Anda di halaman 1dari 13

PENGUKURAN POTENSIAL OSMOTIK DAN

POTENSIAL AIR JARINGAN TUMBUHAN


Laporan Praktikum

Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Fisiologi Tumbuhan


Yang dibina oleh Ibu Ir. Nugrahaningsih, M.P.

Disusun oleh :
Kelompok 3 Offering I 2017

Bay Ummu Sakinatuz Z. 170342615513


Fakhriza Rizqi V. 170342615578
Indah Fitriyah 170342615519
Mega Berliana 170342615550
Rizqi Layli K. 170342615601

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
PRODI S1 BIOLOGI

September 2018
TUJUAN
1.Mahasiswa diharapkan dapat membedakan proses terjadinya potensial osmotik dan
potensial air jaringan tumbuhan
2. Mahasiswa diharapkan dapat mengamati terjadinya peristiwa plasmolisis

KAJIAN TEORI
Molekul air dan zat terlarut yang berada dalam sel selalu bergerak. Oleh karena itu
terjadi perpindahan terus-menerus dari molekul air, dari satu bagian ke bagian yang lain
(Bidwell, 1979).
Potensial air memiliki dua komponen yaitu, potensial tekanan dan potensial osmotik.
Potensial tekanna timbul karena adanya tambahan tekanan dan sama dengan tekanan nyata di
bagian sistem tertentu. Potensial osmotik disebut juga potensial linarut, yang terjadi karena
adanya unsur terlarut. Karena potensial tekanan merupakan tekanan nyata untuk mudahnya
kita sebut tekanan (Salisbury, 1995).
Membran sel memungkinkan molekul air melintas lebih cepat daripada unsur terlarut.
Dinding sel primer biasanya sangat permiabel terhadap keduanya. Membran sel tumbuhan
memungkinkan berlangsungnya osmosis, tapi dinding sel yang tegar itulah yang meninbulkan
tekanan di dalamnya, sel tersebut sering pecah, seperti yang terjadi saat sel darah merah
dimasukkan ke dalam air (Salisbury, 1995).
Difusi adalah gerakan partikel dari tempat dengan potensial kimia lebih tinggi ke tempat
dengan potensial kimia lebih rendah karena energi kinetiknya sendiri sampai terjadi
keseimbangan dinamis (Indradewa, 2009). Senada dengan itu, Agrica (2009) menjelaskan
bahwa difusi adalah peristiwa mengalirnya atau berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari
bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Contoh yang sederhana
adalah pemberian gula pada cairan teh tawar. Lambat laun cairan menjadi manis. Contoh lain
adalah uap air dari cerek yang berdifusi dalam udara.
Prinsip dasar yang dapat kita pegang mengenai peristiwa difusi ini adalah difusi terjadi
sebagai suatu respon terhadap perbedaan konsentrasi. Suatu perbedaan terjadi apabila terjadi
perubahan konsentrasi dari suatu keadaan ke keadaan lain. Selain perbedaan konsentrasi,
perbedaan dalam sifat dapat juga menyebabkan difusi. Proses pertukaran gas pada tumbuhan
yang terjadi di daun adalah suatu contoh proses difusi. Dalam proses ini gas CO2 dari
atmosfir masuk ke dalam rongga antar sel pada mesofil daun yang selanjutnya digunakan
untuk proses fotosintesis (Indradewa, 2009).
Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan dengan
meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian
dengan konsentrasi yang lebih encer. Gaya per unit luas yang dibutuhkan untuk mencegah
mengalirnya pelarut melalui membran permeabel selektif dan masuk ke larutan dengan
konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor. Tekanan osmotik merupakan
sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan
bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri (Agrica, 2009).
Tekanan yang diberikan pada air atau larutan, akan meningkatkan kemampuan osmosis
dalam larutan tersebut. Tekanan yang diberikan atau yang timbul dalam system ini disebut
potensial tekanan, yang dalam tumbuhan potensial ini dapat timbul dalam bentuk tekanan
turgor. Nilai potensial tekanan dapat positif, nol, maupun negatif (Loveless, 1991).
Menurut Salisbury (1995), selain potensial air (PA) dalam potensial tekanan (PT)
osmosis juga dipengaruhi tekanan osmotic (PO). Potensial osmotic dari suatu larutan lebih
menyatakan sebagai status larutan. Status larutan biasa kita nyatakan dalam bentuk satuan
konsentrasi, satuan tekanan, atau satuan energi. Hubungan antara potensial air (PA) dan
potensial tekanan (PT), dan potensial osmotic (PO) dapat dinyatakan dengan hubungan
sebagai berikut:
PA = PO + PT
Dari rumus di atas dapat terlihat bahwa apabila tidak ada tekanan tambahan (PT),
maka nilai PA = PO
Untuk mengetahui nilai potensial osmotic cairan sel, salah satunya dapat digunakan
metode plasmolisis. Jika potensial air dalam suatu sel lebih tinggi dari pada potensial air yang
ada di sekitar sel atau di luar sel, maka air akan meninggalkan sel sampai potensial air yang
ada dalam sel maupun di luar sel sama besar. Protoplas yang kehilangan air itu menyusut
volumenya dan akhirnya dapat terlepas dari dinding sel, peristiwa tersebut biasa kita kenal
dengan istilah plasmolisis (Salisbury, 1995).
Untuk mengetahui potensial air dengan cara Shardakov, pengujian harus dilakukan
dengan hati-hati, yaitu dengan meneteskan larutan sukrosa yang diwarnai dengan
mempergunakan mikropipet atau syringe. Untuk tiap konsentrasi yang berbeda juga
menggunakan mikropipet yang berbeda. Dalam hal meneteskannya, ujung pipet atau syringe
harus berada dekat pada permukaan larutan yang hendak ditest dan ditengah-tengah. Apabila
larutan penguji tetap di permukaan larutan yang ditest (mengapung), berarti larutan telah
menjadi pekat karena ada air dari larutan yang masuk ke dalam daun (Dahlia, dkk. 2001).
Apabila larutan pengetestnya jatuh ke bawah larutan yang ditest, berarti larutan yang
diuji telah mengalami pengenceran, karena ada air daun yang keluar, masuk ke dalam larutan.
Suatu larutan tidak berubah konsentrasinya jika larutan pengetestnya melayang dalam larutan
yang ditest, yang kemudian diikuti dengan tersebarnya larutan pengetest tadi ke seluruh
larutan yang ditest. Apabila konsentrasinya tidak berubah, maka potensial air dari daun tadi
sama dengan potensial air larutan sukrosa, dalam mana daun tersimpan (Dahlia, dkk. 2001).

METODE
Potensial osmotik dengan cara plasmolisis
Potensial air

Mengukur potensial air kentang dan wortel

Potensial air dengan cara Shardakov


HASIL PENGAMATAN

Potensial Osmotik (Daun Rhoeo Discolor)

Σ Sel yang
Konsentrasi
No. Mengalami Persentasi (%)
Larutan Gula (%)
Plasmolisis
82
19 72% 82 x 100 % = 41,62 %
1.
92
12 86% 92 x 100 % = 71,88 %
2.
14 8
18 98% 148 x 100 % = 78,31 %
3.
14 9
23610% 149 x 100 % = 63,14 %
4.
Tabel 1. Perubahan jumlah sel yang mengalami plasmolisis

Potensial Air Umbi Kentang (Solanum tuberosum) dan Wortel (Daucus carota L.)

Panjang Panjang
Waktu
Sebelum Sesudah
Bahan Perendaman Konsentrasi (%)
Perendaman Perendaman
(menit)
(cm) (cm)
3 cm 3,1 cm 0%
30 menit 3 cm 2,7 cm 4%
3 cm 2,8 cm 8%
Wortel
3,1 cm 2,9 cm 0%
60 menit 2,7 cm 2,6 cm 4%
2,8 cm 2,7 cm 8%
3 cm 3,1 cm 0%
30 menit 3 cm 2,6 cm 4%
3 cm 2,8 cm 8%
Kentang
3,1 cm 3,2 cm 0%
60 menit 2,6 cm 2,6 cm 4%
2,8 cm 2,7 cm 8%
Tabel 2. Perubahan Panjang Kentang dan Wortel

Waktu Konsentrasi
Bahan Perendaman Larutan Peristiwa yang Terjadi
(menit) (%)
0% Methylen blue tenggelam di dalam larutan
4% Methylen blue melayang di dalam larutan
30 menit Methylen blue mengapung di permukaan
8%
larutan
Wortel
0% Methylen blue tenggelam di dalam larutan
4% Methylen blue melayang di dalam larutan
60 menit Methylen blue mengapung di permukaan
8%
larutan
0% Methylen blue tenggelam di dalam larutan
4% Methylen blue melayang di dalam larutan
30 menit Methylen blue mengapung di permukaan
8%
larutan
Kentang
0% Methylen blue tenggelam di dalam larutan
4% Methylen blue melayang di dalam larutan
60 menit Methylen blue mengapung di permukaan
8%
larutan
Tabel 3. Pengukuran Potensial Air dengan Cara Shardakov (Methylen blue)

ANALISIS DATA
Pengukuran potensial osmotik dengan cara plasmolisis
Pada praktikum dilakukan dengan cara menghitung jumlah sel sayatan paradermal
epidermis Rhoeo discolour. Percobaan dilakukan dengan menggunakan larutan garam dengan
berbagai macam konsentrasi. Pada konsentrasi2% dapat teramati bahwa jumlah sel yang
mengalami plasmolisis yaitu sebanyak 82 dengan persentase 41,62%. Pada konsentrasi 6%
dapat teramati bahwa jumlah sel yang mengalami plasmolisis yaitu sebanyak 92 dengan
persentase 71,88%. Pada konsentrasi 8% dapat teramati bahwa sel yang mengalami
plasmolisis sebanyak 148 dengan persentase 78,31%. Pada konsentrasi terbesar yakni 10%
dapat teramati bahwa sel yang mengalami plasmolisis sebanyak 149 dengan persentase
63,14%. Sehingga dapat dikatakan jika semakin tinggi konsentrasi larutan garam, maka
jumlah sel yang mengalami plasmolisis juga semakin tinggi.
Pengukuran potensial air
Perubahan panjang kentang dan wortel
Pada percobaan kedua dilakukan pada kentang dan wortel yang direndam di larutan
garam dengan berbagai macam konsentrasi, didiamkan hingga 30 menit dan juga 60 menit,
lalu dihitung perubahan panjang dan diameternya. Pada konsentrasi 0% setelah 30 menit,
kentang mengalami pemanjangan 0,1 cm sedangkan pada wortel juga mengalami
pemanjangan 0,1 cm. Pada konsentrasi 4% kentang mengalami penyusutan sebesar 0,4 cm,
sedangkan pada wortel menyusut 0,3 cm. Pada konsentrasi 8% kentang mengalami
penyusutan sebesar 0,2 cm kemudian wortel mengalami penyusutan sebesar 0,2 cm. Pada
konsentrasi 0% setelah 60 menit, kentang mengalami pemanjangan 0,1 cm sedangkan pada
wortel mengalami penyusutan sebesar 0,2 cm. Pada konsentrasi 4% kentang berukuran tetap
atau sama seperti semula, sedangkan pada wortel menyusut 0,1cm. Pada konsentrasi 8%
kentang dan wortel mengalami penyusutan sebesar 0,1cm.
Metode Shardakov
Uji Sardakov yang dilakukan pada larutan bekas rendaman baik umbikentang maupun
wortel dalam 30 menit dan 60 menit menunjukkan bahwa pada larutan berkonsentrasi 0%
memperlihatkan bahwa metilen blue yang diteteskan tenggelam pada dasar gelas. Penetesan
metilen blue pada larutan konsentrasi 4% memperlihatkan bahwa metilen blue yang
diteteskan melayang. Kemudian pada konsentrasi 8% baik umbi kentang dan wortel
mengamati bahwa yang metilen blue mengapung.

PEMBAHASAN
Potensial osmotik
Osmosis adalah pergerakan air melintasi membran di mana pergerakan bersih terjadi
dari potensi air negatif yang lebih rendah ke potensi air yang lebih negatif. Osmosis
umumnya mengacu pada pergerakan bersih air melintasi membran. Osmosis terjadi ketika
larutan berair dipisahkan dari air murni oleh membran semipermeabel. Besarnya potensi
osmotik didasarkan pada sifat koligatif dari larutan yaitu, potensi osmotik berbanding lurus
dengan konsentrasi zat terlarut. Sifat koligatif ditentukan oleh jumlah molekul terlarut per
unit volume pelarut dan bukan oleh ukuran molekul (Kowles, 2010).
Pada percobaan potensial osmotik kami melakukan melalui peristiwa plasmolisis
menggunakan preparat irisan paradermal bagian bawah daun Rhoeo discolor. Kami
mengamati preparat tersebut menggunakan mikroskop dengan perbesaran 100x sehingga
terlihat jelas bentuk sel hexagonal dan seluruh sel berwarna ungu yang menunjukkan adanya
pigmen antisianin. Kemudian, kami merendam irisan paradermal bawah pada tabung yang
berisi larutan garam masing-masing dengan konsentrasi 2%, 6%, 8%, 10% dengan waktu 15
menit. Rendaman tersebut sehingga terlihat terdapat perbedaan jumlah sel yang mengalami
plasmolisis pada setiap konsentrasi yang ditunjukkan pada tabel diatas yaitu semakin tinggi
konsentrasi garam maka semakin banyak sel yang lisis.
Pada percobaan yang kami lakukan menunjukkan adanya peristiwa plasmolisis.
Plasmolisis adalah respon dari sel tanaman yang terkena tekanan hiperosmotik. Hilangnya
turgor menyebabkan pelepasan paksa protoplas hidup dari dinding sel. Proses plasmolitik
terutama didorong oleh vakuola (Lang, et.al, 2014). Plasmolisis insipien merupakan kondisi
dimana protoplas hanya mengisi volume sel. Pada plasmolisis insipien, protoplas tidak
memberikan tekanan pada dinding tidak juga ditarik dari dinding. Akibatnya, tekanan turgor
adalah nol dan potensi air sel sama dengan potensi osmotiknya Ketika sel direndam oleh
larutan hipotonik seperti air murni, air akan masuk sel. Ketika bergerak menuruni gradien
potensial air. Hal tersebut menyebabkan pengenceran kecil dari isi vacuolar (dengan
peningkatan potensial osmotik) dan pembentukan tekanan turgor. Gerakan bersih air ke
dalam sel akan berhenti ketika potensi osmotik sel diimbangi oleh tekanan turgornya
(Hopkins & Huner, 2009 ).
Potensial Air
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui potensial osmotik pada suatu sel
dengan metode perubahan volume sel. Adanya peristiwa osmosis menyebabkan adanya
perpindahan cairan sel keluar dari dalam sel, sehingga berpengaruh terhadap volume dari sel
tersebut. Percobaan kali ini menggunakan umbi kentang (Solanum tuberosum) dan wortel
(Daucus carota L.) yang terlebih dahulu di buat silinder menggunakan pengebor gabus
dengan panjang 3 cm. Setelah itu dimasukkan ke dalam larutan garam dengan berbagai
konsentrasi.
Pada percobaan pertama umbi kentang direndam di dalam larutan garam 0% selama
15 menit dan dilanjut hingga 30 menit, diperoleh data bahwa umbi kentang mengalami
perubahan ukuran menjadi lebih panjang dari 3 cm menjadi 3, 1 cm dalam 15 menit pertama
dan 3, 1cm pada 15 menit kedua.hal ini menunjukkan adanya potensial osmosis cairan sel, air
murni cenderung memasuki sel. Adanya pertambahan panjang disebabkan adanya potensial
osmotik.
Percobaan selanjutnya umbi kentang direndam di dalam larutan garam 4%dan 8%
selama 15 menit dan dilanjut hingga 30 menit, diperoleh data bahwa umbi kentang
mengalami perubahan ukuran yaitu mengalami penyusutan. Penyusutan panjang pada 15
menit pertama sebesar 0,4 cm pada konsentrasi 4%, dan 0,2 cm pada konsentrasi 8% dan
pada 15 menit kedua tidak ada perubahan pada konentrasi 4% dan terjadi penyusutan 0,1 cm
dari 2,8 cm menjadi 2,7 cm pada konsentrasi 8%. Sebagian besar mengalami penyusutan,
yang mana semakin tinggi konsentrasi larutan garam semakin besar penyusutan yang terjadi
pada umbi kentang. Salah satu faktor yang mempengaruhi potensial osmotic adalah
konsentrasi larutan, meningkatnya konsentrasi larutan akan menurunkan nilai potensial
osmotic sehingga mengakibatkan umbi kentang memendek bukan memanjang.
Percobaan selanjutnya wortel direndam di dalam larutan garam 0% selama 15 menit
dan dilanjut hingga 30 menit, diperoleh data bahwa wortel mengalami perubahan ukuran
menjadi lebih panjang dari 3 cm menjadi 3,1 cm dalam 15 menit pertama, hal ini
menunjukkan adanya potensial osmosis cairan sel, air murni cenderung memasuki sel.
Adanya pertambahan panjang disebabkan adanya potensial osmotik. Namun pada 15 menit
selanjutnya wortel mengalami penyusutan dari 3,1 cm menjadi 2,9 cm. Hasil pengamatan
tidak sesuai dengan teori. Hal tersebut dimungkinkan karena human error yang berupa tidak
teliti dalam memotong silinder wortel, di selisisih waktu dalam memasukkan silinder kentang
pada masing-masing botol berisi konsentrasi yang berbeda, dan praktikan kurang cepat dalam
memotong silinder ubi jalar. Selain itu bisa disebabkan oleh praktikan lupa menyimpan
sementara silinder wortel sebelum dilakukan perendaman, karena apabila silinder wortel
dibiarkan ditaruh dalam kondisi terbuka sebelum dilakukan perendaman maka akan terjadi
penguapan air dari dalam wortel. Akibatnya wortel sudah mengalami kehilangan air terlebih
dahulu akibat terjadi penguapan, sehingga hasilnya tidak sesuai yang diinginkan setelah
dilakukan perendaman.
Percobaan selanjutnya wortel direndam di dalam larutan garam 4% dan 8% selama
15 menit dan dilanjut hingga 30 menit, diperoleh data bahwa umbi kentang mengalami
perubahan ukuran yaitu mengalami penyusutan. Penyusutan panjang pada 15 menit pertama
sebesar 0,3 cm pada konsentrasi 4%, dan 0,2 cm pada konsentrasi 8% dan pada 15 menit
kedua penyusutan sebesar 0,2 dari 3 cm menjadi 2,8 cm pada konsentrasi 4% dan terjadi
penyusutan 0,1 cm dari 2,8 cm menjadi 2,7 cm pada konsentrasi 8%. Sebagian besar
mengalami penyusutan, yang mana semakin tinggi konsentrasi larutan garam semakin besar
penyusutan yang terjadi pada umbi kentang. Salah satu faktor yang mempengaruhi potensial
osmotik adalah konsentrasi larutan, meningkatnya konsentrasi larutan akan menurunkan nilai
potensial osmotic sehingga mengakibatkan umbi kentang memendek bukan memanjang.
Menurut Tjitrosomo (1987), jika sel dimasukan ke dalam larutan gula, maka arah
gerak air neto ditentukan oleh perbedaan nilai potensial air larutan dengan nilainya di dalam
sel. Jika potensial larutan lebih tinggi, air akan bergerak dari luar ke dalam sel, bila potensial
larutan lebih rendah maka yang terjadi sebaliknya, artinya sel akan kehilangan air. Apabila
kehilangan air itu cukup besar, maka ada kemungkinan bahwa volume sel akan menurun
demikian besarnya sehingga tidak dapat mengisi seluruh ruangan yang dibentuk oleh dinding
sel.

SIMPULAN
1. Plasmolisis merupakan lepasnya membran plasma dari dinding sel pada sel
tumbuhan. Jumlah sel yang lisis dipengaruhi oleh besar konsentrasi larutan. Semakin
besar konsentrasi larutan maka semakin besar jumlah sel yang lisis. Pada konsentrasi
2% jumlah sel yang mengalami plasmolisis sebanyak 82 dengan persentase 41,62%.
Pada konsentrasi 6% jumlah sel yang mengalami plasmolisis sebanyak 92 dengan
persentase 71,88%. Pada konsentrasi 8% sel yang mengalami plasmolisis sebanyak 148
dengan persentase 78,31%. Pada konsentrasi 10% sel yang mengalami plasmolysis
sebanyak 149 dengan persentase 63,14%.
2.Panjang awal yang terdapat pada umbi kentang dan wortel pada saat konsentrasi
larutan garam 0% adalah bertambahnya volume panjang umbi kentang dan wortel yang
ditunjukkan dengan adanya potensial osmosis cairan sel, yaitu air murni cenderung
memasuki sel, serta potensial turgor di dalam sel mengakibatkan air meninggalkan sel.
Panjang awal pada umbi kentang dan wortel pada saat konsentrasi larutan 4% dan 8%
adalah menyusutnya ukuran kentang dan wortel dipengaruhi semakin tinggi konsentrasi
larutan garam semakin besar penyusutan yang terjadi pada umbi kentang dan wortel.

SARAN
Peristiwa plasmolisis pada potensial osmotik dan potensial air banyak terjadi pada
kehidupan sehari-hari. Untuk percobaan atau penelitian selanjutnya diharapkan lebih
dikembangkan mengenai penelitian tentang potensial osmotik dan potensial air dengan
memberikan variasi konsentrasi larutan, waktu, bahan, dan metode yang digunakan. Untuk
percobaan selanjutnya diharapkan lebih teliti dalam membuat konsentrasi larutan dan ukuran
bahan yang digunakan agar memperoleh data yang akurat dan dalam membuat preparat
diharapkan membuat sayatan dengan ketebalan yang sesuai sehingga dapat terlihat jelas apa
yang akan diamati.

DAFTAR RUJUKAN
Agrica, Houlerr. 2009. BIOLOGI. Jakarta : PT Erlangga.
Bidwell, R.G.S., 1979. Plant Physiology. Mac Millan Publishing Co. Inc., New York.
Dahlia, Lukiaty, B., dan Kusumaputri, L.T. 2001. Petunjuk Praktikum Fisiologi Tumbuhan.
Malang : FMIPA Universitas Negeri Malang.
Hopkins, W. G. & Huner, N. P. A. 2009. Introduction of Plant Physiolog. 4th Edition. USA:
John Wiley & Sons, Inc.
Indradewa. 2009. Fisiologi Tumbuhan Dasar Jilid 1. Bandung : ITB Press.
Kowles, R. V. 2010. Regulation of Water in Plant Cells. Journal of Bioscene. Volume 36 (1)
No. 34.
Lang, I., Sassmann, S., Schmidt, B., & Komis, G. 2014. Plasmolysis: Loss of Turgor and
Beyond. Journal of Plant. 3, 583-593.
Loveless. 1991. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan Daerah Tropik. Jakarta : PT Gramedia.
Salisbury, Cleon. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 1. Bandung : ITB Press.
Tjitrosomo. 1987. Botani Umum 2. Bandung : Penerbit Angkasa.
LAMPIRAN

Preparat Rhoeo discolor konsentrasi 2%


Rendaman kentang & wortel pada konsentrasi berbeda
Bahan kentang & wortel

Preparat Rhoeo discolor konsentrasi Preparat Rhoeo discolor konsentrasi Preparat Rhoeo discolor konsentrasi
8% 10% 6%

Air rendaman wortel & kentang setelah ditetesi methylene blue konsentrasi
Rendaman sayatan Rhoeo Air
discolor
rendaman
konsentrasi
wortel 10% 0% ditetesi methylene blue konsentrasi 4% & 8%
& kentang setelah

Anda mungkin juga menyukai