Kelembaban (%)
Curah
Hujan
1.
31
26
31
25
68
71
31
5.8
2.
32
27
31.5
27
70
73
15
3.
32
29
32
28
73
80
9.8
3.4
4.
31
26
30.5
27
70
80
29
2.3
5.
32
27
31
25
70
77
13
Evaporasi
6.
28
26
28
25
69
78
55
3.7
7.
29
28
28
28
71
80
57
8.
26
26
29
25
71
77
60
3.9
Rata-rata
30.13
26.88
30.125
26.25
70.25
77
29.98
3.68
Lapangan (cm)
Naungan (cm)
18,76
16
20,83
20,7
22,06
26,4
23,85
30,9
31,83
33,3
33,67
37,3
34,70
39,6
38,76
16,91
42,7
30,86
Lapangan
25
Naungan
20
15
10
5
0
Minggu
Ke
1
2
3
4
total
rata-rata
2
7
22,43
30,59
31,85
91,87
22,967
4
4,8
16,78
25,98
32,53
80,09
20,022
6
3,09
13,28
20,32
28,37
65,06
16,265
total
24,09
76,64
111,37
131,77
343,87
rata-rata
6,0225
19,16
27,8425
32,9425
22.97
20.02
20
Tinggi Tanaman
15
16.27
10
5
0
1
n = 16
Overal mean = 343,87
C = (343.87)2/16 = 7390,41
SST
= ((106,85)2+(91,87)2+(80.09)2+(65.06)2)/4-C
= (11416,92+ 8440,09 + 6414,40 +4232 /4)- 7390,41
= 30504,21/4-7390,41
= 7626,0525 7390,41
= 235,64
SSY
((9.2)2+(7)2+(4.8)2+(3.09)2+(24.15)2+(22.43)2+(16.78)2+(13.28)2+(34.48)2+(30.59)2+(25.98)2+(20.32)2+(39.02)2+(31.85)2
+(32.53)2+(28.37)2)-C
= 9273.9581 7390.41
= 1883.5481
SSE
Df
3
12
15
SS
235.64
1647.9081
1883.5481
MS
78.55
137.33
F test
0.57
Minggu ke
rata1
total
rata
1
2
3
4
Total
rata-rata
2
4
6
7
19
4.75
2,5
3,5
5
6
17
4.25
2
3,5
4,5
4,5
14,5
3.625
2,5
3
5
3,5
14
3.5
9
14
20,5
21
64,5
2,25
3,5
5,125
5,25
4.25
3.62
3.5
3.5
3
Jumlah daun
2.5
2
1.5
1
0.5
0
1
n = 16
Overall mean = 64.5
C = (64.5)2/16 = 260.01
SSY
((2)2+(2.5)2+(2)2+(2.5)2+(4)2+(3.5)2+(3.5)2+(3)2+(6)2+(5)2+(4.5)2+(5)2+(7)2+(6)2+(4.5)2+(3.5))-C
= 293.75-260.01
= 33.74
SST
= ((19)2+(17)2+(14.5)2+(14)2)/4-C
= 1056.25 / 4 260.01
= 264.06-260.01
= 4.05
SSE
= SSY -SST
= 33.74 4.05
= 29.69
Df
3
12
SS
4.05
29.69
MS
1.35
2.47
F test
0.54
Total
Ftabel0.05;3;12= 3.49
15
33.74
No
Spesies
Ind
Plot
KM
KR (%)
Ficus sp.
101
3,15
8,82
Nephrolepis sp.
622
19,4
54,37
Ganoderma lucidum
0,25
0,7
Clitocybe sp.
0,03
0,08
Costus speciosus
0,03
0,08
Anisomeles indica
0,03
0,08
Hydnum repandum
30
0,94
0,0008
Botryophora geniculata
42
1,31
0,08
Labisia pumila
43
1,34
0,08
10
Eleiodoxa conferta
0,15
0,08
FM
FR
(%)
0,5 13,33
0,87
23,33
5
0,12
3,33
5
0,12
3,33
5
0,12
3,33
5
0,12
3,33
5
0,12
3,33
5
0,12
3,33
5
0,12
3,33
5
0,12
3,33
5
22,2
0,12
Log
(INP
sp /
INP
total)
-0,90
77,7
0,43
-0,36
0,15
4,03
0,022
-1,64
0,04
3,42
0,022
-1,64
0,04
3,42
0,022
-1,64
0,04
3,42
0,022
-1,64
0,04
3,33
0,022
-1,64
0,04
3,42
0,022
-1,64
0,04
3,33
0,022
-1,64
0,04
3,42
0,022
-1,64
0,04
INP
INP sp
/ INP
total
H' sp
0,11
kelimpahan
keanekaraga
man spesies
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
11
Justicis sp.
12
Piper sp.
13
Thphonium sp.
14
Caladium sp.
15
1 0,062
0,0008
105
3,28
9,17
10
0,31
0,87
146
4,56
0,0087
Nephelium lappaceum
0,16
0,87
16
Sallacca zalacca
0,06
0,0087
17
Syzygium sp.
10
0,31
0,8741
3
18
Pandanus sp.
0,12
0,0087
19
Drymoglossum
piloselloides
0,19
0,87
TOTAL
1144
35,75
0,12
5
0,37
5
0,12
5
0,12
5
0,12
5
0,12
5
0,12
5
0,12
5
0,12
5
3,75
3,33
3,33
0,022
-1,64
0,04
10
19,17
0,108
-0,96
0,10
3,33
4,21
0,023
-1,62
0,04
3,33
3,34
0,023
-1,62
0,04
3,33
4,2
0,023
-1,62
0,04
3,33
3,34
0,023
-1,62
0,04
3,33
4,2
0,023
-1,62
0,04
3,33
3,34
0,023
-1,62
0,04
3,33
4,2
0,023
-1,62
0,04
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
177,0
4
Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel 1.hasil perhitungan semai spesies yang memiliki jumlah yang banyak dan menduduki 7 plot dari
8 plot yaitu Nephrolepis sp., sehingga nilai INP nya tinggi sebesar 77,7. Tumbuhan ini merupakan salah satu dari 19 spesies yang kami
temukan.Nephrolepis sp. merupakan spesies yang padat yang ditemukan pada area yang diamati jika dilihat dari nilai KM dan KR yang
diperoleh pada tabel pengamatan. Spesies kedua yang memiliki INP tertinggi yaitu Ficus sp. sebesar 22,2 dan spesies ketiga yang memiliki
INP tinggi yaitu Piper sp. sebesar 19,2. Dari hasil INP tersebut menunjukkan bahwa tanaman kategori semai yang dominan dalam 8 plot
tersebut adalah Nephrolepis sp. dan Ficus sp. sedangkan 16 spesies lainnya hanya ditemukan dalam setiap plot yang berbedabeda.Ditemukannya semai dari jenis-jenis pohon yang terdapat di dalam petak pengamatan memberikan indikasi bahwa proses permudaan
alam jenis-jenis tumbuhan di kawasan hutan ini dapat berjalan secara alami.
Tabel 2. Hasil perhitungan kelompok pancang
No
Spesies
1 Hevea brasiliensis
2 Syzygium sp.
3 Calamus sp.
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Pipper
caducibracteum
Arenga pinnata
Nephelium sp.
Syzygium sp.
Garcinia
mangostana
Coffea sp.
Drymophoeus sp.
Arthocarpus integra
Eleidoxa conferta
FR
(%)
INP
0,63
0,25
0,13
20,83
8,33
4,17
28,71
11,48
4,43
0,14
0,06
0,02
Log
(INP
sp /
INP
total)
-0,84
-1,24
-1,65
0,52
2,10
1,05
0,52
0,13
0,13
0,25
0,13
4,17
4,17
8,33
4,17
4,69
6,27
9,38
4,69
0,02
0,03
0,05
0,02
1,31
0,52
1,57
0,52
7,61
0,13
0,13
0,13
0,13
0,13
4,17
4,17
4,17
4,17
4,17
5,48
4,69
5,74
4,69
11,78
0,03
0,02
0,03
0,02
0,06
Ind
Plot
KM
(m)
KR
(%)
30
12
1
5
2
1
1,2
0,48
0,04
7,87
3,15
0,26
2
8
4
2
1
1
2
1
0,08
0,32
0,16
0,08
5
2
6
2
29
1
1
1
1
1
0,2
0,08
0,24
0,08
1,16
FM
INP sp /
INP
total
H' sp
kelimpahan
keanekaragaman
spesies
0,12
0,07
0,04
Rendah
Rendah
Rendah
-1,63
-1,50
-1,33
-1,63
0,04
0,05
0,06
0,04
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
-1,56
-1,63
-1,54
-1,63
-1,23
0,04
0,04
0,04
0,04
0,07
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
13
14
15
16
17
18
JUMLA
H
Alpiniasp.
Bambussa sp.
Nephrolepis exaltata
Alstonia scholaris
Terminalia catappa
Mangifera sp.
22
9
238
4
1
4
1
1
1
1
1
1
381
24
0,88
0,36
9,52
0,16
0,04
0,16
15,2
4
5,77
2,36
62,47
1,05
0,26
1,05
0,13
0,13
0,13
0,13
0,13
0,13
4,17
4,17
4,17
4,17
4,17
4,17
9,94
6,53
66,63
5,22
4,43
5,22
0,05
0,03
0,33
0,03
0,02
0,03
100
100
200
-1,30
-1,49
-0,48
-1,58
-1,65
-1,58
0,06
0,05
0,16
0,04
0,04
0,04
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Dari hasil pengamatan pada tabel 2 dapat dilihat bahwa kategori pancang yang ditemukan dalam 5 plot dari 8 plot adalah Hevea
brasiliensis dnegan jumlah 30 dan KR 7,87 %. Tetapi untuk jumlah tertinggi yaitu spesies Nephrolepis exaltatayang hanya ditemukan pada
1 plot saja. Dilihat dari jumlahnya tumbuhan tersebut memiliku KR dan INP tertinggi dari 17 spesies lainnya. Jumlah keseluruhan spesies
yang ada pada 8 plot yang di amati dengan jalur transek yaitu 381 untuk 18 spesies yang ditemukan. Kelimpahan keanekaragaman spesies
tergolong rendah karena dilihat dari nilai H sp yang rata-rata 0,04. Jumlah yang mendominasi dari kategori pancang adalah karet
(Nephrolepis exaltata) karena Hutan yang diteliti memang sbagian besar ditumbuhi pohon karet dan memang sangat mendominasi dari
spesies lainnya. Jika dilihat dari hal tersebut hutan ini termasuk hutan sekunder karena tidak terdapat kanopi seperti pada hutan primer dan
Tabel 3. Hasil perhitungan kelompok tiang
No
Spesies
Hevea
ind plot
45
KM
(m)
KR
(%)
FM
FR
(%)
DB
basal
DM
DR
(%)
INP
INP
sp/IN
P
Total
0,056
31,250
0,625
29,412
558,917
245224,7
46,989
107,650
0,359
Log
(INP
sp. /
INP
total)
-
H' sp
kelimpahan
keanekarag
aman
spesies
0,160 Rendah
brasiliensis
2
Nephelium sp.
Syzigium sp.
Salacca zalacca
Justicis sp.
Alstonia
scholaris
Ficus sp.
Baccaunea
angulata
Total
19
0,024
13,194
0,625
29,412
242,038
45987,18
8,812
51,418
0,171
11
0,014
7,639
0,250
11,765
25,796
522,3654
0,100
19,504
0,065
0,010
5,556
0,125
5,882
71,656
4030,647
0,772
12,210
0,041
47
0,059
32,639
0,125
5,882
523,883
215445,9
41,283
79,804
0,266
0,005
2,778
0,125
5,882
20,064
316,0032
0,061
8,721
0,029
0,011
6,250
0,125
5,882
113,694
10147,21
1,944
14,077
0,047
1
144
0,001
0,180
0,694
0,125
2,125
5,882
16,242
207,086
521881,2
0,040
6,616
300
0,022
0,445
0,766
1,187
1,390
0,575
1,537
1,329
1,656
0,131 Rendah
0,077 Rendah
0,057 Rendah
0,153 Rendah
0,045 Rendah
0,062 Rendah
0,037 Rendah
Dari hasil pengamatan tabel 3 diketahui bahwa tanaman yang cukup mendominasi adalah Hevea brasiliensis dan Justicis sp. dari 8
spesies yang ada pada kategori ini. Hevea brasiliensis merupakan tanaman yang ditemukan pada kategori semai dan pancang dimana bisa
dipastikan tanaman ini merupakan tanaman yang memiliki kepadatan yangg tinggi karena pertumbuhannya sampai pohon. Selain itu,kedua
tanaman tersebut menduduki 5 plot dari 8 plot yang dibuat. Kita ketahui bahwa semakin besar jumlah spesies makan INP yang dihasilkan
akan semakin tinggi, jadi kedua tanaman tersebut memiliki INP tertinggi dari spesies lainnya pada kategori tiang. Untuk tingkat
keanekaragaman spesies tergolong rendah karena nilai H sp nya dibawah 1.
Tabel 4. Hasil pengamatan kelompok pohon
No
Spesies
Hevea
1 brasiliensis
Nephelium
2 lappaceum
3 Syzygium sp.
Synsepalum
4 sp.
Rhizophora
5 sp.
FR
(%)
DB
basal
DM
DR (%)
INP
40
154,0741
0,51358
0,75
40
95,55556
0,318519
34,22
0,125
6,666667
17,77778
0,059259
6,67
25,64
0,125
6,666667
18,51852
0,061728
0,28939
0,49687
1,22724
1,20952
6,67
100
24,13
0,125
1,875
6,666667
100
14,07407
300
0,046914
-1,3287
KM
(m)
KR
(%)
FM
0,0313
74,0741
0,75
40
37,27
0,75
21
0,0066
15,56
0,75
40
51,16
0,0019
4,44
0,125
6,67
0,0022
5,19
0,125
0,0003
0,0422
0,74
0,125
1,875
Ind
Plot
100
Log
(INP sp
/ INP
total)
INP sp /
INP
total
H' sp
kelimpa
han
keaneka
ragaman
spesies
0,148626 Rendah
0,158261 Rendah
0,072726 Rendah
0,074661 Rendah
0,062334 Rendah
Sebagai komponen utama vegetasi, pohon memegang peranan penting dalam kaitannya dengan fungsi hutan sebagai sumber
kebutuhan pembangunan, pengatur tata air dan tata guna tanah, cadangan plasma nutfah dan sumber devisa negara. Hutan yang terdapat
Indonesia sebagian besar adalah hutan hujan tropis yang sangat rumit susunannya, baik jenis kehidupan maupun proses kehidupan yang
terdapat didalamnya. Komposisi vegetasi hutan hujan tropis adalah campuran dan posisi dominan didukung oleh sejumlah spesies pohon.
Hutan alam yang masih utuh memiliki jumlah spesies yang banyak Fungsi ekologi dapat berlangsung jika jalinan ekologi di ekosistem
hutan itu tidak terputus. Hilangnya spesies pohon tertentu akan berpengaruh terhadap jalinan ekologi, sehingga mutu dari peran ekologi
hutan secara totalitas akan berkurang. Dilihat dari tabel pengamatan spesies yang memiliki jumlah tertinggi dihutan yang di amati yaitu
Hevea brasiliensis dengan jumlah 30 pada 6 plot dari 8 plot yang di amati. Selain itu Nephelium lappaceum, juga merupakan spesies
tertinggi kedua yang ditemukan pada 6 plot sehingga nilai KR nya tinggi. Untuk spesies yang hanya ditemukan 1 pada 1 plot saja adalah
Rhizophora sp.Semua spesies kategori pohon memiliki tingkat keanekargaman yang rendah pula karena nilai H sp masih d bawah 1.
Secara keseluruhan hasil pengamatan menunjukkan keanekaragaman yang rendah karena didominasi oleh jenis-jenis tertentu saja
misalnya Hevea brasiliensis dan Nephrolepis exaltata yang ditemukan plot semai, pancang, tiang dan pohon. Selain itu keseluruhan jenis
yang ada masih dibawah 20 karena hutan tersebut bukan merupakan hutan primer yang terdiri dari beragam jenis yang mendukung
populasi didalamnya. Keanekaragaman jenis dan kemantapan komunitas setiap areal dapat digambarkan dengan indeks Shannon (H). Dari
hasil pengamatan rata-rata indeks shannonnya dibawah 1. Semakin besar H suatu komunitas maka semakin mantap pula komunitas
tersebut. Nilai H= 0 dapat terjadi bila hanya satu spesies dalam satu contoh (sampel) dan H maksimal bila semua jenis mempunyai jumlah
individu yang sama dan hal tersebut menunjukkan kelimpahan terdistribusi secara sempurna.
Pada hutan MEPA tidak menunjukkandistribusi seragam karena distribusi seragam jarang terdapat, hanya terjadi apabila kondisi
lingkungan cukup seragam di seluruh luasan dan apabila terdapat persaingan kuat atau antagnisme antara individu-individu misalnya pada
hutan-hutan yang lebat pohon-pohon yang tinggal hampir mempunyai distribusi relatif atau distribusi seragam karena kompetisi untuk
mendapatkan unsur hara dan cahaya matahari yang kuat.
Tabel 5. Hasil pengamatan pH tanah dan Suhu
suhu tanah
plot
1
0 cm
26,7
5 cm
26,3
suhu udara
10 cm
26,3
10 cm
27
30 cm
26,7
50 cm
27
Ph
tanah
kelembab
an
4,33
88,7
2
3
4
5
6
7
8
total
ratarata
26,3
26,7
26
26,3
26,7
27,3
27
213
26,7
27
27,3
26,7
26,7
27
26,3
214
27
26,7
26,3
26,7
27
27,3
26
213,3
26,3
27
27
26,7
27
26,3
26,7
214
27
27
26,3
27,3
27
27
26,7
215
27
27
26,7
26,3
27
26,7
27
214,7
26,63
26,75
26,66
26,75
26,88
26,84
4,67
5
5,67
5,33
5
4,67
4,67
39,34
93,6
89,4
86
86,9
86
88
88,3
706,9
4,92
88,36
Suhu tanah ratanya 27 dari 3 ketinggian pada tabel karena hutan MEPA termasuk hutan Hujan tropis yang tanahnya tergolong
lembab. Suhu udara pada 3 ketinggian juga menunjukkan rata-rata 27 karena ketika kami melakukan pengamatan cuaca mendung dan
hutan ini juga rimbun sehingga suhu udaranya rendah. pH tanahnya rata-rata asam karena tanah dihutan ini tergolong tanah gambut dan
memiliki pH asam. Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ion unsur (H +) didalam tanah. Sumber keasaman dan atau yang berperan
dalam menentukan keasaman pada tanah gambut adalah pirit (senyawa sulfur) dan asam organik. Keasaman tanah gambut cenderung
makin tinggi jika gambut tersebut makin tebal. pH tanah dihutan MEPA termasuk pH ekstrim dimana tanaman toleran pada pH tersebut.
HASIL Fenologi
Tabel 1. Pengamatan fenologi tanaman kacang hijau daerah naungan dan Lapangan
No
HarikeStadium tumbuh
Naungan
Lapangan
1
Germinasi
1
1
2
Bijiberkecambahsampaifas
3
2
3
4
5
6
ekotiledon
Kotiledoneterbuka
Daun trifoliate pertama
Daun trifoliate kedua
Daun trifoliate ketiga
6
10
19
27
3
5
15
22
1
2
2
2
2
2
3
3,3
2
2,5
3
lapangan (mingguke)
3
4
5
6
5
7
8,9
9,9
5,7
8,2
9
10,8
4,6
6,8
8,1
10
6
7,1
9,1 10,5
5
7,3
8,6
9,7
10,1
rata
1,6 2,76 5,26 7,28 8,74
Gambar 1. Grafik rata-rata jumlah daun di lapangan
7
13,2
14,5
12,6
15,6
14,4
14,0
8
16,7
15
16,1
17,8
16,9
6 16,5
15
14.06
10
5
0
1
10.18
8.74
7.28
5.26
Jumlah daun
2.76
1.6
2
1
2
2
2
1,2
2
2
4
5
5
5
3,5
7
13,8
14,4
14
15,1
15,8
14,6
8
15,8
16,5
16
17
16
16,2
12.8
10
16.26
Jumlah daun
7.96
5
0
1
14.62
13.24 14.14
3.5
1.2
2
PEMBAHASAN