Anda di halaman 1dari 19

TUGAS 10

PROGRAM MAGANG
PRANATA LABORATORIUM PENDIDIKAN 2021

PROPOSAL AKREDITASI LABORATORIUM

Nama Peserta : Adam Suduri, S.Pd


NITK : 7700016650
Institusi : Universitas Negeri Gorontalo

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS PADJADJARAN
2021

1
DRAF USULAN

PROPOSAL AKREDITASI

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI DAN BIOTEKNOLOGI

Gorontalo, 07 November 2021

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2021

2
I. PENDAHULUAN
Laboratorium merupakan salah satu unsur atau sarana pendukung strategis
bagi kegiatan akademik di perguruan tinggi. Laboratorium merupakan sarana
penunjang bagi mahasiswa, dosen dan pihak lain dalam melakukan kegiatan baik
pendidikan, penelitian maupun pengabdian kepada masyarakat.
Menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi No.03/Januari/2010 dan Peraturan Bersama Menteri Pendidikan
Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara No.02 dan No.13/Mei/2010, yang
dimaksud dengan Laboratorium adalah unit penunjang akademik pada lembaga
pendidikan, berupa ruangan tertutup atau terbuka, bersifat permanen atau bergerak,
dikelola secara sistematis untuk kegiatan pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi
dalam skala terbatas, menggunakan peralatan dan bahan berdasarkan metode
keilmuan tertentu, dalam rangka pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat.
Di tingkat perguruan tinggi, laboratorium merupakan salah satu komponen
yang sangat penting dalam mendukung dan mewujudkan tridharma perguruan tinggi.
Laboratorium merupakan sarana bagi mahasiswa dan dosen untuk kegiatan
pendidikan, penelitian, maupun pengabdian dalam hal layanan untuk masyarakat.
Dalam hal kegiatan Pendidikan dan penelitian tentu laboratorium menjadi sarana
yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan akademik, sama halnya dengan pelayanan
untuk masyarakat, banyak laboratorium perguruan tinggi diminta menjadi pihak
ketiga untuk melakukan pengujian produk untuk memperoleh data yang
berhubungan dengan kasus-kasus pencemaran makanan (kasus melamin, kasus
bakteri toksik, kasus zat warna, atau pengawet (formalin) atau pencemaran
lingkungan yang memiliki dampak sosial dan ekonomi yang luas, termasuk
konsekuensi hukumnya.

3
Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi Universitas Negeri Gorontalo
merupakan salah satu laboratorium yang diminati oleh banyak konsumen baik dosen,
mahasiswa maupun masyarakat luar untuk melakuan pengujian sampel terkait
cemaran bakteri dengan metode pengujian Angka Lempeng Total Bakteri (ALT) pada
produk perikanan seperti bakso, nuget dan/atau langsung dari ikan itu sendiri yang
sebelum diolah menjadi produk perikanan. Agar dukungan laboratorium terhadap
pelaksanaan kegiatan pengujian tersebut berlangsung efektif dan efisien, maka
laboratorium harus dikelola secara profesional agar mampu mengadaptasi
perkembangan iptek yang begitu cepat, termasuk perkembangan sistem manajemen
pengelolaan laboratorium terstandar (ISO/IEC 17025:2017), sehingga peralatan dan
fasilitas laboratorium lainnya terfungsikan secara optimal sehingga validitas setiap
data (akurasi, presisi, reproducibility, repeatibility, tracebility) yang dihasilkan pada
kegiatan pengujian , dapat terpastikan dengan baik dan benar.
Untuk mencapai keadaan tersebut, laboratorium perguruan tinggi sangat
perlu didorong dan difasilitasi untuk bisa menerapkan standar sistem manajemen
mutu pengelolaan laboratorium secara internasional (SNI ISO/IEC 17025-2017),
dengan menyiapkan diri untuk proses akreditasi laboratorium ke Komite Akreditasi
Nasional (KAN).
Dimilikinya laboratorium mikrobiologi dan Bioteknologi Universitas Negeri
Gorontalo yang terstandar (terakreditasi) diharapkan menjadi pendorong
peningkatan kinerja laboratorium dan menjadi alternatif baru bagi peningkatan
penggalangan dana untuk laboratorium. Beberapa laboratorium perguruan tinggi
yang sudah biasa membuka layanan jasa akan lebih berkembang dan mendapatkan
kepercayaan, dosen, mahasiswa maupun masyarakat luar jika telah distandardisasi
atau diakreditasi.

