Anda di halaman 1dari 15

TUGAS KELOMPOK

BAHASA INDONESIA
Dosen Pengampu : M. Syafriadi, MA

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 5

1. Albert Fernando
2. Kesi Febrianti
3. Nurmayana
4. Sindy Lestari
5. Unian
6. Wilia

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI


INDRAGIRI (STIE-I)
TA. 2021/2022
I. Buat lah definisi atau batasan di bawah ini
a. Makalah
Jawab :
Menurut KBBI, makalah adalah karya tulis pelajar atau mahasiswa
sebagai laporan hasil pelaksanaan tugas sekolah atau perguruan tinggi.
Makalah memang sudah tak asing lagi bagi para pelajar. Makalah adalah
salah satu jenis karya tulis yang bersifat ilmiah. Makalah membahas atau
menelaah suatu kajian literatur yang sudah ada atau dari laporan
pelaksanaan kegiatan lapangan. Bagian pokok yang harus ada pada
makalah adalah Pendahuluan, Isi, dan Kesimpulan.

Sumber : https://hot.liputan6.com/read/4656055/makalah-adalah-karya-
tulis-ketahui-tujuan-struktur-dan-jenisnya

b. Skripsi
Jawab :
Skripsi merupakan istilah yang digunakan di Indonesia yang ditujukan
pada karya ilmiah wajib yang disusun oleh mahasiswa digunakan
sebagai persyaratan gelar akademis atau kualifikasi profesional yang
menyajikan penelitian dan temuan penulis yang bertujuan untuk melatih
mahasiswa menerapkan pengetahuan melalui suatu pemecahan masalah
yang berkaitan dengan bidang ilmunya.

Sumber : https://penelitianilmiah.com/pengertian-skripsi/

c. Tesis, disertasi
Jawab :
Tesis adalah tugas akhir jenjang magister (S2). Thesis salah satu karya
ilmiah tertulis yang disusun secara individual berdasarkan hasil
penelitian empiris untuk dijadikan bahan kajian akademis. Tesis
merupakan pernyataan atau teori yang didukung oleh argumen-argumen
untuk dikemukakan, merupakan hasil dari studi yang sistematis atas
masalah, tesis mengandung metode pengumpulan, analisis dan
pengolahan data, dan menyajikan kesimpulan serta mengajukan
rekomendasi.
Disertasi adalah karya tulis ilmiah resmi akhir seorang mahasiswa dalam
penyelesaian program S3. Disertasi merupakan bukti kemampuan
mahasiswa dalam melakukan penelitian yang berhubungan dengan
penemuan baru dalam program ilmu yang di pilih seorang mahasiswa S3.

Sumber : https://sevima.com/apa-pengertian-dan-perbedaan-skripsi-
tesis-dan-disertasi/

II. Buatlah defenisi dan contoh


a. Catatan perut atau enot
Jawab :
Catatan perut adalah sebuah keterangan yang dicantumkan pada margin
bawah yang berfugsi untuk menjelaskan suatu kata yang berada dalam teks
yang membutuhkan penjelasan lebih lanjut.
Penulisan Catatan Perut: “……………………………………………..”
(Nama, Tahun : No hal)
Contoh: dialektika adalah etode metafisika yang mendatangkan atau
menghasilkan pengetahuan tertinggi (LoreBagus, 1997 Kamus Filsafat,
hlm.167-164

Sumber : http://adeputriw.blogspot.com/2014/07/catatan-kaki-catatan-
perut-kutipan-dan.html

b. Catatan kaki atau gut not


Jawab :
Catatan kaki adalah keterangan-keterangan atas teks yang ditempatkan pada
kaki halaman yang bersangkutan.
Sebuah catatan kaki haruslah terdiri dari:
(1) Nomor rujukan yang ditulis ½ spasi lebih tinggi
(2) Nama pengarang lengkap tidak dibalik, setelah nama diberi tanda
koma (,)
(3) Judul buku (digarisbawahi/dicetak miring) atau artikel (diapit tanda
petik dua)
(4) Tempat penerbit ditempatkan dalam tanda kurung, setelah nama kota
(5) Penerbit
(6) Tahun terbit
(7) Halaman (biasanya disingkat hal. dan diberi tanda titik setelah
angka)
Contoh:
1
Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Pragmatik (Jakarta:
Angkasa, 1990), hal. 18.

Sumber : https://www.sipas.id/blog/cara-menulis-footnote/

c. Daftar pustaka
Jawab :
Daftar pustaka adalah daftar rujukan dari semua kutipan yang digunakan di
dalam karya ilmiah. Rujukan yang dimasukkan ke dalam daftar pustaka
bersumber dari buku, makalah, artikel di majalah atau koran. Dalam karya
ilmiah, daftar pustaka terletak setelah bagian penutup.
Tujuan penulisan daftar pustaka yaitu sebagai bentuk pertanggung jawaban
ilmiah penulis terhadap pengutipan pernyataan atau pendapat orang lain di
dalam karya ilmiah yang dibuatnya. Penulisan daftar pustaka memiliki
aturan-aturan tertentu. Permasalahan yang umum terjadi di dalam penulisan
daftar pustaka ialah kesalahan dalam cara menulis nama penulis karya
ilmiah.

Tata Cara Penulisan Daftar Pustaka Dan Contohnya


1. Buku sebagai Sumber Acuan
Kalau buku menjadi sumber acuan, kita wajib memperhatikan hal-hal
sebagai berikut.
Nama penulis dalam daftar pustaka Ditulis dengan terbalik. Maksudnya,
nama belakang ditulis di awal, kemudian diikuti nama depannya dengan
dipisahkan memakai tanda koma (,). Nama ditulis lengkap tidak
menyebutkan gelar. Ketentuan tersebut berlaku secara internasional.

Contoh:
1. Dari Udin Nganga menjadi Nganga, Udin.
2 .Dari Ucok Baba menjadi Baba, Ucok.
3. Dari J.S. Wanadi menjadi Wanadi, J.S.

Kalau dalam buku yang diacu itu tercantum nama editor, penulisannya
dibuat dengan menambahkan singkatan (Ed.).

Contoh:
1. Emilia, Putri (Ed.). 1997.
Kalau pengarang terdiri dari 2 atau 3 orang, nama pengarang dituliskan
semuanya dengan ketentuan nama orang pertama dibalik sementara nama
orang kedua dan ketiga tetap. Di antara kedua nama pengarang itu dipakai
kata penghubung “dan”.

Contoh:
1. Udin, Japra dan Supri.
2. Melani, Tasya A., dan Rian R.

Kalau lebih dari 3 orang, ditulis nama pengarang pertama yang dibalik
kemudian ditambahkan singkatan “dkk” (dan kawan-kawan) atau et all.
2. Majalah sebagai Acuan
Kalau majalah menjadi sumber acuan, kita wajib memperhatikan unsur-
unsur beserta urutannya yang wajib disebutkan dalam daftar pustaka
yaitu sebagai berikut:
 Nama pengarang,
 Tahun terbit,
 Judul artikel,
 Judul majalah,
 Bulan terbit (kalau ada),
 Tahun terbitan yang keberapa (kalau ada),
 Tempat terbit.
Contoh:
1. Nasution, Jaka. 1975. “Sistem Moneter Internasional”. Dalam Prisma,
Desember, IV. Bandung.
2. Paranggi, Umbu Landu. 2010. “Puisi: Bagian Terpenting dari Darah
Hidupku” dalam Horison Majalah Sastra. Bandung: PT Metro Pos.

3. Surat Kabar sebagai Acuan


Kalau surat kabar menjadi sumber acuan, kita wajib memperhatikan
unsur-unsur beserta urutannya yang wajib disebutkan dalam daftar
pustaka adalah:
 Nama pengarang,
 Tahun terbit,
 Judul artikel,
 Judul surat kabar,
 Tanggal terbit, dan
 Tempat terbit.
Contoh:
Nganga, Udin. 1984. “Polisi semakin efektif dalam Penegakan Hukum”.
Dalam Sinar Harapan, 1 September 2005 Bandung.

Sumber : https://pengajar.co.id/daftar-pustaka-adalah/
III. Buatlah atau carilah penjelasan EYD dari awal sampai akhir.
Jawab :
Ejaan yang disempurnakan adalah ejaan dalam penulisan kata-kata/kalimat
dalam Bahasa Indonesia yang termuat dalam Surat Keputusan Presiden no. 57
tanggal 16 Agustus 1972. Ejaan yang disempurnakan atau lebih sering
disingkat menjadi EYD adalah aturan dasar ejaan dalam bahasa Indonesia
yang hingga sampai saat ini masih digunakan. Sebelum menggunakan EYD,
bangsa kita sempat menggunakan yang namanya ejaan Suwandi.
Sejak diberlakukannya EYD ada beberapa penulisan huruf dalam ejaan
Suwandi kemudian diubah seperti berikut ini:
- 'j' menjadi 'y'
- 'dj' menjadi 'j'
- 'nj' menjadi 'ny'
- 'ch' menjadi 'kh'
- 'tj' menjadi 'c'
- 'sj' menjadi 'sy'

Ruang Lingkup Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)


Sesuai dengan ketentuan dari Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan
Nasional. Ruang lingkup EYD meliputi 5 aspek yaitu:
1. Pemakaian Huruf
Ejaan bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD) dikenal paling banyak
menggunakan huruf abjad. Sampai saat ini jumlah huruf abjad yang
digunakan sebanyak 26 buah.

(a) Huruf Abjad


Abjad yang digunakan dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri dari huruf
berikut ini. Nama setiap huruf disertakan disebelahnya.
Huruf Abjad

(b) Huruf Vokal


Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri dari
huruf a, i, u, e, dan o. Contoh pemakaian huruf vokal dalam kata adalah.
 Pemakaian huruf vokal "a" : api, padi, lusa.
 Pemakaian huruf vokal "i" : itu, simpan, padi.
 Pemakaian huruf vokal "u" : ulang, tahun, itu.
 Pemakaian huruf vokal "e" : enak. petak, sore.
 Pemakaian huruf vokal "o" : oleh, kota, radio.

(c) Huruf Konsonan


Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia adalah
huruf yang selain huruf vokal yang terdiri dari huruf-huruf b, c, d, f, g, h, j,
k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.

(d) Gabungan Huruf Konsonan


Di dalam bahasa Indonesia terdapat 4 gabungan huruf yang
melambangkan konsonan, yaitu : kh, ng, ny, dan sy. Masing-masing
melambangkan satu bunyi konsonan.
 Pemakaian Gabungan Huruf Konsonan "kh" : khusus, akhir, tarikh.
 Pemakaian Gabungan Huruf Konsonan "ng" : ngarai, bangun, senang.
 Pemakaian Gabungan Huruf Konsonan "ny" : nyata, banyak
 Pemakaian Gabungan Huruf Konsonan "sy" : syarat, musyawarah,
arasy.

(e) Huruf Diftong


Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai,
au, dan oi. Contoh pemakaiannya dalam kata
 Pemakaian Huruf Diftong "ai" : balairung, pandai.
 Pemakaian Huruf Diftong "au" : autodidak, taufik, harimau.
 Pemakaian Huruf Diftong "oi" : boikot, amboi.

2. Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring


(a) Huruf Kapital atau Huruf Besar
Huruf Kapital dipakai sebagai huruf pertama pada awal kalimat, petikan
langsung, ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan, unsur nama
jabatan, nama gelar kehormatan, keturunan, nama orang, nama bangsa,
suku, nama geografi, bulan, tahun, dll.
(b) Huruf Miring
Huruf Miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku,
majalah, surat kabar, yang dikutip dalam tulisan, nama ilmiah atau
ungkapan asing (kecuali yang telah disesuaikan ejaannya), dan untuk
menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok kata.

3. Penulisan Kata
Ada bebrapa hal yang pelru diperhatikan dalam penulisan kata, yaitu :
(a) Kata Dasar
Kata dasar adalah kata yang belum mengalami perubahan bentuk, yang
ditulis sebagai suatu kesatuan.
Misalnya :
 Buku itu sangat tebal.
 Kantor pajak penuh sesak.
(b) Kata Turunan (Kata berimbuhan)
Kata Turunan (Kata berimbuhan) Kaidah yang harus diikuti dalam
penulisan kata turunan, yaitu :
Imbuhan semuanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
Misalnya :
 Menulis
 Membaca
Awalan dan akhrian ditulis serangkai dengan kata yang langsung
mengikuti atau mendahuluinya jika bentuk dasarnya berupa gabungan
kata.
Misalnya :
 Sebar luaskan
 Bertepuk tangan
Jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata dan sekaligus mendapat
awalan dan akhiran, kata itu ditulis serangkai.
Misalnya :
 Keanekaragaman
 Menandatangani
Jika salah satu unsur gabungan kata hanya digunakan dalam kombinasi,
gabungan kata itu ditulis serangkai.
Misalnya :
 Mahaadil
 Antarkota

(c) Kata Ulang


Kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda (-).
Jenis jenis kata ulang yaitu :
 Dwipurwa yaitu pengulangan suku kata awal. Misalnya = Laki :
Lelaki
 Dwilingga yaitu pengulangan utuh atau secara keseluruhan. Misalnya
= Laki : Laki-laki
 Dwilingga salin suara yaitu pengulangan variasi fonem. Misalnya =
Sayur : Sayur-mayur 
 Pengulangan berimbuhan yaitu pengulangan yang mendapat imbuhan.
Misalnya =Main : Bermain-main

4. Pemakaian Tanda Baca


Tanda koma (,)
Kaidah penggunaan tanda koma (,) digunakan:
 Antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
 Memisahkan anak kalimat atau induk kalimat jika anak kalimat itu
mendahului induk kalimatnya.
 Memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang
didahului oleh kata tetapi atau melainkan.
 Memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
 Digunakan untuk memisahkan kata seperti : o, ya, wah, aduh, dan kasihan.
 Dipakai diantara : (1) nama dan alamat, (2) bagina-bagian alamat, (3)
tempat dan tanggal, (4) nama dan tempat yang ditulis secara berurutan.
 Dipakai antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk
membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
 Dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang
dinyatakan dengan angka.
 Dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak
membatasi.
 Dipakai di antara bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar
pustaka.
 Menghindari terjadinya salah baca di belakang keterangan yang terdapat
pada awal kalimat.
 Tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang
mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan
tanda tanya atau seru.

Tanda Titik (.)


Penulisan tanda titik di pakai pada :
 Akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan
 Akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
 Akhir singkatan nama orang.
 Singkatan atau ungkapan yang sudah sangat umum. Bila singkatan itu
terdiri atas tiga hurus atau lebih dipakai satu tanda titik saja.
 Dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau
daftar.
 Dipakai untuk memisahkan bilangan atau kelipatannya.
 Memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu.
 Tidak dipakai pada akhir judulyang merupakan kepala karangan atau
ilustrasi dan tabel.

Tanda Titik Tanya ( ? )


Tanda tanya dipakai pada :
 Akhir kalimat tanya.
 Dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang
diragukan atau kurang dapat dibuktikan kebenarannya.

Tanda Seru ( ! )
Tanda seru digunakan sesudah ungkapan atau pertanyaan yang berupa seruan atau
perintah yang menggambarkan kesungguhan, rasa emosi yang kuat dan
ketidakpercayaan.

Tanda Titik Dua ( : )


Tanda titik dua dipakai untuk :
 Sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemberian.
 Pada akhir suatu pertanyaan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.
 Di dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam
percakapan
 Di antara judul dan anak judul suatu karangan.
 Di antara bab dan ayat dalam kitab suci
 Di antara jilid atau nomor dan halaman
 Tidak dipakai apabila rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap
yang mengakhiri pernyataan.

Tanda Titik Koma ( ; )


Tanda titik koma digunakan untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang
sejenis dan setara. dan digunakan untuk memisahkan kalimat yang setara dalam
kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Tanda Garis Miring ( / )
Tanda garis miring ( / ) dipakai untuk :
 Dalam penomoran kode surat.
 Sebagai pengganti kata dan,atau, per, atau nomor alamat.

Tanda Petik ( "…" )


Tanda petik dipakai untuk :
 Mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau
bahan tertulis lain.
 Mengapit kata atau bagian kalimat yang mempunyai arti khusus, kiasan
atau yang belum
 Mengapit judul karangan, sajak, dan bab buku, apabila dipakai dalam
kalimat.

Tanda Elipsis (…)


Tanda ini menggambarkan kalimat-kalimat yang terputus-putus dan menunjukkan
bahwa dalam suatu petikan ada bagian yang dibuang. Jika yang dibuang itu di
akhir kalimat, maka dipakai empat titik dengan titik terakhir diberi jarak atau
loncatan.

Tanda Penyingkat atau Apostrof ( ‘ )


Tanda penyingkat dipakai untuk menunjukkan penghilangan bagian kata atau
bagian angka tahun.
Misalnya:
 1 Januari ’88. (’88 = 1988)
 Ali ‘kan kusurati. (‘kan = akan)
 Malam ‘lah tiba. (‘lah = telah)

Tanda Petik Tunggal ( ‘...’ )


Tanda petik tunggal dipakai untuk:

 Mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.


 mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan asing.

5. Penulisan Unsur Serapan


Penulisan unsur serapan pada umumnya mengadaptasi atau mengambil dari istilah
bahasa asing yang sudah menjadi istilah dalam bahasa Indonesia. Contoh :
president menjadi presiden
Penyerapan unsur asing dalam penggunaan bahasa indonesia dibenarkan,
sepanjang :
 Unsur asing itu merupakan istilah teknis sehingga tidak ada yang layak
mewakili dalam bahasa Indonesia, akhirnya dibenarkan, diterima, atau
dipakai dalam bahasa Indonesia.
 Konsep yang terdapat dalam unsur asing itu tidak ada dalam bahasa
Indonesia.

Sebaliknya seandainya dalam bahasa Indonesia sudah ada unsur yang mewakili
konsep tersebut, maka penyerapan unsur asing itu tidak perlu diterima. Menerima
unsur asing dalam perbendaharaan bahasa Indonesia bukan berarti bahasa
Indonesia miskin kosakata atau ketinggalan. Penyerapan unsur serapan asing
adalah hal wajar, karena setiap bahasa mendukung kebudayaan pemakainya.
Sedangkan kebudayaan setiap penutur bahasa berbeda-beda antara satu dengan
yang lain. Maka dalam hal ini dapat terjadi saling mempengaruhi yang biasa
disebut akulturasi.
Sebagai contoh pada masyarakat penutur bahasa Indonesia tidak mengenal konsep
"televisi" dan "radio", maka diseraplah dari bahasa asing (Inggris). Begitu pula
sebaliknya, di Inggris tidak mengenal adanya konsep "sarung" dan "bambu", maka
mereka menyerap bahasa Indonesia itu dalam bahasa Inggris.

Berdasarkan taraf integritasnya, unsur serapan dalam bahasa Indonesia


dikelompokkan dua bagian, yaitu :
1. Secara adaptasi, yaitu apabila unsur asing itu sudah disesuaikan ke dalam
kaidah bahasa Indonesia, baik pengucapannya maupun penulisannya.
Salah satu contoh yang tergolong secara adaptasi, yaitu : fungsi,
koordinasi, manajemen, atlet, sistem, material, ekspor.
2. Secara adopsi, yaitu apabila unsur asing itu diserap sepenuhnya secara
utuh, baik tulisan maupun ucapan, tidak mengalami perubahan. Contoh
yang tergolong secara adopsi, yaitu : bridge, de facto, civitas academica,
editor.

Sumber : https://www.markijar.com/2017/05/pedoman-ejaan-yang-
disempurnakan-eyd.html

Anda mungkin juga menyukai