Anda di halaman 1dari 115

PEDOMAN PENULISAN

SKRIPSI PROGRAM SARJANA


FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UIN WALISONGO
SEMARANG

KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2019

1
Kata Pengantar

AssalamualaikumWr. Wb

Puji syukur mari kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang


telah melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua,
salah satunya berupa terbitnya Buku Pedoman Skripsi Program
Sarjana Fakultas Syari‟ah dan Hukum UIN Walisongo
Semarang.Penerbitan buku pedoman ini diharapkan dapat menjadi
guide line bagi mahasiswa dalam penyusunan skripsi, sebagai
pertanggungjawaban ilmiah yang harus dikerjakan dalam rangka
menyelesaikan studi strata satu (S1).
Disadari sepenuhnya bahwa setiap tulisan selalu membawa
misi yang ingin disampaikan, demikian juga dengan buku pedoman
ini. Satu sisi, buku pedoman ini diharapkan bisa membantu mahasiswa
baik dalam penulisan proposal maupun dalam penulisan skripsi dalam
pengertian yang utuh. Pada sisi lain, buku ini juga bertujuan
menyeragamkan teknik penulisan dalam arti yang utuh pula sehingga
ada kesamaan pandangan di kalangan mahasiswa, dosen pembimbing
dosen penguji dan para pengambil keputusan akademik. Buku ini
disajikan setelah mendapatkan sejumlah masukan dari para dosen
Fakultas Syari‟ah dan Hukum UIN Walisongo yang tentunya dapat
tampil dalam keutuhan yang terjaga kualitas akademiknya.
Walaupundemikian, disadari sepenuhnya bahwa selalu ada
keterbatasan dalam setiap penulisan. Untuk itu, kritik dan saran selalu
diharapkan. Semoga buku pedoman ini dari waktu ke waktu dapat
disempurnakan dengan kualitas akademik yang lebih baik.
Tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada seluruh pihak
yang telah berkontribusi dalam penyusunan Buku Pedoman Skripsi
Program Sarjana Fakultas Syari‟ah dan Hukum UIN Walisongo

2
Semarang. Semoga buku ini dapat memberikan manfaat yang
maksimal, baik di kalangan mahasiswa, dosen, dan semua kalangan
civitas akademik yang menggunakannya.

Wassalamu‟alaikum Wr. Wb.

3
4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap mahasiswa Fakultas Syari‟ah dan Hukum (FSH)
UIN Walisongo Semarang diharuskan merancang, menyusun dan
melaksanakan penelitian dalam penulisan skripsi, karena
merupakan salah satu syarat akademik untuk memperoleh gelar
sarjana (S1).
Dalam penulisan skripsi, mahasiswa dihadapkan pada dua
hal pokok, yaitu: masalah akademik dan masalah teknik. Masalah
akademik meliputi penguasaan materi atau substansi dan
metodologi, sedangkan masalah teknik meliputi penggunaan
bahasa (Indonesia, Arab, dan Inggris) yang baku dan benar, serta
berkaitan dengan teknik dan konsistensi penulisan (format, notasi,
tanda baca, catatan, dan sebagainya).
Pedoman Penulisan Skripsi ini merupakan penyempurnaan
dari buku Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syari‟ah dan
Ekonomi Islam Tahun 2013. Beberapa tambahan penyempurnaan
dalam pedoman penulisan skripsi ini diantaranya regulasi, contoh-
contoh abstrak (Indonesia, Inggris, dan Arab), contoh-contoh
format dan sistematika berbagai jenis penelitian.
Berdasarkan tuntutan dan paradigma penelitian yang sudah
mengalami perubahan, maka Fakultas Syari‟ah dan Hukum UIN
Walisongo Semarang memandang perlu untuk menerbitkan
“Buku Pedoman Penulisan Skripsi Program Sarjana” bagi
mahasiswa Fakultas Syari‟ah dan Hukum UIN Walisongo
Semarang.

5
B. Pengertian dan Status
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian skripsi
adalah karya ilmiah yang wajib ditulis oleh mahasiswa sebagai
bagian dari persyaratan akhir pendidikan akademisnya. Skripsi
ditulis berdasarkan hasil penelitian dalam rangka penyelesaian
studi program sarjana strata 1 (S1). Bahan yang menjadi dasar
penulisan skripsi dapat diperoleh melalui penelitian lapangan,
laboratorium, dan atau kepustakaan.
Maksud penulisan skripsi adalah melatih mahasiswa
berpikir sistematis dan logis serta menuangkan ide-ide atau
gagasan dengan metode ilmiah dalam bentuk tulisan. Skripsi
merupakan hasil penelitian yang dilakukan mahasiswa dengan
menggunakan prinsip-prinsip dan metode berpikir ilmiah, seperti:
objektif, empiris, logis, analitis, komprehensif, verifikatif, dan
sistematis.
Skripsi merupakan karya mandiri mahasiswa yang ditulis
dibawah bimbingan dosen yang ditunjuk. Skripsi harus ditulis
dengan menggunakan gaya bahasa ilmiah, bukan gaya bahasa
lisan (pidato). Skripsi dapat ditulis dalam bahasa Indonesia, Arab
atau Inggris. Struktur kurikulum Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia (KKNI) menyebutkan bahwa status skripsi bagi
mahasiswa program sarjana hukumnya wajib sebagai tugas akhir.

C. Bobot dan Syarat Kelulusan


Skripsi mempunyai peran yang sangat penting sebagai
instrumen kendali mutu (quality control) bagi calon alumni setiap
program studi/jurusan dan fakultas dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan dan keterampilan. Bobot skripsi 6 sks dengan
kriteria kelulusan memperoleh nilai rata-rata minimal 60 (C).

6
D. Mekanisme Pengajuan Judul dan Proposal Skripsi
Mekanisme pengajuan judul dan proposal skripsi dilakukan
oleh mahasiswa yang telah memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
1. Lulus mata kuliah Metodologi Penelitian Hukum dengan nilai
sekurang-kurangnya 2.0 (C).
2. Telah menyelesaikan minimal 100 sks dengan IPK minimal 2,0
dibuktikan dengan kartu hasil studi semesteran mahasiswa.
3. Judul skripsi sudah direkomendasikan oleh Jurusan/Prodi
kepada wali studi atau calon pembimbing.
4. Proposal skripsi telah mendapat persetujuan dari wali
studi/calon Pembimbing.

7
Judul dan Proposal skripsi
DIAGRAM ALUR DOKUMEN KETERANGAN

Mahasiswa
Mengajukan judul dan out line skripsi ke
jurusan/Prodi

Jurusan/prodi merekomendasikan kepada Daftar judul Proposal - Judul linier dengan kompetensi
mahasiswa untuk konsultasi kepada wali Skripsi jurusan/prodi dan belum ada yang
studi atau calon pembimbing membahas

Ya/Tidak Tidak

Ya

- Mahasiswa membuat proposal sesuai


Mahasiswa membuat proposal dan Proposal arahan wali studi/calon pembimbing
disetujui oleh wali studi/calon
pembimbing

Jurusan/Prodi membuat nota usulan Terbit Surat Penunjukkan - Mahasiswa menyusun skripsi sesuai
penunjukkan pembimbing Pembimbing arahan pembimbing

8
E. Tema Penelitian Skripsi
Tema penelitian skripsi diangkat dari permasalahan yang
relevan dengan kajian atau kompetensi utama program studi
berbasis unity of sciences.

F. Sistematika Proposal
Proposal penelitian dalam rangka penulisan skripsi harus
memenuhi sistematika sebagai berikut:
1. Cover (berisi judul, logo, identitas mahasiswa, prodi,
fakultas, universitas, dan tahun)
2. Judul.
3. Latar belakang.
4. Rumusan masalah.
5. Tujuan dan Kegunaan Penelitian.
6. Telaah pustaka
7. Kerangka Teori.
8. Metodologi Penelitian.
9. Sistematika penulisan skripsi
10. Daftar Pustaka

9
10
BAB II
PEMBIMBINGAN SKRIPSI

A. Ketentuan Pembimbing
1. Persyaratan Pembimbing
a. Dosen tetap berpangkat minimal asisten ahli (III/b) dan
diutamakan telah memiliki kompetensi yang sesuai dengan
bidang keilmuan yang diteliti.
b. Pembimbing ditetapkan 2 orang, salah satunya harus
memiliki keahlian bidang ilmu sesuai dengan
materi/substansi skripsi.
2. Tugas pembimbing
a. Pembimbing bertugas membimbing substansi dan
metodologi sampai selesai penulisan.
b. Pembimbing dapat merubah atau merevisi judul skripsi
yang telah ditetapkan oleh jurusan/prodi dan mahasiswa
melaporkan kepada jurusan/prodi.
c. Pembimbing terdiri dari dua (2) orang, pembagian tugas
didasarkan pada kesepakatan antara pembimbing.
d. Apabila terjadi ketidaksepakatan baik dalam aspek substansi
ataupun metodologi, maka keputusan akhir ada pada
pembimbing I.
e. Pembimbing berkewajiban memberikan nilai bimbingan.

3. Jumlah Pembimbing
a. Pembimbing untuk setiap mahasiswa dapat ditetapkan dua
orang atau satu orang.
b. Jika pembimbing ditetapkan satu orang dipersyaratkan
berpangkat akademik sekurang-kurangnya berpangkat
Lektor.
c. Jika pembimbing skripsi terdiri dari 2 orang, maka
11
Pembimbing I harus berpangkat minimal Lektor.
4. Penetapan Pembimbing
a. Pembimbing ditetapkan oleh Dekan atas usulan Ketua
Jurusan/Ketua Program Studi.
b. Mahasiswa dapat mengajukan calon pembimbing yang
sesuai dengan kompetensi skripsi yang ditulis.
c. Dosen pembimbing bisa mengajukan keberatan secara
tertulis dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.
d. Apabila pembimbing mengundurkan diri, maka akan
ditunjuk pembimbing baru.

B. Proses Bimbingan
1. Bimbingan dilaksanakan selama satu semester (6 bulan).
Apabila dalam waktu 6 bulan pertama, mahasiswa belum dapat
menyelesaikan skripsi, maka dapat dilakukan perpanjangan
masa bimbingan untuk 6 bulan berikutnya. Mahasiswa
mengajukan surat permohonan perpanjangan.
2. Bimbingan dilakukan minimal 8 kali secara intensif, sekurang-
kurangnya 3 bulan yang dibuktikan dengan buku bimbingan
skripsi.
3. Setiap konsultasi, dosen wajib menulis dan menandatangani
hasil konsultasi.
4. Bimbingan skripsi dapat diberikan sampai batas akhir masa
studi, di luar cuti atau mangkir.
5. Salah satu pembimbing menjadi anggota majelis ujian skripsi
(munaqasyah) mahasiswa yang dibimbingnya.

12
BAB III
UJIAN SKRIPSI (MUNAQASYAH)

A. Pendaftaran Ujian Skripsi (Munaqasyah)


1. Pendaftaran ujian skripsi dilakukan setiap hari kerja.
2. Pendaftaran dilakukan di kantor Jurusan/prodi masing-masing.
3. Penjadwalan ujian skripsi diatur oleh Wakil Dekan I atas
usulan dari jurusan/prodi.
4. Pendaftar/mahasiswa telah memenuhi persyaratan akademik
dan administrasi yang telah ditentukan, yaitu:
a. Skripsi telah ditandatangani oleh pembimbing.
b. Mahasiswa telah lulus semua mata kuliah dibuktikan
dengan transkrip sementara, (IPK) minimal 2,0 yang
ditandangani oleh Kepala Sub Bagian Akademik,
Kemahasiswaan, dan Alumni.
c. Menyerahkan foto copy sertifikat kelulusan TOEFL (skor
minimal 400) dan IMKA (skor minimal 300) dengan
menunjukkan aslinya.
d. Menyerahkan surat keterangan lulus ujian komprehensif
yang dibuktikan dengan lembar hasil ujian komprehensif
yang ditandatangani oleh sekretaris ujian.
e. Menunjukkan buku konsultasi yang ditandatangani oleh
dosen pembimbing.
f. Mahasiswa telah menghadiri 5 (lima) kali sidang
munaqasyah sebagai peserta dibuktikan dengan surat
keterangan menghadiri ujian munaqasyah.
g. Menyerahkan 4 (empat) copy naskah skripsi yang telah
disetujui dan ditandatangani oleh pembimbing dan dijilid
dengan warna cover sesuai prodi masing-masing.

13
B. Penguji Skripsi/Munaqasyah
1. Penguji skripsi adalah dosen Fakultas Syari‟ah dan Hukum
yang memenuhi syarat kompetensi dan kepangkatan.
2. Salah satu pembimbing skripsi ditetapkan menjadi sekretaris
majelis ujian skripsi (munaqasyah) oleh dekan atas usul
jurusan/prodi.
3. Formasi penguji terdiri dari Ketua/Penguji, Sekretaris/Penguji,
dan 2 (dua) orang anggota penguji.
4. Penguji telah menerima atau mengetahui bahwa ia telah
ditunjuk menjadi penguji skripsi 2 hari sebelumnya.
5. Dosen yang ditunjuk sebagai penguji skripsi berhak menolak
menjadi penguji jika pemberitahuan kurang dari 2 hari, kecuali
dalam hal ia ditunjuk sebagai penguji pengganti.
6. Jika pada hari ujian salah satu penguji tidak hadir sampai batas
waktu yang telah ditentukan, ujian tetap dilaksanakan dengan
penguji lain yang ditunjuk oleh Wakil Dekan I.

C. Pelaksanaan Ujian Skripsi


1. Ujian skripsi dilaksanakan pada hari kerja di Ruang Sidang
Munaqasyah yang telah ditentukan.
2. Sidang munaqasyah dibuka oleh Ketua sidang sekaligus
memimpin jalannya persidangan dari awal hingga akhir.
3. Skripsi diuji oleh 4 orang penguji yang terdiri dari seorang
ketua, seorang sekretaris dan 2 (dua) orang anggota penguji.
4. Tugas Ketua Sidang:
a. Memimpin sidang dan sekaligus menguji.
b. Mengarahkan pelaksanaan persidangan.
c. Mengumumkan hasil ujian munaqasyah dan menutup
sidang.
5. Tugas sekretaris sidang:

14
a. Membantu tugas ketua sidang.
b. Membuat notulasi pelaksanaan sidang dan sekaligus
menguji.
c. Merekap nilai bimbingan dan ujian skripsi dan
menghitung yudisium
6. Mahasiswa wajib hadir 30 menit sebelum sidang dibuka.
Bagi peserta ujian skripsi harus berpakaian rapi, berdasi dan
mengenakan jas almamater, bagi mahasiswi menyesuaikan.
7. Mahasiswa wajib membawa seluruh referensi yang
digunakan dalam penulisan skripsi.
8. Dosen penguji berpakaian jas.
9. Dosen penguji hadir 5 menit sebelum ujian dimulai.
10. Pada pelaksanaan ujian skripsi mahasiswa harus
menunjukkan kartu mahasiswa dan buku konsultasi kepada
majelis penguji.
11. Peserta ujian diberi kesempatan untuk menyampaikan ralat
terlebih dahulu sebelum presentasi dimulai.
12. Setiap peserta ujian harus mempresentasikan isi skripsi dalam
bentuk power point yang meliputi latar belakang, rumusan
masalah, metode penelitian, dan temuan penelitian, maksimal
10 menit.
13. Setiap penguji diberi kesempatan waktu menguji maksimal
20 menit
14. Majelis penguji memberi saran perbaikan/revisi serta
menentukan kelulusan/ketidaklulusan. Jika lulus, mahasiswa
melakukan revisi dan meminta pengesahan dari penguji dan
pembimbing selambat-lambatnya dua bulan (apabila lebih
dari dua bulan maka diadakan ujian ulang).

15
15. Apabila peserta ujian tidak lulus, maka peserta ujian harus
melakukan revisi skripsi berdasarkan saran dari para penguji
dan melakukan pendaftaran ujian ulang.
16. Ujian ulang dilakukan dengan Tim penguji yang sama,
kecuali penguji berhalangan.
17. Saran perbaikan dan atau perubahan skripsi ditulis secara
resmi di lembar catatan ujian skripsi yang dipersiapkan oleh
prodi/fakultas, dan disampaikan kepada pembimbing.
18. Nilai ujian skripsi merupakan hasil musyawarah majelis
sidang ujian skripsi. Selanjutnya diumumkan oleh ketua
sidang ujian skripsi.
19. Pengumuman hasil ujian dan penutupan sidang skripsi
dilakukan oleh Ketua, sekaligus memberikan pesan-pesan
akhir yang dianggap penting.
20. Sekretaris Sidang menyerahkan Berita Acara Ujian Skripsi
(Munaqasyah) kepada Prodi/Jurusan.

16
BAB IV
PERBAIKAN DAN PENGESAHAN SKRIPSI

A. Perbaikan Skripsi
1. Mahasiswa wajib melakukan perbaikan skripsi sesuai saran-
saran penguji.
2. Mahasiswa wajib menunjukkan catatan perbaikan kepada
penguji pada saat pengesahan revisi skripsi.
3. Mahasiswa yang dinyatakan lulus harus menyelesaikan
perbaikan skripsi maksimal 2 (dua) bulan terhitung sejak
tanggal ujian skripsi (munaqasyah).
4. Apabila melewati batas waktu yang ditentukan, maka yang
bersangkutan harus mendaftar ulang ujian skripsi.
5. Peserta ujian skripsi yang dinyatakan tidak lulus, diberi
kesempatan untuk ujian ulang paling cepat 1 (satu) bulan
setelah ujian.

B. Pengesahan Skripsi
1. Pengesahan skripsi dilaksanakan setelah mahasiswa melakukan
perbaikan dan ditandatangani oleh para penguji dan
pembimbing skripsi, selambat-lambatnya 2 (dua) bulan sejak
ujian.
2. Dosen penguji berhak untuk tidak menandatangani pengesahan
skripsi apabila mahasiswa yang bersangkutan belum
memperbaiki sesuai dengan saran yang diberikan oleh Penguji.

C. Wisuda
Peserta ujian skripsi yang dinyatakan lulus berhak diwisuda
setelah melengkapi persyaratan yang telah ditetapkan.

17
D. Penyerahan dan Pengarsipan Skripsi
1. Skripsi yang sudah disahkan oleh pembimbing dan para
penguji diserahkan ke jurusan/prodi dan perpustakaan pusat,
dalam bentuk soft file dan hard copy format buku (ukuran
kertas A5), selambat-lambatnya 2 (dua) bulan dari waktu
pelaksanaan ujian skripsi (munaqasyah).
2. Bukti penyerahan skripsi dijadikan syarat untuk pendaftaran
wisuda.

18
BAB V
FORMAT PENULISAN SKRIPSI

A. Kertas
Kertas yang dipergunakan untuk penulisan skripsi adalah
A5 dengan berat 80 gram.

B. Ukuran Margin
1. Skripsi ditulis dengan ukuran margin atas dan kiri masing-
masing 2,5 cm; sedangkan margin bawah dan kanan masing-
masing 2 cm.
2. Penulisan skripsi dalam format buku.

C. Jenis dan Ukuran Huruf (Type and Font Size)


Naskah skripsi ditulis dengan huruf standar dan ukurannya
sebagai berikut:
1. Skripsi yang ditulis dalam bahasa Indonesia atau Inggris
ditulisTimes New Roman ukuran 11 untuk teks, dan ukuran
12 dicetaktebal (bold) untuk judul dan subjudul skripsi.
2. Catatan kaki (footnote) skripsi yang menggunakan bahasa
Indonesia atau Inggris ditulis dengan Times New Roman
ukuran 9.
3. Skripsi yang ditulis dalam bahasa Arab menggunakan
Traditional Arabic ukuran 16 untuk teks Arab, Arabic
Transparent ukuran 18 untuk subjudul, dan Monotype Koufi
ukuran 20 untuk Judul.
4. Catatan kaki (footnote) untuk skripsi yang ditulis dalam
bahasa Arab menggunakan Arabic Transparent ukuran 12.
5. Judul sampul (cover) skripsi ditulis dengan huruf kapital dan
diletakkan di tengah (posisi center); ukuran huruf
19
menyesuaikan dengan estetika penulisan (font size 16 untuk
huruf latin, dan 20 untuk huruf Arab).

D. Spasi
1. Jarak baris: 1,3 spasi untuk skripsi yang berbahasa Indonesia
atau Inggris; dan 1 spasi untuk yang berbahasa Arab.
2. Jarak baris untuk kutipan langsung lebih dari 3 baris ditulis 1
spasi untuk berbahasa Indonesia, Inggris, dan berbahasa Arab.
3. Terjemah al-Qur‟an dan Hadits ditulis 1 spasi.
4. Paragraf baru dimulai pada ketukan ketujuh dari margin kiri
bagi skripsi yang berbahasa Indonesia atau Inggris, atau dari
margin kanan bagi skripsi yang berbahasa Arab.
5. Abstrak skripsi diketik 1 spasi maksimal 1 halaman, ditulis
dalam dua bahasa. Abstrak skripsi berbahasa Indonesia ditulis
dalam bahasa Indonesia dan Inggris atau Arab, sedangkan
skripsi berbahasa Arab atau Inggris abstraknya ditulis dalam
Bahasa Indonesia dan Arab atau Inggris.
6. Penulisan nama Bab ditulis dengan huruf kapital, jarak 1,5
spasi, dan diletakkan di atas pada bagian tengah.
7. Biodata penulis/peneliti ditulis 1 spasi secara naratif maksimal
2 halaman, dan diletakkan pada bagian akhir skripsi.

E. Urutan Penyajian

1. Subjudul ditulis dari margin kiri, awal kata menggunakan


huruf Latin capital, kecuali kata depan dan penghubung
(seperti: dan, dalam, pada, dari, dst).
2. Anak sub judul atau sub anak judul ditulis rata/sejajar dari atas
subbab dengan menggunakan urutan angka-angka sesuai
dengan bab dan subbab.
20
F. Penomoran Halaman

1. Penomoran halaman isi dari Bab I sampai akhir skripsi


menggunakan angka Arab (1, 2, 3, 4, 5, 6, dst.) diletakkan di
sebelah kanan atas, kecuali nomor halaman Bab (misalnya Bab
I, Bab II, dan seterusnya) diletakkan di tengah bagian bawah.
2. Penomoran halaman lembar judul (cover), lembar pengesahan,
surat pernyataan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar
tabel, dan daftar istilah menggunakan angka Romawi kecil (i,
ii, iii, iv, dan seterusnya) untuk skripsi yang berbahasa
Indonesia dan Inggris. Sedangkan skripsi yang berbahasa Arab
menggunakan huruf-huruf abjadiyah ‫د‬،‫ج‬،‫ب‬،‫ أ‬dan seterusnya
yang diletakkan di bawah bagian tengah.

G. Tabel/Diagram/Grafik/Gambar
Setiap tabel, diagram, grafik, bagan atau gambar diberi
nomor urut dengan angka Arab sesuai nomor bab. Sedangkan
judul tabel diletakkan di atas tabel sedangkan judul
diagram/grafik/bagan/gambar diletakkan di bawah tabel. Contoh
Tabel 1.2 menunjukkan tabel pada Bab I nomor kedua, begitupula
untuk Diagram 2.3 menunjukkan diagram pada Bab II nomor
ketiga dengan menuliskan sumber referensinya di bawah tabel
sebelah kiri.

H. Foto/Potret
Foto atau potret sebagai hasil pengamatan dari penelitian
dapat dimasukkan dalam bab hasil penelitian. Foto atau potret
yang disajikan harus menggambarkan keadaan sesungguhnya,
misalnya foto pelaksanaan kegiatan informan di lapangan dengan
21
diberi penjelasan di bawah foto.

I. Nama Subjek/Informan
Nama subjek atau informan penelitian yang berkaitan
dengan data bisa menggunakan nama sebenarnya atau nama
inisial bagi informan yang memintanya.

J. Sampul (Cover)
1. Sampul (cover) skripsi di-laminating (hard cover) dengan
huruf/ tulisan berwarna kuning emas.
2. Warna sampul skripsi adalah hitam sesuai dengan warna
bendera Fakultas Syari‟ah dan Hukum UIN Walisongo.
3. Logo UIN Walisongo Semarang dalam ukuran proporsional
dan dalam posisi tengah diletakkan di bawah judul skripsi.

K. Penjilidan dan Soft File

1. Skripsi yang sudah diujikan dijilid dengan ukuran buku


sebanyak minimal 2 eksemplar. Masing-masing untuk jurusan
1 eksemplar dan perpustakaan pusat 1 eksemplar.
Penggandaan lebih dari jumlah tersebut tergantung dari
kebutuhan mahasiswa.
2. Disamping itu mahasiswa diwajibkan menulis hasil
penelitiannya dalam format executive summary sebanyak 20-
25 halaman yang memuat latar belakang, rumusan masalah,
pembahasan dan hasil penelitian, kesimpulan dan daftar
pustaka.
3. Semua hasil penelitian skripsi dan format jurnal tersebut dan
diserahkan ke jurusan dan perpustakaan pusat dalam dalam

22
bentuk word dan PDF.

L. Lampiran

1. Semua lampiran diberi nomor urut, judul, dan nomor halaman.


2. Lampiran disesuaikan dengan kebutuhan skripsi sebagai data
pendukung dan informasi.

23
24
BAB VI
BAHASA DAN TEKNIK NOTASI ILMIAH

A. Penggunaan Bahasa

1. Penulisan skripsi mengacu pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa


Indonesia Yang Disempurnakan (EYD).
2. Penulisan skripsi menggunakan bahasa ilmiah.
3. Skripsi Bahasa Inggris atau Arab, selain tetap menggunakan gaya
bahasa ilmiah (uslûb „ilmî) yang jelas dan lugas, juga berpedoman
pada (grammer atau qawâ‟id) yang baik dan benar, dan diksi
(pemililihan kosa kata) yang tepat.
4. Kata dan istilah mengacu pada kamus yang relevan dan otoritatif.
Misalnya, al-Mu‟jam al-Wasîth karya Ibrâhîm Anîs, dkk., atau
Mu‟jam al-Lughah al-„Arabiyyah al-Mu‟âshirah karya Hans Wehr.
Dalam bahasa Inggris, kamus yang dapat digunakan, antara lain
adalah Webster‟s New World Dictionary dan Oxford Advanced
Learners Dictionary karya A.S. Hornby.
5. Penulisan istilah yang berasal dari bahasa asing dan bahasa daerah
ditulis dengan huruf miring (italic), seperti kata maslahah
mursalah, qiyas, tafsir maudhu‟i, grounded research, action
research, melek, alam takambang, eigen value, dan sebagainya.
6. Penulisan huruf yang berasal dari bahasa Arab harus berpedoman
pada transliterasi (sebagaimana terlampir).

B. Penulisan Tanda Baca

1. Titik (.), koma (,), titik koma (;), titik dua (:), tanda seru (!),
tanda tanya (?), dan tanda persen (%), diketik rapat dengan
kata sebelumnya.
2. Tanda petik dua (“…”) dan tanda kurung () diketik rapat
dengan kata atau frasa yang diapit.

25
3. Tanda hubung (-), tanda pisah (--), dan garis miring (/)
diketik rapat dengan kata yang mendahului dan
mengikutinya.
4. Tanda sama dengan (=), lebih besar (>), lebih kecil (<), lebih
besar sama dengan (≥), lebih kecil sama dengan (≤), tambah
(+), kali (x), kurang (-), dan bagi (:) plus-minus (±) diketik
dengan spasi satu ketukan sebelum dan sesudah kata.

C. Teknik Notasi

1. Kutipan
Kutipan dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu: kutipan
langsung dan kutipan tidak langsung.
a. Kutipan Langsung
Kutipan langsung adalah sama persis dengan sumber asli
yang dikutip, baik dari segi struktur kalimat maupun tanda
baca yang digunakan. Penulisan kutipan langsung diatur
sebagai berikut:
1) Kutipan langsung tidak melebihi satu halaman penuh;
2) Kutipan langsung tidak lebih dari tiga baris, diketik
biasa menyatu dalam teks diawali dan diakhiri oleh
tanda petik (“) serta diberi nomor kutipan.
Contoh:
Syi'ah-Sunni harus masing-masing membuka
diri terhadap kekurangan dan kelemahan masing-
masing, serta sekaligus menghargai, bahkan mau
menerima kelebihan masing-masing. Menurut Ali
Syari‟ati, “Tradisi intelektual di kalangan Syi'ah lebih
maju dibanding di kalangan Sunni antara lain kuatnya
ta'wil.”1 Oleh karena itu, orang Syi'ah lebih spekulatif
daripada orang Sunni dan lebih menerima filsafat.
26
3) Kutipan langsung lima baris atau lebih, diketik dengan
menjorok lima ketukan dan tidak dibubuhkan tanda
petik, serta ditulis dengan jarak 1 spasi.
Contoh:
Menurut Abdullahi Ahmed an-Na‟im, kebolehan
menggunakan teori naskh bukan hanya otoritas ulama
perintis. Hal ini sebagaimana diungkapkan sendiri:

It is my thesis that since the technique of naskh


has been employed in the past to develop shari‟a wich
has hither to been accepted as the authentic and
genuine Islamic model, the same technique may be
employed today to produce an authentic and genuine
modern Islamic law.2

4) Kutipan langsung berupa ayat al-Qur‟an ditulis


mengikuti kaidah rasm utsmani, lengkap dengan tanda
baca. Terjemah bahasa Indonesianya (ditulis italic dan
menjorok (masuk) lima ketukan, berspasi satu, dan
tidak menyebut kata “artinya”, dan diikuti dengan
nama surat, nomor surat, dan nomor ayat.
Contoh:

         


“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah
keadaan sesuatu kaum sehingga mereka
mengubah keadaan yang ada pada diri mereka
sendiri.” (Q.S. 13 [Ar Ra‟d]: 11)

27
5) Kutipan langsung berupa Hadits Nabi ditulis lengkap
dengan tanda bacanya, disertai sanadnya lengkap, dari
kitab-kitab hadits langsung.
Contoh:

b. Kutipan Tidak Langsung


Kutipan tidak langsung adalah pengambilan ide atau
pokok pikiran dari teori/pendapat yang dikutip. Kutipan
ini dapat berbentuk saduran, ringkasan, atau kesimpulan,
dan penulisannya tidak menggunakan tanda petik. Kutipan
tidak langsung merupakan hasil sintesis yang ditulis
dengan menggunakan bahasa penulis sendiri.
Contoh sebelum dikutip:
Charles S. Peirce, seorang filosof pragmatis Amerika
kontemporer, mengatakan:

In my opinion, the present infantile condition of


philosophy,. . . is due to the fact that during this century it
has chiefly been pursued by men who have not been
nurtured in dissecting-rooms and other laboratories, and
who consequently have not been animated by the true
scientific Eros, but who have on the contrary come from
theological seminaries, and have consequently been
inflamed with a desire to amend the lives of themselves
and others, a spirit no doubt more important than the love
of science for men in average situations, but radically
unfitting them for the task of scientific investigation.3

Contoh sesudah dikutip:

Charles S. Peirce, seorang filosof pragmatis Amerika


kontemporer, mengatakan bahwa training teologis di
28
kalangan seminari adalah penyebab utama bagi
kemunduran metafisika dalam tradisi filsafat, meski tidak
dapat dikatakan bahwa ia mempunyai pendapat yang
antireligius. Sebenarnya kritiknya ia arahkan kepada tiang
penyokong metode yang digunakan para teolog seminari
dalam investigasi metafisik mereka, sebuah persoalan
yang sebenarnya tidak hanya diidap para teolog saja.4

2. Penulisan Catatan Kaki


Catatan kaki adalah catatan pada bagian bawah halaman teks
yang menyatakan sumber suatu kutipan, pendapat,
pandangan, atau teori mengenai masalah tertentu yang
dijelaskan dalam teks. Penulisan catatan kaki:
a. Diketik satu spasi dan dimulai dari margin kiri untuk
skripsi berbahasa Indonesia atau Inggris dan margin kanan
untuk skripsi yang berbahasa Arab.
b. Tiap bab diberi nomor urut mulai dari angka Arab 1
sampai akhir bab, dan diganti dengan nomor 1 kembali
pada bab baru berikutnya.
c. Secara berurutan memuat: nama pengarang (tanpa gelar
dan tidak dibalik), koma, judul sumber/buku dengan huruf
kapital setiap awal kata kecuali kata depan/preposisi
(ditulis italic), jilid/juz, kurung buka, tempat/kota penerbit,
titik dua, nama penerbit, koma, tahun terbit, kurung tutup,
koma, nomor cetakan (dapat disingkat: cet. dan ‫)ط‬, koma,
nomor halaman, titik.
d. Judul buku ditulis dengan huruf miring (italic).
Contoh:
1
Qodri Azizi, Pengembangan Ilmu-Ilmu Keislaman (Jakarta:
Ditpertais Kemenag, 2003), 5.

29
2
Atho Mudzhar, Pendekatan Studi Islam dalam Teori dan Praktek
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), 6.

e. Nama pengarang yang terdiri dari dua atau tiga orang


dicantumkan secara lengkap. Jika pengarang lebih dari
tiga orang, maka hanya disebutkan nama pengarang yang
pertama, lalu setelah tanda koma dituliskan singkatan et.al.
atau dkk., atau (dalam bahasa Arab).

Contoh:
3
C. J. Cranny, Patricia C. Smith& Eugene F. Stone, Job Satisfaction,
(New York: An Imprint of Macmillan Inc., 1992), 2.
4
Abd. Muin Salim, dkk., Metodologi Ilmu Tafsir (Yogyakarta: Teras,
2005), cet. I, 30.

f. Jika referensi berupa kumpulan tulisan (bunga rampai atau


antologi) yang dirangkum oleh editor, maka yang
dianggap pengarangnya atau yang dicantumkan dalam
catatan kaki adalah nama editor saja, dan dibelakang nama
editor ditulis “(ed.)”.Bila editor lebih dari satu maka diberi
tambahan “s” (eds.). Contoh:
5
Merilee Grindle (ed.), Politics and Policy Implementation in the
Third World (New Jersey: Princetown University Press, 1980), 120.

6
Tholhatul Choir dan Ahwan Fanani (eds.), Islam dalam Berbagai
Pembacaan Kontemporer (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), 215.

g. Penyebutan sumber yang telah dikutip, baik halamannya


sama maupun berbeda, menggunakan ibid (ibidum) yang
artinya kembali ke rujukan yang sama dan belum dilewati
oleh rujukan yang lain. Sebagai contoh, jika pada catatan
kaki nomor ke-7 penulis mengutip pendapat Quraish
30
Shihab dalam buku Wawasan Al-Qur‟an halaman 105,
kemudian penulis mengutip lagi pada buku yang sama
namun halamannya berbeda (halaman 106, misalnya)
maka ditulis seperti pada contoh catatan kaki nomor ke-8
di bawah ini. Selanjutnya jika penulis mengutip pada buku
dan halaman yang sama, maka ditulis dengan Ibid seperti
pada contoh catatan kaki nomor ke-9 berikut ini. Contoh:
7
Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur‟an, (Bandung: Mizan, 2005), 105.
8
Ibid., 106.
9
Ibid.

h. Apabila sumber yang dikutip adalah buku yang sama dan


sudah dilewati dengan sumber yang lain maka cara
penulisannya adalah sebagai berikut:
10
Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur‟an, (Bandung: Mizan, 2005), 105.
11
Fazlur Rahman, Islam and Modernity: Transformation of Intelectual
Tradition (Chicago and London: The University of Chicago Press,
1982), 37.
12
Quraish Shihab, Wawasan, 106.

i. Apabila buku atau kamus terdiri dari beberapa jilid dan


yang digunakan lebih dari satu jilid, maka bila disebutkan
lagi sumber yang terdahulu harus dicantumkan nama
pengarang, judul dan nomor jilidnya. Contoh:
13
Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, jilid I,
(Jakarta: UI Press, 1973), cet. 3, 25.
14
Harun Nasution, Islam, jilid II, 40.

j. Kutipan yang berasal dari artikel dalam bunga rampai


(antologi) atau kumpulan tulisan dari beberapa penulis,
cara penulisannya adalah: nama penulis, koma, tanda petik
(“), judul tulisan (ditulis tegak), tanda petik (”), koma,
31
dalam, nama editor, (ed.) atau (eds.), koma, judul buku
(italic), kurung buka, tempat terbit, titik dua, nama
penerbit, koma, tahun terbit, kurung tutup, koma, nomor
halaman, titik. Contoh:
15
Imre Lakatos, “Falsification and the Methodology of Scientific
Research Programmes” dalam Imre Lakatos dan Alan Musgrave
(eds.), Criticsm and the Growth of Knowledge (Cambridge;
Camrbidge University Press, 1970), 132-138.
16
Sarwono Kusumaatmadja, “Manajemen Kultural”, dalam
Dwidjowijoto (ed.), Manajemen Presiden Soeharto (Jakarta: Yayasan
Bina Generasi Bangsa, 1996), 19.

Kutipan nomor 16 artinya: Buku berjudul Manajemen


Presiden Soeharto diedit oleh Dwidjowijoto pada tahun
1996.Di dalam buku tersebut ada tulisan dengan judul
“Manajemen Kultural” ditulis oleh Sarwono
Kusumaatmadja.

k. Kutipan yang berasal dari artikel dalam jurnal ditulis


sebagai berikut: nama penulis, koma, tanda petik, judul
artikel (ditulis tegak), tanda petik, koma, nama jurnal
(ditulis italic), koma, volume jurnal, nomor jurnal, tahun,
koma, dan seluruh nomor halaman artikel, titik. Contoh:
17
Mohammad Akram Nadwi, “Book Reviews: The Origin and
Evolution of Islamic Law by Wael B. Hallaq”, Journal of Islamic
Studies, vol. 19, no.1, Januari 2008, 109-115.
18
Wael B. Hallaq, “Rejoinder: The Origin and Evolution of Islamic
Law: A Response”, Journal of Islamic Studies, vol. 19, no. 3, 2008,
456-466.

l. Kutipan yang berasal dari makalah yang dipublikasikan


dalam surat kabar, majalah atau tabloid, kumpulan
karangan yang disampaikan dalam forum ilmiah, cara
32
penulisannya sebagai berikut: nama penulis, koma, judul
artikel (ditulis tegak dan diapit tanda petik (“---”)), koma,
nama surat kabar (ditulis italic), buka kurung, tempat
terbit, koma, tanggal, bulan dan tahun terbit, tutup kurung,
koma, nomor halaman, titik. Contoh:
19
Maksun, "Kepemimpinan yang Humanistik", Harian UmumSuara
Merdeka, (Semarang, 10 April 2008), 5.
20
Izzuddin, “Penyatuan Kalender Hijriyyah”,Republika(Jakarta, 5
Januari 2007), 4.

m. Kutipan yang berasal dari karya ilmiah yang tidak/belum


diterbitkan (skripsi, tesis, disertasi atau manuskrip) cara
penulisannya adalah: nama pengarang, koma, judul
karangan ilmiah (ditulis tegak dan diapit tanda petik),
koma, disebutkan skripsi, tesis, disertasi atau manuskrip
(ditulis italic) dan nama perguruan tinggi, kurung buka,
nama tempat penyimpanan, koma, tahun penulisan, kurung
tutup, koma, nomor halaman, dan keterangan tidak
dipublikasikan, titik. Contoh:
23
Muhbib, “Konsep Dialog dalam al-Qur‟an: Studi tentang Nabi
Ibrahim As,”Tesis Pascasarjana IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta
(Jakarta, 1997), 38, tidak dipublikasikan.
24
Nur Fatoni,“Reformasi Al-Qur‟an tentang Hukum Perceraian”, Tesis
Program Pascasarjana IAIN Banda Aceh (Perpustakaan IAIN Banda
Aceh, 2002), 23, tidak dipublikasikan.

n. Kutipan yang diambil dari buku yang nama pengarangnya


tidak ada, maka langsung ditulis nama bukunya (ditulis
italic) atau ditulis Anonymous di depan nama buku
tersebut. Contoh:

33
25
Kompilasi Hukum Islam (Jakarta: Subdit Penelitian Ditpertais
Kemenag RI, 2007), 80.
26
Anonymous, An Agenda for Action: Recommendation for School
Mathematics (NCTM: Reston Virgnia, 1980), 2-5.

o. Kutipan yang diambil dari website dituliskan lengkap


nama pengarang atau lembaga, koma, judul (diapit dua
tanda kutip), koma, alamat website, koma, tanggal akses,
titik. Contoh:

27
Cahya Pratiknya, “Menguatkan Jaring Hukum bagi Kalangan Papan
Atas”, htttp://www.lawinforce.ac.id/php?Pg=003, diakses 10
September 2012.
28
Subrata Mukherjee, “Forerunner of Secular Nationalism”, dalam
The Statesman, (New Delhi: 8 November 2008) sebagaimana dikutip
dalam http://proquest.umi.com/pqdweb?index=15&did=1590820001
&SrchMode=1&sid=1&Fmt=, diakses 11 Desember 2011.

p. Kutipan yang berasal artikel dalam dari e-jurnal, cara


penulisannya adalah: nama penulis, judul artikel (ditulis
tegak dan diapit dua tanda kutip), koma, nama jurnal edisi
cetak (ditulis italic), koma, volume edisi cetak, nomor
edisi cetak, buka kurang, bulan, tahun, tutup kurung, titik
koma, nama situs penyedia e-jurnal, koma, nomor
halaman, titik. Contoh:

29
Jorgen S. Neilsen, “A Bibliography of Islamic Law 1980-1993”,
British Journal of Middle Eastern Studies, vol. 24, no. 2 (November
1997); ProQuest Religion, 313-314.
30
Mona Siddiqui, “Book Review: The Origin of Islamic Law: the
Qur`an, the Muwatta` and Madinan `Amal”, Islam & Christian
Muslim Relations, vol. 11, no. 1 (Mar, 2000); ProQuest Religion, 122-
123.

34
q. Kutipan yang berasal dari karya terjemahan, cara
penulisannya adalah: nama pengarang, koma, judul
terjemahan (italic), koma, terj., dari, judul asli (italic),
oleh, nama penerjemah, kurung buka, nama kota, titik dua,
nama penerbit, koma, tahun, kurung tutup, cet., nomor
cetakan (ditulis romawi), nomor halaman, titik. Contoh:

31
Muhammad Taqî Mishbâh Yazdi, Buku Daras Filsafat Islam,terj.
dari Philosophical Instructions: An Introduction to Contemporary
Islamic Philosophy oleh Musa Kazhim dan Saleh Bagir (Bandung:
Mizan, 2003), Cet. I, 45.
32
Abu Zakariya, Riyadl al-Shalihin, terj. Muslih Shabir (Semarang:
Toha Putra, 2005), 119.

r. Sumber kutipan yang tidak ada informasi tambahannya,


maka nama tempat terbitnya ditulis dengan singkatan tt
(tanpa tempat), nama penerbitnya ditulis dengan singkatan
tp (tanpa penerbit), dan tahunnya ditulis dengan singkatan
tth (tanpa tahun). Contoh:

33
Abu Hamid al-Ghazali, Ihya' 'Ulum al-Din, jilid III (tt: tp, tth), 119.

s. Sumber kutipan yang berupa teks al-Quran atau Hadits


juga ditulis lengkap seperti sumber-sumber lain yang telah
dijelaskan sebelumya (disertai nama penerjemah al-Qur‟an
atau nama penyusun hadits, judul, tempat terbit, nama
penerbit, tahun terbit, dan nomor halaman). Contoh:

34
Tim Penerjemah, Al-Qur‟an dan Terjemahannya (Jakarta:
Departemen Agama RI, 1990), 231.
35
Al-Bukhari, Shahih al-Bukhari, jilid I (Beirut: Dar al-Fikr, 1998),
97.

35
D. Penulisan Daftar Pustaka atau Bibliografi

1. Daftar pustaka (references) yang merupakan


pertanggungjawaban terhadap sumber dan referensi yang
menjadi acuan dalam proses penulisan skripsi ditempatkan di
akhir skripsi setelah kesimpulan dan saran/rekomendasi.
Daftar pustaka ditulis dengan jarak satu spasi untuk satu judul
buku, dan 1,5 spasi atau menggunakan auto antara satu judul
yang satu dengan lain. Penulisan daftar pustaka tidak
menggunakan nomor urut.

2. Daftar pustaka ditulis dengan urutan: nama pengarang (nama


kedua jika namanya terdiri dari dua kata yang bukan
merupakan tarkîb idhâfî atau nama terakhir), koma, nama
lengkap, gelar, titik, judul buku/karya dicetak miring (italic),
koma, jilid atau volume, titik, tempat penerbitan, titik dua,
nama penerbit, koma, nomor cetakan, tahun penerbitan, titik.
Penulisan nama pengarang disusun menurut urutan alfabetis
dengan mendahulukan nama keluarga, marga (kalau ada),
nama belakang atau nama yang paling dikenal, dan diketik
pada ketukan pertama. Selanjutnya baris kedua dan
berikutnya diketik mulai ketukan kelima. Nama penulis yang
dimulai dengan kata sandang al urutan alfabetisnya bukan
pada huruf A, melainkan huruf sesudah al.Contoh:
„Alwani (al), Taha Jabir. Metodologi Hukum Islam
Kontemporer, terj. Yusdani. Yogyakarta: UII Press, 2001.
Anderson. Law Reform in the Muslim World. Connecticut:
Greenwood Press, 1975.
Auda, Jasser. Maqashid asy-Syari`ah as Philosophy of Islamic
Law. Herndon USA: IIIT, 2008.

36
Connoly, Peter (ed.). Aneka Pendekatan Studi Agama, terj.
Imam Khoiri. Yogyakarta: LKiS, 2009.
Hallaq, Wael B. (ed). The Formation of Islamic Law. Great
Britain; Ashgate, 2004.
Qodri A. Azizi, Hukum Nasional: Eklektisisme Hukum Islam
dan Hukum Umum. Jakarta: Teraju, 2004.

3. Apabila penulis terdiri dari dua orang, maka keduanya ditulis


dihubungkan dengan kata dan atau and. Jika nama penulis
yang pertama lebih dari dua kata, maka penulisannya juga
harus dibalik. Apabila penulis lebih dari dua orang, maka
ditulis nama pertama dan diikuti kata dkk. (dan kawan-
kawan) atau et.al., seperti berikut:
Johnson, Burke and Christensen, Larry. Educational Research:
Quantitatif and Qualitatif Approaches. Boston: Allyn &
Bacon, 2000.
Marzano, R. J., et al., Dimensions of Thinking: A framework
for Curriculum and Instruction. Alexandria, VA:
Assosiations for Supervision and Curriculum
Development, 1988.

4. Apabila ada dua karangan atau lebih berasal dari pengarang


yang sama, maka nama pengarang dicantumkan satu kali,
lainnya cukup diganti dengan garis sepanjang lima ketukan
dari garis margin kiri (tulisan latin) dan margin kanan (bahasa
Arab) dan diikuti oleh koma, dengan ketentuan
mendahulukan sumber pustaka yang lebih dahulu tahun
penerbitannya, atau urutan abjad judul buku. Contoh :

Hallaq, Wael B. (ed). The Formation of Islamic Law. Great


Britain; Ashgate, 2004.

37
_______. Authority, Continuity, and Change. Cambridge:
Cambridge University Press, 2001.
_______. Law and Legal Theory in Classical dan Medieval
Islam. Great Britain: Ashgate, 1994.
_______. The Origin and Evolution of Islamic Law.
Cambridge: Cambridge University Press, 2005.

5. Jika penulis dan tahunnya sama, sedangkan judul bukunya


berbeda, maka di belakang keterangan tahun diberi kode a, b,
c, dan seterusnya sesuai dengan bulan terbit. Contoh:

Nasution, Harun. Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya. 2


Jilid. Jakarta: UI Press, Cet. III, 1986a.
_______.Teologi Islam. Jakarta: UI Press, 1986b.

6. Penulisan daftar pustaka untuk sumber yang diambil dari


jurnal ilmiah dilakukan dengan susunan: nama penulis, titik,
judul artikel (diapit dua tanda kutip), koma, nama jurnal
(ditulis italic), koma, volume jurnal, koma, tahun terbit, titik.
Contoh:

Aziz, Abdul. “Pemikiran Etika Politik Abdullahi Ahmed an-


Na`im”, Religi, vol. 2, 2004.
Fanani, Muhyar. “Sejarah Perkembangan Qat`i Zanni:
Perdebatan Ulama tentang Anggapan Kepastian dan
Ketidakpastian Dalil Syariat”, Al-Jami`ah, vol. 39, 2001.
Minhaji, Akh. “Review Article: Mencari Rumusan Ushul Fiqh
untuk Masa Kini”, Al-Jamiah, vol. 62, 2001.

7. Penulisan daftar pustaka untuk sumber yang diambil dari


makalah yang dipublikasikan dalam suatu seminar atau
konferensi dilakukan dengan susunan: nama pengarang, titik,
judul makalah (diapit dua tanda kutip), koma, tema seminar,
38
titik, tanggal, titip, tempat, koma, tahun pelaksanaan,
titik.Contoh:
Arief, Barda Nawawi. “Kebijakan Formulasi Hukum Pidana”
Makalah disampaikan pada Seminar Nasional
Pembaharuan Hukum Pidana. 4 April. Semarang:
Program Pascasarjana UNDIP, 1998.

8. Penulisan daftar pustaka untuk sumber yang diambil dari tesis


atau disertasi dilakukan dengan susunan: nama pengarang,
titik, judul (diapit dua tanda kutip), tesis/disertasi, lembaga,
titik, tempat, tahun, titik, dan diakhiri dengan kata “tidak
dipublikasikan”, titik.Contoh:
Muhbib, “Konsep Dialog dalam al-Qur‟an: Studi tentang Nabi
Ibrahim As”, Tesis Pascasarjana IAIN Syarif
Hidayatullah. Jakarta: 1997. Tidak dipublikasikan.

9. Bahan/sumber yang diakses dari internet, cara penulisannya


adalah: nama penulis, titik, judul karya (diapit dua tanda
kutip), koma, dari nama website, koma, tanggal akses atau
download, titik. Contoh:
Munawar-Rachman, Budhi. “Perjumpaan Kristen-Islam perlu
Toleransi Sejati”, www.kompas.com, 28 Desember 2006.
Willis, J. “Assessment for Learning-Why the Theory Needs the
Practice”. http://www.apacall,org, 2007.

10. Sumber hasil wawancara ditulis dengan cara menyebutkan:


nama yang diwawancarai, wawancara (ditulis italic), titik,
tempat, dan tanggal wawancara, titik.Contoh:

39
Wahid, Abdurrahman. Wawancara. Jakarta, 15 Desember
2006.

40
BAB VII
SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI

Fakultas Syari‟ah UIN Walisongo mengembangkan dua model


penulisan skripsi, yaitu penulisan skripsi dengan pendekatan kualitatif
dan pendekatan kuantitatif. Sistematika penulisan skripsi terdiri dari
tiga bagian yaitu: bagian awal, utama dan akhir. Bagian awal dan
bagian akhir penulisan skripsi dengan pendekatan kualitatif dan
pendekatan kuantitatif adalah sama. Jumlah halaman skripsi minimal
60 (enam puluh) halaman.

A. BAGIAN AWAL PENULISAN SKRIPSI


Bagian awal penulisan skripsi terdiri dari:
 Halaman Judul Skripsi
 Halaman Persetujuan Pembimbing
 Halaman Pengesahan
 Halaman Motto
 Halaman Persembahan
 Halaman Deklarasi
 Halaman Pedoman Transliterasi
 Halaman Abstrak
 Halaman Kata Pengantar
 Halaman Daftar Isi
 Halaman Daftar Tabel (Jika diperlukan)
 Halaman Daftar Gambar (Jika diperlukan)
 Halaman Daftar Lampiran (Jika diperlukan)

41
1. Halaman Judul Skripsi
Halaman judul memuat judul skripsi, logo, tujuan
diajukannya skripsi, nama mahasiswa, fakultas dan tahun
penyelesaian skripsi, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Judul skripsi memuat seluruh ide yang tertuang dalam
skripsi. Judul skripsi harus merefleksikan isi. Judul skripsi
dibuat jelas dan sesingkat-singkatnya.
b. Logo UIN Walisongo dibuat tanpa bingkai dengan ukuran
yang sesuai.
c. Tujuan diajukannya skripsi adalah “Diajukan untuk
memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh
gelar sarjana strata satu”.
d. Identitas mahasiswa adalah nama, NIM, dan Jurusan.
e. Nama fakultas adalah Fakultas Syari‟ah UIN Walisongo
f. Tahun penyelesaian skripsi ialah tahun ujian skripsi yang
dicantumkan di bawah fakultas.
g. Judul ditulis di tengah baris, dengan ukuran yang besar.
Jika judul lebih dari satu baris maka judul disusun
menyerupai piramida terbalik tanpa mengganggu makna
judul.

2. Halaman Persetujuan Pembimbing


Halaman ini memberitahukan bahwa pembimbing telah
membaca, meneliti, dan memperbaiki naskah skripsi.
Selanjutnya pembimbing meminta kepada Dekan untuk
segera memunaqosyahkan skripsi. Contoh terlampir.

3. Halaman Pengesahan
Halaman ini memberitahukan bahwa skripsi telah
diujikan dan lulus serta predikat yang dicapai. Halaman ini
42
ditandatangani oleh ketua dan sekretaris sidang, penguji dan
pembimbing. Contoh terlampir.

4. Halaman Motto
Halaman ini berupa kata-kata atau ungkapan yang
dijadikan sebagai spirit dalam penulisan skripsi yang
dikerjakan penulis. Motto sebaknya memilii keselarasan
dengan tema skripsi. Motto bisa berupa kutipan ayat Alquran,
hadis atau kata-kata hikmah. Contoh terlampir.

5. Halaman Persembahan
Halaman ini berupa ungkapan atau pernyataan penulis
kepada orang-orang tercinta atau orang-orang khusus yang
telah membantu dan memberikan inspirasi penulisan skripsi
ini. Contoh terlampir.

6. Halaman Deklarasi
Halaman ini berisi pernyataan bahwa penulisan skripsi
ini merupakan hasil karya sendiri bukan hasil plagiasi
terhadap hasil karya orang lain. Contoh terlampir.

7. Halaman Pedoman Transliterasi


Halaman ini berisi Pedoman Transliterasi yang
digunakan dalam penulisan skripsi. Fakultas telah
menetapkan pedoman transliterasi yang digunakan dalam
penulisan skripsi sebagaimana terlampir. Contoh terlampir.

8. Halaman Abstrak

43
Halaman abstrak berisikan latar belakang masalah,
pokok masalah, metode penelitian yang digunakan, serta hasil
penelitian. Abstrak ditulis dengan singkat, terdiri dari 200–
300 kata dan diketik satu spasi. Penulisan abstrak skripsi
ditulis dalam 2 (dua) bahasa yaitu bahasa Indonesia dan
bahasa Arab atau Inggris. Contoh terlampir.

9. Halaman Kata Pengantar


Kata pengantar berisikan ucapan terima kasih kepada
pihak-pihak yang ikut berperan serta dalam pelaksanaan
penelitian dan penulisan skripsi (antara lain: Rektor, Dekan,
Ketua Jurusan/Program Studi, Pembimbing dan orang-orang
yang telah membantu pembuatan skripsi), termasuk pula
berisi ucapan yang menunjukkan kerendahan hati peneliti
sebagai seorang intelektual untuk menerima kritik dan saran
dari pembaca.

10. Halaman Daftar Isi


Daftar isi adalah daftar yang memuat judul setiap bab
beserta bagian-bagiannya dan nomor halamannya. Daftar isi
berfungsi untuk memberikan informasi tentang isi skripsi dan
untuk membantu pembaca menemukan suatu topik dengan
cepat.

11. Halaman Daftar Tabel (Jika diperlukan)


Daftar tabel berisikan daftar yang memuat nomor dan
nama semua tabel yang terdapat dalam sebuah skripsi. Daftar
tabel berfungsi untuk memberi informasi tentang tabel yang
ada dalam skripsi serta letak halamannya.

44
12. Halaman DaftarGambar (Jika diperlukan)
Daftar gambar berisikan nomor dan nama semua
gambar dalam sebuah skripsi. Daftar gambar berfungsi untuk
memberikan informasi tentang gambar yang ada dalam
skripsi serta letak halamannya.

13. Halaman Lampiran-Lampiran (Jika diperlukan)


Halaman ini berisi tentang kuesioner penelitian, hasil
print out data, hasil interview serta data-data yang
mendukung hasil penelitian.

B. BAGIAN UTAMA PENULISANSKRIPSI


Bagian utama skripsi dikembangkan dua model, yaitu
skripsi dengan pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif.
Adapun sistematika skripsi untuk kedua model dijelaskan sebagai
berikut:
1. Bagian Utama Penulisan Skripsi Pendekatan Kualitatif.
Bagian utama penulisan skripsi kualitatif
mengembangkan tiga model standar penulisan:
Pertama, dengan menyendirikan metodologi penelitian
layaknya penelitian kuantitatif, dengan harapan mahasiswa
yang berminat melakukan penelitian kualitatif juga dapat
mengetahui secara detail tentang metode penelitian.
Penulisan skripsi dengan model inidengan sistematika
enam (6) bab, yaitu Pendahuluan, Metodologi Penelitian,
Pembahasan Umum Tentang Pokok Bahasan, Gambaran

45
Umum Obyek Penelitian, Hasil Penelitian dan Pembahasan,
dan Penutup.
Kedua, dengan memasukkan metodologi penelitian
dalam bab pertama ( I ), dengan tujuan penulisan skripsi lebih
efisien dan efektif. Model penulisan skripsi ini, terdiri dari 5
(lima) bab, dimana Metodologi Penelitian dimasukkan pada
bab 1.
Ketiga, selain bentuk 1 dan 2 yang disesuaikan dengan
jenis penelitian yang dilakukan. Model ketiga penulisan
skripsi dengan pendekatan kualitatif, terdiri dari 4 (empat)
bab atau lebih, disesuaikan dengan jenis penelitian yang
dilakukan.
Standar penulisan penelitian skripsi dapat menyesuaikan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
sehingga apabila dipandang perlu oleh peneliti dan dosen
pembimbing, standar umum penulisan skripsi dapat
disesuaikan dengan kebutuhan penulisan skripsi.
Adapun sistematika penulisan skripsi dengan
pendekatan kualitatif dapat dijelaskan sebagai berikut:

46
Bagian Utama Penulisan Skripsi Pendekatan Kualitatif I

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan dan Manfaat Hasil Penelitian
D. Tinjauan Pustaka
E. Kerangka Teori
F. Sistematika Penulisan
BAB II METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Metode Penelitian
B. Sumber dan Jenis Data
C. Teknik Pengumpulan Data
D. Unit Analisis Data
E. Teknik Analisis Data
BAB III. PEMBAHASAN UMUM TENTANG TOPIK
BAHASAN
BAB IV. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
BAB V. HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS
BAB VI. PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran/Rekomendasi
C. Penutup

47
Bagian Utama Penulisan Skripsi Pendekatan Kualitatif II

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan dan Manfaat Hasil Penelitian
D. Tinjauan Pustaka
E. Kerangka Teori
F. Metodologi Penelitian
G. Sistematika Penulisan

BAB II PEMBAHASAN UMUM TENTANG POKOK


BAHASAN
BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran/Rekomendasi
C. Penutup

48
Bagian Utama Skripsi Pendekatan Kualitatif III
Model Penulisan Skripsi Pendekatan Kualitatif III
disesuaikan dengan jenis penelitian dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi sehingga standar umum penulisan
skripsi disesuaikan dengan kebutuhan penulisan skripsi selain
model 1 dan 2.

2. Bagian Utama Penulisan Skripsi Pendekatan Kuantitatif


Bagian utama penulisan skripsi dengan pendekatan
kuantitatif dapat dijelaskan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Perumusan Masalah
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4 Sistematika Penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kerangka Teori
2.2 Hipotesis
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Sumber Data
3.2 Populasi dan Sampel
3.3 Metode Pengumpulan Data
3.4 Variabel Penelitian dan Pengukuran
3.5 Teknik Analisis data

49
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Penyajian Data
4.2 Analisis Data dan interpretasi Data

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
5.2 Saran

Keterangan:
Penjelasan tentang sistematika bab I, II, dan III
penulisan skripsi dapat dibaca pada bagian penulisan
proposal skripsi.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN


Bab ini membahas tentang keterkaitan antar faktor-
faktor dari data yang diperoleh dari masalah yang diajukan
kemudian menyelesaikan masalah tersebut dengan metode
yang diajukan dan menganalisa proses dan hasil penyelesaian
masalah.
1. Penyajian Data Penelitian.
Pada subbab ini dipaparkan data yang ada
relevansinya dengan topik skripsi, misalnya gambaran
objek penelitian, diskripsi responden, diskripsi variabel-
variabel penelitian dll.
2. Analisis Data dan Interpretasi Data
Pada subbab ini dipaparkan proses dan hasil
analisis atau komputasi data yang berhubungan dengan uji
hipotesis dan interprestasi hasil penelitian.
50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan menjelaskan butir-butir temuan (hasil
penelitian dan bahasan) disesuaikan dengan rumusan
masalah dan tujuan penelitian yang disajikan secara
singkat dan jelas.
2. Saran-saran merupakan himbauan kepada pihak atau
instansi terkait maupun peneliti berikutnya berdasarkan
pada hasil temuan. Saran harus selaras dengan topik
penelitian.

C. BAGIAN AKHIR
Penjelasan bagian akhir skripsi dapat dibaca pada bagian
penulisan proposal skripsi.

51
52
BAB VIII
KODE ETIK PENULISAN SKRIPSI

Kode etik penulisan skripsi adalah etika yang harus dipatuhi


oleh mahasiswa (peneliti) ketika melakukan proses penelitian ataupun
penulisan hasil penelitian. Etika dalam proses penelitian mencakup
perizinan atau persetujuan dengan institusi ataupun komunitas yang
diteliti dan proses pencarian data di lapangan. Adapun etika penulisan
hasil penelitian mencakup substansi skripsi, pengutipan dan
perujukan, serta penulisan sumber data dan informan atau responden.
Etika dalam proses penelitian memberikan ukuran apa yang
sah dilakukan dan apa yang dilarang dilakukan serta nilai-nilai moral
yang harus ditaati oleh seorang peneliti dalam melaksanakan
penelitian

A. Etika Penulisan Skripsi


Beberapa asas moral yang harus dimiiki oleh seorang
peneliti dalam menulis karya ilmiah (skripsi) adalah :
1. Menjunjung tinggi nilai kebenaran.
2. Menjunjung tinggi kejujuran.
3. Menyandarkan kepada kekuatan argumentasi.
4. Rasional.
5. Objektif.
6. Kritis.
7. Terbuka.
8. Netral dari nilai-nilai yang bersifat dogmatik dalam
menafsirkan hakikat realitas.
9. Bertanggung jawab, baik terhadap tulisan ataupun efek yang
timbulkan dari tulisan.

53
Sedangkan sifat-sifat negatif yang harus dijauhi dalam
penelitian dan penulisan skripsi adalah sebagai berikut:
1. Berbohong; tidak jujur tentang data-data dalam penelitian.
2. Tidak objektif; data penelitian yang diperoleh atau berangkat
dari sifat subjektif yang tidak proporsional, seperti data yang
diambil karena ada tendensi tertentu,fanatisme dll.
3. Ceroboh; tidak teliti dalam mengambil ataupun mengolah data.
4. Curang; data diambil dengan cara curang.
5. Memalsukan data; data dipalsukan dengan sengaja.
6. Plagiat; menjiplak karya orang lain atau diri sendiri sebagian
atau seluruhnya dengan tidak menyebutkan sumber aslinya.
7. Fiktif; data yang disajikan fiktif, tidak berdasar realitas atau
yang sebenarnya.
8. Sifat negatif; tidak mencantumkan referensi.
Sebagai bukti kesadaran dan amanah ilmiah, penulis skripsi
diharuskan membuat surat pernyataan bahwa skripsi yang
ditulisnya adalah murni hasil karya sendiri, bukan hasil karya
yang dibuat oleh orang lain, dan/atau bukan hasil plagiat.

B. Etika dalam Proses Penelitian


Beberapa etika yang harus dilakukan dalam proses
penelitian adalah:
1. Menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran keilmuan secara
objektif dan independen.
2. Menghormati nilai keteladanan moral, kesantunan dan
keterbukaan informasi.
3. Mengedepankan nilai kejujuran ilmiah yaitu penulis harus
secara jujur menyebutkan rujukan terhadap bahan atau
pikiran yang diambil dari sumber lain.

54
4. Dalam menggunakan bahan dari suatu sumber (misalnya
instrumen, bagan, gambar, dan tabel), penulis wajib meminta
ijin kepada pemilik bahan tersebut.
5. Nama sumber data atau informan, terutama dalam penelitian
kualitatif, tidak boleh dicantumkan apabila pencantuman
nama tersebut dapat merugikan sumber data atau informan.
Sebagai gantinya, nama sumber data atau informan
dinyatakan dalam bentuk kode atau nama samaran.
6. Menjauhkan diri dari praktek plagiat yaitu tindak kecurangan
berupa pengambilan tulisan atau pemikiran orang lain yang
diaku sebagai hasil tulisan atau hasil pemikirannya sendiri.

C. Pelanggaran
Satu diantara bentuk pelanggaran kode etik dalam penulisan
karya ilmiah adalah plagiat.
2. Plagiat berarti:
a. Research misconduct yaitu fabrikasi, manipulasi,
penipuan, serta plagiat dalam menggagas (proposi).
b. Melakukan (performing), atau mereview (reviewing) suatu
kegiatan riset atau melaporkan hasil riset (reporting) orang
lain.
c. Plagiarisme bermakna penggunaan ide, proses, hasil atau
kata-kata orang lain tanpa memberikan pengakuan yang
semestinya.
3. Jenis-jenis plagiat:
a. Complete plagiarism yaitu penjiplakan keseluruhan atau
copy paste .
b. Near Complete Plagiarism yaitu Penjiplakan sebagian
besar ide pokok.

55
c. Patchwork Plagiarism yaitu penjiplakan ide orang lain
dengan menggunakan kata-kata sendiri tetapi tidak
menyebutkan sumbernya.
d. Lazy Plagiarism yaitu tidak menyebutkan sumber dalam
beberapa alinea
e. Self Plagiarism yaitu mengambil karya milik sendiri.
f. Tidak menyatakan penulis yang lain, jika ditulis oleh lebih
dari satu orang.
g. Akademik dan jurnalistik plagiarism; plagiarisme dengan
mengambil data dari internet dengan cara cut, copy, dan
paste atau mengulang sedikit.

D. Sanksi
Jika peneliti atau penulis skripsi terbukti melakukan
pelanggaran terhadap kode etik penulisan skripsi, maka sanksi
yang diberikan kepadanya adalah sebagai berikut:

1. Dinyatakan tidak lulus Ujian Munâqasyah


a. Sanksi tersebut dikenakan kepada pelaku plagiasi total dan
jenis pelanggaran ini diketahui ketika ujian munâqasyah.
Jika plagiasi diketahui setelah yang bersangkutan
dinyatakan lulus, maka ijazah yang bersangkutan
dinyatakan batal demi hukum.
b. Sanksi ini juga dikenakan kepada pelaku manipulasi,
pemalsuan data, dan pembuat data fiktif (rekayasa).
2. Lulus bersyarat
Sanksi ini dikenakan kepada pelaku plagiat parsial. Pelaku
juga diwajibkan memperbaiki skripsinya sesuai saran penguji.

3. Teguran dan peringatan tertulis


Bagi mahasiswa yang melakukan plagiasi sebagian kecil
56
dari tulisannya diberikan peringatan tertulis ataupun teguran oleh
ketua Jurusan atau Ketua Prodi Fakultas Syari‟ah dan Hukum.

E. Ketentuan Lain-Lain
Hal-hal yang belum dan atau tidak tercantum dalam
Pedoman Skripsi ini akan diatur dalam peraturan lain.

57
58
LAMPIRAN-LAMPIRAN

61
Lampiran : Pengajuan judul dan Proposal Skripsi

Judul dan Proposal skripsi


DIAGARAM ALUR DOKUMEN KETERANGAN

Mahasiswa

Mengajukan judul dan out line skripsi ke

Jurusan/prodi merekomendasikan kepada - Judul linier dengan kompetensi


Daftar judul Proposal
mahasiswa untuk konsultasi kepada wali jurusan/prodi dan belum ada yang
Skripsi
studi atau calon pembimbing membahas

Ya/Tidak Tidak

Ya

- Mahasiswa membuat proposal sesuai


Mahasiswa membuat proposal Proposal arahan Jurusan/Prodi

Jurusan/Prodi membuat nota usulan Terbit Surat Penunjukkan - Mahasiswa menyusun skripsi sesuai
penunjukkan pembimbing Pembimbing arahan pembimbing

62
Lampiran : Pelaksanaan Bimbingan Penulisan Skripsi

Pelaksanaan Bimbingan Penulisan Skripsi


DIAGARAM ALUR DOKUMEN KETERANGAN
mulai

Mahasiswa
Proposal skripsi -Proposal skripsi sudah disetujui oleh
pembimbing dan Kajur/Kaprodi
Mengajukan judul Skripsi berdasarkan

Kajur/Kaprodi mengusulkan Pembimbing


Form Usulan
kepada Dekan
Pembimbing
- Mahasiswa dapat mengajukan usulan
calon Pembimbing seuai dengan
kompetensi skripsi
Form Penetepan - Pembimbing skripsi terdiri dari 2/1
Dekan menetapkan Pembimbing atas usul orang
Pembimbing
Kajur/kaprodi

Surat Penunjukkan
pembimbing dan
Pembimbing form Keberatan -Pembimbing menerima maka
menerima/k Pembimbing dilanjutkan dengan proses bimbingan
eberatan - Pembimbing mengajukan keberatan
secara tertulis
-Penunjukkan Pembimbing

Buku Bimbingan
skripsi/Buku
Bimbingan Konsultasi
mahasiswa
- Proses bimbingan dilakasanakan
oleh selama 6 bl dan dapat diperpanjang
selama 6 bl berikutnya
- Bimbingan dilakukan selama 8 kali
secara intensif atau sekurang-
Proses Bimbingan selesai Pembimbing Form Nilai kurangnya 3 bl dibuktikan dengan
menandatangani dan memberikan nilai Bimbingan Skripsi buku bimbingan skripsi
Bimbingan

-Proses Bimbingan selesai,


Mahasiswa Mendaftarkan diri untuk Pembimbing menandatangani skripsi
Sidang Munaqosah dan memberikan nilai bimbingan
-Nilai bimbingan diberikan ke
Juruisan/Prodi

Selesai

63
Lampiran : Pendaftaran Ujian Skripsi (Munaqosah)

Pendaftaran Ujian Skripsi


DIAGARAM ALUR DOKUMEN KETERANGAN
mulai

- Pendaftaran skripsi dilakukan setiap


Form pendaftaran hari kerjadi Jurusan/Prodi
Mahasiswa Skripsi dan Bukti - Pendaftar telah memenuhi persyaratan
serah terima akademik dan administrative (sesuai
Pedoman Penulisan skripsi)

Buku Rekapitulasi
Jurusan/Prodi merekap Pendaftar Skripsi dan Pendaftar Skripsi
- Jurusan/Prodi merekap Pendaftar
memberikan kepada WDI dan Form
skripsi dan memberikan kepada WD I
rekapitulasi serta - Jurusan/prodi mengusulkan daftar
usulan daftarPenguji Penguji

Daftar Peserta Ujian


Penjadwalan ujian Skripsi oleh WD I dan
Skripsi, Penguji dan
menetapkan Penguji Skripsi atas usul -Penjadwalan dan penetapan Penguji
Pelaksanaan Ujian
Jurusan/Prodi ujian skripsi serta Pelaksanaan Ujian
skripsi

Jurusan/Prodi Naskah Skripsi

Mengumumkan kepada mahasiswa dan Berita Acara Ujian


Skripsi -Salah satu Pembimbing skripsi
ditetapkan oleh jurusan/prodi sebagai
Mahasiswa sekretaris ujian skripsi
-Penguji mengetahui bahwa ditunjuk
Penguji sebagai penguji skripsi 2 (dua) hari
sebelumnya
-Penguji berhak menolak jika
pemberitahuan kurang 2 (dua) hari,
kecuali sebagai penguji pengganti

Selesai

64
Lampiran : Pelaksanaan Ujian Skripsi (Munaqosah)

Pelaksanaan Ujian Skripsi


DIAGARAM ALUR DOKUMEN KETERANGAN
mulai

- Ketua sidang ujian skripsi membuka


Jadwal sidang ujian sekaligus memimpin jalannya ujian
Ketua membuka sidang ujian skripsi skripsi (Munaqosah) skripsi
(Munaqosah) - Sekretaris melaksanakan tugas sesuai
pedoman skripsi

Sripsi dan Bahan2


Mahasiswa mempresentasikan skripsi presentasi
- Jurusan/Prodi merekap Pendaftar
dihadapan penguji
skripsi dan memberikan kepada WD I
- Jurusan/prodi mengusulkan daftar
Penguji
-Mahasiswa mempresentasikan skripsi
sesuai aturan pedoman skripsi
Naskah Skripsi dan
Penguji memberikan pertanyaan, saran dan maksimal 10 menit
Form catatan, saran
sekaligusm perbaikan kepada peserta ujian -Setiap penguji maksimal menguji 20
dan perbaikan
menit
-Majelis Penguji memberikan catatan,
saran dan perbaikan pada form yang
telah disediakan
Naskah Skripsi
Penguji (Ketua dan Team Penguji)
memberikan penilaian/kelulusan kepada Berita Acara Ujian - Musyawarah Team penguji dipimpin
peserta ujian Skripsi Ketua sidang untuk menentukan
kelulusan Peserta ujian

Ketua sidang
mengumumkan
Form nilai, saran,
hasil kelulusan - Ketua sidang mengmumkan hasil
perbaikan dan
kelulusan peserta ujian
perubahan skripsi
Revisi skripsi sesuai -Lulus mahasiswa melakukan revisi,
minta pengesahan dari penguji dan
saran Penguji dan
Berita Acara Ujian pembimbing selambat-lambatnya 2 bl
melakukan
Skripsi dari ujian (apabila lebih dari 2 bl
pendaftaran ujian
diadakan ujian ulang)
ulang
-Tidak lulus melakukan revisi sesuai
saran penguji dan melakukan
Jurusan/Prodi mengarsip pendaftaran ulang
berkas2 ujian skripsi -Sekretaris sidang menyerahkan berita
acara skripsi kepada jurusan/prodi
-Jurusan/prodi mengarsip berkas-berkas
ujian skripsi
Selesai

65
66
PROF. DR. H. MUHIBBIN, MA.
Jln. Prof. Hamka Km 2 Ngaliyan Semarang
50181

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Lamp. : 4 (empat) eks.


Hal : Naskah Skripsi
An. Sdr. Imam Ghozali

Kepada Yth.
Dekan Fakultas Syari’ah dan Hukum
UIN Walisongo

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya,


bersama ini saya kirim naskah skripsi Saudara :
Nama : Imam Ghozali
NIM : 122311015
Prodi : Muamalah
Judul : Problem dan Implementasi UU No 3 Tahun
tentang Perubahan atas UU No. 7 Tahun
1989 tentang Peradilan Agama
(Studi Pasal 49 tentang Kekuasaan Absolut
Ekonomi Syari’ah di Pengadilan Agama)
Dengan ini saya mohon kiranya skripsi Saudara tersebut dapat
segera dimunaqasyahkan.
Demikian harap menjadikan maklum.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.


Pembimbing

Prof. Dr. H. Muhibbin, MA


NIP. '19600312 198703 1 007

67
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
Jl. Prof. Dr. Hamka, km 2 Semarang, telp (024) 7601291

BERITA ACARA UJIAN SKRIPSI


Fakutlas Syariah dan Hukum UIN Walisongo Semarang telah
menyelenggarakan ujian skripsi/Munaqasah
Nama : Imam Ghozali
NIM : 122311015
Jurusan/Prodi : Muamalah
Judul : Problem dan Implementasi UU No 3 Tahun
tentang Perubahan atas UU No. 7 Tahun1989 tentang
Peradilan Agama(Studi Pasal 49 tentang Kekuasaan
Absolut Ekonomi Syari’ah di Pengadilan Agama)

Semarang, 21 Desember 2015


Ketua Sidang Sekretaris Sidang

...................... ............................
NIP NIP

Penguji 1 Penguji 2

...................... ............................
NIP NIP

68
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
Jl. Prof. Dr. Hamka, km 2 Semarang, telp (024) 7601291

PENGESAHAN
Skripsi Saudara : Imam Ghozali
NIM : 122311015
Judul : Problem dan Implementasi UU No 3 Tahun
tentang Perubahan atas UU No. 7 Tahun
1989 tentang Peradilan Agama
(Studi Pasal 49 tentang Kekuasaan Absolut
Ekonomi Syari’ah di Pengadilan Agama)
telah dimunaqasahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Syari'ah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, dan dinyatakan lulus dengan
predikat cumlaude / baik / cukup, pada tanggal : …………………………...
dan dapat diterima sebagai syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata 1
tahun akademik 2015/2016
Semarang, 21 Desember 2015
Ketua Sidang Sekretaris Sidang

...................... ............................
NIP NIP

Penguji Penguji

...................... ............................
NIP NIP

Pembimbing 1 Pembimbing 2

...................... ............................
NIP NIP
69
Contoh Halaman Deklarasi

Deklarasi

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab,


penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi
materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain
atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak
berisi satu pun pikiran-pikiran orang lain, kecuali
informasi yang terdapat dalam referensi yang
dijadikan bahan rujukan.

Semarang, 21 Desember 2015

Deklarator,

Imam Ghozali

70
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
Jl. Prof. Dr. Hamka, km 2 Semarang, telp (024) 7601291

Nomor :
Lamp. : Outline/Proposal
Hal : Permohonan Izin Penelitian

Kepada yth.
……………………
……………………
di
Tempat
Assalamu’alaikum wr. wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa,
Nama : ……………………….
NIM : ……………………….
Jurusan : ……………………….
Semester : ……………………….
Judul skripsi : ………………………………………………………..
Adalah benar mahasiswa/i Fakultas Syariah dan Hukum UIN Walisongo
Semarang yang sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian
(riset) di instansi yang saudara pimpin.
Untuk itu kami mohon saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut
melaksanakan penelitian dimaksud.

Atas perhatian dan kerja sama saudara, kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
a.n. Dekan
Kajur ..........................

……...………………..
NIP. …………………
Tembusan:
1. Dekan FSH
2. Pembantu dekan bidang akademik
3. Mahasiswa yang bersangkutan
71
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
Jl. Prof. Dr. Hamka, km 2 Semarang, telp (024) 7601291

Hal : Pendaftaran Ujian Skripsi


Kepada Yth.
Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Walisongo
Semarang
Assalamu’alaikum wr.wb.
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama : ………………………………………………
Tempat & tgl. Lahir : ………………………………………………
NIM : ………………………………………………
Jurusan/prodi : ………………………………………………
Penasehat akademik : ………………………………………………
Alamat : ………………………………………………
………………………………………………
No. hp : ………………………………………………
Judul skripsi : ………………………………………………
Pembimbing I : ………………………………………………
Pembimbing II : ………………………………………………

IPK (sementara) SKS KTN

Mengajukan permohonan untuk didaftar sebagai peserta ujian skripsi. Adapun


berkas persyaratan sebagaimana terlampir.
Atas perhatian bapak/ibu, saya ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Semarang. ……………..
Hormat saya,

……………………………
NIM
72
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS SYARIAH
Jl. Prof. Dr. Hamka, km 2 Semarang, telp (024) 7601291

DAFTAR PERIKSA PERSYARATAN UJIAN SKRIPSI

Nama : ………………………………..
NIM : ………………………………..
Jurusan/Prodi : ………………………………..

1. Form pendaftaran yang telah diisi


2. Bukti pendaftaran ujian skripsi dari Bagian Akademik Universitas
3. Transkip nilai sementara
4. Surat pernyataan dari Jurusan
5. Surat pernyataan karya sendiri
6. Lembar pengesahan skripsi dari pembimbing
7. Copy sertifikat TOAFL dan TOEFL
8. Copy nilai ujian komprehensif
9. Bukti bebas biaya perkuliahan
10. Menunjukkan : Bukti Konsultasi Mahasiswa
Buku Konsultasi Bimbingan Skripsi
11. 1 (satu) buah map folio

Semarang, ………………..
Petugas yang menerima,

………………………………
Catatan :
Pendaftaran ditolak jika berkas tidak lengkap

73
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS SYARIAH
Jl. Prof. Dr. Hamka, km 2 Semarang, telp (024) 7601291

SURAT PERNYATAAN JURUSAN

Ketua/sekretaris jurusan/program studi ……………………


Menyatakan bahwa,
Nama : ………………………………..
NIM : ………………………………..
Jurusan/Prodi : ………………………………..
Semester : ………………………………..

Benar telah menyelesaikan semua prpgram akademik sesuai ketentuan yang berlaku
dan berhak untuk menempuh Ujian Skripsi (Munaqasah)

Semarang, ……………………..
Mengetahui,
Penasehat Akedemik, Ketua/Sekretaris Jurusan/Prodi

………………….. ……………………….
NIP NIP

74
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS SYARIAH
Jl. Prof. Dr. Hamka, km 2 Semarang, telp (024) 7601291
Nomor : …………………….. Semarang, ………………….
Lamp. : 1(satu) daftar dan 1 (satu) naskah skripsi
Hal : Mohon Kesediaan Menjadi Penguji
Kepada Yth.
1. ………………..
2. ………………..
di Semarang

Assalamu’alaikum wr.wb.
Dengan ini disampaikan bahwa Fakultas Syariah dan Hukum akan
menyelenggarakan ujian skripsi sebagaimana daftar terlampir, dan kami
mohon kesediaan bapak/ibu menjadi penguji pada ujian skripsi tersebut.
Selanjutnya apabila saudara tidak bisa melaksanakan sesuai waktu yang
dijadwalkan, mohon memberitahu secepatnya untuk dicarikan
penggantinya.
Demikianlah atas perhatian bapak/ibu kami sampaikan terima kasih.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
a.n. Dekan
Ketua Jurusan ……….

…………………………
NIP.
Tembusan:
1. Dekan (sebagai laporan)
2. Wadek bidang akademik
3. Ketua jurusan yang bersangkutan
……………………………..….. potong di sini…………………………………..
TANDA TERIMA
Sudah diterima 1 (satu) buah skripsi atas nama : sdr. ……………….
Yang akan diujikan pada hari dan tanggal : ………...………….
Waktu : ……..…..…………
Catatan : Tempat : …..…….………….
Tanda terima ini harus Semarang, …………………..
dikembalikan ke jurusan/prodi
paling lambat 3 hari sebelum Dosen penguji,
ujian dilaksanakan
……………………………….

75
Contoh Halaman Judul Skripsi

BITCOIN SEBAGAI ALAT TRANSAKSI DAN INVESTASI


(Analisis Hasil Keputusan Bahsul Masail Pengurus Wilayah
Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur Tahun 2018 tentang
Bitcoin)

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 (S.1)
DalamIlmuSyariahdanHukum

DisusunOleh:
ACHMAD WAFYUDDIN NURILLAH
1402036133

PRODI HUKUM EKONOMI SYARI’AH


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) WALISONGO
SEMARANG
2018

i
Contoh Abstrak
ABSTRAK
Bitcoin adalah sebuah komoditas digital bebasis kiptografi,
atau disebut juga sebagai mata uang virtual atau mata uang digital,
yang digunakan oleh penggunanya atau suatu komunitas sebagai alat
transaksi maupun investasi. Di Indonesia penggunaan Bitcoin bukan
semata-mata persoalan teknologi, tetapi sudah masuk ke ranah fiqh.
Fenomena yang menarik kaitannya dengan ini adalah adanya respon
beberapa organisasi besar Islam Indonesia maupun pendapat Ulama
dalam menyikapi masalah Bitcoin tersebut. Diantaranya komisi fatwa
MUI Malang yang mengatakan bahwa penggunaan Bitcoin
hukumnya haram karena tidak diakui oleh BI, bepotensi besar terjadi
transaksi gharar, dan rawan disalah gunakan untuk kejahatan. Fatwa
MUI Malang tersebut cukup bebeda dengan hasil keputusan Bahsul
Masail Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur
tahun 2018. Menurut hasil keputusan Bahsul Masail tentang
pandangan Fiqh terhadap penggunaan Bitcoin sebagai alat transaksi
maupun investasi adalah sah, dan boleh digunakan untuk
bemuamalah. Berdasarkan latar belakang tersebut timbul
pemasalahan yaitu bagaimana analisis keputusan Bahsul Masail NU
tentang Bitcoin dan apa metode yang digunakan Ulama NU dalam
memandang Bitcoin.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum
normatifyang bersifat doktrinal atau penelitian pustaka (library
research) yaitu dengan mengambil referensi pustaka dan dokumen
yang relevan dengan masalah ini. Adapun sumber datanya berasal
dari data sekunder. Adapun Teknik pengumpulan data penulis
menggunakan studi kepustakaan melalui dokumnetasi, selanjutnya
data tersebut dianalisis menggunakan deskriptif analisis.
Berdasarkan analisis yang dilakukan maka dapat
disimpulkan bahwaBitcoin dikategorikan sebagai harta virtual sudah
sesuai, karena Bitcoin memenuhi unsur mal (harta) sehingga pada
dasarnya dapat digunakan untuk bertransaksi, namun karena Bank
Indonesia melarang penggunaan Bitcoin sebagai alat tukar atau
pembayaran, maka Bitcoin tidak sah sebagai alat tukar. Sedangkan
untuk beinvestasi diperbolehkan selama tidak untuk tujuan
spekulasi. Adapaun Metode penetapan hukum hasil bahsul masail
NU tentang Bitcoin adalah ilhaqi, yaitu menyamakan sesuatu yang
sudah ada keputusan hukumnya dengan masalah yang dicari jawaban
hukumnya. Hal initerlihatdaripengambilan rujukan yang digunakan,
yang manapara mubahitsin mengkategorikan Bitcoin sebagai harta
virtual serupa dain yang mengandung unsur nuqud (emasdanperak).
Dari segi argumentasi yang mengacu pada kitab-kitab rujukan,
tidakada yang menyebut secara jelas mengenai pandangan fiqh
tentang penggunaan Bitcoin.

Kata kunci : Bahsul Masail, Bitcoin,Nahdlatul Ulama.


Contoh Daftar Tabel
Tabel 4. Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis kelamin Jumlah Prosentase

Laki-laki 67 55,83

Perempuan 53 44,17

120 100,00

Sumber : data primer diolah, 2015

Contoh Daftar Gambar


Gambar 6: Pembagian Wilayah Pemilih Kota Semarang

Sumber : KPU Kota Semarang, 2015

105
Contoh Proposal Skripsi

BITCOIN SEBAGAI ALAT TRANSAKSI DAN INVESTASI


(Analisis Hasil Keputusan Bahsul Masail Pengurus Wilayah
Nahdlatul Ulama (PWNU) JawaTimur Tahun 2018 tentang
Bitcoin)

PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 (S.1)

DisusunOleh:
ACHMAD WAFYUDDIN NURILLAH
1402036133

PRODI HUKUM EKONOMI SYARI’AH


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) WALISONGO
SEMARANG
2018
A. Judul
BITCOIN SEBAGAI ALAT TRANSAKSI DAN
INVESTASI (Analisis Hasil Keputusan Bahsul Masail
Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa
Timur Tahun 2018 tentang Bitcoin)

B. Latar Belakang
Agama Islam adalah agama kaya akan tuntunan hidup
bagi umatnya, selain sumber utamanya yaitu al-Quran dan
sunnah, dalam Islam juga mengandung aspek penting yakni
fiqih, fiqih islam sangat penting dan dibutuhkan oleh umat
Islam, karena ini merupakan sebuah “manual book” dalam
menjalankan praktek ajaran islam itu sandiri, baik dari sisi
ibadah, muamalah, syariah dan sebagainya.
Seiring dengan perkembangan masyarakat sebagai
akibat kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi. Banyak hal yang dahulu tidak ada kini
bermunculan yang selanjutnya menuntut jawaban dari segi
hukum. Berbagai masalah yang muncul di tengah-tengah
masyarakat, baik yang menyangkut masalah ibadah, akidah,
ekonomi, sosial, sandang, pangan dan kesehatan dan
sebagainya seringkali meminta jawabannya dari sudut
hukum.1
Seiring dengan berkembangnya zaman, problematika di
masyarakat semakin berkembang dan kompleks. Banyak
sekali persoalan-persoalan hukum baru yang tidak dijelaskan
dalam al-Qur’an secara implisit, belum pernah ditemukan
pada zaman Nabi dan belum pernah dibahas oleh para
Sahabat. Sehingga dengan berkembangnya zaman menuntut
adanya pembaharuan hukum Islam, terutama pada masalah
yang belum ada ketetepan hukumnya.
Pada era modern ini, banyak sekali muncul persoalan
baru yang ditemui oleh masyarakat modern tidak terkecuali
pada aspek muamalah. Banyak sekali bentuk-bentuk
transaksi modern yang membutuhkan jawaban tentang

1
Abuddin Nata, Masail al-Fiqhiyyah, (Jakarta: Prenadamedia Group,
2003), hal.2.
kesesuaianya dengan syariat Islam. Karena pada prinsipnya
kegiatan bermuamalah dalam Islam harus mengandung unsur
kemashlahatan dan terhindar dari segala jenis bahaya.
Salah satu model transaksi modern yang berkembang
saat ini adalah uang virtual atau uang digital. Sebelum Islam
datang, manusia telah mengenal jenis alat tukar dengan
berbagai bentuk seperti emas, perak dan lain sebagainya.
Lalu dari jenis uang logam berkembang lagi menjadi jenis
bentuk uang kertas. Namun salah satu kelemahan dari
bentuk-bentuk uang tersebut adalah kurang efisien ketika
harus membawanya tunai dalam jumlah banyak, sehingga
dinilai kurang praktis.
Seiring dengan perkembangan peradaban manusia
didukung dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
dan era digital yang semakin berkembang pesat
memungkinkan masyarakat modern melakukan transaksi
tanpa perlu membawa uang tunai, cukup dengan kartu ATM
atau e-money, seseorang bisa berbelanja aneka keperluan.
Bahkan sekarang telah ditemukan uang digital yang disebut
Bitcoin, yaitu sebuah mata uang virtual terdesentralisasi
pertama di dunia dengan menggunakan jaringan internet
yang pada awalnya hanya bisa didapatkan dengan cara
”mining” atau "menambang" dari sebuah aplikasi sehingga
tidak bisa mudah didapatkan, bahkan dalam satu hari hanya
bisa dihasilkan enam Bitcoin saja. 2
Pada kurun waktu tertentu Bitcoin sudah tidak bisa
ditambang lagi dan menurut informasi yang beredar, pada
akhirnya Bitcoin hanya mencapai 21 juta sehingga
menyebabkan permintaan Bitcoin semakin meningkat
dengan penawaran yang terbatas sehingga menyebabkan
harga satu coin Bitcoin pun meroket. Saat pertama kali
dimunculkan pada tahun 2009 oleh Satoshi Nakamoto yang
kemudian dilempar ke dunia maya, Bitcoin sangat tidak
berharga, dan hanya digunakan oleh beberapa orang saja.
Lalu pada 22 Mei 2010 terjadi transaksi pertama kali
menggunakan Bitcoin, satu pizza ditukar dengan 10 ribu

2
Materi Waq’iyyah PWNU Jawa Timur, 2018.
Bitcoin. Lalu setelah itu mulailah Bitcoin dikenal oleh
masyarakat dan permintaannya pun semakin meningkat
didukung dengan kepercayaan masyarakat akan keamanan
Bitcoin yang semakin meningkat, harganya terus meningkat
dari hari ke hari, selaras dengan semakin langkanya Bitcoin
yang bisa ditambang. Dalam beberapa waktu lalu, tercatat
pada 24 Desember 2017, harga satu Bitcoin mencapai Rp.
170.000.000 dan sekarang harga satu Bitcoin sudah
mencapai harga 200 jutaan.
Sistem transaksi Bitcoin sebenarnya hampir sama
dengan transaksi pada umumnya, dimana pemilik akun
dompet Bitcoin yang disebut Wallet, bisa menampung
kiriman Bitcoin dari akun lain sebagai pembayaran dari
transaksi yang dilakukan baik dalam dunia nyata atau maya.
Namun biasanya, transaksi yang paling digeluti oleh pemilik
Bitcoin adalah dengan melemparnya di pasar global
layaknya sebuah komoditas investasi seperti bursa saham. 3
Dalam masalah yang kedua ini, dibutuhkan keahlian
dalam menganalisa naik turunnya harga Bitcoin. Sebab jika
analisa yang dilakukan tepat, pelepasan Bitcoin di pasar
global bisa menghasilkan harga yang sangat fantastis, dari
modal RP 30.000.000, dalam hitungan jam bisa berkembang
menjadi Rp 90.000.000. Namun demikian, karena
dibutuhkannya analisa yang bagus, maka tidak jarang,
pelaku transaksi meski sudah ahli sekalipun, dapat
mengalami kerugian yang berlipat ganda akibat meleset
dalam menganalisa kenaikan harga Bitcoin.4 Melihat
kenyataan tersebut, maka perlu ditemukan kepastian hukum
untuk mengetahui kebolehan bertransaksi menggunakan
Bitcoin.
Pada dasarnya hukum Islam adalah titah Allah SWT
yang berkaitan dengan aktifitas mukallaf, baik berbentuk
perintah, larangan, pilihan maupun ketetapan. Hukum Islam
tersebut digali dari dalil-dalilnya yang terperinci yaitu al-
Qur’an, Sunnah dan lain-lain yang diratifikasikan kepada

3
Materi Waq’iyyah PWNU Jawa Timur, 2018.
4
Ibid.
kedua sumber utama tersebut. Al-Qur’an dan Sunnah, secara
jelas dan gamblang (eksplisit) maupun samar-samar
(implisit), sesungguhnya mengandung keseluruhan hukum
Islam. Hanya saja, yang samar-samar inilah yang perlu digali
lebih lanjut dengan menggunakan akal (ijtihad).5
Ijtihad sendiri yang secara sederhana didefinisikan
sebagai upaya pengerahan akal secara maksimal utuk
menemukan jawaban dari suatu persoalan. Orang yang
melakukan ijtihad disebut sebagai mujthid. Dan seorang
Mujtahid harus memenuhi kualifikasi khusus dan
mempunyai kompetensi untuk melakukan Ijtihad.
Di Negara Indonesia yang mayoritas penduduknya
beragama Islam tentu menjadi pertimbangan bagi para
pemeluknya untuk melakukan atau menggunakan sesuatu
yang harus sesuai dengan ajaran Islam. Maka dari itu ketika
menemui fenomena baru seperti Bitcoin, para ahli hukum di
Indonesia berusaha menemukan jawabannya lewat ijtihad
yang dilakukan secara kolektif, salah satunya adalah
Lembaga Bahsul Masail Nahdlatul Ulama.
Bahsul Masail merupakan salah satu forum diskusi
keagamaan dalam keorganisasian NU (Nahdlatul Ulama) di
Indonesia. forum ini berusaha menemukan jawaban hukum
dari pembahasan permasalahan-permasalahan majemuk yang
muncul di masyarakat. secara Fungsional munculnya
lembaga Bahsul Masail ini adalah sebagai sebuah lembaga
yang membahas tentang masalah-masalah keagamaan yang
juga memberikan fatwa-fatwa hukum secara keagaaman
umat Islam.6
Dengan fungsinya sebagai sebuah lembaga fatwa secara
keagamaan, bahsul masail juga mengetahui bahwa tidak
seluruh peraturan-peraturan syari’at Islam tidak secara
implisit ditemukan nash al-Quran. Ada banyak aturan-aturan
syari’at yang memerlukan daya nalar kritis melalui istinbath

5
Abuddin Nata, Masail al-Fiqhiyyah, (Jakarta: Prenadamedia Group,
2003), hal.5
6
https://aswajamuda.com/bahsul-masail-pwnu-jatim-februari-2018,
(diakses pada 02/8/2018)
hukum. Sehingga pembahasan masalah secara maslahat
kemajemukan umat bisa juga berlaku dan relevan dengan
kemajuan zaman.7
Secara singkat tentang hukum Bitcoin secara fiqh, pada
hasil kajian komisi Waqi’iyyah PWNU Jawa Timur lebih
memandang Bitcoin sebagai sebuah harta virtual menyerupai
dain (utang) dan Karena berfungsi sebagai sebuah harta
virtual, maka Bitcoin dapat dijadikan sebagai alat transaksi
yang sah, sekaligus bisa juga dijadikan sebagai sebuah
instrumen investasi. Atas dasar itu, hasil keputusan komisi
Waqi’iyyah Bahsul Masail PWNU Jatim di Tuban
memutuskan penggunaan Bitcoin sebagai alat tukar,
instrumen investasi maupun jual beli boleh dilakukan.8
Meski hasil keputusannya adalah boleh dilakukan,
namun Bahsul Masail PWNU Jatim juga memandang
Bitcoin masih belum diatur secara pasti oleh pemerintah
Indonesia, sehingga pemerintah tidak bisa menjamin
keamanan investasi dan mempunyai resiko tinggi karena
sepenuhnya bergantung pada pasar.9
Namun Ketiadaan regulasi dari pemerintah tidak
menghalangi sahnya bermuamalah dengannya selagi tidak
ada catatan yang dilarang oleh syara’. Apabila di kemudian
hari ada indikasi bahwa bermuamalah dengan harta virtual
semacam ini ditetapkan sebagai yang dilarang oleh imam
(pemerintah) karena pertimbangan faktor adanya kejahatan
atau mafsadah yang besar, maka kita wajib mematuhi
perintah dari pemerintah.10
Hasil pembahasan Bahsul Masail PWNU Jatim, cukup
berbeda dengan Fatwa MUI Malang yang pernah
dikeluarkan pada bulan Mei 2016 lalu. MUI Malang
menyebut bahwa transaksi dengan menggunkan Bitcoin

7
Ibid.
8
Ibid.
9
https://aswajamuda.com/bahsul-masail-pwnu-jatim-februari-2018
(diakses pada 02/8/2018).
10
https://www.nu.or.id/post/read/86225/hukum-transaksi-dengan-
bitcoin, (diakses pada 02/8/2018)
haram dan tidak diakui pemerintah. Pendapat itu di dasarkan
pada sebuah tafsir dari ayat al-Quran yang menerangkan
bahwa mukmin diharuskan taat kepada pemimpin
(pemerintah) dalam tujuh hal. Salah satu dari ketujuh hal
tersebut adalah tentang mata uang.11
Komisi Fatwa MUI kota Malang tersebut menilai bahwa
sebuah transaksi keuangan, sumber uang yang diperoleh
haruslah jelas. Dalam Islam menuntut kejelasan di setiap
transaksi agar memenuhi syarat jual beli. Sedangkan Bitcoin
dihasilkan dari sebuah alat yang menghasilkan uang secara
otomatis. Sehingga sudah jelas unsur haramnya. Terlebih
koin yang didapat tidak mempunyai bentuk yang jelas dan
hanya tersimpan di sebuah dompet virtual (e-wallet).
Konsep Bitcoin semula merupakan suatu bentuk inovasi
mata uang digital yang tidak terdesentralisasi oleh suatu
negara. Di Indonesia sendiri uang yang sah yang diakui oleh
Indonesia adalah rupiah12, sehingga Bitcoin adalah mata
uang yang tidak diakui oleh pemerintah. Padahal menurut
Dumairy sahnya alat tukar setidaknya harus memenuhi tiga
syarat. Pertama adalah bisa diterima secara umum. Kedua,
berfungsi sebagai alat pembayaran. ketiga adalah sah,
maksudnya adalah diakui oleh Negara13. Dari ketiga
persyaratan diatas penggunaan Bitcoin belum memenuhi
ketentuan sahnya alat tukar diantaranya, tidak diakui
pemerintah dan belum diterima masyarakat secara umum
(hanya komunitas tertentu saja).
Dan pada prakteknya sekarang, Bitcoin tidak hanya
digunakan sebagai alat tukar melainkan juga digunakan
sebagai barang komoditas yang diperjual belikan seperti
emas dan perak maupun saham. Sehingga terjadi fluktuasi
harga pada Bitcoin yang bisa saja menyebabkan kerugian

11
https://edukasibitcoin.com/mui-malang-haramkan-bitcoin, (diakses
pada 02/8/2018)
12
Lihat UU Nomor 7 Tahun 2011 Pasal 1 Ayat 1 tentang Tentang
Mata Uang.
13
Dumairy, Perekonomian Indonesia (Yogyakarta: BPFE, 1997), hlm.
20.
besar pagi penggunanya apabila suatu saat harga Bitcoin
turun drastis. Sehingga berinvestasi dengan Bitcoin
mengandung resiko yang besar yang jika terjadi kerugian
maka pemerintah tidak dapat menanggung resiko yang
terjadi. Dan kerugian tersebut merupakan tanggung jawab
individu maupun komunitas yang menggunakan Bitcoin.
Dari fenomena dan praktek yang tejadi di lapangan,
peneliti merasakan kegelisahan diantara dua fatwa yang
dikeluarkan oleh dua lembaga besar Islam di Indonesia. di
satu sisi MUI Malang melarang penggunaan Bitcoin sebagai
alat tukar karena ketiadaan regulasi pemerintah serta
sumbernya yang tidak jelas. Di sisi lain Lembaga Bahsul
Masail Jawa Timur membolehkan bertransaksi
menggunakan Bitcoin karena termasuk harta vrtual yang
menyeruapai dain yang sah digunakan sebagai alat transaksi
maupun investas dan ketiadaan regulasi tidak menghalangi
sahnya bermuamalah menggunakan Bitcoin.
Walaupun pada prakteknya penggunaan Bitcoin
memangmengandung rmanfaat terutama pada efisiensi cara
pembayaran yang lebih mudah tanpa menggunakan kartu
kredit atau perantara bank dan juga bisa digunakan
dimanapun. Namun juga mengandung kemadharatan karena
ketiadaan payung hukum dan rawan terjadi penyalahgunaan
terhadap Bitcoin.
Berdasarkan dari uraian di atas, penulis tertarik untuk
mencoba meneliti dan menelusuri kembali permasalahan-
permasalahan hukum tentang Bitcoin. Dalam penelitian ini,
penulis lebih fokus menganalisis Bitcoin menurut pendapat
dari hasil keputusan Bahsul Masail Nahdlatul Ulama dengan
titik tekan pada metode pengambilan keputusan hukumnya
yang diambil dari segi kajian fiqhnya serta untuk mengetahi
latar belakang munculnya fatwa tersebut.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah
dikemukakan, maka penulis telah merumuskan beberapa
pokok masalah yang akan menjadi pembahasan dalam
skripsi ini. Adapun pokok permasalahan tersebut adalah:
1. Bagaimana hasil keputusan Bahsul Masail Nahdlatul
Ulama tentang Bitcoin ?
2. Apa metode penetapan hukum yang digunakan Nahdlatul
Ulama dalam memandang Bitcoin?

D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada pokok permasalahan diatas maka
tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana hasil keputusan Bahsul
Masail Nahdlatul Ulama tentang Bitcoin.
2. Untuk menjelaskan metode penetapan hukum yang
digunakan Nahdlatul Ulama (NU) dalam memandang
hukum Bitcoin.

E. Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis Penelitian sebagai tambahan pengetahuan
yang selama ini hanya didapat penulis secara teoritis.
2. Bagi akademik Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi pemikiran bagi perkembangan
ilmu pengetahuan dan dijadikan sebagai salah satu bahan
referensi serta rujukan bagi penelitian-penelitian
selanjutnya
3. Bagi masyarakat Penelitian ini diharapkan sebagai
referensi dan informasi bagi masyarakat.

F. Telaah Pustaka
Telaah Pustaka digunakan untuk mendapatkan
gambaran tentang hubungan pembahasan dengan peneltian
yang pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Sehingga
teidak terjadi pengulangan dan plagiasi karya ilmiah yang
pernah ada. Dalam hal ini tentang permasalahan Bitcoin.
Skripis Ari Pribadi tahun 2014 berjudul “Analisis
Hukum Islam Tentang Alat TukarBitcoin(Studi kasus jual
beli Bitcoin di dunia maya”. Dalam penelitian ini penulis
memokuskan penelitiannya pada analisa hukum Islam
dikaitkan dengan fiqh Muamalah tentang bertransaksi
menggunakan Bitcoin.Dari hasil penelitian ini dapat
disimpulkan yakni analisis Undang-Undang No 7 Tahun
2011 Tentang Mata uang, bahwa Bitcoin yang dijadikan alat
tukar dalam pembayaran di Negara Indonesia ini termasuk
melanggar undang-undang karena undang-undang sudah
mengatur mengenai alat pembayaran yang sah di Indonesia.
Penggunaan Bitcoin tidak dijadikan sebagai alat tukar atau
hanya sebagai komoditas ini tidak dipermasalahkan secara
yuridis karena tidak ada peraturan yang mengatur maupun
melarang dari OJK atau Bank Indonesia terhadap Bitcoin.
Akan tetapi terkait resiko seperti kehilangan dan kerugian itu
ditanggung sendiri oleh penggunanya sebagaimana siaran
pers “Pernyataan Bank Indonesia Terkait Bitcoin dan Virtual
Currency Lainnya” No: 16/ 6 /DKom. Dalam prespektif
hukum Islam Bitcoin yang dijadikan sebagai alat tukar
maupun alat investasi diharamkan. Sebab praktek yang
terjadi terdapat unsur gharar dan maisir, serta menghindari
kemadharatan yang dapat terjadi pada pengguna.14
Skripsi Muhamad Imam Sabirin tahun 2015 berjudul,
“Transaksi Jual Beli MenggunakanBitcoin Perspektif Hukum
Islam”. Fokus penelitian penulis adalah tinjauan hukum
Islam dikaitkan dengan peraturan Bank Indonesia (BI)
tentang alat tukar. Dari penelitian tersebut penulis
menyimpulkan bahwa transaksi jual beli menggunakan
Bitcoin itu syubhat karena kemadharatannya lebih besar
daripada manfaatnya.15
Skripsi Sandra Wijaya tahun 2018 berjudul, “Transaksi
Jual-Beli Bitcoin dalam Perspektif Hukum Islam”. Fokus
penelitian yang dikaji adalah untuk mengetahui hakikat
transaksi jual beli Bitcoin kemudian pandangan Islam
mengenai transaksi jual beli Bitcoin. kesimpulan yang
diambil peneliti adalah Bitcoin memenuhi manfaat sebagai
alat transaksi namun karena tidak ada payung hukum dari
pemerintah dan tidak diatur oleh lembaga manapun, maka

14
Ari Pribadi, Analisis Hukum Islam tentang Alat Tukar Bitcoin,(Studi
kasus jual beli Bitcoin di dunia maya), skripsi UIN Walisongo Semarang
tahun 2014.
15
Muhamad Imam Sabirin , Transaksi Jual Beli Menggunakan Bitcoin
Perspektif Hukum Islam. Skripsi UIN Sunan Kalijaga tahun 2015.
Bitcoin bukanlah mata uang yang sah. Adapun
penggunaannya sebagai instrumen investasi maka hukum
Bitcoin tergantung kepada penggunanya, selama tidak
mengandung unsur maysir maka boleh digunakan. Dan
transaksi menggunakan Bitcoin boleh dikaitkan dengan akad
sharf.16
Jurnal yang ditulis Luqman Nurhisam yang berjudul
“Bitcoin dalam Kacamata Hukum Islam”.Dalam kajiannya
peneliti menganalisis aspek kemanfaatan dan
kemadharatanBitcoin ditinjau dari kaidah fiqh dan juga
membandingkan unsur Bitcoin sebagai mata uang dengan
syarat mata uang yang sah. Dari kajian tersebut peneliti
menyimpulkan bahwa aspek kemadharatan Bitcoin lebih
besar daripada kemanfaatannya, sehingga penggunaan
Bitcoin sebagai mata uang digital, alat transaksi dan investasi
dihukumi syubhat dan harus ditinggalkan.17
Jurnal yang ditulis Muhamad Fuad Zain berjudul
“Mining-Trading Cryptocurrency dalam Hukum Islam”,
Fokus penulis mengkaji hukum transaksi uang digital dalam
pandangan Islam. Penulis menemukan bahwa bitcoin
memiliki kelebihan dan kekurangan, diantara kelebihannya
pengguna dapat menggunakan pertukaran tanpa ada jasa
ketiga, dapat ditransaksikan di tempat penyedia merchandise,
akan tetapi kekurangannya lebih banyak diantaranya nilai
bitcoin sangat fluktuatif, tidak terdaftar sebagai komoditas
yang diawasi oleh OJK, adanya unsur gharar dan maysir,
sehingga memungkinkan dipakai untuk kejahatan seperti
pencucian uang dan norkoba, di sisi lain sampai saat ini
masyarakat Indonesia belum menganggap bitcoin sebagai
harta.18

16
Sandra Wijaya, Transaksi Jual-Beli Bitcoin dalam Perspektif
Hukum Islam, skripsi Universitas Islam Indonesia tahun 2018.
17
Luqman Nurhisam, Bitcoin dalam Kacamata Hukum Islam, jurnal
Ar-Raniry, Vol. 4, No. 1, 2017.
18
Muhammad fuad Zain, Mining-Trading Cryptocurrencydalam
Hukum Islam, jurnal al-Manahij, vol. Xii, No.1, 2018.
Pada jurnal lain yang ditulis oleh Syufa’at berjudul
“Implementasi Maqasid al-Shari’ah dalam Hukum Ekonomi
Islam, beliau mengemukakan bahwa penemuan-penemuan
baru akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, telah
menggeser cara pandang dan membentuk pola pikir yang
membawa konsekuensi logis munculnya norma baru dalam
kehidupan masyarakat. Maka tidak semestinya kemajuan
iptek dan peradaban manusia itu dihadapkan secara
konfrontatif dengan naṣh, akan tetapi harus dicari
pemecahannya secara ijtihadi. Dalam banyak hal pada
aktivitas ekonomi, Islam memberikan skala normatifnya
secara global. Untuk menyebut salah satu contohnya, dapat
dikemukakan persoalan aktivitas jual beli dan jaminan
hutang piutang. Dalam al-Qur' an hanya disebutkan jual beli
yang halal dengan tidak terperinci, umpamanya mana yang
boleh ikhtiyar dan yang tidak boleh, dan tidak disebutkan
pula cara-cara penjaminan hutang piutang dan hukumnya
secara terperinci. Hal-hal yang tidak diatur dalam kedua
sumber utama hukum tersebut, diperoleh ketentuannya
dengan jalan ijtihad dengan menjadikan konsep maqasid
sebagai teori dasar dalam pengembangannya, agar umat
Islam terdorong aktif, kreatif dan produktif dalam ikhtiar-
ikhtiar kehidupan ekonomi mereka. Selama tujuan
hukumnya dapat diketahui, maka akan dapat dilakukan
pengembangan hukum berkaitan dengan masalah yang
dihadapi.19

G. Metodologi Penelitian
Metode penelitian adalah suatu metode cara kerja untuk
dapat memahami obyek yang menjadi sasaran yang menjadi
ilmu pengetahuan yang bersangkutan. Metode adalah
pedoman cara seorang ilmuwan mempelajari dan memahami
lingkungan-lingkungan yang dipahami.20

19
Syuafat, Implementasi Maqasid al-Shari’ah dalam Hukum Ekonomi
Islam, Jurnal al-Ahkam, Vol.23, No.2, 2013.
20
Soerjono Soekamto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: UI
Press, 1986), hlm. 67.
1. Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian
Suatu penelitian dapat memperoleh keterangan yang
lengkap, sistematis serta dapat dipertanggungjawabkan.
Maka diperlukan suatu metode penelitian guna
memberikan arah dalam pelaksanaan penelitian.
Penelitian ini mendasarkan pada penelitian hukum yang
dilakukan dengan pendekatan doktrinal kualitatif.21
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah penelitian pustaka (library research)
yaitupenelitian yang mengkaji studi dokumen, yakni
menggunakan berbagai data sekunder seperti peraturan
perundang-undangan, keputusan pengadilan, teori hukum,
dan dapat berupa pendapat para sarjana. Penelitian jenis
normatif ini menggunakan analisis kualitatif yakni
dengan menjelaskan data-data yang ada dengan kata-kata
atau pernyataan bukan dengan angka-angka.penulis
menggunakan buku-buku dan literatur-literatur penunjang
yang mengemukakan berbagai teori hukum dan dalil yang
berhubungan dengan masalah yang dikaji.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan
pendekatan hukum normatif (doktrinal) yaitu mengkaji
masalah yang diteliti dengan mengacu sumber-sumber
hukum Islam yang berhubungan dengan masalah yang
dikaji.Kemudian penilitian disajikan dengan
menggunakan teknik deskriptif, yaitu dengan
menggambarkan keadaan data secara apa adanya.22
Maksud dari apa adanya adalah tanpa campur tangan
peneliti berupa pengurangan maupun penambahan data.
Namun bukan berarti tanpa interpretasi, hanya hal itu
dilakukan ketika analisis data.
2. Sumber Data

21
Soetandyo Wignjosoebroto, Silabus Metode Penelitian Hukum,
(Surabaya: Program Pasca Sarjana Universitas Airlangga, 2006), hlm. 3.
22
Tajul Arifin, Metode Penelitian, cet-1, (Bandung: CV.Pustaka Setia,
2008), hlm.119
Yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah
subjekdarimana data dapat diperoleh.23 Penelitian yang
dilakukan adalah penelitian kasus dimana pengertian dari
penelitian kasus adalah suatu penelitian yang dilakukan
secara intensif ,terinci dan mendalam terhadap suatu
organisasi, lembaga atau gejala tertentu.24
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah berupa sumber data sekunderyang berasal dari
Keputusan Bahsul Masail Diniyyah al-Waqi’iyyah
Nahdlatul Ulama PWNU Jatim di Tuban tentang Bitcoin.
Data ini diperoleh dari dokumen-dokumen, buku, dan
hasil penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini.
3. Bahan Hukum
Terdapat 3 macam bahan pustaka yang dipergunakan
oleh penulis yakni:
a. Bahan Hukum Primer
Bahan hukum primer merupakan bahan hukum
yang mengikat atau yang membuat orang taat pada
hukum seperti peraturan perundang–undangan, dan
putusan hakim. Bahan hukum primer yang penulis
gunakan di dalam penulisan ini yakni: UU No.7 tahun
2011 tentang mata uang, PBI Nomor 19/12/PBI/2017
tentang Penyelenggaraan Teknologi Finansial (Tekfin)
dan PBI 18/40/PBI/2016 tentang Penyelenggaraan
Pemrosesan Transaksi Pembayaran (PTP).
b. Bahan Hukum Sekunder
Bahan hukum sekunder itu diartikan sebagai
bahan hukum yang tidak mengikat tetapi menjelaskan
mengenai bahan hukum primer yang merupakan hasil
olahan pendapat atau pikiran para pakar atau ahli yang
mempelajari suatu bidang tertentu secara khusus yang
akan memberikan petunjuk ke mana peneliti akan
mengarah. Yang dimaksud dengan bahan sekunder

23
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu
PendekatanPraktek,(Jakarta: PTRineka Cipta,2002),Cet. 12, hlm.107.
24
Ibid. ,hlm.120.
disini oleh penulis adalah doktrin-doktrin yang ada di
dalam buku, jurnal hukum dan internet.
4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian kualitatif,peneliti tidak
mengumpulkan data dengan seperangkat instrumen
untuk mengatur variabel, akan tetapi peneliti mencari
dan belajar dari subjek dalam penelitiannya, dan
menyusun format untuk mencatat data ketika penelitian
berjalan.25Teknik pengumpulan data, dalam hal ini
penulis menggunakan studi kepustakaan atau
dokumentasi yaitu pengumpulan data dengan
mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku,
makalah atau artikel, majalah, jurnal, web (internet),
catatan catatan yang ada hubungannya dengan masalah
yang dipecahkan dan menganalisa data-data tersebut
sehingga penulis bisa menyimpulkan tentang masalah
yang dikaji.
5. Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun
secara sistematis data yang diperoleh sehingga dapat
dipahami dengan mudah dan temuannya dapat
diinformasikan kepada orang lain.26 Dalam penelitian
inipenulis mengungkap masalah hasil keputusan Bahsul
Masail Al-Diniyyah Al-Waqiiyyah Pengurus Wilayah
Nahdlatul Ulama Jawa Timur2018 di PP. Sunan
Bejagung Tuban. Penulismenggunakan teknik analisis
data secara deskriptif analisis yaitu prosedur pemecahan
masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau
melukiskan keadaan subyek atau obyek penelitian
(seseorang, lembaga, masyarakat dan lainlain) pada saat

25
AsmadiAlsa,Pendekatan Kuantitatif danKualitatif Serta
Kombinasinya dalam Penelitian Psikologi,(Yogyakarta: Pustaka
Pelajar,2003),Cet. 1,hlm.47.
26
Muhammad Nadzir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia,
2003), hlm. 241.
sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau
sebagaimana adanya.27

H. Sistematika Penelitian
Dalam sistematika pembahasan skripsi ini meliputi lima
bab, antara lain secara globalnya sebagai berikut:
Bab pertama adalah pendahuluan. Bab ini berisi
gambaran umum tentang penelitian yang meliputi latar
belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat
penulisan, telaah pustaka, metode penelitian, dan sistematika
penulisan.
Bab kedua adalah gambaran umum tentang metode
penetapan hukum dan Teori uang. Bab ini merupakan
landasan teori yang akan digunakan untuk membahas bab-
bab selanjutnya. Bab ini terdiri dari dua sub. Pertama,
membahas tentang pengertian metode penetapan hukum,
macam-macam metode penetapan hukum, syarat mujtahid,
tingkatan mujtahid. Kedua, membahas tentang teori uang
yaitu definisi uang, fungsi uang dan syarat uang.
Bab ketiga adalah gambaran umum
tentangBitcoin,bahsul masail Nahdlatul Ulama dan
Keputusan Bahsul Masail PWNU Jawa Timur 2018
mengenai hukum Bitcoin. Bab ini terbagi menjadi tiga sub.
Pertama, membahas tentang Bitcoin. kedua membahas
tentang bahsul masail. Ketiga, mengupas hasil bahsul masail.
Bab keempat adalah analisis. Bab ini berisi analisis
terhadap keputusan bahsul masail tentang Bitcoin dan
metode yang digunakan dalam menetapkan hukum Bitcoin.
Bab kelima Penutup. Bab ini berisi kesimpulan yang
merupakan hasil pemahaman, penelitian dan pengkajian
terhadap pokok masalah, saran-saran dan penutup.

27
Hadari Nawawi, Metode Peneletian Bidang Sosial,
(Yogyakarta:Gajah Mada University Press, 1995), hlm. 63.
Contoh Penulisan Daftar Pustaka

DAFTAR PUSTAKA
Alsa, Asmadi,Pendekatan Kuantitatif danKualitatif Serta
Kombinasinya dalam Penelitian Psikologi,Yogyakarta:
Pustaka Pelajar,2003.
Anshor,Ahmad Muhatadi, Bath al-Masail Nahdlatul Ulama:
Melacak Dinamika Pemikiran Kaum Tradisionalis,
Yogyakarta: Teras, 2012.
Anwar,Rosihon, dkk, Pengantar Studi Islam, Bandung : Cv: Pustaka
Setia, 2009.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu
PendekatanPraktek,Jakarta: PTRineka Cipta,2002.
Djamil, Fathurrahman, Hukum Ekonomi Islam, Jakarta : Sinar
Grafika, 2013.
Dumairy, Perekonomian Indonesia, Yogyakarta: BPFE, 1997.
Fadeli,Sulaeman, Muhamad Subhan, Antologi NU,
Surabaya:Khalista, 2007.
Fanani, Ahwan, Horizon Ushul Fihih Islam, Semarang : Cv Karya
Abadi, 2015.
Fatah, Rohadi Abdul, Analisis Fatwa Keagamaan Dalam Fikih
Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 2006.
Fattah, H. Munawir Abdul, Tradisi Orang-Orang NU, Yogyakarta:
PT. LkiS Pelangi Aksara.
Forum Karya Ilmiah 2004 MHM PP Lirboyo, Kilas Balik Teoritis
Fiqih Islam, Kediri: MHM PP Lirboyo, 2004.
Ghazali Said,Imam, (ed) Solusi Hukum Islam, Keputusan Muktamar,
Munas dan Konbes Nahdhatul Ulama (1926-2004 M.),
Surabaya: Diantama, 2006.
Hasan, Ahmad, MATA UANG ISLAM Telaah Komprehensif Sistem
Keuangan Islami, Jakarta : PT Rajagrafindo Persada, 2004.
Huda, Chairul, Ekonomi Islam, Semarang: CV. Karya Abadi Jaya,
2015.
Ibrahim, Duski, Metode Penetapan Hukum Islam, Yogyakarta: : AR-
RUZZ MEDIA, 2008.
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, Cetakan pertama, 2005.
Khalaf,Abdul Wahab, Ilmu Ushul Fikih, terj, Faiz el-Muttaqin,
Jakarta : Pustaka Amani, 2003.
Mahfudz,Sahal, Ahkamul Fuqaha Solusi Problematika Aktual
Hukum Islam, Keputusan Muktamar, Munas dan Konbes
Nahdhatul Ulama (1926-2004 M), Surabaya: Tim PW LTN
NU Jatim dan Khalista, 2004.
Mahsun, Sejarah Hukum Islam, Semarang: CV Karya Abadi Jaya,
2015.
Mansyuri,Aziz, Masalah Keagamaan Hasil Muktamar dan Munas
Alim Ulama Nahdhatul Ulama, Surabaya: Dinamika Press,
1997.
Mardani, Hukum Sistem Ekonomi Islam, Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2015.
Mardani, Ushul Fiqh, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2013.
Masyhur,A Aziz i, Masalah Keagamaan NU,Surabaya: PP RMI dan
Dinamika Press, 1997.
Mishkin, Frederich S., Ekonomi Uang, Perbankan, dan Pasar
Keuangan Buku I, alih bahasa Lana Soelistianingsih dan Beta
Yulianita Jakarta: Salemba Empat, 2010.
Mudzhar, M. Atho, Pendekatan Studi Islam dalam Teori dan
Praktek, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998.
Muhammad, Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam ekonomi Islam,
Jakarta: Salemba Empat, 2002.
Mujibatun, Siti, Konsep Uang dalam Hadis, Semarang: eLSA, 2012.
Nata, Abuddin, Masail al-Fiqhiyyah, Jakarta: Prenadamedia Group,
2003.
Noor, Henry Faizal, Ada Apa Dengan Uang Kertas? Dilema dan
Agenda di Balik Ekonomi Uang Kertas, Jakarta : UI Press,
2014.
Nubika, Ibrahim, Bitcoin Mengenal Cara Baru Berinvestasi
Genarasi Milenial, Yogyakarta: Genesis Learning, 2018.
Qardhawi, Yusuf, Fatwa: Antara Ketelitian dan Kecerobohan,
Jakarta : Gema Insani Press, 1997.
Shibah, M. Quraish, Tafsir al-Misbah, vol.2, Tangerang: PT. Lentera
hati, 2016.
Sholeh, Shonhaji, Arus Baru Nu Perubahan Pemikiran Kamum
Muda Dari Tradisionalisme ke Pos-Tradisionalisme,
Surabaya: JP Books, 2004.
Sinungan, Muchdarsyah, Uang dan Bank, Jakarta : Rineka Cipta,
cetakan kedua, 1989.
Soekamto, Soerjono, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI
Press, 1986.
Solikin dan Suseno, Uang pengertian Penciptaan dan perannannya
dalam perokonomian , Jakarta: Pusat Pendidikan dan Studi
Kebanksentralan, 2002.
Suprayitno, Eko, Ekonomi Islam: Pendekatan Ekonomi Makro Islam
dan Konvensional, Yogyakarta : Graha Ilmu, 2005.
Syuafat, IMPLEMENTASI MAQASID AL-SHARI'AH DALAM
HUKUM EKONOMI ISLAM, Jurnal al-Ahkam, Vol.23, No.2,
2013.
Taqwim, Ahmad, Hukum Islam Dalam Perspektif Pemikiran
Rasional, Tradisional dan Fundamental, Semarang:
Walisongo Press, 2009.
Umam, Cherul dkk, Ushul Fiqih 1, Bandung: Pustaka Setia,2000.
Wignjosoebroto, Soetandyo, Silabus Metode Penelitian Hukum,
Surabaya: Program Pasca Sarjana Universitas Airlangga,
2006.
Wong,Willy, Bitcoin, Semarang:Indraprasta media, 2014.
Yahya, Imam, DIALEKTIKA HUKUM ISLAM DAN POLITIK
LOKAL Analisis Fatwa Bahtsul Masail NU tentang
Keharaman Pembangunan PLTN di Jepara. Semarang:
Walisongo Press, 2009.
Yahya, Imam, Dinamika Ijtihad NU, Semarang: Walisongo Press,
2008.
Zahro, Ahmad, Tradisi Intelektual NU: Lajnah Bahtsul Masail1926-
1999, Yogyakarta: LkiS, 2004.
Zahroh,Muhammad Abu, Ushul Fiqh, terjemahan Safullah Ma’shum
dkk, Jakarta : PT. Pusataka Firdaus, 2010.
http://abusyahmin.blogspot.com/2015/04/bughyah-al-
mustarsyidin.html, (diakses pada 11/09/2018 pukul 10.49
Wib).
http://bersamadakwah.net/fiqih-islam-wa-adillatuhu-kitab-fiqih-
paling-lengkap-dan-kontemporer, (diakses pada 11/09/2018
pukul 10.12Wib).
http://keuangan.kontan.co.id/news/ini-bahaya-mata-uang-virtual-
menurut-bi, (diakses pada 13 Oktober pukul 00.13)
http://www.nu.or.id/post/read/65799/ini-kitab-warisan-syekh-
mahfudz-attarmasi-kepada-kh-hasyim-asyari, (diakses pada
11/09/2018 pukul 10.03Wib).
https://aswajamuda.com/bahtsul-masail-pwnu-jatim-februari-2018
(diakses pada 02/8/2018)
https://bitcoin.org/id/faq#apa-keuntungan-menggunakan-bitcoin,
(diakses pada 13 Oktober 2018)
https://edukasibitcoin.com/mui-malang-haramkan-bitcoin(diakses
pada 02/8/2018)
https://www.kompasiana.com/venusgazer/54f3caba745513a02b6c7f
7d/bitcoin-dan-ancaman-terhadap-stabilitas-sistem-keuangan
https://www.merdeka.com/Thomas-Lembong-dukung-Bitcoin-
sebagai-inovasi-pembayaran.html, (diakses pada 13 Oktober
2018 pukul 01.05)
https://www.merdeka.com/uang/ini-pandangan-menteri-sri-mulyani-
soal-bitcoin-yang-tengah-happening.html,
https://www.nu.or.id/post/read/86225/hukum-transaksi-dengan-
bitcoin (diakses pada 02/8/2018)
https://www.nu.or.id/post/read/86225/hukum-transaksi-dengan-
bitcoin, (diakses pada 07 Maret 2018 pukul 14.19)
https://www.republika.co.id/berita/nasional/news-
analysis/18/01/27/p35hum440-pro-kontra-uang-digital-kasus-
bitcoin , (diakses pada 14 oktober pukul 01.15)
https://www.republika.co.id/berita/nasional/news-
analysis/18/01/27/p35hum440-pro-kontra-uang-digital-kasus-
bitcoin , (diakses pada 14 oktober pukul 01.15)
www.bi.go.id, Bank Indonesia Memperingatkan Kepada Seluruh
Pihak Agar Tidak Menjual, Membeli atau Memperdagangkan
Virtual Currency (diakses pada 09/11/2018).
www.bonepos.com/opini/2017/12/07/problematika-bitcoin-sebagai-
mata-uang-digital. (diakses pada 13 Oktober pukul 00.34).
Contoh Halaman Judul

AN ANALYSIS OF CRIME ACT AND PUNISHMENT OF


SEXUAL GRATIFICATION
(ON FIQIH JINAYAH AND POSITIVE LAW PERSPECTIVE)

THESIS

Submitted to the Faculty of Syari’ah and Law in Partial


Of the Requirements for the Degree of Bachelor of Law in
Department of Jinayah

Written By:
Nadea Lathifah N.
( 1402026067)

FACULTY OF SYARI’AH AND LAW


WALISONGO ISLAMIC STATE UNIVERSITY
SEMARANG
2018
Contoh Abstract

ABSTRACT
One of the new practices of corruption which is lively discussed
lately is sexual gratification or the offering of sexual services. There are
many cases, which showed us about sexual gratification. Moreover,
there is no express provision in criminal law on sex gratification. It has
became a blind spot for legal punishment. Because of that, it should be
regulated by law as soon as possible.
Seeing the phenomena of sexual gratification, many people asked
the government’s rule. Is it regulated clearly? or even what is the
position of sexual gratification in the national criminal law. Beside that,
what is the position of sexual gratification based on fiqih jinayah
perspective as the principle of Islamic law. Consiously, according to
Islamic law, sexual gratification is not a simple jinayah..
Therefore, the writer is encouraged to analyse the law of sexual
gratification on positive law and fiqih jinayah perspective. Type of
research applied in this study is qualitative and its method of collecting
data is library research, not only that, but also a normative legal research
as it appears from the haziness norms on sexual gratification in the
legislation governing corruption in Indonesia. Thus, the approach
applied in this research is statute approach, case approach, comparative
approach, and conceptual approach.
The final research concludes and finds that law No. 31 of 1999 as
amended by Law No. 20 of 2001 on Eradication of Corruption. Exactly
in Article 12 B, still occurs pertaining about sexual gratification, this
article only stipulates types of gratuities including a gift of money,
goods, rebate (discount), commissions, interest-free loans, travel tickets,
lodging, travel, free medical treatment, and other facilities. Based on
fiqih jinayah, gratification has double crimes, there are: Risywah and
zina. That has explained in Alquran and hadist abouth the punishments.
The law enforcers may use the methods of interpretation in dealing with
the cases of sexual gratification occurred, namely, by extensive
interpretation method, historical interpretation method, comparative and
futuristic interpretation methods.Seeing the phenomena of sexual
gratification, the people question the government’s rule. According to
the writer truly need to discuss again about sexual gratification and
decide about special article to reach fairness of law.
Keywords: Classification Crimes, Sexual Gratification, Fiqih
Jinayah and Positive law perspective
Contoh Proposal Skripsi

AN ANALYSIS OF CRIME ACT AND PUNISHMENT OF


SEXUAL GRATIFICATION
(ON FIQIH JINAYAH AND POSITIVE LAW PERSPECTIVE)

