Anda di halaman 1dari 41

BAB IV

FILUM COELENTERATA

4.1 Pengertian
Istilah coelenterata diambil dari bahasa yunani
(Greek); coilos = rongga, enteron usus. Gabungan istilah
tersebut tidak di artikan sebagai hewan yang ususnya
berongga, tetapi cukup disebut hewan berongga. Istilah
tersebut juga mengindikasikan bahwa hewan coelentarata
tidak memiliki rongga tubuh sebenarnya, melainkan
hanya berupa rongga sentral yang disebut coelenterons.
Rongga tersebut berfungsi sebagai rongga pencernaan
dan sekaligus berfungsi sebagai pengedar sari makanan.
Oleh karena itu rongga tersebut disebut juga sebagai
rongga gastrovaskular (Kastawi, 2005).
4.2 Ciri-ciri khusus dan umum
Tubuh hewan-hewan coelenterata tersusun oleh
dua lapis jaringan dan satu lapisan nonselular. Bagian
luar berupa lapisan jaringan epidermis dan bagian dalam
lapisan jaringan endodermis atau gastrodermis,
sedangkan di antara kedua lapisan tersebut ada lapisan
nonseluler yang disebut mesoglea. Jaringan gastrodermis

Zoologi invertebrata
melapisi rongga gastrovaskular, sementara mesoglea
merupakan masa pasta/gudir yang di sekresikan oleh sel-
sel epidermis dan gastrodermis. Zat-zat tersebut mengisi
ruangan antara lapisan epidermis dan gastrodermis.
Kadang-kadang di dalam lapisan mesoglea ini terdapat
sel-sel amoeboid. Jadi, sebenarnya tubuh coelenterata
terbangun oleh dua lapis germinal, yakni ectoderm dan
endoderm (Kastawi, 2005)
Bentuk tubuh coeleterata memiliki dua tipe dasar,
yakni sebagai polip yang sesil atau menempel dan
sebagai medusa yang dapat berenang bebas. Tipe polip
memiliki bentuk seperti tabung atau silinder, pada ujung
oral terdapat mulut yang dikelilingi oleh tentakel-
tentakel. Dan dapat bergerak memanjang atau mengkerut.
Tubuh tipe medusa berbentuk seperti sebuah bel/lonceng
atau seperti paying. Bagian tubuh yang cembung berda di
atas dan yang cekung di bawah. Pada bagian tengah dari
cekungan tersebut terdapat mulut. Pada dasar tubuh
coelenterata dapat dilihat pada gambar berikut ini
(Kastawi, 2005).

Zoologi invertebrata
Gambar 41. Pola dasar bentuk dan struktur tubuh
  coelenterata dengan penampang irisan
  membujur (Barnes, 1987).

4.3 Ciri-ciri khusus


1. Tubuh radial simetris (slindris, globular atau
spherical).
2. Dinding tubuh diplobastik (dua lapisan jaringan :
ektodermis/ epidermis dan endoderm/ gastrodermis)
yang memiliki sel jelatang atau penyengat.
3. Tubuh tidak berarus tetapi hanya bermulut yang
dilengkapi dengan tentakel-tentakel di sekelilingnya.

Zoologi invertebrata
4. Sistem pencernaan makanan tidak komplit, hanya
berupa rongga gastrovaskular.
5. Belum memiliki alat pernapasan, sirkulasi maupun
ekskresi yang khusus (Kastawi, 2005).
Ada banyak jenis hewan yang termasuk kedalam
golongan coelenterata. Secara garis besar dikelompokkan
dalam tiga kelas, walaupun ada juga yang membaginya
menjadi 4 kelas. Kelas hydrozoa diwakili contohnya oleh
ubur-ubur (Aurelia) dan kelas anthozoa diwakili oleh
golongan anemon laut dan hewan renang. Dalam bahasan
berikut akan diuraikan tentang ciri-ciri struktur tubuh dan
proses-proses fisiologi untuk masing-masing kelas
(Kastawi, 2005).
4.4 Klasifikasi
3.4.1 Kelas Hydrozoa
Secara umum hewan-hewan anggota dari kelas
hydrozoa dapat di deskripsikan sebagai berikut 1). Ada
yang hidup soliter ada yang berkoloni, 2). Siklus
hidupnya terdiri atas fase polip dan fase medusa, 3)
Rongga gastrovaskular tidak dilengkapi stomodeum dan
mesentrium, maupun sel-sel jelatang, 4) Lapisan
mesoglea merupakan lapisan yang nonseluler yang

Zoologi invertebrata
berbentuk bubur atau lendir atau “pasta”. 5) Gonadnya
ditemukan dalam lapisan epidermis. Contoh yang paling
popular adalah hydra yang hidup di perairan tawar dan
obelia yang di air laut. Hydra (Hydra air tawar) (Kastawi,
2005).
1. Habitat dan habitus Hydra
Hydra adalah metazoa atau hewan yang bersel
banyak yang hidup di kolam atau di sungai/empang yang
airnya mengalir. Tubuh hydra berbentuk polip yang
hidup soliter dalam arti tidak berkoloni, dapat berpindah
tempat tetapi biasanya melekat pada objek, misalnya
batu-batuan, batang kayu tanaman air dan lain-lain.
Tubuhnya berbentuk slindiris yang dapat dijulurkan serta
dipendekkan (Kastawi, 2005).
2. Ciri-ciri luar dan bagian-bagian tubuhnya
Tubuh Hydra berbentuk tabung elastic yang
bervariasi ukuran panjang dan ketebalannya. Ujung
bawah (proksimal) dari tubuhnya merupakan bagian
yang tertutup dan disebut cakram basal (basal disc) yang
berfungsi sebagai alat gerak dan pelekat. Ujumg atas
(distal) dari tubuhnya merupakan bagian yang
membentuk konus atau sirkel yang disebut hypostome,

Zoologi invertebrata
dan bagian ujungnya terbuka disebut mulut. Disekitar
mulut dikelilingi oleh 4 sampai 12 buah tentakel yang
ramping. Bagian tubuh yang terletak di antara mulut dan
cakram basal di sebut rongga gastrovaskular atau enteron
yang berfungsi untuk mencernakan makanan dan
sekaligus mengedarkan sari-sari makanan keseluruh
penjuru tubuh. Rongga gastrovaskular ini juga
berhubungan dengan rongga yang terdapat di dalam
tentakelnya (Kastawi, 2005).
3. Struktur anatomis dinding tubuh Hydra
Hydra merupakan hewan yang bersifat
diplobalstik. Karena jaringan dinding tubuhnya terdiri
atas dua lapisan, yakni lapisan epidermis di bagian luar
dan lapisan endodermis di bagian dalam. Kedua lapisan
tersebut tersusun dari jaringan epitel, yang diantara kedua
lapisan tersebut terdapat suatu lapisan nonseluler yang
disebut mesoglea (Kastawi, 2005).
Lapisan epidermis merupakan lapisan tipis yang
sel-selnya berbentuk kubus. Lapisan ini utamanya
berfungsi sebagai pelindung tubuh dan juga sebagai alat
penerima rangsangan dari luar. Lapisan gastrodermis
merupakan lapisan yang membatasi rongga

Zoologi invertebrata
gastrovaskular bila dibandingkan dengan lapisan
epidermis (Yusuf, 2005).
4. Lapisan epidermis
Seperti dari tebal dinding tubuh hydra merupakan
lapisan epidermis ini. Dan dibagian luarnya dilapisi oleh
lapisan kutikula yang tipis serta trasparan kecuali
epidermis di bagian diskus (cakram) basal. Lapisan ini
tersusun atas 6 atau tipe sel.
a. Sel epiteliomuskular
Sel-sel epiteliomuskular bentuknya seperti huruf
atau kerucut, di bagian dasarnya ditemukan serabut-
serabut pengerut (Concractile fibrile). Fibril-fibril
tersebut berkelakuan sebagai otot longitudinal, artinya
bila mereka berkerut menyebabkan tubuh hydra maupun
tentakelnya memendek. Pada lapisan epidermis, sel-sel
epiteliomuskuliar ini bergandengan satu sama lain
sehingga membentuk permukaan tubuh hydra. Yang
membentuk permukaan tubuh hydra adalah permukaan
sel epiteliomuskular yang melebar, sedangkan
permukaan yang sempit melekat pada lapisan mesoglea.
Gandengan sel-sel epiteliomuskular tersebut sangat
kompak dan disana-sisni disisipi oleh munculnya sel-sel

Zoologi invertebrata
jelatang dan sel-sel jelatang dan sel-sel sensorik ke
permukaan (Yusuf, 2005).

Gambar 42. Diagram irisan memanjang tubuh Hydra


(Radiopoetro, 1983).

b. Sel Interstitial
Sel-sel interstitial berbentuk bulat dan
berdiameter sangat kecil. Sel-sel interstitial berisikan
sitoplasma yang jernih, dan sebuah inti yang relative
besar dengan satu atau dua buah anak inti. Sel-sel
interstitial ini terletak diantara bagian basal dari sel-sel
ephitliomuskular. Karena itulah maka dinamakan sel-sel

Zoologi invertebrata
atau sel-sel antara, atau juga di sebut sel-sel penyisip.
Sel-sel ini berfungsi sebagai sel cadangan, artinya bila
dikehendaki atau diperlukan mereka sanggup
berkembang mengubah diri menjadi sel-sel lain, misalnya
menjadi sel perkembangbiakan, sel kelenjar, sel jelatang
atau jenis sel lain.
c. Sel sensori
Sel-sel sensori tersebar dibagian epidermis dan
endodermis, yaitu terletak di bagian dasar sel-sel
epitheliomuskular. Dari bagian tubuh hydra yang banyak
ditemukan sel-sel sensori ini antara lain di bagian
tentakel, hipostom (mulut) cakram basal. Sel-sel ini
bentuknya memanjang yang di bagian ujung luarnya
dilengkapi dengan tonjolan-tonjolan bermedula , dan
tonjolan ini berhubungan dengan proses-proses sel-sel
saraf . sel-sel ini mengalami spesialisai dalam hal tugas,
artinya ada yang khusus menerima rangsangan berupa;
sinar, temperature, zat kimia,atau sebagai alat peraba
(Kastawi, 2005).
d. Sel syaraf
Sel-sel syaraf terletak di bagian bawah dari
tonjolan sel-sel epitheliomuskular, dan sejajar dengan

Zoologi invertebrata
lapisan mesoglea. Sel syaraf ini merupakan derivate dari
epidermis dan di duga merupakan perkembangan dari sel
interstitial yang kemudian masuk kedalam lapisan
mesoglea. Setap sel saraf terdiri atas bagian badan sel-sel
dan cabang-cabang yang merupakan proseus (tonjolan)
yang disebut neurit. Keistimewaan sel-sel saraf hydra
atau coelenterata pada umumya adalah masih tetap
tersebar sehingga membentuk suatu system difus, dalam
arti tidak adanya susunan atau system sentral (Kastawi,
2005).
e. Sel kelenjar
Sel kelanjar terletak dibagian lapisan
endodermis /gastrodermis, terutama dibagian cakram
basal maupun disekitar hipostom (mulut). Sel-selnya
berbentuk panjang dan berfungsi khusus menghasilkan
secret atau getah. Sel kelenjar yang terdapat di bagian
cakram basal secret atau getah sel kelenjar yang terdapat
di bagian cakram basal menghasilkan secret yang
sifatnya liat, dan dapat digunakan untuk melekatkan diri
pada suatu objek.
f. Sel-sel gerin

Zoologi invertebrata
Akhir dari musim perkembangbiakan biasanya
jatuh pada musim panas (pada daerah yang memiliki 4
musim). Sel-sel interstitial di tempat-tempat tertentu
mengadakan proliferasi dan berkembang menjadi gonad.
Dalam hal ini yang berkembang membentuk ovarium dan
ada yang membentuk testes. Selanjutnya di dalam
ovarium akan terjadi proses oogenesis dan terbentuk
ovum, sedangkan di dalam testis terjadi proses
spermtogenensis dan terbentuk spermatozoid (Kastawi,
2005).
g. Knidoblast atau sel jelatang
Sel-sel jelatang merupakan hasil perkembangan
atau modofikasi dari sel interstitial. Knidoblast berasal
dari bahasa yunani (Greek); knido; jelatang; blast = sel
gerin (colon). Didalam knidoblast ditemukan kantong
beracun yang disebut nemakosit. Nemakosit berfungsi
sebagai alat pertahanan diri dari serrangan musuh
maupun untuk melumpuhkan calon mangsanya agar
mudah ditangkap dan dicerna dalam proses pencernaan
makanan. Sel jelatang ini ditemukan hampir diseluruh
bagian dari lapisan epidermis, lebih-lebih di bagian
epidermis (Kastawi, 2005).

Zoologi invertebrata
5. Lapisan gastrodermis
Struktur histologist dari lapisan ini sangat
sederhana. Lapisan gastrodermis dibangun oleh macam-
macam sel, seperti yang akan diuraikan berikut.
a. Sel nutritif (sel flagel dan sel amoeboid)
Sel-sel endothelio-muskular ini bentuknya seperti
gada atau patung. Ujungnya melekat pada lapisan
mesoglea sedangkan ujung bebas menjarak kedalam
serangga enteron. Bagian muskular yang berada di
bagian ujung basal membuat tonjolan proseus yang
tersusun secara transversal di dalam lapisan mesoglea
dan membentuk subtansi sirkiular. Bila substansi ini
sedang berkontraksi akan menyebabkan tubuh hydra
mengecil dan memanjang. Substansi sirkular merupakan
bentuk antagonistis substansi longitudinal yang berada di
dalam lapisan epidermis. Kerja sama antara dua jenis
substansi ini menyebabkan tubuh hydra yang
bersangkutan dapat dijulur atau dipendekan (Kastawi,
2005).
b. Sel endothelio-glandular

Zoologi invertebrata
Ukurannya lebih kecil bila dibandingkan dengan
sel endotheliomuskular bentuknya lebih kecil, bentuknya
bulat atau oval terdapat khusus di bagian ujung jajaran
sel-sel nutritif.
c. Sel interstitial
Seperti halnya pada lapisan epidermis, didalam
lapisan gastrodermis ini juga ditemukan beberapa sel
interstitial. Sel-sel ini berfungsi sebagai sel cadangan
yang nantinya dapat berkembang menjadi sel lain bila
diperlukan.
d. Sel sensoris
Bila dibandingkan dengan sel sensoris yang
ditemukan di dalam lapisan epidermis, maka sel sensoris
disini bentuknya lebih besar dan dilengkapi dengan
flagellum.
e. Sel saraf
Sepertihalnya lapisan epidermis, maka didalam
lapisan gastrodermis ini juga ditemukan se-sel saraf,
tetapi jum lahnya tidak sebanyak sel-sel saraf yang
ditemukan didalam lapisan epidermis.
f. Butir-butir plastida

Zoologi invertebrata
Di dalam sel gastrodermal dari genus hydra
tertentu ditemukan adanya butir-butir plastida. Butir-butir
plastida tersebut sebetulnya bukan merupakan milik atau
bagian dari tubuh hydra itu sendiri, melainkan milik sel-
sel ganggang (alga) yang hidup bersama (endosimbiosis).
Misalnya pada hewan chlorohydra viridissima di bagian
gastrodermalnya (ditemukan sel-sel ganggang jenis
zoochlorellae, yaitu chlorella vulgaris, sedang pada genus
Pelmatohydra di dalam sel gastrodermalnya ditemukan
sel-sel gangga jenis Zooxanthellae (Yusuf, 2005).
6. Cara makan dan pencernaan
Proses pencernaan dalam tubuh hydra
berlangsung secara ekstraseluler dan dilanjutkan secara
intraseluller oleh sel-sel berflagel. Selajutnya sari-sari
makanan tersebut akan diedarkan keseluruh bagian tubuh
oleh dinding gastrodermis dengan demikian system
enteronya mengemban fungsi sekaligus yaitu sebagian
alat hydra bersifat sebagai system ejastrosfakula partikal.
Partikal makanan yang tidak teercena misalnya kutikula
dan lainya akan dikeluarkan dari dalam tubuh dengan
jalan dimuntakan dari mulut. Cadangan makanan dalam
tubu hydra akan disimpan dalam bentuk glikogen,

Zoologi invertebrata
didalam sel-sel nutuitif dan lapisan gastrodermis. Bila
sekiranya cadangan makanan tersebut akan digunakan,
maka simpanan glikogen tersebut akan diubah kembali
menjadi bentuk gula terlarut (glukosa) kemudian secara
difusi dan osmosis akan diedarkan keseluruh tubuh
(Kastawi, 2005).
7. Respirasi dan sekresi
Pertukaran gas pada hydra terjadi secara langsung
pada permukaan tubuhnya. Pada permukaan tubuhnya.
Hal ini karena hydra tidak mempunyai organ khusus
untuk pernafasan. Pembuangan hasil eksresi dan juga
tidak mempunyai darah serta sistem peredran darah.
Semua organ-organ itu bagi hydra tidak diperlukan,
sebab tubuhnya tersusun atas deretan sel-sel yang
sebagian besar masih bebas bersentuhan langsung dengan
air yang ada disekitarnya. Disamping itu dinding tubuh
hydra merupakan dinding yang tipis. Oleh sebab
itu,pertukaran gas oksigen dan karbondioksida maupun
zat-zat sampah dari bahan nitrogen tidak menjadi
persoalan bagi tubuh hydra. Pertukaran zat tersebut
secara langsung dengan dunia luar secara difus dan
osmosis melalui membran dari masing-masing sel.

Zoologi invertebrata
8. Cara Bergerak
Tangkai tubuh dan tentakel hydra dapat
digerakkan karena adanya kontraksi dari fibril-fibril otot
yang mengandung pada bantalan epidermis. Gerak pada
hydra dapat terjadi karena adanya rangsangan dari
lingkungan atau gerak spontan.
a. Gerak spontan
Gerak spontan biasanya dilakukan bila hydra
sedang beristirahat dengan melekatkan diri pada kaki
calurannya.
b. Gerak seperti ular kilan
Dengan posisi membungkuk mata tentakel yang
memiliki nematolusi glurinam akan berpegang pada
objek.
c. Gerak merayap
Pada saat melakukan gerak ini mula-mula
tubuhnya dibungkuskan, dengan kemudian kentakelnya
berpegang pada sesuatu objek dengan posisi cakram
basal diatas.
d. Gerak salto

Zoologi invertebrata
Gerak ini pada prinsipnya sama dengan gerak ular
kilan, bedanya adalah hydranya mengadakan gerak
jungkir balik akrobatis.

e. Gerak semangat
Dengan menggunakan tentakelnya hydra dapat
berpindah tempat dengan bergelantungan pada suatu
objek ke objek lain.
f. Gerak mengapung
Dalam gerak ini tubuhnya diapungkan
kepermukaan air untuk dibiarkan kemana akan dibawah
aliran air.
g. Gerak melayang
Prinsipnya sama dengan gerak, tetapi dalam hal
ini menggunakan gelembung-gelembung gas sebagai alat
layangannya.
h. Gerak meluncur
Dengan menggunakan zat lendir yang dihasilkan
oleh sel-sel kelenjar yang berada di daerah
Contoh lain dari klas hydrozoa ini adalah obelia,
yang termasuk dalam ordo Hydroidea serta sub-ordo

Zoologi invertebrata
anthomedusa obelia merupakan contoh anggota
Coelenterata yang hidupnya mengalami apa yang disebut
pergiliran keturunan atau metagenisis, yaitu pergiliran
keturunan antara fase hydroid atau folip, dengan fase
medusoid atau kwall.
Fase hydroid atau hidup secara berkoloni atau
terikat pada suatu objek (menetap pada suatu tempat),
Sedangkan fase medusoidnya hidup bebas berpindah
tempat karena dapat berenang-renang dan sifat hidupnya
soliter. Antara fase hydroidnya dengan fase medusoidnya
sangat berbeda sekali baik struktur maupun morfologi
tubuhnya, sehingga dalam hal ini obelia menggunakan
gejala yang disebut polimorfisme.
Seperti telah disebutkan diatas bahwa fase hydra
ini hidupnya secara koloni. Mereka terikat pada suatu
tempat dengan bagian tubuh yang disebut hydrohiza.
Hidup diair laut hingga kedalaman 80 m atau lebih.
Tersebar secara cosmopolitan obelia ditemukan didaerah
air laut yang diangkat, biasanya melekatkan diri pada:
batu-batuan, karang, pohon-pohon yang tumbang atau
pada tumbuhan air laut lain misalnya ganggang
lambiharsa.koloninya bersifat polimorfi. Dari tubuh yang

