Anda di halaman 1dari 7

MIKROSKOPIS URINE

 Syarat pemeriksaan mikroskopis urine


a. Urine segar atau urine yang dikumpulkan dengan pengawet formalin, alasan :
Karena unsur-unsur sedimen belum rusak, lisis / pecah
b. Paling baik adalah urine pekat (urine dengan Bj 1,023 atau lebih, urine tersebut didapat
pada pagi hari), alasan : Unsur sedimen belum rusak, lisis / pecah
 Metode pemeriksaan mikroskopis urine :
a. Metode Natif (tanpa pewarnaan)
b. Metode Sternheimer Malbin (dengan pewarnaan)

1. Metode Natif (tanpa pewarnaan)


Tujuan : Untuk mengetahui unsur-unsur organik dan anorganik dalam urine
Prinsip : Adanya bentukan-bentukan / elemen-elemen atau unsur-unsur yang
teresuspensi dalam urine, akan dipresipitatkan dengan cara dicentrifuge dan
dianalisa dibawah mikroskop
Alat bahan :
- Deck glass - Object glass
- Mikroskop - Centrifuge
- Tabung centrifuge - Pipet tetes
Cara kerja :
1. Kocok botol penampung urine supaya sedimen bercampur dengan cairan atas dan ukur
pH urinnya:
 Jika urine tersebut keruh dan pH urine basa, maka tambahkan sedikit asam asetat
encer, apabila kekeruhan tadi hilang maka penyebab kekeruhan adalah fosfat
 Jika urine tersebut keruh dan pH urine asam, maka urine tersebut dipanasi sedikit,
apabila kekeruhan tadi hilang maka penyebab kekeruhan adalah urat
2. Masukkan urine sebanyak 7-8 ml ke tabung centrifuge
3. Pusinglah urine pada alat centrifuge dengan kecepatan 1500-2000 rpm dalam waktu 5
menit
4. Buang cairan atas, sehingga suspensi sedimen tinggal 0,5 ml
5. Kocok tabung supaya meresuspensikan sedimen.
6. Teteskan 1 tetes urine diatas objek glass.
7. Periksa dibawah mikroskop dengan lensa objektif 10x kemudian 40x.
8. Cara melaporkan pemeriksaan sedimen urine :
 Leukosit dan eritrosit dilaporkan jumlah rata-rata per LPB (Lapang Pandang Besar)
dengan objektif 40x.
 Epitel dan silinder dilaporkan jumlah rata-rata per LPK (Lapang Pandang Kecil)
dengan objektif 10x.
 Unsur-unsur lain dan kristal-kristal dilaporkan per LPK dengan keterangan :
(-) tidak ada (++) banyak

UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA 17


(+) ada (+++) banyak sekal
Nilai normal :
 Eritrosit : 0-1 per LPB
 Leukosit : 1-5 per LPB
 Epitel : negatif
 Silinder : 0-1 per LPK
 Kristal-kristal dalam urine normal :
o Dalam urine asam : asam urat, natrium urat, calsium sulfat
o Dalam urine asam / netral / agak basa : calsium oksalat, asam hipurat
o Dalam urine basa / netral / agak asam : triple fosfat, dikalsium fosfat
o Dalam urine basa : calsium carbonat, calsium fosfat, amonium biurat

2. Metode Sternheimer Malbin


Tujuan : Untuk mengetahui unsur-unsur organic dan anorganik dalam urine
Prinsip : Adanya bentukan-bentukan / elemen-elemen atau unsur-unsur yang
teresuspensi dalam urine, akan dipresipitatkan dengan cara dicentrifuge dan
dianalisa dibawah mikroskop
Alat bahan :
- Deck glass - Object glass
- Mikroskop - Centrifuge
- Tabung centrifuge - Pipet tetes
- Cat Sternheimer Malbin - Sampel urine
Cara kerja :
1. Kocok botol penampung urine supaya sedimen bercampur dengan cairan atas dan ukur
pH urinnya:
 Jika urine tersebut keruh dan pH urine basa, maka tambahkan sedikit asam asetat
encer, apabila kekeruhan tadi hilang maka penyebab kekeruhan adalah fosfat
 Jika urine tersebut keruh dan pH urine asam, maka urine tersebut dipanasi sedikit,
apabila kekeruhan tadi hilang maka penyebab kekeruhan adalah urat
2. Masukkan urine sebanyak 7-8 ml ke tabung centrifuge
3. Pusinglah urine pada alat centrifuge dengan kecepatan 1500-2000 rpm dalam waktu 5
menit
4. Buang cairan atas, sehingga suspensi sedimen tinggal 0,5 ml
5. Kocok tabung supaya meresuspensikan sedimen.
6. Teteskan 1 tetes urine diatas objek glass. tambahkan 1 tetes cat sternheimer malbin.
7. Periksa dibawah mikroskop dengan lensa objektif 10x kemudian 40x.
8. Cara melaporkan pemeriksaan sedimen urine :
 Leukosit dan eritrosit dilaporkan jumlah rata-rata per LPB (Lapang Pandang Besar)
dengan objektif 40x.
 Epitel dan silinder dilaporkan jumlah rata-rata per LPK (Lapang Pandang Kecil)
dengan objektif 10x.
 Unsur-unsur lain dan kristal-kristal dilaporkan per LPK dengan keterangan :
(-) tidak ada (++) banyak
(+) ada (+++) banyak sekal

UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA 18


Nilai normal :
 Eritrosit : 0-1 per LPB
 Leukosit : 1-5 per LPB
 Epitel : negatif
 Silinder : 0-1 per LPK
 Kristal-kristal dalam urine normal :
o Dalam urine asam : asam urat, natrium urat, calsium sulfat
o Dalam urine asam / netral / agak basa : calsium oksalat, asam hipurat
o Dalam urine basa / netral / agak asam : triple fosfat, dikalsium fosfat
o Dalam urine basa : calsium carbonat, calsium fosfat, amonium biurat
Catatan :
- Keuntungan pewarnaan Sternheimer Malbin adalah untuk membedakan gliter cell dari
leukosit yang tidak berasal dari ginjal dan mudah untuk menemukan silinder
- Pemberian zat warna pada sedimen urine untuk mempermudah pemeriksaan, ketelitian
lebih bermakna

 Cara perhitungan mikroskopis/sedimen urine


40x 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 ∑
Leukosit 1 3 2 1 3 2 1 1 2 2 18
Eritrosit 5 10 6 8 3 - 1 1 4 3 41
Leukosit = 18 : 10 = 1,8 = 2 - 3 sel/LPB
Eritrosit = 41 : 10 = 4,1 = 4 - 10 sel/LPB

10x 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 ∑
Epitel 1 2 - 1 1 - 1 1 2 2 11
Silinder - - - - - - - - - - -
Epitel = 11 : 10 = 1,1 = 1 - 2 sel/LPK
Silinder = -

 Sumber kesalahan pemeriksaan mikroskopis urine


a. Urine tidak dihomogenkan terlebih dahulu sebelum disentrifus (sedimen tertinggal pada
botol penampung)
b. Cahaya mikroskop terlalu terang, sehingga unsur halus tidak terlihat
c. Pemeriksaan hanya dilakukan dengan perbesaran 40x, tidak juga dengan 10x
d. Urine yang diperiksa tidak segar  sebagian unsur sedimen akan rusak (sebaiknya diberi
pengawet formalin)
e. Alat yang digunakan tidak bersih  kotoran pada objek glass maupun deck glass dibaca
sebagai unsur sedimen
f. Tidak melakukan kalibrasi alat sentrifus

UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA 19


 Macam-macam unsur sedimen dalam urine :
a. Unsur organik : unsur yang berasal dari suatu organ
Nama Gambar Ciri-ciri
1. Sel Epitel :
- Bentuk polimorfosa, sitoplasma lebar, inti 1 besar,
- Epitel Squameus bergranula
- Berasal dari : Vesica urinaria, uretra, vagina
- Epitel bulat / - Bentuk bulat, sitoplasma sedikit &berisi granula, inti besar
ginjal - Berasal dari : Ginjal
- Bentuk & sitoplasma seperti ekor, inti besar bulat,
- Epitel ekor /
bergranula
transisional
- Berasal dari : Ureter, pelvis ginjal, prostat
2. Sel Leukosit - Bentuk bulat, lebih besar dari eritrosit
(Sel darah - Inti 1 atau lebih (inti lebih jelas jika ditambah asam asetat
putih) 3% / urine asam)
- Inti tidak jelas jika urine asam, sebab akan membengkak dan
cenderung berkelompok
- Sitoplasma bergranula dan kadang tidak bergranula (pada
urine asam granula hilang)
- Pada urine segar leukosit tidak rusak, jika urine lama tampak
seerti amorf defritus
- Menunjukkan adanya infeksi
- Bentuk bulat bikonkaf, homogen, kadang cekung
ditengahnya
3. Sel eritrosit - Ukuran lebih kecil dari leukosit, reaktif terhadap cahaya
(Sel darah - Tidak berinti & tidak bergranula
merah) - Pada urine hipotonik eritrosoit bengkak membesar dan lisis
- Pada urine hipertonik/alkali/pekat eritrosit mengkerut dan
krenasi
- Bulat kecil, bertunas, sitoplasma kehijauan
- Tidak larut dalam asam asetat, (beda dengan eritrosit larut
4. Sel ragi
dengan asam asetat)
- Terdapat pada urine yang mengandung glukosa
- Bentuk oval
5. Jamur
- Bercabang-cabang saling berhubungan dan berspora
- Suatu tuangan yang dibentuk dalam tubulus yang tersusun
dari protein
- Silinder kecil / sempit, berasal dari ansa henle ginjal
- Silinder sedang, berasal dari tubulus contortus proksimal /
distal
6. Silinder
- Silinder besar berasal dari ductus collectivus / duktus
pengumpul
- Faktor yang mempengaruhi terbentuknya silinder (kadar
protein, kadar garam-garam, derajat keasaman filtrat/pH
urine)
- Bentuk silinder, kedua tepi sejajar (tegas ujung-ujungnya:
bulat/tumpul/pecah-pecah)
- Silinder hyalin - Jernih / transparan
- Kadang berlekuk-lekuk
- Kadang bergranula kadang tidak

UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA 20


- Bila urine mengandung bilirubin tampak kuning
- Kurang mempunyai arti klinik
- Perbesaran lemah tampak jelas
- Butir-butir granula berasal dari sisa-sisa epitel tubulus yang
berdegenerasi atau agregasi protein
- Dibedakan menjadi :
- Silinder granula kasar : Granula dalam silinder besar,
- Silinder granula ireguler, ujung kecoklatan
- Silinder granula pendek : Berasal dari silinder granula
kasar yang berdegenerasi pendek, lebih oval
- Kurang mempunyai arti klinis, kecuali bersama dengan
silinder lain
- Silinder hyalin yang didalamnya berisi sel epitel yang
terperangkap saat pembentukan silinder hyalin
- Silinder epitel
- Bentuk sel kadang jelas, kadang tampak berinti besar,
sitoplasma berisi lemak / sudah degenerasi
- Silinder hyalin yang mengandung sel leukosit
- Silinder leukosit

- Silinder hyalin yang mengandung sel eritrosit, berwarna


- Silinder eritrosit
kekuning-kuningan, bentuk selnya jelas
- Bentuk ireguler & besar
- Reaktif / bias sinar, kekuning-kuningan
- Silinder lilin
- Ujung terputus, tepinya seolah-olah beruas-ruas
- Asal dari silinder granula yang mengalami degenerasi
- Silinder hyalin yang berisi tetes lemak atau oval fat bodies
- Slinder lemak - Berasal dari sel tubulus yang mnegalami degenerasi lemak
- Dapat dibuktikan dengan Sudan III
- Biasa terdapat dalam urine laki-laki
7. Spermatozoa

- Mirip silinder hyalin bentuk seperti pita, ujung kurang tegas,


8. Benang
mengecil / pecah-pecah, biasanya bergaris halus / berkelok-
mukus
kelok
- Mirip benang mukus, ujungnya runcing, umunya lebih
9. Silindroid panjang, dan berkelok-kelok
- Tidak mempunyai arti klinis
- Dapat berbentuk batanag / coccus (bulat)
10. Bakteri
- Terlihat transparan pada obyektif 40x
11. Diatome - Berasal dari usus
12. Potongan - Biasa terjadi pada proses keganasan (bila perlu diselidiki)
jaringan
- Biasanya ditemukan Trichomonas sp. dan didapat pada urine
13. Parasit
segar wanita

b. Unsur anorganik : unsur yang bukan berasal dari organ


 Unsur sedimen berupa kristal-kristal yang terdapat dalam urine
 Faktor pembentukan kristal : a. Jenis makanan c. Kecepatan metabolisme
b. Banyaknya makanan d. Konsentrasi urine
 Kristal dalam sedimen dibagi 2  Kristal non patologis dan Kristal Patologis

UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA 21


Nama Gambar Ciri-Ciri
A. Kristal non Patologis

 Urine Asam :
1. Amorf Urat - Bentuk amorf
- Warna putih/kuning/kemerah-merahan
2. Natrium urat - Bentuk bulat coklat
- Dengan pemberian asam asetat akan berubah
menjadi asam urat
3. Asam urat - Bentuk piring, hexagonal, ireguler
- Tak berwarna, kadang kuning/merah kecoklatan
- Bila berlebihan membentuk batu
4. Kalsium - Bentuk amplop, helter, oktahedral
oxalat - Dapat ditemukan juga pada urine netral/alkalis
- Bila berlebihan membentuk batu
5. Amonium - Bentuk bulat dengan tonjolan seperti duri
urat - Warna kekuning-kuningan
- Dapat ditemukan pada urine asam, basa atau netral
 Urine Basa :
1. Amorf Fosfat - Bentuk endapan granula halus, dapat hilang dengan
penambahan asam asetat
- Berwarna putih
2. Triple Fosfat - Bentuk prisma berisi 3-5 atau seperti peti mati, kadang
berbentuk seperti daun pakis
3. Calsium - Bentuk helter, amorf, sferis
carbonat
4. Amonium - Bentuk seperti mahkota raja
biurat - Warna kuning kecoklatan
- Terdapat pada urine lama (fermentasi)
- Pada urine segar diduga terdapat sumbatan saluran kemih
5. Calsium - Bentuk seperti bintang/roset/lempengan/baji
phospat - Ukuran besar
- Tidak berwarna/transparan/jernih
B. Kristal Patologis
1. Cystine - Bentuk refraktil, heksagonal
- Transparan / tidak berwarna
- Sifat larut dalam HCl, basa terutama amoniak
- Tidak larut dalam air dan asam asetat
2. Tyrosine - Bentuk seperti jarum
- Tak berwarna
- Tidak larut dalam etanol dan eter
- Larut dalam suasana asam & basa
- Sedikit larut dalam asam asetat
3. Leucine - Bentuk radial & konsentris
- Wawrna kuning/kecoklatan seperti berminyak
- Tidak larut dalam aseton, etanol dan eter
- Larut dalam asam & alkali
4. Bilirubin - Berbentuk kumpulan jarum halus / rombus pipih
- Berwarna coklat
- Larut dalam aseton
5. Kolesterol - Bentuk rombus pipih
- Tidak berwarna / transparan
- Tidak larut dalam air, asam, alkali
- Larut dalam eter, etanol chloroform

UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA 22


 Kristal obat dalam sedimen urine :
Nama Keterangan
1. Golongan Sulfa - Bentuk asimetris seperti kipas atau bulat dengan garis-garis radial
- Teteskan sedimen pada kertas yang mengandung lignin (kertas
2. Golongan Lignin koran), kemudian pada bagian yang basah dietetsi dengan HCl
25%. Hasil positip bila terjadi warna jingga / kuning tua
- Bentuk seperti gerombolan bintang-bintang kecil, jarum-jarum atau
prisma
3. Golongan Indigo
- Warna biriu
- Larut dalam chloroform
- Bentuk kecil-kecil / rombus pipih
4. Golongan Xanthine - Tidak berwarna / transparan
- Larut dalam air panas dan amoniak encer

 Unsur sedimen yang sukar dibedakan :


1. Unsur eritrosit sukar dibedakan dengan :
- Yeast cell / sel ragi (ukuran eritrosit lebih besar, yeast cell memiliki tunas)
- Kristal amonium urat
- Tetesan lemak (larut jika ditambah Asam asetat 3% / diethyl eter)
- Masif hematuri (kesalahan teknik pengambilan sampel cara katerisasi)
2. Unsur leukosit sukar dibedakan dengan :
- Inti epitel
- Eritrosit berinti
- Gliter cell
3. Unsur silinder sukar dibedakan dengan :
- Potongan jaringan
- Benang mukus
- Silindroid
 Istilah dalam pemeriksaan mikroskopois urine :
1. Ghost cell  Eritrosit yang kehilangan Hb sehingga tampak seperti bayangan
2. Gliter cell  leukosit dalam urine membengkak dan granulanya tampak seperti
gerakan brown didalam sel dan biasa dijumpai pada suasana urine yang hipotonik
3. Oval fat bodies  sel epitel yang mengalami degenerasi lemak

UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA 23

Anda mungkin juga menyukai