4
II. DASAR PEMIKIRAN
Adapun yang menjadi dasar pemikiran pengajuan akreditasi laboratorium
adalah karena keberadaan laboratorium yang tersandar dan terakreditasi dengan
penerapan sistem manajemen mutu laboratorium internasional (ISO/IEC 17025:2017)
akan menjadi sumber rujukan yang tepat bagi mahasiswa, dosen dan/atau
masyarakat luar dalam hal pengujian atau penggunaan jasa laboratorium. Selain itu
personil laboratorium akan terbiasa dengan praktek berlaboratorium yang baik dan
terstandar.
Dengan dimilikinya laboratorium mikrobiologi dan bioteknologi yang
terstandar (terakreditasi) di Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Negeri
Gorontal akan menjadi salah satu pendorong peningkatan kerjasama dengan
industri/laboratorium lain dalam hal pengujian terkait Angka Lempeng Total (ALT)
III. TUJUAN
1. Untuk memperoleh pengakuan sebagai Laboratorium terkakrediatasi oleh Komite
Akreditasi Nasional (KAN)
2. Untuk meningkatkan kompetensi personil Laboratorium
3. Meningkatkan budaya kerja personil laboratorium yang terstandar atau
terakreditasi ISO/IEC 17025
4. Melatih serta membiasakan personil Laborarorium dalam mendokumentasikan
kebijakan dan program pengelolaan laboratorium yang berkelanjutan sesuai
standar ISO/IEC 17025
IV. LUARAN
Luaran dari Program ini berupa dokumen sistem manajemen mutu
Laboratorium terstandar ISO/IEC 17025, meliputi dokumen panduan mutu
Laboratorium, Prosedur Mutu yang menjelaskan pengaturan operasional
pelaksanaan kebijakan yang telah digariskan pada Panduan Sistem Manajemen Mutu,
Instruksi Kerja yang berisi tata cara pelaksanaan pekerjaan spesifik sebagai tindak

5
lanjut atas kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan dan Formulir pendukung
berupa format standar untuk merekam setiap hasil kegiatan.
V. INDIKATOR KEBERHASILAN
1. Data Laboratorium terdokumentasi dengan baik
2. Tersedianya Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk semua peralatan yang
tersediaa
3. Tersedianya SOP untuk pelaksanaan penelitian dan pelayanan bagi mahasiswa,
dosen, dan pengguna.
4. Diperolehnya status akreditasi laboratorium oleh Komite Akreditasi Nasional
(KAN)
VI. RUANG LINGKUP PENGUJIAN
Adapun ruang lingkup pengujian yang diajukan Laboratorium untuk Akreditasi
adalah sebagai berikut:
Bidang Pengujian Komoditas Paramter Uji Metode Pengujian
yang digunakan
Mikrobiologi Ikan Segar, ALT (Angka Lempeng SNI 2332.3:2015
Bakso, Nuget, Total)

VII. METODE PENGUJIAN


Metode Pengujian Angka Lempeng Total disingkat ALT mengacu pada SNI
2332.3:2015 Cara uji mikrobiologi - Bagian 3 : Penentuan Angka Lempeng Total (ALT )
pada produk perikanan. Adapun daftar peralatan dan bahan yang digunakan untuk
mendukung ruanglingkup pengujian yang diajukan adalah sebagai berikut:
1. Peralatan Uji
Alat Penunjang Ruang Lingkup Pengujian antara lain Coloni Counter, Oven,
Aerobic jar, Hotplate, Autoclave, Beacker Glass, Blender beserta jar/sthomacher,
Gelas Ukur, Botol pengenceran/Erlenmeyer, Mikropipet dan tip, Cawan Petri 15 mm

6
x 90 mm, Api Bunsen, Inkubator, Laminar Air Flow, Pipet gelas atau pipettor,
Timbangan/Neraca dan Waterbath.
2. Bahan Uji
Adapun Bahan Penunjang Ruang Lingkup Pengujian Bacto Agar, Fluid
Thioglycolate, Gas Pack Dan Anaerobic, Indikator Strips, BFP, Nutrient Agar, Peptone
Water, Aquades, Plate Count Agar, Etanol 70%.
3. Prosedur Pengujian
a. Persiapan Pengujian sampel
1) Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan pengujian
2) Gunakan jas laboratorium, masker dan sarung tangan selama melakukan
pengujian
3) Lakukan setiap tahapan pengujian secara aseptis
4) Bersihkan meja kerja sebelum dan sesudah melakukan pengujian
5) Timbang sampel padat atau cair masing-masing sebanyak 25 g dan 25 mL dari
sampel yang akan diuji, kemudian masukkan dalam wadah atau plastik steril
dan tambahkan 225 mL Larutan Butterfield’s Phosphate Buffered
6) Homogenkan selama 2 menit. Homogenat ini merupakan larutan dengan
pengenceran 10-1
7) Dengan menggunakan pipet steril, ambil 10 mL homogenat diatas dan
masukkan kedalam 90 mL Larutan Butterfield’s Phosphate Buffered untuk
mendapatkan pengenceran 10-2 .
8) Siapkan pengenceran selanjutnya (10-3) dengan mengambil 10 mL sampel dari
pengenceran 10-2 kedalam 90 mL Larutan Butterfield’s Phosphate Buffered.
9) Pada setiap pengenceran dilakukan pengocokan minimal 25 kali.
10) Selanjutnya lakukan hal yang sama untuk pengenceran 10-4, 10-5 dst sesuai
dengan kondisi sampel.

7
b. Tahapan Pengujian
ALT Aerob
a. Pipet 1 mL dari setiap pengenceran diatas dan masukkan kedalam cawan petri
steril. Lakukan secara duplo untuk setiap pengenceran.
b. Tambahkan 12 mL - 15 mL PCA/NA kedalam masing-masing cawan yang sudah
berisi sampel. Supaya sampel dan media PCA/NA tercampur sempurna,
lakukan pemutaran cawan kedepan-kebelakang dan kekiri-kekanan.
c. Inkubasi cawan-cawan tersebut dalam posisi terbalik dengan cara masukkan
kedalam incubator pada suhu 35°C ± 1 ° C untuk bakteri mesofilik atau pada
suhu 45°C ±1°C untuk bakteri termofilik selama 48 jam ± 2 jam
ALT Anaerob
a. Tuang 6 – 7 mL Media PCA/NA kedalam cawan petri steril, sebarkan dengan
cepat dan ratakan dalam cawan pertri
b. Pada saat media agar telah membeku, pipet secara aseptic 1 mL sampel yang
telah homogen dari masing-masing pengenceran pada bagian tengah cawan
petri, lakukan secara duplo.
c. Tuangkan 15 ml Thyoglycolate agar kedalam cawan petri.
d. Campur dengan baik dan putar dengan hati-hati
e. Inkubasi cawan-cawan tersebut dengan posisi tidak terbalik dalam anaerobick
jar dan masukan kedalam incubator pada suhu 35°C ± 1°C untuk bakteri
mesofilik atau suhu 4 5°C±1°C untuk bakteri termofilik selama 48 jam ± 2 jam.
4. Pembacaan dan Perhitungan Koloni Pada Cawan Petri
a. Cawan yang mengandung jumlah 25 koloni – 250 koloni dan bebas spreade
Catat pengenceran yang digunakan dan hitung jumlah total koloni. Perhitungan
ALT sebagai berikut:
∑𝐶
𝑁=
{(1 𝑥 𝑛1 ) + (0,1 𝑥 𝑛2 )}𝑥 𝑑

8
Keterangan:
N : Jumlah Koloni Produk, dinyatakan dalam koloni per mL atau per gram
: Jumlah koloni pada semua cawan yang dihitung
n1 : Jumlah cawan pada pengenceran pertama yang dihitung
n2 : Jumlah cawan pada pengenceran kedua yang dihitung
d : Pengenceran pertama yang dihitung
Contoh :
Pengenceran : 1 : 100 1 :1000
Jumlah koloni : 232 dan 244 33 dan 28
232+244+33+28 537
𝑁 = {(1 𝑥 2)+(0,1 𝑥 2)}𝑥102 = 0,022 = 24.400 = 24.000

b. Cawan dengan jumlah koloni lebih besar dari 250 koloni


Bila jumlah koloni percawan lebih besar dari 250 koloni pada seluruh pengenceran
maka laporkan hasilnya sebagai terlalu banyak untuk dihitung (TBUD), tetapi jika
salah satu pengenceran mempunyai jumlah koloni mendekati 250 koloni laporkan
sebagai perkiraan ALT.
Contoh : Pengenceran : 1 : 100 1 :1000
Jumlah koloni : TBUD 640
Perkiraan ALT koloni per mL atau per gram : 640.000
c. Jumlah koloni semua cawan kurang dari 25 koloni atau cawan tanpa koloni
Bila pada kedua pengenceran yang digunakan diperoleh koloni kurang dari 25
koloni, catat koloni yang ada, tetapi nyatakan perhitungan sebagai kurang dari
sebagai kurang dari 25 koloni dan dikalikan dengan 1/d, dimana d adalah faktor
pengenceran pertama yang digunakan dan dilaporkan sebagai perkiraan ALT.
Contoh :
Pengenceran : 1:100 1:1000
Jumlah koloni : 18 dan 0 2 dan 0
Perkiraan ALT koloni per mL atau koloni per gram : <2.500 <2.500

9
d. Speader
a. Rantai koloni, antara koloni yang saling menyambung yang disebabkan
karena bakteri yang saling mengelompok
b. Spreader berasal dari lapisan air antara agar dan dasar cawan
c. Spreader berasal dari lapisan air pada sisi/pinggir cawan atau pada
permukaan agar.
Jika cawan ditumbuhi spreader lebih besar dari 25% maka laporkan
sebagai spreader :
1) Spreader tipe 1, jika hanya ada 1 rantai maka nyatakan sebagai 1
koloni.
2) Jika 1 atau lebih rantai terlihat berasal dari sumber yang berbeda,
laporkan masing-masing sumber sebagai 1 koloni.
3) Spreader tipe 2 dan 3 umumnya berasal dari koloni yang berbeda dan
laporkan masing-masing sebagai 1 koloni.
d. Jumlahkan spreader dan koloni untuk menghitung “Angka Lempeng
Total”.
5. Pelaporan Hasil Pengujian
a. Untuk menghasilkan perhitungan yang akurat dan teliti, maka laporkan
hasilnya dengan dua angka (digit) pertama sebagai hasil pembulatan.
b. Bulatkan keatas dengan cara menaikkan angka kedua menjadi angka yang
lebih tinggi bila angka ketiga adalah 6,7,8 atau 9 dan gunakan angka 0 untuk
masing-masing angkap ada digit berikutnya
c. Bulatkan kebawah bila angka ketiga adalah 1,2,3 atau 4. Bila angka ketiga 5,
bulatkan keatas bila angka kedua ganjil bila angka kedua ganjil dan bulatkan
kebawah bila angka kedua genap. Contoh hasil perhitungan 12.700 maka
ALTnya 13.000 dan hasil perhitungan 12.400 maka ALTnya 12.000.
d. Beri tanda bintang (*) untuk cawan yang kurang dari 25 koloni.

10
CONTOH:
Pengenceran : 1:100 1:1000
Jumlah koloni : 18 dan 0 2 dan 0
Perkiraan ALT koloni per mL atau koloni per gram : < 2.500* <2.500*
e. Jika seluruh cawan berisi spreader atau cawan terkontaminasi oleh sesuatu
yang tidak diketahui, maka laporkan hasil sebagai Kegagalan dalam pengujian
gambar 1 koloni dalam cawan petri.
Contoh perhitungan:
a. Cawan dengan jumlah koloni 25 koloni – 250 koloni
Perhitungan Angka Lempeng Total sebagai berikut:
∑𝐶
𝑁=
{(1 𝑥 𝑛1 ) + (0,1 𝑥 𝑛2 )}𝑥 𝑑
Keterangan:
N : jumlah koloni produk, dinyatakan dalam koloni permL atau koloni
perg
ΣC: jumlah koloni pada semua cawan yang dihitung
n1 : jumlah cawan pada pengenceran pertama yang dihitung
n2 : jumlah cawan pada pengenceran kedua yang dihitung
d : pengenceran pertama yang digunakan
Contoh : Pengenceran : 1:1000 1:1000
Jumlah koloni : 33 dan 28 33 dan 28
232+244+33+28 537
𝑁 = {(1 𝑥 2)+(0,1 𝑥 2)}𝑥102 = 0,022 = 24.409 = 24.000

b. Seluruh cawan berisi spreader dan atau kegagalan dalam pengujian.


Laporkan hasil sebagai “Spreader” ( SPR ) atau kegagalan dalam
pengujian
c. Seluruh cawan berisi lebih dari 100 koloni/cm2. Perkiraan jumlah ALT
adalah lebih besar dari (>) 100 di kalikan pengenceran tertinggi dan

11
kalikan dengan luas cawan. Contoh dibawah berdasarkan pada
penghitungan rata-rata 110/cm2
Contoh:
Pengenceran : 1:100 1:1000 Perkiraan ALT koloni/mL atau g
Jumlah koloni : TBUD 7.150a > 6.500.000b
TBUD 6.490c > 5.900.000
Keterangan
a : berdasarkan luas area 65 cm2
b : perkiraan jumlah ALT
c : berdasarkan luas area 59 cm2
Catatan : Untuk perhitungan koloni yang menggunakan metode cawan agar
sebar/spread plate, jumlah koloni yang dihitung dikalikan dengan 10 dari
pengenceran yang digunakan.

12
VIII. JADWAL KEGIATAN PENGAJUAN AKREDITASI
No Uraian Kegiatan Waktu Pelaksanaan (bulan)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Pelatihan penyusunan
sistem manajemen mutu
laboratorium
2. Penyusunan dokumen
3. Kalibrasi dan pengadaan
bahan acuan
4. Validasi metode
pengujian
5. Pembuatan control chart
6. Jaminan mutu eksternal
7. Pelaksanaan sistem
manajemen laboratorium
secara keseluruhan
8. Pelatihan internal audit
9. Pelaksanaan iternal audit
10. Tindak lanjut
ketidaksesuaian internal
audit
11. Pelatihan dan
pelaksanaan kaji ulang
manajemen
12. Persiapan adminiatrsai
pendaftaran akreditasi
13. Pendaftaran akreditasi
14. Audit Kecukupan oleh
asesor (audit
kelengkapan dokumen)
15. Proses akreditasi dan
Tindakan perbaikan
16. Penerimaan sertifikat
akreditasi
17. Pelaporan hasil sertifikasi

13
IX. REKAPITULASI KOMPONEN BIAYA
No Uraian Kegiatan Biaya (Rp.)
1. Penyusunan dokumen 1,000,000
2. Pelatihan personil 5,000,000
3. Kalibrasi peralatan dan pengadaan bahan acuan 6,750,000
4. Validasi dan verifikasi metode 2,500,000
5. Uji banding/uji profisiensi 24,500,000
6. Audit internal dan kaji ulang manajemen 6,000,000
7. Biaya akreditasi ke KAN 54,500,000
Total 100,250,000

14
X. DAFTAR PUSTAKA
SNI 2332.3 : 2015 Cara Uji Mikrobiologi - Bagian 3 : Penentuan Angka Lempeng Total
(ALT) Pada Produk Perikanan
Panduan Penyusunan Proposal Akreditasi Laboratorium Perguruan Tinggi Berbasis
SNI ISO/IEC 17025
Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian
Negara No. 02 dan No. 13 Mei 2010
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
No. 03 Januari 2010

15
XI. LAMPIRAN
1. Rekapitulasi Komponen Biaya Akreditasi Laboratorium

Harga (Rp)
No Komponen Biaya Satuan Jumlah
Satuan Total
1 Penyusunan Dokumen
2 Kertas HVS Ukuran A4 rim 5 45,000 225,000
3 Kertas HVS Ukuran F4 rim 5 43,500 217,500
4 Ballpoint pack 2 31,500 63,000
5 Spidol Snowman Permanen pack 1 44,500 44,500
6 Tinta printer Epsson 360 hitam botol 2 115,000 230,000
7 Tinta printer Epsson 360 warna botol 2 110,000 220,000
8 Pelatihan Personil
9 Biaya Pelatihan Personil Laboratorium personil 5 1,000,000 5,000,000
10 Kalibrasi Peralatan dan Pengadaan Bahan Acuan
11 Kalibrasi Autoclave unit 1 1,000,000 1,000,000
12 Kalibrasi Inkubator unit 1 1,000,000 1,000,000
13 Kalibrasi Oven unit 1 1,000,000 1,000,000
14 Biaya pengadaan Media Mikroba kg 1 2,250,000 2,250,000
15 Biaya Pengadaan Pereaksi BPF kg 1 1,500,000 1,500,000
16 Validasi dan Verifikasi Metode
17 Sumber Perikanan untuk Analisis ALT paket 1 2,500,000 2,500,000
18 Uji Banding dan Uji Profisiensi
Uji Banding Pengujian ALT antar
19 laboratorium ke Lab. BBTPPI Semarang
dan Institut Teknologi Bandung bulan 10 250,000 2,500,000
20 Uji Profisiensi tahun 1 5,000,000 5,000,000
21 Jasa Transportasi 4 org bulan 10 425,000 17,000,000
22 Audit internal dan kaji ulang manajemen
23 Konsumsi rapat (snack & makan siang) pertemuan 10 200,000 2,000,000
24 Jasa transportasi kali 10 250,000 2,500,000
25 Penggandaan Dokumen paket 10 150,000 1,500,000
26 Biaya Akreditasi ke KAN
27 Biaya akreditasi tahun 5 1,000,000 5,000,000
28 Biaya Asesor 2 orang tahun 5 4,200,000 42,000,000
29 Iuran tahunan tahun 5 1,500,000 7,500,000
30 TOTAL 100,250,000

16
2. SK Pendirian Laboratorium

17
3. SK Penunjukan Personil

18
4. Prosedur Mutu, Instruksi Kerja Dan Formulir Pemenuhan Persyaratan ISO/IEC
17025:2017

19

Anda mungkin juga menyukai