Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku Sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 1 dari 1
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA
ACARA I
KETEPATAN, KETELITIAN,
DAN PENGENALAN ALAT LABORATORIUM
Disusun oleh:
Nama : Fachrul Linnga Prawidaytama
NIM : 20/461038/BI/10589
Gol Hari/ Kelompok : Senin/20
Asisten : Hermanita Indah
LABORATORIUM BIOKIMIA
FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2021
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku Sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 1 dari 1
ACARA I
KETEPATAN, KETELITIAN
DAN PENGENALAN ALAT LABORATORIUM
I. TUJUAN
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami alat-alat laboratorium, ketelitian
dalam titrasi, konsentrasi larutan dalam pengenceran, ketepatan penimbangan dengan
timbangan analitik, dan pengambilan larutan dengan pipet Eppendorf.
II. DASAR TEORI
Dasar teori berisi: Ketepatan dan ketelitian; jenis-jenis kesalahan; titrasi, analit, dan titrant;
jenis-jenis dan cara titrasi; pengenceran dan konsentrasi; macam alat gelas dan instrumentasi
laboratorium biokimia.
A. Ketepatan dan Ketelitian
Ketepatan (accuracy) adalah tingkat kesesuaian atau dekatnya suatu hasil pengukuran terhadap
harga sebenarnya.Ketepatan dari sistem dapat ditentukan dari persentase kesalahan antara nilai
actual dengan nilai yang terlihat. Sementara itu, ketelitian mengambarkan konsistensi hasil
pengukuran yang dilakukan sistem secara berulang(Kamus 2013).
B. Jenis-jenis Kesalahan
Pada setiap proses pengukuran, tentu selalu terjadi perbedaan antara data yang terukur dengan
nilai yang sebenarnya, hal ini biasa disebut kesalahan. Kesalahan tersebut dapat dibagi menjadi
3 kesalahan yaitu random error, systemic error dan gross error.
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku Sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 1 dari 1
1.Random error merupakan kesalahan yang tidak dapat diprediksi baik besar maupun
tandanya. Kesalahan jenis ini tidak dapat dihilangkan dan akan selalu ada dalam setiap
proses pengukuran. Sedangkan gross error adalah kesalahan yang disebabkan oleh kejadian
tertentu, bukan kejadian acak, dan cenderung dapat diatasi.
2.Gross error ini biasa terjadi akibat misalnya kurang baiknya kondisi instrumen atau
kesalahan kalibrasi. Selain itu, gross error ini juga dapat terjadi apabila terdapat
ketidaksempurnaan pada proses, seperti adanya material yang hilang karena kebocoran,
atau hilangnya energi karena insulasi yang kurang baik(Sutrisno 2014).
3.Kesalahan sistemik, kesalahan ini disebabkan oleh instrumen atau alat ukur. Kesalahan
ini terjadi karena beberapa hal antara lain :
1) Kesalahan titik nol yang telah bergeser dari titik yang sebenarnya
2) Kesalahan kalibrasi : kesalahan yang terjadi akibat adanya penyesuaian pembubuhan
nilai pada garis skala saat pembuatan alat .
3) Kesalahan alat lainnya, misalnya melemahnya pegas yang digunakan pada neraca.
4) Kesalahan acak, kesalahan yang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan tertentu(Dimyati
2017).
C. Titrasi, Analit dan Titran
Titrasi merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menentukan kadar suatu zat
dengan menggunakan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya(Ramdan 2017). Titran
merupakan zat yang digunakan untuk mentitrasi, dimana komposisi dan kosentrasinya sudah
diketahui. Sedangkan analit merupakan zat yang akan ditentukannya kadarnya(Funay 2019).
Titrasi Kompleksasi
Titrasi kompleksasi merupakan jenis titrasi dengan reaksi kompleksasi atau pembentukan ion
kompleks. Biasanya digunakan untuk menganalisa kadar logam pada larutan sampel yang dapat
membentuk kompleks dengan larutan standar yang biasanya merupakan ligan. Indikator yang
digunakan biasanya akan bereaksi dengan kelebihan titran (sama-sama membentuk ion
kompleks) dan menunjukkan perubahan warna. Pada titrasi jenis ini ada banyak hal yang harus
ditimbang dan diperhatikan mengingat pembentukan ion kompleks adalah spesifik pada kondisi
tertentu. Misalnya pada pH tertentu sehingga larutan sampel harus didapar dengan buffer pH
tertentu pula(Chaerani 2016).
III. METODE
A. Bahan
1.Titrasi
Larutan A dan Larutan B, Indikator Phenolphtalein,
2.Pengenceran
Larutan dengan konsentrasi X mg/ml dan Akuades,
3.Penggunaan Mikropipet
Akuades
B. Alat
Pipet tetes untuk mengambil larutan dengan volume kecil,Erlenmeyer untuk Tempat
membuat larutan, mereaksikan reagen, dan pembuatan medium,Pipet Gondok untuk
mengambil larutan dengan volume tertentu sesuai dengan label yang tertera pada bagian yang
menggembung.,Penyangga buret makro dan Buret makro, Labu ukur untuk membuat dan atau
mengencerkan larutan dengan ketelitian yang tinggi. ,Propipet untuk menyedot larutan yang
dapat dipasang pada pangkal pipet ukur.Timbangan analitik untuk menimbang bahan atau
sampel dengan ketelitian 2 angka di belakang koma (0,00),Gelas beker untuk menyimpan dan
membuat larutan.Mikrotube untuk menyimpan sampel.
C. Cara Kerja
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku Sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 1 dari 1
Titrasi
10 ml larutan A diambil dengan pipet gondok berukuran 10 ml,kemudian dimasukkan
kedalam Erlenmeyer menggunakan pipet gondok,selanjutnya larutan A di dalam Erlenmeyer
ditambah 2 tetes phenolphthalein menggunakan pipet tetes.Kemudian Erlenmeyer diletakan
dibawah buret makro yang telah diisi dengan larutan B dan dicatat skala larutan B sebelum
dilakukannya titrasi.Penguji karet buret pada bagian bawah dibuka perlahan sehingga larutan B
keluar setetes demi stetes.Pada proses penetesan Erlenmeyer digojok perlahan agar larutan A
dan larutan B tercampur.Titrasi dapat dihentikan apabila larutan A telah berubah menjadi
warna merah muda, lalu mencatat volume larutan B yang telah digunakan untuk mentitrasi
larutan A.Titrasi dilakukan sebanyak 2 kali dan dihitung rata-rata dari volume larutan B untuk
menetralkan larutan A.
Pengenceran
Larutan X diambil menggunakan pipet gondok, yang sudah dipasang propipet di atas
kepala pipet gondok, sebanyak 2 ml kemudian dimasukan ke dalam labu ukur yang berukuran
100ml. Setelah itu, tuangkan aquades kedalam gelas beker ,kemudian tambahakan aquades
kedalam labu ukur yang sudah berisi larutan X sampai garis tanda batas (apabila belum
mencapai tanda batas dapat menambahkan aquades menggunakan pipet tetes) dan larutan
digojog perlahan.Dari larutan tersebut diambil 10ml dengan menggunakan pipet gondok,
kemudian dimasukan ke dalam labu ukur 250ml menggunakan pipet gondok dan ditambahkan
aquades sampai sebelum tanda batas kemudian tambahkan aquades Kembali menggunakan
pipet tetes hingga tanda batas dan setelah itu digojog.Hitung konsentrasi akhir larutan dan
perubahan yang terjadi.
Penggunaan Mikropipet
*Penggunaan Timabangan Analitik
Timbangan analtiik dinyalakan 5 menit sebelum digunakan.Angka nol yang stabil menandakan
timbangan analitik sudah siap digunakan.Timbang mikro tube dalam keadaan terbuka dan tutup
pintu timbangan analitik.Tunggu hingga angka timbangan stabil dan tanda bintang
muncul.Mikro tube yang sudah ditimbang siap digunakan.
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku Sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 1 dari 1
*Penggunaan Mikropipet
Ambil mikropipet P20 dan yellow tip. Skala mikropipet P20 diatur volume sesuai akuades
yang akan kita ambil.Yellow tip dipasang pada ujung mikropipet.Untuk mengambil larutan
push button ditekan hingga stop pertama lalu tip dimasukkan kedalam akuades.Seteleh akuades
terambil lepas push button ,untuk mengeluarkan akuades ke mikrotube push button ditekan
hingga stop kedua.Kemudian pipet tip dilepaskan dari mikro pipet dengan menekan ejector
button . Setelah digunakan skala mikropipet diatur kedalam skala maksimal.Selanjutnya
timbanglah microtube berisi 195 µl akuades menggunakan timbangan analitik.Jika timbangan
analitik sudah menunjukan angka stabil dan tanda bintang,catat berat microtube beserta
akuades.Dari penimbangan ini dapat diperoleh berat akuades yang bisa dibandingkan dengan
volume akudes yang sudah diambil menggunakan mikropipet.Setelah penggunaan timbangan
analitik pastikan kondisi sekitar timbangan bersih dan tekan tombol power untuk mematikan
alat.
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku Sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 1 dari 1
D. Bagan Alir
1.Titrasi
Kemudian Erlenmeyer
10 ml larutan A diambil diletakan dibawah
dengan pipet gondok buret makro yang telah
berukuran 10 diisi dengan larutan B
ml,kemudian dimasukkan dan dicatat skala
kedalam Erlenmeyer larutan B sebelum
menggunakan pipet dilakukannya
gondok,selanjutnya titrasi.Penguji karet
larutan A di dalam buret pada bagian
Erlenmeyer ditambah 2 bawah dibuka perlahan
tetes phenolphthalein sehingga larutan B
menggunakan pipet tetes. keluar setetes demi
stetes.
Titrasi dapat
dihentikan apabila
Titrasi dilakukan larutan A telah Pada proses
sebanyak 2 kali dan berubah menjadi penetesan Erlenmeyer
dihitung rata-rata dari warna merah muda, digojok perlahan agar
volume larutan B untuk lalu mencatat volume larutan A dan larutan
menetralkan larutan A. larutan B yang telah B tercampur.
digunakan untuk
mentitrasi larutan A.
Gambar 1. Bagan Alir Titrasi
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku Sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 1 dari 1
2.Pengenceran
3.Penggunaan Mikropipet
*Penggunaan Timbangan Analitik
2 Desikator Berfungsi
5 menghilangkan air
. dan kristal hasil
pemurnian.
Peralatan Laboratorium
1 Almari Sebagai tempat untuk
. Asam mereaksikan suatu
bahan kimia yang
mudah menguap dan
berbahaya.
9 Sonikator Adalah
. peralatan laboratoriu
m yang vital dan
digunakan untuk
sejumlah tujuan. Soni
kasi biasanya
dilakukan untuk
memecah senyawa
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku Sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 1 dari 1
atau sel untuk
pemeriksaan lebih
lanjut. Getaran
memiliki efek yang
sangat kuat pada
larutan,
menyebabkan
molekul mereka
pecah dan sel pecah..
1 Autoklaf Adalah suatu alat
0 pemanas tertutup
. yang digunakan
untuk mensterilkan
suatu alat dan benda
dengan
menggunakan uap
bersuhu dan
bertekanan tinggi.
1 Blender Untuk
5 menghomogenkan
. media analis atau
sampel laboratorium b
erbentuk padatan
menjadi media cair
melalui proses
pengadukan dan
pencacahan mekanis.
2 Aparatus Elektroforesis digunak
0 Elektro- an dengan tujuan
. foresis/ untuk mengetahui
horizontal ukuran dan bentuk
suatu partikel baik
DNA, RNA dan
protein.
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku Sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 1 dari 1
2 Almari Untuk menyimpan
1 pendingin benda-benda yang
berhubungan dengan
kepentingan laboratoriu
m, seperti darah,
vaksin, dan sejenisnya.
Rerata 2,4
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku Sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 1 dari 1
Tabel 3. Pengenceran
20 100 99,9961
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 1 dari 1
B. Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan terdapat 54 macam
peralatan yang telah dikenalkan dan dijelaskan oleh asisten dosen.Berbagai
macam peralatan tesebut memiliki fungsi dan cara penggunaannya masing
masing, serta dalam penggunaan alat tersebut .setelah mengetahui fungsi
dan cara penggunaannya ada baiknya harus tetap berhati-hati dan teliti
agar tidak mengakibatkan kesalahan dalam penggunaan alat.
Titrasi digunakan untuk menentukan jumlah asam dalam solusi yang
diberikan. Volume asam yang diukur adalah dititrasi dengan larutan basa
kuat, biasanya natrium hidroksida (NaOH), dengan konsentrasi yang
diketahui. NaOH ditambahkan sedikit demi sedikit sampai asam habis
(dinetralisasi), seperti yang ditentukan dengan pewarna indikator atau pH
meter. Konsentrasi asam dalam aslinya larutan dapat dihitung dari volume
dan konsentrasi NaOH yang ditambahkan(Nelson 2012 )
m: 2,4 2,4 - -
s : - - 2,4 2,4
Pada persamaan reaksi diatas dapat diketahui asam dan basanya habis
bereaksi, dan dari data yang didapatkan tersebut dapat diketahui garam
yang dihasilkan sebanyak 2,4 ml.
V. KESIMPULAN
Dari Praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat
2 macam alat laboratorium yang digunakan pada praktikum ini dengan
ukuran dan fungsi yang berbeda-beda, yaitu alat elektronik dan alat gelas.
Kemudian, hasil ketelitian dalam melakukan titrasi didapatkan hasil yang
cukup baik karena selisih antara titrasi pertama dan kedua tidak jauh
dengan hasil rata-rata titrasi yaitu 2,4. Pada proses pengenceran didapatkan
hasil konsentrasi larutan X yaitu sebesar 0,0008 mg/mL. Sementara untuk
ketepatan dalam melakukan penimbangan mikrotube masih kurang akurat
karena masih ada perbedaan selisih yang cukup jauh.
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 1 dari 1
3 & Pit 5 Terhadap Tanah Asli di PT. Soe Makmur Resources Kabupaten
VII. LAMPIRAN
A. Screenshot ber-highlight
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 1 dari 1
(Sutrisno 2014).
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 1 dari 1
(Kamus 2013)
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 1 dari 1
(Nelson 2012)
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 1 dari 1
(Chaerani 2016).
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 1 dari 1
(Ramdan 2017)
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 1 dari 1
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 1 dari 1
(Dimyati 2017)
(Himayanti 2019)
● Perhitungan pengenceran 1
Pengenceran I
Volume awal = 2 ml
Volume akhir = 100 ml
Pengenceran = V akhir/ V awal
= 100/2
= 50 kali pengenceran
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 1 dari 1
● Perhitungan pengenceran 2
Pengenceran II
Volume awal = 10 ml
Volume akhir = 250 ml
Pengenceran = V akhir/ V awal
= 250/10
= 25 kali pengenceran