Anda di halaman 1dari 10

Konsep Genre Sastra

berdasarkan Bentuk
Heni Yulia (F1012201013)
Reza Cendiberdi (F1012201014)
Rifky Pradana Ashari (F1012201007)
Shella Agustina (F1012201004)
 Karya sastra merupakan sarana bagi penyair baik dalam
menuangkan perasaan, ide pendapat maupun pengalaman penyair.
Selain itu karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia yang
bersifat imajinatif, dapat berfungsi memperjelas, memperdalam, dan
memperkaya penghayatan manusia terhadap kehidupan mereka.
 
 Sastra Indonesia, menurut Ariel (Faruk,2013:179), dihegemoni oleh
bentuk kesusastraan tertentu, bentuk kesusastraan itu menduduki
posisi yang hegemonik terlihat dari dominasinya dalam berbagai
sektor kehidupan yang bersangkutan dengannya,sebagai misal,
bentuk kesusastraan itulah yang berkembang dengan definisi
konseptual, studi dan penulisan sejarah yang dominan, serta
dicontohkan sebagai karya sastra yang “sah” atau “puncak-puncak”.
Kesusastraaan itu pula lah yang mendapat perhatian dan
penghargaaan tertinggi dari berbagai individu dan lembaga yang
memegang kekuasaan politik tertinggi dalam masyarakat.
 Berbicara soal karya sastra, maka tidak salah
pula kita bicara mengenai genre atau jenis
karya sastra yang terbagi atas dua kelompok
yaitu karya sastra imajinatif dan non-
imajinatif.
 Genre sastra adalah kategori komposisi sastra. Genre
dapat ditentukan oleh teknik sastra, nada, isi, atau
bahkan panjangnya. Mereka umumnya bergerak dari
kelas-kelas yang lebih abstrak dan mencakup, yang
kemudian dibagi lagi menjadi perbedaan yang lebih
konkret.
Karya Sastra Imajinatif

Puisi Novel Drama


Karya Sastra Non imajinatif

Esai Sejarah
 Sebagai karya seni karya sastra tidak akan terlepas dari
pengaruh aliran yang melatarbelakangi lahirnya karya
tersebut. Hal ini disadari atau tidak oleh pengarangnya,
pengaruh aliran tersebut dapat dianalisis dalam karya sastra
yang ditulisnya. Menurut Korrie Layun Rampan, aliran sastra
dapat diartikan sebagai hasil ekspresi para sastrawan yang
meyakini bahwa jenis sastra yang mereka ciptakan itulah hasil
sastra yang paling cocok untuk zamannya. Jika hasil sastra
sebelumnya dapat dianggap sastra konvensional, sastra yang
mereka ciptakan kemudian dianggap sastra inkonvensional.
 Teeuw (dalam Sugiarti, 2004: 67) menyatakan bahwa karya
sastra tidak lepas dari pengarang dalam masyarakatnya,
karena karya sastra tidak hadir dalam kekosongan budaya,
sehingga karya sastra tidak dapat lepas dari pengarang yang
menulisnya.

 Bahasa yang digunakan oleh pengarang atau pencipta karya


sastra juga bahasa yang digunakan oleh masyarakat sehari-
hari.kerena pengarang sendiri adalah anggota masyarakat .
dan yang perlu diperhatikan bahwa pengarang memiliki
kemampuan khusus untuk menimbulkan daya bayang pada
penikmat.
 Daftar Pustaka :
Suroto, 1990. Apresiasi Sastra Indonesia untuk SMTA.
Jakarta: Erlangga
Sumardjo, Jakob, dan Saini K.M. 1994. Apresiasi
Kesustraan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
http://digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/77/umj-1x-nur
devimei-3805-1-artikel-.docx
http://solatadomai.com/genre-sastra-dan-sistem-sastra/
eprints.umm.ac.id › jiptumm...PDFBAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Genre sastra ... - Eprints UMM
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai