KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2019
1
Kata Pengantar
AssalamualaikumWr. Wb
2
Semarang. Semoga buku ini dapat memberikan manfaat yang
maksimal, baik di kalangan mahasiswa, dosen, dan semua kalangan
civitas akademik yang menggunakannya.
3
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap mahasiswa Fakultas Syari‟ah dan Hukum (FSH)
UIN Walisongo Semarang diharuskan merancang, menyusun dan
melaksanakan penelitian dalam penulisan skripsi, karena
merupakan salah satu syarat akademik untuk memperoleh gelar
sarjana (S1).
Dalam penulisan skripsi, mahasiswa dihadapkan pada dua
hal pokok, yaitu: masalah akademik dan masalah teknik. Masalah
akademik meliputi penguasaan materi atau substansi dan
metodologi, sedangkan masalah teknik meliputi penggunaan
bahasa (Indonesia, Arab, dan Inggris) yang baku dan benar, serta
berkaitan dengan teknik dan konsistensi penulisan (format, notasi,
tanda baca, catatan, dan sebagainya).
Pedoman Penulisan Skripsi ini merupakan penyempurnaan
dari buku Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syari‟ah dan
Ekonomi Islam Tahun 2013. Beberapa tambahan penyempurnaan
dalam pedoman penulisan skripsi ini diantaranya regulasi, contoh-
contoh abstrak (Indonesia, Inggris, dan Arab), contoh-contoh
format dan sistematika berbagai jenis penelitian.
Berdasarkan tuntutan dan paradigma penelitian yang sudah
mengalami perubahan, maka Fakultas Syari‟ah dan Hukum UIN
Walisongo Semarang memandang perlu untuk menerbitkan
“Buku Pedoman Penulisan Skripsi Program Sarjana” bagi
mahasiswa Fakultas Syari‟ah dan Hukum UIN Walisongo
Semarang.
5
B. Pengertian dan Status
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian skripsi
adalah karya ilmiah yang wajib ditulis oleh mahasiswa sebagai
bagian dari persyaratan akhir pendidikan akademisnya. Skripsi
ditulis berdasarkan hasil penelitian dalam rangka penyelesaian
studi program sarjana strata 1 (S1). Bahan yang menjadi dasar
penulisan skripsi dapat diperoleh melalui penelitian lapangan,
laboratorium, dan atau kepustakaan.
Maksud penulisan skripsi adalah melatih mahasiswa
berpikir sistematis dan logis serta menuangkan ide-ide atau
gagasan dengan metode ilmiah dalam bentuk tulisan. Skripsi
merupakan hasil penelitian yang dilakukan mahasiswa dengan
menggunakan prinsip-prinsip dan metode berpikir ilmiah, seperti:
objektif, empiris, logis, analitis, komprehensif, verifikatif, dan
sistematis.
Skripsi merupakan karya mandiri mahasiswa yang ditulis
dibawah bimbingan dosen yang ditunjuk. Skripsi harus ditulis
dengan menggunakan gaya bahasa ilmiah, bukan gaya bahasa
lisan (pidato). Skripsi dapat ditulis dalam bahasa Indonesia, Arab
atau Inggris. Struktur kurikulum Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia (KKNI) menyebutkan bahwa status skripsi bagi
mahasiswa program sarjana hukumnya wajib sebagai tugas akhir.
6
D. Mekanisme Pengajuan Judul dan Proposal Skripsi
Mekanisme pengajuan judul dan proposal skripsi dilakukan
oleh mahasiswa yang telah memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
1. Lulus mata kuliah Metodologi Penelitian Hukum dengan nilai
sekurang-kurangnya 2.0 (C).
2. Telah menyelesaikan minimal 100 sks dengan IPK minimal 2,0
dibuktikan dengan kartu hasil studi semesteran mahasiswa.
3. Judul skripsi sudah direkomendasikan oleh Jurusan/Prodi
kepada wali studi atau calon pembimbing.
4. Proposal skripsi telah mendapat persetujuan dari wali
studi/calon Pembimbing.
7
Judul dan Proposal skripsi
DIAGRAM ALUR DOKUMEN KETERANGAN
Mahasiswa
Mengajukan judul dan out line skripsi ke
jurusan/Prodi
Jurusan/prodi merekomendasikan kepada Daftar judul Proposal - Judul linier dengan kompetensi
mahasiswa untuk konsultasi kepada wali Skripsi jurusan/prodi dan belum ada yang
studi atau calon pembimbing membahas
Ya/Tidak Tidak
Ya
Jurusan/Prodi membuat nota usulan Terbit Surat Penunjukkan - Mahasiswa menyusun skripsi sesuai
penunjukkan pembimbing Pembimbing arahan pembimbing
8
E. Tema Penelitian Skripsi
Tema penelitian skripsi diangkat dari permasalahan yang
relevan dengan kajian atau kompetensi utama program studi
berbasis unity of sciences.
F. Sistematika Proposal
Proposal penelitian dalam rangka penulisan skripsi harus
memenuhi sistematika sebagai berikut:
1. Cover (berisi judul, logo, identitas mahasiswa, prodi,
fakultas, universitas, dan tahun)
2. Judul.
3. Latar belakang.
4. Rumusan masalah.
5. Tujuan dan Kegunaan Penelitian.
6. Telaah pustaka
7. Kerangka Teori.
8. Metodologi Penelitian.
9. Sistematika penulisan skripsi
10. Daftar Pustaka
9
10
BAB II
PEMBIMBINGAN SKRIPSI
A. Ketentuan Pembimbing
1. Persyaratan Pembimbing
a. Dosen tetap berpangkat minimal asisten ahli (III/b) dan
diutamakan telah memiliki kompetensi yang sesuai dengan
bidang keilmuan yang diteliti.
b. Pembimbing ditetapkan 2 orang, salah satunya harus
memiliki keahlian bidang ilmu sesuai dengan
materi/substansi skripsi.
2. Tugas pembimbing
a. Pembimbing bertugas membimbing substansi dan
metodologi sampai selesai penulisan.
b. Pembimbing dapat merubah atau merevisi judul skripsi
yang telah ditetapkan oleh jurusan/prodi dan mahasiswa
melaporkan kepada jurusan/prodi.
c. Pembimbing terdiri dari dua (2) orang, pembagian tugas
didasarkan pada kesepakatan antara pembimbing.
d. Apabila terjadi ketidaksepakatan baik dalam aspek substansi
ataupun metodologi, maka keputusan akhir ada pada
pembimbing I.
e. Pembimbing berkewajiban memberikan nilai bimbingan.
3. Jumlah Pembimbing
a. Pembimbing untuk setiap mahasiswa dapat ditetapkan dua
orang atau satu orang.
b. Jika pembimbing ditetapkan satu orang dipersyaratkan
berpangkat akademik sekurang-kurangnya berpangkat
Lektor.
c. Jika pembimbing skripsi terdiri dari 2 orang, maka
11
Pembimbing I harus berpangkat minimal Lektor.
4. Penetapan Pembimbing
a. Pembimbing ditetapkan oleh Dekan atas usulan Ketua
Jurusan/Ketua Program Studi.
b. Mahasiswa dapat mengajukan calon pembimbing yang
sesuai dengan kompetensi skripsi yang ditulis.
c. Dosen pembimbing bisa mengajukan keberatan secara
tertulis dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.
d. Apabila pembimbing mengundurkan diri, maka akan
ditunjuk pembimbing baru.
B. Proses Bimbingan
1. Bimbingan dilaksanakan selama satu semester (6 bulan).
Apabila dalam waktu 6 bulan pertama, mahasiswa belum dapat
menyelesaikan skripsi, maka dapat dilakukan perpanjangan
masa bimbingan untuk 6 bulan berikutnya. Mahasiswa
mengajukan surat permohonan perpanjangan.
2. Bimbingan dilakukan minimal 8 kali secara intensif, sekurang-
kurangnya 3 bulan yang dibuktikan dengan buku bimbingan
skripsi.
3. Setiap konsultasi, dosen wajib menulis dan menandatangani
hasil konsultasi.
4. Bimbingan skripsi dapat diberikan sampai batas akhir masa
studi, di luar cuti atau mangkir.
5. Salah satu pembimbing menjadi anggota majelis ujian skripsi
(munaqasyah) mahasiswa yang dibimbingnya.
12
BAB III
UJIAN SKRIPSI (MUNAQASYAH)
13
B. Penguji Skripsi/Munaqasyah
1. Penguji skripsi adalah dosen Fakultas Syari‟ah dan Hukum
yang memenuhi syarat kompetensi dan kepangkatan.
2. Salah satu pembimbing skripsi ditetapkan menjadi sekretaris
majelis ujian skripsi (munaqasyah) oleh dekan atas usul
jurusan/prodi.
3. Formasi penguji terdiri dari Ketua/Penguji, Sekretaris/Penguji,
dan 2 (dua) orang anggota penguji.
4. Penguji telah menerima atau mengetahui bahwa ia telah
ditunjuk menjadi penguji skripsi 2 hari sebelumnya.
5. Dosen yang ditunjuk sebagai penguji skripsi berhak menolak
menjadi penguji jika pemberitahuan kurang dari 2 hari, kecuali
dalam hal ia ditunjuk sebagai penguji pengganti.
6. Jika pada hari ujian salah satu penguji tidak hadir sampai batas
waktu yang telah ditentukan, ujian tetap dilaksanakan dengan
penguji lain yang ditunjuk oleh Wakil Dekan I.
14
a. Membantu tugas ketua sidang.
b. Membuat notulasi pelaksanaan sidang dan sekaligus
menguji.
c. Merekap nilai bimbingan dan ujian skripsi dan
menghitung yudisium
6. Mahasiswa wajib hadir 30 menit sebelum sidang dibuka.
Bagi peserta ujian skripsi harus berpakaian rapi, berdasi dan
mengenakan jas almamater, bagi mahasiswi menyesuaikan.
7. Mahasiswa wajib membawa seluruh referensi yang
digunakan dalam penulisan skripsi.
8. Dosen penguji berpakaian jas.
9. Dosen penguji hadir 5 menit sebelum ujian dimulai.
10. Pada pelaksanaan ujian skripsi mahasiswa harus
menunjukkan kartu mahasiswa dan buku konsultasi kepada
majelis penguji.
11. Peserta ujian diberi kesempatan untuk menyampaikan ralat
terlebih dahulu sebelum presentasi dimulai.
12. Setiap peserta ujian harus mempresentasikan isi skripsi dalam
bentuk power point yang meliputi latar belakang, rumusan
masalah, metode penelitian, dan temuan penelitian, maksimal
10 menit.
13. Setiap penguji diberi kesempatan waktu menguji maksimal
20 menit
14. Majelis penguji memberi saran perbaikan/revisi serta
menentukan kelulusan/ketidaklulusan. Jika lulus, mahasiswa
melakukan revisi dan meminta pengesahan dari penguji dan
pembimbing selambat-lambatnya dua bulan (apabila lebih
dari dua bulan maka diadakan ujian ulang).
15
15. Apabila peserta ujian tidak lulus, maka peserta ujian harus
melakukan revisi skripsi berdasarkan saran dari para penguji
dan melakukan pendaftaran ujian ulang.
16. Ujian ulang dilakukan dengan Tim penguji yang sama,
kecuali penguji berhalangan.
17. Saran perbaikan dan atau perubahan skripsi ditulis secara
resmi di lembar catatan ujian skripsi yang dipersiapkan oleh
prodi/fakultas, dan disampaikan kepada pembimbing.
18. Nilai ujian skripsi merupakan hasil musyawarah majelis
sidang ujian skripsi. Selanjutnya diumumkan oleh ketua
sidang ujian skripsi.
19. Pengumuman hasil ujian dan penutupan sidang skripsi
dilakukan oleh Ketua, sekaligus memberikan pesan-pesan
akhir yang dianggap penting.
20. Sekretaris Sidang menyerahkan Berita Acara Ujian Skripsi
(Munaqasyah) kepada Prodi/Jurusan.
16
BAB IV
PERBAIKAN DAN PENGESAHAN SKRIPSI
A. Perbaikan Skripsi
1. Mahasiswa wajib melakukan perbaikan skripsi sesuai saran-
saran penguji.
2. Mahasiswa wajib menunjukkan catatan perbaikan kepada
penguji pada saat pengesahan revisi skripsi.
3. Mahasiswa yang dinyatakan lulus harus menyelesaikan
perbaikan skripsi maksimal 2 (dua) bulan terhitung sejak
tanggal ujian skripsi (munaqasyah).
4. Apabila melewati batas waktu yang ditentukan, maka yang
bersangkutan harus mendaftar ulang ujian skripsi.
5. Peserta ujian skripsi yang dinyatakan tidak lulus, diberi
kesempatan untuk ujian ulang paling cepat 1 (satu) bulan
setelah ujian.
B. Pengesahan Skripsi
1. Pengesahan skripsi dilaksanakan setelah mahasiswa melakukan
perbaikan dan ditandatangani oleh para penguji dan
pembimbing skripsi, selambat-lambatnya 2 (dua) bulan sejak
ujian.
2. Dosen penguji berhak untuk tidak menandatangani pengesahan
skripsi apabila mahasiswa yang bersangkutan belum
memperbaiki sesuai dengan saran yang diberikan oleh Penguji.
C. Wisuda
Peserta ujian skripsi yang dinyatakan lulus berhak diwisuda
setelah melengkapi persyaratan yang telah ditetapkan.
17
D. Penyerahan dan Pengarsipan Skripsi
1. Skripsi yang sudah disahkan oleh pembimbing dan para
penguji diserahkan ke jurusan/prodi dan perpustakaan pusat,
dalam bentuk soft file dan hard copy format buku (ukuran
kertas A5), selambat-lambatnya 2 (dua) bulan dari waktu
pelaksanaan ujian skripsi (munaqasyah).
2. Bukti penyerahan skripsi dijadikan syarat untuk pendaftaran
wisuda.
18
BAB V
FORMAT PENULISAN SKRIPSI
A. Kertas
Kertas yang dipergunakan untuk penulisan skripsi adalah
A5 dengan berat 80 gram.
B. Ukuran Margin
1. Skripsi ditulis dengan ukuran margin atas dan kiri masing-
masing 2,5 cm; sedangkan margin bawah dan kanan masing-
masing 2 cm.
2. Penulisan skripsi dalam format buku.
D. Spasi
1. Jarak baris: 1,3 spasi untuk skripsi yang berbahasa Indonesia
atau Inggris; dan 1 spasi untuk yang berbahasa Arab.
2. Jarak baris untuk kutipan langsung lebih dari 3 baris ditulis 1
spasi untuk berbahasa Indonesia, Inggris, dan berbahasa Arab.
3. Terjemah al-Qur‟an dan Hadits ditulis 1 spasi.
4. Paragraf baru dimulai pada ketukan ketujuh dari margin kiri
bagi skripsi yang berbahasa Indonesia atau Inggris, atau dari
margin kanan bagi skripsi yang berbahasa Arab.
5. Abstrak skripsi diketik 1 spasi maksimal 1 halaman, ditulis
dalam dua bahasa. Abstrak skripsi berbahasa Indonesia ditulis
dalam bahasa Indonesia dan Inggris atau Arab, sedangkan
skripsi berbahasa Arab atau Inggris abstraknya ditulis dalam
Bahasa Indonesia dan Arab atau Inggris.
6. Penulisan nama Bab ditulis dengan huruf kapital, jarak 1,5
spasi, dan diletakkan di atas pada bagian tengah.
7. Biodata penulis/peneliti ditulis 1 spasi secara naratif maksimal
2 halaman, dan diletakkan pada bagian akhir skripsi.
E. Urutan Penyajian
G. Tabel/Diagram/Grafik/Gambar
Setiap tabel, diagram, grafik, bagan atau gambar diberi
nomor urut dengan angka Arab sesuai nomor bab. Sedangkan
judul tabel diletakkan di atas tabel sedangkan judul
diagram/grafik/bagan/gambar diletakkan di bawah tabel. Contoh
Tabel 1.2 menunjukkan tabel pada Bab I nomor kedua, begitupula
untuk Diagram 2.3 menunjukkan diagram pada Bab II nomor
ketiga dengan menuliskan sumber referensinya di bawah tabel
sebelah kiri.
H. Foto/Potret
Foto atau potret sebagai hasil pengamatan dari penelitian
dapat dimasukkan dalam bab hasil penelitian. Foto atau potret
yang disajikan harus menggambarkan keadaan sesungguhnya,
misalnya foto pelaksanaan kegiatan informan di lapangan dengan
21
diberi penjelasan di bawah foto.
I. Nama Subjek/Informan
Nama subjek atau informan penelitian yang berkaitan
dengan data bisa menggunakan nama sebenarnya atau nama
inisial bagi informan yang memintanya.
J. Sampul (Cover)
1. Sampul (cover) skripsi di-laminating (hard cover) dengan
huruf/ tulisan berwarna kuning emas.
2. Warna sampul skripsi adalah hitam sesuai dengan warna
bendera Fakultas Syari‟ah dan Hukum UIN Walisongo.
3. Logo UIN Walisongo Semarang dalam ukuran proporsional
dan dalam posisi tengah diletakkan di bawah judul skripsi.
22
bentuk word dan PDF.
L. Lampiran
23
24
BAB VI
BAHASA DAN TEKNIK NOTASI ILMIAH
A. Penggunaan Bahasa
1. Titik (.), koma (,), titik koma (;), titik dua (:), tanda seru (!),
tanda tanya (?), dan tanda persen (%), diketik rapat dengan
kata sebelumnya.
2. Tanda petik dua (“…”) dan tanda kurung () diketik rapat
dengan kata atau frasa yang diapit.
25
3. Tanda hubung (-), tanda pisah (--), dan garis miring (/)
diketik rapat dengan kata yang mendahului dan
mengikutinya.
4. Tanda sama dengan (=), lebih besar (>), lebih kecil (<), lebih
besar sama dengan (≥), lebih kecil sama dengan (≤), tambah
(+), kali (x), kurang (-), dan bagi (:) plus-minus (±) diketik
dengan spasi satu ketukan sebelum dan sesudah kata.
C. Teknik Notasi
1. Kutipan
Kutipan dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu: kutipan
langsung dan kutipan tidak langsung.
a. Kutipan Langsung
Kutipan langsung adalah sama persis dengan sumber asli
yang dikutip, baik dari segi struktur kalimat maupun tanda
baca yang digunakan. Penulisan kutipan langsung diatur
sebagai berikut:
1) Kutipan langsung tidak melebihi satu halaman penuh;
2) Kutipan langsung tidak lebih dari tiga baris, diketik
biasa menyatu dalam teks diawali dan diakhiri oleh
tanda petik (“) serta diberi nomor kutipan.
Contoh:
Syi'ah-Sunni harus masing-masing membuka
diri terhadap kekurangan dan kelemahan masing-
masing, serta sekaligus menghargai, bahkan mau
menerima kelebihan masing-masing. Menurut Ali
Syari‟ati, “Tradisi intelektual di kalangan Syi'ah lebih
maju dibanding di kalangan Sunni antara lain kuatnya
ta'wil.”1 Oleh karena itu, orang Syi'ah lebih spekulatif
daripada orang Sunni dan lebih menerima filsafat.
26
3) Kutipan langsung lima baris atau lebih, diketik dengan
menjorok lima ketukan dan tidak dibubuhkan tanda
petik, serta ditulis dengan jarak 1 spasi.
Contoh:
Menurut Abdullahi Ahmed an-Na‟im, kebolehan
menggunakan teori naskh bukan hanya otoritas ulama
perintis. Hal ini sebagaimana diungkapkan sendiri:
27
5) Kutipan langsung berupa Hadits Nabi ditulis lengkap
dengan tanda bacanya, disertai sanadnya lengkap, dari
kitab-kitab hadits langsung.
Contoh:
29
2
Atho Mudzhar, Pendekatan Studi Islam dalam Teori dan Praktek
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), 6.
Contoh:
3
C. J. Cranny, Patricia C. Smith& Eugene F. Stone, Job Satisfaction,
(New York: An Imprint of Macmillan Inc., 1992), 2.
4
Abd. Muin Salim, dkk., Metodologi Ilmu Tafsir (Yogyakarta: Teras,
2005), cet. I, 30.
6
Tholhatul Choir dan Ahwan Fanani (eds.), Islam dalam Berbagai
Pembacaan Kontemporer (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), 215.
33
25
Kompilasi Hukum Islam (Jakarta: Subdit Penelitian Ditpertais
Kemenag RI, 2007), 80.
26
Anonymous, An Agenda for Action: Recommendation for School
Mathematics (NCTM: Reston Virgnia, 1980), 2-5.
27
Cahya Pratiknya, “Menguatkan Jaring Hukum bagi Kalangan Papan
Atas”, htttp://www.lawinforce.ac.id/php?Pg=003, diakses 10
September 2012.
28
Subrata Mukherjee, “Forerunner of Secular Nationalism”, dalam
The Statesman, (New Delhi: 8 November 2008) sebagaimana dikutip
dalam http://proquest.umi.com/pqdweb?index=15&did=1590820001
&SrchMode=1&sid=1&Fmt=, diakses 11 Desember 2011.
29
Jorgen S. Neilsen, “A Bibliography of Islamic Law 1980-1993”,
British Journal of Middle Eastern Studies, vol. 24, no. 2 (November
1997); ProQuest Religion, 313-314.
30
Mona Siddiqui, “Book Review: The Origin of Islamic Law: the
Qur`an, the Muwatta` and Madinan `Amal”, Islam & Christian
Muslim Relations, vol. 11, no. 1 (Mar, 2000); ProQuest Religion, 122-
123.
34
q. Kutipan yang berasal dari karya terjemahan, cara
penulisannya adalah: nama pengarang, koma, judul
terjemahan (italic), koma, terj., dari, judul asli (italic),
oleh, nama penerjemah, kurung buka, nama kota, titik dua,
nama penerbit, koma, tahun, kurung tutup, cet., nomor
cetakan (ditulis romawi), nomor halaman, titik. Contoh:
31
Muhammad Taqî Mishbâh Yazdi, Buku Daras Filsafat Islam,terj.
dari Philosophical Instructions: An Introduction to Contemporary
Islamic Philosophy oleh Musa Kazhim dan Saleh Bagir (Bandung:
Mizan, 2003), Cet. I, 45.
32
Abu Zakariya, Riyadl al-Shalihin, terj. Muslih Shabir (Semarang:
Toha Putra, 2005), 119.
33
Abu Hamid al-Ghazali, Ihya' 'Ulum al-Din, jilid III (tt: tp, tth), 119.
34
Tim Penerjemah, Al-Qur‟an dan Terjemahannya (Jakarta:
Departemen Agama RI, 1990), 231.
35
Al-Bukhari, Shahih al-Bukhari, jilid I (Beirut: Dar al-Fikr, 1998),
97.
35
D. Penulisan Daftar Pustaka atau Bibliografi
36
Connoly, Peter (ed.). Aneka Pendekatan Studi Agama, terj.
Imam Khoiri. Yogyakarta: LKiS, 2009.
Hallaq, Wael B. (ed). The Formation of Islamic Law. Great
Britain; Ashgate, 2004.
Qodri A. Azizi, Hukum Nasional: Eklektisisme Hukum Islam
dan Hukum Umum. Jakarta: Teraju, 2004.
37
_______. Authority, Continuity, and Change. Cambridge:
Cambridge University Press, 2001.
_______. Law and Legal Theory in Classical dan Medieval
Islam. Great Britain: Ashgate, 1994.
_______. The Origin and Evolution of Islamic Law.
Cambridge: Cambridge University Press, 2005.
39
Wahid, Abdurrahman. Wawancara. Jakarta, 15 Desember
2006.
40
BAB VII
SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI
41
1. Halaman Judul Skripsi
Halaman judul memuat judul skripsi, logo, tujuan
diajukannya skripsi, nama mahasiswa, fakultas dan tahun
penyelesaian skripsi, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Judul skripsi memuat seluruh ide yang tertuang dalam
skripsi. Judul skripsi harus merefleksikan isi. Judul skripsi
dibuat jelas dan sesingkat-singkatnya.
b. Logo UIN Walisongo dibuat tanpa bingkai dengan ukuran
yang sesuai.
c. Tujuan diajukannya skripsi adalah “Diajukan untuk
memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh
gelar sarjana strata satu”.
d. Identitas mahasiswa adalah nama, NIM, dan Jurusan.
e. Nama fakultas adalah Fakultas Syari‟ah UIN Walisongo
f. Tahun penyelesaian skripsi ialah tahun ujian skripsi yang
dicantumkan di bawah fakultas.
g. Judul ditulis di tengah baris, dengan ukuran yang besar.
Jika judul lebih dari satu baris maka judul disusun
menyerupai piramida terbalik tanpa mengganggu makna
judul.
3. Halaman Pengesahan
Halaman ini memberitahukan bahwa skripsi telah
diujikan dan lulus serta predikat yang dicapai. Halaman ini
42
ditandatangani oleh ketua dan sekretaris sidang, penguji dan
pembimbing. Contoh terlampir.
4. Halaman Motto
Halaman ini berupa kata-kata atau ungkapan yang
dijadikan sebagai spirit dalam penulisan skripsi yang
dikerjakan penulis. Motto sebaknya memilii keselarasan
dengan tema skripsi. Motto bisa berupa kutipan ayat Alquran,
hadis atau kata-kata hikmah. Contoh terlampir.
5. Halaman Persembahan
Halaman ini berupa ungkapan atau pernyataan penulis
kepada orang-orang tercinta atau orang-orang khusus yang
telah membantu dan memberikan inspirasi penulisan skripsi
ini. Contoh terlampir.
6. Halaman Deklarasi
Halaman ini berisi pernyataan bahwa penulisan skripsi
ini merupakan hasil karya sendiri bukan hasil plagiasi
terhadap hasil karya orang lain. Contoh terlampir.
8. Halaman Abstrak
43
Halaman abstrak berisikan latar belakang masalah,
pokok masalah, metode penelitian yang digunakan, serta hasil
penelitian. Abstrak ditulis dengan singkat, terdiri dari 200–
300 kata dan diketik satu spasi. Penulisan abstrak skripsi
ditulis dalam 2 (dua) bahasa yaitu bahasa Indonesia dan
bahasa Arab atau Inggris. Contoh terlampir.
44
12. Halaman DaftarGambar (Jika diperlukan)
Daftar gambar berisikan nomor dan nama semua
gambar dalam sebuah skripsi. Daftar gambar berfungsi untuk
memberikan informasi tentang gambar yang ada dalam
skripsi serta letak halamannya.
45
Umum Obyek Penelitian, Hasil Penelitian dan Pembahasan,
dan Penutup.
Kedua, dengan memasukkan metodologi penelitian
dalam bab pertama ( I ), dengan tujuan penulisan skripsi lebih
efisien dan efektif. Model penulisan skripsi ini, terdiri dari 5
(lima) bab, dimana Metodologi Penelitian dimasukkan pada
bab 1.
Ketiga, selain bentuk 1 dan 2 yang disesuaikan dengan
jenis penelitian yang dilakukan. Model ketiga penulisan
skripsi dengan pendekatan kualitatif, terdiri dari 4 (empat)
bab atau lebih, disesuaikan dengan jenis penelitian yang
dilakukan.
Standar penulisan penelitian skripsi dapat menyesuaikan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
sehingga apabila dipandang perlu oleh peneliti dan dosen
pembimbing, standar umum penulisan skripsi dapat
disesuaikan dengan kebutuhan penulisan skripsi.
Adapun sistematika penulisan skripsi dengan
pendekatan kualitatif dapat dijelaskan sebagai berikut:
46
Bagian Utama Penulisan Skripsi Pendekatan Kualitatif I
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan dan Manfaat Hasil Penelitian
D. Tinjauan Pustaka
E. Kerangka Teori
F. Sistematika Penulisan
BAB II METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Metode Penelitian
B. Sumber dan Jenis Data
C. Teknik Pengumpulan Data
D. Unit Analisis Data
E. Teknik Analisis Data
BAB III. PEMBAHASAN UMUM TENTANG TOPIK
BAHASAN
BAB IV. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
BAB V. HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS
BAB VI. PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran/Rekomendasi
C. Penutup
47
Bagian Utama Penulisan Skripsi Pendekatan Kualitatif II
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan dan Manfaat Hasil Penelitian
D. Tinjauan Pustaka
E. Kerangka Teori
F. Metodologi Penelitian
G. Sistematika Penulisan
48
Bagian Utama Skripsi Pendekatan Kualitatif III
Model Penulisan Skripsi Pendekatan Kualitatif III
disesuaikan dengan jenis penelitian dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi sehingga standar umum penulisan
skripsi disesuaikan dengan kebutuhan penulisan skripsi selain
model 1 dan 2.
49
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Penyajian Data
4.2 Analisis Data dan interpretasi Data
Keterangan:
Penjelasan tentang sistematika bab I, II, dan III
penulisan skripsi dapat dibaca pada bagian penulisan
proposal skripsi.
C. BAGIAN AKHIR
Penjelasan bagian akhir skripsi dapat dibaca pada bagian
penulisan proposal skripsi.
51
52
BAB VIII
KODE ETIK PENULISAN SKRIPSI
53
Sedangkan sifat-sifat negatif yang harus dijauhi dalam
penelitian dan penulisan skripsi adalah sebagai berikut:
1. Berbohong; tidak jujur tentang data-data dalam penelitian.
2. Tidak objektif; data penelitian yang diperoleh atau berangkat
dari sifat subjektif yang tidak proporsional, seperti data yang
diambil karena ada tendensi tertentu,fanatisme dll.
3. Ceroboh; tidak teliti dalam mengambil ataupun mengolah data.
4. Curang; data diambil dengan cara curang.
5. Memalsukan data; data dipalsukan dengan sengaja.
6. Plagiat; menjiplak karya orang lain atau diri sendiri sebagian
atau seluruhnya dengan tidak menyebutkan sumber aslinya.
7. Fiktif; data yang disajikan fiktif, tidak berdasar realitas atau
yang sebenarnya.
8. Sifat negatif; tidak mencantumkan referensi.
Sebagai bukti kesadaran dan amanah ilmiah, penulis skripsi
diharuskan membuat surat pernyataan bahwa skripsi yang
ditulisnya adalah murni hasil karya sendiri, bukan hasil karya
yang dibuat oleh orang lain, dan/atau bukan hasil plagiat.
54
4. Dalam menggunakan bahan dari suatu sumber (misalnya
instrumen, bagan, gambar, dan tabel), penulis wajib meminta
ijin kepada pemilik bahan tersebut.
5. Nama sumber data atau informan, terutama dalam penelitian
kualitatif, tidak boleh dicantumkan apabila pencantuman
nama tersebut dapat merugikan sumber data atau informan.
Sebagai gantinya, nama sumber data atau informan
dinyatakan dalam bentuk kode atau nama samaran.
6. Menjauhkan diri dari praktek plagiat yaitu tindak kecurangan
berupa pengambilan tulisan atau pemikiran orang lain yang
diaku sebagai hasil tulisan atau hasil pemikirannya sendiri.
C. Pelanggaran
Satu diantara bentuk pelanggaran kode etik dalam penulisan
karya ilmiah adalah plagiat.
2. Plagiat berarti:
a. Research misconduct yaitu fabrikasi, manipulasi,
penipuan, serta plagiat dalam menggagas (proposi).
b. Melakukan (performing), atau mereview (reviewing) suatu
kegiatan riset atau melaporkan hasil riset (reporting) orang
lain.
c. Plagiarisme bermakna penggunaan ide, proses, hasil atau
kata-kata orang lain tanpa memberikan pengakuan yang
semestinya.
3. Jenis-jenis plagiat:
a. Complete plagiarism yaitu penjiplakan keseluruhan atau
copy paste .
b. Near Complete Plagiarism yaitu Penjiplakan sebagian
besar ide pokok.
55
c. Patchwork Plagiarism yaitu penjiplakan ide orang lain
dengan menggunakan kata-kata sendiri tetapi tidak
menyebutkan sumbernya.
d. Lazy Plagiarism yaitu tidak menyebutkan sumber dalam
beberapa alinea
e. Self Plagiarism yaitu mengambil karya milik sendiri.
f. Tidak menyatakan penulis yang lain, jika ditulis oleh lebih
dari satu orang.
g. Akademik dan jurnalistik plagiarism; plagiarisme dengan
mengambil data dari internet dengan cara cut, copy, dan
paste atau mengulang sedikit.
D. Sanksi
Jika peneliti atau penulis skripsi terbukti melakukan
pelanggaran terhadap kode etik penulisan skripsi, maka sanksi
yang diberikan kepadanya adalah sebagai berikut:
E. Ketentuan Lain-Lain
Hal-hal yang belum dan atau tidak tercantum dalam
Pedoman Skripsi ini akan diatur dalam peraturan lain.
57
58
LAMPIRAN-LAMPIRAN
61
Lampiran : Pengajuan judul dan Proposal Skripsi
Mahasiswa
Ya/Tidak Tidak
Ya
Jurusan/Prodi membuat nota usulan Terbit Surat Penunjukkan - Mahasiswa menyusun skripsi sesuai
penunjukkan pembimbing Pembimbing arahan pembimbing
62
Lampiran : Pelaksanaan Bimbingan Penulisan Skripsi
Mahasiswa
Proposal skripsi -Proposal skripsi sudah disetujui oleh
pembimbing dan Kajur/Kaprodi
Mengajukan judul Skripsi berdasarkan
Surat Penunjukkan
pembimbing dan
Pembimbing form Keberatan -Pembimbing menerima maka
menerima/k Pembimbing dilanjutkan dengan proses bimbingan
eberatan - Pembimbing mengajukan keberatan
secara tertulis
-Penunjukkan Pembimbing
Buku Bimbingan
skripsi/Buku
Bimbingan Konsultasi
mahasiswa
- Proses bimbingan dilakasanakan
oleh selama 6 bl dan dapat diperpanjang
selama 6 bl berikutnya
- Bimbingan dilakukan selama 8 kali
secara intensif atau sekurang-
Proses Bimbingan selesai Pembimbing Form Nilai kurangnya 3 bl dibuktikan dengan
menandatangani dan memberikan nilai Bimbingan Skripsi buku bimbingan skripsi
Bimbingan
Selesai
63
Lampiran : Pendaftaran Ujian Skripsi (Munaqosah)
Buku Rekapitulasi
Jurusan/Prodi merekap Pendaftar Skripsi dan Pendaftar Skripsi
- Jurusan/Prodi merekap Pendaftar
memberikan kepada WDI dan Form
skripsi dan memberikan kepada WD I
rekapitulasi serta - Jurusan/prodi mengusulkan daftar
usulan daftarPenguji Penguji
Selesai
64
Lampiran : Pelaksanaan Ujian Skripsi (Munaqosah)
Ketua sidang
mengumumkan
Form nilai, saran,
hasil kelulusan - Ketua sidang mengmumkan hasil
perbaikan dan
kelulusan peserta ujian
perubahan skripsi
Revisi skripsi sesuai -Lulus mahasiswa melakukan revisi,
minta pengesahan dari penguji dan
saran Penguji dan
Berita Acara Ujian pembimbing selambat-lambatnya 2 bl
melakukan
Skripsi dari ujian (apabila lebih dari 2 bl
pendaftaran ujian
diadakan ujian ulang)
ulang
-Tidak lulus melakukan revisi sesuai
saran penguji dan melakukan
Jurusan/Prodi mengarsip pendaftaran ulang
berkas2 ujian skripsi -Sekretaris sidang menyerahkan berita
acara skripsi kepada jurusan/prodi
-Jurusan/prodi mengarsip berkas-berkas
ujian skripsi
Selesai
65
66
PROF. DR. H. MUHIBBIN, MA.
Jln. Prof. Hamka Km 2 Ngaliyan Semarang
50181
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Kepada Yth.
Dekan Fakultas Syari’ah dan Hukum
UIN Walisongo
67
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
Jl. Prof. Dr. Hamka, km 2 Semarang, telp (024) 7601291
...................... ............................
NIP NIP
Penguji 1 Penguji 2
...................... ............................
NIP NIP
68
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
Jl. Prof. Dr. Hamka, km 2 Semarang, telp (024) 7601291
PENGESAHAN
Skripsi Saudara : Imam Ghozali
NIM : 122311015
Judul : Problem dan Implementasi UU No 3 Tahun
tentang Perubahan atas UU No. 7 Tahun
1989 tentang Peradilan Agama
(Studi Pasal 49 tentang Kekuasaan Absolut
Ekonomi Syari’ah di Pengadilan Agama)
telah dimunaqasahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Syari'ah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, dan dinyatakan lulus dengan
predikat cumlaude / baik / cukup, pada tanggal : …………………………...
dan dapat diterima sebagai syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata 1
tahun akademik 2015/2016
Semarang, 21 Desember 2015
Ketua Sidang Sekretaris Sidang
...................... ............................
NIP NIP
Penguji Penguji
...................... ............................
NIP NIP
Pembimbing 1 Pembimbing 2
...................... ............................
NIP NIP
69
Contoh Halaman Deklarasi
Deklarasi
Deklarator,
Imam Ghozali
70
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
Jl. Prof. Dr. Hamka, km 2 Semarang, telp (024) 7601291
Nomor :
Lamp. : Outline/Proposal
Hal : Permohonan Izin Penelitian
Kepada yth.
……………………
……………………
di
Tempat
Assalamu’alaikum wr. wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa,
Nama : ……………………….
NIM : ……………………….
Jurusan : ……………………….
Semester : ……………………….
Judul skripsi : ………………………………………………………..
Adalah benar mahasiswa/i Fakultas Syariah dan Hukum UIN Walisongo
Semarang yang sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian
(riset) di instansi yang saudara pimpin.
Untuk itu kami mohon saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut
melaksanakan penelitian dimaksud.
Atas perhatian dan kerja sama saudara, kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
a.n. Dekan
Kajur ..........................
……...………………..
NIP. …………………
Tembusan:
1. Dekan FSH
2. Pembantu dekan bidang akademik
3. Mahasiswa yang bersangkutan
71
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
Jl. Prof. Dr. Hamka, km 2 Semarang, telp (024) 7601291
……………………………
NIM
72
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS SYARIAH
Jl. Prof. Dr. Hamka, km 2 Semarang, telp (024) 7601291
Nama : ………………………………..
NIM : ………………………………..
Jurusan/Prodi : ………………………………..
Semarang, ………………..
Petugas yang menerima,
………………………………
Catatan :
Pendaftaran ditolak jika berkas tidak lengkap
73
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS SYARIAH
Jl. Prof. Dr. Hamka, km 2 Semarang, telp (024) 7601291
Benar telah menyelesaikan semua prpgram akademik sesuai ketentuan yang berlaku
dan berhak untuk menempuh Ujian Skripsi (Munaqasah)
Semarang, ……………………..
Mengetahui,
Penasehat Akedemik, Ketua/Sekretaris Jurusan/Prodi
………………….. ……………………….
NIP NIP
74
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS SYARIAH
Jl. Prof. Dr. Hamka, km 2 Semarang, telp (024) 7601291
Nomor : …………………….. Semarang, ………………….
Lamp. : 1(satu) daftar dan 1 (satu) naskah skripsi
Hal : Mohon Kesediaan Menjadi Penguji
Kepada Yth.
1. ………………..
2. ………………..
di Semarang
Assalamu’alaikum wr.wb.
Dengan ini disampaikan bahwa Fakultas Syariah dan Hukum akan
menyelenggarakan ujian skripsi sebagaimana daftar terlampir, dan kami
mohon kesediaan bapak/ibu menjadi penguji pada ujian skripsi tersebut.
Selanjutnya apabila saudara tidak bisa melaksanakan sesuai waktu yang
dijadwalkan, mohon memberitahu secepatnya untuk dicarikan
penggantinya.
Demikianlah atas perhatian bapak/ibu kami sampaikan terima kasih.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
a.n. Dekan
Ketua Jurusan ……….
…………………………
NIP.
Tembusan:
1. Dekan (sebagai laporan)
2. Wadek bidang akademik
3. Ketua jurusan yang bersangkutan
……………………………..….. potong di sini…………………………………..
TANDA TERIMA
Sudah diterima 1 (satu) buah skripsi atas nama : sdr. ……………….
Yang akan diujikan pada hari dan tanggal : ………...………….
Waktu : ……..…..…………
Catatan : Tempat : …..…….………….
Tanda terima ini harus Semarang, …………………..
dikembalikan ke jurusan/prodi
paling lambat 3 hari sebelum Dosen penguji,
ujian dilaksanakan
……………………………….
75
Contoh Halaman Judul Skripsi
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 (S.1)
DalamIlmuSyariahdanHukum
DisusunOleh:
ACHMAD WAFYUDDIN NURILLAH
1402036133
i
Contoh Abstrak
ABSTRAK
Bitcoin adalah sebuah komoditas digital bebasis kiptografi,
atau disebut juga sebagai mata uang virtual atau mata uang digital,
yang digunakan oleh penggunanya atau suatu komunitas sebagai alat
transaksi maupun investasi. Di Indonesia penggunaan Bitcoin bukan
semata-mata persoalan teknologi, tetapi sudah masuk ke ranah fiqh.
Fenomena yang menarik kaitannya dengan ini adalah adanya respon
beberapa organisasi besar Islam Indonesia maupun pendapat Ulama
dalam menyikapi masalah Bitcoin tersebut. Diantaranya komisi fatwa
MUI Malang yang mengatakan bahwa penggunaan Bitcoin
hukumnya haram karena tidak diakui oleh BI, bepotensi besar terjadi
transaksi gharar, dan rawan disalah gunakan untuk kejahatan. Fatwa
MUI Malang tersebut cukup bebeda dengan hasil keputusan Bahsul
Masail Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur
tahun 2018. Menurut hasil keputusan Bahsul Masail tentang
pandangan Fiqh terhadap penggunaan Bitcoin sebagai alat transaksi
maupun investasi adalah sah, dan boleh digunakan untuk
bemuamalah. Berdasarkan latar belakang tersebut timbul
pemasalahan yaitu bagaimana analisis keputusan Bahsul Masail NU
tentang Bitcoin dan apa metode yang digunakan Ulama NU dalam
memandang Bitcoin.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum
normatifyang bersifat doktrinal atau penelitian pustaka (library
research) yaitu dengan mengambil referensi pustaka dan dokumen
yang relevan dengan masalah ini. Adapun sumber datanya berasal
dari data sekunder. Adapun Teknik pengumpulan data penulis
menggunakan studi kepustakaan melalui dokumnetasi, selanjutnya
data tersebut dianalisis menggunakan deskriptif analisis.
Berdasarkan analisis yang dilakukan maka dapat
disimpulkan bahwaBitcoin dikategorikan sebagai harta virtual sudah
sesuai, karena Bitcoin memenuhi unsur mal (harta) sehingga pada
dasarnya dapat digunakan untuk bertransaksi, namun karena Bank
Indonesia melarang penggunaan Bitcoin sebagai alat tukar atau
pembayaran, maka Bitcoin tidak sah sebagai alat tukar. Sedangkan
untuk beinvestasi diperbolehkan selama tidak untuk tujuan
spekulasi. Adapaun Metode penetapan hukum hasil bahsul masail
NU tentang Bitcoin adalah ilhaqi, yaitu menyamakan sesuatu yang
sudah ada keputusan hukumnya dengan masalah yang dicari jawaban
hukumnya. Hal initerlihatdaripengambilan rujukan yang digunakan,
yang manapara mubahitsin mengkategorikan Bitcoin sebagai harta
virtual serupa dain yang mengandung unsur nuqud (emasdanperak).
Dari segi argumentasi yang mengacu pada kitab-kitab rujukan,
tidakada yang menyebut secara jelas mengenai pandangan fiqh
tentang penggunaan Bitcoin.
Laki-laki 67 55,83
Perempuan 53 44,17
120 100,00
105
Contoh Proposal Skripsi
PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 (S.1)
DisusunOleh:
ACHMAD WAFYUDDIN NURILLAH
1402036133
B. Latar Belakang
Agama Islam adalah agama kaya akan tuntunan hidup
bagi umatnya, selain sumber utamanya yaitu al-Quran dan
sunnah, dalam Islam juga mengandung aspek penting yakni
fiqih, fiqih islam sangat penting dan dibutuhkan oleh umat
Islam, karena ini merupakan sebuah “manual book” dalam
menjalankan praktek ajaran islam itu sandiri, baik dari sisi
ibadah, muamalah, syariah dan sebagainya.
Seiring dengan perkembangan masyarakat sebagai
akibat kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi. Banyak hal yang dahulu tidak ada kini
bermunculan yang selanjutnya menuntut jawaban dari segi
hukum. Berbagai masalah yang muncul di tengah-tengah
masyarakat, baik yang menyangkut masalah ibadah, akidah,
ekonomi, sosial, sandang, pangan dan kesehatan dan
sebagainya seringkali meminta jawabannya dari sudut
hukum.1
Seiring dengan berkembangnya zaman, problematika di
masyarakat semakin berkembang dan kompleks. Banyak
sekali persoalan-persoalan hukum baru yang tidak dijelaskan
dalam al-Qur’an secara implisit, belum pernah ditemukan
pada zaman Nabi dan belum pernah dibahas oleh para
Sahabat. Sehingga dengan berkembangnya zaman menuntut
adanya pembaharuan hukum Islam, terutama pada masalah
yang belum ada ketetepan hukumnya.
Pada era modern ini, banyak sekali muncul persoalan
baru yang ditemui oleh masyarakat modern tidak terkecuali
pada aspek muamalah. Banyak sekali bentuk-bentuk
transaksi modern yang membutuhkan jawaban tentang
1
Abuddin Nata, Masail al-Fiqhiyyah, (Jakarta: Prenadamedia Group,
2003), hal.2.
kesesuaianya dengan syariat Islam. Karena pada prinsipnya
kegiatan bermuamalah dalam Islam harus mengandung unsur
kemashlahatan dan terhindar dari segala jenis bahaya.
Salah satu model transaksi modern yang berkembang
saat ini adalah uang virtual atau uang digital. Sebelum Islam
datang, manusia telah mengenal jenis alat tukar dengan
berbagai bentuk seperti emas, perak dan lain sebagainya.
Lalu dari jenis uang logam berkembang lagi menjadi jenis
bentuk uang kertas. Namun salah satu kelemahan dari
bentuk-bentuk uang tersebut adalah kurang efisien ketika
harus membawanya tunai dalam jumlah banyak, sehingga
dinilai kurang praktis.
Seiring dengan perkembangan peradaban manusia
didukung dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
dan era digital yang semakin berkembang pesat
memungkinkan masyarakat modern melakukan transaksi
tanpa perlu membawa uang tunai, cukup dengan kartu ATM
atau e-money, seseorang bisa berbelanja aneka keperluan.
Bahkan sekarang telah ditemukan uang digital yang disebut
Bitcoin, yaitu sebuah mata uang virtual terdesentralisasi
pertama di dunia dengan menggunakan jaringan internet
yang pada awalnya hanya bisa didapatkan dengan cara
”mining” atau "menambang" dari sebuah aplikasi sehingga
tidak bisa mudah didapatkan, bahkan dalam satu hari hanya
bisa dihasilkan enam Bitcoin saja. 2
Pada kurun waktu tertentu Bitcoin sudah tidak bisa
ditambang lagi dan menurut informasi yang beredar, pada
akhirnya Bitcoin hanya mencapai 21 juta sehingga
menyebabkan permintaan Bitcoin semakin meningkat
dengan penawaran yang terbatas sehingga menyebabkan
harga satu coin Bitcoin pun meroket. Saat pertama kali
dimunculkan pada tahun 2009 oleh Satoshi Nakamoto yang
kemudian dilempar ke dunia maya, Bitcoin sangat tidak
berharga, dan hanya digunakan oleh beberapa orang saja.
Lalu pada 22 Mei 2010 terjadi transaksi pertama kali
menggunakan Bitcoin, satu pizza ditukar dengan 10 ribu
2
Materi Waq’iyyah PWNU Jawa Timur, 2018.
Bitcoin. Lalu setelah itu mulailah Bitcoin dikenal oleh
masyarakat dan permintaannya pun semakin meningkat
didukung dengan kepercayaan masyarakat akan keamanan
Bitcoin yang semakin meningkat, harganya terus meningkat
dari hari ke hari, selaras dengan semakin langkanya Bitcoin
yang bisa ditambang. Dalam beberapa waktu lalu, tercatat
pada 24 Desember 2017, harga satu Bitcoin mencapai Rp.
170.000.000 dan sekarang harga satu Bitcoin sudah
mencapai harga 200 jutaan.
Sistem transaksi Bitcoin sebenarnya hampir sama
dengan transaksi pada umumnya, dimana pemilik akun
dompet Bitcoin yang disebut Wallet, bisa menampung
kiriman Bitcoin dari akun lain sebagai pembayaran dari
transaksi yang dilakukan baik dalam dunia nyata atau maya.
Namun biasanya, transaksi yang paling digeluti oleh pemilik
Bitcoin adalah dengan melemparnya di pasar global
layaknya sebuah komoditas investasi seperti bursa saham. 3
Dalam masalah yang kedua ini, dibutuhkan keahlian
dalam menganalisa naik turunnya harga Bitcoin. Sebab jika
analisa yang dilakukan tepat, pelepasan Bitcoin di pasar
global bisa menghasilkan harga yang sangat fantastis, dari
modal RP 30.000.000, dalam hitungan jam bisa berkembang
menjadi Rp 90.000.000. Namun demikian, karena
dibutuhkannya analisa yang bagus, maka tidak jarang,
pelaku transaksi meski sudah ahli sekalipun, dapat
mengalami kerugian yang berlipat ganda akibat meleset
dalam menganalisa kenaikan harga Bitcoin.4 Melihat
kenyataan tersebut, maka perlu ditemukan kepastian hukum
untuk mengetahui kebolehan bertransaksi menggunakan
Bitcoin.
Pada dasarnya hukum Islam adalah titah Allah SWT
yang berkaitan dengan aktifitas mukallaf, baik berbentuk
perintah, larangan, pilihan maupun ketetapan. Hukum Islam
tersebut digali dari dalil-dalilnya yang terperinci yaitu al-
Qur’an, Sunnah dan lain-lain yang diratifikasikan kepada
3
Materi Waq’iyyah PWNU Jawa Timur, 2018.
4
Ibid.
kedua sumber utama tersebut. Al-Qur’an dan Sunnah, secara
jelas dan gamblang (eksplisit) maupun samar-samar
(implisit), sesungguhnya mengandung keseluruhan hukum
Islam. Hanya saja, yang samar-samar inilah yang perlu digali
lebih lanjut dengan menggunakan akal (ijtihad).5
Ijtihad sendiri yang secara sederhana didefinisikan
sebagai upaya pengerahan akal secara maksimal utuk
menemukan jawaban dari suatu persoalan. Orang yang
melakukan ijtihad disebut sebagai mujthid. Dan seorang
Mujtahid harus memenuhi kualifikasi khusus dan
mempunyai kompetensi untuk melakukan Ijtihad.
Di Negara Indonesia yang mayoritas penduduknya
beragama Islam tentu menjadi pertimbangan bagi para
pemeluknya untuk melakukan atau menggunakan sesuatu
yang harus sesuai dengan ajaran Islam. Maka dari itu ketika
menemui fenomena baru seperti Bitcoin, para ahli hukum di
Indonesia berusaha menemukan jawabannya lewat ijtihad
yang dilakukan secara kolektif, salah satunya adalah
Lembaga Bahsul Masail Nahdlatul Ulama.
Bahsul Masail merupakan salah satu forum diskusi
keagamaan dalam keorganisasian NU (Nahdlatul Ulama) di
Indonesia. forum ini berusaha menemukan jawaban hukum
dari pembahasan permasalahan-permasalahan majemuk yang
muncul di masyarakat. secara Fungsional munculnya
lembaga Bahsul Masail ini adalah sebagai sebuah lembaga
yang membahas tentang masalah-masalah keagamaan yang
juga memberikan fatwa-fatwa hukum secara keagaaman
umat Islam.6
Dengan fungsinya sebagai sebuah lembaga fatwa secara
keagamaan, bahsul masail juga mengetahui bahwa tidak
seluruh peraturan-peraturan syari’at Islam tidak secara
implisit ditemukan nash al-Quran. Ada banyak aturan-aturan
syari’at yang memerlukan daya nalar kritis melalui istinbath
5
Abuddin Nata, Masail al-Fiqhiyyah, (Jakarta: Prenadamedia Group,
2003), hal.5
6
https://aswajamuda.com/bahsul-masail-pwnu-jatim-februari-2018,
(diakses pada 02/8/2018)
hukum. Sehingga pembahasan masalah secara maslahat
kemajemukan umat bisa juga berlaku dan relevan dengan
kemajuan zaman.7
Secara singkat tentang hukum Bitcoin secara fiqh, pada
hasil kajian komisi Waqi’iyyah PWNU Jawa Timur lebih
memandang Bitcoin sebagai sebuah harta virtual menyerupai
dain (utang) dan Karena berfungsi sebagai sebuah harta
virtual, maka Bitcoin dapat dijadikan sebagai alat transaksi
yang sah, sekaligus bisa juga dijadikan sebagai sebuah
instrumen investasi. Atas dasar itu, hasil keputusan komisi
Waqi’iyyah Bahsul Masail PWNU Jatim di Tuban
memutuskan penggunaan Bitcoin sebagai alat tukar,
instrumen investasi maupun jual beli boleh dilakukan.8
Meski hasil keputusannya adalah boleh dilakukan,
namun Bahsul Masail PWNU Jatim juga memandang
Bitcoin masih belum diatur secara pasti oleh pemerintah
Indonesia, sehingga pemerintah tidak bisa menjamin
keamanan investasi dan mempunyai resiko tinggi karena
sepenuhnya bergantung pada pasar.9
Namun Ketiadaan regulasi dari pemerintah tidak
menghalangi sahnya bermuamalah dengannya selagi tidak
ada catatan yang dilarang oleh syara’. Apabila di kemudian
hari ada indikasi bahwa bermuamalah dengan harta virtual
semacam ini ditetapkan sebagai yang dilarang oleh imam
(pemerintah) karena pertimbangan faktor adanya kejahatan
atau mafsadah yang besar, maka kita wajib mematuhi
perintah dari pemerintah.10
Hasil pembahasan Bahsul Masail PWNU Jatim, cukup
berbeda dengan Fatwa MUI Malang yang pernah
dikeluarkan pada bulan Mei 2016 lalu. MUI Malang
menyebut bahwa transaksi dengan menggunkan Bitcoin
7
Ibid.
8
Ibid.
9
https://aswajamuda.com/bahsul-masail-pwnu-jatim-februari-2018
(diakses pada 02/8/2018).
10
https://www.nu.or.id/post/read/86225/hukum-transaksi-dengan-
bitcoin, (diakses pada 02/8/2018)
haram dan tidak diakui pemerintah. Pendapat itu di dasarkan
pada sebuah tafsir dari ayat al-Quran yang menerangkan
bahwa mukmin diharuskan taat kepada pemimpin
(pemerintah) dalam tujuh hal. Salah satu dari ketujuh hal
tersebut adalah tentang mata uang.11
Komisi Fatwa MUI kota Malang tersebut menilai bahwa
sebuah transaksi keuangan, sumber uang yang diperoleh
haruslah jelas. Dalam Islam menuntut kejelasan di setiap
transaksi agar memenuhi syarat jual beli. Sedangkan Bitcoin
dihasilkan dari sebuah alat yang menghasilkan uang secara
otomatis. Sehingga sudah jelas unsur haramnya. Terlebih
koin yang didapat tidak mempunyai bentuk yang jelas dan
hanya tersimpan di sebuah dompet virtual (e-wallet).
Konsep Bitcoin semula merupakan suatu bentuk inovasi
mata uang digital yang tidak terdesentralisasi oleh suatu
negara. Di Indonesia sendiri uang yang sah yang diakui oleh
Indonesia adalah rupiah12, sehingga Bitcoin adalah mata
uang yang tidak diakui oleh pemerintah. Padahal menurut
Dumairy sahnya alat tukar setidaknya harus memenuhi tiga
syarat. Pertama adalah bisa diterima secara umum. Kedua,
berfungsi sebagai alat pembayaran. ketiga adalah sah,
maksudnya adalah diakui oleh Negara13. Dari ketiga
persyaratan diatas penggunaan Bitcoin belum memenuhi
ketentuan sahnya alat tukar diantaranya, tidak diakui
pemerintah dan belum diterima masyarakat secara umum
(hanya komunitas tertentu saja).
Dan pada prakteknya sekarang, Bitcoin tidak hanya
digunakan sebagai alat tukar melainkan juga digunakan
sebagai barang komoditas yang diperjual belikan seperti
emas dan perak maupun saham. Sehingga terjadi fluktuasi
harga pada Bitcoin yang bisa saja menyebabkan kerugian
11
https://edukasibitcoin.com/mui-malang-haramkan-bitcoin, (diakses
pada 02/8/2018)
12
Lihat UU Nomor 7 Tahun 2011 Pasal 1 Ayat 1 tentang Tentang
Mata Uang.
13
Dumairy, Perekonomian Indonesia (Yogyakarta: BPFE, 1997), hlm.
20.
besar pagi penggunanya apabila suatu saat harga Bitcoin
turun drastis. Sehingga berinvestasi dengan Bitcoin
mengandung resiko yang besar yang jika terjadi kerugian
maka pemerintah tidak dapat menanggung resiko yang
terjadi. Dan kerugian tersebut merupakan tanggung jawab
individu maupun komunitas yang menggunakan Bitcoin.
Dari fenomena dan praktek yang tejadi di lapangan,
peneliti merasakan kegelisahan diantara dua fatwa yang
dikeluarkan oleh dua lembaga besar Islam di Indonesia. di
satu sisi MUI Malang melarang penggunaan Bitcoin sebagai
alat tukar karena ketiadaan regulasi pemerintah serta
sumbernya yang tidak jelas. Di sisi lain Lembaga Bahsul
Masail Jawa Timur membolehkan bertransaksi
menggunakan Bitcoin karena termasuk harta vrtual yang
menyeruapai dain yang sah digunakan sebagai alat transaksi
maupun investas dan ketiadaan regulasi tidak menghalangi
sahnya bermuamalah menggunakan Bitcoin.
Walaupun pada prakteknya penggunaan Bitcoin
memangmengandung rmanfaat terutama pada efisiensi cara
pembayaran yang lebih mudah tanpa menggunakan kartu
kredit atau perantara bank dan juga bisa digunakan
dimanapun. Namun juga mengandung kemadharatan karena
ketiadaan payung hukum dan rawan terjadi penyalahgunaan
terhadap Bitcoin.
Berdasarkan dari uraian di atas, penulis tertarik untuk
mencoba meneliti dan menelusuri kembali permasalahan-
permasalahan hukum tentang Bitcoin. Dalam penelitian ini,
penulis lebih fokus menganalisis Bitcoin menurut pendapat
dari hasil keputusan Bahsul Masail Nahdlatul Ulama dengan
titik tekan pada metode pengambilan keputusan hukumnya
yang diambil dari segi kajian fiqhnya serta untuk mengetahi
latar belakang munculnya fatwa tersebut.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah
dikemukakan, maka penulis telah merumuskan beberapa
pokok masalah yang akan menjadi pembahasan dalam
skripsi ini. Adapun pokok permasalahan tersebut adalah:
1. Bagaimana hasil keputusan Bahsul Masail Nahdlatul
Ulama tentang Bitcoin ?
2. Apa metode penetapan hukum yang digunakan Nahdlatul
Ulama dalam memandang Bitcoin?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada pokok permasalahan diatas maka
tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana hasil keputusan Bahsul
Masail Nahdlatul Ulama tentang Bitcoin.
2. Untuk menjelaskan metode penetapan hukum yang
digunakan Nahdlatul Ulama (NU) dalam memandang
hukum Bitcoin.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis Penelitian sebagai tambahan pengetahuan
yang selama ini hanya didapat penulis secara teoritis.
2. Bagi akademik Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi pemikiran bagi perkembangan
ilmu pengetahuan dan dijadikan sebagai salah satu bahan
referensi serta rujukan bagi penelitian-penelitian
selanjutnya
3. Bagi masyarakat Penelitian ini diharapkan sebagai
referensi dan informasi bagi masyarakat.
F. Telaah Pustaka
Telaah Pustaka digunakan untuk mendapatkan
gambaran tentang hubungan pembahasan dengan peneltian
yang pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Sehingga
teidak terjadi pengulangan dan plagiasi karya ilmiah yang
pernah ada. Dalam hal ini tentang permasalahan Bitcoin.
Skripis Ari Pribadi tahun 2014 berjudul “Analisis
Hukum Islam Tentang Alat TukarBitcoin(Studi kasus jual
beli Bitcoin di dunia maya”. Dalam penelitian ini penulis
memokuskan penelitiannya pada analisa hukum Islam
dikaitkan dengan fiqh Muamalah tentang bertransaksi
menggunakan Bitcoin.Dari hasil penelitian ini dapat
disimpulkan yakni analisis Undang-Undang No 7 Tahun
2011 Tentang Mata uang, bahwa Bitcoin yang dijadikan alat
tukar dalam pembayaran di Negara Indonesia ini termasuk
melanggar undang-undang karena undang-undang sudah
mengatur mengenai alat pembayaran yang sah di Indonesia.
Penggunaan Bitcoin tidak dijadikan sebagai alat tukar atau
hanya sebagai komoditas ini tidak dipermasalahkan secara
yuridis karena tidak ada peraturan yang mengatur maupun
melarang dari OJK atau Bank Indonesia terhadap Bitcoin.
Akan tetapi terkait resiko seperti kehilangan dan kerugian itu
ditanggung sendiri oleh penggunanya sebagaimana siaran
pers “Pernyataan Bank Indonesia Terkait Bitcoin dan Virtual
Currency Lainnya” No: 16/ 6 /DKom. Dalam prespektif
hukum Islam Bitcoin yang dijadikan sebagai alat tukar
maupun alat investasi diharamkan. Sebab praktek yang
terjadi terdapat unsur gharar dan maisir, serta menghindari
kemadharatan yang dapat terjadi pada pengguna.14
Skripsi Muhamad Imam Sabirin tahun 2015 berjudul,
“Transaksi Jual Beli MenggunakanBitcoin Perspektif Hukum
Islam”. Fokus penelitian penulis adalah tinjauan hukum
Islam dikaitkan dengan peraturan Bank Indonesia (BI)
tentang alat tukar. Dari penelitian tersebut penulis
menyimpulkan bahwa transaksi jual beli menggunakan
Bitcoin itu syubhat karena kemadharatannya lebih besar
daripada manfaatnya.15
Skripsi Sandra Wijaya tahun 2018 berjudul, “Transaksi
Jual-Beli Bitcoin dalam Perspektif Hukum Islam”. Fokus
penelitian yang dikaji adalah untuk mengetahui hakikat
transaksi jual beli Bitcoin kemudian pandangan Islam
mengenai transaksi jual beli Bitcoin. kesimpulan yang
diambil peneliti adalah Bitcoin memenuhi manfaat sebagai
alat transaksi namun karena tidak ada payung hukum dari
pemerintah dan tidak diatur oleh lembaga manapun, maka
14
Ari Pribadi, Analisis Hukum Islam tentang Alat Tukar Bitcoin,(Studi
kasus jual beli Bitcoin di dunia maya), skripsi UIN Walisongo Semarang
tahun 2014.
15
Muhamad Imam Sabirin , Transaksi Jual Beli Menggunakan Bitcoin
Perspektif Hukum Islam. Skripsi UIN Sunan Kalijaga tahun 2015.
Bitcoin bukanlah mata uang yang sah. Adapun
penggunaannya sebagai instrumen investasi maka hukum
Bitcoin tergantung kepada penggunanya, selama tidak
mengandung unsur maysir maka boleh digunakan. Dan
transaksi menggunakan Bitcoin boleh dikaitkan dengan akad
sharf.16
Jurnal yang ditulis Luqman Nurhisam yang berjudul
“Bitcoin dalam Kacamata Hukum Islam”.Dalam kajiannya
peneliti menganalisis aspek kemanfaatan dan
kemadharatanBitcoin ditinjau dari kaidah fiqh dan juga
membandingkan unsur Bitcoin sebagai mata uang dengan
syarat mata uang yang sah. Dari kajian tersebut peneliti
menyimpulkan bahwa aspek kemadharatan Bitcoin lebih
besar daripada kemanfaatannya, sehingga penggunaan
Bitcoin sebagai mata uang digital, alat transaksi dan investasi
dihukumi syubhat dan harus ditinggalkan.17
Jurnal yang ditulis Muhamad Fuad Zain berjudul
“Mining-Trading Cryptocurrency dalam Hukum Islam”,
Fokus penulis mengkaji hukum transaksi uang digital dalam
pandangan Islam. Penulis menemukan bahwa bitcoin
memiliki kelebihan dan kekurangan, diantara kelebihannya
pengguna dapat menggunakan pertukaran tanpa ada jasa
ketiga, dapat ditransaksikan di tempat penyedia merchandise,
akan tetapi kekurangannya lebih banyak diantaranya nilai
bitcoin sangat fluktuatif, tidak terdaftar sebagai komoditas
yang diawasi oleh OJK, adanya unsur gharar dan maysir,
sehingga memungkinkan dipakai untuk kejahatan seperti
pencucian uang dan norkoba, di sisi lain sampai saat ini
masyarakat Indonesia belum menganggap bitcoin sebagai
harta.18
16
Sandra Wijaya, Transaksi Jual-Beli Bitcoin dalam Perspektif
Hukum Islam, skripsi Universitas Islam Indonesia tahun 2018.
17
Luqman Nurhisam, Bitcoin dalam Kacamata Hukum Islam, jurnal
Ar-Raniry, Vol. 4, No. 1, 2017.
18
Muhammad fuad Zain, Mining-Trading Cryptocurrencydalam
Hukum Islam, jurnal al-Manahij, vol. Xii, No.1, 2018.
Pada jurnal lain yang ditulis oleh Syufa’at berjudul
“Implementasi Maqasid al-Shari’ah dalam Hukum Ekonomi
Islam, beliau mengemukakan bahwa penemuan-penemuan
baru akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, telah
menggeser cara pandang dan membentuk pola pikir yang
membawa konsekuensi logis munculnya norma baru dalam
kehidupan masyarakat. Maka tidak semestinya kemajuan
iptek dan peradaban manusia itu dihadapkan secara
konfrontatif dengan naṣh, akan tetapi harus dicari
pemecahannya secara ijtihadi. Dalam banyak hal pada
aktivitas ekonomi, Islam memberikan skala normatifnya
secara global. Untuk menyebut salah satu contohnya, dapat
dikemukakan persoalan aktivitas jual beli dan jaminan
hutang piutang. Dalam al-Qur' an hanya disebutkan jual beli
yang halal dengan tidak terperinci, umpamanya mana yang
boleh ikhtiyar dan yang tidak boleh, dan tidak disebutkan
pula cara-cara penjaminan hutang piutang dan hukumnya
secara terperinci. Hal-hal yang tidak diatur dalam kedua
sumber utama hukum tersebut, diperoleh ketentuannya
dengan jalan ijtihad dengan menjadikan konsep maqasid
sebagai teori dasar dalam pengembangannya, agar umat
Islam terdorong aktif, kreatif dan produktif dalam ikhtiar-
ikhtiar kehidupan ekonomi mereka. Selama tujuan
hukumnya dapat diketahui, maka akan dapat dilakukan
pengembangan hukum berkaitan dengan masalah yang
dihadapi.19
G. Metodologi Penelitian
Metode penelitian adalah suatu metode cara kerja untuk
dapat memahami obyek yang menjadi sasaran yang menjadi
ilmu pengetahuan yang bersangkutan. Metode adalah
pedoman cara seorang ilmuwan mempelajari dan memahami
lingkungan-lingkungan yang dipahami.20
19
Syuafat, Implementasi Maqasid al-Shari’ah dalam Hukum Ekonomi
Islam, Jurnal al-Ahkam, Vol.23, No.2, 2013.
20
Soerjono Soekamto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: UI
Press, 1986), hlm. 67.
1. Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian
Suatu penelitian dapat memperoleh keterangan yang
lengkap, sistematis serta dapat dipertanggungjawabkan.
Maka diperlukan suatu metode penelitian guna
memberikan arah dalam pelaksanaan penelitian.
Penelitian ini mendasarkan pada penelitian hukum yang
dilakukan dengan pendekatan doktrinal kualitatif.21
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah penelitian pustaka (library research)
yaitupenelitian yang mengkaji studi dokumen, yakni
menggunakan berbagai data sekunder seperti peraturan
perundang-undangan, keputusan pengadilan, teori hukum,
dan dapat berupa pendapat para sarjana. Penelitian jenis
normatif ini menggunakan analisis kualitatif yakni
dengan menjelaskan data-data yang ada dengan kata-kata
atau pernyataan bukan dengan angka-angka.penulis
menggunakan buku-buku dan literatur-literatur penunjang
yang mengemukakan berbagai teori hukum dan dalil yang
berhubungan dengan masalah yang dikaji.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan
pendekatan hukum normatif (doktrinal) yaitu mengkaji
masalah yang diteliti dengan mengacu sumber-sumber
hukum Islam yang berhubungan dengan masalah yang
dikaji.Kemudian penilitian disajikan dengan
menggunakan teknik deskriptif, yaitu dengan
menggambarkan keadaan data secara apa adanya.22
Maksud dari apa adanya adalah tanpa campur tangan
peneliti berupa pengurangan maupun penambahan data.
Namun bukan berarti tanpa interpretasi, hanya hal itu
dilakukan ketika analisis data.
2. Sumber Data
21
Soetandyo Wignjosoebroto, Silabus Metode Penelitian Hukum,
(Surabaya: Program Pasca Sarjana Universitas Airlangga, 2006), hlm. 3.
22
Tajul Arifin, Metode Penelitian, cet-1, (Bandung: CV.Pustaka Setia,
2008), hlm.119
Yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah
subjekdarimana data dapat diperoleh.23 Penelitian yang
dilakukan adalah penelitian kasus dimana pengertian dari
penelitian kasus adalah suatu penelitian yang dilakukan
secara intensif ,terinci dan mendalam terhadap suatu
organisasi, lembaga atau gejala tertentu.24
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah berupa sumber data sekunderyang berasal dari
Keputusan Bahsul Masail Diniyyah al-Waqi’iyyah
Nahdlatul Ulama PWNU Jatim di Tuban tentang Bitcoin.
Data ini diperoleh dari dokumen-dokumen, buku, dan
hasil penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini.
3. Bahan Hukum
Terdapat 3 macam bahan pustaka yang dipergunakan
oleh penulis yakni:
a. Bahan Hukum Primer
Bahan hukum primer merupakan bahan hukum
yang mengikat atau yang membuat orang taat pada
hukum seperti peraturan perundang–undangan, dan
putusan hakim. Bahan hukum primer yang penulis
gunakan di dalam penulisan ini yakni: UU No.7 tahun
2011 tentang mata uang, PBI Nomor 19/12/PBI/2017
tentang Penyelenggaraan Teknologi Finansial (Tekfin)
dan PBI 18/40/PBI/2016 tentang Penyelenggaraan
Pemrosesan Transaksi Pembayaran (PTP).
b. Bahan Hukum Sekunder
Bahan hukum sekunder itu diartikan sebagai
bahan hukum yang tidak mengikat tetapi menjelaskan
mengenai bahan hukum primer yang merupakan hasil
olahan pendapat atau pikiran para pakar atau ahli yang
mempelajari suatu bidang tertentu secara khusus yang
akan memberikan petunjuk ke mana peneliti akan
mengarah. Yang dimaksud dengan bahan sekunder
23
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu
PendekatanPraktek,(Jakarta: PTRineka Cipta,2002),Cet. 12, hlm.107.
24
Ibid. ,hlm.120.
disini oleh penulis adalah doktrin-doktrin yang ada di
dalam buku, jurnal hukum dan internet.
4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian kualitatif,peneliti tidak
mengumpulkan data dengan seperangkat instrumen
untuk mengatur variabel, akan tetapi peneliti mencari
dan belajar dari subjek dalam penelitiannya, dan
menyusun format untuk mencatat data ketika penelitian
berjalan.25Teknik pengumpulan data, dalam hal ini
penulis menggunakan studi kepustakaan atau
dokumentasi yaitu pengumpulan data dengan
mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku,
makalah atau artikel, majalah, jurnal, web (internet),
catatan catatan yang ada hubungannya dengan masalah
yang dipecahkan dan menganalisa data-data tersebut
sehingga penulis bisa menyimpulkan tentang masalah
yang dikaji.
5. Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun
secara sistematis data yang diperoleh sehingga dapat
dipahami dengan mudah dan temuannya dapat
diinformasikan kepada orang lain.26 Dalam penelitian
inipenulis mengungkap masalah hasil keputusan Bahsul
Masail Al-Diniyyah Al-Waqiiyyah Pengurus Wilayah
Nahdlatul Ulama Jawa Timur2018 di PP. Sunan
Bejagung Tuban. Penulismenggunakan teknik analisis
data secara deskriptif analisis yaitu prosedur pemecahan
masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau
melukiskan keadaan subyek atau obyek penelitian
(seseorang, lembaga, masyarakat dan lainlain) pada saat
25
AsmadiAlsa,Pendekatan Kuantitatif danKualitatif Serta
Kombinasinya dalam Penelitian Psikologi,(Yogyakarta: Pustaka
Pelajar,2003),Cet. 1,hlm.47.
26
Muhammad Nadzir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia,
2003), hlm. 241.
sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau
sebagaimana adanya.27
H. Sistematika Penelitian
Dalam sistematika pembahasan skripsi ini meliputi lima
bab, antara lain secara globalnya sebagai berikut:
Bab pertama adalah pendahuluan. Bab ini berisi
gambaran umum tentang penelitian yang meliputi latar
belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat
penulisan, telaah pustaka, metode penelitian, dan sistematika
penulisan.
Bab kedua adalah gambaran umum tentang metode
penetapan hukum dan Teori uang. Bab ini merupakan
landasan teori yang akan digunakan untuk membahas bab-
bab selanjutnya. Bab ini terdiri dari dua sub. Pertama,
membahas tentang pengertian metode penetapan hukum,
macam-macam metode penetapan hukum, syarat mujtahid,
tingkatan mujtahid. Kedua, membahas tentang teori uang
yaitu definisi uang, fungsi uang dan syarat uang.
Bab ketiga adalah gambaran umum
tentangBitcoin,bahsul masail Nahdlatul Ulama dan
Keputusan Bahsul Masail PWNU Jawa Timur 2018
mengenai hukum Bitcoin. Bab ini terbagi menjadi tiga sub.
Pertama, membahas tentang Bitcoin. kedua membahas
tentang bahsul masail. Ketiga, mengupas hasil bahsul masail.
Bab keempat adalah analisis. Bab ini berisi analisis
terhadap keputusan bahsul masail tentang Bitcoin dan
metode yang digunakan dalam menetapkan hukum Bitcoin.
Bab kelima Penutup. Bab ini berisi kesimpulan yang
merupakan hasil pemahaman, penelitian dan pengkajian
terhadap pokok masalah, saran-saran dan penutup.
27
Hadari Nawawi, Metode Peneletian Bidang Sosial,
(Yogyakarta:Gajah Mada University Press, 1995), hlm. 63.
Contoh Penulisan Daftar Pustaka
DAFTAR PUSTAKA
Alsa, Asmadi,Pendekatan Kuantitatif danKualitatif Serta
Kombinasinya dalam Penelitian Psikologi,Yogyakarta:
Pustaka Pelajar,2003.
Anshor,Ahmad Muhatadi, Bath al-Masail Nahdlatul Ulama:
Melacak Dinamika Pemikiran Kaum Tradisionalis,
Yogyakarta: Teras, 2012.
Anwar,Rosihon, dkk, Pengantar Studi Islam, Bandung : Cv: Pustaka
Setia, 2009.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu
PendekatanPraktek,Jakarta: PTRineka Cipta,2002.
Djamil, Fathurrahman, Hukum Ekonomi Islam, Jakarta : Sinar
Grafika, 2013.
Dumairy, Perekonomian Indonesia, Yogyakarta: BPFE, 1997.
Fadeli,Sulaeman, Muhamad Subhan, Antologi NU,
Surabaya:Khalista, 2007.
Fanani, Ahwan, Horizon Ushul Fihih Islam, Semarang : Cv Karya
Abadi, 2015.
Fatah, Rohadi Abdul, Analisis Fatwa Keagamaan Dalam Fikih
Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 2006.
Fattah, H. Munawir Abdul, Tradisi Orang-Orang NU, Yogyakarta:
PT. LkiS Pelangi Aksara.
Forum Karya Ilmiah 2004 MHM PP Lirboyo, Kilas Balik Teoritis
Fiqih Islam, Kediri: MHM PP Lirboyo, 2004.
Ghazali Said,Imam, (ed) Solusi Hukum Islam, Keputusan Muktamar,
Munas dan Konbes Nahdhatul Ulama (1926-2004 M.),
Surabaya: Diantama, 2006.
Hasan, Ahmad, MATA UANG ISLAM Telaah Komprehensif Sistem
Keuangan Islami, Jakarta : PT Rajagrafindo Persada, 2004.
Huda, Chairul, Ekonomi Islam, Semarang: CV. Karya Abadi Jaya,
2015.
Ibrahim, Duski, Metode Penetapan Hukum Islam, Yogyakarta: : AR-
RUZZ MEDIA, 2008.
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, Cetakan pertama, 2005.
Khalaf,Abdul Wahab, Ilmu Ushul Fikih, terj, Faiz el-Muttaqin,
Jakarta : Pustaka Amani, 2003.
Mahfudz,Sahal, Ahkamul Fuqaha Solusi Problematika Aktual
Hukum Islam, Keputusan Muktamar, Munas dan Konbes
Nahdhatul Ulama (1926-2004 M), Surabaya: Tim PW LTN
NU Jatim dan Khalista, 2004.
Mahsun, Sejarah Hukum Islam, Semarang: CV Karya Abadi Jaya,
2015.
Mansyuri,Aziz, Masalah Keagamaan Hasil Muktamar dan Munas
Alim Ulama Nahdhatul Ulama, Surabaya: Dinamika Press,
1997.
Mardani, Hukum Sistem Ekonomi Islam, Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2015.
Mardani, Ushul Fiqh, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2013.
Masyhur,A Aziz i, Masalah Keagamaan NU,Surabaya: PP RMI dan
Dinamika Press, 1997.
Mishkin, Frederich S., Ekonomi Uang, Perbankan, dan Pasar
Keuangan Buku I, alih bahasa Lana Soelistianingsih dan Beta
Yulianita Jakarta: Salemba Empat, 2010.
Mudzhar, M. Atho, Pendekatan Studi Islam dalam Teori dan
Praktek, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998.
Muhammad, Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam ekonomi Islam,
Jakarta: Salemba Empat, 2002.
Mujibatun, Siti, Konsep Uang dalam Hadis, Semarang: eLSA, 2012.
Nata, Abuddin, Masail al-Fiqhiyyah, Jakarta: Prenadamedia Group,
2003.
Noor, Henry Faizal, Ada Apa Dengan Uang Kertas? Dilema dan
Agenda di Balik Ekonomi Uang Kertas, Jakarta : UI Press,
2014.
Nubika, Ibrahim, Bitcoin Mengenal Cara Baru Berinvestasi
Genarasi Milenial, Yogyakarta: Genesis Learning, 2018.
Qardhawi, Yusuf, Fatwa: Antara Ketelitian dan Kecerobohan,
Jakarta : Gema Insani Press, 1997.
Shibah, M. Quraish, Tafsir al-Misbah, vol.2, Tangerang: PT. Lentera
hati, 2016.
Sholeh, Shonhaji, Arus Baru Nu Perubahan Pemikiran Kamum
Muda Dari Tradisionalisme ke Pos-Tradisionalisme,
Surabaya: JP Books, 2004.
Sinungan, Muchdarsyah, Uang dan Bank, Jakarta : Rineka Cipta,
cetakan kedua, 1989.
Soekamto, Soerjono, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI
Press, 1986.
Solikin dan Suseno, Uang pengertian Penciptaan dan perannannya
dalam perokonomian , Jakarta: Pusat Pendidikan dan Studi
Kebanksentralan, 2002.
Suprayitno, Eko, Ekonomi Islam: Pendekatan Ekonomi Makro Islam
dan Konvensional, Yogyakarta : Graha Ilmu, 2005.
Syuafat, IMPLEMENTASI MAQASID AL-SHARI'AH DALAM
HUKUM EKONOMI ISLAM, Jurnal al-Ahkam, Vol.23, No.2,
2013.
Taqwim, Ahmad, Hukum Islam Dalam Perspektif Pemikiran
Rasional, Tradisional dan Fundamental, Semarang:
Walisongo Press, 2009.
Umam, Cherul dkk, Ushul Fiqih 1, Bandung: Pustaka Setia,2000.
Wignjosoebroto, Soetandyo, Silabus Metode Penelitian Hukum,
Surabaya: Program Pasca Sarjana Universitas Airlangga,
2006.
Wong,Willy, Bitcoin, Semarang:Indraprasta media, 2014.
Yahya, Imam, DIALEKTIKA HUKUM ISLAM DAN POLITIK
LOKAL Analisis Fatwa Bahtsul Masail NU tentang
Keharaman Pembangunan PLTN di Jepara. Semarang:
Walisongo Press, 2009.
Yahya, Imam, Dinamika Ijtihad NU, Semarang: Walisongo Press,
2008.
Zahro, Ahmad, Tradisi Intelektual NU: Lajnah Bahtsul Masail1926-
1999, Yogyakarta: LkiS, 2004.
Zahroh,Muhammad Abu, Ushul Fiqh, terjemahan Safullah Ma’shum
dkk, Jakarta : PT. Pusataka Firdaus, 2010.
http://abusyahmin.blogspot.com/2015/04/bughyah-al-
mustarsyidin.html, (diakses pada 11/09/2018 pukul 10.49
Wib).
http://bersamadakwah.net/fiqih-islam-wa-adillatuhu-kitab-fiqih-
paling-lengkap-dan-kontemporer, (diakses pada 11/09/2018
pukul 10.12Wib).
http://keuangan.kontan.co.id/news/ini-bahaya-mata-uang-virtual-
menurut-bi, (diakses pada 13 Oktober pukul 00.13)
http://www.nu.or.id/post/read/65799/ini-kitab-warisan-syekh-
mahfudz-attarmasi-kepada-kh-hasyim-asyari, (diakses pada
11/09/2018 pukul 10.03Wib).
https://aswajamuda.com/bahtsul-masail-pwnu-jatim-februari-2018
(diakses pada 02/8/2018)
https://bitcoin.org/id/faq#apa-keuntungan-menggunakan-bitcoin,
(diakses pada 13 Oktober 2018)
https://edukasibitcoin.com/mui-malang-haramkan-bitcoin(diakses
pada 02/8/2018)
https://www.kompasiana.com/venusgazer/54f3caba745513a02b6c7f
7d/bitcoin-dan-ancaman-terhadap-stabilitas-sistem-keuangan
https://www.merdeka.com/Thomas-Lembong-dukung-Bitcoin-
sebagai-inovasi-pembayaran.html, (diakses pada 13 Oktober
2018 pukul 01.05)
https://www.merdeka.com/uang/ini-pandangan-menteri-sri-mulyani-
soal-bitcoin-yang-tengah-happening.html,
https://www.nu.or.id/post/read/86225/hukum-transaksi-dengan-
bitcoin (diakses pada 02/8/2018)
https://www.nu.or.id/post/read/86225/hukum-transaksi-dengan-
bitcoin, (diakses pada 07 Maret 2018 pukul 14.19)
https://www.republika.co.id/berita/nasional/news-
analysis/18/01/27/p35hum440-pro-kontra-uang-digital-kasus-
bitcoin , (diakses pada 14 oktober pukul 01.15)
https://www.republika.co.id/berita/nasional/news-
analysis/18/01/27/p35hum440-pro-kontra-uang-digital-kasus-
bitcoin , (diakses pada 14 oktober pukul 01.15)
www.bi.go.id, Bank Indonesia Memperingatkan Kepada Seluruh
Pihak Agar Tidak Menjual, Membeli atau Memperdagangkan
Virtual Currency (diakses pada 09/11/2018).
www.bonepos.com/opini/2017/12/07/problematika-bitcoin-sebagai-
mata-uang-digital. (diakses pada 13 Oktober pukul 00.34).
Contoh Halaman Judul
THESIS
Written By:
Nadea Lathifah N.
( 1402026067)
ABSTRACT
One of the new practices of corruption which is lively discussed
lately is sexual gratification or the offering of sexual services. There are
many cases, which showed us about sexual gratification. Moreover,
there is no express provision in criminal law on sex gratification. It has
became a blind spot for legal punishment. Because of that, it should be
regulated by law as soon as possible.
Seeing the phenomena of sexual gratification, many people asked
the government’s rule. Is it regulated clearly? or even what is the
position of sexual gratification in the national criminal law. Beside that,
what is the position of sexual gratification based on fiqih jinayah
perspective as the principle of Islamic law. Consiously, according to
Islamic law, sexual gratification is not a simple jinayah..
Therefore, the writer is encouraged to analyse the law of sexual
gratification on positive law and fiqih jinayah perspective. Type of
research applied in this study is qualitative and its method of collecting
data is library research, not only that, but also a normative legal research
as it appears from the haziness norms on sexual gratification in the
legislation governing corruption in Indonesia. Thus, the approach
applied in this research is statute approach, case approach, comparative
approach, and conceptual approach.
The final research concludes and finds that law No. 31 of 1999 as
amended by Law No. 20 of 2001 on Eradication of Corruption. Exactly
in Article 12 B, still occurs pertaining about sexual gratification, this
article only stipulates types of gratuities including a gift of money,
goods, rebate (discount), commissions, interest-free loans, travel tickets,
lodging, travel, free medical treatment, and other facilities. Based on
fiqih jinayah, gratification has double crimes, there are: Risywah and
zina. That has explained in Alquran and hadist abouth the punishments.
The law enforcers may use the methods of interpretation in dealing with
the cases of sexual gratification occurred, namely, by extensive
interpretation method, historical interpretation method, comparative and
futuristic interpretation methods.Seeing the phenomena of sexual
gratification, the people question the government’s rule. According to
the writer truly need to discuss again about sexual gratification and
decide about special article to reach fairness of law.
Keywords: Classification Crimes, Sexual Gratification, Fiqih
Jinayah and Positive law perspective
Contoh Proposal Skripsi
THESIS PROPOSAL
Written By:
Nadea Lathifah N.
( 1402026067)
B. Background
Nowadays, the most crucial problems in Indonesia is
corruption. There are many definition of corruption. Corruption
is taken from greek language, corruptio which has meaning all of
damaging deeds. In black’s Law Dictionary1, corruption is
intentional act to give illegal beneficial for himself or people
around him through his position or authorithy. According to
Syed husein Alatas, Corruption is the abusing trust.2
Corruption divided into many forms and ranges from trivial
to monumental. Syed Husein Alatas divided corruption into 7
types.
1. Transactive Corruption
2. Exsortif Corruption
3. Investive Corruption
4. Nepotistic Corruption
5. Otogenic Corruption
6. Supportive Corruption
7. Defensive Corruption.
One of Corruption form is Gratification. Gratification on
Kamus Besar Bahasa Indonesia is giving and accepting money
1
Henry Campbell Black, Black’s Law Dictionary, edition IV,
(Minesota,West Publishing,1990), page 27.
2
Syed Husein Alatas, Corruption :Its Nature, Causes,and Consequences,
(Massachussets: Driana, 1999), page 81.
to the official which is not related to their own salary.3
Gratification has mentioned on article 12 B and 12 Number 20
year 2001 about criminal act of corruption. Gratification is
giving in wider sense of definition which involves money, goods,
discount, commission, loan with no interest, traveler check,
overnight facility, tourism journey, free medication, and other
facilities. Gratification may be received within the host country
or the foreign country, and can be given by electronic or by
manual. In the form above, gratification includes of transactive
corruption.
As a new form of gratification crime, "sexual gratification
"has became increasingly intense in recent years. The sexual
gratification is a great harm to the society. There are many
cases, which showed us about sexual gratification. Moreover,
there is no express provision in criminal law on sex
gratification. It has became a blind spot for legal punishment.
Because of that, it should be regulated by law as soon as
possible.
Sexual gratification has became crucial problem In
Singapura, Start from police official, minister and even the
lecturer who give the best score for his student that paid by
sexual service. Moreover, we know that Singapura has been
well known as the country with the littlest corruption of Asia.
Malaysia has different cases, The judge set 4 people free
who accused accept gratification from a businessman to ease his
project. The four people who accused has known that ask
woman to accompany them in Villa at Subang on February
3
National Education Departement, Kamus Besar Bahasa Indonesia, third
edition, (Jakarta: Balai Pustaka,2003), page 371.
2003. Because difficult to prove this case, the judge just set
them free. 4
In Indonesia, Sexual gratification is uncommonly term, but
crowded in action. Permadi as one of the house of representative
said that every civil servant or state caretaker who goes for
official job has offered sexual service absolutely, it depends on
their mentality for accepting or refusing sexual gratification
offering.5
On Islamic law, sexual gratification is not only Risywah but
also includes into Jarimah Zina. Sexual gratification has not
been common in Prophet era, Therefore, Hadith- hadith about
Risywah or gratification related to the things or money, but in
globalization era, the developing of technology is also support
the developing of crime. Therefore, in many centuries ago, or
even in prophet era, we find Risywah which related to the
money or things, nowadays, we find a new case of risywah that
related into sexual relationship.
About the sexual gratification, the writer interest to write
about this case, because there are many sexual gratification
cases that happened in Indonesia, and there has not been
specific rule about this cases,Therefore, we need deep analysis
to find the rule and the punishment whether in positive or
Islamic law about sexual gratification.
C. Research Question
1. How is the law and the punishment of sexual gratification on
Fiqih jinayah perspective?
4
http://hukum.kompasiana.com/2013/01/14/gratifikasi-pelayanan-seksual-
524246.html (access on 18 April 2017).
5
www.tvonenews.com (access on 16 April 2017).
2. How is the law and the punishment of sexual gratification on
positive law perspective?
D. Purpose of Research
The purposes of this research are:
1. To know how is the law and the punishment of sexual
gratification based on fiqih jinayah perspective.
2. To understand about the law of sexual gratification based on
positive law perspective.
E. Significant of Research
Some of helpfulness of this research are:
1. To answer indonesia’s citizenship question on crime of
sexual gratification from fiqih jinayah and positive law
perspective.
2. To enrich our knowledge in fiqih jinayah and positive law
F. Literature Review
Through literature review, the writer knows the previous
researches on corruption specially gratification. The purpose is
not only to inform which research, but also to avoid plagiarism.
There are a lot of researches on corruption through gratification,
some of them are:
Evin Fardo, The student of UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta with his thesis Pemberian Hadiah Sebagai Modus Tindak
pidana korupsi pejabat (Tinjauan Hukum Islam dan UU No.20
Tahun 2001) 6 The research has showed data and cases of civil
servant who do corruption. They do through gratification. The
6
Evin Fardo, Pemberian Hadiah Sebagai Modus Tindak pidana korupsi
pejabat (Tinjauan Hukum Islam dan UU No.20 Tahun 2001). (Thesis: UIN Syarif
Hidayatullah, 2010).
gratification here, which is related into many and things. The
researcher try to compare between Islamic and positive law. The
result of this research is everything which is given to the servant.
Which related to their job called gratification. This research
focuse on money which can be the object of gratification.
Abdurrahman Hakim with his thesis Tinjauan Hukum
Islam terhadap Tindak Pidana Gratifikasi.7 The research
describes about element crimes on gratification related to things
and money. He concludes that gratification is one of corruption
and he analyses deeply article of 12B UUPTPK which showed
about gratification or bribe. The result of this thesis is based on
Islamic law, gratification includes into risywah. Risywah is one
form of corruption. There is no specific regulation and
punishment of gratification, whether in Alquran or
hadeeth.Therefore, by this research, find that gratification should
be punished by Ta’zir.
Abdul Kholik with his thesis Hadist- Hadist Laknat Bagi
Para Pelaku Suap ( Risywah)8 The research says about necessity
of society’s role to fight bribe as a kind of extraordinary crime.
By this research we find that Islamic law should threat
assertively to the suspect of gratification, for losing this case is
not only government role but society have to participate for
reducing or even losing gratification. This research found that, In
prophet’s era, Prophet Muhammad and his followers often to be
flattered by gratification. Because principal negotiation about
religion and belief. Therefore, there was unbelievers who
7
Abdurrahman Hakim, Tinjauan Hukum Islam terhadap Tindak Pidana
Gratifikasi.
(Thesis:UIN sunan kalijaga Yogyakarta 2003).
8
Abdul Kholik, Hadist- Hadist Laknat Bagi Para Pelaku Suap ( Risywah)
dalam kutubus sittah, (Thesis:UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Tafsir Hadist 2010).
flattered moslem always. Moreover, by this condition, hadeeth
about risywah is not relevant again. Because, the increasing
complex of gratification cases now, is not same with prophet era.
Jamal Wiwoho with his research Menyoal Gratifikasi Seks
dalam Tindak Pidana Korupsi on his opinion based on prof.
Mahfud MD explaines that sexual gratification is more
complicated than money gratification9. The result of this research
is there is no specific regulation and punishment of sexual
gratification. Therefore, by this research, Indonesia must be
renew of article about corruption especially gratification.
Moreover, Indonesia should look at Singapura which has applied
the punishment of sexual gratification clearly.
Chusnul Chasanah with his thesis Tindak pidana korupsi
dalam perspektif fiqih Jinayah dan hokum positif Singapura
discusses about comparation corruption on fiqih jinayah and
positive singapura law. She conludes that corruption term on
fiqih jinayah has many different term but on positive singapura
law only related to gratification or risywah.10 The finding of this
result is about gratification rule both of Indonesia and Singapura.
Singapura has more developed more than Indonesia. This
statement proved by the punishment of sexual gratification
which has applied there. The researcher find that law as the
social principle. The law comes from society’s value. The law is
society’s product. Therefore, Singapura has respected with
honesty value, because of that, corruption law includes sexual
gratification regulated assertively. Therefore, Indonesia should
9
Jamal Wiwoho .Menyoal Gratifikasi Seks dalam Tindak Pidana Korupsi
(Media Indonesia. Edisi 7 februari 2013 ), page 6.
10
Chusnul Chasanah Tindak pidana korupsi dalam perspektif fiqih
Jinayah dan hokum positif Singapura (Thesis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ,
Jinayah Siyasah).
learn and look at Singapura which has applied sexual
gratification rule assertively.
Therefore, from literature review that the writer has
mentioned, it can be conclude the researches have different
object of this research. The writer focuse to analyse and to
compare a Criminal Act of Sexual Gratification based on Fiqih
Jinayah and Positive Law Perspective.
G. Research Metodology
Cambridge dictionary defines methodology as “a system of
ways of doing, teaching, or studying something”. In a word,
methodology is the researcher guidance to discover the purpose
of this research.
1. The type of the research
The type of the research is Qualitative. Qualitative is a
kind of research which examines the object in natural setting
because it focuses on process and quality of something11.
Through Qualitative, the writer will analyse and compare
sexual gratification cases on fiqh jinayah and positive law
perspective.
2. Method of data collecting
The method of data collecting in this research is library
research. Because the writer will look for the data from
document and any other references to find appropriate
explanation to analyse and compare sexual gratification on
fiqih Jinayah and positive law perspective.
3. Resource
a) Primary Resource
11
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=esrc=s&source=web&cd=1&
cad=http%3A%2F%2Fstaff.uny.ac.id access on 5 April 2017
The main resources of this research are UUPTK,
KUHP, nash Alquran and Hadist, scholar’s argument on
Islamic book about sexual gratification in classic and
contemporary fiqh.
b) Secondary Resource
The secondary resource of this research are:
book, journal, news paper and online media which are
related to sexual gratification cases.
H. System of writing
To achieve the purpose of this research, the writer
organized this thesis by the systematic writing below:
The first chapter is introduction by describing the
background. Describe about the research question, explaine
about what the purpose of research, describing significant
research, showing about literature review and explaine about
research methodology for doing this research.
The second chapter is define about what Criminal act is,
explaine about classification of criminal act, explaine about
definition of gratification based on article 12b uuptk, explaine
about punishment of gratification based on article 12b uuptk,
define about gratification on fiqih Jinayah and finally expalaine
about punishment of gratification based on Fiqih jinayah.
The third chapter is describing the object of this research.
Its contents are: Definition of Sexual gratification, Background
of sexual gratification, factors of sexual gratification, some cases
and law enforcement of sexual gratification.
The Fourth chapter is analysis, by knowing the rule of
gratification and sexual relationship illegally on fiqh jinayah and
positive law, the writer will compare element crime of sexual
gratification as solution of the cases to find the punishment
which is suitable in fiqih jinayah and positive law for sexual
gratification.
The fifth chapter is closing. In this chapter, the writer will
present final result from the explanations of the previous
chapters which have been elaborated in the research, and conlude
about the rule and punishment of sexual gratification on fiqih
jinayah and positive law.
Contoh Penulisan Daftar Pustaka
BIBLIOGHRAPHY