INDONESIA Ada berbagai aspek untuk penyusunan Sejarah Sastra: Meneliti estetika resepsi atau resepsi tanggapan. Penyusunan rangkaian perkembangan sastra dari periode ke periode atau dari angkatan ke angkatan Penulisan Secara Sinkronik: membicarakan karya sastra dalam sebuah periode tertentu. Penulisan Secara Diakronis: membicarakan sejarah sastra dalam berbagai tingkat perkembangannya, dari sejak lahirnya hingga perkembangan yang terakhir dapat dilakukan dari sudut tinjauan perkemangan dari sudut tinjauan perkembangan puisi Indonesia modern, sejarah perkembangan alur, diksi, dan gaya bahasa puisi Indonesia, dan sebagainya. Beberapa model Penulisan Sejarah Sastra Abad ke-19: pada zaman Romantik timbul perhatian terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan masa lampau. teks-teks kuno dikumpulkan. Dipengaruhi oleh filsafat positivistik. Sejarawan Sastra Hypolyte Taine Pandangannya dipengaruhi positivistik yang bertolak pada prinsip kausalitas. K.S dapat diterangkan secara tuntas, jika ditelusuri kembali sejarah terjadinya. Tiga faktor: ras, lingkungan, momen. Bila diketahui fakta tentang ras, lingkungan, dan momen dapat disimpulkan iklim rohani suatu kebudayaan yang melahirkan pengarang dan karyanya. Wilhelm Scherer (Jerman) Menggunakan tiga faktor: das Ererbte (warisan) das Erebte (pengalaman) das Erlente (hasil proses belajar). Elaborasi disiplin ilmu: fisiologi, psikologi, linguistik: Seorang Sejarawan Sastra harus menyerupai seorang berkepala sepuluh. Ferdinand Bruntiere (Prancis): Suatu jenis penulisan dilahirkan, menjadi besar, mencapai puncaknya, mundur, dan akhirnya mati. Zaman positivistik ditulis sejarah sastra pertama: dihubungkan dengan sejarah, politik, dan sosial, tetapi cenderung pada riwayat pengarang (biografisme) Formalisme Sejarawan Sastra: 1. Sjklovski 2. Tynjanov Keduanya menekankan pada perkembangan intern karya sastra. Prinsip mereka adalah prosede-prosede baru. Sjklovski Sjklovski (1916) mencanangkan Seni sebagai suatu prosede. dia betitik tolak dari pengalaman umum bahwa pengamatan berkaitan dengan semacam otomatisme. perkembangan sastra merupakan suatu perubahan terus-menerus dalam mengadakan penyulapan. Pengarang harus mendobrak dan menyimpang dari norma literer yang sedang berlaku. Sjklovoski: sejarah sastra merupakan proses penggantian otomatisasi dan pengasingan yang terus-menerus Sejarah Sastra: sejarah pengasingan terhadap peyulapan. Sejarah Sastra dengan metode Estetika Resepsi Dipusatkan pada pembac a sastra sebagai penyambut sastra. Karya sastra mendapatkan sambutan pembaca dari waktu ke waktu dan penilaian kembali. Akan tetapi, strukturnya berubah melalui proses sejarah melalui pikiran-pikiran para pembacanya, kritikus, dan sastrawan. Sejarah Sastra: sebuah proses resepsi dan produksi estetis yang terjadi dalam pelaksanaan teks-teks sastra yang dilakukan secara terus –menerus oleh pembaca, kritikus, dan sastrawan. Sejarah sastra diteliti tanggapan-tanggapan pembaca, konsep-konsep tetang sastra, norma-norma sastra, yang semuanya itu menentukan penilaiannya terhadap sebuah karya sastra atau karya sastra pada umumnya. sejarah sastra merupakan sejarah karya sastra dari periode atau sejarah resepsi dari periode ke periode. Perunutan Perkembangan Karya Sastra karya sastra disusun dalam kelom[ok- kelompok besar atau kecil,sesuai dengan kepengarangan atau jenis-jenis sastra, tipe gaya dan tradisi kebahasaan. tidak semua karya sastra dapat dimasukkan dalam rangkaian sejarah sastra. Jika sebuah karya sastra tidak menunjukkan adanya perkembangan dari k.s periode sebelumnya , tidak dapat dimasukkan .