

kesenjangan pula, karena diagnosa diambil dari prosedur anamnesa, pada

kasus ini tidak ada masalah yang muncul. Pada langkah antisipasi masalah

potensial tidak muncul masalah potensial berdasarkan diagnosa karena

keadaan ibu baik- baik saja. Dalam identifikasi kebutuhan segera juga tidak

muncul karena tidak terjadi masalah potensial. Pada pengembangan rencana,

implementasi dan evaluasi tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktek.

42
Dimana dalam praktek langkah-langkah tersebut disesuaikan dengan keadaan

pasien.sehingga asuhan kebidanan pada Ny”D” P₁₀₀₁ AB000 dapat berjalan

normal tanpa komplikasi.

43
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Masa nifas yang abnormal seperti terjadi perdarahan, bisa disebabkan

oleh sub involusi, kelainan kongenital uterus, inversio uteri, mioma uteri, sisa

placenta, dan pemberian estrogen untuk menekan laktasi.Oleh karena itu

dibutuhkan asuhan kebidanan yang tepat agar tidak membahayakan nyawa

ibu. Pengetahuan dan ketrampilan yang memadai akan menunjang dalam

pemberian Asuhan Kebidanan.

Dengan demikian, seorang Bidan hendaknya memberikan pelayanan

yang sesuai dengan Standart Profesi Kebidanan, sehingga masa nifas dapat

berjalan dengan baik.

Dalam asuhan kebidanan pada Ny. ”D” P1001 Ab000 dengan late HPP hari

ke 3 mulai dari langkah I sampai langka ke VIII sesuai dengan prinsip

menajaman kebidanan verney

 PERAN & KEWENANGAN BIDAN

 UU No.28 Tahun 2017

5.2 Saran

5.2.1 Bagi petugas kesehatan

a. Dalam memberikan Asuhan kebidanan diharapkan tetap mempertahankan

komunikasi yang baik antara petugas kesehatan dengan klien

dengan harapan asuhan yang diberikan berhasil baik.

44
b. Selalu memberikan KIE tentang kebutuhan ibu terutama personal

hygiene karena hal ini bila tida di jaga dengan baik akan memperburuk

keadaan ibu yang belum pulih secara sempurna

5.2.2 Bagi klien

a. Harus tetap merawat dan menjaganya bayi dengan baik

b. Selalu menyusui bayinya sempai bayi berumur 6 bulan.

45
DAFTAR PUSTAKA

 Bagian Obsetri dan Ginekologi fakultas kedokteran Universitas

Padjajaran. 1983. Obsetri fisiologi. Bandung. Eleman

 Prawirohardjo, Sarwono. 2005.Ilmu Kebidanan.Jakarta : YBP Sarwono

Prawirohardjo

 Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan

Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawirahardjo.

 Sudarti. 2010. Buku Ajar Dokumentasi Kebidanan. Yogyakarta. Nuha

Medika

 Sujiyatini. 2010. Catatan Kuliah Asuhan Ibu Nifas. Yogyakarta. Cyrillus

Publisher

46

Anda mungkin juga menyukai