Anda di halaman 1dari 2

Dalam sastra dikenal istilah novel sebagai dari bagian karya sastra.

Adapun sudjiman (1998:53)


mendefinisikan novel sebagai prosa rekaan yang menyuguhkan tokoh dan menampilkan serangkaian
peristiwa serta latar secara tersusun. Novel tidak hanya sebagai alat hiburan,tetapi sebagai bentuk
seni yang mempelajari dan meneliti segi-segi kehidupan dan nilai-nilai moral dalam kehidupan dan
mengarahkan pembaca kepada Budi pekerti yang luhur. Sementara dalam perspektif
sosiologis,wiyatmi (2012:80) menyatakan bahwa novel merupakan salah satu karya seni yang di
ciptakan oleh sastrawan untuk mengkomunikasikan masalah sosial maupun individual yang dialami
oleh sastrawan maupun masyarakat.

Perbedaan sastra dengan nonsastra yaitu:

-Sastra merupakan suatu karya imajinatif (to create something), artinya sastra merupakan bagian
dari sebuah keindahan dalam suatu seni. Sastra pertama kali hadir hanya untuk menghibur (to
entertain), selain itu juga sebagai sarana memperoleh informasi. Menurut Horace, dalam sastra
dikenal dulce et utile, maksudnya sastra bersifat nikmat dan bermanfaat. Sastra bisa dinikmati oleh
siapa saja, di mana saja, dan kapan saja. Mulai dari isinya, penyampaiannya, sampai pada aspek-
aspek keindahan yang lain, serta dapat bermanfaat bagi siapa saja yang mendengarkan, memahami,
atau membaca karya sastra yang dewasa ini mudah kita temukan di mana pun.

-Sedangkan, Nonsastra atau biasa disebut dengan karya ilmiah, merupakan sesuatu yang
berdasarkan fakta dan bersifat objektif. Sudah jelas bahwa karya ilmiah itu merupakan hal yang
berdasarkan fakta-fakta yang diambil dari ilmu pengetahuan serta fenomena-fenomena yang ada di
sekeliling kita. Sebuah pengetahuan selalu dikaitkan dengan kebenaran semesta berdasarkan
penelitian-penelitian yang telah dilakukan, baik itu ilmu eksak maupun humaniora.

Adapun Contoh sastra yang diterbitkan di abad ke-21 ada banyak sekali. Berikut beberapa contoh
sastra dalam buku yang sudah di lahirkan oleh sastrawan ternama di Indonesia.

- Siti Nurbaya oleh Marah Roesli


- Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck oleh Hamka
- Ditepi kali Bekasi oleh Pramoedya Ananta Toer
- Laskar pelangi Andrea Hirata
- Belenggu oleh Armijn Pane
- Ayat-ayat Cinta oleh Habiburrahman El shirazy

Itu beberapa contoh sastra Indonesia,adapun salah satu cerita dari beberapa buku diatas yaitu

pada tahun 40-an terbit novel Belenggu yang dianggap mengusik keindahan sastra dengan
“menelanjangi”kehidupan kaum elit yang diwakili oleh keluarga dokter Sukartono. Keluarga dokter
yang dianggap sebagai wakil sosok kalangan kaum bangsawan ternyata tidak lepas dari masalah
perselingkuhan yang selama ini tidak pernah terungkap didalam dunia sastra. Novel ini pun
menghebohkan dunia sastra Indonesia. Bukan hanya itu, teknik penceritaan novel ini yang tidak
memberikan penyelesaian pada akhir cerita, merupakan gaya bercerita tersendiri yang belum
pernah ada sebelumnya. Pembaca dibiarkannya berpikir sendiri untuk menemukan kesimpulan
cerita.

Pada tahun 20-an, lahir novel Sitti Nurbaya yang sangat laris pada masa itu sehingga melampaui
kelarisan novel-novel yang lahir sebelumnya seperti Azab dan Sengsara, bahkan sampai karya –karya
sastra yang berada pada masa itu dinamakan dengan nama Angkatan Sitti Nurbaya.
Novel Sitti Nurbaya ini menceritakan tentang cinta remaja antara Samsulbahri dan Sitti Nurbaya yang
hendak menjalin cinta tetapi terpisah ketika Samsu terpaksa pergi ke Batavia untuk melanjutkan
pendidikan.

Ayat-ayat cinta adalah novel berbahasa Indonesia karangan Habiburrahman El shirazy yang
diterbitkan pertama kali tahun 2004 melalui penerbit Basmala dan Republika. Novel ini
menceritakan tentang percintaan yang kental dengan nuansa religi,yang terjadi disekitar timur
tengah.

Anda mungkin juga menyukai