Anda di halaman 1dari 26

Penyuntingan

Artikel Ilmiah
Oleh Kelompok 13

Fauzan Alfaraby Nirwan Glory Zefanya Nababan


222212605 222212628
Pokok Pembahasan
A. Definisi Penyuntingan
B. Kriteria Penyuntingan
1. Penerapan Ejaan Bahasa Indonesia
2. Penulisan Kata
3. Penyusunan Kalimat
4. Penyusunan Paragraf
5. Penggunaan Teknik Notasi Ilmiah
6. Sistematika Penulisan Artikel Ilmiah
1
A. Definisi Penyuntingan

Penyuntingan merupakan proses membaca,


mencermati, memperbaiki naskah yang telah dikirim
seorang penulis sehingga naskah tersebut siap untuk
dimuat atau diterbitkan oleh sebuah penerbitan.

2
B. Kriteria Penyuntingan

3
1. Penerapan Ejaan Bahasa Indonesia

a) Huruf kapital
Huruf kapital digunakan pada:
1) awal kalimat. Contohnya: Saya berangkat ke sekolah.
2) petikan langsung. Contohnya: “Apa kabar?”, tanya Dinda.
3) ungkapan yang berhubungan dengan agama, nama Tuhan, dan kitab suci, termasuk kata ganti Tuhan.
Contohnya: Alhamdulillah, Maha Besar, Allah SWT.
4) nama pangkat jabatan. Contohnya: Letkol laut Adi Sucipto.
5) gelar kehormatan. Contohnya: Dr. H.C, Datuk.
6) keturunan dan keagamaan yang diikuti nama orang. Contohnya: Raden Wijaya, Buya Hamka.
7) nama tahun, bulan, hari-hari raya, dan peristiwa sejarah. Contohnya: Hari Natal, Idul Fitri, Perang Dunia II.
8) nama bangsa, suku, dan bahasa. Contohnya: bangsa Jepang, suku Sunda, Bahasa Inggris.

4
1. Penerapan Ejaan Bahasa Indonesia
9) nama geografi. Contohnya: Benua Afrika, Jalan Panglima Sudirman, kota Yogyakarta.
10) unsur nama Negara, lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi. Contohnya:
Indonesia, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
11) judul buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan kecuali kata tugas. Contohnya: Intisari, Jurnal
Elementer, Kompas, “Tenggelamnya Kapal Van der Wijck”.
12) setiap bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama badan dan lembaga Negara, ketatanegaraan,
serta dokumen resmi.
13) unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan. Contohnya: Ir., Dr., dr. Prof.
14) kata penunjuk hubungan kekerabatan yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan. Contohnya:
Kakek, Ayah, Ibu.
15) kata ganti Anda. Contohnya: Engkau, Anda.

5
1. Penerapan Ejaan Bahasa Indonesia
b) Tanda titik
Tanda titik digunakan pada:
1) akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. Contoh: Adik sudah makan.
2) belakang angka dan huruf dalam satu bagan ikhtisar. Contoh: Bangun pukul 7.
3) saat memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukan waktu. Contoh: 18.25.25
4) saat memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya. Contoh: 15.500, 20.000.000.
Tanda titik tidak digunakan pada:
1) singkatan yang terdiri atas huruf-huruf awal kata, suku kata, atau gabungan keduanya, yang terdapat di
dalam nama badan pemerintahan, lembaga, atau yang terdapat pada akronim.
2) penulisan akhir judul yang merupakan kepala karangan atau kepala ilustrasi, tabel dan sebagainya.
Contohnya: Tabel 5. Data Pengujian Kuat Sinyal
3) bagian alamat pengiriman dan tanggal surat atau nama dan penerima surat. Contohnya: Kepada Ibu
Adinda, Jalan Mawar 25 Tuban
6
1. Penerapan Ejaan Bahasa Indonesia

c) Pemakaian tanda koma


Tanda koma digunakan di:
1) antara unsur-unsur suatu perincian atau pembilangan, nama dan alamat, tempat dan tanggal, nama tempat
dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan bagian-bagian dalam catatan kaki, nama orang dan gelar
akademik yang mengikuti. Contohnya: Aljazair, Belanda, Chili, Denmark
2) saat memisahkan kalimat setara yang satu dengan kalimat setara yang berikutnya yang didahului oleh kata
tetapi dan melainkan, anak kalimat dengan induk kalimat jika anak kalimat mendahului induk kalimat, nama
yang dibalik susunannya dalam daftar Pustaka. Contohnya: Kristalina, Prima, “Localization Techniques on
Wireless Sensor Networks”
3) belakang kata atau ungkapan di depan angka persepuluh atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan
dengan angka. Contohnya: Rp 15.300,45

7
2. Penulisan Kata
a) Penulisan kata
1) Penulisan kata dasar (bantu, tolong, makan).
2) Penulisan kata ulang (kupu-kupu, pura-pura).
3) Penulisan kata turunan:
(1) imbuhan (awalan, akhiran, dan sisipan) ditulis serangkai dengan kata dasarnya. Cpntih (berlari,
catatan,
gemetar)
(2) jika bentuk dasar kata turunan berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai
dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahului (masakan, hiburan, bertanam)
(3) jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapatkan awalan dan akhiran bersama-sama,
maka unsur gabungan tersebut ditulis serangkai (permainan)
(4) jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai sebagai kombinasi, gabungan kata tersebut
ditulis serangkai (pertidaksamaan).
8
2. Penulisan Kata

b) Pemenggalan kata dasar


1) Jika di tengah kata terdapat dua huruf vokal berurutan, pemenggalannya dilakukan di antara dua
huruf vokal tersebut (buah → bu-ah).
2) Jika di tengah kata terdapat dua huruf konsonan berurutan pemenggalannya dilakukan di antara
dua huruf konsonan tersebut (sublimasi → sub-limasi).
3) Jika di tengah kata terdapat satu huruf konsonan di antara dua huruf vokal, pemenggalannya
dilakukan sebelum huruf konsonan tersebut (payau → payau).
4) Jika di tengah kata terdapat tiga huruf konsonan atau lebih pemenggalannya dilakukan di antara
huruf konsonan kedua dan ketiga (sanggar → sang-gar).

9
2. Penulisan Kata
c) Pemenggalan kata turunan
1) awalan dan akhiran dapat dipisahkan dari bentuk dasarnya pada pergantian baris (keamanan →
ke-amanan, keaman-an)
2) bentuk dasar pada kata turunan sedapat-dapatnya tidak dipenggal
3) akhiran –i pada kata turunan tidak boleh dipenggal (diamati → di-amati) d. Sisipan pada kata
turunan, unsur-unsurnya dapat dipisahkan pada pergantian baris (jemari → je-mari).

d) Pemenggalan kata turunan


1) pemenggalannya dapat dilakukan di antara unsur-unsur pembentuk gabungan kata tersebut
(compang camping → compang-camping)
2) pemenggalannya dapat mengikuti kaidah pemenggalan kata dasar (compang camping → com-
pang camping) .

10
3. Penyusunan Kalimat
a) Kalimat Efektif
Ciri-ciri kalimat efektif:
1) mengandung kesatuan gagasan
2) mempunyai koherensi yang baik (kompak)
3) hemat/efisien
4) bervariasi
5) memperhatikan EYD
6) menggunakan pilihan kata yang baik
7) terdapat subjek dan predikat secara eksplisit (tegas)
8) keterangan diletakkan secara tepat
9) menggunakan tanda baca yang tepat.

11
3. Penyusunan Kalimat
b) Kalimat konotatif
Kalimat konotatif adalah kalimat yang memiliki makna lebih dari satu (konotatif).
Contoh:
1) Lukisan Jamilah dipajang juga dalam pameran itu.
2) Garasi mobil yang mewah itu selalu terpelihara.

c. Kalimat tidak lengkap


Kalimat lengkap sekurang-kurangnya harus memiliki subjek (S ) dan Predikat (P) dan berintonasi selesai.
Contoh kalimat tidak lengkap:
1) Film produksi dalam negeri yang kurang bermutu yang tidak mampu bersaing di pasaran.
2) Sepuluh orang mahasiswa ITB yang berangkat dua bulan lalu dengan menggunakan bus Kramat Jati
dengan tujuan Sumatra untuk melakukan penelitian wabah penyakit demam berdarah yang tiba-tiba
berjangkit di beberapa tempat di pulau itu.

12
3. Penyusunan Kalimat
d) Kalimat mubazir
Kalimat mubazir adalah kalimat yang menggunakan kata atau kelompok kata yang berlebihan.
Contoh:
1) Banyak kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan semaunya tanpa aturan.
2) Tindakan manajer itu terlalu keras sehingga akibatnya menyebabkan karyawan berunjuk rasa.

e) Variasi kalimat (kalimat pendek dan kalimat panjang)


1) Menggabungkan beberapa kalimat pendek menjadi satu kalimat panjang.
Contoh:
(1) Peralatan untuk bernafas dalam air telah ditemukan.
(2) Peralatan itu memungkinkan dilakukannya pengumpulan hewan laut dalam keadaan segar
digabungkan menjadi:
Peralatan untuk bernafas dalam air telah ditemukan sehingga memungkinkan dilakukannya
pengumpulan hewan laut dalam keadaan segar.
13
3. Penyusunan Kalimat
2) Memecah satu kalimat panjang menjadi beberapa kalimat pendek.
Contoh:
Peralatan untuk bernafas dalam air telah ditemukan sehingga memungkinkan dilakukannya
pengumpulan hewan laut dalam keadaan segar.
dipecah menjadi 2 kalimat:
(1) Peralatan untuk bernafas dalam air telah ditemukan.
(2) Peralatan itu memungkinkan dilakukannya pengumpulan hewan laut dalam keadaan segar.

3) Syarat penggabungan dan pemecahan kalimat:


(1) setiap penggalan minimal harus memiliki syarat subjek dan predikat
(2) gunakan konjungsi antarkalimat
(3) perhatikan apakah kalimat yang telah terpisah tersebut memiliki koherensi atau tidak.

14
4. Penyusunan Paragraf

a) Kesatuan
Paragraf harus memiliki satu kesatuan pikiran yang utuh.

b) Kepaduan
1) Repetisi
Pengulangan kata kunci atau sinonimnya dapat digunakan untuk membangun kepaduan paragraf.
Contoh:
Indonesia adalah negara agraris. Sebagai negara agraris, Indonesia dicirikan dengan sebagian besar
penduduknya hidup dengan bercocok tanam.

15
4. Penyusunan Paragraf
1) Pronomina (kata ganti)
Kepaduan dapat dibangun dengan menggunakan pronomina untuk menyebut nomina atau frasa nominal
yang telah disebutkan.
Contoh:
Mahasiswa FKIP telah memproduksi berbagai jenis produk makanan yang bahan bakunya ikan. Mereka telah
membuat sosis ikan, bakso ikan, dan kerupuk. Hasil produksinya kini sangat digemari oleh masyarakat.

2)Kata transisi
Kata transisi adalah ungkapan pengait antarkalimat. Berikut beberapa tanda pengalihan/tanda transisi,
yaitu:
(1)hubungan tambahan, contohnya “selanjutnya”
(2)hubungan pertentangan, contohnya “sebaliknya” dan “padahal”
(3)hubungan perbandingan, contohnya “seperti"

16
4. Penyusunan Paragraf

(4) hubungan akibat/hasil, contohnya “akibatnya” dan “maka”


(5) hubungan tujuan, contohnya “supaya” dan “untuk itu”
(6 )hubungan waktu, contohnya “sementara itu” dan “kemudian”
(7) hubungan tempat, contohnya “di sini” dan “di situ”.

4) Paralelisme
Kepaduan dapat dibangun dengan menggunakan bentuk kata kerja yang sama atau menggunakan majas
repetisi.
Contoh:
Setelah mendapat petunjuk dari dosen, mahasiswa mulai membersihkan lahan untuk menanam singkong.
Oleh sebab itu, mahasiswa membutuhkan alat-alat pertanian yang sederhana.

17
4. Penyusunan Paragraf
a) Komponen sintaksis paragraf
1) Kalimat pokok
Kalimat pokok adalah inti dari sebuah paragraf yang mengemukakan gagasan utama atau ide pokok dari
paragraf tersebut.
2) Kalimat penjelas
Kalimat penjelas/pengembang adalah kalimat yang menjelaskan lebih lanjut tentang ide pokok yang
terdapat dalam kalimat pokok.
3 ) Kalimat kesimpulan
Kalimat kesimpulan adalah kalimat yang menggambarkan kesimpulan terhadap ide pokok dan kalimat-
kalimat penjelas yang telah diuraikan sebelumnya.
4) Pengait antarkalimat dan paragraf.
Pengait antarkalimat dan paragraf digunakan untuk memastikan sebuah paragraf memiliki struktur yang
jelas dan mudah dipahami oleh pembaca.

18
4. Penyusunan Paragraf
d) Pengembangan paragraf
Artikel ilmiah pada umumnya menggunakan metode pengembangan paragraf definisi, perbandingan
atau pertentangan, sebab akibat, contoh, dan kombinasi. Berikut contoh paragraf dengan metode
pengembangan kombinasi.
Berikut contoh paragraf.

Berikut contoh paragraf.


Sifat konsumtif masyarakat juga turut berperan aktif dalam peningkatan kendaraan bermotor.
Masyarakat biasanya membeli kendaraan pribadi didasarkan atas kebutuhannya. Namun, masih banyak
orang yang membeli kendaraan pribadi bukan karena benar-benar membutuhkannya, tetapi membeli
dengan alasan self reward, diskon, atau hari raya (Susiana, 2018). Selain itu, alasan gengsi juga memicu hal
tersebut sehingga orang-orang berlomba untuk membeli kendaraan pribadi edisi terbatas untuk
menunjukkan kehebatannya. Hal tersebut menyebabkan semakin meningkatnya jumlah kendaraan
bermotor.
19
5. Penggunaan Notasi Ilmiah

Kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat dari seorang pengarang, atau ucapan seseorang yang
terkenal, baik terdapat dalam buku-buku atau majalah-majalah.
Berdasarkan cara penggunaannya dalam tulisan, kutipan dapat dibedakan menjadi dua jenis (Haryanti,
2002), yaitu:
a) kutipan langsung
Kutipan langsung merupakan suatu penggunaan kutipan yang sama persis dengan aslinya. Kutipan langsung
terbagi menjadi kutipan langsung pendek dan kutipan langsung panjang, berikut contoh penulisannya.
1) kutipan langsung pendek
Contoh:
Crystal (1987, 344) mengatakan bahwa “tujuan penerjemahan adalah memberikan padanan makna antara
bahasa sumber dan bahasa sasaran.”

20
5. Penggunaan Notasi Ilmiah
2) kutipan langsung panjang
Contoh:
Informasi mengenai alam laut belum sebanyak informasi yang didapatkan di alam daratan, karena
betapa luasnya permukaan laut. Hal ini sesuai dengan pernyataan sejumlah ahli (Austin, 1988; Prager dan
Earle, 2000). Mereka mengatakan:
Lautan merupakan habitat terbesar dunia yang di dalamnya masih tersimpan banyak rahasia yang belum
terungkap. Laut menutupi lebih dari dua per tiga atau tujuh puluh persen permukaan bumi. Laut memiliki
kedalaman rata-rata 3.800 m dan menyediakan sekitar 97 persen dari keseluruhan ruang kehidupan di bumi.

b) kutipan tak langsung


Contoh:
Kemudian, penelitian Sari AP (2019) yang menyatakan bahwa semakin meningkatnya jumlah penduduk
maka permintaan masyarakat terhadap kendaraan bermotor akan semakin meningkat juga.
21
6. Sistematika Penulisan Artikel Ilmiah

a) Langkah-langkah dalam pembuatan artikel ilmiah.


1) Memilih topik, merumuskan judul, dan menyusun tujuan penulisan.
2) Mengembangkan pendahuluan, pembahasan, dan penutup.
3) Menggunakan kutipan, menulis referensi, dan membuat daftar pustaka.

b) Struktur artikel ilmiah


Berikut struktur artikel ilmiah berdasarkan template jurnal Aplikasi Statistika dan Komputasi
Statistik (ASKS).
1) Judul
Judul terdiri dari maksimum 12 kata.
2) Baris kepemilikan
Baris kepemilikan berisi nama, kota, negara, dan e-mail penulis.
22
6. Sistematika Penulisan Artikel Ilmiah

3) Abstrak
Abstrak terdiri dari maksimum 100 kata untuk masing-masing abstrak dan berisikan tiga hal, yaitu
topik yang dibahas, metodologi yang digunakan, dan hasil yang didapatkan.
4) Pendahuluan
Bagian ini berisi tentang latar belakang, penelitian sebelumnya yang relevan, masalah atau hipotesis
yang akan diuji dalam penelitian, ruang lingkup penelitian, dan tujuan penelitian.
5) Metodologi
(1) Tinjauan referensi
Bagian ini menguraikan dasar konseptual artikel dan berisi alasan teoritis mengapa pertanyaan
penelitian dalam artikel diajukan. Selain itu, penulis dapat mengutip studi relevan sebelumnya untuk
melengkapi justifikasi kerangka penelitian.

23
6. Sistematika Penulisan Artikel Ilmiah

6) Hasil dan pembahasan


Bagian ini berisi hasil yang diperoleh berdasarkan metode yang digunakan beserta analisis
variabelnya. Dapat disajikan dalam bentuk tabel, gambar, hasil pengujian hipotesis disertai dengan
uraian analitis yang mengangkat poin-poin penting berdasarkan konsep teoritisnya.
7) Kesimpulan
Bagian ini berisi kesimpulan dari hasil dan implikasi akademiknya, serta saran yang dapat diajukan
berdasarkan temuan dari pembahasan. Bagian ini juga memuat keterbatasan penelitian dan
kemungkinan penelitian lanjutan yang dapat dilakukan dengan pengembangan variabel, metode
analisis, atau bidang penelitian lainnya.
8) Daftar pustaka
Daftar pustaka disusun berdasarkan abjad.

24
Terima Kasih
Semoga Bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai