I. Judul
Potensial Air ()
II. Tujuan
Mengukur potensial air () daun tumbuhan dengan metode Chardakov.
4. Metilien biru
5. Pinset
6. Daun tanaman
7. Larutan sukrosa 0,1 ; 0,2 ; 0,3 ; 0,4 ; 0,5 ; dan 0,6 M
V. Langkah Kerja
1. Siapkan 6 tabung vial untuk larutan penguji. Isilah setiap tabung degan 10 ml
larutan sukrosa dengan konsentrasi bertingkat dan diberi sedikit kristal metilen
biru.
2. Siapkan juga tabung vial seperti di atas tetapi tanpa metilen biru. Selanjutnya
istilah masing-masing dengan 15 potongan daun. Botol vial ini dibiarkan selama
80 menit dan setiap 20 menit botol digoyang-goyangkan secara perlahan-lahan
untuk mempercepat tercapainya keseimbangan.
3. Setelah 80 menit, keluarkan potongan-potongan daun dari tabung vial dengan
menggunakan pinset (setiap tabung menggunakan pinset berbeda).
4. Ujilah masing-masing larutan sukrosa bekas rendaman daun tersebut dengan
menggunakan pinset (setiap tabung menggunakan pinset berbeda).
5. Amatilah gerakan warna larutan uji. Apabila tetesan warna larutan uji
mengambang naik, maka larutan peredam daun tadi telah menjadi pekat, bila
tetesan tenggelam, maka larutan tetesan daun menjadi lebih encer, dan jika
tetesan langsung berdifusi ke dalam larutan tanpa naik atau tenggelam, maka
tidak terjadi perubahan konsentrasi yang berarti potensial air larutan sama dengan
potensial air daun.
6. Catatlah pada larutan dengan konsentrasi berupa larutan penguji tidak naik dan
tidak tenggelam dan selanjutnya hitunglah potensial air larutan tersebut. Besarnya
larutan potensial air larutan inilah merupakan potensial air daun.
Ingat : = s + p P=0 = s
VI. Hasil
a. Hasil Berdasarkan Internet
Air bergerak dari potensial air tinggi ke potensial air yang rendah.
Perpindahan atau pergerakan molekul air dari potensial air yang tinggi kepotensial
air yang rendah disebut dengan osmosis.
Data Hasil Pengamatan
Tabung Kel 1 2 3 4
no Kons
1 0,1 M + + + +
2 0,2 M ++ ++ ++ +
3 0,3 M +++ +++ +++ +++
4 0,4 M +++ +++ +++ +++
5 0,5 M +++ +++ +++ +++
6 0,6 M +++ +++ +++ +++
Ket: mengembang + , Melayang + + ,tenggelam + ++
6 5 4 3 2 1
VII. Pembahasan
Dalam praktikum ini, prinsip kerjanya adalah tabung uji yang berisi larutan
dengan konsentrasi bertingkat diberi sedikit warna dengan cara melarutkan sedikit
kristal zat warna, pada praktikum ini kita menggunakan metilen blue. Sampel
jaringan juga dimasukkan ke dalam tabung uji yang berisi larutan dengan konsentrasi
setara, tapi tanpa zat warna. Diperlukan waktu untuk pertukaran air, tapi jaringan
tidak perlu mencapai kesetimbangan dengan larutan. Waktu yang dibutuhkan itu
adalah 60 menit. Setelah itu, jaringan diangkat, dan setetes kecil larutan metilen
dijatuhkan ke tabung uji. Jika tetesan warna itu mengambang naik, maka larutan
perendam jaringan tadi telah menjadi lebih pekat, menandakan jaringan telah
menyerap air. Maka dalam hal ini jaringan mempunyai potensial air lebih rendah dari
pada larutan awal. Jika tetesan tenggelam, larutan telah menjadi kurang pekat; berarti
larutan telah menjadi kurang pekat, berarti larutan telah menyerap air dari jaringan.
Maka larutan mempunyai potensial air lebih rendah dari pada jaringan awal. Jika
larutan melayang, maka tidak terjadi perubahan konsentrasi. artinya potensial air
larutan sama dengan potensial air jaringan.
Pada praktikum ini di dapat konsentrasi pada 0,1 dan 0,2 adalah mengambang
(naik), hal tersebut artinya larutan perendam jaringan tadi telah menjadi lebih pekat,
menandakan jaringan telah menyerap air. Maka dalam hal ini jaringan mempunyai
potensial air lebih rendah dari pada larutan awal. Pada konsentrasi 0,3 dan 0,4
hasilnya adalah melayang, hal tersebut artinya tidak terjadi perubahan konsentrasi.
artinya potensial air larutan sama dengan potensial air jaringan. Pada konsentrasi 0,5
hasilnya adalah tenggelam, hal tersebut artinya larutan telah menjadi kurang pekat;
berarti larutan telah menjadi kurang pekat, berarti larutan telah menyerap air dari
jaringan. Terdapat hal yang berbeda pada hasil praktikum yang kami dapatkan, yakni
pada konsentrasi 0,6 memiliki hasil yakni mengambang.
VIII. Kesimpulan
1. Perpindahan atau pergerakan molekul air dari potensial air yang tinggi kepotensial
air yang rendah disebut dengan osmosis.
2. Apabila larutan metilen blue mengambang, hal tersebut artinya larutan perendam
jaringan tadi telah menjadi lebih pekat, menandakan jaringan telah menyerap air.
Maka dalam hal ini jaringan mempunyai potensial air lebih rendah dari pada
larutan awal.
3. Metilen blue melayang hal tersebut artinya tidak terjadi perubahan konsentrasi.
artinya potensial air larutan sama dengan potensial air jaringan.
4. Metilen blue tenggelam hal tersebut artinya larutan telah menjadi kurang pekat;
berarti larutan telah menjadi kurang pekat, berarti larutan telah menyerap air dari
jaringan.
Daftar Pustaka
Ismail dan Abd Muis. 2011. Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Makassar : Jurusan
Biologi Universitas Negeri Makassar.
Salisbury, B. dan Cleon W. . 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid I. Bandung : ITB.
Sasmitamihardja, D, dan Arbayah S. 1996. Fisiologi Tumbuhan Jurusan Biologi . Bandung :
ITB.
Sastrodinoto, S. 1980. Biologi Umum II. Jakarta : PT. Gramedia.
I. Judul
Mengukur Potensial air (Ψ) dengan Metode Volume Tetap
II. Tujuan
Mengukur Potensial air umbi kentang dengan metode volume tetap
V. Prosedur kerja
1. Buatlah silinder umbi kentang dengan menggunakan pelubang gabus
berdiameter 0,8 cm, sepanjang 2 cm, dan selanjutnya ditimbang beratnya.
2. Siapkan 6 gelas kimia yang berisi 30 ml larutan sukrosa engan konsentrasi
bertingkat.
3. Masukkan pada masing-masing gelas kimia 4 silinder umbi dan tutuplah gelas
beker dengan aluminium foil.
4. Biarkan silinder umbi kentang dalam larutan selama 2 jam untuk memberi
kesempatan pada umbi kentang melakukan keseimbangan dengan larutan
sukrosa.
5. Setelah 2 jam ambil setiap silinder dari masing-masing gelas kimia dan
timbang kembali beratnya.
6. Hitunglah rerata berat dari 4 silinder umbi kentang pada masing-masing gelas
kimia dan hitunglah persentase tambahan berat atau persentase pengurangan
beratnya.
7. Plotlah data persentase perubahan berat terhadap konsentrasi sukrosa dalam
molar.
Rumus :
Ψs = M i R T
Keterangan :
M = molaritas dari larutan sukrosa
i = konstanta ionisasi, untuk sukrosa = 1
R = konstanta gas (0,0831 bar/derajat nol)
T = suhu absolut ( 270 C + 273) = 300 K
VI. Hasil
a. Hasil bersumber dari internet
Berdasarkan praktikum dengan konsentrasi sukrosa yang bervariasi,
maka bervariasi pula % Δ bobot ubi jalar maupun kentang, dimana ada yang
bernilai positif ataupun negative. Nilai positif diperoleh dari berat akhir umbi
kentang ataupun ubi jalar yang lebih besar dibandingkan dengan berat awal
umbi kentang ataupun ubi jalar. Potensial osmotic larutan bernilai negative,
karena air pelarut dalam larutan itu melakukan kerja kurang dari air murni.
Kalau tekanan pada larutan meningkat, kemampuan larutan untuk melakukan
kerja, jadi potensial air larutan juga meningkat.
Perubahan
Massa setelah
Konsentrasi Massa Awal massa setelah
No. dicampur sukrosa
Sukrosa (M) (gram) dicampur
(gram)
sukrosa
1. 0 3,90 4,26
2. 0,2 4,01 3,85
3. 0,4 3,94 2,99
4. 0,6 3,93 2,77
5. 0,8 4,07 2,89
6. 0,10 4,02 2,77
VII. Pembahasan
Potensial air adalah kemampuan molekul air untuk melakukan difusi. Jika
air murni berada di satu sisi membran dan larutan sisi lainnya, maka potensial-air
murninya akan lebih tinggi daripada potensial air larutan. Oleh karena itu molekul
air akan berdifusi dari potensial air lebih tinggi menuju potensial air rendah
dalam larutan sel. Akibatnya, tekanan dalam sistem membesar, yang
menyebabkan naiknya tekanan dinding sel. Jika di satu sisi membran ada larutan
dan disisi lainnya ada larutan lain yang berbeda konsentrasinya, maka osmosis
akan berlangsung. Larutan yang lebih pekat mempunyai potensial air lebih
rendah, jadi air akan berdifusi sampai potensial airnya sama.
Dalam pratikum ini mengukur potensial air dengan metode volume tetap.
Dalam pratikum ini, menggunakan sukrosa sebagai larutannya dengan konsentrasi
yang beragam. Setelah dilakukan pratikum sesuai prosedur didapat data seperti di
atas yang dibahas sebagai berikut:
a. Konsentrasi sukrosa 0 M : Kentang yang direndam dalam larutan
sukrosa 0 M, massanya bertambah sebesar 0,30 gram, hal ini disebabkan karena
potensial air larutan sukrosa 0 M lebih tinggi sehingga larutan sukrosa berdifusi
ke dalam sel umbi kentang. Hal ini menyebabakan tekanan turgor sel umbi
kentang naik, dan vakuola sel membesar dan volume sel bertambah sehingga
kentang bertambah massa.
b. Konsentrasi sukrosa 0,2 M : Kentang yang direndam dalam larutan
sukrosa 0,2 M massanya berkurang sebesar 0,16 gram lebih rendah dari massa
kentang dengan konsentrasi 0 M karena konsentrasi sukrosanya lebih tinggi yang
sehingga sel – sel dalam umbi kentang mengkerut karena tekanan turgor rendah
sehingga volume sel berkurang.
c. Konsentrasi sukrosa 0,4 M : Kentang yang direndam dalam larutan
sukrosa 0,4 M massanya berkurang sebesar 0,95 gram hal ini karena konsentrasi
sukrosanya lebih tinggi yang sehingga sel – sel dalam umbi kentang mengkerut
karena tekanan turgor rendah sehingga volume sel berkurang.
d. Konsentrasi sukrosa 0,6 M : Kentang yang direndam dalam larutan
sukrosa 0,6 M massanya berkurang sebesar 1,16 gram hal ini disebabkan karena
potensial air larutan sukrosa semakin rendah akibat konsentrasinya yang tinggi
yang sehingga sel – sel dalam umbi kentang mengkerut karena tekanan turgor
rendah sehingga volume sel berkurang.
e. Konsentrasi sukrosa 0,8 M : kentang yang direndam dalam larutan
sukrosa 0,8 M massanya berkurang sebesar 1,18 gram lebih rendah dari
konsentrasi 0,6 M, hal ini disebabkan karena potensial air larutan sukrosa semakin
rendah akibat konsentrasinya yang tinggi sehingga sel – sel dalam umbi kentang
mengkerut karena tekanan turgor rendah sehingga volume sel berkurang.
Elastisitas
f. Konsentrasi sukrosa 1,0 M : kentang yang direndam dalam larutan
sukrosa 1,0 M massanya berkurang sebesar 1,25 gram lebih rendah dari massa
kentang dengan konsentrasi 0,8. Hal ini disebabkan karena potensial air larutan
sukrosa semakin rendah akibat konsentrasinya yang tinggi yang sehingga sel – sel
dalam umbi kentang mengkerut karena tekanan turgor rendah sehingga volume sel
berkurang.
1. Mengapa gelas kimia yang berisi potngan kentang dalam larutan ditutup
dengan aluminium foil ?
Jawaban : kemasan flexible dari aluminium foil membuat lebih aman untuk
suatu produk kering mau pun basah, karena memang lebih aman karena
memberikan perlindungan double protection terhadap sinar matahari dan juga
perlindungan standart seperti gangguan dari binatang, serangga, microba,
gesekan, guncangan, benturan dan lain-lain.
2. Mengapa larutan uji mengambang pada larutan sukrosa bekas rendaman
kentang.
Jawaban : karena pada larutan sukrosa rendaman kentang terdapat air yang
keluar dari dalam kentang yang mengakibatkan larutan uji mengambang pada
larutan sukrosa bekas rendaman kentang.
IX. Kesimpulan
1. Semakin tinggi konsentrasi larutan sukrosa, maka semakin rendah potensial air
yang dimiliki. Sebaliknya semakin rendah konsentrasi larutan sukrosa maka
semakin tinggi potensial air.
2. Kentang yang direndam dalam larutan sukrosa tinggi akan mengalami perubahan
massa yaitu massanya berkurang akibat sel – sel dalam umbi kentang mengkerut
karena tekanan turgor rendah sehingga volume sel berkurang.
Daftar Pustaka
Lambers H, F.S. Chapin, dan T.L. Pons. 1998. Plant Physiologycal Ecology. New York.
Springer Verlag New York Inc. pp:299-321
Salisbury, Frank B dan Cleon W Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 1. Bandung: ITB.