digunakan?
metode lain?
15. Berapa standar konsentrasi DMSO sebagai pelarut? Kenapa 0,2 ml?
18. Alasan penggunaan transmittan 25% untuk bakteri dan 75% untuk
jamur?
19. Kenapa diinkubasi pada suhu 37oC
22. Alasan penggunaan NaCl 0,9 % untuk suspensi bakteri dan jamur?
toksik.
dan juga untuk menjaga agar senyawa kimia dalam sampel tidak
linkomisin.
aktif yang dapat menghambat mikroba (bakteri dan jamur) uji yaitu
dari ekstrak etanol, ekstrak larut etil asetat, dan yang tidak larut
etil asetat.
Ulasan mengenai Bioautografi
aktivitas sendiri.
Keuntungan :
dan antiviral.
diketahui mekanismenya.
3. Merupakan metode yang sederhana dan mudah dilakukan. Cepat
dalam pengerjaannya 4.
Kerugian:
dari satu posisi ke posisi lain. Ada beberapa metode difusi yang
media cair.
pertumbuhan bakteri.
polar dan merupakan pelarut aprotic yang melarutkan baik senyawa polar
dan nonpolar dalam berbagai pelarut organik serta air. DMSO memiliki
sifat yang unik yakni mampu menembus kulit dengan sangat mudah,
Senyawa ini pertama kali disintesis pada tahun 1866 oleh ilmuwan
HMPA. Karena sifat pelarutnya yang sangat baik, DMSO sering digunakan
biologi sel. Karena titik didih tinggi, DMSO menguap perlahan pada
dapat dibekukan pada -80 ° C atau disimpan dalam nitrogen cair dengan
aman.
(http://wwwkeroro93martablog.blogspot.com/)
25% T : Karena ukuran bakteri yang kecil sehingga lebih banyak yang
9 Mikroba uji mewakili bakteri gram positif dan negatif, jamur serta
jamur.
3. Bakteri dan jamur mudah tumbuh pada medium ini mengandung glukosa
digunakan pada pengujian KHM. Medium GNB ini juga berisi pepton
Adapun tujuan dari ekstraksi yaitu untuk menarik komponen kimia yang
2. Waktu ekstraksi
3. Kuantitas pelarut
4. Suhu pelarut
5. Tipe pelarut
Metode-metode ekstraksi!
Metode panas
- Reflux
- Infundasi
Metode dingin
- Maserasi
- Perkolasi
- Soxhletasi
2. Selektif
3. Ekonomis
4. Keamanan terjaga
5. Ramah lingkungan
ekstraksi
macam zat pelarut yang tidak saling bercampur atau dengan kata lain
air.
penyingkiran zat lipida dari dinding sel organisme gram negatif dengan
1. Larutan violet kristal hucker (1 tetes) sebagai cat utama yang akan
demikian juga gram negatif. Namun setelah pencucian dengan etanol warna
dari dinding sel sehingga pori membesar dan kompleks violet kristal-
iodinkeluar sel, sedangkan pada gram posotif dinding sel dehidrasi, pori
melewatkannya.Bakteri
strukturdinding selbakteri.Bakteri
Etanol merupakan salah satu pelarut semi polar yang dapat menyari
toksik.
Etil asetat merupakan pelarut non polar dan dapat digunakan untuk
Pengambilan sampel:
dan juga untuk menjaga agar senyawa kimia dalam sampel tidak
Mekanisme antimikroba
linkomisin.
yang dapat menghambat mikroba (bakteri dan jamur) uji yaitu dari
ekstrak etanol, ekstrak larut etil asetat, dan yang tidak larut etil
asetat
sendiri.
antibiotik.
dari satu posisi ke posisi lain. Ada beberapa metode difusi yang
media cair.
Keuntungan :
dan antiviral.
2. Dapat digunakan untuk mendeteksi antibiotik yang belum
diketahui mekanismenya.
dalam pengerjaannya 4.
Kerugian:
pertumbuhan bakteri.
16. (CH3)2SO
sempurna.
22. Dilakukan pensuspensian NaCl agar sifat isotonis dari mikroba uji
terjaga.
23. 9 Mikroba uji mewakili bakteri gram positif dan negatif, jamur
24. panjang gelombang 580nm, karena bisa terbaca ukuran bakteri dan
jamur.
protein.
digunakan pada pengujian KHM. Medium GNB ini juga berisi pepton
1. Pemeriksaan Mikroskopis
a. Pemeriksaan Langsung
pembelahan secara biner, mengamati bentuk dan ukuran sel yang alami,
yang pada saat mengalami fiksasi panas serta selama proses pewarnaan
b. Pewarnaan
berikut :
penggosok, selanjutnya
dengan suatu campuran air dan alkohol (alkohol 95%), kemudian kaca
digunakan.
penting secara mutlak. Suatu apusan yang baik merupakan selapis tipis.
Apusan dapat dibuat dari biakan kaldu cair atau medium biakan kaldu agar
3) Dari biakan kaldu cair, pengambilan satu atau dua loop biakan sel dapat
cm).
sebanyak dua atau tiga kali di atas lidah api bunsen atau lampu spirtus.
mikroskopik
Ulasan Mengenai KLT dan UV
Absorpsi adalah proses penyerapan suatu zat oleh zat lain. Dalam
proses ini, zat yang diserap masuk ke bagian dalam zat penyerap.
a. Pada UV 254 nm
b. Pada UV 366 nm
Jawab:
Jawab:
1). Suhu , yaitu suhu yang harus digunakan yaitu tetap, untuk
mencegah perubahan-perubahan dalam komposisi pelarut yang
disebabkan oleh penguapan atau perubahan fase.
2). Pelarut, dimana pelarut disini menyangkut perbandingan dari eluen
yang digunakan
3). Sturuktur kimia dari senyawa yang diidentifikasi, dimana
komponen yang mudah larut dalam pelarut harga Rf-nya akan
mendekati satu sedangkan komponen yang kelarutannya rendah
akan mempunyai Rf hampir nol.
4). Kejenuhan dari chamber
5). Jumlah cuplikan yang digunakan , yaitu penetesan cuplikan dalam
jumlah yang berlebihan memberikan tendensi penyebaran noda-
noda dengan kemungkinan terbentuknya ekor dan efek tidak
keseimbangan lainnya yang mengakibatkan kesalahan pada harga
Rf
6). Konsentrasi sampel, semakin tinggi konsentrasi sampel, makin sulit
dibawa oleh eluen sehingga mempengaruhi nilai Rf
39. Mengapa pada hasil yang didapatkan pada lempeng KLT sering
didapatkan noda berekor dan jelaskan cara mengatasinya!
Jawab:
- Terjadinya noda berekor pada lempeng KLT pada
pengujiannya, disebabkan karena adanya perbedaan pH antara
eluen dengan sampel (ekstrak yang digunakan). Dan hal ini
dapat diatasi dengan menyamakan pH antara eluen dengan
sampel. Dimana jika sampel bersifat basa, dapat ditambahkan
eluen yang juga bersifat basa sehingga dapat dicapai keadaan pH
yang sesuai dengan sampel yang digunakan, begitupun
sebaliknya. Sehingga dapat memberikan kenampakan noda yang
jelas.
40. Bagaimana cara menentukan perbandingan dan jenis eluen yang
digunakan dalam analisis KLT?
Jawab:
- Penentuan jenis eluen yang digunakan dapat dilakukan dengan
dua metode, yaitu metode coba-coba dan metode segitiga
sama sisi. Pada metode coba-coba, yaitu mencampurkan dua
pelarut organik karena daya elusi campuran kedua pelarut ini dapat
diatur sedemikian rupa sehingga pemisahan dapat terjadi secara
optimum. Sedangkan metode segitiga sama sisi yaitu dengan
memperhatikan tiga aspek penting dalam analisis KLT yaitu
sampel, fase diam, dan fase gerak (eluen). Dengan
memperhatikan sifat dari tiga faktor di atas sehingga dapat
diketahui jenis eluen apa yang dapat digunakan.
41. Apa yang dimaksud dengan noda pada lempeng KLT dan bagaimana
mekanisme pembentukan noda!
Jawab:
- Noda pada lempeng menandakan zat yang terkandung dalam
sampel ekstrak yang digunakan, misalnya warna ungu
menandakan senyawa tanin ada dalam ekstrak.
- Mekanisme pembentukan noda pada lempeng KLT adalah
karena adanya interaksi antara sinar UV dengan gugus kromofor
yang terikat oleh gugus ausokrom yang terdapat pada noda
tersebut.
- Gugus kromofor adalah gugus atom yang dapat menyerap
radiasi elektromagnetik (sinar UV) dan mempunyai ikatan
rangkap tak tak jenuh (terkonjugasi). Sedangkan gugus
terkonjugasi adalah struktur molekul dengan ikatan rangkap tak
jenuh lebih dari satu yang berada berselang-seling dengan ikatan
tunggal. Flourosensi warna yang terpapar tersebut merupakan
emisi cahaya yang dipancarkan oleh komponen tersebut, ketika
elektron tereksitasi dari tingkat energi dasar ke tingkat energi tinggi.
Perbedaan energi emisi pada saat kembali ke energi dasar inilah
yang menyebabkan perbedaan flouresensi warna yang dihasilkan
oleh tiap noda pada lampu UV 254 nm dan 366 nm.
- Auksokrom merupakan gugus yang dapat meningkatkan daya
kerja khromofor sehingga optimal dalam pengikatan
42. Mengapa pada uji sinar tampak digunakan H2SO4 , berapa
konsentrasinya, dan mengapa digunakan pemanasan ?
Jawab:
- H2SO4 digunakan dengan menyemprotkannya pada lempeng KLT
dengan maksud agar noda yang ada pada lempeng KLT yang
belum terlihat dengan UV 254 nm dan 366 nm dapat terlihat oleh
mata, asam sulfat yang bersifat reduktor dalam merusak gugus
kromofor dan ausokrom dari zat aktif simplisia sehingga panjang
gelombangnya akan bergeser ke arah yang lebih panjang (UV
menjadi VIS) sehingga noda menjadi tampak oleh mata. Digunakan
konsentrasi 10 % dengan alasan karena dengan konsentrasi 10%
sudah dapat menampakkan noda ataupun merusak gugus
kromofor dan ausokrom pada lempeng KLT, bilamana kurang dari
10%, maka noda tidak dapat tampak sementara jika lebih dari 10 %
maka ditakutkan konsentrasi tersebut dapat berbahaya bagi
keselamatan peneliti. Kemudian dipanaskan dengan tujuan
mempercepat reaksi ataupun mempercepat kerja dari H2SO4.
43. Jelaskan mengapa biasa ditemukan noda dengan warna yang sama
tetapi mempunyai nilai Rf yang berbeda ?
Jawab:
- Terjadinya kesamaan warna dari dua warna pada lempeng KLT
bukan berarti kedua warna tersebut adalah berasal dari dua
senyawa aktif yang sama. Contoh misalnya dari flavonoid dan
dioksiantrakinon memberi warna yang sama yaitu warna merah.
Pengidentifikasian senyawa aktif pada lempeng KLT salah satu
yang perlu diamati adalah nilai RF-nya, karena senyawa dengan
nilai Rf yang berbeda artinya mempunyai tingkat kepolaran yang
berbeda pula, sehingga kedua senyawa aktif dari lempeng
tersebut adalah berbeda.