Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS PERBANDINGAN

PERBUP NO. 90/2012 TENTANG PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BATANG DAN
RAPERDA PELAYANAN PUBLIK

PC. LAKPESDAM NU KAB. BATANG

ISU PERBUP 90/2012 RAPERDA PELAYANAN PUBLIK KETERANGAN


Judul Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik di Pelayanan Publik Terlihat dari judul, Perbup secara
Lingkungan Pemerintah Kabupaten eksplisit menyebutkan frasa
Batang ‘peningkatan kualitas’ yang
menunjukkan keinginan dan
komitmen untuk memperbaiki
kualitas pelayanan publik.
Sedangkan Raperda, judul
bersifat umum dan normatif.
Isi VII BAB, 17 Pasal XII BAB, 43 Pasal Secara isi, raperda mengatur
lebih banyak hal dibandingkan
Perbup.
Ruang Lingkup  Pelayanan jasa publik  Pelayanan barang publik
 Pelayanan administrasi  Pelayanan jasa publik
 Pelayanan administratif
(pasal 3 ayat 2) (pasal 5 ayat 1)
Sektor pelayanan  Pendidikan  Pendidikan
 Pengajaran  Ketenagakerjaan
 Pekerjaan dan Usaha  Perumahan
 Tempat tinggal  Komunikasi dan informatika
 Komunikasi dan Informasi  Lingkungan hidup
 Lingkungan hidup  Kesehatan
 Kesehatan  Sosial
 Jaminan sosial  Penerbitan izin pemanfaatan
 Energi langsung panas bumi dalam
 Perhubungan daerah
 Sumber daya alam  Perhubungan
 Pariwisata  Pariwisata
 Sektor lainnya yang terkait  Sektor lain yang menjadi
(pasal 3 ayat 2) kewenangan Pemda
(pasal 5 ayat 2)
Evaluasi Pelaksanaan Wajib melaksanakan evaluasi di Wajib melaksanakan evaluasi kinerja di Pada Perbup ada tenggat waktu
Pelayanan Publik lingkungan organisasinya paling sedikit lingkungannya secara berkala dan yang ditetapkan. Sedangkan
tiga bulan sekali berkelanjutan. raperda tidak ada. Terkadang
(pasal 6 ayat 1) (pasal 10 ayat 1) telah ditetapkan tenggat waktu
saja, masih sering dilanggar/tidak
dilaksanakan. Apalagi tidak ada
aturan tenggat waktu.
Komponen Standar  Dasar hukum 1. Service Delivery : Kompetensi pelaksana tidak
Pelayanan  Persyaratan pelayanan  Persyaratan diatur dalam raperda.
 Sistem, mekanisme, dan prosedur  Sistem, mekanisme, dan
pelayanan prosedur
 Jangka waktu penyelesaian  Jangka waktu pelayanan
 Biaya/tarif pelayanan  Biaya/tarif
 Produk pelayanan  Produk pelayanan
 Sarana prasarana atau fasilitas  Penanganan pengaduan,
pelayanan saran, dan masukan
 Kompetensi pelaksana pelayanan 2. Internal Organisasi
 Pengawasan internal  Dasar hukum
 Penanganan pengaduan, saran,  Sarana dan prasarana,
dan masukan fasilitas
 Jumlah pelaksana pelayanan  Pengawasan internal
 Jaminan pelayanan yang  Jumlah pelaksana
memberikan kepastian yang  Jaminan pelayanan
sesuai dengan standar pelayanan  Jaminan keamanan dan
 Jaminan keamanan dan keselamatan pelayanan
keselamatan yang dalam bentuk  Evaluasi kinerja pelaksana
komitmen untuk memberikan [pasal 20 huruf (a) dan (b)]
rasa aman, bebas dari bahaya
dan risiko keragu-raguan.
 Evaluasi kinerja pelaksana
pelayanan
(pasal 7 ayat 3)
Peningkatan Kualitas Untuk membantu proses perbaikan Wajib menyusun, menetapkan, dan Perbup secara eksplisit
Pelayanan Publik kualitas pelayanan publik dapat dibentuk mempublikasikan Maklumat Pelayanan mengamanatkan pembentukan
tim peningkatan kualitas pelayanan (pasal 26 ayat 1 dan 2) tim peningkatan kualitas
publik pelayanan publik. Sedangkan
(pasal 9 ayat 3) raperda tidak mengatur.
Perlu ada penerapan gugus kendali mutu Terkait gugus kendali mutu, tidak
(pasal 24 ayat 1) dijabarkan mengenai sistem atau
mekanisme kendali mutunya.
Perlu ada sistem informasi Meskipun dalam Perbup tidak
(pasal 27) mengatur tentang hal ini, namun
dalam praktiknya, pemanfaatan
sistem informasi sudah
diterapkan dalam penanganan
pengaduan pelayanan publik.
Pelayanan Akses Tidak mengatur Mengupayakan sarana dan prasarana
Khusus khusus untuk kelompok rentan dan
penyandang cacat.
(pasal 29 ayat 1 dan 2)
Pelayanan Khusus Tidak mengatur “Penyelenggara jenis pelayanan publik Pasal ini terasa aneh karena
tertentu dimungkinkan untuk berpotensi menimbulkan
memberikan penyelenggaraan pelayanan diskriminasi karena tidak dijelask
khusus dengan tetap memperhatikan mengenai jenis/bentuk pelayanan
asas efektivitas, efisiensi, dan manfaat khusus tersebut dan untuk siapa
yang pelaksanaannya dilakukan sesuai pelayanan khusus ini diberikan.
dengan ketentuan peraturan perundang- Dalam bagian penjelasan raperda
undangan” pun tidak ada penjelasan lebih
(pasal 30) dalam mengenai pasal ini.
Peran Serta Masyarakat dapat menjadi anggota tim Masyarakat dapat membentuk lembaga Pada perbup, masyarakat bisa
Masyarakat peningkatan kualitas pelayanan publik pengawasan pelayanan publik ikut langsung terlibat (internal)
yang dibentuk oleh pemda (pasal 37 ayat 3) dalam pengawasan pelayanan
(pasal 9 ayat 7 huruf e) publik yang dibentuk pemda.
Sedangkan pada raperda, peran
serta masyarakat berupa
pengawasan eksternal.
Tata cara pengikutsertaan masyarakat Pengaturan peran serta
dalam penyelenggaraan pelayanan masyarakat sudah diatur di
publik, diatur dengan Peraturan Bupati perbup tetapi ketika ada raperda
(pasal 37 ayat 4) kenapa harus dikembalikan ke
perbup.
Pengawasan 1. Pengawasan internal 1. Pengawasan internal  Pada perbup, masyarakat
 Atasan langsung  Atasan langsung secara individual dapat
2. Pengawasan eksternal  Instansi pengawas melakukan pengaduan.
 Masyarakat berupa fungsional daerah Sedangkan raperda,
laporan dan pengaduan 2. Pengawasan eksternal masyarakat harus diwakili
 Masyarakat yaitu oleh organisasi masyarakat
3. DPRD organisasi masyarakat yang memiliki kompetensi.
(pasal 8 ayat 3) yang memiliki kompetensi Hal ini tentu saja mereduksi
berupa laporan atau hak warga sebagai individu
pengaduan masyarakat dan berpotensi mempersulit
dalam penyelenggaraan warga ketika akan mengadu.
pelayanan publik  Pengawasan oleh
 DPRD Ombudsman ini dinilai justru
 Ombudsman menjauhkan fungsi
pengawasan karena
Ombudsman hanya berada di
tingkat provinsi (Ombudsman
Daerah) dan tingkat nasional
(ORI). Padahal, pada perbup,
Pemda memiliki tim
peningkatan kualitas
pelayanan publik yang dapat
secara langsung menangani
pengaduan masyarakat.
Tim dan Unit Tim berperan : Tidak mengatur Perbup secara eksplisit mengatur
Peningkatan Kualitas  Menerima pengaduan tentang pembentukan tim/unit
Pelayanan Publik masyarakat yang berfungsi untuk menangani
(TPKP2 dan UPKP2)  Melakukan survey pengaduan pengaduan masyarakat secara
masyarakat langsung.
 Melakukan analisis masalah Sedangkan raperda tidak
penyebab pengaduan dan mengatur hal tersebut.
menyusun rencana tindak nyata Pengaduan masyarakat ditangani
perbaikan pelayanan oleh Ombudsman.
 Melakukan kajian sosiologis,
politis, ekonomis, dan yuridis
terkait hasil evaluasi pelayanan,
penilaian kinerja pelaksana
pelayanan dan pengaduan
masyarakat, dalam rangka
penentuan kebijakan bidang
peningkatan kualitas pelayanan
publik.
 Memfasilitasi dan memberikan
metode yang tepat dalam
memperbaiki dan meningkatkan
pelayanan publik yang tepat
kepada Satuan Kerja
penyelenggara pelayanan publik
 Melakukan pemantauan kinerja
pelaksana pelayanan dan evaluasi
hasil pelayanan.
Sanksi Administratif Tidak mengatur Mengatur tentang sanksi administratif
(pasal 40)
Pembiayaan Dibebankan pada APBD 1. Merupakan tanggung jawab
(pasal 16) Pemda yang bersumber dari :
 APBD
 Sumber pembiayaan lain
yang sah dan tidak
mengikat.
2. Dapat dibebankan kepada
penerima pelayanan publik
(pasal 31 ayat 2 dan ayat 3)

 Secara umum, raperda ini hanya mengatur hal-hal yang bersifat normatif sebagaimana yang sudah diatur dalam UU No. 25 Tahun 2009
tentang Pelayanan Publik. Tidak ada upaya terobosan yang menunjukkan komitmen untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik kepada
masyarakat.
 Prinsip pelayanan publik adalah mempermudah dan mendekatkan pelayanan kepada masyarakat. Bukan malahan menjauhkan dan atau
mempersulit pelayanan.
 Peran serta masyarakat dalam mengawasi pelayanan publik adalah wujud keterbukaan pemerintah dalam meningkatkan pelayanannya
kepada masyarakat. Oleh karena itu, pemerintah jangan alergi dengan peran serta masyarakat.
 Eksistensi kelembagaan semacam UPKP2 seharusnya tetap dipertahankan. Bahwa selama ini masih tetap ada kekurangan dalam pelayanan
publik bukan berarti kegagalan UPKP2 dalam menjalankan fungsinya. Seharusnya, mindset-nya adalah ‘ada UPKP2 saja, pelayanan publik
masih belum optimal, apalagi jika UPKP2 dihapus”.
 Jika ada yang mengatakan bahwa keberadaan UPKP2 hanya menambah anggaran, silahkan dicek berapa anggaran untuk UPKP2 dalam APBD
selama ini. Tidak pernah lebih dari Rp. 250.000.000,-. Bandingkan dengan anggaran-anggaran lain yang justru lebih besar.
 Prinsip sinergitas antara masyarakat dan birokrasi harus terus dikembangkan dalam setiap kebijakan yang diambil oleh pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai