BAB I
PROPOSAL, SKRIPSI, PEMBIMBING, PENGUJI,
DAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL
1
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016
6. Menggunakan font Time New Roman, 2 Spasi dengan ketentuan margins Top 4 cm,
Bottom 4 cm, Right 4 cm dan Left 3 cm.
7. Menggunakan page number (bottom page plain numbar II) dengan ketentuan
menggunakan angka romawi untuk halaman sebelum pendahuluan (lembar
persetrujuan, lembar pernyataan, abstrak, lembar pengesahan, lembar persembahan,
dan daftar isi) dan page number (top of page plain number 3) menggunkana angka
hitungan biasa untuk halaman pendahuluan sampai daftar pustaka atau sampai
lamipran (jika ada lampiran). Khusus untuk halaman yang digunakan untuk judul
menggunkana page number (bottom page plain numbar II).
3. Dosen Pembimbing
Mahasiswa yang dinyatakan lulus ujian proposal skripsi pada tahap selanjutnya akan
dibimbing dan diarahkan oleh seorang pembimbing yang berstatus sebagai dosen tetap dan
memiliki Nomor Induk Dosen Nasional (NIDN) di Universitas Pamulang. Dosen Pembimbing
bertugas untuk mengarahkan mahasiswa ihwal yang berkaitan dengan materi atau isi skripsi
yang ditulis dan mengarahkan ihwal yang berkaitan dengan masalah teknis dalam penulisan
skripsi.
2
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016
5. Tim Penguji
Panitia Ujian Skripsi terdiri atas unsur penanggung jawab ujian, pelaksanaan, dan
penguji.
1. Penanggung jawab dalam pelaksanaan ujian skripsi adalah Dekan Fakultas Sastra.
2. Pelaksana ujian skripsi adalah Ketua Jurusan atau Ketua Program Studi dan Sekretaris
yang berasal dari salah satu anggota tim penguji.
3. Penguji adalah dosen yang ditunjuk oleh Ketua Jurusan atau Ketua Program Studi.
4. Penguji terdiri dari Tim penguji yang berstatus sebagai penguji I dan penguji II.
5. Tim penguji skripsi adalah dosen Tetap Universitas Pamulang atau dosen luar atau dari
instansi yang terkait dengan penelitian (jika benar-benar diperlukan).
3
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016
BAB II
PROSEDUR PENGAJUAN SKRIPSI DAN UJIAN
2. Prosedur Pengajuan
Untuk mengajukan seminar proposal skripsi, mahasiswa dapat melakukan langkah-
langkah sebagai berikut:
a. Mahasiswa terlebih dahulu berkonsultasi dengan dosen khususnya dosen pengampu
mata kuliah Metodologi Penelitan (lingustik dan sastra) terkait dengan berbagai
macam hal penting yang berhubungan dengan proposal skripsi, sehingga
menghasilkan proposal yang layak diajukan kepada Ketua Program Studi.
b. Usulan Proposal Skripsi diajukan kepada Ketua Program Studi untuk mendapatkan
persetujuan.
c. Kaprodi menyetujui setelah melakukan cek ulang SKS dan kelayakan proposal untuk
diujikan.
d. Mahasiswa dapat mengusulkan dosen pembimbing atas persetujuan Ketua Program
Studi.
e. Penunjukan pembimbing skripsi ditetapkan berdasarkan Surat Tugas Warek I / Dekan /
Ketua Jurusan sesuai dengan usulan Ketua Program Studi.
f. Mahasiswa yang sudah mendapatkan persetujuan dari Ketua Program Studi dan
mendapatkan dosen Pembimbing akan diajukan untuk seminar Praskripsi.
4
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016
Proposal Skripsi
Ditulis Sebagai Salah Satu Persyaratan untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Sastra (S.S) pada Program Studi Sastra
Indonesia
Oleh :
ULFAH JULIANTI
NIM : 2011070073
5
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016
LEMBAR PERNYATAAN
NIM : 2011070073
2. Proposal skripsi saya bukan hasil plagiasi atau menyalin dari skripsi orang lain.
3. Apabila di kemudian hari ternyata proposal skripsi saya ini terbukti hasil
plagiasi dan hasil karya orang lain, saya bersedia dituntut di muka pengadilan
dan bersedia dicabut atas segala hak dan wewenang yang ada hubungannya
dengan ijazah dan bersedia melepaskan gelar kesarjanaan (S.S) sesuai dengan
Demikian pernyataan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab
Materai Rp.6000
(Ulfah Julianti)
6
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016
7
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016
4. Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Identifikasi Masalah (jika diperlukan)
1.3 Batasan Masalah
1.4 Rumusan Masalah
1.5 Tujuan Penelitian
1.6 Manfaat Penelitian
1.7 Sistematika Penulisan
(lihat contoh pendahuluan pada Bab sistematika penulisan skripsi)
5. Bab II Penelitian Sejenis atau Sebelumnya, Tinjauan Pustaka, Kerangka
Acuan Teoretis
(lihat contoh pendahuluan pada Bab sistematika penulisan skripsi)
4. Bab III Metodologi Penelitian
3.1 Metode Penelitian
3.2 Sumber Data
3.2 Metode Pengumpulan Data
3.3 Teknik Analisa data
(lihat contoh pendahuluan pada Bab sistematika penulisan skripsi)
6. Daftar Pustaka
(lihat contoh pendahuluan pada Bab sistematika penulisan skripsi)
b. Bagi mahasiswa yang dinyatakan lulus dalam seminar praskripsi berhak melanjutkan
penulisan skripsi.
c. Bagi mahasiswa yang dinyatakan tidak lulus dalam seminar praskripsi maka
mengajukan kembali ujian dan diujikan kembali dalam seminar praskripsi berikutnya.
Hal-hal yang menyebakan mahasiswa tidak lulus dalam seminar praskripsi adalah
sebagai berikut:
1) Banyak kesalahan dalam teknik penulisan proposal skripsi seperti salah ketik,
salah tanda baca, salah format tulisan dan lain sebagainya.
2) Ketidakjelasan tema atau judul yang dipilih.
3) Ketidakjelasan masalah yang diangkat dalam penulisan proposal skripsi.
4) Ketidakjelasan teori yang digunakan.
8
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016
9
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016
e. Menentukan Pembimbing.
f. Menentukan waktu seminar.
6. Pola Penulisan Skripsi
a. Bagi mahasiswa yang dinyatakan lulus ujian proposal skripsi, dilanjutkan dengan
penulisan skripsi.
b. Bagi mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia wajib menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar sebagai acuan penulisan skripsi. Skripsi yang akan
diujikan mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Lembar persetujuan
2. Lembar pengesahan skripsi
3. Lembar pernyataan
4. Surat pernyataan kesediaan dikenakan sanksi akademik jika dalam penulisan
melakukan plagiasi atau dikerjakan orang lain dengan menggunakan materai.
5. Abstrak
6. Abstrac (versi bahasa Inggris)
7. Motto
8. Lembar pengesahan skripsi
9. Kata pengantar
10. Daftar isi
11. Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Studi
1.2 Identifikasi Masalah (jika diperlukan)
1.3 Batasan Masalah
1.4 Rumusan Masalah
1.5 Tujuan Penelitian
1.6 Manfaat Penelitian
1.7 Sistematika Penulisan
12. Bab II Penelitian Sejenis atau Sebelumnya, Tinjauan Pustaka, Kerangka
Acuan Teoretis
4. Bab III Metodologi Penelitian
3.1 Metode Penelitian
10
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016
11
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016
BAB III
SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI
Uraian dalam penulisan skripsi terdiri dari poin-poin sebagaimana terdapat dalam
sistematika penulisan skripsi sebagai berikut:
a. Halaman Judul Penelitian/Cover Skripsi
Judul skripsi yang digunakan hendaknya judul yang singkat dan spesifik maksimum
15 kata, tetapi cukup memberi gambaran tentang penelitian yang ditulis. Judul tersebut
dapat bersifat sementara (mungkin akan ada perubahan). Pada halaman ini dicantumkan
nama mahasiswa dan Nomor Induk Mahasiswa (NIM). Di bagian bawah ditulis nama
Program Studi, Fakultas Sastra, Universitas Pamulang, tempat dan tahun pengajuan.
Perhatikan contoh halaman judul atau cover skripsi Prodi Sastra Indonesia yang diadaptasi
dari skripsi Ulfah Julianti 2016.
Skripsi
Ditulis Sebagai Salah Satu Persyaratan untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Sastra (S.S) pada Program Studi Sastra
Indonesia
Oleh :
ULFAH JULIANTI
NIM : 2011070073
12
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016
LEMBAR PERSETUJUAN
PEMAKAIAN JARGON PADA DINAS PERHUBUNGAN
KOTA TANGERANG SELATAN
(KAJIAN SOSIOLINGUISTIK)
SKRIPSI
Oleh:
ULFAH JULIANTI
NIM : 2011070073
Mengetahui,
Ketua Program Studi Sastra
13
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016
LEMBAR PERNYATAAN
NIM : 2011070073
2. Skripsi saya bukan hasil plagiasi atau menyalin dari skripsi orang lain.
3. Apabila di kemudian hari ternyata skripsi saya ini terbukti hasil plagiasi dan
skripsi orang lain, saya bersedia dituntut di muka pengadilan dan bersedia
dicabut atas segala hak dan wewenang yang ada hubungannya dengan ijazah
dan bersedia melepaskan gelar kesarjanaan (S.S) sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab
Materai Rp.6000
(Ulfah Julianti)
14
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016
b. Abstrak
Abstrak merupakan ikhtisar, karangan, inti laporan dalam penulisan skripsi. Abstrak
terdiri dari nama dan NIM Mahasiswa, judul skripsi, fakultas dan program studi, tempat dan
tahun akademik, ikhtisar skripsi serta kata kunci (kata ini yang paling sering muncul dalam
penulisan skripsi). Penulisan abstrak bisa dilihat dalam contoh berikut:
ABSTRAK
15
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016
MOTTO
Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT, dengan segala ketulusan hati, saya
a) Firman Saputra, suami tercinta yang selalu setia, doa, dukungan dan kasih
b) Gathan Khafadi Azzam, putra tercinta yang selalu jadi hiburan dan semangat.
d) Semua sahabat Sastra Indonesia pagi dan malam, Dosen dan staff UNPAM
16
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan
Dalam penyusunan skripsi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi, baik
itu yang datang dari penulis maupun yang datang dari luar. Namun penulis menyadari
bahwa kelancaran dalam penyusunan skripsi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan
dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan
1. Drs. H. Darsono sebagai Ketua Yayasan Sasmita Jaya. Atas dedikasi beliau
2. Dr. H. Dayat Hidayat, M.M selaku Rektor Universitas Pamulang yang telah
Pamulang.
3. Djasminar Anwar, B.A. Pg. Dipl. M.A selaku Dekan Fakultas Sastra, yang
4. Muhammad Wildan, S.S, M.A selaku Kepala Program Studi Sastra Indonesia
dan pembimbing I,yang telah memberikan izin untuk menjadikan skripsi ini
17
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016
cinta dan kasih sayang. Udriyan dan Diana Susanti (kakak) yang selalu
dan Heryadi (Kaka ipar) yang selalu membantu penulis ketika menemukan
masalah pada laptop, Chamelia Putri Soneta, Nurul Biancalisa Soneta, dan
Denis Sandi Putra keponakan. Dan seluruh keluarga H. Amim yang selalu
mendoakan.
7. Firman Saputra dan Gathan Khafadi Azzam yang selalu mendoakan dan
9. Teman-teman satu jurusan Sastra Indonesia yang telah melewati suka dan duka
10. Budi Jatmiko, S.sos., M.A, Kepala Seksi Pengendalian dan Operasi Dinas
dengan baik.
pemakaian jargon pada Dinas Perhubungan Kota Tangerang Selatan, yang penulis
Semoga skripsi ini dapat memberikan wawasan yang luas dan menjadi
18
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini jauh dari sempurna. Untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan penulisan di
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................. .i
LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ....................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................ iv
ABSTRAK .................................................................................................... v
ABSTRAC......................................................................................................vi
MOTTO ...................................................................................................... vii
LEMBAR PERSEMBAHAN SKRIPSI ................................................... vii
KATA PENGANTAR ............................................................................... viii
DAFTAR ISI ............................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Batasan Masalah.............................................................................5
1.3 Rumusan Masalah ........................................................................ 5
19
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016
BAB IV PEMBAHASAN
20
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 53
5.2 Saran .................................................................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA
BIODATA PENULIS
LAMPIRAN
21
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016
dalam sebuah penelitian. Dengan batasan masalah, penulis dapat menulis yang sesuai
dengan tema dan objek penelitian yang dipilih.
3. Rumusan masalah
Rumusan maslah sering juga disebut dengan dengan fokus penelitian, fokus
penelitian berkaitan dengan aspek-aspek tertentu dari objek penelitian. Fokus penelitian
dirumuskan oleh kata tanya apa, bagaimana, mengapa, dan kapan yang tentu berupa
kalimat tanya. Rumusan masalah merupakan salah satu sub bab yang sangat penting dalam
sebuah penelitian. Bahkan bisa dikatakan rumusan masalah wajib ada dalam sebuah
penelitian. Selain itu, rumusan masalah juga merupakan bahan penulisan dalam bab
pembahasan yang ditulis berdasarkan keterpaduan antara tema, teori dan sumber data
yang digunakan. Rumusan masalah biasanya berupa pertanyaan-pertanyaan yang akan
menjadi pembahasan dalam sebuah penelitian. Melalui rumusan masalah, sebuah
penelitian dapat menjawab apa yang akan peneliti selesaikan melalui penelitian.
4. Tujuan penulisan
Setiap penulisan ilmiah pasti memiliki tujuan, tujuan dalam penulisan skripsi adalah
jawaban dari rumusan masalah yang ada dalam penulisan skripsi. Sehingga dapat dikatakan
jika rumusan masalah biasanya berupa pertanyaan-pertanyaan, maka tujuan penelitian
adalah jawaban dari rumusan masalah yang digunakan. Oleh karena itu, jika rumusan
masalah ada tiga poin, maka tujuan penelitian juga ada tiga poin. Jika rumusan masalah ada
empat poin, maka tujuan penelitian juga ada empat poin.
Tujuan disebutkan sesuai dengan fokusnya seperti menggunakan verba mengetahui,
menemukan, mengidentifikasi, mendeskripsikan, menjelaskan dan verba yang lainnya.
5. Manfaat penulisan
Manfaat penelitian ditulis dengan tidak berbelit-belit dan tidak terlalu luas.
Manfaat penelitian dihubungkan dengan disiplin ilmu pengetahuan baik ilmu yang sesuai
dengan konteks keilmuan penulis ataupun pengetahuan secara komprehensif. Baik yang
berhubungan dengan dunia akademik ataupun masyarakat pada umumnya.
6. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan merupakan gambaran penulisan secara menyeluruh.
Sistematika penulisan mencakup pembahasan dari bab I (Pendahuluan) sampai bab V
(penutupan). Termasuk cakupan sub bab yang menjadi bagian pembahasannya.
22
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016
PENDAHULUAN
Disamping kedudukannya sebagai disiplin ilmu itu sendiri, linguistik juga melibatkan
berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang lain. Seperti psikologi, sosiologi, semiotik,
sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh suatu kelompok masyarakat
bahasa tersebut, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa bahasa itu terdiri dari bunyi-
bunyi yang bersistem dan arbitrer. Bahasa merupakan salah satu ciri pembeda utama
manusia dengan makhluk hidup lainnya di dunia ini (Tarigan, 1984 : 3). Setiap bahasa
tersebut. Disinilah letak kearbitreran bahasa tersebut dan letak peran kesepakatan
merupakan salah satu aktivitas sosial. Salah satu ilmu yang mengkaji bahasa sebagai
objeknya adalah linguistik. Linguistik sebagai ilmu yang mengkaji bahasa memiliki
berbagai objek kajian yaitu, makro dan mikro. Cabang linguistik mikro antara lain
23
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016
Sosiolinguistik bersasal dari kata “sosio” dan “ linguistik”. Sosio sama dengan
kata sosial yaitu berhubungan dengan masyarakat. Linguistik adalah ilmu yang
bahasa tertentu yang merupakan lambang identitas kelompoknya, yang ditandai dengan
kekhasan perilaku dan pemakaian bahasa. Kekhasan inilah yang membedakan dari
kelompok lain. Kekhasan ini hanya dipahami oleh mereka dalam kegiatan yang mereka
lakukan bersama. Salah satunya adalah yang dipakai oleh Dinas Perhubungan. Bahasa
yang dipakai oleh Dinas Perhubungan sangat beragam. Salah satu ragam bahasa yang
24
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016
Chaer dan Agustina (2010 : 68) mengartikan jargon sebagai variasi sosial yang
ungkapan-ungkapan yang seringkali tidak dapat dipahami oleh masyarakat umum atau
menggunakan bahasa tertentu, yang kadang kala kurang dipahami oleh orang lain.
Bahasa itu sering digunakan antar anggota kelompok yang secara tidak langsung
membuat mereka berbeda dengan yang lainnya. Salah satu yang menggunakan bahasa
melakukan penelitian. Penulis akan meneliti tentang bahasa yang digunakan oleh
bagaimana cara melihat apakah tuturan Dinas Perhubungan itu mengandung jargon.
Bagaimana cara mengkaji atau memaknai suatu tuturan dengan menggunakan kajian
sosiolinguistik.
Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan, bahasa yang dipakai oleh Dinas
berbeda dari bahasa yang dipakai pada umumnya. Namun demikian, kosakata tersebut
tetap dipahami oleh anggota Dishub. Kosakata yang mereka pakai pada umumnya
Berikut adalah contoh tuturan yang mengandung jargon yang digunakan oleh
(002) :Merapat BP
25
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016
(003) :86
Pada peristiwa tutur tersebut, terdapat tiga buah jargon yang digunakan oleh
anggota Dishub yaitu 8.15, BP, 86. Penutur (001) memberikan informasi kepada
rekannya bahwa keadaan cuaca di sekitar wilayah Pamulang sedang diguyur hujan.
Lalu mitra tutur (002) menjawab bahwa dia sedang berada di perjalanan menuju
8.15 dan 86 merupakan kode yang biasa digunakan oleh anggota Dishub dalam
bekerja.
Penggunaan jargon oleh Dishub pada peristiwa tutur tersebut tidak bersifat
memahami istilahtersebut. Hal ini disebabkan oleh makna dari kata-kata yang mereka
dipakai oleh Dinas Perhubungan di Kota Tangerang Selatan. Apakah bahasa yang
saja. Sedangkan pisau analisis yang digunakan adalah kajian sosiolinguistik. Serta
Berdasarkan latar belakang tersebut, masalah yang dibahas dalam penelitian ini
adalah sebagaiberikut.
1. Bagaimana deskripsi data jargon yang terdapat pada Dinas Perhubungan Kota
Tangerang Selatan?
26
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016
2. Bagaimana bentuk lingual pada jargon yang digunakan oleh Dinas Perhubungan
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengkaji ragam bahasa yang ada di
masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah makna dari ungkapan dalam
bentuk jargon pada Dinas Perhubungan. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk :
Tangerang Selatan.
2. Memaparkan bentuk lingual pada jargon yang digunakan oleh Dinas Perhubungan
1. Manfaat Teoretis
2. Manfaat Praktis
27
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016
penggunaan jargon bagi kelompok tertentu. Selain itu penulis berharap penelitian
ini dapat menjadi referensi bagi mahasiswa selanjutnya dalam mencari data untuk
penulisan yang baik sehingga akan mempermudah analisis data. Berikut sistematika
Penelitian ini diawali Pendahuluan sebagai BAB I. Pada bab ini diuraikan secara
terperinci latar belakang masalah, Batasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan
Pada BAB II, yakni Tinjauan Pustaka, terdapat tiga hal pokok yang disampaikan.
menguraikan kajian penulis yang berhubungan dengan kode atau jargon yang telah
dilakukan oleh penulis terdahulu; Tinjauan pustaka, yakni memapaarkan beberapa teori
yang mendukung penelitian; Kerangka acuan teoritis, yakni bagian yang memaparkan
Metode yang digunakan dalam penelitian ini akan di bahas secara mendalam
pada BAB III, yakni bab tentang Metodologi penelitian. Dalam bab ini diuraikan
empat hal tersebut adalah; Deskripsi data; Bentuk lingual; Makna jargon; dan Alasan
28
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016
Pada BAB V yakni Penutup, terdiri dari kesimpulan dan saran serta dilengkapi
29
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016
yang disajikan. Dalam arti teori-teori yang digunakan adalah teori yang sesuai dengan tema,
judul, dan tujuan penelitian.
3. Kerangka Acuan Teoretis
Kerangka acuan teori sebaiknya menggunakan acuan yang berhubungan dengan
permasalahan yang diteliti dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Acuan teori diarahkan
kepada dasar pemikiran teoretis sebuah penelitian bersandar kepada sebuah teori yang
dilakukan sebelumnya. Penulisan Bab II, dapat dilihat dalam contoh sebagai berikut:
BAB II
PENELITIAN SEJENIS/SEBELUMNYA, TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA
ACUAN TEORETIS
linguis. Hal ini disebabkan adanya fenomena bahwa baik bahasa maupun kehidupan
Perhubungan Kota Tangerang Selatan hingga saat ini belum ada yang meneliti.
Berdasarkan penelusuran pustaka, saya menemukan dua karya yang ada keterkaitan
Skripsi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Pendidikan
Indonesia yang digunakan oleh remaja. Sesuai dengan sifat bahasa yaitu bahasa
30
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016
bersifat dinamis dan dapat berkembang. Tujuan dari penelitian ini adalah
mendeskripsikan: (1) ciri ragam bahasa yang digunakan oleh pengguna facebook;
(2) faktor-faktor penyebab adanya ragam bahasa campuran yang digunakan oleh
ragam bahasa remaja dalam status terbaru di situs jejaring sosial facebook.
Kota Padang, Sumatera Barat”. Lebih jauh ia menjelaskan bahwa penelitian yang
Andalas Padang untuk memberikan informasi tentang jargon komunitas banci yang
banci yang pada umunya hanya dipahami oleh komunitas tersebut. Masalah dalam
penelitian ini adalah jargon apa saja yang digunakan oleh komunitas banci,
jargon oleh komunitas banci, dan kata-kata apa saja yang mengalami perubahan
digunakan oleh komunitas banci salon di kota Padang, Sumatera Barat sebanyak 34
buah. Jargon- jargon tersebut adalah, cing, tunggang, inang, centong, akika, lambreta,
sekelinci bae, gilingan, lapangan bola, makarina, kayangan, lekong, pelita, jahara,
mawar, maharani, takaran, panasonic, pepsi, kenti, pere-pere, isabela, bodrex, hujrina,
digunakan oleh komunitas banci salon di kota Padang, Sumatera Barat berjumlah
sebanyak 17 kosa kata, yaitu tunggang, gilingan, lapangan bola, kayangan, pelita,
31
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016
mawar, maharani, takaran, panasonic ,pepsi, isabela, bodrex, gembala, burhan, adegan,
Jika diamati seksama, kedua penelitian diatas ada kaitannya dengan penelitian yang
akan penulis teliti, yaitu penggunaan ragam bahasa di masyarakat. Pada penelitian
tersebut terdapat banyak kelebihan yang dapat penulis jadikan pelajaran, namun juga
penggunaan jargon saja. Hal itu bertujuan agar pokok pembahasan tidak melebar
Penelitian ini akan membahas ragam bahasa jargon pada Dinas Perhubungan
Kota Tangerang Selatan dan apa makna dari jargon tersebut. Dengan demikian pokok
pembahasan yang akan penulis teliti sesuai dengan rumusan masalah yang dikaji.
2.2.1 Sosiolinguistik
merupakan dua bidang ilmu empiris yang mempunyai kaitan sangat erat. Sosiologi
adalah kajian yang objektif dan ilmiah mengenai manusia di dalam masyarakat, dan
mengenai lembaga-lembaga, dan proses sosial masyarakat itu terjadi, berlangsung dan
tetap ada. Sedangkan linguistik adalah bidang ilmu yang mempelajari bahasa, atau
bidang ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya. Dengan demikian,
secara mudah dapat dikatakan bahwa sosiolinguistik adalah bidang ilmu antardisiplin
yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan penggunaan bahasa itu di dalam
masyarakat.
Sebagai objek dalam sosiolinguistik, bahasa tidak dilihat atau didekati sebagai
bahasa, sebagaimana oleh linguistik umum, melainkan dilihat atau didekati sebagai
32
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016
mengenai sosiolinguistik yang diberikan para pakar tidak akan terlepas dari persoalan
Fishman (dalam Chaer dan Agustina, 2004: 36) masyarakat tutur adalah suatu
masyarakat tutur bersifat relatif, dapat menyangkut masyarakat yang sangat luas, dan
barangkali antara satu dengan yang lainnya agak sukar untuk ditemukan. Bloomfield
(dalam Chaer dan Agustina, 2004 : 37) membatasi dengan “sekelompok orang yang
menggunakan sistem isyarat yang sama”. Batasan Bloomfield ini dianggap terlalu
sempit oleh para ahli sosiolinguistik, sebab terutama dalam masyarakat modern banyak
yang menguasai lebih dari satu ragam bahasa; dan di dalam masyarakat itu sendiri
terdapat lebih dari satu bahasa. Sebaliknya, batasan yang diberikan oleh Labov (1972 :
158) yang mengatakan “satu kelompok orang yang mempunyai norma yang sama
bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaiannya yang dibedakan menurut topik,
hubungan pelaku, dan medium pembicaraan. Jadi ragam bahasa adalah variasi bahasa
menurut pemakaiannya yang timbul menurut situasi dan fungsi yang memungkinkan
33
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016
bahasa yang bersifat perorangan. Kedua berdasarkan dialek, yaitu variasi bahasa dari
sekelompok penutur yang jumlahnya relatif, yang berada disuatu tempat, wilayah, atau
area tertentu. Variasi ketiga kronolek, yaitu variasi bahasa yang digunakan oleh
adalah sosiolek, yaitu variasi yang berkenaan dengan status, golongan, dan kelas sosial
para penuturnya.
status, dan kelas sosial penuturnya, dikemukakan juga variasi bahasa yang disebut
akrolek, basilek, vulgar, slang, kolokial, jargon, argot, dan ken. Ada juga yang
Akrolek adalah Variasi bahasa sosial yang dianggap lebih tinggi atau lebih
bergengsi daripada variasi sosial lainnya. Basilek adalah varisi sosial yang dianggap
kurang bergengsi atau dipandang rendah. Slang adalah variasi bahasa sosial yang
bersifat khusus atau rahasia. Artinya variasi ini digunakan oleh kalangan tertentu yang
sangat terbatas dan tidak diketahui oleh orang di luar kelompok itu. Kolokial adalah
bahasa percakapan, bukan bahasa tulis. Jargon adalah variasi sosial yang digunakan
secara terbatas oleh kelompok-kelompok sosial tertentu namun tidak bersifat rahasia.
Argot adalah variasi sosial yang digunakan secara terbatas pada profesi tertentu dan
bersofat rahasia. Ken adalah variasi bahasa sosial yang bernada “memelas” dan penuh
dengan kepura-puraan.
34
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016
masalah dialek. Kalau dialek berkenaan dengan bahasa itu digunakan oleh siapa,
dimana dan kapan, maka register berkenaan dengan masalah bahasa itu digunakan
gaya, yaitu gaya atau ragam beku (frozen), gaya atau ragam resmi (formal), gaya atau
ragam usaha (konsultatif), gaya atau ragam santai (casual), dan gaya atau ragam akrab
(intimate).
Chaer dan Agustina, (2004: 61) mengemukakan variasi atau ragam bahasa
merupakan bahasa pokok dalam studi sosiolinguistik. Sedangkan variasi itu adanya
bentuk yang lebih dari satu. Senada dengan pendapat Chaer dan Agustina, Sumarsono
dan Partana, (2002: 31) menyatakan bahwa ragam bahasa adalah variasi bahasa yang
bahasa yang pemakaiannya disesuaikan berdasarkan fungsi, situasi dan perasaan sosial
2.2.3 Jargon
yang mengandung makna suatu bahasa, dialek, atau tuturan yang dianggap kurang
35
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016
sopan atau aneh. Kedua, jargon diartikan sebagai bahasa yang timbul dari percampuran
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, jargon adalah kosakata khusus yang
Nuryadi (melalui Robins 1992: 62) mendifinisikan jargon adalah laras bahasa yang
sengaja dipakai oleh kalangan tertentu tetapi tidak dipahami oleh kalangan di luar
kalangan tersebut. Jargon biasanya berkenaan dengan kosa kata khusus yang
digunakan dalam bidang kehidupan tertentu. Kadang istilah jargon membuat kita
bingung, karena sebenarnya jargon merupakan jenis kata atau kalimat berbicara yang
digunakan dalam kelompok orang-orang tertentu dalam bidang yang sama, yang
Menurut Chaer dan Agustina (2010: 68), jargon adalah variasi bahasa yang
digunakan seringkali tidak dapat dipahami oleh masyarakat umum atau masyarakat di
Menurut Chaer dan Agustina (2010: 68), jargon adalah variasi bahasa yang
digunakan seringkali tidak dapat dipahami oleh masyarakat umum atau masyarakat di
Tangerang Selatan), 8-6 (Dapat dimengerti), 8-7 (Teruskan berita ini), Taruna
36
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016
37
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metode adalah cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud
(dalam ilmu pengetahuan) cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan satu
kegiatan untuk mencapai satu tujuan yang ditentukan (Djajasudarma, 2006 : 1). Sedangkan
penelitian adalah suatu kegiatan mengkaji secara teliti dan teratur dalam suatu bidang ilmu
makna ungkapan.Hal ini sejalan dengan pendapat Bogdan dan Taylor (1975) dalam Moleong
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
Pendapat lain dikemukakan oleh Miles and Huberman (1994) dalam Basrowi dan
Sukidin (2002:2) Metode kualitatif berusaha mengungkap berbagai keunikan yang terdapat
dalam individu, kelompok, masyarakat, dan/atau organisasi dalam kehidupan sehari-hari secara
menyeluruh, rinci, dalam, dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Dengan kata lain,
penelitian ini disebut penelitian kualitatif karena merupakan penelitian yang tidak mengadakan
perhitungan.
Metodologi kualitatif merupakan prosedur yang menghasilkan data deskriptif berupa data
38
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016
tertulis atau lisan di masyarakat bahasa (Djajasudarma, 2006: 11). Lebih lanjut dijelaskan
bahwapendekatan kualitatif yang menggunakan data lisan suatu bahasa memerlukan informan.
Pendekatan yang melibatkan masyarakat bahasa ini diarahkan pada latar dan individu yang
bersangkutan secara holistik sebagai bagian dari satu kesatuan yang utuh. Oleh karena itu,
dalam penelitian bahasa jumlah informan tidak ditentukan jumlahnya. Dengan kata lain,
Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh Arikunto (dalam
Maesaroh, 2012 : 31). Data atau bahan keterangan adalah fakta yang dapat ditarik menjadi
suatu kesimpulan dalam kerangka yang digarap. Sumber data dalam penelitian ini adalah
tuturan di HT dan BBM. Data adalah semua sumber informasi atau bahan mentah yang
disediakan oleh alam yang harus dicari. Data merupakan bahan yang sesuai untuk memberi
Sumber data yang dugunakan dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua :
1. Data Primer
Data primer adalah hal-hal yang langsung diperoleh dari sumber data
2. Data Sekunder
berasal dari berbagai media. Data sekunder dalam penelitian ini penulis dapatkan
dari berbagai media informasi, seperti buku, internet dan referensi skripsi.
39
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016
di sini dimengerti sebagai fenomena bahasa yang mengandung jargon dan berkaitan
Pada tahap penyediaan data digunakan metode simak, yaitu cara yang
lanjutannya menggunakan teknik Simak Bebas Libat Cakap (SBLC ) bahwa peneliti
tidak terlibat dalam dialog. Peneliti hanya mengamati dan memperhatikan dialog yang
sedang dilakukan oleh orang yang diamati. Menggunakan teknik rekam memakai hand
pencatatan hasil rekaman sebagai data dalam penelitian. Setelah semua data terkumpul,
pemakaianjargon.
Tahapan analisis data merupakan tahapan yang sangat menentukan karena pada
tahapan ini kaidah-kaidah yang didasarkan pada objek penelitian harus sudah
menyamakan data yang sama, dan membedakan data yang memang beda.
Pengklasifikasian dan pengelompokan data harus didasarkan pada apa yang menjadi
tujuan penelitian.
Objek penelitian ini dianalisis dengan menggunakan metode padan dan agih.
Sudaryanto (1993: 13) menjelaskan bahwa metode padan merupakan metode analisis
yang alat penentunya di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa (langue)
40
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016
yang bersangkutan. Berbeda dengan metode pada, metode agih merupakan metode
analisis yang alat penentunya justru bagian dari bahasa yang bersangkutan. Lebih
terbentuknya.
Pada teknik analisis data ini penulis memberikan contoh analisis yang akan
dilakukan :
(004)“T1 10.2 Tol Aren, exit tol. Solo garut. Lanjut lingkar-lingkar wilayah. Negatif
Dari pesan singkat diatas memiliki arti atau makna bahwa Walikota Tangerang
Selatan sedang berada di Tol Pondok Aren dan akan segera keluar tol. Anggota Dinas
Perhubungan Kota Tangerang Selatan yang berada di sekitar wilayah keluar tol hingga
kantor Walikota Pamulang harap siaga dengan mobil inova berwarna hitam dengan
41
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016
Saidih, S.Ag Reni jaya pukul 07.30 WIB. Lintasan untuk Tangsel 2 Maruga, Pamulang
2, Villa Dago, Bunderan Pamulang, lanjut objek Reni jaya. Harap butir lintasan dan
objek solo bandung lebih awal. Tolong 87 rekan-rekan yang lain. Info dari Donal
Giat : Kegiatan
Butir : Anggota
Dari pesan singkat diatas memiliki arti atau makna bahwa Pada tanggal 31
Agustus 2014 ada kegiatan di kediaman KH. M Saidih yang akan dihadiri oleh Wakil
Walikota Tangerang Selatan Pukul 07.30 WIB. Lintasan yang akan dilewati yaitu
Maruga, Pamulang 2, Villa Dago, Bunderan Pamulang, dan langsung menuju Reni
jaya. Diharapkan anggota yang berada di lintasan tersebut siap lebih awal. Tolong
Selatan?
42
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016
2. Bagaimana bentuk lingual pada jargon yang digunakan oleh Dinas Perhubungan Kota
Tangerang Selatan?
Jawaban pada poin satu ada pada bab IV sub bab pertama (4.1) yaitu pembahasan
Deksripsi data, jawaban poin dua ada pada sub bab kedua (4.2) yaitu pembahasan tentang
Bentuk Lingual Pada Jargon Dinas Perhubungan Kota Tangerang Selatan, jawaban poin
ketiga ada pada sub bab ketiga (4.3) yaitu pembahasan tentang Makna Jargon Ditinjau Dari
Komponen Tutur, sedangkan jawaban poin keempat ada pada sub bab keempat (4.4) yaitu
Tangerang Selatan. Untuk lebih jelas dalam memahami poin-poinyt di atas, lihat contoh Bab
BAB IV
PEMBAHASAN
Tata cara berkomunikasi menggunakan Radio Handy Talky pada Dinas Pehubungan Kota
Tangerang Selatan. Berikut ini deskripsi data kata sandi/kode/istilah yang digunakan dalam
berkomunikasi:
43
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016
Selatan
4 Asda 1 Tangsel 4
5 Asda 2 Tangsel 5
6 Asda 3 Tangsel 6
3 Setu Praja 3
4 Pamulang Praja 4
5 Ciputat Praja 5
2 Gedung PU Tenda 2
44
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016
1 A AMBON
2 B BANDUNG
3 C CEPU
4 D DEMAK
5 E ENDEH
6 F FLORES
7 G GARUT
8 H HALONG
9 I IRIAN
10 J JEPARA
11 K KENDAL / KUPANG
12 L LOMBOK
13 M MEDAN
14 N NAGREK
15 O OPAK
16 P PATI
17 Q QUEEN
18 R REMBANG
19 S SOLO
45
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016
20 T TIMUR
21 U UMAR /UNGARAN
22 V VIKTOR
23 W WILLIS
24 X X-TREEM
25 Y YENGKI
26 Z ZERO
dapatkan keterangan
dengan kerusakan
barang/material
tersangka kabur
46
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016
dengan korban
menginggal
pertemuan
korban luka
bermotor
berat/pembunuhan di...
47
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016
kebakaran
pertahankan posisinya
lain
disana?
stand by
Ditujukan kepada
ditempat
monitor
48
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016
jajaran anggota
NO SANDI ARTINYA
1 Taruna Berita/Informasi
7 Jalur Frequensi
49
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016
9 Pantulan Pancaran
20 Butir Anggota
50
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016
44 Banten 1 Gubernur
46 Medan 1 Walikota
48 Medan 3 Sekda
50 Lalin 1 Kadishub
51 Lalin 1 A Ajudan
52 Lalin 2 Sekdis
51
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016
4.2 Bentuk Lingual Pada Jargon Dinas Perhubungan Kota Tangerang Selatan
Bentuk lingual pada jargon Dinas Perhubungan terdiri dari bentuk kata, frasa
numerial dan frasa nominal. Berikut ini contoh jargon dalam bentuk kata dan frasa:
4.2.1 Kata
Kata adalah suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti dan terdiri dari
satu atau lebih morfem. Kata adalah merupakan bahasa terkecil yang dapat berdiri
sendiri. Umumnya kata terdiri dari satu akar kata tanpa atau dengan beberapa afiks.
Pada jargon yang digunakan oleh Dinas Perhubungan Kota Tangerang Selatan
penulis mengkalifikasikan bentuk kata berdasarkan kata benda. Berikut kata-kata yang
52
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016
Ambon, Bandung, Cepu, Demak, Endeh, Flores, Garut, Halong, Irian, Jepara, Kendal
/ Kupang, Lombok, Medan, Nagrek, Opak, Pati, Queen, Rembang, Solo, Timur, Umar /
Butir (Anggota).
4.2.2 Frasa
Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif,
misalnya: bayi sehat, pisang goreng, sangat enak, sudah lama sekali dan dewan
perwakilan rakyat.
Bentuk frasa yang terdapat pada Jargon Dinas Perhubungan adalah frasa
numerial dan frasa nominal. Berikut ini contoh jargon yang termasuk dalam frasa
numrelia :
Rembang Irian 2, Banten 1, Banten 2, Medan 1, Medan 2, Medan 3, Posko 00, Lalin 1
Tenda 3, Satu Satu, Satudua, Satu Tiga, Tiga Tiga Kendal, Tiga Tiga Lombok, Tiga
Tiga Medan, Tiga Empat Lombok, Empat Satu, Empat Dua, Lima Satu, Lima Dua,
Lima Tiga, Lima Empat, Enam Satu Kendal, Enam Satu Lombok, Enam Satu Medan,
Enam Dua, Enam Tiga, Enam Lima, Tujuh Satu, Tujuh Dua, Tujuh Empat, Tujuh Lima,
Tujuh Delapan, Delapan Satu, Delapan Dua, Delapan Tiga, Delapan Empat, Delapan
53
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016
Lima, Delapan Enam, Delapan Tujuh, Delapan Delapan, Delapan Kosong Kosong,
Delapan Satu Kosong, Delapan Satu Satu, Delapan Satu Dua, Delapan Satu Tiga,
Delapan Satu Empat, Delapan Satu Lima, Delapan Satu Enam, Sembilan Dua,
Sembilan Satu, Sepuluh Dua, Sepuluh Tiga, Sepuluh Empat, Sepuluh Lima, Sepuluh
Delapan
Daerah), Serpong Utara, Serpong Praja, Ciputat Timur, Pondok Aren, Gedung Setda,
Gedung PU, Gedung DPRD, Halong Pati, Timur Lombok Pati, Solo Medan Solo,
Kendal Rembang, Halong Timur, Medan Opak, Rembang Halong Solo, Pati Solo
Kendal, Pati Ambon Medan, Pati Opak Lombok, Timur Namlea Irian, Rembang Umar,
Pati Kendal Demak, Solo Solo Kendal, Solo Solo Timur, Solo Solo Rembang, Medan
Solo, Demak Pati Pati, Pati Pati, Demak, Ambon Namlea, Ambon Namlea, Ambon
Lombok, Willis Garut, Rembang Timur, Rembang Willis, Jepara Lombok, Kendal Pati,
Demak Solo, Kendal Cepu, Kendal Bandung, Namlea Opak, Solo Garut, Opak Pati
Solo, Pati Ambon Timur, Rembang Pati, Umar Pati, Umar Rembang, Rembang Irian
dalam satu bentuk ujaran atau lebih yang melibatkan dua pihak, yaitu penutur dan
lawan tutur, dengan satu pokok tuturan, dalam waktu, tempat, dan situasi tertentu
Peristiwa semacam itu misalnya terjadi dalam suatu diskusi, sidang pengadilan,
54
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016
rapat kerja, loka karya, dengar pendapat dan sebagainya. Di dalam peristiwa-peristiwa
tersebut, kita jumpai faktor-faktor yang mengambil peranan antara lain tempat diskusi;
suasana diskusi; peserta diskusi atau partisipan; tujuan diskusi; kesempatan berbicara;
aturan permainan; nada suara atau bunyi; ragam bahasa; dan jenis kegiatan atau genre.
situasi), tanpa tujuan, dilakukan oleh orang-orang yang tidak sengaja untuk bercakap-
cakap, dan menggunakan ragam bahasa yang berganti-gantian (Chaer dan Agustina,
2010 : 48). Sehubungan dengan konsep peristiwa tutur, (Hymes, 1989: 56)
dengan singkatan SPEAKING, yang masing-masing bunyi merupakan fonem awal dari
setiap kata:
P : Participants
A : Act sequences
I : Instrumentalities
G : Genres
Setting, berkenaan pada waktu dan tempat tuturan itu terjadi (Gumperz dan
Hymes, 1989 : 60). Artinya, waktu, tempat dan situasi tuturan yang berbeda dapat
55
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016
Misalnya, di dalam percakapan antara Bandung dan butir melalui pesan singkat BBM,
Bandung dan butir masing-masing adalah peserta percakapan, Lauder (dalam Wildan
2014 : 17). Pengguna di sini melingkupi penutur, mitra tutur, dan pendengar yang
Ends, mengacu pada maksud dan tujuan pertutuan. Misalnya seorang anggota
dishub yang memberitahukan bahwa akan ada giat, anggota tersebut menyampaikan
pesan kepada rekan-rekannya yang lain agar tetap siaga, namun di antara para anggota
itu ada yang datang untuk siaga, dan ada juga yang datang hanya untuk duduk saja di
lokasi.
Act Sequence, mengacu pada bentuk ujaran dan isi amanat dalam bentuk kata-
kata dan pokok percakapan Lauder (dalam Wildan 2014 : 17).. Bentuk ujaran ini
hubungan antara apa yang di katakan dengan topik pembicaraan. Hal senada
dikemukakan oleh Aslinda dan Syafyahyah (2007 : 48) bahwa act sequence
Key, mengacu pada nada, cara dan semangat dimana suatu pesan disampaikan:
dengan senang hati, dengan serius, dengan singkat, dengan sombong, dengan
mengejek, dan sebagainya. Hal ini dapat juga ditunjukkan dengan gerak tubuh dan
isyarat (Chaer dan Agustina, 2010 : 49). Hal senada juga dikemukakan Aslinda dan
Syafyahyah (dalam Arini, 2007: 50) bahwa key berkaitan dengan sikap atau cara
56
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016
(manner), nada suara (tone), serta penjiwaan (spirit), saat sebuah tuturan diucapkan.
lisan, tertulis, melalui telegraf atau telepon. Instrumentalities ini juga mengacu pada
kode ujaran yang digunakan, seperti bahasa, dialek, fragam atau register (Chaer dan
Agustina, 2010 : 49). Hal senada juga dikemukakan oleh Aslinda dan Syafyahyah
(2007 : 51) bahwa instrumentalisties berkaitan dengan saluran (channel) dan bentuk
dalam berinteraksi. (Chaer dan Agustina, 2010: 49). Hal senada juga dikemukakan
Genre, mengacu pada jenis bentuk penyampaian, seperti narasi, puisi, pepatah,
do’a, dan sebagainya (Chaer dan Agustina, 2010 : 49). Hal senada juga dikemukakan
Lauder (dalam Wildan 2014 : 18) genres, jenis merujuk kepada kategori, misalnya
(002) : Merapat BP
(003) : 86
Pada peristiwa tutur tersebut, terdapat tiga buah jargon yang digunakan oleh
anggota Dishub yaitu 8.15, BP, 86. Penutur (002) memberikan informasi kepada
rekannya bahwa keadaan cuaca di sekitar wilayah Pamulang sedang diguyur hujan.
Lalu mitra tutur (002) menjawab bahwa dia sedang berada di perjalanan menuju
57
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016
(004)“T1 10.2 Tol Aren, exit tol. Solo garut. Lanjut lingkar-lingkar wilayah. Negatif
Dari pesan singkat diatas memiliki arti atau makna bahwa Walikota Tangerang
Selatan sedang berada di Tol Pd. Aren dan akan segera keluar tol. Dinas Perhubungan
Kota Tangerang Selatan yang berada di sekitar wilayah keluar tol hingga kantor
Walikota Pamulang harap siaga dengan mobil inova berwarna hitam dengan nomor
Saidih, S.Ag Reni jaya pukul 07.30 WIB. Lintasan untuk Tangsel 2 Maruga, Pamulang
2, Villa Dago, Bunderan Pamulang, lanjut objek Reni jaya. Harap butir lintasan dan
objek solo bandung lebih awal. Tolong 87 rekan-rekan yang lain. Info dari Donal
Giat : Kegiatan
Butir : Anggota
Dari pesan singkat di atas memiliki arti atau makna bahwa Pada tanggal 31
Agustus 2014 ada kegiatan di kediaman KH. M Saidih yang akan dihadiri oleh Wakil
58
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016
Walikota Tangerang Selatan Pukul 07.30 WIB. Lintasan yang akan dilewati yaitu
Maruga, Pamulang 2, Villa Dago, Bunderan Pamulang, dan langsung menuju Reni
jaya. Diharapkan anggota yang berada di lintasan tersebut siap lebih awal. Tolong
(006)“T1 jam 13.30 rapat Pemkot Tangsel. Exit tol bulus. Lanjut jam 16.00 Wib
Dari pesan singkat di atas memiliki makna bahwa Walikota Tangerang Selatan
segera keluar dari tol Lebak Bulus, karena jam 13.30 akan menghadiri rapat di
BP : Bunderan Pamulang
Dari pesan singkat di atas memiliki makna bahwa Wakil Walikota Tangerang
Selatan sudah sampai di Villa dago dengan kondisi terkendali dan aman. Diharapkan
59
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016
Mekar : Keluar
Dari pesan singkat di atas memiliki makna bahwa Kabid lalu lintas akan segera
keluar dari pasar kita diharapkan kepada anggota untuk melakukan persiapan.
Pemkot persiapan”
Dari pesan singkat di atas memiliki makna bahwa Walikota Tangerang Selatan
akan menuju ke kanto, diharapkan kepada anggota yang berada di Pamulang 2, Villa
Dari pesan singkat di atas memiliki makna bahwa Walikota Tangerang Selatan
baru”
Dari pesan singkat di atas memiliki makna bahwa seluruh anggota diharapkan
untuk tetap stand by di pos pengamanan pamulang squere, untuk pengamanan malam
tahun baru.
60
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016
8.1.9 : Situasi
Dari pesan singkat di atas memiliki makna bahwa ada salah satu anggota yang
bertahan di lampu merah gaplek karena keadaan cuaca sedang turun hujan dan situasi
terkendali aman.
BP : Bunderan Pamulang
Dari pesan singkat di atas memiliki makna bahwa Kasi Dalops sedang berada
Pantulan : Pancaran
rekan yang sudah memberikan informasi, Kepala Seksi Pengendalian dan Operasi akan
61
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016
86 : Dapat di mengerti
Dari pesan singkat di atas memiliki makna bahwa keadaan lalu lintas cukup
pamulang.
Dari pesan singkat di atas memiliki makna bahwa Walikota Tangerang Selatan
Mekar : Keluar
62
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016
Dari pesan singkat di atas memiliki makna bahwa Walikota Tangerang Selatan
(019)“Absen di Pemkot sehubungan dengan ada giat hari pramuka dihadiri T1 dan
Dari pesan singkat di atas memiliki makna bahwa sehubungan dengan adanya
kegiatan hari pramuka yang dihadiri oleh Walikota dan Wakil Walikota Tangerang
Setting and scene berkenaan dengan waktu, dan tempat tuturan itu berlangsung,
sedangkan scene mengacu pada situasi psikologis pembicaraan. Jika diamati seksama,
penggunaan jargon oleh Dinas Perhubungan ini terjadi pada waktu kerja, yaitu sejak
pukul 06.00 – 19.00 WIB. Di samping itu, terdapat juga penggunaan jargon di luar
waktu kerja, namun itu hanya bersifat informasi. Penggunaan jargon hanya tuturkan
pada media komunikasi, namun tidak dituturkan dalam komunikasi langsung. Pada
disampaikan pada saat jam kerja atau ketika akan berangkat kerja.
melalui pesan singkat di BBM, dan tuturan di HT yang penulis rekam. Sedangkan
scene mengacu pada psikologis pembicara dimana tuturan yang mengandung jargon
tersebut berasal dari anggota Dinas Perhubungan yang peduli, bertanggung jawab, dan
mau berbagi informasi. Hal itu dilakukan dengan tujuan untuk menumbuhkan rasa
tanggung jawab yang sama kepada rekan-rekan yang lain, menambah kekompakkan
dalam menjalankan tugas, meningkatkan rasa waspada, dan menjaga nama baik Dinas
pengirim dan penerima pesan. Pada peristiwa tutur ini yang bertindak sebagai pengirim
pesan adalah anggota Dishub, dan penerima pesan juga anggotanya. Pada contoh
(004)“T1 10.2 Tol Aren, exit tol. Solo garut. Lanjut lingkar-lingkar wilayah. Negatif
lingkar wilayah memiliki makna anggota di sekitar wilayah. Jadi dapat disimpulkan
Ends, mengacu pada maksud dan tujuan tuturan. Peristiwa tutur yang terjadi
kepada anggota yang berada di pos jaga untuk siaga dan mengantisipasi jika ada
pejabat yang akan melintas atau sedang ada acara di sekitar wilayah Tangerang
Selatan. Pada contoh (015)“Lalin cukup kondusif. Solo bandung plotingan. 86”. Dari
Act Sequence, mengacu pada bentuk ujaran dan isi ujaran. Kata-kata yang
digunakan dalam peristiwa tutur ini cenderung memakai ragam bahasa jargon sebagai
64
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016
bahasanya. Jargon yang digunakan oleh Dishub terdiri dari bentuk kata, frasa numerial
dan frasa nominal. Pada bentuk kata sering kali ditemukan istilah Ambon, Bandung,
Taruna, butir, monitor dan lain-lain. Sedangkan pada frasa numerian terdapat istilah
Tangsel 1, Tangsel 2, Delapan Enam, Delapan Tujuh, dan lain-lain. Dan pada frasa
nominal terdapat istilah Solo garut, Solo bandung, Rembang pati, dan lain-lain.
kediaman KH. M. Saidih, S.Ag Reni jaya pukul 07.30 WIB. Lintasan untuk Tangsel 2
Maruga, Pamulang 2, Villa Dago, Bunderan Pamulang, lanjut objek Reni jaya. Harap
butir lintasan dan objek solo bandung lebih awal. Tolong 87 rekan-rekan yang lain.
Info dari Donal (Driver Tangsel 2)” dapat dicermati bahwa terdapat pemakaian jargon
dalam bentuk kata (giat), frasa nominal (solo bandung), dan frasa numerial (Tangsel
2).
Key, mengacu pada nada, cara, dan semangat dimana suatu pesan disampaikan
dengan senang hati, serius, singkat, dan sebagainya. Pesan yang disampaikan oleh
anggota Dishub memiliki nada datar, tidak menggunakan nada tinggi, kesal, dan
marah.Begitupun pada pesan singkat di BBM, meskipun tidak terdengar namun sebagai
penerima pesan dapat mengetahui nada tersebut. Penyampaian pesan dan informasi
biasanya disampaikan dengan singkat, jelas, dan efektif. Hal itu dikarenakan orang
lainpun banyak yang ingin mempergunakan frequensi, namun anggota harus tetap
memperhatikan bahwa pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik dan
lisan, tulisan, atau telepon. Peristiwa tutur yang penulis dapatkan berasal dari lisan
yang didapat dari rekaman HT dan bentuk tulisan yang didapat dari pesan singkat
65
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016
BBM. Bahasa yang digunakan oleh Dinas Perhubungan Kota Tangerang Selatan dalam
dalam penyampaian pesan, lebih singkat, berbeda dengan bahasa yang ada di
masyarakat sehingga memiliki kesan khusus dan berwibawa. Pada contoh (019)“Absen
di Pemkot sehubungan dengan ada giat hari pramuka dihadiri T1 dan T2, terima
dalam berinteraks dan norma penafsiran terhadap ujaran dari lawan bicara. Setiap
pesan yang disampaikan oleh anggota harus memperhatikan kepaduan atau kesesuai
jargon, berbicara dengan jelas, tidak meneluarkan kata-kata vulgar,tidak sopan. Hal itu
dilakukan untuk menjaga norma yang telah dibuat sehingga dapat menunjukkan
kepribadian dari anggota tersebut. Pada contoh (013) “B9 Dago TKA arah BP”
menandakan bahwa dalam menyebut Kepala Seksi Pengendalian dan Operasi anggota
hanya menyebut B9. Namun tuturan tersebut sudah memperhatikan norma kesopanan.
Genre, mengacu pada jenis bentuk penyampaian. Peristiwa tutur yang terjadi
pada Dinas Perhubungan ini termasuk ke dalam bentuk informasi dan tuturan tersebut
lebih singkat, jelas, dan padat. Pada contoh (010) “Tangsel 1 bunderan TKA” dapat
dicermati bahwa tuturan tersebut bersifat informasi, agar anggota di pos yang lain
Selatan
4.4.1 Alasan Penggunaan Sandi/Jargon Pada Dinas Perhubungan Kota Tangerang Selatan
penyampaian informasi, agar informasi tidak melebar, pesan dapat disampaikan dengan
singkat, jelas dan efektif. Kata sandi/jargon digunakan dengan tujuan untuk membedakan
antara anggota Dinas Perhubungan dengan masyarakat di luar dari Dinas Perhubungan
tersebut.
Kata sandi/Jargon biasa dituturkan pada jam kerja yaitu mulai dari pukul 06.00
sampai dengan pukul 19.00 WIB. Pengguna kata sandi/jargon adalah orang-orang yang
mengerti kode tersebut dan sudah pasti digunakan oleh anggota Dinas Perhubungan sendiri.
komunikasi melalui HT dan BBM, namun ketika berbicara langsung kata sandi/jargon itu tidak
digunakan.Kata sandi/jargon selain untuk mempersingkat tuturan, juga memiliki maksud lain
yaitu untuk membedakan bahasa Dinas Perhubungan dengan masyarakat, agar tidak banyak
diketahui oleh orang lain. Norma yang harus diperhatikan dalam berkomunikasi yaitu norma
Buku petunjuk yang dimiliki oleh Dinas Perhubungan Tangerang Selatan didapatkan
dari berbagai sumber referensi seperti TNI, Polisi, dan Dinas Perhubungan lain yang
berdekatan dengan Tangerang Selatan. Namun tidak semua sama, ada beberapa kata
sandi/jargon yang berbeda setiap daerah, seperti istilah Walikota, Kantor/gedung, Kecamatan,
Pada buku yang disusun oleh Kasi Dalops (Bapak Taufik Wahidin, S.sos) merupakan
buku petunjuk yang dibuat ketika Kota Tangerang Selatan baru melakukan pemekaran,
sehingga masih menggunakan istilah Garuda. Namun seiring perkembangan istilah tersebut
Kata sandi/jargon yang disusun didapatkan dari berbagai referensi, baik dari TNI,
POLISI, atau yang setingkat. Maka dari itu penggabungan angka dan huruf tidak dapat
dijelaskan, karena sudah ditetapkan oleh pihak Kepolisian. 3-3 berarti kecelakaan, kemudian
67
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016
Pemakaian nama daerah pada kata sandi/jargon sudah menjadi kesepakatan aparat
pemerintahan baik di bidang TNI, POLISI, Dinas Perhubungan, ataupun yang lain. Namun
tidak menutup kemungkinan apabila ingin merubah dari nama daerah menjadi istilah lain.
Contohnya seperti Ambon diubah menjadi Alfa, Bandung diubah menjadi Beta, Cepu diubah
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
khususnya bagi pengendara yang melintas di daerah Kota Tangerang Selatan. Dari
pengamatan yang telah penulis dapatkan, maka dari itu penulis menyimpulkan
68
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016
penjelasan tersebut.
Pertama, deskripsi data yang telah penulis cantumkan di atas terdiri dari nama
pejabat, nama kecamatan, nama gedung/kantor, nama abjad/alfhabet, dan kata sandi.
Kedua, bentuk lingual yang terdapat pada jargon Dinas Perhubungan Kota
Tangerang Selatan yaitu bentuk kata, frasa nominal dan frasa numerial. Dari beberapa
contoh di atas, penulis mengambil kesimpulan bahwa jargon yang biasa digunakan
Bandung, Timor, 8-6, 8-7, 8-1-5, 8-1-9, 10-2, 10-8, Taruna, Pantulan, Butir, Solo
Garut, Lalin 9, Tangsel 1, Tangsel 2, B9, Giat, Mekar, Pemkot, TKA, Plotingan,
Ketiga, makna jargon ditinjau dari komponen tutur dengan menggunakan teori
SPEAKING Hymes, yaitu Setting dan scene,Participants, End : purpose and goal, Act
5.2 Saran
Selatan, sesuai rumusan masalahnya dan menemukan beberapa kesimpulan, penulis mencoba
memberikan saran mengenai tuturan anggota Dinas Perhubungan dan Kepala Seksi
Pengendalian dan Operasi Dinas Perhubungan Kota Tangerang Selatan agar terus lebih baik
69
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016
a. Anggota hendaknya dapat menyampaikan pesan sesuai dengan norma yang berlaku.
b. Pemakaian sandi/jargon harus sesuai dengan topik yang dibicarakan dan tidak
c. Kasi Dalops hendaknya membuat buku petunjuk yang terbaru, karena ditemukan ada
beberapa sandi/jargon yang belum terdaftar pada buku petunjuk yang disusun oleh Kasi
Dalops terdahulu.
Abdullah, Taufik dan A.C. Van Der Leeden (Penyunting). 1986. Durkheim dan
Pengantar Sosiologi Moralitas. Jakarta: Publishing Co.
.Aslinda dan Leni Safyahya. 2007. Pengantar Sosiolinguistik. Bandung: Refika
Aditama.
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.
Basrowi dan Sukidin. 2002. Metode Penelitian Kualitatif Perspektif Mikro. Surabaya :
Insan Cendikia.
Bell, T. Roger. 1976. Sociolingistics: Goals, Approaches and Problems. London: B.T.
Batsford Ltd.
Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Chaer, Abdul dan Leoni Agustina. 2004. Sosiolinguistik Perkenalan Awal, Jakarta:
Rineka Cipta.
Chaer, Abdul dan Leoni Agustina. 2010. Sosiolinguistik Perkenalan Awa(Edisi
Revisi), Jakarta: Rineka Cipta.
Djajasudarma, Fatima. 1993. Metode Linguistik.Bandung : PT RefikaAditama.
70
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016
Depdiknas. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat BahasaEdisi III. Jakarta:
Balai Pustaka.
Gumperz, John J dan Dell Hymes. 1972. Direction In Sosiolinguistics. New York:
Basil Blackwell Inc.
Kridalaksana, Harimurti. 1984. Fungsi Bahasa dan Sikap Bahasa. Flores: Nusa Indah.
Khomariah, Iis. 2011. “Jargon yang digunakan komunitas Banci salon di Kota Padang,
Sumatera Barat”. Universitas Andalas Padang. Skripsi: Belum diterbitkan.
Lauder, Multamia RMT, Untung Yowono, Kushartanti. 2005. Pesona Bahasa: Langkah
Awal Memahami Linguistik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Nuryadi. Bahasa dalam masyarakat : Suatu kajian sosiolinguistik.
(http://www.ejournal-unisma.net/ojs/index.php/makna/article/view/47/45)(diakses 22
Februari 2015).
Maharani, Elia Putri. 2011. “Ragam Bahasa Remaja Dalam Situs Jejaring Sosial
Facebook”. Universitas Jember. Skripsi: Belum diterbitkan.
Maesaroh, Siti. 2012. Pesan Moral dalam Novel Aborsi Atas Nama Kehormatan Karya
Idayu Kristanti Analisis Struktural Semiotik. Skripsi. FS. Unpam.
Moleong, Lexy. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif.Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Nursalim, Mochamad. 2005. Strategi Konseling. Surabaya : Unesa University Press.
Nababan, P. W. J. 1993. Sosiolinguistik, Suatu Pengantar.(Cetakan ke 4). Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama.
Solehudin. 2009. Handout Sosiolinguistik. Modul. FPBS. UPI.
Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta
Wacana University Press.
Suharsono. 2003. Register Tawar Menawar pada Warung Penjaja Buah-buahan
Yogyakarta: Pertemuan Ilmiah Bahasa dan Sastra Indonesia (PIBSI) XXV.
Sumarsono dan Paina Partana.2002. Sosiolinguistik.Yogyakarta: Pustaka Pelajar
_________ . 2008. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Sunarto, Kamanto. 2004. Pengantar Sosiologi. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.
71
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016
Wahidin, Taufik. Petunjuk Singkat Bidang Lalu Lintas Pengendalian dan Oprasional
Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kota Tangerang Selatan.
Tangerang Selatan.
Wildan, Muhammad. 2014. “Ragam Bahasa Facebook dan Twitter (Kajian
Sosiolinguistik)”. FS. LPPM. UNPAM.
www.google.com.http://id.wikipedia.org/wiki/SosiologiDiakses pada tanggal 12 November
2014.
Tanjung, Asrida Warni. 2014. Pemakaian Bahasa dalam Facebook Kajian Sosiolinguistik. FS.
Unpam.
Nursalim, Misbah Priagung. 2014. Politisasi dalam Ragam Bahasa Komik Analisis Semiotik
Kartun Mingguan Kompas “Mice Cartoon”. FS. Unpam.
Sumber wawancara:
Budi Jarmiko, S.sos., M.A. Kepala Seksi Pengendalian dan Operasi Dinas Perhubungan Kota
Tangerang Selatan.
tahun 1999 s/d 2005, kemudian melanjutkan ke MTs Da’arul Hikmah Pamulang Barat dari
72
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016
tahun 2005 s/d 2008. Pada tahun 2008 s/d 2011 ia melanjutkan ke SMK Al-Hasra
Sawangan dan mengambil juruan Perbankan Syari’ah. Selanjutnya pada tahun 2011 ia
Indonesia.
73
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA DAN CARA MENGUTIP
74
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016
75
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016
76
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016
b. Jika berupa artikel yang khusus dibuat untuk informasi tertentu, maka urutan data
yang dicatat adalah sebagai berikut : (a) Nama Penulis; (b) Tahun Penulisan; (c) Judul
artikel; (d) Tebal artikel atau jumlah halaman; (e) Nama situs (digarisbawahi); (f)
Tanggal penulis skripsi mengakses informasi, dan (g) Jam penerimaan informasi
(WIB). Data jenis ini harus dibuat print-out-nya, karena sering diganti dengan versi
yang lebih baru atau mutakhir.
c. Sejumlah bank data elektronik mencantunkan format cara mengacu. Dalam hal
demikian, format yang telah ditetapkan itu harus diikuti.
77
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016
b. Cara Mengutip
Kutipan langsung yang panjangnya terdiri dari 4 baris atau lebih, diketik berspasi 1,
baris pertama seperti alinea baru, seterusnya dimulai 7 pukulan ketik dari batas margin kiri.
Bagian kalimat yang dikutip diletakkan antara tanda kutip (“.....”). Kutipan 4 baris atau
kurang diketik berspasi dua, dimasukkan ke dalam teks dan ditempatkan di antara tanda
kutip (“......”).
Contoh :
1. Kutipan panjang (4 baris atau lebih), nama pengarang disebutkan sebelum kalimat
kutipan.
2. Kutipan pendek (kurang dari 4 baris), jika kutipan ditempatkan pada awal alinea,
maka jarak paling atas diberi jarak 7 ketukan.
3. Kutipan panjang (empat baris atau lebih) nama pengarang disebutkan setelah
kalimat kutipan.
Pendidikan berbeda dengan pelatihan, perbedaan antara keduanya ialah:
“pendidikan lebih luas pengertiannya dibandingkan dengan pelatihan.
Pendidikan berhubungan dengan pengetahuan mengenai lingkungan secara
keseluruhan dan lebih menitikberatkan pada teori, sedangkan pelatihan
berhubungan dengan pengetahuan dan keahlian dalam bidang tertentu dan
lebih menitikberatkan pada praktik” (Manulang 1995:83).
78
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016
4. Kutipan pendek (kurang dari empat baris) jika kutipan ditempatkan pada awal alinea,
maka baris paling atas diberi jarak 7 ketukan. Nama pengarang disebutkan setelah
kalimat kutipan.
average of the return on the individual assets” (Ardiyan and Anwar 1995:24)
Catatan: jika penulis sumber informasi terdiri atas 2 orang baik penulis asing maupun
Indonesia, kedua nama dihubungkan dengan tanda and. Jika penullis lebih dari 2 orang,
dalam teks skripsi, hanya ditulis nama pertama diberi tambahan singkatan et al.
1. Penulis Satu Orang
Contoh:
Bibliography
Cruse, Alan D. 2004. Meaning in Language. Oxford: Oxford University Press.
Bibliography
McCandless, B.R. and E.D. Evans. 2006. Children and Language. Beirut: Dreambooks.
Bibliography
Mesthrie, Rajend, Anna Deumert, and Joan Swann. 2001. Sociolinguistics. London:
Blackwell.
Bibliography
79
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016
Biber, Douglas, Stig Johansson, Geofrey Leech, Susan Conrad, and Edward Finnegan.
1999. Longman Grammar of Spoken and Written English. London: Longman.
5. Pengutipan pendapat peneliti lain yang disebutkan dalam sumber yang diacu, tetapi
karya hasil peneliti tersebut tidak dibaca penulis skripsi. Misalnya, penulis skripsi
memanfaatkan pendapat Isa, tetapi dia tidak membaca sumber aslinya (Isa). Yang
dia baca sumber dari Ardiyan, penulisannya adalah seperti berikut.
Contoh untuk Prodi Sastra Indonesia:
Berdasarkan pendapat Hymes (dalam Wildan 2013:78), etnografi komunikasi adalah …
6. Jika penulis yang sama mempunyai lebih dari satu karangan dalam majalah yang
sama, maka disusun berdasarkan nomor majalah, kemudian nomor halaman.
(penulis skripsi tidak memanfaatkan karangan lain penulis tersebut, yang juga
diterbitkan dalam tahun yang sama dalam majalah lain ataupun dalam bentuk buku).
Contoh:
Bibliography
Dillard, Joe L. 2005a. Black Englsih: Its History . New York: Random House.
7. Jika lebih dari satu penulis bernama akhir sama, tetapi nama depan yang berbeda,
menulis buku atau majalah dalam tahun yang sama, maka ditulis sebagai berikut.
Bibliography
Dillard, Joe L. 2005. Black Englsih: Its History. New York: Random House.
80
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI PRODI SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PAMULANG 2016
3. Sebaiknya nama pengarang buku pada pustaka acuan jangan disingkat, agar
pengabjadan benar.
Misalnya:
Muharromah, I. Aeni. 1999. Pedoman Penulisan Skripsi. Fakultas Sastra, Universitas
Pamulang. Pamulang.
menjadi
81