Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

AKTIVITAS ENZIM

Oleh
PUTRI UNGGUL UTAMI
1704020058

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2017
Sabtu, 04 November 2017

AKTIVITAS ENZIM

I. TUJUAN
1. Untuk mengetahui adanya enzim.
2. Untuk mengetahui reaksi enzim.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan enzim.
4. Untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim.

II. DASAR TEORI


Enzim adalah golongan protein yang paling banyak terdapat dalam
sel hidup. Sekarang, kira-kira lebih dari 2.000 enzim telah
teridentifikasi, yang masing-masing berfungsi sebagai katalisator
reaksi kimia dalam system hidup. Sintesis enzim terjadi didalam sel
dan sebagian besar enzim dapat diperoleh dari ekstraksi dari jaringan
tanpa merusak fungsinya.
Enzim merupakan zat yang dapat mempercepat suatu reaksi kimia
pada proses metabolisme dalam tubuh. Ketika enzim tidak berfungsi
dengan baik, maka proses metabolisme akan terhambat serta
mengalami gangguan. Enzim disebut sebagai katalisator yang dapat
mempercepat suatu reaksi kimia tanpa harus ikut bereaksi di dalamnya.
Laju reaksi yang ditimbulkan oleh enzim tergantung pada suhu
lingkungannya. Ketika suhu lingkungan tidak sesuai, maka enzim tidak
dapat bekerja dengan baik.
Enzim adalah senyawa protein yang dapat mempercepat atau
mengkatalis reaksi kimia. Enzim berperan dalam mengubah laju
reaksi, sehingga kecepatan reaksi yang dihasilkan dapat dijadikan
ukuran keaktifan enzim (Gaman dan Sherington, 1992).
Menurut fungsinya enzim dapat diklasifikasi menjadi 6 kelompok,
yaitu oksireduktase, transferase, hidrolase, liase, isomerase, dan ligase.
Enzim urease termasuk dalam kategori hidrolase.
Hidrolasemengkatalisis pembelahan ikatan antara karbon dan beberapa
atom lain dengan adanya penambahan air (Montgomery et Al. 1993).
Ada empat sifat khas enzim (Montgomery et al, 1993), yaitu :
1. Sangat aktif walaupun dalam konsentrasi yang sangat rendah.
2. Sangat selektif.
3. Bekerja pada keadaan yang ringan ( tanpa suhu atau tekanan yang
tinggi, tanpa logam yang umumnya beracun).
4. Hanya aktif pada selang suhu atau pH yang sempit (diluar selang
ini enzim tidak dapat bekerja).
Enzim hanya dapat bereaksi pada pH dan temperatur tertentu.
Karena enzim adalah protein, maka enzim dalam pakan rentan
terdenaturasi atau rusak oleh enzim pencernaan atau sesuatu yang
dapat mengubah struktur enzim (Yangel, 2004).
Aktivitas enzim juga dipengaruhi oleh suhu. Untuk enzim,
suhu optimal antara 35◦ C dan 40◦ C, yaitu suhu tubuh. Pada suhu di
atas dan di bawah optimalnya, aktifitas enzim akan berkurang. Di atas
suhu 50◦ C enzim secara bertahap menjadi inaktif karena protein
terdenaturasi. Pada suhu 100◦ C semua enzim rusak. Pada suhu yang
sangat rendah, enzim tidak benar-benar rusak tetapi aktivasinya sangat
banyak berkurang (Gaman & Sherrington, 1994).
Ada beberapa faktor untuk menentukan aktivitas enzim
berdasarkan efek katalisnya yaitu persamaan reaksi yang dikatalis,
kebutuhan kofaktor, pengaruh konsentrasi substrat dan kofaktor, pH
optimal, daerah temperatur, dan penentuan berkurangnya substrat atau
bertambahnya hasil reaksi. Penentuan ini biasa dilakukan di pH
optimal dengan konsentrasi substrat dan kofaktor berlebih,
menjadikan laju reaksi yang terjadi merupakan tingkat ke 0 (zero
order reaction) terhadap substrat. Pengamatan reaksinya dengan
berbagai cara kimia atau spektrofotometri. Ada dua teori tentang
mekanisme pengikatan substrat oleh enzim, yaitu teori kunci dan anak
kunci (lock and key) dan teori induced fit (Wirahadikusumah, 1989).
Enzim merupakan unit fungsional dari metabolism sel. Enzim
bekerja dengan urutan-urutan yang teratur dan mengkatalisis ratusan
reaksi dari reaksi yang sangat sederhan seperti replikasi kromosom
sampai ke reaksi yang sangat rumit, misalnya yang menguraikan
molekul nutrient, menyimpan dan mengubah energy kimiawi. Masing-
masing reaksi dikatalisis oleh sejenis enzim tertentu. Diantara
sejumlah enzim tesebut, ada sekelompok enzim yang disebut enzim
pengatur. Enzim dapat mengenali berbagai isyarat metabolis yang
diterima. Melalui aktivitasnya, enzim pengatur mengkoordinasikan
system enzim dengan baik, sehingga menghasilkan hubungan
harmonis diantara sejumlah aktivitas metabolis yang berbeda. Pada
keadaan abnormal atau aktivitas berlebihan suatu enzim dapat
menimbulkan penyakit.
Berdasarkan jenis reaksi yang dikatalisis, enzim dapat dibagi menjadi
enam golongan utama yaitu:
1. Oksidoreduktase: kelompok enzim yang mengerjakan reaksi
oksidasi dan reduksi.
2. Transferase: kelompok enzim yang berperan dalam reaksi
pemindahan suatu gugus dari suatu senyawa kepada senyawa lain.
3. Hidrolase: kelompok enzim yang berperan dalam reaksi
hidrolisis.
4. Liase: kelompok enzim yang mengkatalisis reaksi adisi atau
pemecahan ikatan rangkap.
5. Isomerase: kelompok enzim yang mengkatalisis perubahan
konformasi molekul (isomerisasi).
6. Ligase (sintetase): kelompok enzim yang mengkatalisis
pembentukan ikatan kovalen.
Sebagai katalisator, enzim berbeda dengan katalisator anorganik
dan organic sederhana yang umumnya dapat mengkatalisis berbagai
reaksi kimia. Enzim memepunyai spesifitas yang sangat tinggi, baik
terhadap reaktan (substrat) maupun jenis reaksi yang dikatalisiskan.
Pada umumnya, suatu enzim hanya mengkatalisis satu jenis reaksi dan
bekerja pada suatu substrat tertentu. Kemudian, enzim dapat
meningkatkan laju reaksi yang luar biasa tanpa pembentukan produk
samping dan molekul berfungsi dalam larutan encer pada keadaan
biasa (fisiologis) tekanan, suhu, dan pH normal. Hanya sedikit
katalisator nonbiologi yang dilengkapi sifat-sifat demikian.
Banyak factor yang mempengaruhi aktivitas enzim. Beberapa
diantaranya yang paling penting adalah suhu, pH, konsentrasi enzim,
dan konsentrasi substrat.
a. Pengaruh suhu
Setiap enzim mempunyai suhu optimum, yaitu suhu dimana enzim
memiliki aktivitas maksimal. Enzim didalam tubuh manusia
mempunyai suhu optimal sekitar 37ºC. di bawah atau di atas suhu
optimum, aktivitas enzim menurun. Suhu mendekati titik beku
tidak merusak enzim, tetapi enzim tidak aktif. Jika suhu dinaikkan,
maka aktivitas enzim meningkat. Namun, kenaikan enzim yang
cukup besar dapat menyebabkan enzim mengalami denaturasi dan
mematikan aktivitas katalisnya. Sebaian enzim mengalami
denaturasi pada suhu di atas 60ºC.
b. Pengaruh pH
Enzim bekerja pada pH tertentu, umumnya pada pH sekitar 6-8.
Setiap enzim mempuntai pH optimum yang khas. pH optimum
enzim umumnya adalah sekitar pH jaringan di mana enzim berada.
Beberapa enzim ada yang aktivitasnya pada pH tinggi dan ada
pula yang pada pH rendah. Misalnya, pepsin merupakan enzim
pencernaan yang terdapat dalam usus halus dan memiliki pH 7,7.
Pada pH jauh diatas pH optimum, enzim akan mengalami
denaturasi.
c. Pengaruh konsentrasi enzim
Pada konsentrasi substrat tertentu, bertambahnya konsentrasi
enzim akan meningkatkan kecepatan reaksi enzimatis (V)
berbanding lurus dengan konsentrasi enzim (E) sampai batas
tertentu, sehingga reaksi mengalami kesetimbangan. Pada saat
setimbang, peningkatan knsentrasi enzim sudah tidak berpengaruh.
d. Pengaruh konsentrasi substrat
Pada konsentrasi enzim yang tetap, peningkatan konsentrasi
substrat akan menaikkan kecepatan reaksi enzimatis sampai
mencapai kecepatan maksimum yang tetap. Pada titik maksimum
semua enzim telah jenuh dengan substrat, sehingga penambahan
substrat sudah tidak akan meningkatkan kecepatan reaksi
enzimatis.

III. ALAT DAN BAHAN


1) Alat
- Tabung reaksi
- Pipet
- Gelas tabung
- Penangas air
- Penjepit
2) Bahan
- Filtrat
- Larutan pati
- Larutan I2KI
- Larutan enzim

IV. CARA KERJA


a. Aktivitas enzim amilase
 Perubahan warna I
1. Siapkan tabung, kemudian isi dengan 5 ml filtrat.
2. Lalu panaskan, setelah dipanaskan isi dengan larutan pati
sebanyak 5 ml.
3. Kocok secara perlahan.
4. Setelah itu, teteskan larutan pada tempat yang sudah tersedia
sebanyak 3 tetes dan teteskan larutan I2KI sebanyak 1 tetes
dengan menggunakan pipet.
5. Amati setiap 2 menit kemudian catat perubahan warnanya.
 Perubahan warna II
1. Siapkan tabung, kemudian isi dengan 5 ml filtrat.
2. Tambahkan 5 ml larutan pati.
3. Kocok secara perlahan.
4. Setelah itu, teteskan larutan pada tempat yang sudah tersedia
sebanyak 3 tetes dan teteskan larutan I2KI sebanyak 1 tetes
dengan menggunakan pipet.
5. Amati setiap 2 menit kemudian catat perubahan warnanya.
b. Pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim
1. Siapkan tabung yang telah diisi 5 ml larutan filtrat.
2. Kemudian rendam larutan pada penangas es.
3. Tambahkan 1 ml larutan enzim.
4. Dan teteskan 5 ml pati.
5. Lalu kocok secara perlahan.
6. Setelah itu, teteskan larutan pada tempat yang sudah tersedia
sebanyak 3 tetes dan teteskan larutan I2KI sebanyak 1 tetes
dengan menggunakan pipet.
7. Amati setiap 2 menit kemudian catat perubahan warnanya.

V. HASIL PENGAMATAN
1. Aktivitas enzim amilase
No. Menit Perubahan warna I Perubahan warna II
1. 0 Orange Hijau lumut
2. 2 Kuning tosca Kuning kehijauan
3. 4 Orange kecoklatan Kuning muda
4. 6 Orange kekuningan Kuning kecoklatan
5. 8 Orange tua Orange keruh
6. 10 Kuning muda Orange kecoklatan

2. Pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim


P. Warna suhu P. Warna suhu P. Warna
No. Menit
45℃ kamar suhu es
Kuning
1. 0 Kuning Hitam
kehijauan
2. 2 Kuning kental Hijau lumut Abu-abu
Kuning ada
3. 4 Kuning pucat Abu-abu
endapan hitam
Orange
Abu-abu
4. 6 terdapat Kuning
kehitaman
endapan
Kuning tua Kuning Abu-abu
5. 8
berendapan keorangean keunguan
Kuning
kehijauan
6. 10 Kuning cerah Hitam pekat
terdapat
endapan

VI. PEMBAHASAN
Banyak faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim dan salah
satunya yaitu pengaruh suhu, berdasarkan hasil pengamatan, pada tabel
1 terlihat sangat jelas perbedaan warna yang dihasilkan pada larutan
yang dipanaskan dan tidak dipanaskan. Setiap pengamatan 2 menit
pada setiap larutan yang ditetesi larutas I2KI terjadi perubahan warna
pada setiap uji aktivitas enzim, dan menghasilkan warna yang berbeda
pada setiap percobaan.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada pengaruh suhu
terhadap aktivitas enzim, terlihat pada tabel 2 juga menghasilkan
warna yang berbeda pada setiap menit, tetapi ada beberapa warna yang
terlihat sama yaitu pada perubahan warna suhu es pada menit ke 2 dan
4 yang menghasilkan warna abu-abu. Serta pada perubahan warna
suhu 45℃ dan perubahan warna pada suhu kamar ke menit 0 dan 6
yang sama-sama menghasilkan warna kuning.

VII. KESIMPULAN
Pada pengamatan aktivitas enzim yang telah dipanaskan dan tidak
dipanaskan akan mengalami perubahan warna yang berbeda setelah
ditetesi larutan I2KI.
Berdasarkan pembahasan diperoleh kesimpulan bahwa pada uji
pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim menunjukkan suhu
berpengaruh terhadap aktivitas enzim. Setiap perubahan warna yang
telah diamati, itu terjadi karena pengaruh setiap suhu yang berbeda.
Pada suhu 45℃, suhu kamar, serta suhu es akan menghasilkan warna
yang berbeda setiap menitnya.
Semakin lama waktunya, maka perubahan yang diakibatkan oleh
enzim akan semakin terlihat.

VIII. DAFTAR PUSTAKA


1. Wirahadikusumah, M. (1989). Biokimia: protein, enzim, dan asam
nukleat. InstituT Teknologi Bandung. Bandung.
2. Santoso, H. 2008. Protein dan Enzim.
3. Lehninger. 1982. Dasar-Dasar Biokimia. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
4. Ngili.2001. Acuan Pelajaran Kimia SMU. Jilid 3. Penerbit
Erlangga : Jakarta.
5. Prawiro. 1997. Biologi Sains. Bumi Aksara. Jakarta
IX. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai