Anda di halaman 1dari 22

Senin, 11 Desember 2023

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN


ACARA X
PENETUAN KADAR HEMOGLOGBIN
JUMLAH ERYTHROCYT DAN LEUCOCYT

Disusun oleh :

Febri Bimo Putra Johana


(2201070008)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2023
ACARA X
PENETUAN KADAR HEMOGLOGBIN
JUMLAH ERYTHROCYT DAN LEUCOCYT

A. Tujuan
1. Untuk mengetahui kadar hemoglobin praktikan.
2. Untuk mengetahui jumlah erytrhocyt praktikan.
3. Untuk mengetahui jumlah leucocyt praktikan.

B. Dasar Teori
Darah merupakan cairan tubuh yang terdapat dalam jantung dan
pembuluh darah. Darah terdiri dari dua bagian, yaitu sel-sel darah (butir-
butir darah) dancairan darah (plasma darah). Sel-sel darah merupakan
bagian yang mempunyai bentuk. Ada 3 macam sel darah yaitu, sel darah
merah (eritrosit), sel darah putih(leukosit), dan keping darah (trombosit)
(Wulangi, 1993).
Fungsi utama dari darah adalah mengangkut oksigen yang
diperlukan oleh sel-sel diseluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan
tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan
mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan
mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit.Darah manusia berwarna
merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah tua apabila
kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh
hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein), yang terdapat dalam
eritrosit dan mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan
tempat terikatnya molekul-molekul oksigen. Darah juga mengangkut
bahan bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan bahan kimia asing ke hati
untuk diuraikan dan ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni. Untuk dapat
melihat perbedaan dari sel darah dengan plasma dapat dilakukan dengan
cara sentrifugasi tabung hematokrit berisi darah yang telah diberi bahan
anti pembekuan. Eritrosit, leukosit, plasma dapat dilihat untuk bagian
yang berwarna merah merupakan eritrosit, selapis tipis warna putih
merupakan kumpulan sel-sel darah putih ( leukosit) can cairan kuning
merupakan plasma (Widayati,2010).
Hemoglobin (Hb) merupakan komponen utama sel darah merah
(eritrosit), suatu protein terkonjugasi yang mengangkut oksigen (O2) dan
karbon dioksida (CO2). Salah satu hemoglobin yang tidak normal adalah
hemoglobin yang berikatan dengan karbon monoksida
(karboksihemoglobin). eningkatnya jumlah dari setiap jenis hemoglobin
abnormal disebabkan penyerapan zat atau obat yang berbahaya (Kiswari,
2014).
Hemoglobin adalah kompleks protein pigmen yang mengandung
zat besi. Kompleks protein tersebut berwarna merah dan terdapat dalam
eritrosit. Sebuah molekul hemoglobin memiliki empat gugus haima yang
mengandung besi fero dan empat rantai globin. Hemoglobin merupakan
komponen dari sel darah merah yang terdiri dari protein terkonjugasi yang
mampu mengangkut oksigen dan karbondioksida. Dalam aliran darah,
setiap gram hemoglobin mampu mengikat sekitar 1.34 mL oksigen.
Hemoglobin dalam darah berfungsi sebagai pembawa oksigen dari paru-
paru ke jaringan dan membawa kembali karbondioksida dari jaringan
kedalam paru-paru untuk dikeluarkan dari tubuh (Brooker, 2001)
Sel darah merah, atau eritrosit, adalah sel paling sederhana di
tubuh. Sel darah merah tidak memiliki nukleus dan merupakan sel yang
paling melimpah di dalam darah. Sel darah merah mengandung
hemoglobin, protein yang mengandung zat besi yang berperan dalam
mengangkut oksigen dan karbon dioksida ke seluruh tubuh. Oleh karena
itu eritrosit sangat diperlukan dalam proses oksigenasi organ tubuh.
Dengan mengetahui keadaan eritrosit, secara tidak langsung dapat
diketahui juga keadaan organ tubuh seseorang. (Kimball, 1984).
Jangka hidup sel darah merah kira-kira 120 hari. Sel- sel darah
merah yang telah tua akan ditelan oleh sel-sel fagostik yang terdapat dalam
hati dan limpa. Jumlah sel darah merah pada wanita normal kira-kira 4,5
juta sel/ mm³ darah. Sedangkan untuk laki-laki normal 5 juta/ mm³ darah.
Meskipun demikian nilai-nilai ini dapat turun-naik dalam suatu kisaran
yang luas sekali, tergantung pada faktor-faktor seperti ketinggian tempat
seorang hidup dan kesehatan. Wanita normal mempunyai ± 4,5 juta sel
dalam setiap milimeter kubik darah. Pada laki-laki normal, rata-rata
jumlah ± 5 juta sel. Meskipun demikian nilai-nilai ini dapat turun-naik
dalam suatu kisaran yang luas sekali, tergantung pada faktor-faktor seperti
ketinggian tempat seorang hidup dan kesehatan (Kimball, 1993).
Sel darah putih atau leukosit merupakan salah satu bagian dari
susunan sel darah manusia yang memiliki peranan utama dalam hal sistem
imunitas atau membunuh kuman dan bibit penyakit yang ikut masuk ke
dalam aliran darah manusia. Sel darah putih atau yang juga dapat disebut
dengan leukosit. Kurang dari 1% darah manusia adalah leukositUkuran
leukosit lebih besar daripada eritrositLeukosit tidak mengandung
haemoglobin, memiliki nucleus dan pada dasarnya dijumpai dalam
keadaan tidak berwarna (Kimball, 1993).
Ada 2 macam tipe leukosit yaitu granular dan agranular. Granulosit
adalah leukosit sirkular dan memiliki granule pada sitoplasmanya.
Sedangkan agranulosit tidak memiliki granule pada sitoplasmanya.
Granulosit terdiri atas 3 tipe yaitu sel metrofil, dimana paling banyak
dijumpai, mewarnai dirinya dengan pewarna netral atau campuran
pewarna asam basa dan tampak berwarna ungu; sel eusinofil, dimana sel
ini sedikit dijumpaipenyerap warna yang bersifat asam atau eosin dan
kelihatan merah; sel basofil yang menyerap pewarna basa dan menjadi
biru. Sedangkan agranulosit terdiri atas monosit, yang berfungsi untuk
menutup daerah luka, membungkus dan memfagosit setelah netrofil dan
basofil (Pearce, 2002).
Diferensiasi dini dari sel stem hemopoietik pluripoten menjadi
berbagai sel stem commited. Selain sel-sel commited untuk membentuk
sel darah merah, terbentuk pada dua silsilah utama dari sel darah putih,
silsilah mielositik dan limfositik. Silsilah mielositik dimulai dengan
mieloblas dan silsilah limfositik yang dimulai dengan limfoblas.
Granulosit dan monosit hanya ditemukan pada sumsum tulang. Limfosit
dan sel plasma teritama diproduksi dalam organ limfogen termasuk
kelenjar limfe, limpatimus, tonsil dan berbagai kantung jaringan limfoid
dimana saja dalam tubuh, terutama dalam sumsum tulang dan plak player
dibawah epitel dinding usus (Guyton dan Hall, 1997).
C. Alat dan Bahan
1. Kadar hemoglobin (Hb)
a. Alat
1) Pipet Hb kapiler
2) Haemometer
3) Pipet tetes
4) Pengaduk
5) Jarum francke
6) Gelas objek
7) Alat tulis
8) Logbook
9) Buku panduan
10) Handphone
b. Bahan
1) Darah praktikan
2) Aquades
3) Larutan HCl 0,1 M
4) Kapas
5) Alkohol

2. Jumlah erytrhrocyt
a. Alat
1) Pipet erytrhrocyt
2) Haemometer
3) Gelas objek
4) Stopwatch
5) Mikroskop
6) Jarum francke
7) Alat tulis
8) Logbook
9) Buku panduan
10) Handphone
b. Bahan
1) Darah praktikan
2) Larutan hayem

3. Jumlah leucocyt
a. Alat
1) Pipet leucocyt
2) Haemometer
3) Gelas objek
4) Stopwatch
5) Mikroskop
6) Jarum francke
7) Alat tulis
8) Logbook
9) Buku panduan
10) Handphone
b. Bahan
1) Darah praktikan
2) Larutan turk
D. Cara Kerja
1. Kadar hemoglobin (Hb)
a. Menyiapkan alat dan bahan
b. Membersihkan ujung jari praktikan dengan kapas yang sudah
dibasahi alkohol, dan mengayun-ayunkan tangan praktikan
c. Memegang dan sedikit menekan jari tersebut
d. Memasukkan jarum francke diangka 4-5 mm
e. Menusukkan jarum francke ke jari praktikan, teteskan darah pada
gelas objek
f. Mengambil darah praktikan yang sudah dikumpulkan dengan pipet
Hb kapiler hingga angka 20
g. Memasukkan HCl 0,1 M ke dalam haemometer hingga mencapai
angka 2
h. Memasukkan ke dalam tabung, kemudian menambahkan aquades,
mengaduk hingga warnanya berubah sesuai dengan warna standard
i. Mengamati angka akhirnya.

2. Jumlah erytrhrocyt
a. Menyiapkan alat dan bahan
b. Membersihkan ujung jari praktikan dengan kapas yang sudah
dibasahi alkohol, dan mengayun-ayunkan tangan praktikan
c. Memegang dan sedikit menekan jari tersebut
d. Memasukkan jarum francke diangka 4-5 mm
e. Menusukkan jarum francke ke jari praktikan, teteskan darah pada
gelas objek
f. Mengambil darah tersebut menggunakan pipet erytrhrocyt hingga
angka 0,5
g. Menambahkan larutan hayem, kemudian mencampurkan hingga
homogen
h. Meneteskan tetesan ke 2 pada bilik hitung bagian atas
i. Mengamati dengan mikroskop
j. Menghitung jumlah erytrhrocyt.

3. Jumlah leucocyt
a. Menyiapkan alat dan bahan
b. Membersihkan ujung jari praktikan dengan kapas yang sudah
dibasahi alkohol, dan mengayun-ayunkan tangan praktikan
c. Memegang dan sedikit menekan jari tersebut
d. Memasukkan jarum francke diangka 4-5 mm
e. Menusukkan jarum francke ke jari praktikan, teteskan darah pada
gelas objek
f. Mengambil darah tersebut menggunakan pipet erytrhrocyt hingga
angka 0,5
g. Menambahkan larutan Turk, kemudian mencampurkan hingga
homogen
h. Meneteskan tetesan ke 2 pada bilik hitung bagian atas
i. Mengamati dengan mikroskop
j. Menghitung jumlah erytrhrocyt.
E. Hasil Pengamatan
1. Kadar Hemoglobin (Hb)

No. Kelompok Kadar Hemoglobin (Hb)


1. 3 (Laki-laki) 14,2
2. 4 (Perempuan) 8,4

2. Jumlah erytrhrocyt
a. Kelompok 1
- Kotak pojok kiri atas : 98
- Kotak pojok kanan atas : 84
- Kotak pojok kanan bawah : 94
- Kotak pojok kiri bawah : 97
- Kotak tengah : 88
Total (∑e) : 456
R∑e : ∑e x 10.000
: 456 x 10.000
: 4.560.000

b. Kelompok 2
- Kotak pojok kiri atas : 85
- Kotak pojok kanan atas : 97
- Kotak pojok kanan bawah : 91
- Kotak pojok kiri bawah : 103
- Kotak tengah : 113
Total (∑e) : 489
R∑e : ∑e x 10.000
: 489 x 10.000
: 4.890.000
3. Jumlah leucocyt
a. Kelompok 5
- Kotak pojok kiri atas : 40
- Kotak pojok kanan atas : 55
- Kotak pojok kanan bawah : 29
- Kotak pojok kiri bawah : 20
Total (∑e) : 144
R∑e : ∑e x 50L
: 144 x 50
: 7.200

b. Kelompok 6
- Kotak pojok kiri atas : 48
- Kotak pojok kanan atas : 55
- Kotak pojok kanan bawah : 37
- Kotak pojok kiri bawah : 34
Total (∑e) : 174
R∑e : ∑e x 50L
: 174 x 50
: 8.700
F. Pembahasan
1. Kadar Hemoglobin (Hb)
Hemoglobin adalah protein yang kaya akan zat besi. Memiliki
afinitas (daya gabung) terhadap oksigen dan dengan oksigen itu
membentuk oxihemoglobin di dalam sel darah merah. Dengan melalui
fungsi ini maka oksigen dibawa dari paru-paru ke jaringan-jaringan.
Hemoglobin merupakan senyawa pembawa oksigen pada sel darah
merah. Hemoglobin dapat diukur secara kimia dan jumlah Hb/100 ml
darah dapat digunakan sebagai indeks kapasitas pembawa oksigen
pada darah. Hemoglobin adalah kompleks protein-pigmen yang
mengandung zat besi. Kompleks tersebut berwarna merah dan terdapat
didalam eritrosit. Sebuah molekul hemoglobin memiliki empat gugus
haeme yang mengandung besi fero dan empat rantai globin (Ganong,
2002).
Dalam percobaan ini, awalnya salah satu anggota kelompok, untuk
dihadikan specimen sampel dari masing-masing kelompok, pemilihan
probandus ini dilakukan secara acak. Langkah awal yaitu memasukkan
HCl 0,1 M ke dalam hemometer hingga mencapai angka 2. Ambil
darah yang sudah dikumpulkan dengan pipet Hb kapiler hingga angka
20, kemudian masukkan ke dalam tabung, lalu menambahkan aquades
dan mengaduk hingga warnanya berubah. Amati angka akhirnya.
Untuk menguji hemoglobin, darah diencerkan dengan larutan HCl
untuk mengubah hemoglobin menjadi asam hematin, kemudian
dicampur dengan aquades hingga warnanya sesuai dengan warna
standar. Penggunaan HCl dikarenakan HCl merupakan asam
monoprotik yang sulit melakukan reaksi redoks. Selain itu, HCl juga
merupakan asam yang paling tidak berbahaya dibandingkan dengan
asam kuat lainnya. HCl mengandung ion klorida yang bersifat non-
reaktif dan tidak beracun. Mengingat pertimbangan ini, asam klorida
merupakan pereaksi pengasaman yang sangat baik. Dengan
menambahkan HCl ke dalam darah, maka HCl menghidrolisis
hemoglobin menjadi ferrohemoglobin. Metode ini disebut metode sahl
(Kusumawati dkk, 2018)
Hasil pengukuran penentuan anemia dapat dilihat dari angka di
tabung pengukurnya. Metode ini memiliki subjektivitas yang tinggi,
misalnya ketika membandingkan warna hasil larutan sejati, alat
haemometer sulit untuk distandarisasi, batas gelas warna standar dapat
berubah warna apabila sudah lama dan tidak semua macam
hemoglobin dapat diubah menjadi hematin asam. Faktor lain misalnya,
pencahayaan yang kurang, kebersihan alat, ukuran pipet yang kurang
tepat, serta jumlah HCl yang digunakan tidak sesuai standar dan
lainlain. Namun demikian, metode ini masih dapat digunakan di
daerah-daerah yang kurang memadai peralatannya atau untuk
pemeriksaan di lapangan dengan tenaga yang terlatih agar hasilnya
bisa diandalkan (Wirawan, 2011).
Berdasarkan hasil pengamatan kelompok 3 dengan probandus laki-
laki, kadar hemoglobinnya menunjukkan angka 14,2 dan pada hasil
pengamatan kelompok 4 dengan probandus perempuan, kadar
hemoglobinnya menunjukan angka 8,4. Desmawati (2013),
mengatakan bahwa normalnya kadar hemoglobin dalam darah pada
laki-laki 15.5 g/dl dan pada perempuan 14.0 g/dl, artinya kadar
hemoglobin probandus laki-laki tergolong normal, namun kadar
hemoglobin probandus perempuan tidak normal atau dibawah kadar
normal. Artinya probandus perempuan mengalami anemia.

2. Jumlah erytrhrocyt
Sel darah merah, atau eritrosit, adalah sel paling sederhana di
tubuh. Sel darah merah tidak memiliki nukleus dan merupakan sel
yang paling melimpah di dalam darah. Sel darah merah mengandung
hemoglobin, protein yang mengandung zat besi yang berperan dalam
mengangkut oksigen dan karbon dioksida ke seluruh tubuh. Oleh
karena itu eritrosit sangat diperlukan dalam proses oksigenasi organ
tubuh. Dengan mengetahui keadaan eritrosit, secara tidak langsung
dapat diketahui juga keadaan organ tubuh seseorang. (Kimball, 1984).
Jumlah sel darah merah dihitung menggunakan serangkaian alat
yang disebut hemositometer. Pewarnaan darah dengan menggunakan
pengencer khusus yaitu larutan Hayem bersifat isotonik dan berfungsi
sebagai pewarna sel darah merah. Darah yang diencerkan hingga
dalam pipet hemositometer ditempatkan di ruang hitung dan dihitung
di mikroskop (Wirawan, 2011)
Berdasarkan hasil pengamatan kelompok 1 pada kotak pojok kiri
atas terdapat 98, kotak pojok kanan atas terdapat 84, kotak pojok
kanan bawah terdapat 94, kotak pojok kiri bawah terdapat 97, dan
kotak Tengah terdapat 88, sehingga total eritrositnya adalah 456. Maka
jumlah eritrosit dalam darahnya adalah 4.560.000. Hasil pengamatan
kelompok 2 pada kotak pojok kiri atas terdapat 85, kotak pojok kanan
atas terdapat 97, kotak pojok kanan bawah terdapat 91, kotak pojok
kiri bawah terdapat 103, dan kotak Tengah terdapat 103, sehingga total
eritrositnya adalah 489. Maka jumlah eritrosit dalam darahnya adalah
4.890.000.
Desmawati (2013) mengatakan rata-rata sel darah orang dewasa
rata-rata adalah sekitar 5 juta per kubik milimeter darah, sehingga hasil
pengamatannya menunjukkan bahwa jumlah sel darah merah pada
kedua propondus adalah normal. Karena sel darah merah matang
mengandung 200-300 juta hemoglobin. Jumlah sel darah merah
dipengaruhi oleh ras, jenis kelamin, umur, kondisi tubuh, status gizi,
aktivitas fisik, suhu lingkungan dan kondisi stres. Jumlah sel darah
merah tetap konstan dalam kondisi relatif normal, dan tingginya
jumlah sel darah merah juga disebabkan oleh ukuran sel darah merah
itu sendiri. Ketika kandungan oksigen dalam darah menurun, jumlah
sel darah merah dan kadar hemoglobin meningkat. Kadar oksigen
dapat merangsang peningkatan sel darah merah dan kadar hemoglobin
(Schmidt dan Nelson, 1990).
3. Jumlah leucocyt
Sel darah putih atau leukosit merupakan salah satu bagian dari
susunan sel darah manusia yang memiliki peranan utama dalam hal
sistem imunitas atau membunuh kuman dan bibit penyakit yang ikut
masuk ke dalam aliran darah manusia. Langkah awal untuk
menghitung jumlah leukosit adalah mengambil darah dan
mengumpulkan pada gelas objek mengambil darah tersebut dengan
pipet leukosit hingga angka 0,5 lalu tambahkan larutan turk kemudian
mencampur hingga homogen. Meneteskan tetes kedua pada bilik
hitung. Amati dengan mikroskop dan hitung jumlah leukosit.
Larutan Turk merupakan larutan yang digunakan untuk
mengencerkan darah. Larutan ini digunakan untuk mengetahui jumlah
sel darah putih (leukosit). Turk adalah larutan yang terdiri dari
campuran 2% aasam asetat glacial dan 1% gentian violet. Bereaksi
dengan leukosit, leukosit menyerap larutan, dimana asam asetat
memecah sel-sel non-leukosit dan mother violet menodai inti sel. dan
butiran leukosit (Sarwono, 2001).
Berdasarkan hasil pengamatan kelompok 5 pada kotak pojok kiri
atas terdapat 40, kotak pojok kanan atas terdapat 55, kotak pojok
kananbawah terdapat 29, kotak pojok kiri bawah terdapat 20, sehingga
total leukositnya adalah 140. Maka jumlah leukosit dalam darahnya
adalah 7.200. Hasil pengamatan kelompok 6 pada kotak pojok kiri atas
terdapat 48, kotak pojok kanan atas terdapat 55, kotak pojok kanan
bawah terdapat 37, kotak pojok kiri bawah terdapat 34, sehingga total
leukositnya adalah 174. Maka jumlah leukosit dalam darahnya adalah
8.700.
Desmawati (2013) mengatakan bahwa sel darah putih (leukosit)
jauh lebih besar dibandingkan sel darah merah. Pada orang dewasa,
setiap 1 mm3 darah mengandung 6000-9000 sel darah putih. Berbeda
dengan sel darah merah, sel darah putih mempunyai inti. Artinya hasil
pengamatan kedua probundus semuanya normal, tidak ada yang
menunjukkan kekurangan atau kelebihan leukosit.
Fungsi sel darah putih sebagai pertahanan tubuh terhadap infeksi,
memberikan perlindungan badan dari mikroorganisme, yaitu
kemampuan sebagai fagosit dan memakan bakteri hidup yang masuk
ke peredaran darah serta membantu dalam penyembuhan luka
(Purwanti, et al., 2011).
G. Kesimpulan
1. Darah merupakan cairan tubuh yang terdapat dalam jantung dan
pembuluh darah.
2. Fungsi utama dari darah adalah mengangkut oksigen yang diperlukan
oleh sel-sel diseluruh tubuh.
3. Hemoglobin adalah protein yang kaya akan zat besi. Memiliki afinitas
(daya gabung) terhadap oksigen dan dengan oksigen itu membentuk
oxihemoglobin di dalam sel darah merah.
4. Normalnya kadar hemoglobin dalam darah pada laki-laki 15.5 g/dl dan
pada perempuan 14.0 g/dl.
5. Kadar hemoglobin kelompok 3 dengan propandus laki-laki adalah 14,2
tergolong normal.
6. Kadar hemoglobin kelompok 4 dengan propandus perempuan adalah
8,4, artinya kekurangan hemoglobin ada kemungkinan propandus
mengalami anemia.
7. Sel darah orang dewasa rata-rata adalah sekitar 5 juta per kubik
milimeter darah.
8. Jumlah eritrosit yang dihitung kelompok 1 adalah 4.560.000, maka
tergolong normal.
9. Jumlah eritrosit yang dihitung kelompok 2 adalah 4.890.000, maka
tergolong normal.
10. Jumlah leukosit yang dihitung kelompok 1 adalah 7.200, maka
tergolong normal.
11. Jumlah leukosit yang dihitung kelompok 2 adalah 8.700, maka
tergolong normal.
H. Daftar Pustaka

Brooker. (2001). Kamus Saku Keperawatan. Jakarta: EGC.

Desmawati. (2013). Sistem Hematologi dan Imunologi. Jakarta: In Media.

Ganong, W. F. (2002). Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku


Kedokteran EGC.

Guyton, & Hall. (1997). Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.

Kimball, J. W. (1984). Biologi. Jakarta: Erlangga.

Kimball, J. W. (1993). Biologi Umum. Jakarta: Erlangga.

Kiswari, R. (2014). Hematologi dan Transfusi. Jakarta: Erlangga.

Kusumawati, E., Lusiana, N., Mustika, I., Hidayati, S., & Andyarini, E. N.
(2018). Perbedaan Hasil Pemeriksaan Kadar Hemoglobin (Hb)
Remaja Menggunakan Metode Sahli dan Digital (Easy Touch
GCHb). Journal of Health Science and Prevention, Vol. 2 (2), 95-
98.

Pearce, E. (2002). Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta:


Gramedia.

Purwanti, E., Soeryat, E., & Daesusi, R. (2011). Pengaruh Lama


Penangguhan Darah EDTA Terhadap Jumlah Eritrosit. Surabaya:
Universitas Muhammdiyah Surabaya.

Sarwono. (2001). Lebah Madu. Jakarta: Agro Media Pustaka.

Schmidt, W., & Nelson, B. (1990). Animal Physiology. New York: Harper
Collins Publisher.

Widayati, O. (2010). Sediaan Apus Darah. Jakarta: Fakultas MIPA


UHAMKA.
Wirawan, R. (2011). Pemeriksaan Laboratorium Hematologi. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Wulangi. (1993). Fisiologi Hewan. Jakarta: Erlangga.


I. Lampiran

Memasukkan HCl 0,1 M ke dalam


Alat dan bahan pada percobaan
haemometer hingga mencapai
kadar Hb
angka 2

Mengaduk hingga warnanya


berubah sesuai dengan warna Hasil kadar Hb kelompok 4
standard
Logbook halaman 1

Logbook halaman 2
Logbook halaman 3

Logbook halaman 4

Anda mungkin juga menyukai