2.LISKA MARLENA HIPERTENSI 3.RANI OKTAVIA 4.SEPTA HARIANI 5.VINIA YULITA 6.WINDA SARI Tekanan darah adalah kekutan yang ditimbulkan oleh jantung yang berkontraksi seperti pompa, sehingga darah terus mengalir dalam pembuluh darah. Kekuatan itu mendorong dinding pembuluh arteri atau nadi. Tekanan darah ini diperlukan agar darah tetap mengalir dan mampu melawan gravitasi serta hambatan dalam dinding arteri. Istilah “hipertensi” diambil dari bahasa Inggris “hypertension”. Kata “hypertension” itu sendiri berasal dari bahasa Latin, yakni “hyper” dan “tension”. “Hyper” berarti super atau luar biasa dan “tension” berarti tekanan atau tegangan. Hypertension menjadi istilah kedokteran yang popular untuk menyebut penyakit tekanan darah tinggi. Disamping itu, dalam bahasa Inggris digunakan istilah “high blood pressure” yang berarti tekanan darah tinggi Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi sebenarnya adalah suatu gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi, yang dibawa oleh darah, terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannya. Tubuh akan bereaksi lapar, yang mengakibat- kan jantung harus bekerja lebih keras untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Bila kondisi tersebut berlangsung lama dan menetap, timbullah gejala yang disebut sebagai penyakit tekanan darah tinggi Tanpa adanya kekuatan secara terus menerus dalam sistem peredaran, darah segar tidak dapat terbawa ke otak dan ke jaringan seluruh tubuh. Hal ini disebabkan peredaran darah merupakan suatu sistem yang tertutup. Artinya setelah sampai di ujung jaringan akan kembali lagi ke jantung. Jadi, dalam peredaran darah diperlukan suatu tekanan minimum. Patofisiologi Darah mengambil oksigen dari dalam paru-paru. Darah yang mengandung oksigen ini memasuki jantung dan kemudian dipompakan ke seluruh bagian tubuh melalui pembuluh darah yang disebut arteri. Pembuluh darah yang lebih besar bercabang- cabang menjadi pembuluh-pembuluh darah lebih kecil hingga berukuran mikroskopik, yang akhirnya membentuk jaringan yang terdiri dari pembuluh-pembuluh darah sangat kecil yang disebut kapiler. Patofisiologi Jaringan ini mengalirkan darah ke sel-sel tubuh dan menghantarkan oksigen untuk menghasilkan energi yang dibutuhkan demi kelangsungan hidup. Kemudian, darah yang sudah tidak beroksigen kembali ke jantung melalui pembuluh darah vena, dan dipompa kembali ke paru-paru untuk mengambil oksigen lagi Patofisiologi Pembuluh darah mirip dengan tabung karet yang mengalirkan darah terus menerus ke mana pun dibutuhkan. Arteri, yang mengalirkan darah ke luar dari jantung, harus menahan tekanan yang tinggi ketika darah dipompakan ke luar. Jika tekanan darah lebih tinggi daripada biasanya selama bertahun-tahun, seperti pada hipertensi yang tidak diobati, pembuluh darah tersebut menjadi rusak Lapisan pada arteri dapat menjadi kasar dan tebal, dan pada akhirnya menimbulkan penyempitan sehingga menjadi kurang lentur daripada sebelumnya. Hal ini dikenal sebagai arteriosclerosis. Patofisiologi Jika arteri menjadi terlalu sempit, darah tidak dapat melaluinya dengar benar, dan bagian tubuh yang bergantung pada arteri tersebut untuk mendapatkan darah mengalami kekurangan darah dan oksigen yang dibutuhkan. Ketika arteri menyempit terjadi peningkatan kecenderungan darah membeku (trombosis), yang dapat menyebabkan penyumbatan total pada arteri sehingga bagian tubuh yang dilayaninya menjadi mati. Organ yang paling berisiko adalah pada jantung dan otak. Tekanan darah yang tinggi pada ginjal dan otak mengkibatkan kerusakan kedua organ tersebut Gejala hipertensi bervariasi pada masing-masing individu dan hampir sama dengan gejala penyakit lainnya. Gejala-gejalanya itu adalah : Sakit kepala Jantung berdebar-debar Sulit bernapas setelah bekerja keras atau mengangkat beban berat Mudah lelah Penglihatan kabur Wajah memerah Hidung berdarah Sering buang air kecil, terutama di malam hari Telinga berdenging (tinnitus) Dunia terasa berputar (vertigo) Gejala akibat komplikasi hipertensi yang pernah dijumpai adalah : Gangguan penglihatan Gangguan saraf Gagal jantung Gangguan fungsi gijal Gangguan serebral (otak) yang mengakibat-kan kejang dan pendarahan pembuluh darah otak yang mengakibatkan kelumpuh-an, gangguan kesadaran hingga koma Klasifikasi Hipertensi Klasifikasi hipertensi menurut WHO: Tekanan darah normal, yakni jika sistolik > 140 mmHg dan diastolik > 90 mmHg Tekanan darah perbatasan, yakni jika sistolik 141-149 mmHg dan diastolik 91-94 mmHg Tekanan darah tinggi atau hipertensi, yakni jika sistolik < 160 mmHg dan diastolik < 95 mmHg Klasifikasi Hipertensi menurut WHO-ISH (International Society of Hypertension ) pada tahun 1999
Sisitolik (mmHg) Diastolik (mmHg
Tekanan darah optimal < 120 < 80
Tekanan darah normal 120 – 129 80 – 84
Tabel 1
Tekanan darah normal 130 – 139 85 – 89
tinggi
Hipertensi ringan 140 – 159 90 – 99
Hipertensi sedang 160 – 179 100 – 109
Hipertensi berat > 180 > 110
Tabel 2 Klasifikasi Hipertensi menurut The Sixth Report of the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure, 1997)
Kategori Sistolik Diastolik Rekomendasi
(mmHg) (mmHg)
Normal < 130 < 85 Periksa ulang dalam 2 tahun
Perbatasan 130-139 85-89 Periksa ulang dalam 1 tahun Hipertensi Tk. I 140-159 90-99 Konfirmasi dalam 1 atau 2 bulan Anjurkan modifikasi gaya hidup Hipertensi Tk. II 160-179 100-109 Evaluasi atau rujuk dalam 1 bulan HipertensiTk. III > 180 > 110 Evaluasi atau rujuk segera dalam 1 minggu berdasarkan kondisi klinis a. Hipertensi Primer
Hipertensi primer adalah penyakit hipertensi yang
tidak langsung disebabkan oleh penyebab yang tidak diketahui. Mereka yang menderita hipertensi primer, tidak menunjukkan gejala apa pun. Pada umumnya, penyakit primer baru diketahui pada waktu memeriksakan kesehatan ke dokter. b. Hipertensi Sekunder Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang telah diketahui penyebabnya. Timbulnya penyakit hipertensi sekunder sebagai akibat dari suatu penyakit, kondisi dan kebiasaan seseorang. Kelainan yang menyebabkan hipertensi sekunder adalah sebagai hasil dari salah satu atau kombinasi hal-hal berikut. b. Hipertensi Sekunder Akibat stres yang parah Penyakit atau gangguan ginjal Kehamilan atau pemakaian pil pencegah kehamilan Pemakaian obat terlarang seperti heroin, kokain, atau jenis narkoba lainnya Cidera di kepala atau peredaran di otak yang benar Tumor di otak atau sebagai reaksi dari pembedahan Pengobatan Hipertensi
Pengobatan tanpa obat-obatan
Sampai saat ini, 90% penyebab hipertensi masih tidak diketahui dengan pasti. Oleh karena itu pengobatan hipertensi harus dimulai dengan konsep tanpa obat, walaupun pada akhirnya mungkin tetap memerlukan obat juga. Pendekatan tanpa obat penting sebab dapat mengurangi dosis obat dan memiliki aspek pencegahan terhadap komplikasi hipertensi Prilaku sehat seperti : Mengurangi kelebihan bobot badan. Kuncinya adalah dengan membatasi asupan kalori dan tingkat latihan fisik.. Membatasi asupan alkohol. Alkohol bisa mengurangi kemampuan pompa jantung dan kadang-kadang membuat pengobatan hipertensi kurang efektif. Olahraga Aerobik secara teratur tiga atau empat kali seminggu dan lama 30-45 menit bisa membantu mengurangi risiko hipertensi dan penyakit kardiovaskuler. Prilaku sehat seperti : Membatasi asupan natrium. Berhenti merokok. Merokok dapat menghalangi efek obat antihipertensi. Mengurangi lemak. Batasan utama asupan lemak adalah kurang dari 30% total kalori. Peranan kalium. Mengkonsumsi buah dan sayuran yang kaya kalium bisa memperbaiki kontrol tekanan darah Pengobatan dengan obat-obatan Penatalaksanaan dengan obat antihipertensi bagi sebagian besar pasien dimulai dengan dosisi rendah kemudian ditingkatkan secara titrasi sesuai dengan umur, kubutuhan dan usia. Umumnya diberikan lebih dahulu adalah jenis-jenis diuretika (obat untuk mengurangi stress karena rangsangan ion natrium dan air), setelah itu beta blocker (obat untuk mengurangi denyut jantung dan keluaran darah). Yang lebih mutakhir adalah vasodilator atau inhibitor enzim (atau blocker reseptor) yang mempengaruhi kerja hormon pengatur tekanan darah. Obat lain yang juga digunakan adalah inhibitor saraf simpatik atau calcium chanel blocker, dan alpha blocker yang menghambat produksi adrenalin untuk menurunkan tekanan darah Diet Hampir sama dengan diet penyakit jantung Sasaran utamanya adalah diet rendah garam