Anda di halaman 1dari 55

No.

Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 1 dari 1

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA

ACARA I

KETEPATAN, KETELITIAN,
DAN PENGENALAN ALAT LABORATORIUM

Disusun oleh:
Nama : Irfan Agus Nugroho
NIM : 21/483073/BI/10890
Gol Hari/ Kelompok : Senin II/6
Asisten : Angellia Melliana Pramesthi

LABORATORIUM BIOKIMIA
FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2022
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 1 dari 1

ACARA I

KETEPATAN, KETELITIAN
DAN PENGENALAN ALAT LABORATORIUM

I. TUJUAN
Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari mengenai ketepatan dan
ketelitian melalui percobaan titrasi dengan 2 ulangan, percobaan pengambilan
akuades dengan mikropipet, dan percobaan penimbangan dengan timbangan
analitik. Selain itu, praktikum ini juga bertujuan untuk mempelajari mengenai
proses pengenceran dan konsentrasi, serta mengenal dan mempelajari fungsi alat
gelas dan alat besar yang terdapat di Laboratorium Biokimia.

II. DASAR TEORI


Dalam penelitian, dikenal adanya istilah ketepatan dan ketelitian pada hasil
penelitian yang diperoleh. Ketepatan dan ketelitian berkaitan dengan hasil
pengukuran yang diperoleh. Akurasi atau ketepatan merupakan kedekatan hasil
pengukuran terhadap nilai yang sesungguhnya atau nilai yang diterima,
sedangkan kepresisian atau merupakan kedekatan hasil tiap pengulangan
pengukuran sehingga mendapatkan hasil yang sama atau mendekati sama
(Fitrya et al., 2017)
Terdapat beberapa kesalahan yang dapat memperngaruhi ketepatan dan
ketelitian hasil pengukuran. Kesalahan-kesalahan tersebut sering dikatakan
sebagai error dalam pengukuran. Kesalahan atau eror memiliki pengertian
sebagai perbedaan antara hasil yang diperoleh dengan nilai benar. Terdapat
beberapa tipe kesalahan atau error yang dapat terjadi dalam pengukuran,
seperti kesalahan sistemik (Systematic Error), kesalahan acak (Random Error),
dan (Gross Error). Kesalahan sistemik merupakan kesalahan yang bersifat
tetap serta dapat diakibatkan oleh kesalahan alat ukur maupun kesalahan dalam
cara menggunakan alat ukur oleh pengukur. Kesalahan sistemik (Systematic
Error) bersifat konstan atau bervariasi sehingga dapat diperkirakan, namun
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 1 dari 1

tidak dapat dikurangi dengan melakukan pengulangan pengukuran (Dimyati et


al., 2012). Kesalahan acak (Random Error) merupakan kesalahan yang tidak
dapat diperkirakan ukuran maupun tanda-tandanya. Oleh karenanya, keslahan
tipe ini tidak dapat dihilangkan dan akan selalu ada dalam setiap proses
pengukuran yang dilakukan. Sedangkan Gross error merupakan kesalahan
yang disebabkan oleh kejadian tertentu, dan bukan merupakan kejadian acak,
sehingga cenderung dapat untuk diatasi. Gross error dapat terjadi dikarenakan
kurang baiknya kondisi instrumen, kesalahan saat kalibrasi, atau bahkan karena
terdapat ketidaksempurnaan proses yang berlangsung (Sutrisno et al., 2014).
Titrasi merupakan suatu metode untuk menentukan konsentrasi senyawa A
dengan menambahkan larutan B dengan konsentrasi yang telah diketahui.
Konsentrasi senyawa A dapat diperoleh dengan menghitung volume larutan B
yang diperlukan hingga mencapai titik ekuivalen. Titik ekuivalen merupakan
titik dimana reaktan yang ditambahkan (asam & basa) memiliki jumlah yang
sama dan sudah tercampur. Untuk mengetahui tercapainya titik ekivalen dapat
dilakukan dengan menambahkan indikator yang akan berubah warna ketika
telah tercapai titik ekuivalen. Dalam metode titrasi, dikenal titran dan analit.
Titran merupakan larutan standar yang sudah diketahui konsentrasinya yang
kemudian ditambahkan selama proses titrasi, sedangkan analit merupkan
senyawa yang dititrasi (Ebbing & Gamon, 2017). Dalam proses titrasi, titran
akan ditambahkan secara perlahan ke dalam analit hingga terjadi perubahan
warna larutan yang menandakan telah tercapainya titik ekuivalen. Kemudian
volume titran yang diperlukan untuk mencapai titik ekuivalen digunakan dalam
perhitungan untuk memnentukan konsentrasi. Terdapat beberapa jenis titrasi,
seperti titrasi asam-basa (asidi-alkalimetri), titrasi kompleksometri, titrasi
redoks, dan titrasi presipitasi. Titrasi asam-basa didasarkan pada prinsip
netralisasi yang melibatkan ion H₃O⁺ dengan ion OHˉ untuk membentuk air,
jika titran yang digunakan berupa asam maka disebut titrasi asidimetri dan jika
titran yang digunakan berupa larutan basa maka disebut titrasi alkalimetri.
Titrasi kompleksometri merupakan titrasi yang bergantung pada kombinasi ion
(selain H⁺ dan OHˉ) untuk membentuk ion atau senyawa yang dapat larut.
Titrasi redoks merupakan titrasi yang melibatkan reaksi redoks berupa transfer
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 1 dari 1

