BAHASA INDONESIA
Dosen Pengampu : M. Syafriadi, MA
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
1. Albert Fernando
2. Kesi Febrianti
3. Nurmayana
4. Sindy Lestari
5. Unian
6. Wilia
Sumber : https://hot.liputan6.com/read/4656055/makalah-adalah-karya-
tulis-ketahui-tujuan-struktur-dan-jenisnya
b. Skripsi
Jawab :
Skripsi merupakan istilah yang digunakan di Indonesia yang ditujukan
pada karya ilmiah wajib yang disusun oleh mahasiswa digunakan
sebagai persyaratan gelar akademis atau kualifikasi profesional yang
menyajikan penelitian dan temuan penulis yang bertujuan untuk melatih
mahasiswa menerapkan pengetahuan melalui suatu pemecahan masalah
yang berkaitan dengan bidang ilmunya.
Sumber : https://penelitianilmiah.com/pengertian-skripsi/
c. Tesis, disertasi
Jawab :
Tesis adalah tugas akhir jenjang magister (S2). Thesis salah satu karya
ilmiah tertulis yang disusun secara individual berdasarkan hasil
penelitian empiris untuk dijadikan bahan kajian akademis. Tesis
merupakan pernyataan atau teori yang didukung oleh argumen-argumen
untuk dikemukakan, merupakan hasil dari studi yang sistematis atas
masalah, tesis mengandung metode pengumpulan, analisis dan
pengolahan data, dan menyajikan kesimpulan serta mengajukan
rekomendasi.
Disertasi adalah karya tulis ilmiah resmi akhir seorang mahasiswa dalam
penyelesaian program S3. Disertasi merupakan bukti kemampuan
mahasiswa dalam melakukan penelitian yang berhubungan dengan
penemuan baru dalam program ilmu yang di pilih seorang mahasiswa S3.
Sumber : https://sevima.com/apa-pengertian-dan-perbedaan-skripsi-
tesis-dan-disertasi/
Sumber : http://adeputriw.blogspot.com/2014/07/catatan-kaki-catatan-
perut-kutipan-dan.html
Sumber : https://www.sipas.id/blog/cara-menulis-footnote/
c. Daftar pustaka
Jawab :
Daftar pustaka adalah daftar rujukan dari semua kutipan yang digunakan di
dalam karya ilmiah. Rujukan yang dimasukkan ke dalam daftar pustaka
bersumber dari buku, makalah, artikel di majalah atau koran. Dalam karya
ilmiah, daftar pustaka terletak setelah bagian penutup.
Tujuan penulisan daftar pustaka yaitu sebagai bentuk pertanggung jawaban
ilmiah penulis terhadap pengutipan pernyataan atau pendapat orang lain di
dalam karya ilmiah yang dibuatnya. Penulisan daftar pustaka memiliki
aturan-aturan tertentu. Permasalahan yang umum terjadi di dalam penulisan
daftar pustaka ialah kesalahan dalam cara menulis nama penulis karya
ilmiah.
Contoh:
1. Dari Udin Nganga menjadi Nganga, Udin.
2 .Dari Ucok Baba menjadi Baba, Ucok.
3. Dari J.S. Wanadi menjadi Wanadi, J.S.
Kalau dalam buku yang diacu itu tercantum nama editor, penulisannya
dibuat dengan menambahkan singkatan (Ed.).
Contoh:
1. Emilia, Putri (Ed.). 1997.
Kalau pengarang terdiri dari 2 atau 3 orang, nama pengarang dituliskan
semuanya dengan ketentuan nama orang pertama dibalik sementara nama
orang kedua dan ketiga tetap. Di antara kedua nama pengarang itu dipakai
kata penghubung “dan”.
Contoh:
1. Udin, Japra dan Supri.
2. Melani, Tasya A., dan Rian R.
Kalau lebih dari 3 orang, ditulis nama pengarang pertama yang dibalik
kemudian ditambahkan singkatan “dkk” (dan kawan-kawan) atau et all.
2. Majalah sebagai Acuan
Kalau majalah menjadi sumber acuan, kita wajib memperhatikan unsur-
unsur beserta urutannya yang wajib disebutkan dalam daftar pustaka
yaitu sebagai berikut:
Nama pengarang,
Tahun terbit,
Judul artikel,
Judul majalah,
Bulan terbit (kalau ada),
Tahun terbitan yang keberapa (kalau ada),
Tempat terbit.