THESIS PROPOSAL

Submitted to the Faculty of Syari’ah and Law in Partial


Of the Requirements for the Degree of Bachelor of Law in
Department of Jinayah
Date: 21ST January 2017

Written By:
Nadea Lathifah N.
( 1402026067)

FACULTY OF SYARI’AH AND LAW


WALISONGO ISLAMIC STATE UNIVERSITY
SEMARANG
2018
A. Title
AN ANALYSIS OF CRIME ACT AND PUNISHMENT OF
SEXUAL GRATIFICATION (On Fiqih Jinayah And
Positive Law Perspective)

B. Background
Nowadays, the most crucial problems in Indonesia is
corruption. There are many definition of corruption. Corruption
is taken from greek language, corruptio which has meaning all of
damaging deeds. In black’s Law Dictionary1, corruption is
intentional act to give illegal beneficial for himself or people
around him through his position or authorithy. According to
Syed husein Alatas, Corruption is the abusing trust.2
Corruption divided into many forms and ranges from trivial
to monumental. Syed Husein Alatas divided corruption into 7
types.
1. Transactive Corruption
2. Exsortif Corruption
3. Investive Corruption
4. Nepotistic Corruption
5. Otogenic Corruption
6. Supportive Corruption
7. Defensive Corruption.
One of Corruption form is Gratification. Gratification on
Kamus Besar Bahasa Indonesia is giving and accepting money

1
Henry Campbell Black, Black’s Law Dictionary, edition IV,
(Minesota,West Publishing,1990), page 27.
2
Syed Husein Alatas, Corruption :Its Nature, Causes,and Consequences,
(Massachussets: Driana, 1999), page 81.
to the official which is not related to their own salary.3
Gratification has mentioned on article 12 B and 12 Number 20
year 2001 about criminal act of corruption. Gratification is
giving in wider sense of definition which involves money, goods,
discount, commission, loan with no interest, traveler check,
overnight facility, tourism journey, free medication, and other
facilities. Gratification may be received within the host country
or the foreign country, and can be given by electronic or by
manual. In the form above, gratification includes of transactive
corruption.
As a new form of gratification crime, "sexual gratification
"has became increasingly intense in recent years. The sexual
gratification is a great harm to the society. There are many
cases, which showed us about sexual gratification. Moreover,
there is no express provision in criminal law on sex
gratification. It has became a blind spot for legal punishment.
Because of that, it should be regulated by law as soon as
possible.
Sexual gratification has became crucial problem In
Singapura, Start from police official, minister and even the
lecturer who give the best score for his student that paid by
sexual service. Moreover, we know that Singapura has been
well known as the country with the littlest corruption of Asia.
Malaysia has different cases, The judge set 4 people free
who accused accept gratification from a businessman to ease his
project. The four people who accused has known that ask
woman to accompany them in Villa at Subang on February

3
National Education Departement, Kamus Besar Bahasa Indonesia, third
edition, (Jakarta: Balai Pustaka,2003), page 371.
2003. Because difficult to prove this case, the judge just set
them free. 4
In Indonesia, Sexual gratification is uncommonly term, but
crowded in action. Permadi as one of the house of representative
said that every civil servant or state caretaker who goes for
official job has offered sexual service absolutely, it depends on
their mentality for accepting or refusing sexual gratification
offering.5
On Islamic law, sexual gratification is not only Risywah but
also includes into Jarimah Zina. Sexual gratification has not
been common in Prophet era, Therefore, Hadith- hadith about
Risywah or gratification related to the things or money, but in
globalization era, the developing of technology is also support
the developing of crime. Therefore, in many centuries ago, or
even in prophet era, we find Risywah which related to the
money or things, nowadays, we find a new case of risywah that
related into sexual relationship.
About the sexual gratification, the writer interest to write
about this case, because there are many sexual gratification
cases that happened in Indonesia, and there has not been
specific rule about this cases,Therefore, we need deep analysis
to find the rule and the punishment whether in positive or
Islamic law about sexual gratification.

C. Research Question
1. How is the law and the punishment of sexual gratification on
Fiqih jinayah perspective?

4
http://hukum.kompasiana.com/2013/01/14/gratifikasi-pelayanan-seksual-
524246.html (access on 18 April 2017).
5
www.tvonenews.com (access on 16 April 2017).
2. How is the law and the punishment of sexual gratification on
positive law perspective?

D. Purpose of Research
The purposes of this research are:
1. To know how is the law and the punishment of sexual
gratification based on fiqih jinayah perspective.
2. To understand about the law of sexual gratification based on
positive law perspective.

E. Significant of Research
Some of helpfulness of this research are:
1. To answer indonesia’s citizenship question on crime of
sexual gratification from fiqih jinayah and positive law
perspective.
2. To enrich our knowledge in fiqih jinayah and positive law

F. Literature Review
Through literature review, the writer knows the previous
researches on corruption specially gratification. The purpose is
not only to inform which research, but also to avoid plagiarism.
There are a lot of researches on corruption through gratification,
some of them are:
Evin Fardo, The student of UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta with his thesis Pemberian Hadiah Sebagai Modus Tindak
pidana korupsi pejabat (Tinjauan Hukum Islam dan UU No.20
Tahun 2001) 6 The research has showed data and cases of civil
servant who do corruption. They do through gratification. The

6
Evin Fardo, Pemberian Hadiah Sebagai Modus Tindak pidana korupsi
pejabat (Tinjauan Hukum Islam dan UU No.20 Tahun 2001). (Thesis: UIN Syarif
Hidayatullah, 2010).
gratification here, which is related into many and things. The
researcher try to compare between Islamic and positive law. The
result of this research is everything which is given to the servant.
Which related to their job called gratification. This research
focuse on money which can be the object of gratification.
Abdurrahman Hakim with his thesis Tinjauan Hukum
Islam terhadap Tindak Pidana Gratifikasi.7 The research
describes about element crimes on gratification related to things
and money. He concludes that gratification is one of corruption
and he analyses deeply article of 12B UUPTPK which showed
about gratification or bribe. The result of this thesis is based on
Islamic law, gratification includes into risywah. Risywah is one
form of corruption. There is no specific regulation and
punishment of gratification, whether in Alquran or
hadeeth.Therefore, by this research, find that gratification should
be punished by Ta’zir.
Abdul Kholik with his thesis Hadist- Hadist Laknat Bagi
Para Pelaku Suap ( Risywah)8 The research says about necessity
of society’s role to fight bribe as a kind of extraordinary crime.
By this research we find that Islamic law should threat
assertively to the suspect of gratification, for losing this case is
not only government role but society have to participate for
reducing or even losing gratification. This research found that, In
prophet’s era, Prophet Muhammad and his followers often to be
flattered by gratification. Because principal negotiation about
religion and belief. Therefore, there was unbelievers who

7
Abdurrahman Hakim, Tinjauan Hukum Islam terhadap Tindak Pidana
Gratifikasi.
(Thesis:UIN sunan kalijaga Yogyakarta 2003).
8
Abdul Kholik, Hadist- Hadist Laknat Bagi Para Pelaku Suap ( Risywah)
dalam kutubus sittah, (Thesis:UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Tafsir Hadist 2010).
flattered moslem always. Moreover, by this condition, hadeeth
about risywah is not relevant again. Because, the increasing
complex of gratification cases now, is not same with prophet era.
Jamal Wiwoho with his research Menyoal Gratifikasi Seks
dalam Tindak Pidana Korupsi on his opinion based on prof.
Mahfud MD explaines that sexual gratification is more
complicated than money gratification9. The result of this research
is there is no specific regulation and punishment of sexual
gratification. Therefore, by this research, Indonesia must be
renew of article about corruption especially gratification.
Moreover, Indonesia should look at Singapura which has applied
the punishment of sexual gratification clearly.
Chusnul Chasanah with his thesis Tindak pidana korupsi
dalam perspektif fiqih Jinayah dan hokum positif Singapura
discusses about comparation corruption on fiqih jinayah and
positive singapura law. She conludes that corruption term on
fiqih jinayah has many different term but on positive singapura
law only related to gratification or risywah.10 The finding of this
result is about gratification rule both of Indonesia and Singapura.
Singapura has more developed more than Indonesia. This
statement proved by the punishment of sexual gratification
which has applied there. The researcher find that law as the
social principle. The law comes from society’s value. The law is
society’s product. Therefore, Singapura has respected with
honesty value, because of that, corruption law includes sexual
gratification regulated assertively. Therefore, Indonesia should

9
Jamal Wiwoho .Menyoal Gratifikasi Seks dalam Tindak Pidana Korupsi
(Media Indonesia. Edisi 7 februari 2013 ), page 6.
10
Chusnul Chasanah Tindak pidana korupsi dalam perspektif fiqih
Jinayah dan hokum positif Singapura (Thesis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ,
Jinayah Siyasah).
learn and look at Singapura which has applied sexual
gratification rule assertively.
Therefore, from literature review that the writer has
mentioned, it can be conclude the researches have different
object of this research. The writer focuse to analyse and to
compare a Criminal Act of Sexual Gratification based on Fiqih
Jinayah and Positive Law Perspective.

G. Research Metodology
Cambridge dictionary defines methodology as “a system of
ways of doing, teaching, or studying something”. In a word,
methodology is the researcher guidance to discover the purpose
of this research.
1. The type of the research
The type of the research is Qualitative. Qualitative is a
kind of research which examines the object in natural setting
because it focuses on process and quality of something11.
Through Qualitative, the writer will analyse and compare
sexual gratification cases on fiqh jinayah and positive law
perspective.
2. Method of data collecting
The method of data collecting in this research is library
research. Because the writer will look for the data from
document and any other references to find appropriate
explanation to analyse and compare sexual gratification on
fiqih Jinayah and positive law perspective.
3. Resource
a) Primary Resource

11
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=esrc=s&source=web&cd=1&
cad=http%3A%2F%2Fstaff.uny.ac.id access on 5 April 2017
The main resources of this research are UUPTK,
KUHP, nash Alquran and Hadist, scholar’s argument on
Islamic book about sexual gratification in classic and
contemporary fiqh.
b) Secondary Resource
The secondary resource of this research are:
book, journal, news paper and online media which are
related to sexual gratification cases.

H. System of writing
To achieve the purpose of this research, the writer
organized this thesis by the systematic writing below:
The first chapter is introduction by describing the
background. Describe about the research question, explaine
about what the purpose of research, describing significant
research, showing about literature review and explaine about
research methodology for doing this research.
The second chapter is define about what Criminal act is,
explaine about classification of criminal act, explaine about
definition of gratification based on article 12b uuptk, explaine
about punishment of gratification based on article 12b uuptk,
define about gratification on fiqih Jinayah and finally expalaine
about punishment of gratification based on Fiqih jinayah.
The third chapter is describing the object of this research.
Its contents are: Definition of Sexual gratification, Background
of sexual gratification, factors of sexual gratification, some cases
and law enforcement of sexual gratification.
The Fourth chapter is analysis, by knowing the rule of
gratification and sexual relationship illegally on fiqh jinayah and
positive law, the writer will compare element crime of sexual
gratification as solution of the cases to find the punishment
which is suitable in fiqih jinayah and positive law for sexual
gratification.
The fifth chapter is closing. In this chapter, the writer will
present final result from the explanations of the previous
chapters which have been elaborated in the research, and conlude
about the rule and punishment of sexual gratification on fiqih
jinayah and positive law.
Contoh Penulisan Daftar Pustaka

BIBLIOGHRAPHY

Alatas, Sayyed Husein, Corruption :Its Nature, Causes,and


Consequences
Alatas, Syed Husein , Korupsi, Sifat, Sebab dan Fungsi. Jakarta:
Lp3Es .1987
Anis, Ibrahim, Abdul Halim Muntasir dkk. Al Mu’jam al Wasit,
Mesir:Dar al-Maarif,1972.
Al Zuhaili, Al Fiqh Al Islami wa adillatuh, chapter 8
Arrange Team Al Mu’jam Al Wasith,Mesir, Dar Al ma’arif ,1872,
Vol 1
Asmawi, Teori Maslahat dan Perundang-Undangan Khusus di
Indonesia, Badan Litbang Kementrian Agama RI,2010
Asyatiri, Sayyid Ahmad bin Umar, Alyaqutun Nafis fi madzab bin
Idris, Surabaya: Al-Hidayah.
Ath- Thariqi, Abdullah bin Abdul Muhsin, Jarimah Ar-Risywah fi
Asy-Syari’ah Al islamiyyah Ma’a Dirasah Nizham Mukafahah
Ar- Risyhwah fi Al Mamlakah Al Arabiyyah As- Su’udiyah.
Audah, Abd. Qodir, At- Tasyri” al Jina’I al Islami muqorranan bi al
qanun al wad i, chapter 2,Beirut- Libanon: Dar Al Kutub al
immiyah, 2011.
Campbell Black, Henry,Black’s Law Dictionary, edition IV
Minesota,West Publishing,1990.
Chazawi,Adami, Hukum Pembuktian Tindak Pidana Korupsi,
Bandung: Alumni, 2006
Chasanah, Chusnul, Tindak pidana korupsi dalam perspektif fiqih
Jinayah dan hokum positif Singapura Thesis: UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Jinayah Siyasah
Explanation verse 12B, point 1, UU No.20/2001 about alteration of
UU No. 31/ 1999 about Corruption. Taken of Gratifikasi. Apa,
Mengapa, dan Bagaimana. Publisher: Indonesian Business
Link funded by CIP and Rio Tinto.
Departement, National Education. Kamus Besar Bahasa
Indonesia,Jakarta: Balai Pustaka,2003.third edition.
Doi, Abdur Rahman I, Tindak Pidana Dalam Syaria’at Islam,
Jakarta: Rineka Cipta, 1992
Fardo,Evin Pemberian Hadiah Sebagai Modus Tindak pidana
korupsi pejabat (Tinjauan Hukum Islam dan UU No.20 Tahun
2001), Thesis: UIN Syarif Hidayatullah,2010
Hakim, Abdurrahman. Tinjauan Hukum Islam terhadap Tindak
Pidana Gratifikasi,Thesis:UIN sunan kalijaga Yogyakarta
,2003
Hamzah, Andi, Asas- Asas Hukum Pidana, Jakarta: Rineka Cipta,
1994
Harahap,Krisna, Pembarantasan Korupsi Jalan Tiada Ujung,
Bandung:PT Grafiti, 2006
Hartanti, Evi, Tindak Pidana Korupsi, Edisi Kedua, Sinar Grafika,
Jakarta, 2007
Ikatan Hakim Indonesia (IKAHI), Varia Peradilan Majalah Hukum
on XXIX No.344, Jakarta: IKAHI, Juli 2014
Irfan, M. Nurul, Korupsi Dalam Hukum Pidana Islam, Jakarta:
Amzah,2012
Irfan, M. Nurul, Gratifikasi dan Kriminalitas Seksual dalam Hukum
Pidana Islam,
Kholik,Abdul Hadist- Hadist Laknat Bagi Para Pelaku Suap (
Risywah) dalam kutubus sittah.Thesis:UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta, Tafsir Hadist, 2010
Lamintang,Af, Delik-Delik Khusus Jabatan Tertentu Sebagai
Tindak Pidana Korupsi Jakarta: Sinar Grafika,2011
Malik, M.Abdul. Perilaku Zina pandangan Hukum Islam dan
KUHP.Jakarta: Bulan Bintang,2003.
Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, Jakarta: Rineka Cipta, 1993
Mun’im., M. Abdul, Nadhrotul Quran ila jarimah wal iqob. Kairo:
Darul Manae. 1988
Nawawi, imam, Al Majmu’ Syarh al Muhadzzab, Chapter 14
Rahman, Ahmad , Penjelasan Lengkap Hukum- Hukum Allah
Syariah,Jakarta: PT Raja Grafindo Persada ,2002
Rochmadi, Hukum Pidana Islam , 2015, Semarang: CV. Karya
Abadi Jaya .
Siddiqi, M. Iqbal, The Penal Law Of Islam, Delhi : Shahid
International Islamic Publishers,1994
Rosidi, Ajip, Korupsi dan Kebudayaan,Jakarta: PT Dunia Pustaka
Jaya.2006
Sari,Dewi Novita. Tindak Pidana Korupsi dalam Bentuk Gratifikasi
Seksual, Lex Crimen, Vol. II, No. 3, Juli, 2013
Suharto, Hukum Pidana Materiil: Unsur-Unsur Objektif Sebagai
Dasar Dakwaan, Jakarta: Sinar Grafika,2002
Surachim and Suhandio Cahaya. Strategi dan teknik Korupsi
mengetahui untuk mencegah, Jakarta: Sinar Grafika. 2011
Susanto, Anthony F,,Ilmu hukum non sistematik fondasi filsafat
pengembangan ilmu hukum Indonesia. Yogyakarta: Genta
Publishing. 2010
Usfa, Fuad and Tongat, Pengantar Hukum Pidana, Ummpres,
Malang, 2004
Wiwoho, Jamal, Menyoal Gratifikasi Seks dalam Tindak Pidana
Korupsi, Media Indonesia,access 10 september 2017 from
http:// jamalwiwoho.Jamal wiwoho.com/2017/10/09/ Menyoal
gratifikasi seks dalam tindak pidana korupsi.php
Zahrah, al Imam Muhammad Abu Al Jarimah. Mesir: Dar al Fikr al
arabi.
http://hukum.kompasiana.com/2013/01/14/gratifikasi-pelayanan-
seksual-524246.html
www.tvonenews.com access on 16 April 2017
http://cs.akupapa.com/2012/meodepenafsiranhukum.html accesed in
5/04/2017
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=esrc=s&source=web&cd
=1&cad=http%3A%2F%2Fstaff.uny.ac.id access on 5 April
2017.
Tempo.com. gratifikasi seks menjadi pelengkap suap. Access 10
september 2017 from http;//www.tempo.com/2017/10/09/
gratifikasi seks menjadi pelegkap suap
http://www.rmol.co/read/2013. KH Said Agil- gratifikasi seks
kategori Zina. Access: 14 september 2017
www.Tvone.news.tv access on 17 october 2017
http://www. Ilr.or.id/ sexual gratification service. access on 20
October 2017
http://news.detic.com/ hukum anti gratifikasi ala singapura ,access
on 6 juni 2017
//www.googletagmanager.kompas.com access on 1 Nov 2017
http://hukum.kompasiana.com/2013/01/14/gratifikasi-pelayanan-
seksual-524246.html access on 18 April 2017
www.tvonenews.com ,access on 16 April 2017
www.haluankepri.com/insert/40302layanan-seks-bisa-masuk-
gratifikasi-.html, Access on 15 August 2017
TribunNews.com,ParaTerdakwaseringKaraokeanBersama,http://ww
w.tribunnews.com/rregional/2013/11/01/para-terdakwa-sering-
karaokean-bersama. 2013. Acess on 14 November 2017
www.tempo.co/read/news/2013/12/05/063534803/Emir-Moeis-
Disebut-Dapat Gratifikasi-Seks-diParis, 2013. (Access on 11
September 2017).

Anda mungkin juga menyukai