Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

STRUKTUR PERKEMBANGAN HEWAN


“Mikroteknik Jaringan Darah’’

Disusun oleh
Nama : Erni Dwi Jayanti
NIM : 2010211005
Kelompok : Kelompok 5
Tanggal Praktikum : 6 Desember 2021
Tanggal Pengumpulan : 13 Desember 2021
Dosen Pengampu : Novy Eurika, S.Si., M.Pd
Co.ass : 1. Monicha Dinda Melasari
2. Lailatul Maftuhah

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2021
A. TUJUAN
1. Untuk membuat preparat jaringan darah manusia dengan metode apus
2. Mendeskripsikan jaringan darah pada preparat yang sudah dibuat
B. DASAR TEORI
Pengamatan sel darah merah atau eritrosit di bawah mikroskop akan memperlihatkan
ciri-ciri yaitu tidak mempunyai inti dan pada manusia berbentuk bikonkaf sehingga
menyebabkan permukaanya terlihat lebih luas. Sedangkan sel darah putih (leukosit) akan
memperlihatkan bentuk inti tidak teratur dan dalam sitoplasma terdapat granula spesifik
yang dinamakan neutrofil, eosinofil, dan basofil. Neutrofil memiliki satu inti dengan 2-5
lobus yang berbentuk sosis (biasanya 3 lobus) yang satu sama lain dikaitkan oleh benang-
benang halus kromatin. Eosinofil memiliki inti yang berlobus dua. Sedangkan basofil
memiliki satu inti yang besar dengan bentuk pilinan ireguler, umumnya dalam bentuk
huruf S, sitoplasma mengandung granula yang lebih besar dari granulosit lainnya dan
seringkali granula menutupi inti. Leukosit dengan ciri tersebut digolongkan dalam
leukosit kelompok granulosit. Sementara itu leukosit yang memiliki ciri memiliki inti
dengan bentuk teratur dan dalam sitoplasmanya tidak mengandung granula spesifik
dikenal dengan leukosit kelompok agranulosit. Contoh agranulosit adalah limfosit dan
monosit. Limfosit merupakan sel sferis dengan ciri inti sferis dengan kromatin padat
sehingga kadang-kadang tampak gelap, sitoplasma kecil dan kadang tampak sebagai
lingkaran kecil di sekitar inti.Sedangkan monosit memiliki ciri inti oval, berbentuk kaki

kuda, atau berbentuk ginjal, kromatin kurang padat sehingga inti akan terwarnai lebih
muda dibandingkan dengan inti limfosit. Inti monosit biasanya mengandung 2 atau 3 anak
inti (Gambar 1).
Gambar 1. Jenis-jenis leukosit
Darah merupakan suatu cairan di dalam tubuh yang berfungsi mengalirkan oksigen ke
suluruh jaringan tubuh, mengirimkan nutrisi yang dibutuhkan sel-sel dan menjadi suatu
benteng pertahanan terhadap bakteri dan virus, tanpa darah yang cukup seseorang dapat
mengalami berbagai gangguan kesehatan bahkan juga bisa kematian. Darah terdiri atas dua
bagian yaitu plasma darah dan sel darah, sel darah yang terdiri dari sel darah merah atau
eritrosit, sel darah putih atau leukosit, dan sel pembekuan atau trombosit. Volume darah
secara keseluruhan kira-kira 5 liter, sekitar 55 persennya adalah cairan sedangkan 45 persen
sisanya terdiri dari sel darah, fungsi utama dari darah adalah untuk mentransportasi sel darah
merah akan tetap berada dalam system sirkulasi dan mengandung pigmen yang yang
berfungsi mengangkut oksigen yaitu hemoglobin, pemeliharaan keseimbangan asam basa,
pembuangan limbah metabolisme dari jaringan (Agawemu, 2016).
Fungsi utama darah dalam sirkulasi adalah sebagai media transportasi, pengatur suhu
dan pemelihara keseimbangan cairan, asam dan basa. Eritrosit selama hidupnya tetap berada
dalam darah. Sel – sel ini mampu mengangkut oksigen secara efektif tanpa meninggalkan
pembuluh darah serta cabang – cabangnya. Sebaliknya leukosit melaksanakan fungsinya di
dalam jaringan, sedangkan keberadaannya dalam darah hanya melintas saja. Trombosit
melakukan fungsinya pada dinding pembuluh darah, sedangkan trombosit yang ada dalam
sirkulasi tidak mempunyai fungsi khusus (Frances, K.Widmann 2003).
Sel darah merah berbentuk cakram bikonkaf dengan diameter sekitar 7,6 mikron,
tebal bagian tepi 2 mikron dan bagian tengahnya 1 mikron atau kurang, tersusun atas
membran yang sangat tipis sehingga sangat mudah terjadi difusi oksigen, karbondioksida dan
sitoplasma, tetapi tidak mempunyai inti sel. Produksi eritrosit (eritropoisis) dimulai dari
munculnya eritroblas dari sel sistem primitif dalam sumsum tulang. Eritroblas adalah sel
berinti dalam proses pematangan disumsum tulang menimbun hemoglobin dan secara
bertahap kehilangan intinya yang disebut retikulosit, kemudian selanjutnya mengalami
penyusutan ukuran dan menghilangnya material berwarna gelap (Desmawati, 2013).
Diferensiasi sel sistem multipotensial primitive sumsum tulang menjadi eritroblas di stimulasi
oleh eritropoetin yang diproduksi oleh ginjal dalam keadaan hipoksia lama seperti pada orang
yang tinggal di daerah ketinggian dan setelah dalam keadaan berat terjadi peningkatan kadar
eritropoetin dan stimulasi produksi sel darah merah (Desmawati, 2013). Sel darah merah
yang matang mengandung 200-300 juta hemoglobin (terdiri dari hem yang merupakan
gabungan protoprofirin dengan besi dan globin yang 8 merupakan bagian dari protein yang
tersusun oleh dua rantai beta) dan enzim-enzim seperti G6PD (glukose-6-phospate-
dehydrogenase). Hemoglobin mengandung kira-kira 95% besi dan berfungsi membawa
oksigen dengan cara mengikat oksigen (oksihemoglobin) dan diedarkan ke seluruh tubuh
untuk kebutuhan metabolisme. Darah keseluruhan normalnya mengandung 15 g hemoglobin
per 100 ml darah, atau 30 µm hemoglobin per seribu eritrosit (Desmawati, 2013).
Hemoglobin adalah protein dan pigmen merah yang terdapat dalam sel darah merah.
Normalnya dalam darah pada laki-laki 15.5 g/dl dan pada wanita 14.0 g/dl. Ratarata
konsentrasi hemoglobin (MCHC = Mean Cell Concentration of Hemoglobin) pada sel darah
merah adalah 32 g/dl. Sintesis hemoglobin terjadi selama proses eritropoisis, pemtangan sel
darah merah akan mempengaruhi fungsi hemoglobin.
Komponen utama sel darah meraah adalah molekul haemoprotein, hemoglobin yang
terdiri Dri 60 – 70 %, H2O, 28 – 35 % hemoglobin mengisi kirakira sepertiga dari masa
eritrosit. Dengan menggunakan metode elektrophoretik, hemoglobin dapat ditemukan.
Molekul hemoglobin terdiri atas dua cincin, haem dan globin yang disintesis sendiri – sendiri.
Rantai haem mengandung besi dan merupakan tempat pengikatan oksigen dengan tekanan
relatif tipis. Opada mamalia eritrosit tidak berinti, sedangkan pada unggas dan unta, eritrosit
berinti. Eritrosit didalam pembuluh darah tersusun bertumpuk seperti koin dan disebut
dengan istilah reuloux (Guyton, 2008).
Sel darah putih atau leukosit memiliki jumlah paling sedikit dibandingkan dengan
jumlah sel darah merah atau eritrosit, bentuk sel darah putih adalah lonjong hingga bulat,
leukosit terdiri dari Grnulosit (monosit dan limfosit) dan granulosit (heterofil, eosinofil dan
basofil). Lima jenis sel darah putih yang sudah di identifikasi dalam darah perifer adalah
Eosinofil 1 sampai 2%, Basofil 0 sampai 1%, Neutrofil 55%, Limfosit 36%, Monosit 6%.
Leukosit memiliki bermacammacam fungsi erat kaitannya dengan menghilangkan benda
asing termasuk mikroorganisme patogen. Harga nolmal leukosit adalah 4.000 sampai 10.000
tiap mililiter kubik darah. Fungsi sel darah putih sebagai pertahanan tubuh terhadap infeksi,
memberikan perlindungan badan dari mikroorganisme, yaitu kemampuan sebagai fagosit dan
memakan bakteri hidup yang masuk ke peredaran darah serta membantu dalam penyembuhan
luka (Noercholis, 2013).
C. ALAT DAN BAHAN
Al Bahan
at
• Mikroskop • Immersion Oil • Tisu
• Cover gelas • Darah manusia • Alkohol 70% & 96%
• Gelas obyek • Pewarna Giemsa 3% • Xylol
• Blood lancet • Methanol 100% • Asam asetat glasial
100%
• Optilab • Paper lens
• Pensil warna
D. PROSEDUR KERJA
A. Pembuatan preparat histologi darah probandus
1) Menyiapkan obyek glass yang bersih lalu direndam menggunakan alkohol 70%,
dibiarkan rendaman tersebut di dalam lemari es semalam atau sampai saat digunakan
2) Meletakkan obyek glass di atas tisu kering (sehingga kering), diberi label dan ditulis
identitas pada ujung obyek glass
3) Menyeterilkan ujung jari telunjuk menggunakan kapas yang sudah dibasahi dengan
alkohol 70%
4) Mengatur alat blood lancet pen dan ditusuk ujung jari telunjuk sebelah kiri
5) Membuang tetesan pertama dengan cara mengusap menggunakan kapas yang sudah
dibasahi dengan alkohol 70%
6) Meneteskan darah pada obyek glass pada posisi bagian tepi obyek glass
7) Meletakkan obyek glass yang lain pada sampel tetesan darah dengan posisi miring,
tunggu beberapa waktu sampai tetesan darah memenuhi ujung obyek glass, lalu geser
.-33ke arah berlawanan setipis mungkin
8) Mengeringkan obyek glass beberapa waktu + 10 detik
9) Obyek glass direndam dengan metanol 100% selama 1 menit
10) Obyek glass direndam dengan pewarna giemsa 3% selama 1 menit lalu
dikeringanginkan + 10 detik
11) Obyek glass dicuci dengan aquades atau air mengalir
12) Merendam dengan campuran alkohol 96% : xylol (1:1) selama 1 menit lalu
dikeringanginkan
+ 10 detik
13) Membagi obyek glass yang akan diamati ditetesi dengan xylol 1 tetes (jaga jangan
sampai kering) dan langsung ditutup dengan cover glass
14) Mengamati dibawah mikroskop, dimulai dengan perbesaran kecil berturut-turut 4x, 10x,
40x
15) Melakukan pengamatan terhadap bentuk sel dan identifikasi termasuk jenis sel apa
(eritrosit, leukosit (neutrofil, eosinofil, basofil, limfosit, dan monosit), dan trombosit)
16) Mencatat dan menggambar hasil pengamatan pada tabel data pengamatan
17) Jika diperlukan, maka untuk memperjelas pengamatan, diberi 1 tetes immersion
oil lalu diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 1000x
18) Selesai pengamatan, lensa obyektif mikroskop dibersihkan menggunakan lens paper
yang telah basahi dengan xylol
B. Pengamatan preparat histologi apusan darah
1) Mengamati jaringan jaringan darah menggunakan preparat apusan yang telah anda buat!
2) Menggambar dan memfoto hasil pengamatan jaringan sesuai perbesaran di mikroskop!
3) Menentukan bagian-bagian pada preparat yang saudara amati tersebut! Gunakan
berbagai sumber belajar (seperti buku referensi histologi, atlas histologi, atau referensi
lainnya yang terkait) sebagai acuan untuk mengerjakan prosedur ini!
E. HASIL PENGAMATAN

No. Gambar/Foto Preparat Gambar/Foto Preparat Gambar dari literatur


(dari foto (hasil gambar tangan (yang relevan/sesuai
mikroskop/optilab) dengan pensil warna) dengan hasil
dan keterangan dan keterangan bagian- pengamatan) dan
bagian-bagiannya bagiannya keterangan bagian-
bagiannya
1. Jaringan Darah
(perbesaran 400x).

F. PEMBAHASAN
Pada kegiatan praktikum hari Senin tanggal 6 Desember pukul 09.00 WIB yang
dilakukan secara luring, kami melakukan kegiatan praktikum “Mikroteknik Jaringan Darah”
yang mempunyai tujuan untuk membuat preparat jaringan darah manusia dengan metode
apus serta mendeskripsikan jaringan darah pada preparat yang sudah dibuat. Kegiatan
praktikum mikroteknik jaringan darah menggunakan alat dan bahan seperti, mikroskop, cover
gelas, gelas obyek, blood lancet, optilab, immersion oli, darah manusia, pewarna giemsa 3 %,
methanol 100 %, paper lens, tisu, alkohol 70 % dan 96%, Xylol, asam asetat glasial 100 %.
Pada pengamatan jaringan darah dengan preparat yang sudah dibuat. Langkah
pertama yang kami lakukan yaitu mengamati penyusun jaringan darah dengan perbesaran
400x. Jaringan darah adalah jaringan ikat khusus yang istimewa karena sifat
dankondisi fisik dari darah berbeda dengan jaringan ikat lainnya. Jaringan ini
berupacairan dengan komponen utamanya adalah sel – sel darah dan plasma darah. Pada
pengamatan jaringan darah terdapat struktur penyusun jaringan darah yang terdiri dari sel
darah merah (Eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan trombosit. Namun, pada hasil
pengamatan ini hanya nampak sel darah merah (eritrosit). Sel darah merah (Eritrosit) ini
tidak mempunyai nukleus sel ataupun organela, dan tidak dianggap sebagai sel dari segi
biologi. Eritrosit mengandung hemoglobin dan mengedarkan oksigen. Sel darah merah juga
berperan dalam penentuan golongan darah. Keping-keping darah atau trombosit ini
bertanggung jawab dalam proses pembekuan darah. Proses pembentukan eritrosit terjadi
dalam sumsum tulang belakang. Pembentukannya melalui beberapa tahap, mulaa – mula
besar dan berisi nukleus tidak berisi hemoglobin kemudian dimuati hemoglobin dan akhirnya
kehilangan nukleusnya dan siap diedarkan dalam sirkulasi darah yang kemudian akar beredar
di dalam tubuh selama lebih kurang 25 – 140 hari, setelah itu akan mati. Komponen utama sel
darah merah adalah molekul haemoprotein, hemoglobin. Molekul hemoglobin terdiri atas dua
cincin, haem dan globin yang disintesis sendiri – sendiri. Pada mamalia eritrosit tidak berinti,
sedangkan pada unggas dan unta, eritrosit berinti. Eritrosit didalam pembuluh darah tersusun
bertumpuk seperti koin dan disebut dengan istilah reulloux. Fungsi sel darah merah adalah
mengikat oksigen (oksihemoglobin) dari paru – paru untuk diedarkan ke seluruh jaringan
tubuh dan mengikat karbon dioksida dari jaringan tubuh untuk dikeluarkan melalui paru –
paru.
Struktur jaringan darah yang kedua yaitu Leukosit (sel darah putih). Leukosit
merupakan unit yang aktif dari sistem pertahanan tubuh yang terdiri dari neutrofil, eosinofil,
basofil, monosit, dan limfosit. Leukosit adalah sel darah yang mengandung inti, disebut juga
sel darah putih, bergerak bebas secara ameboid, berfungsi melawan kuman secara fagositosis,
dibentuk oleh jaringan retikulo endothelium disumsum tulang untuk granulosit dan kelenjar
limpha untuk agranulosit. Leukosit di dalam tubuh tidak berasosiasi dengan jaringan tertentu,
leukosit bekerja secara independent. Leukosit dapat bergerak dengan bebas, berinteraksi, dan
menangkap partikel, serpihan, atau mikroorganisme asing. Bentuk dan sifat leukosit berbeda
dengan eritrositr. Leukosit memiliki macam – macam inti sehingga bisa dibedakan
berdasarkan inti sel. Leukosit ini berfungsi sebagai sel pertahanan tubuh yaitu membunuh dan
memakan bibit penyakit atau bakteri yang masuk dalam jaringan. Leukosit ini juga berfungsi
sebagai pengangkut zat lemak dari dinidng usus melalui limpa ke pembuluh darah. Sel lekosit
yang dibentuk di dalam sumsum tulang disebut granulopoiesis. Bertambahnya jumlah lekosit
terjadi dengan mitosis, yaitu suatu proses pertumbuhan dan pembelahan secara berurutan
yang kemudian dilepaskan oleh sumsum tulang ke dalam sirkulasi
Struktur jaringan darah yang ketiga yaitu trombosit. Trombosit adalah fragmen
sitoplasma megakariosit yang tidak berinti dan terbentuk di sumsum tulang. Trombosit tidak
dapat dipandang sebagai sel utuh karena berasal dari sel raksasa yang berada di sumsum
tulang yang dinamakan megakariosit. Trombosit mempunyai bentuk bulat dan tidak
mempunyai inti. Trombosit ini juga masih mempunyai mitokondria, butir glikogen. Fungsi
utama trombosit adalah membentuk sumbat yang merupakan respons hemostatik normal
terjadinya cedera vaskular yang dapat terjadi kebocoran spontan darah melalui pembuluh
halus.
Pada metode pembuatan preparat apusan darah ini terdapat kelemahan dan kelebihan.
Kelemahannya yaitu tidak terlihatnya struktur penyusun jaringan darah sel darah putih
(Leukosit) dan Trombosit sehingga kita tidak dapat mengetahui dengan langsung.
Kelebihannya yaitu terlihatnya sel darah merah (Eritrosit) yang berbentuk seperti cakram
bikonkraf yang tersusun atas membran yang sangat tipis.
G. KESIMPULAN DAN SARAN
Pada praktikum dengan metode pembuatan preparat apusan darah dilakukan dengan
cara yaitu menyiapkan objek glaas yang telah direndam dengan alkohol, meletakkan obyek
glass di atas tissu dan diberi label identitas, menyetrilkan bagian ujung jari menggunakan
kapas alkohol, mengatur alat blood lancet pen kemudian ditusuk di ujung jari telunjuk,
membuang tetasan pertama dengan mengusap menggunakan kapas alkohol, meneteskan
darah pada obyek glass dibagian tepi. Meletakan obyek glass lain kemudian digeser kebawah
dengan setipis mungkin lalu keringkan ± 10 detik, setelah itu rendam kedalam metanol
selama 1 menit, kemudian rendam menggunakan pewarna giemsa selama 1 menit lalu
keringkan ± 10 detik, mencuci obyek glass menggunakan aquades mengalir, kemudian
rendam dengan xylol dan tutup menggunakan cover glass, mengamati dibawah mikroskop
dengan perbesaran 4x, 10x, 40x, mengamati pengamatan terhadap bentuk sel dan
identifikasinya. Pada pengamatan ini hanya terlihat bagian sel darah merah (eritrosit) yang
berbentuk seperti cakram bikonkraf yang tersusun atas membran yang sangat tipis.
Komponen utama sel darah merah adalah molekul haemoprotein, hemoglobin. Molekul
hemoglobin terdiri atas dua cincin, haem dan globin yang disintesis sendiri – sendiri.
Meskipun kami menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan laporan praktikum
ini akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu kami perbaiki. Hal
ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan dan kurangnya pengalaman kami. Oleh karena
itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan sebagai bahan
evaluasi untuk kedepannya.
H. DAFTAR PUSTAKA
Tim Struktur Perkembangan Hewan. 2018. Petunjuk Praktikum Struktur Perkembangan
Hewan (SPH). Universitas Muhammadiyah Jember : Jember
Larasuci, Ni. 2018. BAB II Tinjauan Pustaka Darah. Tersedia di
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/424/3/BAB%20II.pdf. Diakses pada tanggal
6 Desember 2021 pukul 18.35 WIB.
Sari. 2019. Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1. Tinjauan Darah. Tersedia di
http://repository.um-surabaya.ac.id/4869/3/BAB_2.pdf. Diakses pada tanggal 6
Desember 2021 pukul 18.53 WIB.
Naziyulloh, Fa. 2017. BAB II Tinjauan Pustaka Darah. Tersedia di
http://repository.unimus.ac.id/1413/3/BAB%20II.pdf. Diakses pada tanggal 11
Desember 2021 pukul 13.27 WIB.
Saputri. 2018. BAB II Tinjauan Pustaka. Tersedia di \
http://repository.unimus.ac.id/2386/3/BAB%20II.pdf . Diakses pada tanggal 11
Desember 2021 pukul 14.01 WIB.
Rahmawati. 2020. 9 BAB II Tinjauan Pustaka. Tersedia di
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2652/4/Chapter%202.pdf. Diakses pada tanggal 11
Desember 2021 pukul 14.49 WIB.

Anda mungkin juga menyukai