Contoh:
1. Nasution, Jaka. 1975. “Sistem Moneter Internasional”. Dalam Prisma,
Desember, IV. Bandung.
2. Paranggi, Umbu Landu. 2010. “Puisi: Bagian Terpenting dari Darah
Hidupku” dalam Horison Majalah Sastra. Bandung: PT Metro Pos.
Sumber : https://pengajar.co.id/daftar-pustaka-adalah/
III. Buatlah atau carilah penjelasan EYD dari awal sampai akhir.
Jawab :
Ejaan yang disempurnakan adalah ejaan dalam penulisan kata-kata/kalimat
dalam Bahasa Indonesia yang termuat dalam Surat Keputusan Presiden no. 57
tanggal 16 Agustus 1972. Ejaan yang disempurnakan atau lebih sering
disingkat menjadi EYD adalah aturan dasar ejaan dalam bahasa Indonesia
yang hingga sampai saat ini masih digunakan. Sebelum menggunakan EYD,
bangsa kita sempat menggunakan yang namanya ejaan Suwandi.
Sejak diberlakukannya EYD ada beberapa penulisan huruf dalam ejaan
Suwandi kemudian diubah seperti berikut ini:
- 'j' menjadi 'y'
- 'dj' menjadi 'j'
- 'nj' menjadi 'ny'
- 'ch' menjadi 'kh'
- 'tj' menjadi 'c'
- 'sj' menjadi 'sy'
3. Penulisan Kata
Ada bebrapa hal yang pelru diperhatikan dalam penulisan kata, yaitu :
(a) Kata Dasar
Kata dasar adalah kata yang belum mengalami perubahan bentuk, yang
ditulis sebagai suatu kesatuan.
Misalnya :
Buku itu sangat tebal.
Kantor pajak penuh sesak.
(b) Kata Turunan (Kata berimbuhan)
Kata Turunan (Kata berimbuhan) Kaidah yang harus diikuti dalam
penulisan kata turunan, yaitu :
Imbuhan semuanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
Misalnya :
Menulis
Membaca
Awalan dan akhrian ditulis serangkai dengan kata yang langsung
mengikuti atau mendahuluinya jika bentuk dasarnya berupa gabungan
kata.
Misalnya :
Sebar luaskan
Bertepuk tangan
Jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata dan sekaligus mendapat
awalan dan akhiran, kata itu ditulis serangkai.
Misalnya :
Keanekaragaman
Menandatangani
Jika salah satu unsur gabungan kata hanya digunakan dalam kombinasi,
gabungan kata itu ditulis serangkai.
Misalnya :
Mahaadil
Antarkota
Tanda Seru ( ! )
Tanda seru digunakan sesudah ungkapan atau pertanyaan yang berupa seruan atau
perintah yang menggambarkan kesungguhan, rasa emosi yang kuat dan
ketidakpercayaan.
Sebaliknya seandainya dalam bahasa Indonesia sudah ada unsur yang mewakili
konsep tersebut, maka penyerapan unsur asing itu tidak perlu diterima. Menerima
unsur asing dalam perbendaharaan bahasa Indonesia bukan berarti bahasa
Indonesia miskin kosakata atau ketinggalan. Penyerapan unsur serapan asing
adalah hal wajar, karena setiap bahasa mendukung kebudayaan pemakainya.
Sedangkan kebudayaan setiap penutur bahasa berbeda-beda antara satu dengan
yang lain. Maka dalam hal ini dapat terjadi saling mempengaruhi yang biasa
disebut akulturasi.
Sebagai contoh pada masyarakat penutur bahasa Indonesia tidak mengenal konsep
"televisi" dan "radio", maka diseraplah dari bahasa asing (Inggris). Begitu pula
sebaliknya, di Inggris tidak mengenal adanya konsep "sarung" dan "bambu", maka
mereka menyerap bahasa Indonesia itu dalam bahasa Inggris.
Sumber : https://www.markijar.com/2017/05/pedoman-ejaan-yang-
disempurnakan-eyd.html