elektron dari zat pereduksi ke zat pengoksidasi. Lalu titrasi presipitasi


merupakan metode titrasi yang didasarkan pada pembentukan endapan
(Amrita, 2022).
Pengenceran merupakan suatu proses pembuatan larutan dari larutan yang
lebih pekat menjadi lebih encer dengan cara melakukan penambahan
sejumlah pelarut dengan volume dan konsentrasi tertentu sesuai dengan
konsentrasi akhir yang diinginkan. Pelarut yang digunakan dalam proses
pengenceran dapat berupa akuades atau H₂O. Proses pengenceran dapat
dilakukan dengan penambahan akuades dan dengan menggunakan labu ukur
agar lebih akurat karena memiliki skala tunggal akurat. Namun dalam
penambahan akuades tidak boleh melewati tanda batas, karena jika melewati
tanda batas (meniskus) maka konsentrasi larutan akan berubah (Hikmayanti &
Utami, 2019). Konsetrasi larutan merupakan angka yang menyatakan
hubungan perbandingan antara zat terlarut dan pelarut. Konsentrasi larutan
dapat dinyatakan dalam satuan Molaritas (M), Normalitas (N), Molalitas (m),
Fraksi Mol (X), Persen Berat (% w/w), ataupun Bagian per juta (part per
million, ppm). Molaritas merupakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 L larutan.
Sedangkan Normalitas memiliki pengertian sebagai jumlah mol ekivalen zat
terlarut per L larutan. Molalitas memiliki pengertian jumlah mol zat terlarut
dalam 1000 gr pelarut. Fraksi mol memiliki pengertian suatu perbandingan
jumlah mol suatu senyawa dengan jumlah total seluruh senyawa dalam satu
larutan. Persen berat memiliki pengertian jumlah gram zat terlarut dalam 100
gr larutan (Widayani, 2018).
Terdapat berbagai macam alat yang terdapat di Laboratorium Biokimia.
Alat-alat tersebut secara umum terbagi menjadi 2 yaitu alat gelas dan alat
besar. Beberapa contoh alat gelas tersebut diantaranya adalah labu ukur,
Erlenmeyer, gelas ukur, pipet gondok, pipet ukur, pipet tetes, mikropipet, pipet
pump, propipet, pengaduk gelas, corong gelas, corong pisah, penjepit kayu,
tabung reaksi, bunsen, dan desikator. Sedangkan beberapa contoh alat besar
yang terdapat di Laboratorium Biokimia seperti lemari asam, microwave,
vortex, oven dryer, inkubator shaker, almari maserasi, oven, inkubator,
sonikator, magnetic stirrer, timbangan semi analitik, timbangan analitik,
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 1 dari 1

blender, kompor listrik, mantel heater, sentrifuge, thermo-cycler, apparatus


elektrotoresis, almari pendingin, freezer, UV transiluminator, open PCR, pH
meter, spektrometri Vis, spektrometri UV-VIS dan LAF.

III. METODE
A. Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan Titrasi adalah larutan A,
indikator phenolphthalein (PP), dan larutan B. Pada percobaan
pengenceran, bahan yang digunakan adalah larutan X dan akuades.
Sedangkan bahan yang digunakan pada percobaan penggunaan
mikropipet adalah akuades.

B. Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah pipet gondok yang
berfungsi untuk mengambil larutan dengan volume tertentu, propipet
untuk memompa larutan saat menggunakan pipet gondok, erlenmeyer
untuk menampung larutan dan mereaksikan larutan, pipet tetes untuk
mengambil larutan, buret makro untuk melakukan titrasi, dan penyangga
buret makro untuk menyangga buret saat melakukan titrasi. Labu ukur
berfungsi untuk mengencerkan larutan, dan corong gelas untuk
membantu memindahkan larutan. Mikropipet berfungsi untuk
mengambil larutan dalam skala mikroliter, pipet tip untuk mengambil
dan menampung larutan yang diambil dengan mikropipet, mikrotube
untuk wadah menyimpan larutan yang diambil dengan mikropipet, gelas
beker untuk wadah larutan, dan timbangan analitik untuk menimbang
mikrotube serta akuades.

C. Cara Kerja
1. Titrasi
Cara kerja yang dilakukan pada percobaan titrasi adalah mula-
mula sebanyak 10 mL larutan A diambil dengan pipet gondok,
kemudian dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Selanjutnya
ditambahkan 2 tetes indikator PP dengan pipet tetes ke dalamnya.
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 1 dari 1

Setelah itu skala awal buret dicatat, kemudian larutan A dan


larutan B ditirasi dengan buret. Setelah itu diamati hingga terjadi
perubahan warna, dihitung volume larutan B yang digunakan dan
dirata-rata. Langkah-langkah ini diulang sebanyak dua kali.
2. Pengenceran
Cara kerja yang dilakukan pada percobaan pengenceran adalah
mula-mula sebanyak 2 mL larutan X diambil dengan pipet
gondok, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur. Selanjutnya
ditambahkan akuades hingga batas lalu digojog. Sebanyak 10 mL
campuran tersebut kemudian diambil dengan pipet gondok dan
dimasukkan ke dalam labu ukur. Selanjutnya ditambahkan
akuades hingga batas lalu digojog. Setelah itu konsentrasi larutan
kemudian dihitung.
3. Penggunaan Mikropipet
Cara kerja yang dilakukan pada percobaan penggunaan
mikropipet adalah mula-mula dilakukan terlebih dahulu kalibrasi
timbangan analitik dengan dinyalakan 5 menit sebelum
digunakan, lalu ditekan tombol power, dan ditunggu hingga
muncul angka 0 pada timbangan analitik sehingga timbangan siap
digunakan. Kemudian mikrotube ditimbang dengan keadaan
terbuka dan pintu timbangan analitik ditutup. Selanjutnya
ditunggu hingga angka timbangan stabil dan muncul tanda
bintang, lalu dicatat berat mikrotube. Selanjutnya mikropipet
dipilih menyesuaikan volume larutan yang digunakan. Skala
mikropipet kemudian diatur sesuai volume larutan yang akan
diambil. Kemudian pipet tip dipasang pada ujung mikropipet.
Setelah itu, push button ditekan hingga stop pertama (first stop),
dan pipet tip dimasukkan ke dalam larutan. Setelah larutan
terambil, push button kemudian dilepaskan. Kemudian push
button ditekan hingga stop kedua (second stop) dan larutan
dibiarkan keluar. Selanjutnya ejector ditekan dan pipet tip lepas.
Setelah digunakan, skala mikropipet diatur ke skala
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 1 dari 1

maksimalnya. Mikrotube berisi akuades tadi kemudian ditimbang


dengan menggunakan timbangan analitik, lalu dicatat beratnya
dan dibandingkan dengan berat mikrotube kosong. Tombol
power pada timbangan analitik kemudian ditekan untuk
dimatikan.
D. Bagan Alir
1. Titrasi

10 mL larutan A Ditambahkan 2
Skala awal buret
dimasukkan ke tetes indikator
dicatat dan
dalam erlenmeyer PP

Diamati
Diulang perubahan warna, Larutan A dan
sebanyak dua kali dihitung volume larutan B ditirasi
yang digunakan
Gambar 1. Bagan Alir Percobaan Titrasi
2. Pengenceran

2 mL larutan X Ditambahkan 10 mL campuran


dimasukkan ke akuades hingga dimasukkan
dalam labu ukur batas, digojog dalam labu ukur

Konsentrasi Ditambahkan
larutan kemudian akuades hingga
dihitung. batas, digojog

Gambar 2. Bagan Alir Percobaan Pengenceran


3. Penggunaan Mikropipet

Timbangan analitik Ditekan tombol Mikrotube


dinyalakan 5 menit power, ditunggu ditimbang dengan
sebelum digunakan hingga muncul keadaan terbuka
angka 0

Mikropipet dipilih & Ditunggu hingga


Berat microtube angka timbangan
skala diatur sesuai
dicatat stabil dan muncul
volume larutan
tanda bintang,
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 1 dari 1

Pipet tip dipasang Push button ditekan Setelah larutan


pada ujung hingga first stop, terambil, push
mikropipet pipet tip dimasuk- button dilepas.
kan ke larutan

Setelah digunakan, Push button ditekan


Ejector ditekan
skala mikropipet hingga second stop,
diatur ke skala dan pipet tip
lepas larutan dibiarkan
maksimal keluar

Mikrotube berisi Dibandingkan Tombol power


akuades ditimbang, dengan berat timbangan
dicatat beratnya mikrotube analitik ditekan
kosong untuk dimatikan.

Gambar 3. Bagan Alir Percobaan Penggunaan Mikropipet

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, diperoleh hasil sebagai
berikut:
Tabel 1. Alat-alat yang Terdapat di Laboratorium Biokimia beserta
Fungsinya
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 1 dari 1
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 1 dari 1
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 1 dari 1
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 1 dari 1
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 1 dari 1
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 1 dari 1
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 1 dari 1
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 1 dari 1
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 1 dari 1
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 1 dari 1
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 1 dari 1
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 1 dari 1
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 1 dari 1
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 1 dari 1
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 1 dari 1

Table 2. Volume Titran Untuk Menetralkan Larutan A (mL)

No Kelompok Volume Titran (mL) Rata-rata (mL)


IUP 1 (1) 8.4
1 5.35
IUP 1 (2) 2.3
IUP 2 (1) 2.7
2 1.6
IUP 2 (2) 0.5
Kelompok 1 (1) 1.6
3 2.1
Kelompok 1 (2) 2.6
Kelompok 2 (1) 2
4 1.5
Kelompok 2 (2) 1
5 Kelompok 3 (1) 2 1.85
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 1 dari 1

Kelompok 3 (2) 1.7


Kelompok 4 (1) 1.1
6 1.95
Kelompok 4 (2) 2.8
Kelompok 5 (1) 3
7 3.5
Kelompok 5 (2) 4
Kelompok 6 (1) 1.7
8 1.9
Kelompok 6 (2) 2.1
Berdasarkan Tabel 2, diperoleh hasil rata-rata volume titran untuk
kelompok IUP 1 adalah 5.35 mL, kelompok IUP 2 adalah 1.6 mL,
kelompok 1 adalah 2.1 mL, kelompok 2 adalah 1.5 mL, kelompok 3
adalah 1.85 mL, kelompok 4 adalah 1.95 mL, kelompok 5 adalah 3.5
mL, dan kelompok 6 adalah 1.9 mL. Sehingga, rata-rata volume terbesar
diperoleh pada percobaan kelompok IUP 1 sebesar 5.35 mL, dan rata-
rata volume terkecil diperoleh pada percobaan kelompok 2 sebesar 1.5.

Table 3. Konsentrasi Larutan

No Volume awal (mL) Volume akhir (mL) Konsentrasi larutan


(mg/mL)
1 2 100 0,02 X
2 10 250 0,0008 X
Berdasarkan Tabel 3, diperoleh hasil bahwa pada pengenceran
pertama volume awal larutan adalah 2 mL dan volume akhir larutan
adalah 100 mL, sehingga diperoleh konsentrasi larutan sebesar 0,02 X
mg/mL. Pada pengenceran kedua volume awal larutan adalah 10 mL dan
volume akhir larutan adalah 250 mL, sehingga diperoleh konsentrasi
larutan sebesar 0,0008 X mg/mL. Oleh karena itu, diperoleh konsentrasi
larutan terbesar pada pengenceran pertama yaitu sebesar 0,02 X mg/mL,
dan konsentrasi larutan terkecil pada pengenceran kedua yaitu sebesar
0,0008 X mg/mL.

Table 4. Hasil Penimbangan dan Pengambilan Menggunakan


Mikropipet (mL)

Volume Berat Selisih berat


Berat microtube + awal dan
Kelompok akuades
mikrotube akuades akhir (mg)
(µL)
IUP 1 3 983 986 3
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 1 dari 1

IUP 2 5 984 988 4


Kelompok 1 9 982 991 9
Kelompok 2 11 982 1010 28
Kelompok 3 14 984 998 14
Kelompok 4 100 989 1091 102
Kelompok 5 225 983 1223 240
Kelompok 6 3 989 992 3
Berdasarkan Tabel 4, diperoleh hasil volume akuades yang diambil
pada kelompok IUP 1 sebesar 3 µL dan selisih berat awal dan akhir
sebesar 3 mg. Pada kelompok IUP 2, volume akuades yang diambil
sebesar 5 µL dan selisih berat awal dan akhir sebesar 4 mg. Pada
kelompok 1, volume akuades yang diambil sebesar 9 µL dan selisih berat
awal dan akhir sebesar 9 mg. Pada kelompok 2, volume akuades yang
diambil sebesar 11 µL dan selisih berat awal dan akhir sebesar 28 mg.
Pada kelompok 3, volume akuades yang diambil sebesar 14 µL dan
selisih berat awal dan akhir sebesar 14 mg. Pada kelompok 4, volume
akuades yang diambil sebesar 100 µL dan selisih berat awal dan akhir
sebesar 102 mg. Pada kelompok 5, volume akuades yang diambil sebesar
225 µL dan selisih berat awal dan akhir sebesar 240 mg. Lalu pada
kelompok 6, volume akuades yang diambil sebesar 3 µL dan selisih berat
awal dan akhir sebesar 3 mg. Selisih volume akuades terbesar melalui
pengambilan dengan mikropipet dan penimbangan diperoleh pada
percobaan kelompok 2 dengan selisih sebesar 17 mL, sedangkan selisih
terkecil diperoleh pada percobaan kelompok IUP 1, kelompok 1,
kelompok 3, dan kelompok 6 dengan selisih 0 mL.
B. Pembahasan
Pada praktikum kali ini terdapat pengenalan alat-alat yang terdapat
di laboratorium, dan dilakukan pula percobaan titrasi, pengenceran, dan
penggunaan mikropipet. Pengenalan alat bertujuan untuk memberikan
pemahaman mengenai alat – alat laboratorium, baik alat gelas maupun
alat besar yang terdapat di laboratorium biokimia beserta dengan
fungsinya. Sedangkan percobaan titrasi, pengenceran, dan penggunaan
mikropipet secara umum bertujuan untuk mempelajari mengenai
ketepatan dan ketelitian.
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 1 dari 1

Percobaan titrasi bertujuan untuk menentukan konsentrasi suatu zat


dalam larutan dengan menggunakan zat lain secara kuantitatif yang telah
diketahui konsentrasinya hingga mencapai titik ekuivalen. Prinsip kerja
pada percobaan ini adalah netralisasi asam dan basa (Amrita, 2022).
Mekanisme reaksi yang terjadi adalah perubahan warna indikator pada
titik ekuivalen. Titik ekuivalen adalah titik dimana asam dan basa sudah
homogen sehingga mol larutan A sama dengan mol larutan B (Ebbing &
Gamon, 2017). Pada percobaan ini, digunakan beberapa bahan seperti
larutan A yang berfungsi sebagai analit, larutan B yang berfungsi sebagai
titran atau yang menganalit, dan indikator PP berfungsi untuk
menunjukkan tercapainya titik ekuivalen. Titran merupakan larutan
standar yang sudah diketahui konsentrasinya yang kemudian
ditambahkan selama proses titrasi, sedangkan analit merupkan senyawa
yang dititrasi (Ebbing & Gamon, 2017). Selain itu, pemberian tetesan
dilakukan secara perlahan sembari dilakukan penggojogan yang
bertujuan untuk mencegah terlewatnya titik ekuivalen. Percobaan
diulangi sebanyak 2 kali untuk mengetahui ketelitian hasil yang
diperoleh. Percobaan pada praktikum ini tergolong ke dalan titrasi asam
basa atau titrasi asidi-alkalimetri. Berdasarkan percobaan yang telah
dilakukan, diperoleh hasil bahwa rata-rata volume titran untuk kelompok
IUP 1 adalah 5.35 mL, kelompok IUP 2 adalah 1.6 mL, kelompok 1
adalah 2.1 mL, kelompok 2 adalah 1.5 mL, kelompok 3 adalah 1.85 mL,
kelompok 4 adalah 1.95 mL, kelompok 5 adalah 3.5 mL, dan kelompok
6 adalah 1.9 mL. Sehingga, rata-rata volume terbesar diperoleh pada
percobaan kelompok IUP 1 sebesar 5.35 mL, dan rata-rata volume
terkecil diperoleh pada percobaan kelompok 2 sebesar 1.5. Berdasarkan
data tersebut, dapat dikatakan bahwa hasil yang diperoleh beberpa
kelompok menunjukkan hasil yang tepat dan teliti.
Percobaan pengenceran bertujuan untuk mendapatkan larutan
dengan konsentrasi yang lebih rendah. Prinsip kerja pada percobaan ini
adalah konsep dasar reaksi kimia secara kuantitatif atau stoikiometri.
Sehingga jumlah mol larutan sebelum diencerkan sama dengan mol
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 1 dari 1

larutan sesudah diencerkan, yang berbeda hanyalah konsentrasinya.


Mekanisme reaksi yang terjadi adalah ketika pelarut ditambahkan dengan
suatu larutan, maka konsentrasi zat terlarut akan turun. Semakin banyak
pelarut yang ditambahkan maka konsentrasi larutan akan semakin
rendah. Semakin rendah konsentrasi maka warna larutan akan semakin
pudar, begitu pula sebaliknya. Pada percobaan ini, digunakan beberapa
bahan seperti larutan X yang berfungsi sebagai zat terlarut atau solute,
larutan aquades berfungsi sebagai zat pelarut atau solvent. Selain itu,
dilakukan penggojogan minimal 3 kali yang bertujuan untuk
homogenisasi, dan pengenceran dilakukan di labu ukur karena labu ukur
memiliki 1 skala (batas tunggal akurat) sehingga dapat lebih akurat.
Proses penggojoggan dilakukan dengan memutar labu ukur sebear 180°
dan minimal sebanyak 3 kali agar larutan tercampur homogen. Proses
pengenceran dapat dilakukan dengan penambahan akuades dan dengan
menggunakan labu ukur agar lebih akurat karena memiliki skala tunggal
akurat. Namun dalam penambahan akuades tidak boleh melewati tanda
batas, karena jika melewati tanda batas (miniskus) maka konsentrasi
larutan akan berubah (Hikmayanti & Utami, 2019). Berdasarkan
percobaan yang telah dilakukan, diperoleh hasil konsentrasi larutan
terbesar pada pengenceran pertama yaitu sebesar 0,02 X mg/mL, dan
konsentrasi larutan terkecil pada pengenceran kedua yaitu sebesar 0,0008
X mg/mL.
Percobaan mikropipet bertujuan untuk melihat keakuratan dan
ketelitian dengan pengambilan aquades menggunakan mikropipet.
Akurasi atau ketepatan merupakan kedekatan hasil pengukuran terhadap
nilai yang sesungguhnya atau nilai yang diterima, sedangkan
kepresisian atau merupakan kedekatan hasil tiap pengulangan
pengukuran sehingga mendapatkan hasil yang sama atau mendekati
sama (Fitrya, dkk., 2017). Prinsip kerja pada percobaan ini adalah
akurasi dan presisi. Mekanisme yang terjadi adalah first stop, second
stop, dan ejector. First stop berfungsi untuk mengambil larutan, second
stop berfungsi untuk mengeluarkan larutan, dan ejector button berfungsi
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 1 dari 1

untuk melepas pipet tip. Langkah pertama penggunaan mikropipet dapat


diawali dengan mengatur skala mikropipet yang sesuai dengan volume
yang dibutuhkan dalam percobaan. Kemudian pipet tip dapat dipasang,
lalu first stop dapat ditekan untuk mengambil larutan dan dapat
dilepaskan. Kemudian second stop dapat ditekan untuk melepas larutan
dan pipet tip dapat dilepas dengan menekan ejector button, dan tahap
selanjutnya adalah ukuran volume mirktopipet ke volume maksimal.
Terdapat beberapa tipe mikropipet dengan pipet tip yang digunakan,
seperti mikropipet memiliki berbagai ukuran seperti mikropipet P2, P20,
P200, dan P100, serta pipet tip berwarna putih, kuning, dan bitu.
Mikropipet ukuran P2 dapat mengukur larutan dengan volume 0,2-2 μL
dengan menggunakan pipet tip berwarna putih. Mikropipet ukuran P20
dapat mengukur larutan dengan volume 2-20 μL dan menggunakan pipet
tip berwarna putih. Mikropipet P200 dapat mengukur larutan dengan
volume 20 μL-200 μL dan menggunakan pipet tip berwarna kuning.
Lalu, mikropipet P1.000 dapat mengukur larutan dengan volume 100-
1000 μL dengan pipet tip berwarna biru. Berdasarkan percobaan yang
dilakukan, diperoleh hasil selisih volume akuades terbesar melalui
pengambilan dengan mikropipet dan penimbangan diperoleh pada
percobaan kelompok 2 dengan selisih sebesar 17 mL, sedangkan selisih
terkecil diperoleh pada percobaan kelompok IUP 1, kelompok 1,
kelompok 3, dan kelompok 6 dengan selisih 0 mL. Selisih yang kecil
tersebut menunjukkan keakuratan hasil pengukuran yang diperoleh,
sedangkan selisih yang terlalu besar menunjukkan ketidakakuratan hasil
pengukuran yang diperoleh. Ketidakakuratan ini dapat disebabkan oleh
dapat faktor praktikan yang kurang tepat dalam penggunaan mikropipet.
Terdapat berbagai macam alat yang terdapat di Laboratorium
Biokimia. Alat-alat tersebut secara umum terbagi menjadi 2 yaitu alat
gelas dan alat besar. Beberapa contoh alat gelas tersebut diantaranya
adalah labu ukur, Erlenmeyer, gelas ukur, pipet gondok, pipet ukur, pipet
tetes, mikropipet, pipet pump, propipet, pengaduk gelas, corong gelas,
corong pisah, penjepit kayu, tabung reaksi, bunsen, dan desikator.
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 1 dari 1

Sedangkan beberapa contoh alat besar yang terdapat di Laboratorium


Biokimia seperti lemari asam, microwave, vortex, oven dryer, inkubator
shaker, almari maserasi, oven, inkubator, sonikator, magnetic stirrer,
timbangan semi analitik, timbangan analitik, blender, kompor listrik,
mantel heater, sentrifuge, thermo-cycler, apparatus elektrotoresis, almari
pendingin, freezer, UV transiluminator, open PCR, pH meter,
spektrometri Vis, spektrometri UV-VIS dan LAF. Beberapa alat gelas
memiliki ukuran volume yang beraneka ragam, misalnya labu ukur
terdapat ukuran yang bervariasi mulai dari 50 mL-1000 mL, Erlenmeyer
memiliki ukuran yang bervariasi mulai dari 50 mL-500 mL, pipet
gondok dan pipet ukur memiliki ukuran 1-10 mL, dan lain-lain. Alat
gelas tersebut juga dapat dibedakan menjadi yang dapat dan tidak dapat
dipanaskan. Yang dapat dipanaskan seperti tabung reaksi, gelas piala dan
erlemeyer. Sedangkan yang tidak dapat dipanaskan seperti labu ukur dan
gelas ukur. Masing-masing alat memiliki ketelitian yang berbeda
meskipun memiliki fungsi yang sama, misalnya penggunaan pipet
gondok lebih akurat dibandingkan pipet ukur/pipet tetes untuk
mengambil larutan, penggunaan labu ukur juga lebih akurat
dibandingkan penggunaan gelas beker/Erlenmeyer untuk mengencerkan
sampel, dan seterusnya. Selain itu terdapat pula alat-alat elektronik
seperti microwave yang berfungsi untuk Memanaskan bahan, vortex
untuk proses homogenisasi bahan, oven untuk memanaskan atau
mengeringkan bahan dengan suhu tertentu, incubator untuk Inkubasi
mikroba, dan seterusnya. Fungsi alat secara lebih lengkap dapat dilihat di
Tabel 1. Dalam penggunaannya, beberapa alat memerlukan prosedur
penggunaan ataupun pemeliharaan yang berbeda-beda, sesuai dengan
petunjuk yang terdapat pada alat, terutama untuk alat besar.

V. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan
bahwa di laboratorium dapat ditemui alat laboratorium berupa alat gelas dan alat
dan alat besar. Pada percobaan titrasi, diperoleh hasil paling akurat dan presisi
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 1 dari 1

pada percobaan kelompok 3 dengan selisih volume 0,3 dan volume rata-rata
1,85. Pada percobaan pengenceran, diperoleh hasil konsentrasi sebesar 0,02 X
mg/mL dan 0,0008 X mg/mL. Pada percobaan penggunaan mikropipet dan
penimbangan analitik, diperoleh hasill yang akurat pada percobaan kelompok
IUP I, Kelompok 1, Kelompok 3, dan Kelompok 6, dengan selisih volume 0 mL
menggunakan 2 jenis pengukuran.
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 1 dari 1

VI. DAFTAR PUSTAKA


Amirta. (2011). Acid Base Titration. Virtual Amirta Laboratories Universalizing
Education. [online] Available from:
https://vlab.amrita.edu/?sub=2&brch=193&sim=352&cnt=1 [Accessed:
17/10/2022].
Dimyati, Triwidjaja, H. A. & Untari, E. (2012) Kesalahan-Kesalahan Sistemik
dalam Pengukuran Fisika bagi Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Jurnal Universitas Negeri Malang. 1(1). p. 1–9.
Ebbing, D. D., & Gammon, S.D. (2017) General Chemistry. 11th Ed.
Massachusetts: Cenggage Learning.
Fitrya, N., Ginting, D., Retnawaty, S. F., Febriani, N., Fitri, Y., & Wirman, S. P.
(2017) Pentingnya Akurasi dan Presisi Alat Ukur Dalam Rumah Tangga.
Jurnal Pengabdian Untuk Mu NegeRI, 1(2). p.60–63.
Hikmayanti, M. & Utami, L. (2019) Analisis Kemampuan Multiple Representasi
Siswa Kelas XI MAN 1 Pekanbaru Pada Materi Titrasi Asam Basa. Jurnal
Riset Pendidikan Kimia, 9(1). p. 52-57.
Sukirno, Murniasih, S., Rosidi & Samin. (2015) Evaluasi Ketidakpastian
Pengukuran Multi-Unsur dalam Mineral Zirkon dengan Metode Analisis
Aktivasi Neutron. Jurnal Eksplorium, 36(1). p. 45-56.
Widayani, T. (2018) Penerapan Strategi Quiz Team untuk Meningkatkan
Prestasi Belajar Larutan Mata Pelajaran Kimia pada Siswa Kelas XII SMA
Negeri 1 Sangatta Selatan. Jurnal Ilmiah Pendidikan Eksakta, 4(4). p. 622-
634.
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 1 dari 1

VII. LAMPIRAN
A. Screenshot ber-highlight
(Amrita, 2022).
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 1 dari 1

(Dimyati et al., 2012).


No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 1 dari 1

(Ebbing & Gamon, 2017).


No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 1 dari 1

(Fitrya et al., 2017).

(Hikmayanti & Utami, 2019)


No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 1 dari 1

(Sutrisno et al., 2014).


No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 1 dari 1

(Widayani, 2018).
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 1 dari 1

B. Data mentah dan perhitungan


• Perhitungan titrasi, menghitung konsentrasi larutan A setelah
dititrasi:

• Perhitungan pengenceran 1

• Perhitungan pengenceran 2

C. Bagan Alir dan Laporan Sementara


No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 1 dari 1
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 1 dari 1
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 1 dari 1

D. Borang Pengenalan Alat


No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 1 dari 1
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 1 dari 1
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 1 dari 1
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 1 dari 1
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 1 dari 1
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 1 dari 1
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 1 dari 1
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 1 dari 1
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 1 dari 1
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 1 dari 1
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 1 dari 1
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 1 dari 1
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 1 dari 1
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 1 dari 1

Anda mungkin juga menyukai