Anda di halaman 1dari 81

PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016

BAB I
PROPOSAL, SKRIPSI, PEMBIMBING, PENGUJI,
DAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL

1. Pengertian Proposal dan Skripsi


Proposal adalah rencana yang dituangkan dalam bentuk rancangan kerja (KBBI,
2008: 1106). Proposal sebagai langkah awal bagi mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia
sebelum menuju proses penulisan skripsi. Tradisi yang ada di lingkungan Program Studi
Sastra Indonesia, sebelum menuju proses penyusunan skripsi terlebih dahulu mahasiswa
diwajibkan menjalani sidang proposal skripsi. Hal itu bertujuan untuk menguji kelayakan
proposal itu untuk dilanjutkan ke skripsi dengan menggunakan bahasa akademik yang baik
dan benar.
Skripsi adalah karya ilmiah mahasiswa yang dipersiapkan dan ditulis sebagai salah
satu tugas yang wajib dipenuhi pada akhir program studi dan merupakan salah satu syarat
untuk mendapatkan gelar sarjana sastra (dengan satu kepeminatan antara bidang linguistik
atau bidang sastra). Sementara itu, menurut KBBI (2008:1325) Skripsi adalah karangan
ilmiah yang wajib ditulis oleh mahasiswa sebagai bagian dari persyaratan akhir pendidikan
akademisnya.

2. Kriteria Proposal dan Skripsi


Proposal dan Skripsi mengungkapkan kerangka berpikir mahasiswa dalam:
1. Mengamati, mengidentifikasi, membatasi, merumuskan, dan menjawab masalah yang
telah diajukan dalam rumusan masalah.
2. Menggunakan kerangka teori yang sesuai dengan kepeminatan mahasiswa mencakup
penelitian terdahulu dan kajian pustaka.
3. Menggunakan metode dan teknik yang tepat dalam memecahkan masalah yang telah
diajukan.
4. Melakukan penelitian (lapangan atau pustaka) dan menyusun laporan hasil penelitian
dengan penulisan bahasa yang baku.
5. Menggunakan pola pengutipan catatan tubuh (body note) bukan cacatan kaki (foot
note).

1
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016

6. Menggunakan font Time New Roman, 2 Spasi dengan ketentuan margins Top 4 cm,
Bottom 4 cm, Right 4 cm dan Left 3 cm.
7. Menggunakan page number (bottom page plain numbar II) dengan ketentuan
menggunakan angka romawi untuk halaman sebelum pendahuluan (lembar
persetrujuan, lembar pernyataan, abstrak, lembar pengesahan, lembar persembahan,
dan daftar isi) dan page number (top of page plain number 3) menggunkana angka
hitungan biasa untuk halaman pendahuluan sampai daftar pustaka atau sampai
lamipran (jika ada lampiran). Khusus untuk halaman yang digunakan untuk judul
menggunkana page number (bottom page plain numbar II).

3. Dosen Pembimbing
Mahasiswa yang dinyatakan lulus ujian proposal skripsi pada tahap selanjutnya akan
dibimbing dan diarahkan oleh seorang pembimbing yang berstatus sebagai dosen tetap dan
memiliki Nomor Induk Dosen Nasional (NIDN) di Universitas Pamulang. Dosen Pembimbing
bertugas untuk mengarahkan mahasiswa ihwal yang berkaitan dengan materi atau isi skripsi
yang ditulis dan mengarahkan ihwal yang berkaitan dengan masalah teknis dalam penulisan
skripsi.

4. Wewenang dan Tanggung Jawab Pembimbing


Wewenang dan tanggung jawab Pembimbing skripsi yaitu:
a. Dosen Pembimbing skripsi ditunjuk langsung oleh ketua Program Studi Sastra
Indonesia.
b. Membimbing dan mengarahkan mahasiswa dalam penyusunan skripsi, sehingga
menghasilkan skripsi yang baik secara isi dak teknis dan layak dibaca.
c. Hadir dan sekaligus menjadi penguji pada saat pelaksanaan ujian dalam seminar
proposal skripsi.
d. Membimbing minimal delapan kali bimbingan bagi pelaksanaan penelitian dan
penulisan laporan hasil penelitian (dibuktikan dalam kartu bimbingan skripsi).
e. Memberikan motivasi kepada mahasiswa agar menyelasaikan skripsi tepat pada
waktunya.
f. Hadir pada waktu pelaksanaan ujian skripsi.

2
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016

5. Tim Penguji
Panitia Ujian Skripsi terdiri atas unsur penanggung jawab ujian, pelaksanaan, dan
penguji.
1. Penanggung jawab dalam pelaksanaan ujian skripsi adalah Dekan Fakultas Sastra.
2. Pelaksana ujian skripsi adalah Ketua Jurusan atau Ketua Program Studi dan Sekretaris
yang berasal dari salah satu anggota tim penguji.
3. Penguji adalah dosen yang ditunjuk oleh Ketua Jurusan atau Ketua Program Studi.
4. Penguji terdiri dari Tim penguji yang berstatus sebagai penguji I dan penguji II.
5. Tim penguji skripsi adalah dosen Tetap Universitas Pamulang atau dosen luar atau dari
instansi yang terkait dengan penelitian (jika benar-benar diperlukan).

6. Hak Kekayaan Intelektual


Skripsi yang dihasilkan dari penelitian mahasiswa yang berkualitas akan diajukan
untuk menjadi makalah ilmiah atau artikel ilmiah baik dalam lingkup internal kampus atau
eksternal kampus. Bila keseluruhan atau bagian skripsi mahasiswa yang bersangkutan
diterbitkan sebagai makalah ilmiah atau artikel, nama mahasiswa dicantumkan sebagai
pengarang pertama dan pembimbing sebagai pengarang kedua. Jika Pembimbing mengolah
secara berbeda, lebih luas atau lebih mendalam menjadi buku, artikel atau makalah ilmiah
dalam majalah dan disampaikan di dalam seminar atau simposium atau kongres, nama
mahasiswa dicantumkan sebagai pengarang kedua, sedangkan pembimbing sebagai
pengarang pertama. Dengan catatan pemanfaatan data skripsi harus mendapat izin tertulis
dari mahasiswa bersangkutan.

3
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016

BAB II
PROSEDUR PENGAJUAN SKRIPSI DAN UJIAN

1. Persyaratan Pengajuan Penulisan Proposal dan Skripsi.


Mahasiswa diizinkan untuk mengajukan usulan penulisan skripsi setelah lulus mata
kuliah 110 SKS termasuk mata kuliah Metodologi Penelitian (linguistik dan sastra) dan
Seminar Proposal Skripsi (minimal semester tujuh).

2. Prosedur Pengajuan
Untuk mengajukan seminar proposal skripsi, mahasiswa dapat melakukan langkah-
langkah sebagai berikut:
a. Mahasiswa terlebih dahulu berkonsultasi dengan dosen khususnya dosen pengampu
mata kuliah Metodologi Penelitan (lingustik dan sastra) terkait dengan berbagai
macam hal penting yang berhubungan dengan proposal skripsi, sehingga
menghasilkan proposal yang layak diajukan kepada Ketua Program Studi.
b. Usulan Proposal Skripsi diajukan kepada Ketua Program Studi untuk mendapatkan
persetujuan.
c. Kaprodi menyetujui setelah melakukan cek ulang SKS dan kelayakan proposal untuk
diujikan.
d. Mahasiswa dapat mengusulkan dosen pembimbing atas persetujuan Ketua Program
Studi.
e. Penunjukan pembimbing skripsi ditetapkan berdasarkan Surat Tugas Warek I / Dekan /
Ketua Jurusan sesuai dengan usulan Ketua Program Studi.
f. Mahasiswa yang sudah mendapatkan persetujuan dari Ketua Program Studi dan
mendapatkan dosen Pembimbing akan diajukan untuk seminar Praskripsi.

3. Format Usulan Penulisan Proposal Skripsi


Usulan penulisan Proposal Skripsi diajukan kepada dosen pangampu mata kuliah
Metodologi Penelitian (lingustik dan sastra) dan memuat hal-hal yang tercantum dalam pola
penulisan proposal skripsi.

4
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016

4. Pola Penulisan Proposal Skripsi


a. Bagi mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia wajib menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar sebagai acuan penulisan proposal skripsi. Proposal
skripsi yang akan diujikan mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Cover Proposal Skripsi (warna ungu) sebagaimana contoh berikut:

PEMAKAIAN JARGON PADA DINAS PERHUBUNGAN


KOTA TANGERANG SELATAN
(Kajian Sosiolinguistik)

Proposal Skripsi
Ditulis Sebagai Salah Satu Persyaratan untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Sastra (S.S) pada Program Studi Sastra
Indonesia

Oleh :
ULFAH JULIANTI
NIM : 2011070073

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA


FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2016

5
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016

2. Surat pernyataan kesediaan dikenakan sanksi akademik jika dalam penulisan


melakukan plagiasi atau dikerjakan orang lain dengan menggunakan materai.
Sebagimana contoh berikut:

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Ulfah Julianti

NIM : 2011070073

Fakultas/Prodi : Sastra / Indonesia S-1

Judul Skripsi : Pemakaian Jargon Pada Dinas Perhubungan Kota

Tangerang Selatan (Kajian Sosiolinguistik)

Dengan ini menyatakan bahwa :

1. Proposal skripsi sebagaimana judul di atas, benar-benar hasil karya sendiri.

2. Proposal skripsi saya bukan hasil plagiasi atau menyalin dari skripsi orang lain.

3. Apabila di kemudian hari ternyata proposal skripsi saya ini terbukti hasil

plagiasi dan hasil karya orang lain, saya bersedia dituntut di muka pengadilan

dan bersedia dicabut atas segala hak dan wewenang yang ada hubungannya

dengan ijazah dan bersedia melepaskan gelar kesarjanaan (S.S) sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab

untuk dapat dipergunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan.

Tangerang Selatan, 16 Mei 2016

Materai Rp.6000

(Ulfah Julianti)

6
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016

3. Daftar Isi proposal skripsi sebagai contoh berikut:


DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................. .i
LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................ iv
DAFTAR ISI ............................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Batasan Masalah.............................................................................5
1.3 Rumusan Masalah ....................................................................... 5
1.4 Tujuan Penelitian ....................................................................... 5
1.5 Manfaat Penelitian ........................................................................ 6
1.5.1 Manfaat Teoretis.................................................................. 6
1.5.2 Manfaat Praktis.................................................................... 6
1.6 Sistematika Penulisan ................................................................... 7

BAB II PENELITIAN SEJENIS/SEBELUMNYA, TINJAUAN


PUSTAKA, KERANGKA ACUAN TEORITIS
2.1 Penelitian Sejenis/Sebelumnya ............................................................. 9
2.2 Tinjauan Pustaka ................................................................................. 11
2.2.1 Sosiolinguistik........................................................................... 11
2.2.2 Ragam Bahasa ........................................................................... 13
2.2.3 Jargon ........................................................................................ 15
2.3 Kerangka Acuan Teoritis .................................................................... 17

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Sumber Data ........................................................................................ 18


3.1.1 Data Primer ............................................................................ 18
3.1.2 Data Sekunder ........................................................................ 19
3.2 Metode Pengumpulan Data ................................................................. 20
3.3 Tekhnik Analisis Data ......................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA

7
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016

4. Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Identifikasi Masalah (jika diperlukan)
1.3 Batasan Masalah
1.4 Rumusan Masalah
1.5 Tujuan Penelitian
1.6 Manfaat Penelitian
1.7 Sistematika Penulisan
(lihat contoh pendahuluan pada Bab sistematika penulisan skripsi)
5. Bab II Penelitian Sejenis atau Sebelumnya, Tinjauan Pustaka, Kerangka
Acuan Teoretis
(lihat contoh pendahuluan pada Bab sistematika penulisan skripsi)
4. Bab III Metodologi Penelitian
3.1 Metode Penelitian
3.2 Sumber Data
3.2 Metode Pengumpulan Data
3.3 Teknik Analisa data
(lihat contoh pendahuluan pada Bab sistematika penulisan skripsi)
6. Daftar Pustaka
(lihat contoh pendahuluan pada Bab sistematika penulisan skripsi)
b. Bagi mahasiswa yang dinyatakan lulus dalam seminar praskripsi berhak melanjutkan
penulisan skripsi.
c. Bagi mahasiswa yang dinyatakan tidak lulus dalam seminar praskripsi maka
mengajukan kembali ujian dan diujikan kembali dalam seminar praskripsi berikutnya.
Hal-hal yang menyebakan mahasiswa tidak lulus dalam seminar praskripsi adalah
sebagai berikut:
1) Banyak kesalahan dalam teknik penulisan proposal skripsi seperti salah ketik,
salah tanda baca, salah format tulisan dan lain sebagainya.
2) Ketidakjelasan tema atau judul yang dipilih.
3) Ketidakjelasan masalah yang diangkat dalam penulisan proposal skripsi.
4) Ketidakjelasan teori yang digunakan.

8
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016

5) Ketidakjelasan metodologi yang digunakan.


6) Terdapat unsur plagiasi atau diketahui bukan hasil karya sendiri.
7) Ketiakpahaman penulis terhadap tema, masalah, teori dan metodologi yang
digunakan dalam penulisan skripsi.
5. Pelaksanaan Seminar Proposal Skripsi.
Pelaksanaan Proposal skripsi adalah sebagai berikut:
a. Mahasiswa menyelesaikan biaya administrasi kepada Staf Program Studi sastra
Indonesia.
b. Mahasiswa menyerahkan proposal skripsi (Bab I sampai Bab III) kepada Staff
Program Studi Sastra Indonesia sebanyak 3 Eksemplar.
c. Mahasiswa menyiapkan power point yang singkat, jelas dan menarik.
d. Mahasiswa mempresentasikan power point dengan jelas dan tidak dibaca. Hal-hal
yang dijelaskan adalah poin-poin inti dari proposal skripsi dari Bab I sampai Bab III.
e. Seminar Proposal adalah seminar yang diselenggarakan sebagai indikator kesiapan
mahasiswa dalam pelaksanaan penelitian berdasarkan usulan yang telah disetujui
Dosen Pembimbing. Dalam seminar proposal skripsi, mahasiswa mendapat masukan
dan penyempurnaan dari tim ahli sesuai dengan bidang yang dikaji baik
permasalahan yang mencakup teknik penulisan, pendahuluan, kerangka teoretis dan
metodologi penelitian.
f. Seminar Proposal kripsi dilaksanakan di dalam kelas (dihadiri oleh ketua Program
Studi dan Dosen Pembimbing yang sekaligus menjadi penguji).
g. Mahasiswa wajib menggunakan pakaian yang rapih dan sopan serta menggunakan
jas almamater Universitas pamulang.
h. Durasi seminar kurang lebih 30 sampai dengan 40 menit.
i. Prosedur pengajuan usulan proposal skripsi: IPK > 2,75 dengan Bobot minimal 110
SKS  daftar sekaligus bayar biaya sidang proposal ke staf Program Studi.
Selanjutnya, Ketua Program Studi melakukan:
a. Cek ulang SKS.
b. Cek ulang IPK.
c. Mencermati kelayakan proposal.
d. Mencermati keaslian proposal.

9
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016

e. Menentukan Pembimbing.
f. Menentukan waktu seminar.
6. Pola Penulisan Skripsi
a. Bagi mahasiswa yang dinyatakan lulus ujian proposal skripsi, dilanjutkan dengan
penulisan skripsi.
b. Bagi mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia wajib menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar sebagai acuan penulisan skripsi. Skripsi yang akan
diujikan mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Lembar persetujuan
2. Lembar pengesahan skripsi
3. Lembar pernyataan
4. Surat pernyataan kesediaan dikenakan sanksi akademik jika dalam penulisan
melakukan plagiasi atau dikerjakan orang lain dengan menggunakan materai.
5. Abstrak
6. Abstrac (versi bahasa Inggris)
7. Motto
8. Lembar pengesahan skripsi
9. Kata pengantar
10. Daftar isi
11. Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Studi
1.2 Identifikasi Masalah (jika diperlukan)
1.3 Batasan Masalah
1.4 Rumusan Masalah
1.5 Tujuan Penelitian
1.6 Manfaat Penelitian
1.7 Sistematika Penulisan
12. Bab II Penelitian Sejenis atau Sebelumnya, Tinjauan Pustaka, Kerangka
Acuan Teoretis
4. Bab III Metodologi Penelitian
3.1 Metode Penelitian

10
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016

3.2 Sumber Data


3.2 Metode Pengumpulan Data
3.3 Teknik Analisa data
5. Bab IV Pembahasan
5.1 Deskripsi Data
5.2 Temuan Dianalisis
5.3 Temuan Dibahas.
6. Bab V Penutupan
5.1 Simpulan
5.2 Saran
7. Daftar Pustaka
8. Biodata Penulis
9. Lampiran (Jika ada)
c. Bagi mahasiswa yang dinyatakan lulus dalam ujian skripsi berhak untuk diajukan
wsisuda.
d. Bagi mahasiswa yang dinyatakan tidak lulus dalam ujian skripsi maka mengajukan
kembali ujian dan diujikan dalam ujian skripsi. Hal-hal yang menyebabkan mahaiswa
tidak lulus dalam ujian skripsi adalah sebagai berikut:
1) Banyak kesalahan dalam teknik penulisan propsal skripsi seperti salah ketik,
salah tanda baca, salah format tulisan dan lain sebagainya.
2) Ketidaksesuaian skripsi yang ditulis dengan ketentuan penulisan skripsi
program studi sastra Indonesia.
3) Terdapat unsur plagiasi atau diketahui bukan hasil karya penulis.
4) Ketiakpahaman penulis terhadap tema, masalah, teori dan metodologi yang
digunakan dalam penulisan skripsi.

11
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016

BAB III
SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI
Uraian dalam penulisan skripsi terdiri dari poin-poin sebagaimana terdapat dalam
sistematika penulisan skripsi sebagai berikut:
a. Halaman Judul Penelitian/Cover Skripsi
Judul skripsi yang digunakan hendaknya judul yang singkat dan spesifik maksimum
15 kata, tetapi cukup memberi gambaran tentang penelitian yang ditulis. Judul tersebut
dapat bersifat sementara (mungkin akan ada perubahan). Pada halaman ini dicantumkan
nama mahasiswa dan Nomor Induk Mahasiswa (NIM). Di bagian bawah ditulis nama
Program Studi, Fakultas Sastra, Universitas Pamulang, tempat dan tahun pengajuan.
Perhatikan contoh halaman judul atau cover skripsi Prodi Sastra Indonesia yang diadaptasi
dari skripsi Ulfah Julianti 2016.

PEMAKAIAN JARGON PADA DINAS PERHUBUNGAN


KOTA TANGERANG SELATAN
(Kajian Sosiolinguistik)

Skripsi
Ditulis Sebagai Salah Satu Persyaratan untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Sastra (S.S) pada Program Studi Sastra
Indonesia

Oleh :
ULFAH JULIANTI
NIM : 2011070073

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA


FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2016

12
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016

b. Halaman Persetujuan Praskripsi


Pada halaman ini terdapat judul penelitian, persetujuan Pembimbing dan diketahui oleh
Ketua Program. Berikut contoh halaman persetujuan skripsi.

LEMBAR PERSETUJUAN
PEMAKAIAN JARGON PADA DINAS PERHUBUNGAN
KOTA TANGERANG SELATAN
(KAJIAN SOSIOLINGUISTIK)
SKRIPSI

Ditulis untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar


Sarjana Sastra (S.S) pada Program Studi Sastra Indonesia

Oleh:
ULFAH JULIANTI
NIM : 2011070073

Tangerang Selatan, 16 Mei 2016


Disetujui,
Pembimbing

Muhammad Wildan, S.S., M.A


NIDN: 0403088502

Mengetahui,
Ketua Program Studi Sastra

Muhammad Wildan, S.S., M.A


NIDN: 0403088502

13
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016

a. Halaman lembar pernyataan


Pada halaman ini terdapat lembar pernyataan yang mencakup nama penulis, NIM,
Program Studi, judul Skripsi, pernyataan penulis, dan tanda tangan penulis di atas materai.
Berikut contoh halaman lembar pernyataan.

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Ulfah Julianti

NIM : 2011070073

Fakultas/Prodi : Sastra / Indonesia S-1

Judul Skripsi : Pemakaian Jargon Pada Dinas Perhubungan Kota

Tangerang Selatan (Kajian Sosiolinguistik)

Dengan ini menyatakan bahwa :

1. Skripsi sebagaimana judul di atas, benar-benar hasil karya sendiri.

2. Skripsi saya bukan hasil plagiasi atau menyalin dari skripsi orang lain.

3. Apabila di kemudian hari ternyata skripsi saya ini terbukti hasil plagiasi dan

skripsi orang lain, saya bersedia dituntut di muka pengadilan dan bersedia

dicabut atas segala hak dan wewenang yang ada hubungannya dengan ijazah

dan bersedia melepaskan gelar kesarjanaan (S.S) sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab

untuk dapat dipergunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan.

Tangerang Selatan, 16 Mei 2016

Materai Rp.6000

(Ulfah Julianti)

14
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016

b. Abstrak
Abstrak merupakan ikhtisar, karangan, inti laporan dalam penulisan skripsi. Abstrak
terdiri dari nama dan NIM Mahasiswa, judul skripsi, fakultas dan program studi, tempat dan
tahun akademik, ikhtisar skripsi serta kata kunci (kata ini yang paling sering muncul dalam
penulisan skripsi). Penulisan abstrak bisa dilihat dalam contoh berikut:

ABSTRAK

Ulfah Julianti. NIM : 2011070073. Pemakaian Jargon Pada Dinas Perhubungan


Kota Tangerang Selatan. Sastra Indonesia. Fakultas Sastra. Universitas
Pamulang. 2015.

Dinas Perhubungan sebagai pelopor keselamatan lalu lintas yang bertugas


mengendalikan arus kendaraan serta memberikan kenyamanan bagi para pengendara.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan data jargon yang terdapat pada Dinas
Perhubungan Kota Tangerang Selatan, mendeskripsikan bentuk lingual,
mendeskripsikan makna jargon ditinjau dari komponen tutur, dan mendeskripsikan
alasan pemakaian jargon pada Dinas Perhubungan Kota Tangerang Selatan.
Pengumpulan data dengan menggunakan metode simak, dengan teknik-teknik: sadap,
simak bebas libat cakap, rekam, dan wawancara.Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pemakaian jargon hanya digunakan pada media komunikasi saja dapat melalui HT dan
pesan singkat BBMsedangkan pada komunikasi langsung jargon tidak dipakai.
Kesimpulan yang dapat saya tarik ialah bahwa pemakaian jargon pada Dinas
Perhubungan Kota Tangerang Selatan dilakukan untuk mempersingkat tuturan,
memperjelas, menjadikan komunikasi efektif, tidak melebar ke permasalahan lain, dan
membedakan dengan masyarakat di luar Dinas Perhubungan.

Kata kunci : Sosiolinguistik, Ragam Bahasa dan Jargon.

15
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016

c. Motto dan Lembar Persembahan Skripsi


Pada halaman ini mencakup motto penulis baik dari penulis sendiri atau mengutip
kata-kata bijak yang femiliar. Penulis diharapkan menggunakan motto yang baik, sopan dan
mencerminkan hal-hal yang positif, baik dari segi konten atau bahasa yang digunakan.
Sedangkan lembar persembangan ditujukan kepada orang-orang yang dekat dengan penulis
baik kedekatan sosial, akademik dan emosional.

MOTTO

“Man jadda wa jada”


Siapa yang bersungguh-sungguh pasti dapat
(Mahfudzat)

LEMBAR PERSEMBAHAN SKRIPSI

Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT, dengan segala ketulusan hati, saya

persembahkan skripsi ini kepada :

a) Firman Saputra, suami tercinta yang selalu setia, doa, dukungan dan kasih

sayangnya yang begitu besar.

b) Gathan Khafadi Azzam, putra tercinta yang selalu jadi hiburan dan semangat.

c) Keluarga besar H. Amim, khususnya Bapak/Ibu, Kakak tercinta atas dukungan

dan do’anya selama ini.

d) Semua sahabat Sastra Indonesia pagi dan malam, Dosen dan staff UNPAM

yang telah memberikan bantuan dan kemudahan kepada penulis.

16
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016

d. Halaman Kata Pengantar


Halaman ini mencakup kata pengantar berupa ucapan terimakasih penulis kepada
orang-orang yang membantu penulis dalam penyelesaian penulisan skripsi. Berikut contoh
halaman kata pengantar.

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan

kepada Rasulullah SAW berkat limpahan Rahmat-Nya sehingga penulis mampu

menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Pemakaian Jargon Pada Dinas Perhubungan

Kota Tangerang Selatan (Kajian Sosiolinguistik) selesai tepat pada waktunya.

Dalam penyusunan skripsi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi, baik

itu yang datang dari penulis maupun yang datang dari luar. Namun penulis menyadari

bahwa kelancaran dalam penyusunan skripsi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan

dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan

ucapan terima kasih antara lain kepada:

1. Drs. H. Darsono sebagai Ketua Yayasan Sasmita Jaya. Atas dedikasi beliau

dalam dunia pendidikan sehingga penullis dapat menempuh pendidikan yang

lebih tinggi dengan biaya yang terjangkau.

2. Dr. H. Dayat Hidayat, M.M selaku Rektor Universitas Pamulang yang telah

memberikan kesempatan kepada penulis untuk menuntut ilmu di Universitas

Pamulang.

3. Djasminar Anwar, B.A. Pg. Dipl. M.A selaku Dekan Fakultas Sastra, yang

telah memberikan kemudahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.

4. Muhammad Wildan, S.S, M.A selaku Kepala Program Studi Sastra Indonesia

dan pembimbing I,yang telah memberikan izin untuk menjadikan skripsi ini

17
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016

sebagai langkah awal penulisan skripsi.

5. Bapak/Ibu Dosen Sastra Indonesia, yang telah mengajarkan penulis dengan

ikhlas dan sabar selama penulis menjadi mahasiswi di Universitas Pamulang

6. Hasanudin (Bapak), Saiyah (Ibu) yang telah membesarkan penulis dengan

cinta dan kasih sayang. Udriyan dan Diana Susanti (kakak) yang selalu

mendorong penulis untuk tetap semangat dalam meraih cita-cita, Jamiludin

dan Heryadi (Kaka ipar) yang selalu membantu penulis ketika menemukan

masalah pada laptop, Chamelia Putri Soneta, Nurul Biancalisa Soneta, dan

Denis Sandi Putra keponakan. Dan seluruh keluarga H. Amim yang selalu

mendoakan.

7. Firman Saputra dan Gathan Khafadi Azzam yang selalu mendoakan dan

menjadi penyemangat ketika lelah.

8. Utomo Diputro dan Maryamah mertua tercinta yang telah memberikan

dukungan moril dan materil serta kasih sayang.

9. Teman-teman satu jurusan Sastra Indonesia yang telah melewati suka dan duka

selama masa perkuliahan.

10. Budi Jatmiko, S.sos., M.A, Kepala Seksi Pengendalian dan Operasi Dinas

Perhubungan Kota Tangerang Selatan yang telah membantu dalam

memberikan informasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan baik.

Skripsi ini disusun agar pembaca dapat memperluas pengetahuan tentang

pemakaian jargon pada Dinas Perhubungan Kota Tangerang Selatan, yang penulis

dapatkan dari berbagai sumber informasi.

Semoga skripsi ini dapat memberikan wawasan yang luas dan menjadi

18
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016

sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya mahasiswa Universitas Pamulang.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini jauh dari sempurna. Untuk itu

penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan penulisan di

masa yang akan datang.

Tangerang Selatan, 16 Mei 2016

Penulis

e. Halaman Daftar Isi


Kehadiran daftar isi (table of Content) dalam draf proposal skripsi sangat diperlukan.
Hal itu bertujuan untuk memudahkan calon pembimbing dalam menilai kelayakan dan
sekaligus mempermudah mahasiswa dalam menyusun proposal skripsi. Berikut ini contoh
daftar isi Prodi Sastra Indonesia.

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................. .i
LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ....................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................ iv
ABSTRAK .................................................................................................... v
ABSTRAC......................................................................................................vi
MOTTO ...................................................................................................... vii
LEMBAR PERSEMBAHAN SKRIPSI ................................................... vii
KATA PENGANTAR ............................................................................... viii
DAFTAR ISI ............................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Batasan Masalah.............................................................................5
1.3 Rumusan Masalah ........................................................................ 5

19
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016

1.4 Tujuan Penelitian ....................................................................... 5


1.5 Manfaat Penelitian ....................................................................... 6
1.5.1 Manfaat Teoretis ................................................................. 6
1.5.2 Manfaat Praktis ................................................................... 6
1.6 Sistematika Penulisan .................................................................. 7

BAB II PENELITIAN SEJENIS/SEBELUMNYA, TINJAUAN


PUSTAKA, KERANGKA ACUAN TEORITIS
2.4 Penelitian Sejenis/Sebelumnya.............................................................. 9
2.5 Tinjauan Pustaka ................................................................................. 11
2.5.1 Sosiolinguistik ........................................................................... 11
2.5.2 Ragam Bahasa ........................................................................... 13
2.5.3 Jargon ........................................................................................ 15
2.6 Kerangka Acuan Teoritis..................................................................... 17
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.4 Sumber Data ........................................................................................ 18


3.4.1 Data Primer ............................................................................ 18
3.4.2 Data Sekunder ........................................................................ 19
3.5 Metode Pengumpulan Data ................................................................. 20
3.6 Tekhnik Analisis Data ......................................................................... 21

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data .......................................................................................... 24


4.1.1 Nomenklatur (Penamaan) ................................................................ 24
4.2 Bentuk Lingual Pada Jargon Dinas Perhubungan
Kota Tangerang Selatan............................................................................ 34
4.2.1 Kata .................................................................................................. 34
4.2.2 Frasa................................................................................................. 35
4.3 Makna Jargon Ditinjau Dari Komponen Tutur ......................................... 36
4.3.1 Contoh Tuturan dan Artinya ......................................................... 40
4.3.2 Makna Tuturan Berdasarkan SPEAKING .................................... 46
4.4 Alasan Pendukung Pemakaian Jargon Dinas Perhubungan Kota Tangerang Selatan
....................................................................................................... 50
4.4.1 Alasan Penggunaan Sandi/Jargon Pada Dinas Perhubungan

20
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016

Kota Tangerang Selatan ................................................................ 50


4.4.2 Proses Pembentukan Sandi/Jargon ............................................... 51

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 53
5.2 Saran .................................................................................................... 54

DAFTAR PUSTAKA
BIODATA PENULIS
LAMPIRAN

f. Halaman Bab I (Pendahuluan)


Pada halaman ini terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah (jika
dibutuhkan), batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan dan
sistematika penulisan. Berikut penjelasan berikut contoh terkait hal-hal yang berhubungan
dengan sub bab pada bab pendahuluan.
1. Latar Belakang Masalah
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan pada latar belakang (background of
Study), yaitu: gambaran permasalahan secara umum, alasan pemilihan permasalahan,
mengapa penulis tertarik untuk mengambil tema itu, penjelasan singkat mengapa topik ini
bermanfaat untuk diteliti, dan pengertian istilah teknis atau uraian definisi tertentu yang
terkait dengan tema.
Latar belakang masalah berisikan alsan-alasan dalam penulisan skripsi. Alasan-alasan
yang tersusun rapi dan disuguhkan dengan permasalahan-permasalahan yang aktual dan
tidak keluar dari tema atau topik pembahasan akan menjadikan penulisan yang menarik
dan menimbulkan rasa penasaran bagi pembaca. Kenapa sebuah masalah, judul dan tema
penelitian dipilih merupakan latarbelkang yang paling kuat dalam penulisan sebuah
penelitian.
2. Batasan masalah
Batasan masalah merupakan koridor pembatas agar pembahasan baik dari segi tema
ataupun cakupan penelitan tidak melebar dan meluas. Batasan masalah sangat penting

21
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016

dalam sebuah penelitian. Dengan batasan masalah, penulis dapat menulis yang sesuai
dengan tema dan objek penelitian yang dipilih.
3. Rumusan masalah
Rumusan maslah sering juga disebut dengan dengan fokus penelitian, fokus
penelitian berkaitan dengan aspek-aspek tertentu dari objek penelitian. Fokus penelitian
dirumuskan oleh kata tanya apa, bagaimana, mengapa, dan kapan yang tentu berupa
kalimat tanya. Rumusan masalah merupakan salah satu sub bab yang sangat penting dalam
sebuah penelitian. Bahkan bisa dikatakan rumusan masalah wajib ada dalam sebuah
penelitian. Selain itu, rumusan masalah juga merupakan bahan penulisan dalam bab
pembahasan yang ditulis berdasarkan keterpaduan antara tema, teori dan sumber data
yang digunakan. Rumusan masalah biasanya berupa pertanyaan-pertanyaan yang akan
menjadi pembahasan dalam sebuah penelitian. Melalui rumusan masalah, sebuah
penelitian dapat menjawab apa yang akan peneliti selesaikan melalui penelitian.
4. Tujuan penulisan
Setiap penulisan ilmiah pasti memiliki tujuan, tujuan dalam penulisan skripsi adalah
jawaban dari rumusan masalah yang ada dalam penulisan skripsi. Sehingga dapat dikatakan
jika rumusan masalah biasanya berupa pertanyaan-pertanyaan, maka tujuan penelitian
adalah jawaban dari rumusan masalah yang digunakan. Oleh karena itu, jika rumusan
masalah ada tiga poin, maka tujuan penelitian juga ada tiga poin. Jika rumusan masalah ada
empat poin, maka tujuan penelitian juga ada empat poin.
Tujuan disebutkan sesuai dengan fokusnya seperti menggunakan verba mengetahui,
menemukan, mengidentifikasi, mendeskripsikan, menjelaskan dan verba yang lainnya.
5. Manfaat penulisan
Manfaat penelitian ditulis dengan tidak berbelit-belit dan tidak terlalu luas.
Manfaat penelitian dihubungkan dengan disiplin ilmu pengetahuan baik ilmu yang sesuai
dengan konteks keilmuan penulis ataupun pengetahuan secara komprehensif. Baik yang
berhubungan dengan dunia akademik ataupun masyarakat pada umumnya.
6. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan merupakan gambaran penulisan secara menyeluruh.
Sistematika penulisan mencakup pembahasan dari bab I (Pendahuluan) sampai bab V
(penutupan). Termasuk cakupan sub bab yang menjadi bagian pembahasannya.

22
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016

Berikut contoh halaman pada bab I atau Pendahuluan.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Linguistik merupakan sebuah bidang studi yang bersifat multidisipliner.

Disamping kedudukannya sebagai disiplin ilmu itu sendiri, linguistik juga melibatkan

berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang lain. Seperti psikologi, sosiologi, semiotik,

dan sebagainya (Solehudim, 2009 : 1).

Bahasa memegang peranan yang sangat penting dalam proses kehidupan

manusia karena bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi dan berinteraksi

antarsesama manusia. Kridalaksana (1984:17) menyatakan bahwa bahasa adalah

sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh suatu kelompok masyarakat

untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Berdasarkan pengertian

bahasa tersebut, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa bahasa itu terdiri dari bunyi-

bunyi yang bersistem dan arbitrer. Bahasa merupakan salah satu ciri pembeda utama

manusia dengan makhluk hidup lainnya di dunia ini (Tarigan, 1984 : 3). Setiap bahasa

memiliki sistem tersendiri yang merupakan hasil kesepakatan masyarakat bahasa

tersebut. Disinilah letak kearbitreran bahasa tersebut dan letak peran kesepakatan

(konvensi) masyarakat bahasa yang bersangkutan.

Bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu dalam pergaulan di antara sesama

anggota sesuai dengan kelompok (Aslinda dan Syafyahya, 2007:2). Berbahasa

merupakan salah satu aktivitas sosial. Salah satu ilmu yang mengkaji bahasa sebagai

objeknya adalah linguistik. Linguistik sebagai ilmu yang mengkaji bahasa memiliki

berbagai objek kajian yaitu, makro dan mikro. Cabang linguistik mikro antara lain

23
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016

adalah fonologi, morfologi, sintaksis, dialektologi, dan leksikologi. Cabang linguistik

makro antara lain adalah semantik, antropolinguistik, pragmatik, sosiolinguistik,

psikolinguistik, dan etnolinguistik.

Sosiolinguistik bersasal dari kata “sosio” dan “ linguistik”. Sosio sama dengan

kata sosial yaitu berhubungan dengan masyarakat. Linguistik adalah ilmu yang

mempelajari dan membicarakan bahasa khususnya unsur-unsur bahasa dan antara

unsur-unsur itu.Sosiolinguistik adalah bidang ilmu antardisiplin yang mempelajari

bahasa dalam kaitannya dengan penggunaan bahasa itu di dalam masyarakat.

Sosiolinguistik sebagi cabang linguistik yang mempelajari faktor-faktor sosial yang

berperan dalam pemakaian bahasa dan berperan dalam pergaulan.

Jadi, sosiolinguistik adalah kajian yang menyusun teori-teori tentang hubungan

masyarakat dengan bahasa. Berdasarkan pengertian sebelumnya, sosiolinguistik juga

mempelajari dan membahas aspek –aspek kemasyarakatan bahasa khususnya

perbedaan-perbedaan yang terdapat dalam bahasa yang berkaitan dengan faktor-faktor

kemasyarakatan. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

sosiolinguistik tidak hanya mempelajari tentang bahasa tetapi juga mempelajari

tentang aspek-aspek bahasa yang digunakan oleh masyarakat.

Suatu kelompok yang ada di tengah-tengah masyarakat pasti mempunyai

bahasa tertentu yang merupakan lambang identitas kelompoknya, yang ditandai dengan

kekhasan perilaku dan pemakaian bahasa. Kekhasan inilah yang membedakan dari

kelompok lain. Kekhasan ini hanya dipahami oleh mereka dalam kegiatan yang mereka

lakukan bersama. Salah satunya adalah yang dipakai oleh Dinas Perhubungan. Bahasa

yang dipakai oleh Dinas Perhubungan sangat beragam. Salah satu ragam bahasa yang

dipakai adalah dalam bentuk jargon.

24
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016

Chaer dan Agustina (2010 : 68) mengartikan jargon sebagai variasi sosial yang

digunakan secara terbatas oleh kelompok-kelompok sosial tertentu. Jargon berbentuk

ungkapan-ungkapan yang seringkali tidak dapat dipahami oleh masyarakat umum atau

masyarakat di luar kelompoknya. Namun, ungkapan tersebut tidak bersifat rahasia.

Setiap kehidupan di masyarakat, ada beberapa anggota kelompok yang

menggunakan bahasa tertentu, yang kadang kala kurang dipahami oleh orang lain.

Bahasa itu sering digunakan antar anggota kelompok yang secara tidak langsung

membuat mereka berbeda dengan yang lainnya. Salah satu yang menggunakan bahasa

tertentu adalah Dinas Perhubungan.

Banyaknya interprestasi mengenai bahasa jargon, membuat penulis ingin

melakukan penelitian. Penulis akan meneliti tentang bahasa yang digunakan oleh

Dinas Perhubungan Kota Tangerang Selatan.Yang akan ditekankan disini yaitu

bagaimana cara melihat apakah tuturan Dinas Perhubungan itu mengandung jargon.

Bagaimana cara mengkaji atau memaknai suatu tuturan dengan menggunakan kajian

sosiolinguistik.

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan, bahasa yang dipakai oleh Dinas

Perhubungan cenderung menggunakan kosakata yang pendek, singkat, dan terkesan

berbeda dari bahasa yang dipakai pada umumnya. Namun demikian, kosakata tersebut

tetap dipahami oleh anggota Dishub. Kosakata yang mereka pakai pada umumnya

mengacu pada kode yang telah dibuat oleh Dinas setempat.

Berikut adalah contoh tuturan yang mengandung jargon yang digunakan oleh

anggota Dinas Perhubungan :

(001) : Pamulang 8.15 diguyur hujan.

(002) :Merapat BP

25
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016

(003) :86

Pada peristiwa tutur tersebut, terdapat tiga buah jargon yang digunakan oleh

anggota Dishub yaitu 8.15, BP, 86. Penutur (001) memberikan informasi kepada

rekannya bahwa keadaan cuaca di sekitar wilayah Pamulang sedang diguyur hujan.

Lalu mitra tutur (002) menjawab bahwa dia sedang berada di perjalanan menuju

Bundaran Pamulang. Kemudian penutur (003) menjawab dapat dimengerti. Jargon

8.15 dan 86 merupakan kode yang biasa digunakan oleh anggota Dishub dalam

bekerja.

Penggunaan jargon oleh Dishub pada peristiwa tutur tersebut tidak bersifat

rahasia,tetapi masyarakat di luar komunitas pengguna jargon tersebut tidak dapat

memahami istilahtersebut. Hal ini disebabkan oleh makna dari kata-kata yang mereka

gunakan berbeda denganmakna sesungguhnya. Berdasarkan penjelasan tersebut, hal ini

menarik untuk diteliti dandikaji lebih lanjut.

Penulis hanya menekankan penelitian pada bentuk dan makna jargonyang

dipakai oleh Dinas Perhubungan di Kota Tangerang Selatan. Apakah bahasa yang

digunakan seluruhnya menggunakan jargon, atau hanya pada waktu-waktu tertentu

saja. Sedangkan pisau analisis yang digunakan adalah kajian sosiolinguistik. Serta

menganalisis pengaruh pemakaian jargon pada Dinas Perhubungan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, masalah yang dibahas dalam penelitian ini

adalah sebagaiberikut.

1. Bagaimana deskripsi data jargon yang terdapat pada Dinas Perhubungan Kota

Tangerang Selatan?

26
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016

2. Bagaimana bentuk lingual pada jargon yang digunakan oleh Dinas Perhubungan

Kota Tangerang Selatan?

3. Apa makna dari jargonjika ditinjau dari komponen tutur?

4. Apa alasan pendukung pemakaian jargon pada Dinas Perhubungan?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengkaji ragam bahasa yang ada di

masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah makna dari ungkapan dalam

bentuk jargon pada Dinas Perhubungan. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mendeskripsikan data-data jargon yang terdapat pada Dinas Perhubungan Kota

Tangerang Selatan.

2. Memaparkan bentuk lingual pada jargon yang digunakan oleh Dinas Perhubungan

Kota Tangerang Selatan.

3. Menjelaskan makna dari Jargon ditinjau dari komponen tutur.

4. Menjelaskan alasan pendukung pemakaianjargon pada Dinas Perhubungan.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Manfaat penelitian jargon pada Dinas Perhubungan Kota Tangerang

Selatan adalah untuk menambah khazanah bahasa yang berhubungan dengan

kajian sosiolinguistik khususnya jargon yang digunakan oleh Dinas Perhubungan

Kota Tangerang Selatan

2. Manfaat Praktis

Manfaat penelitian bagi penulis yaitu untuk menambah wawasan dan

27
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016

pengetahuan tentang ragam bahasa yang terjadi di masyarakat khususnya dalam

penggunaan jargon bagi kelompok tertentu. Selain itu penulis berharap penelitian

ini dapat menjadi referensi bagi mahasiswa selanjutnya dalam mencari data untuk

menyusun tugas kuliah.

1.5 Sistematika Penulisan

Pemahaman terhadap karya ilmiah yang memenuhi syarat-syarat penulisan, akan

mempermudah dalam penyusunan data dan apabila menggunakan sistematika

penulisan yang baik sehingga akan mempermudah analisis data. Berikut sistematika

penulisan dalam proposal skripsi ini:

Penelitian ini diawali Pendahuluan sebagai BAB I. Pada bab ini diuraikan secara

terperinci latar belakang masalah, Batasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan

manfaat penelitian, serta diakhiri dengan sistematika penulisan yang menggambarkan

tata urutan penyajian proposal skripsi ini.

Pada BAB II, yakni Tinjauan Pustaka, terdapat tiga hal pokok yang disampaikan.

Ketiga hal tersebut adalah Penelitian-penelitian sebelumnya, yakni bagian yang

menguraikan kajian penulis yang berhubungan dengan kode atau jargon yang telah

dilakukan oleh penulis terdahulu; Tinjauan pustaka, yakni memapaarkan beberapa teori

yang mendukung penelitian; Kerangka acuan teoritis, yakni bagian yang memaparkan

teori-teori yang menjadi landasan kajian penelitian ini.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini akan di bahas secara mendalam

pada BAB III, yakni bab tentang Metodologi penelitian. Dalam bab ini diuraikan

Sumber data; Metode pengumpulan data; dan Teknik analisis data.

Pada BAB IVyakni Pembahasan, terdiri dari empat pokok pembahasan. Ke

empat hal tersebut adalah; Deskripsi data; Bentuk lingual; Makna jargon; dan Alasan

28
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016

pendukung pemakaian jargon.

Pada BAB V yakni Penutup, terdiri dari kesimpulan dan saran serta dilengkapi

dengan daftar pustaka.

a. Halaman Bab II (Teori)


Pada halaman ini terdiri dari penelitian sejenis, tinjauan pustaka, dan kerangka
acuan teoretis.
1. Penelitian Sejenis
Subbab ini berisi paparan singkat mengenai kajian atau penelitian sejenis yang sudah
pernah dilakukan oleh orang lain, baik dalam bentuk skripsi, tesis, maupun disertasi. Hal ini
digunakan untuk menghindari adanya tuduhan atas penjiplakan yang dilakukan oleh calon
penulis skripsi. Subbab ini juga digunakan untuk melihat apakah kajian atau penelitian
sebelumnya atau sejenis sudah tuntas diteliti atau belum, sehingga calon penulis skripsi
dapat melanjutkan apakah kajian atau penelitian orang lain itu dapat dilakukan atau
dilanjutkan lagi.
Penelitian sejenis bisa mencakup kesamaan tema judul atau objek penelitian pada
skripsi, tesis atau disertasi yang sudah diujikan. Baik dari dalam internal kampus ataupun
dari perguruan tinggi yang lainnya. Yang tertenting adalah penelitian sejenis tidak
didapatkan dari skripsi, tesis, ataupun disertasi yang belum jadi, atau skripsi, tesis dan
disertasi yang ada dalam internet tidak dalam bentuk untuh atau hanya ada judul, abstrak,
nama penulis dan nama perguruan tinggi. Jika penelitian sejenis menggunakan hal-hal di
atas, maka akan dinayatakan tidak lulus.
2. Tinjauan Teori
Subbab ini berisi pendapat, definisi, teori, atau bahan bacaan lain yang digunakan
untuk memilih teori apa sajakah yang secara tepat dan baik dapat dipakai dalam
menganalisis data penelitian. Pada bagian ini, teori yang dijabarkan harus sesuai dengan
judul dan tema yang dibahas. Selain itu, teori yang digunakan harus sejalan dengan tujuan
penulisan. Oleh karena itu, teori-teori yang tidak penting dan tidak berhubungan dengan
judul, tema, dan tujuan penelitian sebaiknya tidak dimasukan dalam tinjauan teori,
sehingga pada bagian tinjauan teori dapat dimengerti dan tidak terlalu luas pembahasan

29
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016

yang disajikan. Dalam arti teori-teori yang digunakan adalah teori yang sesuai dengan tema,
judul, dan tujuan penelitian.
3. Kerangka Acuan Teoretis
Kerangka acuan teori sebaiknya menggunakan acuan yang berhubungan dengan
permasalahan yang diteliti dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Acuan teori diarahkan
kepada dasar pemikiran teoretis sebuah penelitian bersandar kepada sebuah teori yang
dilakukan sebelumnya. Penulisan Bab II, dapat dilihat dalam contoh sebagai berikut:

BAB II
PENELITIAN SEJENIS/SEBELUMNYA, TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA
ACUAN TEORETIS

2.1 Penelitian Sejenis/Sebelumnya

Penelitian sosiolinguistik merupakan kajian yang banyak diminati oleh para

linguis. Hal ini disebabkan adanya fenomena bahwa baik bahasa maupun kehidupan

sosial dan budaya dalam masyarakat bersifat dinamis.

Penelitian secara khusus yang berkaitan denganpenggunaan jargon pada Dinas

Perhubungan Kota Tangerang Selatan hingga saat ini belum ada yang meneliti.

Berdasarkan penelusuran pustaka, saya menemukan dua karya yang ada keterkaitan

dengan topik penelitian yang akan saya teliti, yaitu:

a. Maharani (2011)menulis ”Ragam Bahasa Remaja Dalam Situs Jejaring Sosial

Facebook”. Lebih jauh ia menjelaskan bahwa penelitian yang dilaporkan dalam

Skripsi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Pendidikan

Bahasa Dan Seni Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas

Jemberuntukmemberikan pengetahuan baru tentang perkembangan bahasa

Indonesia yang digunakan oleh remaja. Sesuai dengan sifat bahasa yaitu bahasa

30
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016

bersifat dinamis dan dapat berkembang. Tujuan dari penelitian ini adalah

mendeskripsikan: (1) ciri ragam bahasa yang digunakan oleh pengguna facebook;

(2) faktor-faktor penyebab adanya ragam bahasa campuran yang digunakan oleh

pengguna situs jejaring sosial tersebut; (3) mendeskripsikan fungsi penggunaan

ragam bahasa remaja dalam status terbaru di situs jejaring sosial facebook.

b. Khomariah (2011) menulis ”Jargon yang digunakan Komunitas Banci Salon di

Kota Padang, Sumatera Barat”. Lebih jauh ia menjelaskan bahwa penelitian yang

dilaporkan dalam Skripsi Jurusan Sastra Daerah Fakultas Sastra Universitas

Andalas Padang untuk memberikan informasi tentang jargon komunitas banci yang

dilatarbelakangi oleh penggunaan ungkapan-ungkapan khusus oleh komunitas

banci yang pada umunya hanya dipahami oleh komunitas tersebut. Masalah dalam

penelitian ini adalah jargon apa saja yang digunakan oleh komunitas banci,

komponen-komponen peristiwa tutur apa saja yang terdapat dalam penggunaan

jargon oleh komunitas banci, dan kata-kata apa saja yang mengalami perubahan

makna setelah menjadi jargon yang digunakan oleh komunitas banci.

Berdasarkan hasil analisis data, ditemukan contoh-contoh jargon yang

digunakan oleh komunitas banci salon di kota Padang, Sumatera Barat sebanyak 34

buah. Jargon- jargon tersebut adalah, cing, tunggang, inang, centong, akika, lambreta,

sekelinci bae, gilingan, lapangan bola, makarina, kayangan, lekong, pelita, jahara,

mawar, maharani, takaran, panasonic, pepsi, kenti, pere-pere, isabela, bodrex, hujrina,

rempong, gembala, burhan,lekes,semuara,adegan,baygon,peres,maluku,danmobyang.

Kosakata yang mengalami perubahan makna setelah menjadi jargon yang

digunakan oleh komunitas banci salon di kota Padang, Sumatera Barat berjumlah

sebanyak 17 kosa kata, yaitu tunggang, gilingan, lapangan bola, kayangan, pelita,

31
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016

mawar, maharani, takaran, panasonic ,pepsi, isabela, bodrex, gembala, burhan, adegan,

baygon, dan maluku.

Jika diamati seksama, kedua penelitian diatas ada kaitannya dengan penelitian yang

akan penulis teliti, yaitu penggunaan ragam bahasa di masyarakat. Pada penelitian

tersebut terdapat banyak kelebihan yang dapat penulis jadikan pelajaran, namun juga

memiliki kekurangan. Pada kesempatan ini penulis memfokuskan penelitian pada

penggunaan jargon saja. Hal itu bertujuan agar pokok pembahasan tidak melebar

kepada hal-hal yang dianggap kurang penting untuk dibahas.

Penelitian ini akan membahas ragam bahasa jargon pada Dinas Perhubungan

Kota Tangerang Selatan dan apa makna dari jargon tersebut. Dengan demikian pokok

pembahasan yang akan penulis teliti sesuai dengan rumusan masalah yang dikaji.

2.2 Tinjauan Pustaka

2.2.1 Sosiolinguistik

Sosiolinguistik adalah ilmu antardisiplin antara sosiologi dan linguistik yang

merupakan dua bidang ilmu empiris yang mempunyai kaitan sangat erat. Sosiologi

adalah kajian yang objektif dan ilmiah mengenai manusia di dalam masyarakat, dan

mengenai lembaga-lembaga, dan proses sosial masyarakat itu terjadi, berlangsung dan

tetap ada. Sedangkan linguistik adalah bidang ilmu yang mempelajari bahasa, atau

bidang ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya. Dengan demikian,

secara mudah dapat dikatakan bahwa sosiolinguistik adalah bidang ilmu antardisiplin

yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan penggunaan bahasa itu di dalam

masyarakat.

Sebagai objek dalam sosiolinguistik, bahasa tidak dilihat atau didekati sebagai

bahasa, sebagaimana oleh linguistik umum, melainkan dilihat atau didekati sebagai

32
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016

sarana interaksi atau komunikasi masyarakat.Oleh karena itu, bagaimanapun rumusan

mengenai sosiolinguistik yang diberikan para pakar tidak akan terlepas dari persoalan

hubungan bahasa dengan kegiatan-kegiatan kemasyarakatan.

Fishman (dalam Chaer dan Agustina, 2004: 36) masyarakat tutur adalah suatu

masyarakat yang anggota-anggotanya setidaknya mengenal satu variasi bahasa serta

norma-norma yang sesuai dengan penggunaannya. Kata masyarakat dalam istilah

masyarakat tutur bersifat relatif, dapat menyangkut masyarakat yang sangat luas, dan

dapat pula hanya menyangkut sekelompok kecil orang.

Bahasan mengenai masyarakat tutur sebenarnya sangat beragam, yang

barangkali antara satu dengan yang lainnya agak sukar untuk ditemukan. Bloomfield

(dalam Chaer dan Agustina, 2004 : 37) membatasi dengan “sekelompok orang yang

menggunakan sistem isyarat yang sama”. Batasan Bloomfield ini dianggap terlalu

sempit oleh para ahli sosiolinguistik, sebab terutama dalam masyarakat modern banyak

yang menguasai lebih dari satu ragam bahasa; dan di dalam masyarakat itu sendiri

terdapat lebih dari satu bahasa. Sebaliknya, batasan yang diberikan oleh Labov (1972 :

158) yang mengatakan “satu kelompok orang yang mempunyai norma yang sama

mengenai bahasa”, dianggap terlalu luas dan terbuka.

2.2.2 Ragam Bahasa

Setiap komunikasi dikatakan efektif apabila setiap penutur menguasai

perbedaan ragam bahasa. Kridalaksana (1984 :142) mengemukakan bahwa ragam

bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaiannya yang dibedakan menurut topik,

hubungan pelaku, dan medium pembicaraan. Jadi ragam bahasa adalah variasi bahasa

menurut pemakaiannya yang timbul menurut situasi dan fungsi yang memungkinkan

adanya variasi tersebut.

33
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016

Chaer dan Agustina, (2010) mengemukakan ada 3 variasi bahasa, yaitu

berdasarkan segi penutur, pemakaianya, keformalannya, dan segi sarana.

1) Variasi Bahasa Dari Segi Penutur

Variasi bahasa pertama berdasarkan penutur disebut idiolek, yaitu variasi

bahasa yang bersifat perorangan. Kedua berdasarkan dialek, yaitu variasi bahasa dari

sekelompok penutur yang jumlahnya relatif, yang berada disuatu tempat, wilayah, atau

area tertentu. Variasi ketiga kronolek, yaitu variasi bahasa yang digunakan oleh

sekelompok sosial tertentu. Variasi bahasa yang keempat berdasarkan penuturnya

adalah sosiolek, yaitu variasi yang berkenaan dengan status, golongan, dan kelas sosial

para penuturnya.

Sehubungan dengan variasi bahasa yang berkenaan dengan tingkat, golongan,

status, dan kelas sosial penuturnya, dikemukakan juga variasi bahasa yang disebut

akrolek, basilek, vulgar, slang, kolokial, jargon, argot, dan ken. Ada juga yang

menambahkan bahasa porkem.

Akrolek adalah Variasi bahasa sosial yang dianggap lebih tinggi atau lebih

bergengsi daripada variasi sosial lainnya. Basilek adalah varisi sosial yang dianggap

kurang bergengsi atau dipandang rendah. Slang adalah variasi bahasa sosial yang

bersifat khusus atau rahasia. Artinya variasi ini digunakan oleh kalangan tertentu yang

sangat terbatas dan tidak diketahui oleh orang di luar kelompok itu. Kolokial adalah

bahasa percakapan, bukan bahasa tulis. Jargon adalah variasi sosial yang digunakan

secara terbatas oleh kelompok-kelompok sosial tertentu namun tidak bersifat rahasia.

Argot adalah variasi sosial yang digunakan secara terbatas pada profesi tertentu dan

bersofat rahasia. Ken adalah variasi bahasa sosial yang bernada “memelas” dan penuh

dengan kepura-puraan.

34
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016

2) Variasi Bahasa Dari Segi Pemakaiannya

Variasi bahasa yang berkenaan dengan penggunaannya, pemakaiannya, atau

fungsinya disebut fungsiolek (Nababan: 1993). Variasi bahasa berdasarkan fungsinya

disebut register. Dalam pembicaraan tentang register biasanya dikaitkan dengan

masalah dialek. Kalau dialek berkenaan dengan bahasa itu digunakan oleh siapa,

dimana dan kapan, maka register berkenaan dengan masalah bahasa itu digunakan

untuk kegiatan apa.

3) Variasi Bahasa Dari Segi Keformalan

Berdasarkan tingkat keformalannya, variasi bahasa dibagi atas lima macam

gaya, yaitu gaya atau ragam beku (frozen), gaya atau ragam resmi (formal), gaya atau

ragam usaha (konsultatif), gaya atau ragam santai (casual), dan gaya atau ragam akrab

(intimate).

Chaer dan Agustina, (2004: 61) mengemukakan variasi atau ragam bahasa

merupakan bahasa pokok dalam studi sosiolinguistik. Sedangkan variasi itu adanya

bentuk yang lebih dari satu. Senada dengan pendapat Chaer dan Agustina, Sumarsono

dan Partana, (2002: 31) menyatakan bahwa ragam bahasa adalah variasi bahasa yang

digunakan dalam situasi, keadaan atau untuk keperluan tertentu.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variasi atau ragam bahasa

merupakan bagian dari kajian sosiolinguistik sebagai perwujudan interaksi masyarakat

bahasa yang pemakaiannya disesuaikan berdasarkan fungsi, situasi dan perasaan sosial

pemakaian bahasa itu sendiri.

2.2.3 Jargon

Jargon mengandung beberapa pengertian. Pertama, jargon adalah kata-kata

yang mengandung makna suatu bahasa, dialek, atau tuturan yang dianggap kurang

35
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016

sopan atau aneh. Kedua, jargon diartikan sebagai bahasa yang timbul dari percampuran

bahasa-bahasa, dianggap sebagai bahasa perhubungan. Ketiga, jargon diartikan sebagai

kata-kata teknis atau rahasia dalam suatu bidang tertentu.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, jargon adalah kosakata khusus yang

digunakan dibidang kehidupan (lingkungan) tertentu. Senada dengan pengertian diatas,

Nuryadi (melalui Robins 1992: 62) mendifinisikan jargon adalah laras bahasa yang

sengaja dipakai oleh kalangan tertentu tetapi tidak dipahami oleh kalangan di luar

kalangan tersebut. Jargon biasanya berkenaan dengan kosa kata khusus yang

digunakan dalam bidang kehidupan tertentu. Kadang istilah jargon membuat kita

bingung, karena sebenarnya jargon merupakan jenis kata atau kalimat berbicara yang

digunakan dalam kelompok orang-orang tertentu dalam bidang yang sama, yang

mungkin tidak diketahui oleh orang lain.

Menurut Chaer dan Agustina (2010: 68), jargon adalah variasi bahasa yang

digunakan secara terbatas oleh kelompok-kelompok sosial tertentu. Ungkapan yang

digunakan seringkali tidak dapat dipahami oleh masyarakat umum atau masyarakat di

luar kelompoknya. Namun, ungkapan-ungkapan tersebut tidak bersifat rahasia.

2.3 Kerangka Acuan Teoritis

Menurut Chaer dan Agustina (2010: 68), jargon adalah variasi bahasa yang

digunakan secara terbatas oleh kelompok-kelompok sosial tertentu. Ungkapan yang

digunakan seringkali tidak dapat dipahami oleh masyarakat umum atau masyarakat di

luar kelompoknya. Namun, ungkapan-ungkapan tersebut tidak bersifat

rahasia.Contohnya pada Dinas Perhubungan Kota Tangerang Selatan sering kali

ditemukan istilah Tangsel 1 (Walikota Tangerang Selatan), Tangsel 2 (Wakil Walikota

Tangerang Selatan), 8-6 (Dapat dimengerti), 8-7 (Teruskan berita ini), Taruna

36
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016

(Berita/Informasi), Pantulan (Pancaran), Rembang Pati (Rupiah), Solo Garut (Siaga).

b. Halaman Bab III Metodologi Penelitian


Pada halaman ini terdiri dari Metodologi penelitian yang mencakup metode
penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.
1. Metode Penelitian
Subbab ini merupakan gambaran umum dari metode penelitian yang akan ditulis
secara lebih terperinci di Bab 3. Pada subbab ini disebutkan tentang metode yang digunakan
oleh peneliti dalam pengambilan data, analisis data, dan pelaporan hasil penelitiannya.
Subbab ini berisikan uraian langkah-langkah penelitian pustaka, penelitian lapangan atau
jenis penelitian lain yang dilakukan. Mungkin, perlu dibahas pula di bagian ini tentang survei
angket, wawancara, dan/atau observasi.
2. Data dan Sumber Data
Subbab ini menampilkan penentuan sumber data yang digunakan. Sumber data itu
dapat diambil dari data lapangan atau pustaka (buku atau teks tertulis lain). sumber data
terdiri data sumbar primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data
utama yang dijadikan sebagai objek penelitian. Sedangkan sumber sekunder adalah sumber
tambahan untuk memperkuta data yang ada pada sumbrer primer.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data (techniques of collecting data) merupakan teknik yang
digunakan bagaimana calon penulis skripsi mengambil data yang hendak digunakan untuk
diteliti. Jika data diambil melalui penelitian lapangan, calon penulis skripsi harus merekam
ujaran, lalu mentranskrip data yang diperoleh. Setelah ditranskrip, data itu dicatat di dalam
kartu data (berukuran 3,5 x 5 inci atau sejenisnya). Data di dalam kartu data yang ditengarai
(dicurigai) sebagai data utama diambil untuk digunakan sebagai bahan analisis penelitian.
Jika data diambil melalui pustaka, calon penulis skripsi mencatatnya sebagai korpus data ke
dalam kartu data. Data di dalam kartu data yang ditengarai (dicurigai) sebagai data utama
diambil untuk digunakan sebagai data yang akan dianalisis.
4. Teknik Analisa Data (Techniques of Data Analysis)

37
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016

Teknik analisis adalah bagaimana penulis skripsi menganalisis datanya. Apakah


dengan cara menyajikan dalam bentuk tabel atau dalam esai-esai pendek atau dalam
bentuk yang lainnya. Penulisan Bab III, dapat dilihat dalam contoh sebagai berikut:

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode adalah cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud

(dalam ilmu pengetahuan) cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan satu

kegiatan untuk mencapai satu tujuan yang ditentukan (Djajasudarma, 2006 : 1). Sedangkan

penelitian adalah suatu kegiatan mengkaji secara teliti dan teratur dalam suatu bidang ilmu

menurut kaidah tertentu.

Pada penelitian ini penulis akan menggunakan metode deskriptif kualitatif.Penelitian

deskriptif kualitatif adalah penggambaran secara menyeluruh tentang bentuk,fungsi, dan

makna ungkapan.Hal ini sejalan dengan pendapat Bogdan dan Taylor (1975) dalam Moleong

(2002: 3) yang menyatakan ”metodologi kualitatif” sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku

yang dapat diamati.

Pendapat lain dikemukakan oleh Miles and Huberman (1994) dalam Basrowi dan

Sukidin (2002:2) Metode kualitatif berusaha mengungkap berbagai keunikan yang terdapat

dalam individu, kelompok, masyarakat, dan/atau organisasi dalam kehidupan sehari-hari secara

menyeluruh, rinci, dalam, dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Dengan kata lain,

penelitian ini disebut penelitian kualitatif karena merupakan penelitian yang tidak mengadakan

perhitungan.

Penelitian kualitatif harus mempertimbangkan metodologi kualitatif itu sendiri.

Metodologi kualitatif merupakan prosedur yang menghasilkan data deskriptif berupa data

38
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016

tertulis atau lisan di masyarakat bahasa (Djajasudarma, 2006: 11). Lebih lanjut dijelaskan

bahwapendekatan kualitatif yang menggunakan data lisan suatu bahasa memerlukan informan.

Pendekatan yang melibatkan masyarakat bahasa ini diarahkan pada latar dan individu yang

bersangkutan secara holistik sebagai bagian dari satu kesatuan yang utuh. Oleh karena itu,

dalam penelitian bahasa jumlah informan tidak ditentukan jumlahnya. Dengan kata lain,

jumlah informannya ditentukan sesuai dengan keperluan penelitian.

3.2 Data dan Sumber Data

Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh Arikunto (dalam

Maesaroh, 2012 : 31). Data atau bahan keterangan adalah fakta yang dapat ditarik menjadi

suatu kesimpulan dalam kerangka yang digarap. Sumber data dalam penelitian ini adalah

tuturan di HT dan BBM. Data adalah semua sumber informasi atau bahan mentah yang

disediakan oleh alam yang harus dicari. Data merupakan bahan yang sesuai untuk memberi

jawaban terhadap masalah yang dikaji (Maesaroh, 2012 : 31).

Sumber data yang dugunakan dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua :

1. Data Primer

Data primer adalah hal-hal yang langsung diperoleh dari sumber data

penyelidik untuk keperluan penelitian. Sumber data yang didapatkan penulis

bersumber dari peristiwa tutur anggota Dinas Perhubungan Kota Tangerang

Selatan dan wawancara dengan Kepala Seksi Dalops.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang mendukung dalam penyusunan yang

berasal dari berbagai media. Data sekunder dalam penelitian ini penulis dapatkan

dari berbagai media informasi, seperti buku, internet dan referensi skripsi.

3.3 Metode Pengumpulan Data

39
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016

Penyediaan data merupakan upaya peneliti menyediakan data secukupnya. Data

di sini dimengerti sebagai fenomena bahasa yang mengandung jargon dan berkaitan

langsung dengan rumusan masalah di atas.

Pada tahap penyediaan data digunakan metode simak, yaitu cara yang

digunakaan untuk memperoleh data dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa,

dengan menggunakan teknik sadap sebagai teknik dasarnya. Sebagai teknik

lanjutannya menggunakan teknik Simak Bebas Libat Cakap (SBLC ) bahwa peneliti

tidak terlibat dalam dialog. Peneliti hanya mengamati dan memperhatikan dialog yang

sedang dilakukan oleh orang yang diamati. Menggunakan teknik rekam memakai hand

phone (HP) sebagai alatnya.Setelah data rekaman terkumpul, dilanjutkan dengan

pencatatan hasil rekaman sebagai data dalam penelitian. Setelah semua data terkumpul,

penulis melakukan wawancara untuk mendapatkan alasan pendukung

pemakaianjargon.

3.4 Teknik Analisis Data

Tahapan analisis data merupakan tahapan yang sangat menentukan karena pada

tahapan ini kaidah-kaidah yang didasarkan pada objek penelitian harus sudah

diperoleh. Analisis data merupakan upaya yang dilakukan untuk mengklarifikasikan,

menyamakan data yang sama, dan membedakan data yang memang beda.

Pengklasifikasian dan pengelompokan data harus didasarkan pada apa yang menjadi

tujuan penelitian.

Objek penelitian ini dianalisis dengan menggunakan metode padan dan agih.

Sudaryanto (1993: 13) menjelaskan bahwa metode padan merupakan metode analisis

yang alat penentunya di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa (langue)

40
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016

yang bersangkutan. Berbeda dengan metode pada, metode agih merupakan metode

analisis yang alat penentunya justru bagian dari bahasa yang bersangkutan. Lebih

lanjut, tahapan analisis data dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Data yang diperoleh dikelompokkan atau diklasifikasikan berdasarkan proses

terbentuknya.

2. Data yang diperoleh dikelompokkan atau diklasifikasikan berdasarkan makna di

luar bahasa atau masih di dalam bahasa yang bersangkutan.

3. Hasil pengelempokkan kemudian disimpulkan dan dideskripsikan.

Pada teknik analisis data ini penulis memberikan contoh analisis yang akan

dilakukan :

(004)“T1 10.2 Tol Aren, exit tol. Solo garut. Lanjut lingkar-lingkar wilayah. Negatif

pengawalan. Mobil inova hitam B1238NOB”.

T1 : Walikota Tangerang Selatan

10.2 : Lokasi/Posisi di...

Solo garut : Siaga

Lingkar-lingkar wilayah : Sekitar wilayah

Negatif Pengawalan : Tanpa pengawalan

Dari pesan singkat diatas memiliki arti atau makna bahwa Walikota Tangerang

Selatan sedang berada di Tol Pondok Aren dan akan segera keluar tol. Anggota Dinas

Perhubungan Kota Tangerang Selatan yang berada di sekitar wilayah keluar tol hingga

kantor Walikota Pamulang harap siaga dengan mobil inova berwarna hitam dengan

nomor polisi B1238NOB karena tidak ada pengawalan.

(()05)“Giat Tangsel 2 untuk tanggal 31 Agustus 2014 bertempat di kediaman KH. M.

41
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016

Saidih, S.Ag Reni jaya pukul 07.30 WIB. Lintasan untuk Tangsel 2 Maruga, Pamulang

2, Villa Dago, Bunderan Pamulang, lanjut objek Reni jaya. Harap butir lintasan dan

objek solo bandung lebih awal. Tolong 87 rekan-rekan yang lain. Info dari Donal

(Driver Tangsel 2)”.

Giat : Kegiatan

Tangsel 2 : Wakil Walikoata Tangerang Selatan

Butir : Anggota

Solo Bandung : Siap/Siaga

8-7 : Teruskan berita ini

Dari pesan singkat diatas memiliki arti atau makna bahwa Pada tanggal 31

Agustus 2014 ada kegiatan di kediaman KH. M Saidih yang akan dihadiri oleh Wakil

Walikota Tangerang Selatan Pukul 07.30 WIB. Lintasan yang akan dilewati yaitu

Maruga, Pamulang 2, Villa Dago, Bunderan Pamulang, dan langsung menuju Reni

jaya. Diharapkan anggota yang berada di lintasan tersebut siap lebih awal. Tolong

teruskan berita ini kepada rekan-rekan yang lain.

c. Halaman bab IV (Pembahasan)


Pada bagian ini merupakan dasar dari kesimpulan. Oleh karena itu, untuk
menghasilkan pembahasan yang baik, perlu adanya kesesuaian antara pendahuluan,
tinjauan teori dan metodologi yang digunakan. Pembahasan mencakup pemaparan data
atau sumber primer, kemudian data tersebut dibahas dan analisis sesuai dengan metode,
pengumpulan data dan teknik analisis data yang digunakan.
Intinya, pada halaman ini terdiri dari permbahasan yang mencakup data atau
jawaban yang terdapat pada rumusan masalah. Misalkan jika rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana deskripsi data jargon yang terdapat pada Dinas Perhubungan Kota Tangerang

Selatan?

42
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016

2. Bagaimana bentuk lingual pada jargon yang digunakan oleh Dinas Perhubungan Kota

Tangerang Selatan?

3. Apa makna dari jargonjika ditinjau dari komponen tutur?

4. Apa alasan pendukung pemakaian jargon pada Dinas Perhubungan?

Jawaban pada poin satu ada pada bab IV sub bab pertama (4.1) yaitu pembahasan

Deksripsi data, jawaban poin dua ada pada sub bab kedua (4.2) yaitu pembahasan tentang

Bentuk Lingual Pada Jargon Dinas Perhubungan Kota Tangerang Selatan, jawaban poin

ketiga ada pada sub bab ketiga (4.3) yaitu pembahasan tentang Makna Jargon Ditinjau Dari

Komponen Tutur, sedangkan jawaban poin keempat ada pada sub bab keempat (4.4) yaitu

pembahasan tentang Alasan Pendukung Pemakaian Jargon Dinas Perhubungan Kota

Tangerang Selatan. Untuk lebih jelas dalam memahami poin-poinyt di atas, lihat contoh Bab

IV dalam skripsi berikut:

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data

4.1.1 Nomenklatur (Penamaan)

Tata cara berkomunikasi menggunakan Radio Handy Talky pada Dinas Pehubungan Kota

Tangerang Selatan. Berikut ini deskripsi data kata sandi/kode/istilah yang digunakan dalam

berkomunikasi:

NO NAMA PEJABAT PANGGILAN/SANDI

1 Walikota Tangerang Selatan Tangsel 1

2 Wakil Walikota Tangerang Tangsel 2

43
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016

Selatan

3 Sekda (Sekertaris Daerah) Tangsel 3

4 Asda 1 Tangsel 4

5 Asda 2 Tangsel 5

6 Asda 3 Tangsel 6

NO NAMA KECAMATAN PANGGILAN/SANDI

1 Serpong Utara Praja 1

2 Serpong Praja Praja 2

3 Setu Praja 3

4 Pamulang Praja 4

5 Ciputat Praja 5

6 Ciputat Timur Praja 6

7 Pondok Aren Praja 7

NO NAMA GEDUNG/KANTOR PANGGILAN/SANDI

1 Gedung Setda Tenda 1

2 Gedung PU Tenda 2

3 Gedung DPRD Tenda 3

44
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016

NO NAMA ABJAD PANGGILAN/SANDI

1 A AMBON

2 B BANDUNG

3 C CEPU

4 D DEMAK

5 E ENDEH

6 F FLORES

7 G GARUT

8 H HALONG

9 I IRIAN

10 J JEPARA

11 K KENDAL / KUPANG

12 L LOMBOK

13 M MEDAN

14 N NAGREK

15 O OPAK

16 P PATI

17 Q QUEEN

18 R REMBANG

19 S SOLO

45
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016

20 T TIMUR

21 U UMAR /UNGARAN

22 V VIKTOR

23 W WILLIS

24 X X-TREEM

25 Y YENGKI

26 Z ZERO

NO NAMA TRANSKRIPSI ARTINYA

1 1-1 Satu-satu Hubungi melalui telepon

2 1-2 Satu-Dua Sedang bicara ditelepom

3 1-3 Satu Tiga Temui Pelapor dan

dapatkan keterangan

4 3-3 K Tiga-tiga Kendal Kecelakaan lalu lintas

dengan kerusakan

barang/material

5 3-3 L Tiga-tiga Lombok Kecelakaan lalu lintas

dengan korban luka dan

tersangka kabur

6 3-3 M Tiga-tiga Medan Kecelakaan lalu lintas

dengan korban luka

7 3-4 L Tiga Empat Lombok Kecelakaan lalu lintas

46
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016

dengan korban

menginggal

8 4-1 Empat Satu Ada kerusakan di...

9 4-2 Empat Dua Anggota/petugas da;am

bahaya dan perlu bantuan

10 5-1 Lima Satu Sedang ada

pertemuan

11 5-2 Lima Dua Ada perkelahian

12 5-3 Lima Tiga Ada kerusakan

13 5-4 Lima Empat Unjuk rasa/demo

14 6-1 K Enam Satu Kendal Perampokan dengan

korban luka

15 6-1 L Enam Satu Lombok Perampokan dengan

korban meneinggal dunia

16 6-1 M Enam Satu Medan Perampokan di...

17 6-2 Enam Dua Pencurian kendaraan

bermotor

18 6-3 Enam Tiga Penganiayaan

berat/pembunuhan di...

19 6-5 Enam Lima Kebakaran di...

20 7-1 Tujuh Satu Butuh ambulance

21 7-2 Tujuh Dua Ambulance sudah terkirim

22 7-4 Tujuh Empat Butuh kendaraan derek

23 7-5 Tujuh Lima Butuh pemadam

47
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016

kebakaran

24 7-8 Tujuh Delapan Petugas piket yang jaga

25 8-1 Delapan Satu Penerimaan signal sangat

lemah harap cari posisi

26 8-2 Delapan Dua Penerimaan signal baik

pertahankan posisinya

27 8-3 Delapan Tiga Penerimaan tidak jelas

harap gunakan komunikasi

lain

28 8-4 Delapan empat Bagaimana penerimaan

disana?

29 8-5 Delapan Lima Berhenti memancar

keadaan darurat untuk

stand by

30 8-6 Delapan Enam Dapat di mengerti

31 8-7 Delapan Tujuh Teruskan berita ini/

Ditujukan kepada

32 8-8 Delapan-delapan Sedang sibuk/tidak ada

ditempat

33 8-0-0 Delapan Kosong-kosong Pesawat radio di matikan

34 8-1-0 Delapan Satu Kosong Nihil/Tidak ada

35 8-1-1 Delapan Satu-satu Kembali keudara stand by

monitor

36 8-1-2 Delapan Satu Dua Diulang/ulangi

48
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016

37 8-1-3 Delapan Satu Tiga Selamat bertugas

38 8-1-4 Delapan Satu Empat Laporan terlalu cepat,

berbicaralah agak lambat

39 8-1-5 Delapan Satu Lima Keadaan cuaca

40 8-1-6 Delapan Satu Enam Menanyakan jam/waktu

41 9-1 Sembilan Satu Pengawal

42 9-2 Sembilan Dua Kawal belakang

43 10-2 Sepuluh Dua Lokasi/Posisi di...

44 10-3 Sepuluh Tiga Berita/perintah di hapus

45 10-4 Sepuluh Empat Berita tidak umum

46 10-5 Sepuluh Lima Dipancarkan ke seluruh

jajaran anggota

47 10-8 Sepuluh Delapan Menuju ke...

NO SANDI ARTINYA

1 Taruna Berita/Informasi

2 Halong Pati Handphone

3 Timur Lombok Pati Telephone

4 Solo Medan Solo SMS

5 Kendal Rembang Kendaraan

6 Halong Timur Radio HT

7 Jalur Frequensi

8 Medan Opak Monitor

49
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016

9 Pantulan Pancaran

10 Rembang Halong Solo Rahasia

11 Pati Solo Kendal Pasukan

12 Pati Ambon Medan Pengamanan

13 Pati Opak Lombok Polisi

14 Timur Namlea Irian Tentara

15 Rembang Umar Regu

16 Pati Kendal Demak Piket

17 Solo Solo Kendal Satuan setingkat kompi

18 Solo SoloTimur Satuan setingkat pleton

19 Solo Solo Rembang Satuan setingkat regu

20 Butir Anggota

21 Medan Solo Mayarakat

22 Demak Pati pati Dipimpin

23 Pati pati Pimpinan

24 Demak Ambon Namlea Komandan

25 Ambon Namlea Nama

26 Ambon Lombok Alamat

27 Willis Garut Warga

28 Rembang Timur Rukun Tetangga

29 Rembang Willis Kendal Pati Rukun Warga

30 Kendal Pati Kampung

31 Jepara Lombok Jalan

32 Demak Solo Desa

50
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016

33 Kendal Cepu Kecamatan

34 Kendal Bandung Kabupaten

35 Namlea Opak Nomor

36 Solo Garut Siaga

37 Opak Pati Solo Oprasi

38 Pati Ambon Timur Patroli

39 Rembang Pati Rupiah

40 Umar Pati Upacara

41 Umar Rembang Unjuk rasa

42 Rembang Irian Presiden

43 Rembang Irian 2 Wakil Presiden

44 Banten 1 Gubernur

45 Banten 2 Wakil Gubernur

46 Medan 1 Walikota

47 Medan 2 Wakil Walikota

48 Medan 3 Sekda

49 Posko 00 Kantor Dishub

50 Lalin 1 Kadishub

51 Lalin 1 A Ajudan

52 Lalin 2 Sekdis

53 Lalin 2. 1 Kasubag umum

54 Lalin 2. 2 Kasubag keuangan

55 Lalin 2. 3 Kasubag program

56 Lalin 3 Kabid angkutan

51
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016

57 Lalin 3. 1 Kasi parkir

58 Lalin 3. 2 Kasi angkutan

59 Lalin 3. 3 Kasi SDM

60 Lalin 4 Kabid Kominfo

61 Lalin 4. 1 Kasi Postel

62 Lalin 4. 2 Kasi sarana komunikasi

63 Lalin 4. 3 Kasi teknologi informasi

64 Lalin 9 Kabid lalu lintas

65 Lalin 9. T Kasi Dalops

66 Lalin 9. P Kasi teknik sarana

67 Lalin 9. S Kasi analisis kecelakaan

4.2 Bentuk Lingual Pada Jargon Dinas Perhubungan Kota Tangerang Selatan

Bentuk lingual pada jargon Dinas Perhubungan terdiri dari bentuk kata, frasa

numerial dan frasa nominal. Berikut ini contoh jargon dalam bentuk kata dan frasa:

4.2.1 Kata

Kata adalah suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti dan terdiri dari

satu atau lebih morfem. Kata adalah merupakan bahasa terkecil yang dapat berdiri

sendiri. Umumnya kata terdiri dari satu akar kata tanpa atau dengan beberapa afiks.

Gabungan kata-kata dapat membentuk frasa, klausa, atau kalimat.

Pada jargon yang digunakan oleh Dinas Perhubungan Kota Tangerang Selatan

penulis mengkalifikasikan bentuk kata berdasarkan kata benda. Berikut kata-kata yang

termasuk ke dalam kata benda:

52
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016

Ambon, Bandung, Cepu, Demak, Endeh, Flores, Garut, Halong, Irian, Jepara, Kendal

/ Kupang, Lombok, Medan, Nagrek, Opak, Pati, Queen, Rembang, Solo, Timur, Umar /

Ungaran, Viktor, Willis, X-Treem, Yengki, Zero, Taruna(Berita / Informasi), Jalur

(Frequensi), Pantulan (Pancaran), Taruna(Berita / Informasi), Jalur (Frequensi),

Butir (Anggota).

4.2.2 Frasa

Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif,

misalnya: bayi sehat, pisang goreng, sangat enak, sudah lama sekali dan dewan

perwakilan rakyat.

Bentuk frasa yang terdapat pada Jargon Dinas Perhubungan adalah frasa

numerial dan frasa nominal. Berikut ini contoh jargon yang termasuk dalam frasa

numrelia :

Rembang Irian 2, Banten 1, Banten 2, Medan 1, Medan 2, Medan 3, Posko 00, Lalin 1

, Lalin 1 A, Lalin 2, Lalin 2. 1, Lalin 2. 2, Lalin 2. 3, Lalin 3, Lalin 3. 1, Lalin 3.

2, Lalin 3. 3, Lalin 4, Lalin 4. 1, Lalin 4. 2, Lalin 4. 3 , Lalin 9, Lalin 9. T, Lalin 9. P,

Lalin 9. S, Tangsel 1, Tangsel 3, Tangsel 4, Tangsel 5, Tangsel 6, Asda 1, Asda 2 , Asda

3, Praja 1, Praja 2, Praja 3, Praja 4, Praja 5, Praja 6, Praja 7, Tenda 1, Tenda 2,

Tenda 3, Satu Satu, Satudua, Satu Tiga, Tiga Tiga Kendal, Tiga Tiga Lombok, Tiga

Tiga Medan, Tiga Empat Lombok, Empat Satu, Empat Dua, Lima Satu, Lima Dua,

Lima Tiga, Lima Empat, Enam Satu Kendal, Enam Satu Lombok, Enam Satu Medan,

Enam Dua, Enam Tiga, Enam Lima, Tujuh Satu, Tujuh Dua, Tujuh Empat, Tujuh Lima,

Tujuh Delapan, Delapan Satu, Delapan Dua, Delapan Tiga, Delapan Empat, Delapan

53
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016

Lima, Delapan Enam, Delapan Tujuh, Delapan Delapan, Delapan Kosong Kosong,

Delapan Satu Kosong, Delapan Satu Satu, Delapan Satu Dua, Delapan Satu Tiga,

Delapan Satu Empat, Delapan Satu Lima, Delapan Satu Enam, Sembilan Dua,

Sembilan Satu, Sepuluh Dua, Sepuluh Tiga, Sepuluh Empat, Sepuluh Lima, Sepuluh

Delapan

Berikut ini contoh jargon yang termasuk ke dalam frase nominal :

Walikota Tangerang Selatan, Wakil Walikota Tangerang Selatan, Sekda(Sekertaris

Daerah), Serpong Utara, Serpong Praja, Ciputat Timur, Pondok Aren, Gedung Setda,

Gedung PU, Gedung DPRD, Halong Pati, Timur Lombok Pati, Solo Medan Solo,

Kendal Rembang, Halong Timur, Medan Opak, Rembang Halong Solo, Pati Solo

Kendal, Pati Ambon Medan, Pati Opak Lombok, Timur Namlea Irian, Rembang Umar,

Pati Kendal Demak, Solo Solo Kendal, Solo Solo Timur, Solo Solo Rembang, Medan

Solo, Demak Pati Pati, Pati Pati, Demak, Ambon Namlea, Ambon Namlea, Ambon

Lombok, Willis Garut, Rembang Timur, Rembang Willis, Jepara Lombok, Kendal Pati,

Demak Solo, Kendal Cepu, Kendal Bandung, Namlea Opak, Solo Garut, Opak Pati

Solo, Pati Ambon Timur, Rembang Pati, Umar Pati, Umar Rembang, Rembang Irian

4.3 Makna Jargon Ditinjau dari Komponen Tutur

Peristiwa tutur adalah sebuah aktifitas berlangsungnya interaksi linguistik

dalam satu bentuk ujaran atau lebih yang melibatkan dua pihak, yaitu penutur dan

lawan tutur, dengan satu pokok tuturan, dalam waktu, tempat, dan situasi tertentu

(Chaer, 2010: 47).

Peristiwa semacam itu misalnya terjadi dalam suatu diskusi, sidang pengadilan,

54
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016

rapat kerja, loka karya, dengar pendapat dan sebagainya. Di dalam peristiwa-peristiwa

tersebut, kita jumpai faktor-faktor yang mengambil peranan antara lain tempat diskusi;

suasana diskusi; peserta diskusi atau partisipan; tujuan diskusi; kesempatan berbicara;

aturan permainan; nada suara atau bunyi; ragam bahasa; dan jenis kegiatan atau genre.

Secara sosiolinguistik percakapan tersebut tidak dapat disebut sebagai sebuah

peristiwa tutur, sebab pokok percakapannya tidak menentu (berganti-ganti menurut

situasi), tanpa tujuan, dilakukan oleh orang-orang yang tidak sengaja untuk bercakap-

cakap, dan menggunakan ragam bahasa yang berganti-gantian (Chaer dan Agustina,

2010 : 48). Sehubungan dengan konsep peristiwa tutur, (Hymes, 1989: 56)

mengemukakan adanya faktor-faktor yang menandai terjadinya peristiwa tutur itu

dengan singkatan SPEAKING, yang masing-masing bunyi merupakan fonem awal dari

setiap kata:

S : Setting dan scene

P : Participants

E : End : purpose and goal

A : Act sequences

K : Key: tone or spirit of act

I : Instrumentalities

N : Norms of interaction and interpretation

G : Genres

Setting, berkenaan pada waktu dan tempat tuturan itu terjadi (Gumperz dan

Hymes, 1989 : 60). Artinya, waktu, tempat dan situasi tuturan yang berbeda dapat
55
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016

menyebabkan penggunaan variasi bahasa yang berbeda. Sedangkan scene mengacu

pada situasi tempat dan waktu atau situasi psikologis pembicaraan.

Participants, mengacu pada peserta percakapan : penutur dan mitra tutur.

Misalnya, di dalam percakapan antara Bandung dan butir melalui pesan singkat BBM,

Bandung dan butir masing-masing adalah peserta percakapan, Lauder (dalam Wildan

2014 : 17). Pengguna di sini melingkupi penutur, mitra tutur, dan pendengar yang

terlibat dalam suatu interaksi verbal.

Ends, mengacu pada maksud dan tujuan pertutuan. Misalnya seorang anggota

dishub yang memberitahukan bahwa akan ada giat, anggota tersebut menyampaikan

pesan kepada rekan-rekannya yang lain agar tetap siaga, namun di antara para anggota

itu ada yang datang untuk siaga, dan ada juga yang datang hanya untuk duduk saja di

lokasi.

Act Sequence, mengacu pada bentuk ujaran dan isi amanat dalam bentuk kata-

kata dan pokok percakapan Lauder (dalam Wildan 2014 : 17).. Bentuk ujaran ini

berkenaan dengan kata-kata yang digunakan, bagaimana penggunaannya, dan

hubungan antara apa yang di katakan dengan topik pembicaraan. Hal senada

dikemukakan oleh Aslinda dan Syafyahyah (2007 : 48) bahwa act sequence

berhubungan dengan bentuk (form) dan isi (content) suatu tuturan.

Key, mengacu pada nada, cara dan semangat dimana suatu pesan disampaikan:

dengan senang hati, dengan serius, dengan singkat, dengan sombong, dengan

mengejek, dan sebagainya. Hal ini dapat juga ditunjukkan dengan gerak tubuh dan

isyarat (Chaer dan Agustina, 2010 : 49). Hal senada juga dikemukakan Aslinda dan

Syafyahyah (dalam Arini, 2007: 50) bahwa key berkaitan dengan sikap atau cara

56
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016

(manner), nada suara (tone), serta penjiwaan (spirit), saat sebuah tuturan diucapkan.

Instrumentalities, mengacu pada jalur bahasa yang digunakan, seperti jalur

lisan, tertulis, melalui telegraf atau telepon. Instrumentalities ini juga mengacu pada

kode ujaran yang digunakan, seperti bahasa, dialek, fragam atau register (Chaer dan

Agustina, 2010 : 49). Hal senada juga dikemukakan oleh Aslinda dan Syafyahyah

(2007 : 51) bahwa instrumentalisties berkaitan dengan saluran (channel) dan bentuk

bahasa (the forms of speech) dalam suatu peristiwa tutur.

Norms of Interaction and Interpretation, mengacu pada norma atau aturan

dalam berinteraksi. (Chaer dan Agustina, 2010: 49). Hal senada juga dikemukakan

Nadar (2009: 8) norms adalah norma atau aturan dalam berinteraksi.

Genre, mengacu pada jenis bentuk penyampaian, seperti narasi, puisi, pepatah,

do’a, dan sebagainya (Chaer dan Agustina, 2010 : 49). Hal senada juga dikemukakan

Lauder (dalam Wildan 2014 : 18) genres, jenis merujuk kepada kategori, misalnya

sajak, teka-teki, kuliah, dan do’a.

4.3.1 Contoh Tuturan dan Artinya

(001) : Pamulang 8.15 diguyur hujan.

(002) : Merapat BP

(003) : 86

Pada peristiwa tutur tersebut, terdapat tiga buah jargon yang digunakan oleh

anggota Dishub yaitu 8.15, BP, 86. Penutur (002) memberikan informasi kepada

rekannya bahwa keadaan cuaca di sekitar wilayah Pamulang sedang diguyur hujan.

Lalu mitra tutur (002) menjawab bahwa dia sedang berada di perjalanan menuju

57
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016

Bundaran Pamulang. Kemudian penutur (003) menjawab dapat dimengerti.

(004)“T1 10.2 Tol Aren, exit tol. Solo garut. Lanjut lingkar-lingkar wilayah. Negatif

pengawalan. Mobil inova hitam B1238NOB”.

T1 : Walikota Tangerang Selatan

10.2 : Lokasi/Posisi di...

Solo garut : Siaga

Lingkar-lingkar wilayah : Sekitar wilayah

Negatif Pengawalan : Tanpa pengawalan

Dari pesan singkat diatas memiliki arti atau makna bahwa Walikota Tangerang

Selatan sedang berada di Tol Pd. Aren dan akan segera keluar tol. Dinas Perhubungan

Kota Tangerang Selatan yang berada di sekitar wilayah keluar tol hingga kantor

Walikota Pamulang harap siaga dengan mobil inova berwarna hitam dengan nomor

polisi B1238NOB karena tidak ada pengawalan.

(005)“Giat Tangsel 2 untuk tanggal 31 Agustus 2014 bertempat di kediaman KH. M.

Saidih, S.Ag Reni jaya pukul 07.30 WIB. Lintasan untuk Tangsel 2 Maruga, Pamulang

2, Villa Dago, Bunderan Pamulang, lanjut objek Reni jaya. Harap butir lintasan dan

objek solo bandung lebih awal. Tolong 87 rekan-rekan yang lain. Info dari Donal

(Driver Tangsel 2)”.

Giat : Kegiatan

Tangsel 2 : Wakil Walikoata Tangerang Selatan

Butir : Anggota

Solo Bandung : Siap/Siaga

8-7 : Teruskan berita ini

Dari pesan singkat di atas memiliki arti atau makna bahwa Pada tanggal 31

Agustus 2014 ada kegiatan di kediaman KH. M Saidih yang akan dihadiri oleh Wakil
58
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016

Walikota Tangerang Selatan Pukul 07.30 WIB. Lintasan yang akan dilewati yaitu

Maruga, Pamulang 2, Villa Dago, Bunderan Pamulang, dan langsung menuju Reni

jaya. Diharapkan anggota yang berada di lintasan tersebut siap lebih awal. Tolong

teruskan berita ini kepada rekan-rekan yang lain.

(006)“T1 jam 13.30 rapat Pemkot Tangsel. Exit tol bulus. Lanjut jam 16.00 Wib

pelantikan IPTK tempat Hotel Sol Marina Alam sutra”.

T1 : Walikota Tangerang Selatan

Dari pesan singkat di atas memiliki makna bahwa Walikota Tangerang Selatan

segera keluar dari tol Lebak Bulus, karena jam 13.30 akan menghadiri rapat di

Pemerintahan Kota Tangerang Selatan.

(007) “Dago T2 TKA BP persiapan”

Dago : Villa Dago

T2 : Wakil Walikota Tangerang Selatan

TKA : Terkendali Aman

BP : Bunderan Pamulang

Dari pesan singkat di atas memiliki makna bahwa Wakil Walikota Tangerang

Selatan sudah sampai di Villa dago dengan kondisi terkendali dan aman. Diharapkan

untuk anggota yang berada di Bunderan Pamulang agar melakukan persiapan.

(008)“Persiapan Lalin 9 mekar dari pasar kita”

Lalin 9 : Kabid lalu lintas

59
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016

Mekar : Keluar

Dari pesan singkat di atas memiliki makna bahwa Kabid lalu lintas akan segera

keluar dari pasar kita diharapkan kepada anggota untuk melakukan persiapan.

(009) “Persiapan T1 arah kantor, Pamulang 2, Villa dago, bunderan Pamulang,

Pemkot persiapan”

T1 : Walikota Tangerang Selatan

Dari pesan singkat di atas memiliki makna bahwa Walikota Tangerang Selatan

akan menuju ke kanto, diharapkan kepada anggota yang berada di Pamulang 2, Villa

dago, Bunderan Pamulang, dan Pemkot agar melakukan persiapan.

(010) “Tangsel 1 bunderan TKA”

Tangsel 1 : Walikota Tangerang Selatan

TKA : Terkendali aman

Dari pesan singkat di atas memiliki makna bahwa Walikota Tangerang Selatan

yang melintasi bunderan pamulang terkendali dan aman.

(011)“Tetap solo bandung POSPAM Pamulang squere, pengamanan malam tahun

baru”

Solo bandung : Stand By

POSPAM : Pos pengamanan

Dari pesan singkat di atas memiliki makna bahwa seluruh anggota diharapkan

untuk tetap stand by di pos pengamanan pamulang squere, untuk pengamanan malam

tahun baru.
60
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016

(012)“Bertahan TL gaplek, 8.1.5 diguyur. 8.1.9 TKA”

TL : Traffic Light /Lampu merah

8.1.5 : Keadaan cuaca

8.1.9 : Situasi

TKA : Terkendali aman

Dari pesan singkat di atas memiliki makna bahwa ada salah satu anggota yang

bertahan di lampu merah gaplek karena keadaan cuaca sedang turun hujan dan situasi

terkendali aman.

(013) “B9 Dago TKA arah BP”

B9 : Bandung 9 / Kepala Seksi Pengendalian dan Operasi

TKA : Terkendali aman

BP : Bunderan Pamulang

Dari pesan singkat di atas memiliki makna bahwa Kasi Dalops sedang berada

di villa dago keadaan terkendali aman dan menuju ke bunderan Pamulang.

(014) “Makasih pantulannya, mengarah kembali B9 ke dago”

Pantulan : Pancaran

B9 : Bandung 9/ Kepala Seksi Pengendalian dan Operasi

Dari pesan singkat di atas memiliki makna penyampaian terimakash kepada

rekan yang sudah memberikan informasi, Kepala Seksi Pengendalian dan Operasi akan

segere kembali melewati Villa dago.

61
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016

(015)“Lalin cukup kondusif. Solo bandung plotingan. 86”

Lalin : Lalu lintas

Solo bandung : Stand by

Plotingan : Tempat jaga

86 : Dapat di mengerti

Dari pesan singkat di atas memiliki makna bahwa keadaan lalu lintas cukup

kondusif. Tetap stand by di tempat. Dapat di mengerti.

(016)“Persiapan pertama 10.8 Pamulang”

10.8 : Menuju ke...

Dari pesan singkat di atas memiliki makna persiapan pertama menuju ke

pamulang.

(017)“T1 sasak TKA arah kantor”

T1 : Walikota Tangerang Selatan

TKA : Terkendali aman

Dari pesan singkat di atas memiliki makna bahwa Walikota Tangerang Selatan

sudah sampai di sasak menuju kantor, kondisi terkendali aman.

(018)“Tangsel 1 mekar pemkot arah dago”

Tangsel 1 : Walikota Tangerang Selatan

Mekar : Keluar

62
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016

Pemkot : Pemerintah Kota

Dari pesan singkat di atas memiliki makna bahwa Walikota Tangerang Selatan

akan segera keluar dari pemkot mengarah ke villa dago.

(019)“Absen di Pemkot sehubungan dengan ada giat hari pramuka dihadiri T1 dan

T2, terima kasih”

Giat :Kegiatan / Acara

T1 : Walikota Tangerang Selatan

T2 : Wakil Walikota Tangerang Selatan

Dari pesan singkat di atas memiliki makna bahwa sehubungan dengan adanya

kegiatan hari pramuka yang dihadiri oleh Walikota dan Wakil Walikota Tangerang

Selatan, maka absen hari ini di Pemkot.

4.3.2 Makna Tuturan Berdasarkan Teori SPEAKING

Setting and scene berkenaan dengan waktu, dan tempat tuturan itu berlangsung,

sedangkan scene mengacu pada situasi psikologis pembicaraan. Jika diamati seksama,

penggunaan jargon oleh Dinas Perhubungan ini terjadi pada waktu kerja, yaitu sejak

pukul 06.00 – 19.00 WIB. Di samping itu, terdapat juga penggunaan jargon di luar

waktu kerja, namun itu hanya bersifat informasi. Penggunaan jargon hanya tuturkan

pada media komunikasi, namun tidak dituturkan dalam komunikasi langsung. Pada

contoh (016)“Persiapan pertama 10.8 Pamulang”. Itu menunjukkan bahwa tuturan

disampaikan pada saat jam kerja atau ketika akan berangkat kerja.

Tempat mengacu pada media yang digunakan dalam berkomunikasi. Pada

contoh-contoh yang telah penulis kemukakan di atas, penulis mendapatkan data


63
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016

melalui pesan singkat di BBM, dan tuturan di HT yang penulis rekam. Sedangkan

scene mengacu pada psikologis pembicara dimana tuturan yang mengandung jargon

tersebut berasal dari anggota Dinas Perhubungan yang peduli, bertanggung jawab, dan

mau berbagi informasi. Hal itu dilakukan dengan tujuan untuk menumbuhkan rasa

tanggung jawab yang sama kepada rekan-rekan yang lain, menambah kekompakkan

dalam menjalankan tugas, meningkatkan rasa waspada, dan menjaga nama baik Dinas

Perhubungan di mata masyarakat dan Pemerintah Kota Tangerang Selatan. Pada

contoh (014) “Makasih pantulannya, mengarah kembali B9 ke dago”. Kata pantulan

memiliki makna informasi dan biasanya dituturkan pada HT dan BBM.

Participants adalah pihak-pihak yang terlibat dalam tuturan, di mana ada

pengirim dan penerima pesan. Pada peristiwa tutur ini yang bertindak sebagai pengirim

pesan adalah anggota Dishub, dan penerima pesan juga anggotanya. Pada contoh

(004)“T1 10.2 Tol Aren, exit tol. Solo garut. Lanjut lingkar-lingkar wilayah. Negatif

pengawalan. Mobil inova hitam B1238NOB”.Pada tuturan tersebut kata lingkar-

lingkar wilayah memiliki makna anggota di sekitar wilayah. Jadi dapat disimpulkan

bahwa pengirim dan penerima pesan adalah anggota Dinas Perhubungan.

Ends, mengacu pada maksud dan tujuan tuturan. Peristiwa tutur yang terjadi

dalam pesan singkat di BBM dan di HT bermaksud untuk memberikan informasi

kepada anggota yang berada di pos jaga untuk siaga dan mengantisipasi jika ada

pejabat yang akan melintas atau sedang ada acara di sekitar wilayah Tangerang

Selatan. Pada contoh (015)“Lalin cukup kondusif. Solo bandung plotingan. 86”. Dari

contoh tersebut dapat disimpulkan bahwa tuturan tersebut bersifat informasi.

Act Sequence, mengacu pada bentuk ujaran dan isi ujaran. Kata-kata yang

digunakan dalam peristiwa tutur ini cenderung memakai ragam bahasa jargon sebagai

64
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016

bahasanya. Jargon yang digunakan oleh Dishub terdiri dari bentuk kata, frasa numerial

dan frasa nominal. Pada bentuk kata sering kali ditemukan istilah Ambon, Bandung,

Taruna, butir, monitor dan lain-lain. Sedangkan pada frasa numerian terdapat istilah

Tangsel 1, Tangsel 2, Delapan Enam, Delapan Tujuh, dan lain-lain. Dan pada frasa

nominal terdapat istilah Solo garut, Solo bandung, Rembang pati, dan lain-lain.

Pada contoh (005)“Giat Tangsel 2 untuk tanggal 31 Agustus 2014 bertempat di

kediaman KH. M. Saidih, S.Ag Reni jaya pukul 07.30 WIB. Lintasan untuk Tangsel 2

Maruga, Pamulang 2, Villa Dago, Bunderan Pamulang, lanjut objek Reni jaya. Harap

butir lintasan dan objek solo bandung lebih awal. Tolong 87 rekan-rekan yang lain.

Info dari Donal (Driver Tangsel 2)” dapat dicermati bahwa terdapat pemakaian jargon

dalam bentuk kata (giat), frasa nominal (solo bandung), dan frasa numerial (Tangsel

2).

Key, mengacu pada nada, cara, dan semangat dimana suatu pesan disampaikan

dengan senang hati, serius, singkat, dan sebagainya. Pesan yang disampaikan oleh

anggota Dishub memiliki nada datar, tidak menggunakan nada tinggi, kesal, dan

marah.Begitupun pada pesan singkat di BBM, meskipun tidak terdengar namun sebagai

penerima pesan dapat mengetahui nada tersebut. Penyampaian pesan dan informasi

biasanya disampaikan dengan singkat, jelas, dan efektif. Hal itu dikarenakan orang

lainpun banyak yang ingin mempergunakan frequensi, namun anggota harus tetap

memperhatikan bahwa pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik dan

jelas.Pada contoh (018)“Tangsel 1 mekar pemkot arah dago”dapat dipahami bahwa

informasi tersebut singkat, jelas dan efektif.

Instrumentalities, mengacu pada bahasa yang digunakan, apakah dalam bentuk

lisan, tulisan, atau telepon. Peristiwa tutur yang penulis dapatkan berasal dari lisan

yang didapat dari rekaman HT dan bentuk tulisan yang didapat dari pesan singkat
65
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016

BBM. Bahasa yang digunakan oleh Dinas Perhubungan Kota Tangerang Selatan dalam

berkomunikasi melalui HT dan pesan singkat di BBM menggunakan kata

sandi/kode/istilah. Alasan penggunaan jargon tersebut untuk memudahkan anggota

dalam penyampaian pesan, lebih singkat, berbeda dengan bahasa yang ada di

masyarakat sehingga memiliki kesan khusus dan berwibawa. Pada contoh (019)“Absen

di Pemkot sehubungan dengan ada giat hari pramuka dihadiri T1 dan T2, terima

kasih”disampaikan secara tulisan melalui pesan singkat di BBM.

Norm of Interaction and Interpretation, mengacu pada norma atau aturan

dalam berinteraks dan norma penafsiran terhadap ujaran dari lawan bicara. Setiap

pesan yang disampaikan oleh anggota harus memperhatikan kepaduan atau kesesuai

jargon, berbicara dengan jelas, tidak meneluarkan kata-kata vulgar,tidak sopan. Hal itu

dilakukan untuk menjaga norma yang telah dibuat sehingga dapat menunjukkan

kepribadian dari anggota tersebut. Pada contoh (013) “B9 Dago TKA arah BP”

menandakan bahwa dalam menyebut Kepala Seksi Pengendalian dan Operasi anggota

hanya menyebut B9. Namun tuturan tersebut sudah memperhatikan norma kesopanan.

Genre, mengacu pada jenis bentuk penyampaian. Peristiwa tutur yang terjadi

pada Dinas Perhubungan ini termasuk ke dalam bentuk informasi dan tuturan tersebut

lebih singkat, jelas, dan padat. Pada contoh (010) “Tangsel 1 bunderan TKA” dapat

dicermati bahwa tuturan tersebut bersifat informasi, agar anggota di pos yang lain

dapat mengantisipasi dan siaga.

4.4 Alasan Pendukung Pemakaian Jargon Dinas Perhubungan Kota Tangerang

Selatan

4.4.1 Alasan Penggunaan Sandi/Jargon Pada Dinas Perhubungan Kota Tangerang Selatan

Penggunaan sandi/jargon dalam berkomunikasi yaitu untuk memudahkan dalam


66
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016

penyampaian informasi, agar informasi tidak melebar, pesan dapat disampaikan dengan

singkat, jelas dan efektif. Kata sandi/jargon digunakan dengan tujuan untuk membedakan

antara anggota Dinas Perhubungan dengan masyarakat di luar dari Dinas Perhubungan

tersebut.

Kata sandi/Jargon biasa dituturkan pada jam kerja yaitu mulai dari pukul 06.00

sampai dengan pukul 19.00 WIB. Pengguna kata sandi/jargon adalah orang-orang yang

mengerti kode tersebut dan sudah pasti digunakan oleh anggota Dinas Perhubungan sendiri.

Pemakaian Kata sandi/jargon biasanya dituturkan pada saat percakapan atau

komunikasi melalui HT dan BBM, namun ketika berbicara langsung kata sandi/jargon itu tidak

digunakan.Kata sandi/jargon selain untuk mempersingkat tuturan, juga memiliki maksud lain

yaitu untuk membedakan bahasa Dinas Perhubungan dengan masyarakat, agar tidak banyak

diketahui oleh orang lain. Norma yang harus diperhatikan dalam berkomunikasi yaitu norma

agama, norma kesopanan/kesusilaan, norma hukum dan norma adat.

4.4.2 Proses Pembentukan Sandi/Jargon

Buku petunjuk yang dimiliki oleh Dinas Perhubungan Tangerang Selatan didapatkan

dari berbagai sumber referensi seperti TNI, Polisi, dan Dinas Perhubungan lain yang

berdekatan dengan Tangerang Selatan. Namun tidak semua sama, ada beberapa kata

sandi/jargon yang berbeda setiap daerah, seperti istilah Walikota, Kantor/gedung, Kecamatan,

sebutan untuk anggota, dan lain-lain.

Pada buku yang disusun oleh Kasi Dalops (Bapak Taufik Wahidin, S.sos) merupakan

buku petunjuk yang dibuat ketika Kota Tangerang Selatan baru melakukan pemekaran,

sehingga masih menggunakan istilah Garuda. Namun seiring perkembangan istilah tersebut

berubah menjadi Tangsel 1 yang berarti Walikota Tangerang Selatan.

Kata sandi/jargon yang disusun didapatkan dari berbagai referensi, baik dari TNI,

POLISI, atau yang setingkat. Maka dari itu penggabungan angka dan huruf tidak dapat

dijelaskan, karena sudah ditetapkan oleh pihak Kepolisian. 3-3 berarti kecelakaan, kemudian

67
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016

ditambahkan huruf di belakangnya sehingga memiliki makna baru.

Pemakaian nama daerah pada kata sandi/jargon sudah menjadi kesepakatan aparat

pemerintahan baik di bidang TNI, POLISI, Dinas Perhubungan, ataupun yang lain. Namun

tidak menutup kemungkinan apabila ingin merubah dari nama daerah menjadi istilah lain.

Contohnya seperti Ambon diubah menjadi Alfa, Bandung diubah menjadi Beta, Cepu diubah

menjadi Carli, dan sebagainya.

d. Halaman bab V (Penutup)


Pada halaman ini terdiri dari penutup yang mencakup simpulan dan saran. Hal-hal
yang harus diperhatikan dalam menulis simpulan adalah: Pertama, simpulan harus
berdasarkan bab pembahasan atau bab IV. Simpulan juga harus merespon tujuan yang
dinyatakan pada bab pendahuluan. Simpulan tidak lebih dari satu atau dua lembar. Kedua,
Simpulan adalah poin inti dari rumusan masalah yang ada dalam penulisan skripsi atau
ikhtisar Bab VI dari penulisan skripsi. Sedangkan saran merupakan usulan penulis untuk
pembaca terkait tema yang sedang dibahas. Pada bagian ini, kelemahan dan kelebihan
penelitian perlu dituliskan dan memberikan rekomendasi bagi penulis selanjutnya. Untuk
lebih jelasnya, contoh penulisan Bab V dapat dilihat dalam contoh skripsi sebagai berikut.

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Dinas Perhubungan sebagai pelopor keselamatan lalu lintas yang bertugas

mengendalikan arus kendaraan serta memberikan kenyamanan bagi para pengendara.

Tugas yang dijalankan sebagai wujud kepedulian Pemerintah kepada masyarakat

khususnya bagi pengendara yang melintas di daerah Kota Tangerang Selatan. Dari

pengamatan yang telah penulis dapatkan, maka dari itu penulis menyimpulkan

68
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016

penjelasan tersebut.

Pertama, deskripsi data yang telah penulis cantumkan di atas terdiri dari nama

pejabat, nama kecamatan, nama gedung/kantor, nama abjad/alfhabet, dan kata sandi.

Kedua, bentuk lingual yang terdapat pada jargon Dinas Perhubungan Kota

Tangerang Selatan yaitu bentuk kata, frasa nominal dan frasa numerial. Dari beberapa

contoh di atas, penulis mengambil kesimpulan bahwa jargon yang biasa digunakan

oleh Dinas perhubungan Kota Tangerang Selatan dalam berkominikasi yaitu

Bandung, Timor, 8-6, 8-7, 8-1-5, 8-1-9, 10-2, 10-8, Taruna, Pantulan, Butir, Solo

Garut, Lalin 9, Tangsel 1, Tangsel 2, B9, Giat, Mekar, Pemkot, TKA, Plotingan,

Lalin, TL, POSPAM, Lingkar-lingkar wilayah, Negatif Pengawalan, Solo Bandung.

Ketiga, makna jargon ditinjau dari komponen tutur dengan menggunakan teori

SPEAKING Hymes, yaitu Setting dan scene,Participants, End : purpose and goal, Act

sequences, Key: tone or spirit of act, Instrumentalities, Norms of interaction and

interpretation dan Genres.

Keempat, alasan pendukung pemakaian jargon yaitu untuk memberikan kemudahan

dalam menyampaikan pesan atau informasi, mempersingkat tuturan, memperjelas dan

menjadikan komunikasi efektif.

5.2 Saran

Setelah melakukan penelitian terhadap tuturan Dinas Perhubungan Kota Tangerang

Selatan, sesuai rumusan masalahnya dan menemukan beberapa kesimpulan, penulis mencoba

memberikan saran mengenai tuturan anggota Dinas Perhubungan dan Kepala Seksi

Pengendalian dan Operasi Dinas Perhubungan Kota Tangerang Selatan agar terus lebih baik

lagi ke depannya. Antara lain :

69
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016

a. Anggota hendaknya dapat menyampaikan pesan sesuai dengan norma yang berlaku.

b. Pemakaian sandi/jargon harus sesuai dengan topik yang dibicarakan dan tidak

membingungkan anggota lain dalam menafsirkan.

c. Kasi Dalops hendaknya membuat buku petunjuk yang terbaru, karena ditemukan ada

beberapa sandi/jargon yang belum terdaftar pada buku petunjuk yang disusun oleh Kasi

Dalops terdahulu.

e. Halaman Daftar Pustaka (Bibliography)


Bagian ini memuat sumber informasi yang memang benar diacu atau dibaca untuk
menyusun skripsi. Sumbernya dapat berupa dari buku, jurnal, majalah, skripsi, tesis,
disertasi, kamus, internet, surat kabar, dan sebagainya. Dalam pada itu, daftar pustaka
(bibliography) disusun secara alphabet dengan menggunakan beberapa kaidah tertentu.
Contoh penerapan daftar pustaka (bibliography) yang berlaku di lingkungan Program studi
Sastra Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Taufik dan A.C. Van Der Leeden (Penyunting). 1986. Durkheim dan
Pengantar Sosiologi Moralitas. Jakarta: Publishing Co.
.Aslinda dan Leni Safyahya. 2007. Pengantar Sosiolinguistik. Bandung: Refika
Aditama.
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.
Basrowi dan Sukidin. 2002. Metode Penelitian Kualitatif Perspektif Mikro. Surabaya :
Insan Cendikia.
Bell, T. Roger. 1976. Sociolingistics: Goals, Approaches and Problems. London: B.T.
Batsford Ltd.
Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Chaer, Abdul dan Leoni Agustina. 2004. Sosiolinguistik Perkenalan Awal, Jakarta:
Rineka Cipta.
Chaer, Abdul dan Leoni Agustina. 2010. Sosiolinguistik Perkenalan Awa(Edisi
Revisi), Jakarta: Rineka Cipta.
Djajasudarma, Fatima. 1993. Metode Linguistik.Bandung : PT RefikaAditama.

70
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016

. 2006. Metode Linguistik-Ancangan Metode Penelitian dan


Kajian. Bandung : PT Refika Aditama.

Depdiknas. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat BahasaEdisi III. Jakarta:
Balai Pustaka.
Gumperz, John J dan Dell Hymes. 1972. Direction In Sosiolinguistics. New York:
Basil Blackwell Inc.

Hymes, Dell. 1989. Foundation In Sociolinguistics An Ethnographic Approach: University of


Pennsylvania Press.

Kridalaksana, Harimurti. 1984. Fungsi Bahasa dan Sikap Bahasa. Flores: Nusa Indah.

. 1984. Tata Bahasa Deskriptif: Sintaksis. Jakarta : Pusat Bahasa.

Khomariah, Iis. 2011. “Jargon yang digunakan komunitas Banci salon di Kota Padang,
Sumatera Barat”. Universitas Andalas Padang. Skripsi: Belum diterbitkan.
Lauder, Multamia RMT, Untung Yowono, Kushartanti. 2005. Pesona Bahasa: Langkah
Awal Memahami Linguistik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Nuryadi. Bahasa dalam masyarakat : Suatu kajian sosiolinguistik.
(http://www.ejournal-unisma.net/ojs/index.php/makna/article/view/47/45)(diakses 22
Februari 2015).
Maharani, Elia Putri. 2011. “Ragam Bahasa Remaja Dalam Situs Jejaring Sosial
Facebook”. Universitas Jember. Skripsi: Belum diterbitkan.
Maesaroh, Siti. 2012. Pesan Moral dalam Novel Aborsi Atas Nama Kehormatan Karya
Idayu Kristanti Analisis Struktural Semiotik. Skripsi. FS. Unpam.
Moleong, Lexy. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif.Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Nursalim, Mochamad. 2005. Strategi Konseling. Surabaya : Unesa University Press.
Nababan, P. W. J. 1993. Sosiolinguistik, Suatu Pengantar.(Cetakan ke 4). Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama.
Solehudin. 2009. Handout Sosiolinguistik. Modul. FPBS. UPI.
Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta
Wacana University Press.
Suharsono. 2003. Register Tawar Menawar pada Warung Penjaja Buah-buahan
Yogyakarta: Pertemuan Ilmiah Bahasa dan Sastra Indonesia (PIBSI) XXV.
Sumarsono dan Paina Partana.2002. Sosiolinguistik.Yogyakarta: Pustaka Pelajar
_________ . 2008. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sunarto, Kamanto. 2004. Pengantar Sosiologi. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.

71
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016

Tarigan, Henry Guntur. 1984. Pengantar Semantik. Bandung : Angkasa.

Wahidin, Taufik. Petunjuk Singkat Bidang Lalu Lintas Pengendalian dan Oprasional
Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kota Tangerang Selatan.
Tangerang Selatan.
Wildan, Muhammad. 2014. “Ragam Bahasa Facebook dan Twitter (Kajian
Sosiolinguistik)”. FS. LPPM. UNPAM.
www.google.com.http://id.wikipedia.org/wiki/SosiologiDiakses pada tanggal 12 November
2014.

www.google.com.http://eprints.uny.ac.id/8429/3/BAB%202-07205244130.pdf. Diakses pada


tanggal 12 November 2014.

Tanjung, Asrida Warni. 2014. Pemakaian Bahasa dalam Facebook Kajian Sosiolinguistik. FS.
Unpam.
Nursalim, Misbah Priagung. 2014. Politisasi dalam Ragam Bahasa Komik Analisis Semiotik
Kartun Mingguan Kompas “Mice Cartoon”. FS. Unpam.

Sumber wawancara:
Budi Jarmiko, S.sos., M.A. Kepala Seksi Pengendalian dan Operasi Dinas Perhubungan Kota
Tangerang Selatan.

f. Halaman Biodata Penulis


Halaman ini mencakup biodata penulis seperti nama, tempat tanggal lahir, riwayat
pendidikan dan seluruh aktifitas kehidupannya. Pada halaman ini, penulis wajib
menggunakan pas photo 3x4 menggunakan jas almamater Universitas Pamulang dengan
latar photo warna merah. Untuk lebih jelasnya bisa dillihat dalam contoh berikut:
BIODATAPENULIS

Nama lengkap Ulfah Julianti. Lahir di Tangerang pada 30 September

1993. Merupakan anak ketiga dari pasangan Hasanudin dan Saiyah.

Sejak lahir hingga sekarang ia hidup bersama kedua orang tuanya di

Pamulang, Tangerang Selatan. Lulus SMK ia langsung melanjutkan

kuliah di Universitas Pamulang.

Ia mengenyam pendidikan pertama kali di MI Assa’adatudarain II Pamulang Timur dari

tahun 1999 s/d 2005, kemudian melanjutkan ke MTs Da’arul Hikmah Pamulang Barat dari

72
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016

tahun 2005 s/d 2008. Pada tahun 2008 s/d 2011 ia melanjutkan ke SMK Al-Hasra

Sawangan dan mengambil juruan Perbankan Syari’ah. Selanjutnya pada tahun 2011 ia

melanjutkan studi di Fakultas Sastra – Universitas Pamulang mengambil Jurusan Sastra

Indonesia.

73
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016

BAB IV
DAFTAR PUSTAKA DAN CARA MENGUTIP

Skripsi harus dilengkapi dengan acuan ke sumber informasi, untuk menguatkan


pernyataan yang tertulis. Sumber informasi tersebut dihimpun dan disusun dalam suatu
daftar kutipan yang diberi judul Pustaka Acuan, yang di letakkan setelah Bab Simpulan dan
Saran. Pustaka Acuan memuat informasi yang memuat sumber informasi yang memang dan
benar diacu penulis untuk menyusun skripsinya.
Dalam rangka meningkatkan kualitas skripsi mahasiswa, materi skripsi hendaknya
diadaptasikan dengan perkembangan lingkungan eksternal perguruan tinggi, yakni perlu
dimasukkannya unsur current issues yang berkaitan dengan pokok bahasan skripsi.

4.1 Sumber Informasi (Information Sources)


Sumber informasi dapat berupa media cetak maupun elektronik. Adapun sumber
informasi yang dicantumkan dalam Daftar Pustaka dapat berupa: (1) Buku seluruhnya, (2)
Bab atau bagian suatu buku, (3) Monografi, (4) Makalah dalam majalah atau yang berasal
dari suatu simposium atau pertemuan ilmiah lainnya, (5) Laporan atau naskah yang
diterbitkan suatu badan atau lembaga resmi, (6) Skripsi, tesis, dan disertasi, (7) Artikel
dalam jurnal, (8) Artikel ilmiah dalam surat kabar, dan (9) informasi elektronik, dapat berupa
(a) Artikel ilmiah dalam internet, (b) Film, dan (c) Rekaman kaset.
Naskah yang belum diterbitkan, namun sedang dipersiapkan untuk percetakannya
boleh dicantumkan dengan menambahkan keterangan [sedang dicetak] di akhir tulisan.
Sumber yang tidak dipublikasikan atau yang berasal dari komunikasi pribadi melalui surat,
email, memo, percakapan secara langsung atau melalui via telepon, tidak dicantumkan
dalam Daftar Pustaka. Jika ada dan dimanfaatkan, maka pengacuannya dalam teks skripsi
sebagai berikut: Pada bagian akhir yang menyatakan informasi tersebut dituliskan
keterangan dalam tanda kurung siku:
Contoh:
1. ............ [Ardiyan, komunikasi pribadi, 12 November 2002.] atau
2. Ardiyan (komunikasi pribadi, 12 November 2002) merasa bahwa .........

74
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016

Rekaman pembicaraan harus disimpan sebagai bukti. Pemanfaatan informasi berupa


abstrak sedapat mungkin tidak dilakukan (karya utuhnya dapat dicantumkan). Bilamana
dianggap sangat perlu, maka akhir tulisan harus ditambahkan keterangan [abstrak].

4.2 Daftar Pustaka (Bibliography)


Sistem yang digunakan adalah sistem Hm, yaitu tiap daftar pustaka (bibliography)
disusun berdasarkan abjad nama penulis pertama. Tahun penerbitan ditempatkan segera
setelah nama (para) penulis. Contoh:
Bibliography
Benson, P. 2002. Teaching and Researching Autonomy in Language Learning. London:
Longman.

Cook, Guy. 2003. Applied Linguistics. Oxford : Oxford University Press.

Harmer, Jereme. 2001. The Parctice of Englsih Language Teaching.London: Longman.

Nunan, David. 2005. Task-Based Language Teaching. Cambridge: Cambridge


University Press.

Saeed, John I. 2003. Semantics (Second Edition). London: Blackwell.

4.3 Pengetikan Pustaka Acuan (Bibliography)


Pengetikan Pustaka Acuan (Bibliography) mengikuti ketentuan umum yang sudah
diterapkan dalam Bab III. Judul Pustaka Acuan (Bibliography) dicetak huruf besar, tebal dan
simetris di batas atas bidang pengetikan. Aran pertama diketik 4 spasi di bawahnya, di batas
kiri bidang pengetikan. Baris kedua dan lanjutan kelengkapan data aran masuk 1 tab dari
tepi kiri bidang pengetikan dan berjarak 1 spasi. Aran berikutnya dimulai dari batas tepi kiri
bidang pengetikan, berjarak 2 spasi dari baris terakhir aran sebelumnya. Sesudah tiap tanda
baca diberi satu ketukan bebas, kecuali antara kependekan dua (atau lebih) nama kecil
pengarang (inisial), tanpa ketukan bebas.
Pada Pustaka Acuan (Bibliography) nama semua penulis suatu makalah atau buku
harus dicantumkan, tidak boleh digantikan dkk. atau et al. Sementara itu, gelar penulis
(Doktor, Profesor, Haji, Hajjah, Raden dll) tidak dicantumkan. Perhatikan secara saksama
semua tanda baca yang ditentukan dalam pengetikan.

75
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016

4.4 Urutan Pencantuman Sumber Acuan Buku


Berikut hal-hal yang harus diperhatikan dalam menulis sumber acuan buku:
a. Nama keluarga atau nama penulis diikuti inisialnya, atau nama editor (tambahkan
keterangan ed, atau eds.), atau nama lembaga. Jika penulis lebih dari satu, maka
nama kedua dan selanjutnya ditulis sebagai berikut : Inisial diikuti nama keluarga
atau nama akhir.
b. Tahun penerbitan karya.
c. Judul buku dicetak miring.
d. Nama Penerbit. Jika lebih dari satu, pilih yang pertama.
e. Nama Kota. Jika lebih dari satu, pilih yang pertama.
f. Ketebalan buku (atau kisaran halaman tempat artikel atau makalah berada dalam
buku himpunan karangan atau prosiding yang tidak berkelanjutan).
Contoh: (buku terjemahan dilengkapi judul asli dan nama penerjemah).
Bibliography
Nida, Eugene A., 2001. Pengantar Kajian Penerjemahan. Penerj.. dari An Introduction
to Translation Studies oleh Arie Andrasyah Isa. Beirut: Dreambooks.

4.5 Urutan Pencantuman Data Sumber Acuan Majalah


Berikut hal-hal yang harus diperhatikan dalam menulis sumber acuan Majalah:
a. Sama seperti di atas.
b. Judul artikel (tidak dicetak miring), judul majalah (dicetak miring), volume/tahun
(cetak tebal angka Arab) nomor majalah (diapit tanda kurung); 6 (kisaran halaman).
Contoh: (juga berlaku untuk prosiding yang berkelanjutan atau bernomor II, II, dst.)
Untuk Satu Pengarang
Powledge, T.M. 1983. The Important of Being Twins. Psychology Today, 19, 20—27.
Untuk Tanpa Pengarang
CBS invades Cuba, returns with Irakere: Havana jam. 3 May 1979.Down Beat, 10.

4.6 Urutan Pencantuman Data Sumber Acuan Elektronik


Berikut hal-hal yang harus diperhatikan dalam menulis sumber acuan Elektronik:
a. Jika berupa buku atau majalah, maka sama dengan IVD atau IVE.

76
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016

b. Jika berupa artikel yang khusus dibuat untuk informasi tertentu, maka urutan data
yang dicatat adalah sebagai berikut : (a) Nama Penulis; (b) Tahun Penulisan; (c) Judul
artikel; (d) Tebal artikel atau jumlah halaman; (e) Nama situs (digarisbawahi); (f)
Tanggal penulis skripsi mengakses informasi, dan (g) Jam penerimaan informasi
(WIB). Data jenis ini harus dibuat print-out-nya, karena sering diganti dengan versi
yang lebih baru atau mutakhir.
c. Sejumlah bank data elektronik mencantunkan format cara mengacu. Dalam hal
demikian, format yang telah ditetapkan itu harus diikuti.

Selengkapnya dapat diperhatikan beberapa contoh berikut ini.

Untuk Satu Pengarang


Wellek, Rene. 2000. An Introduction to Literature. 2 pages., accessed on August
23 2007, 10.02 a.m.

Untuk Tanpa Pengarang


http://www.ars-grin.gov/cgi-bin/duke/literature, accessed on 26 November 2000.
22.57 a.m.

4.7 Penulisan Pengutipan dan Cara Mengutip


a. Penulisan Kutipan
Kutipan bertujuan untuk menambah kejelasan dan menguatkan pendapat dalam
penulisan karya ilmiah termasuk skripsi, istilah kutipan langsung (quotion) dibedakan
dengan rujukan atau kutipan tidak langsung (reference).
Kutipan langsung adalah penyalinan kalimat dari sebuah informasi tertulis seperti
buku, pendapat seseorang atau beberapa orang yang ditulis dalam buku karangan (tulisan)
orang lain, artikel dalam jurnal atau majalah ilmiah, dan sebagainya secara sama persis kata
per kata sebagaimana adanya tanpa diubah sama sekali. Kutipan langsung ditulis dalam
bentuk kalimat langsung yang disertai dengan tanda kutip (“) pada awal dan akhir kalimat.
Rujukan atau kutipan tidak langsung adalah pengambilan pendapat atau pernyataan orang
lain dari sumber tertulis yang diinterprestasikan dalam bentuk uraian dengan kalimat tidak
langsung. Artinya susunan kalimat asli diubah dengan susunan kalimat penulis.

77
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016

b. Cara Mengutip
Kutipan langsung yang panjangnya terdiri dari 4 baris atau lebih, diketik berspasi 1,
baris pertama seperti alinea baru, seterusnya dimulai 7 pukulan ketik dari batas margin kiri.
Bagian kalimat yang dikutip diletakkan antara tanda kutip (“.....”). Kutipan 4 baris atau
kurang diketik berspasi dua, dimasukkan ke dalam teks dan ditempatkan di antara tanda
kutip (“......”).
Contoh :
1. Kutipan panjang (4 baris atau lebih), nama pengarang disebutkan sebelum kalimat
kutipan.

Anwar (1995:83) membedakan pengertian pendidikan pelatihan sebagai


berikut.
”pendidikan lebih luas pengertiannya dibandingkan dengan pelatihan.
Pendidikan berhubungan dengan pengetahuan mengenai lingkungan secara
keseluruhan dan lebih menitikberatkan pada teori, sedangkan pelatihan
berhubungan dengan pengetahuan dan keahlian dalam bidang tertentu dan
lebih menitikberatkan pada praktik”

2. Kutipan pendek (kurang dari 4 baris), jika kutipan ditempatkan pada awal alinea,
maka jarak paling atas diberi jarak 7 ketukan.

Anwar and Ardiyan (1995:24) states: “the return on a portfolio of assets is

simply a weighted average of the return on the individual assets”.

3. Kutipan panjang (empat baris atau lebih) nama pengarang disebutkan setelah
kalimat kutipan.
Pendidikan berbeda dengan pelatihan, perbedaan antara keduanya ialah:
“pendidikan lebih luas pengertiannya dibandingkan dengan pelatihan.
Pendidikan berhubungan dengan pengetahuan mengenai lingkungan secara
keseluruhan dan lebih menitikberatkan pada teori, sedangkan pelatihan
berhubungan dengan pengetahuan dan keahlian dalam bidang tertentu dan
lebih menitikberatkan pada praktik” (Manulang 1995:83).

78
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016

4. Kutipan pendek (kurang dari empat baris) jika kutipan ditempatkan pada awal alinea,
maka baris paling atas diberi jarak 7 ketukan. Nama pengarang disebutkan setelah
kalimat kutipan.

Perhitungan mengenai tingkat keuntungan dari suatu portfolio, dapat

didasarkan pada teori: “ the return on portfolio of assets is simply a weighted

average of the return on the individual assets” (Ardiyan and Anwar 1995:24)

Catatan: jika penulis sumber informasi terdiri atas 2 orang baik penulis asing maupun
Indonesia, kedua nama dihubungkan dengan tanda and. Jika penullis lebih dari 2 orang,
dalam teks skripsi, hanya ditulis nama pertama diberi tambahan singkatan et al.
1. Penulis Satu Orang
Contoh:

Bibliography
Cruse, Alan D. 2004. Meaning in Language. Oxford: Oxford University Press.

2. Penulis Dua Orang


Contoh:

Bibliography
McCandless, B.R. and E.D. Evans. 2006. Children and Language. Beirut: Dreambooks.

3. Penulis Tiga Orang


Contoh:

Bibliography
Mesthrie, Rajend, Anna Deumert, and Joan Swann. 2001. Sociolinguistics. London:
Blackwell.

4. Penulis Lebih dari Tiga Orang


Contoh:

Bibliography

79
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016

Biber, Douglas, Stig Johansson, Geofrey Leech, Susan Conrad, and Edward Finnegan.
1999. Longman Grammar of Spoken and Written English. London: Longman.

5. Pengutipan pendapat peneliti lain yang disebutkan dalam sumber yang diacu, tetapi
karya hasil peneliti tersebut tidak dibaca penulis skripsi. Misalnya, penulis skripsi
memanfaatkan pendapat Isa, tetapi dia tidak membaca sumber aslinya (Isa). Yang
dia baca sumber dari Ardiyan, penulisannya adalah seperti berikut.
Contoh untuk Prodi Sastra Indonesia:
Berdasarkan pendapat Hymes (dalam Wildan 2013:78), etnografi komunikasi adalah …

6. Jika penulis yang sama mempunyai lebih dari satu karangan dalam majalah yang
sama, maka disusun berdasarkan nomor majalah, kemudian nomor halaman.
(penulis skripsi tidak memanfaatkan karangan lain penulis tersebut, yang juga
diterbitkan dalam tahun yang sama dalam majalah lain ataupun dalam bentuk buku).
Contoh:

Bibliography
Dillard, Joe L. 2005a. Black Englsih: Its History . New York: Random House.

__________. 2005b. Englsih Vernacular. New York: Random House.

7. Jika lebih dari satu penulis bernama akhir sama, tetapi nama depan yang berbeda,
menulis buku atau majalah dalam tahun yang sama, maka ditulis sebagai berikut.

Bibliography
Dillard, Joe L. 2005. Black Englsih: Its History. New York: Random House.

Dillard, Kenneth J. 2001. Afro-American Englsih Vernacular. New Jersey: Heinle.

4.7.3 Pengabjadan dan Singkatan


Singkatan diabjad berdasarkan cara menuliskan singkatan:
1. Jika berupa akronim, diperlakukan sebagai kata.
2. Jika singkatan ditulis dengan titik atau spasi (inisial) maka tiap huruf singkatan harus
diperlakukan sebagai satu kata yang berhuruf satu.

80
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016

3. Sebaiknya nama pengarang buku pada pustaka acuan jangan disingkat, agar
pengabjadan benar.
Misalnya:
Muharromah, I. Aeni. 1999. Pedoman Penulisan Skripsi. Fakultas Sastra, Universitas
Pamulang. Pamulang.

menjadi

Muharromah, Innayah Aeni. 1999. Pedoman Penulisan Skripsi. Fakultas Sastra,


Universitas Pamulang. Pamulang.

81

Anda mungkin juga menyukai