Anda di halaman 1dari 9

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Era Industrilisasi yang terjadi di Indonesia sejak tahun 1826 dimulai sejak
jaman kolonia Belanda, peralihan dari agraris menjadi industri ini
menyebabkan pertumbuhan industri di Indonesia mengalami peningkatan
yang cukup signifikan hingga saat ini.

Menurut data yang tercatat di Kementerian Perindustrian tahun 2013


industri sedang-besar di seluruh Indonesia sebanyak 23.924 industri dan
industri sedang-besar yang bergerak dengan menggunakan bahan kimia
sebanyak 318 industri.

Dalam proses kegiatan suatu industri terdapat risiko yang selalu ada, baik
yang berasal dari kegiatan industri maupun dari luar kegiatan industri.
Risiko adalah kombinasi dari kemungkinan terjadinya kejadian berbahaya
atau paparan dengan keparahan dari cidera atau gangguan kesehatan
yang disebabkan oleh kejadian atau paparan tersebut. Risiko dalam
konteks K3 biasanya bersifat negatif seperti cidera, kerusakan, atau suatu
gangguan operasional. Risiko yang bersifat negatif harus dihindarkan atau
ditekan semaksimal mungkin agar tidak terjadi hal yang dapat merugikan
dan tidak diinginkan. Salah satu contoh risiko yang ada di industri adalah
risiko terjadinya kebakaran. Kebakaran merupakan api yang tidak
terkendali artinya diluar kemampuan dan keinginan manusia. [ CITATION
Soe10 \l 1057 ]

Kebakaran timbul akibat adanya api, nyala api diakibatkan karena adanya
interaksi antara bahan bakar, oksigen, dan dengan adanya sumber panas.
Tanpa adanya tiga unsur tersebut api tidak akan menyala dan insiden
kebakaran tidak akan terjadi.

1
2

Insiden terjadinya kebakaran pada suatu industri merupakan risiko yang


tidak dapat dihindarkan begitu saja selain itu insiden kebakaran
merupakan kejadian yang tidak diinginkan karena dengan adanya
kejadian kebakaran akan menimbulkan dampak yang sebagian besar
bersifat negatif. Kerugian yang dialami oleh industri tidaklah hanya materi
semata, ada nya korban jiwa merupakan kerugian yang besar yang akan
diterima industri apabila mengalami insiden kebakaran.

Penyebab terjadinya kasus kebakaran dapat dikelompokkan menjadi dua


faktor yaitu faktor manusia dan faktor teknis. Faktor manusia biasanya
berasal dari perilaku dan pengetahuan manusia, seperti merokok
disembarang tempat, menyambung instalasi listrik dengan tidak benar,
bahkan sampai adanya pengelasan bejana bekas berisi minyak atau
bahan mudah terbakar. Selain faktor manusia terdapat faktor teknis yaitu
berasal dari kondisi peralatan yang sudah tidak layak contohnya seperti
kondisi instalasi listrik yang sudah tua atau tidak standar. [ CITATION Soe10 \l
1057 ]

Untuk mengetahui penyebab terjadinya kasus kebakaran dibutuhkan


kegiatan analisa yang lebih mendalam mengenai risiko yang yang ada
disuatu kegiatan atau proses. Analisa risiko dimaksudkan untuk
menentukan besarnya suatu risiko dengan mempertimbangkan
kemungkinan terjadinya dan besar akibat yang ditimbulkannya. Hasil
analisa risiko dievaluasi dan dibandingkan dengan standar dan norma
yang telah ditetapkan dan berlaku ditempat tersebut, untuk menentukan
apakah risiko tersebut dapat diterima atau tidak. Jika risiko dinilai tidak
dapat diterima, maka harus dikelola dengan baik. [ CITATION Soe104 \l 1057 ]

PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLi) merupakan industri yang


bergerak dalam bidang pengangkutan limbah dari sumber penghasil
limbah, penyimpanan limbah, pengolahan limbah, dan pembuangan
limbah yang telah diolah. PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLi)
3

terletak di Jl. Raya Narogong, Desa Nambo, Kecamatan Kelapa Nunggal,


Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLi) memiliki beberapa risiko


yang timbul akibat proses kegiatan yang dilakukan. Salah satu risiko yang
tidak dapat dihindarkan adalah risiko terjadinya kebakaran.

Pada berita yang ditulis dalam media Tempo.co, pada Rabu, 09 Maret
2005 pukul 09.00 WIB [ CITATION Def05 \l 1057 ] PT Prasadha Pamunah
Limbah Industri (PPLi) mengalami insiden kebakaran. Menurut keterangan
para saksi yang melihat kejadian tersebut api baru bisa dipadamkan
setelah berjam-jam lamanya. Insiden kebakaran tersebut disertai dengan
ledakan yang terdengar berkali-kali, puluhan unit mobil kebakaran
dikerahkan oleh petugas pemadam. Dalam insiden ini tercatat dua
bangunan PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLi) hangus
terbakar. Dari insiden kebakaran ini, PT Prasadha Pamunah Limbah
Industri (PPLi) mengalami kerugian yang tidak sedikit yaitu hangusnya
dua bangunan PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLi) hal tersebut
belum termasuk kerugian lain seperti terhentinya proses kegiatan, adanya
korban jiwa maupun pekerja yang terluka, serta aset lain yang ada di
dalam bangunan tersebut.

PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLi) memiliki 6 jenis


pengolahan limbah yaitu stabilisasi, landfill, phy-chemical, bioplant,
evaporator, dan fuel blending. Pengolahan stabilisasi merupakan
pengolahan dengan cara pengadukan menggunakan eksavator, limbah
yang digunakan merupakan jenis limbah asam dan reaktif dan bukan yang
berjenis flammable. Pengolahan dengan landfill merupakan pengolahan
dengan cara menimbun limbah padat dengan karateristik tertentu, limbah
yang masuk tidak diperbolehkan berjenis flammable dan tidak boleh
memiliki reaktivitas tinggi.
4

Pengolahan dengan cara phy-chemical merupakan pengolahan secara


fisik dan kimia seperti koagulasi, filtrasi, sedimentasi dan lain sebagainya.
Limbah yang diolah berbentuk cair dan tidak diperbolehkan bahan
flammable masuk kedalam pengolahan. Pengolahan bioplant merupakan
pengolahan yang dilakukan secara biologi dengan bantuan
mikroorganisme dalam pengolahan nya selain itu dibutuhkan bahan
tambahan seperti koagulan, akar tanaman, dan lumpur aktif. Limbah yang
diolah berupa limbah cair yang berasal dari proses phy-chemical dan
limbah cair lain sesuai resep laboratorium.

Evaporator merupakan pengolahan dengan cara pemanasan


menggunakan boiler, hasil pemanasan akan menjadi uap yang akan
ditangkap lalu dijadikan air dan diendapkan. Limbah yang digunakan
merupakan hasil dari pengolahan bioplant. Pengolahan fuel blending
merupakan pengolahan dengan mencampurkan limbah-limbah yang
memiliki sifat flammable berupa waste oil atau pun bahan kimia lain dan
hasil nya akan dijadikan bahan bakar sintetis yang akan digunakan oleh
perusahan lain sebagai bahan bakar.

Insiden kebakaran yang telah terjadi pada PT Prasadha Pamunah Limbah


Industri (PPLi) pada tahun 2005 ini merupakan risiko yang sebenarnya
dapat dihindarkan apabila risiko tersebut dikelola atau di manage dengan
baik. Manajemen risiko kebakaran merupakan pengelolaan yang
dilakukan terhadap risiko bahaya kebakaran sehingga risiko tersebut
dapat berkurang, dicegah, dan bila mungkin dihindarkan.

Untuk melakukan manajemen risiko, kegiatan yang dapat dilakukan


adalah melakukan identifikasi risiko, analisa risiko, penilaian risiko, dan
pengendalian risiko sehingga dapat diketahui sumber risiko atau bahaya,
tingkat dan besar risikonya, serta kemungkinan pengendalian yang dapat
dilakukan. Setelah mengetahui sumber bahaya atau risiko, tingkat dan
besar risiko, langkah selanjutnya adalah dengan dilakukan pencegahan
5

agar risiko tersebut dapat di cegah dan pengendalian sehingga apabila


risiko tersebut terjadi maka kerugian yang akan dialami dapat di
minimalisir dengan pengendalian yang telah direncanakan.

Dalam melakukan manajemen risiko dapat menggunakan beberapa teori


seperti menurut standar AS/NZS 4360 maupun standar OHSAS 18001
mengenai tahapan manajemen risiko. Semua komponen tahapan
manajemen risiko sangat penting, akan tetapi untuk mengetahui
pencegahan dan pengendalian yang dibuat tersebut efektif dan efisien
maka komponen penilaian dan analisa risiko akan menjadi sangat penting
dan berperan.

Untuk melakukan penilaian dan analisa risiko dapat dilakukan dengan


berbagai metode. Metode yang dapat digunakan untuk melakukan
penilaian risiko kebakaran memiliki beberapa model, seperti Fire Hazard
Analysis (FHA), Hazard and Operability Study (HAZOPs), Layer Of
Protection Analysis (LOPA), Fault Tree Analysis (FTA), Dow’s Fire and
Explosion Index (Dow’s F&EI).

Masing-masing metode memiliki kelebihan dan kekurangan, sehingga


dalam melakukan suatu penilaian risiko dibutuhkan pertimbangan yang
matang untuk memilih salah satu metode yang akan digunakan, agar
penilaian yang dilakukan dapat efektif dan efisien serta mencapai tujuan
yang diharapkan.

Melihat jenis limbah yang digunakan pada pengolahan fuel blending dan
besarnya dampak serta kerugian dari risiko kebakaran tersebut, maka
penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Analisis
Risiko Kebakaran Dengan Metode Dow’s Fire and Explosion Index (F&EI)
Pada Bagian Fuel blending Di PT Prasadha Pamunah Limbah Industri
(PPLi) Bogor, Jawa Barat Tahun 2017”.
6

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang penulis sampaikan pada latar belakang tersebut,


maka permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah “Berapa
Besar Risiko Kebakaran Dengan Metode Dow’s Fire and Explosion Index
(F&EI) Pada Bagian Fuel Blending di PT Prasadha Pamunah Limbah
Industri (PPLi) Bogor, Jawa Barat Tahun 2017”.

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki dua tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus,
yaitu :

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui risiko kebakaran


pada proses fuel blending menggunakan metode Dow’s Fire & Explosion
Index di PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLi) Bogor, Jawa Barat
Tahun 2017.

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan Khusus dari Penelitian ini adalah :

1. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor bahaya kebakaran pada proses


fuel blending di PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLi) Bogor,
Jawa Barat Tahun 2017.
2. Untuk mengetahui seberapa besar potensi risiko kebakaran atau nilai
F&EI pada proses fuel blending dengan metode Dow’s Fire &
Explosion Index di PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLi)
Bogor, Jawa Barat Tahun 2017.
3. Untuk mengetahui faktor penentu nilai kerugian meliputi faktor
penyebab kerugian dan faktor yang dapat mengendalikan kerugian
jika terjadi kebakaran pada proses fuel blending menggunakan
7

metode Dow’s Fire & Explosion Index di PT Prasadha Pamunah


Limbah Industri (PPLi) Bogor, Jawa Barat Tahun 2017.
4. Untuk mengetahui nilai risiko kerugian meliputi nilai kerugian dasar,
kerugian sebenarnya, dan nilai kerugian akibat terhentinya proses
yang diderita jika terjadi kebakaran pada proses fuel blending
menggunakan metode Dow’s Fire & Explosion Index di PT Prasadha
Pamunah Limbah Industri (PPLi) Bogor, Jawa Barat Tahun 2017.
5. Untuk mengevaluasi kecukupan sistem proteksi kebakaran pada
proses fuel blending berdasarkan NFPA 550 di PT Prasadha
Pamunah Limbah Industri (PPLi) Bogor, Jawa Barat Tahun 2017.
6. Untuk mengetahui pengendalian yang telah dilakukan bagian fuel
blending di PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLi) Bogor,
Jawa Barat Tahun 2017.

1.4 Ruang Lingkup

Penulis membatasi penelitian hanya pada bagian fuel blending di PT


Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLi) yang berlokasi di Jl. Raya
Narogong, Desa Nambo, Kecamatan Kelapa Nunggal Cileungsi,
Kabupaten Bogor, Jawa Barat tahun 2017. Penelitian mencakup
identifikasi faktor-faktor bahaya kebakaran, seberapa besar potensi risiko
kebakaran atau nilai F&EI, seberapa besar faktor penentu nilai kerugian
meliputi faktor penyebab kerugian dan faktor yang dapat mengendalikan
kerugian, seberapa besar nilai risiko kerugian meliputi nilai kerugian
dasar, nilai kerugian sebenarnya, dan nilai kerugian akibat terhentinya
proses, mengevaluasi kecukupan sistem proteksi kebakaran pada proses
fuel blending berdasarkan NFPA 550 dan pengendalian yang dilakukan
jika terjadi kebakaran pada proses fuel blending menggunakan metode
Dow’s Fire and Explosion Index di PT Prasadha Pamunah Limbah Industri
(PPLi) Bogor, Jawa Barat Tahun 2017.
8

Penelitian ini dilakukan dengan cara analisis data sekunder dan observasi
langsung ke lapangan untuk melihat dan menilai proses fuel blending di
PT Prasadha Pamunah Limbah Industri di Jl. Raya Narogong, Desa
Nambo, Cileungsi, Bogor, Jawa Barat dengan menggunakan Dow’s Fire
and Explosion Index. Penelitian ini dilakukan pada bagian fuel blending
menggunakan bahan fuel blending. Bahan yang digunakan dan proses
yang dilakukan memiliki risiko untuk memicu terjadinya suatu insiden
kebakaran. Oleh karena itu perlu dilakukan penilaian risiko kebakaran
terhadap proses fuel blending agar diketahui seberapa besar resiko nya
dan dapat dibuat rencana pencegahan dan pengendaliannya sehingga
insiden kebakaran dapat dicegah dan dikendalikan.

1.5 Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam memahami penulisan proposal skripsi ini,


maka penulis menyusun kerangka sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN

Penulis menguraikan pendahuluan yang meliputi latar belakang, rumusan


masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup, dan sistematika penulisan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Penulis menguraikan tinjauan pustaka meliputi teori-teori yang berkenaan


dan menunjang penelitian, serta memuat teori-teori yang berhubungan
dengan pokok pembahasan penelitian.

BAB 3 GAMBARAN UMUM

Penulis menguraikan gambaran umum mengenai lokasi penelitian, peta


wilayah, moto perusahaan, sejarah, visi misi, struktur organisasi, fuel
blending, alur proses kegiatan, bahan baku fuel blending, hasil produk fuel
blending, sumber daya manusia, dan fasilitas di PT Prasadha Pamunah
Limbah Industri (PPLi) yang terletak di Jl. Raya Narogong, Desa Nambo,
9

Kecamatan Kelapa Nunggal, Cileungsi, Kecamatan Kelapa, Bogor, Jawa


Barat Tahun 2017.

BAB 4 KERANGKA KONSEP

Penulis menguraikan tentang kerangka teori, kerangka konsep, definisi


operasional, dan karakteristik sampel.

BAB 5 METODE PENELITIAN

Penulis menguraikan tentang metode penelitian meliputi jenis penelitian,


lokasi penelitian, populasi dan sampel, kriteria insklusi dan eksklusi,
metode pengambilan sampel, pengumpulan data, pengolahan dan analisis
data.

BAB 6 RENCANA PENYAJIAN DATA

Penulis menguraikan tentang rencana penyajian data dari hasil penelitian


yang penulis lakukan, yaitu menarasikan poin-poin yang sesuai dengan
tujuan penelitian ini sesuai dengan metode yang digunakan yaitu metode
Dow’s Fire And Explosion Index (Dow’s F&EI).

BAB 7 JADWAL ORGANISASI DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA


PENELITIAN

Penulis menguraikan tentang jadwal penelitian, organisasi tim penelitian


dan rencana anggaran biaya penelitian yang digunakan dalam penelitian.

BAB 8 PENUTUP

Penulis menguraikan tentang harapan terhadap penyusunan proposal


penelitian ini.

Anda mungkin juga menyukai