Zoologi invertebrata
menyerupiai hydra tersebut muncullah kuncup-
kuncup.tidak seperti pada hydra, kuncup disini tidak terus
melepaskan diri dari tubuh miliknya, melainkan tetap
melekatkan pada tubuh induk dan tumbuh dewasa
bersama-sama induknya serta kuncup-kuncup lain
sehingga membentuk apa yang disebut koloni. Fase
hydroid atau fase polip ini yang penampilannya seperti
tumbuhan maka dimasukkan dalam kelompok zoophyta.
Perincian bagian-bagian tubuh hydroid atau polip
tersebut adalah koloni hydroid melekat pada suatu
subsrat (a), dengan bagian tubuh yang disebut hydrohiza
(b), Hydrohiza itu mengandung bagian tubuh yang
brbentuk seperti batang yang disebut Hydrocaulis (c),
pada hydrocaulis tumbuh berates-ratus, yaitu cabang
yang khusus mengurusi urusan vegatif disebut Hydranth
(d), dan type lain yaitu cabang yang khusus mengurusi
urusan generative gonanglim (e) Hydrant juga disebut
polip pencari makan, semua urusan vegetative dari pada
koloni hydroid di urus oleh polip ini, bentuknya seperti
kantung yang silindris atau konus, warna kuning-
kuningan. Bagian basalnya berhubungan langsung
dengan bagian hydrocaulis.

Zoologi invertebrata
Bila batang vertical dari pad hydracaulis telah
mengalami pertumbuhan secara penuh, maka akan
dihasilkanlah cabang khusus yang disebut
gonangium.pembentukan cabang tipe ini jumlahnya
kurang. Polip ini (gonangium) tidak dilengkapi dengan
tentakel maupun mulut oleh karena itu tugasnya tidak
untuk mengurusi penangkapan dan pencernaan makanan,
melainkan untuk memproduksi kuncup yang berurusan
dengan perkembang biakan hewan ini (obelia). Jelaslah
tipe ini, polip seperti ini hanya bertugas khusus
membentuk kuncup calon medusa. Medusa itu tidak lain
adalah merupakan salah satu dari pada fase hidup obelia.
Bagian tengah-tengah gonagium ditemukan poros yang
disebut blastostyle yang bertugas membentuk kuncup-
kuncup.
Kuncup-kuncup itu akan berkembang menjadi
medusa atau ubur-ubur, bila telah tiba saatnya kuncup-
kuncup tersebut akan melepaskan diri dari blastostyle
keluar dari dalam gonotheca dari golongan gonongium,
melalui lubang yang disebut gonapori.

Zoologi invertebrata
Gambar 43. Bagian struktur obelia dengan Siklus
  hidupnya (Jasin, 1992).

Hydrocaulis, adalah merupakan batang tubuh


yang mengandung cabang type hydrant maupun type
gonangium. Batang tubuh ini bagian dalamnya tersusun
atas jaringan sel sederhana yang disebut coenosarc,
sedangkan bagian luarnya merupakan lapisan tipis non-

Zoologi invertebrata
selular dan bersifat transparan yang disebut perisac.
Secara histologist baik bagian blastostyle, kuncup calon
medusa maupun bagian coenosarcs adalah semua bagian
dinding Hydra.

9. Sistematika
a. Ordo Hydroidea, contoh spesies hydra permatohydra
(hidup di air tawar, soliter, tidak memiliki fase
medusa) dan obelia seltularia plumularia.
b. Ordo Hydrocorallina, contoh spesies Millepora
(merupakan koral dengan alatjelatang, habitat
sepanjang pantai)
c. Ordo Trachillina, contoh spesies Liriope,
Gonionemus, Aglantha, Cunina, Aegina, Terraplatia.
d. Ordo Siphonohora, contoh spesies Physalia pelagic.
4.4.2 Klas Schypozoa
1. Pengertian
Schypozoa berasal dari bahasa Yunani, skyphos-
zoon (scyphos sama dengan mangkok, zoon adalah
hewan) jadi Scyphozoa berarti hewan yang bentuk
tubuhnya menyerupai mangkok. Seperti halnya kelas
hydrozoa, kelas scyphozoa juga menunjukan gejala

Zoologi invertebrata
meragenesis. Hanya pada kelompok ini yang lebih
menonjol fase medusa. Contoh yang amat popular adalah
Aurelia aurita atau ubur-ubur.

2. Habitat dan Habitusnya


Ubur-ubur merupakan anggota kelas Scyphozoa
yang mudah dikenal, karena bentuknya yang unik, yakni
seperti payung, dengan warna putih bening, ukurannya
relative besar, sering ditemukan ditepi pantai dan banyak
dimanfaatkan. Polip Aurelia berukuran kurang lebih 5
mm, terikat pada suatu objek didasar laut. Ubur-ubur
biasanya ditemukan dikawasan perairan pantai,dan
berenang-renang bebas, adakalanya beristirahat dengan
menempelkan diri dibatu-batu karang.
Tubuh ubur-ubur berwarna jernih-transparan,
sampai-sampai bentuk-bentuk seperti Kristal yang ada
pada mesogela tidak tampak.
Walaupun begitu, dibagian tubuh tertentu
tampakberwarna putih kebiru-biruan atau putih kemerah-
merahan. Karena tubuh ubur-ubur jernih transparan maka

Zoologi invertebrata
gonad yang ada didalam tubuhnya akan nampak jelas
dari permukaan.
3. Makanan dan Sistem Pencernaan
Seperti halnya hydra, saluran pencernaan
makanan pada ubru-ubur (aurelia) gastrovaskular. Dari
tengah-tengah permukan tubuh sebelah bawah
(permukaan sub-umbrella), munculah semacam
kerongkongan pendek menggantung kebawah yang
disebut manubrium. Diujung distal manubrium tersebut
terdapat lubang mulut yang berisi empat, setiap sisi atau
sudut mulut dilengkapi semacam juluran pita yang
menelungkup panjang yang disebut lengan-lengan mulut.
Tempat lengan mulut tersebut dibagian basisnya
menyatu sedemikian rupa sehingga mengelilingi rongga
atau lubang mulut. Rongga mulut ini selanjutnya akan
bersambungan dengan saluran manubrium dan bermuara
kedalam rongga perut yang terdiri atas sebuah rongga
sentral dan 4 buah kantong gastrik. Masing-masing
dilengkapi dengan tentakel internal endodermal yang
dapat digunakan untuk reparalitis (menghancurkan). Dan
kantong gastrik akan menjulur ke saluran yang
gagasannya baru ditekan.

Zoologi invertebrata
Gambar 44. Struktur tubuh ubur-ubur (Barnes, 1987).

Ubur ubur ini makanannya berupa hewan-hewan


kecil yang merupakan zooplankton, misalnnya udang-
undang kecil, cacing, larva-larva insekta, ataupun telur-
telur hewan lain yang bergerombol bersama-sama
onggokan plankton. Sebagai hewan yang hidupnya
terapung-apung diperairan, zat lendir atau mukosa yang

Zoologi invertebrata
menutupi tubuhnya, terutama pada permukaan bawah,
sangat membantu dalam hal pengumpulan hewan-hewan
kecil yang akan jadi mangsanya.
Setelah mangsa masuk kedalam mulut,
kemudian melalui lorong manubrium selanjutnya
ditampung dalam rongga gastrovaskuler. Dirongga
tersebut mangsa yang belum sempat mati akan digarap
oleh nematokist-nematokist yang terdapat difilamen
gastrik untuk diparaliskan. Didalam rongga
gastrovaskuler, makanan tersebut dicampur dengan
enzim yang dihasilkan oleh sel-sel kelenjar. Enzim
tersebut sanggup mencerna zat makanan yang berupa
protein, karbohidrat, lemak bahkan zat kimia sekalipun.
Didalam sel pengembara, khususnya didalam
vakuola makanan, sari-sari makanan yang belum jadi
sederhana susunan molekul-molekulnya akan dicerna
lebih lanjut. Proses pencernaan yang terjadi didalam
vakuola makanan semacam ini dinamakan proses
pencernaan intra-selular.
4. Respirasi dan Ekskresi
Kedua proses respirasi dan ekskresi dilakukan
secara langsung melalui seluruh permukaan tubuh.

Zoologi invertebrata
Dalam hal ini sistem saluran air dan sistem saluran
gastrovaskuler secara difusi.

5. Sistem Saraf
a. Jaringan saraf utama, terletak dibagian permukaan sub
umbrella. Susunan saraf ubur-ubur berkorelasi degan
sistem muscular yang berada dibagian itu. Menjulur
masuk kedalam bagian tengah mulut, manubrium,
tentakel, dan rhopalia. Susunan saraf dari saraf bipolar
dan serabut-serabut saraf.
b. Susunan saraf difusi, susunan syaraf ini meliputi
badan-badan sel saraf yang kecil-kecil. Fungsi
berhubungan dengan respon lokal.
c. Ganglion rhopalia, ganglion rhopalia merupakan
kumpulan dari neuron. Kedelapan buah ganglion
masing-masing terletak dekat dengan bagian basal.
6. Alat Indera
a. Tentakulosit

Zoologi invertebrata
Alat ini merupakan indera keseimbangan yang
merupakan hasil modifikasi dari suatu tentakel. Alat ini
disamping sebagai alat keseimbangan juga berfungsi
untuk mengontrol irama gerak mengembang kempisnya
badan payung. Dengan alat tersebut, ubur-ubur dapat
menavigasi arah geraknya. Setiap tentakulosit terdiri atas
suatu kantung yang disebut statokist yang didalamnya
dilengkapi dengan bentuk penting yang statolith.
b. Oselli
Merupakan badan berpigment yang sensitive
terhadap rangsangan cahaya atau berfungsi untuk
membedakan gelap dan terang.

Zoologi invertebrata
Gambar 45. Struktur rhopalia pada ubur-ubur (Rupert
dan Barnes, 1994).

c. Celah Olfaktorius
Sebagai indera pembau, yang berfungsi untuk
mengenai zat makanan yang akan dimasukkan kedalam
mulutnya.
7. Siklus Hidup
Ubur-ubur (Aurelia) bersifat dioecious atau
berkelamin terpisah. Artinya ada ubur-ubur jantan da
nada yang betina. Spermatozoid dari ubur-ubur jantan
setelah dipancarkan masuk kedalam air lalu berenang-
renang mencari ubur-ubur betina. Jika telah bertemu lalu
masuk kedalam tubuhnya melalui mulut yang selanjutnya
kedalam enteron.
Setelah tiba didalam enteron ubur-ubur betina,
maka spermatozoid tersebut membuahi sel telur yang
dihasilkan adalah ovarium. Zigot yang merupakan hasil
peleburan selanjutnya akan dikeluarkan dari dalam tubuh

Zoologi invertebrata
betina melalui mulutnya. Setelah keluar dari mulutnya,
zigot tersebut akan didukung oleh tangan-tangan mulut,
dan ditempat tersebut berkembang menjadi larva yang
berambut getar (planula).
Planula dengan rambut-rambut getarnya akan
mengembara untuk sementara waktu, dan selanjutnya
mengikat diri pada suatu substrat yang berbeda di dasar
laut. Ditempat tersebut planula melepaskan rambut-
rambut getarnya dan tumbuh menjadi polip baru yang
disebut skifistoma. Skifistoma berbentk seperti terompet,
dengan bagian-bagian tubuh seperti cakram basal, batang
tubuh, mulut, dan tentakel. Skifistoma yang berubah
menjadi strobila, sedangkan bentuk cakram sebagai hasil
pembelahan secara transversal akan menjadi ubur-ubur
muda dan dinamakan efira (ephera), (Kastawi, 2005).

Zoologi invertebrata
Gambar 46. Siklus hidup ubur-ubur (Barnes, 1987).

9. Sistematika
a. Ordo Stauromedusae, berbentuk piala, pada tepi tubuh
tidak memiliki indra peraba atau bentuk modifikasi
tentakel, hidup sesil, habitat teluk/pantai yang airnya
dingin contoh spesies : Heliclystus, lucernaria
b. Ordo Cubomedusa, berbentuk genta dengan bagian
tepi melekuk kedalam, memiliki tentakel, habitat laut
tropis/subtropis. Contoh spesies: Tamoya.
c. Ordo Decomedusae, sudut-sudut mulutnya
diperpanjang dengan 4 lekukan oval, terdapat terutama
diperaira pantai, sebagian besar ubur-ubur masuk
kedalam ordo ini. Contoh spesies: Aurelia, Cynea,
Pellagra (sub ordo Simaeostomae) Cassipera (Sub
ordo Rhizostomae) (Rusyana, 2011).
4.3.3 Klas Anthozoa
1. Ciri – ciri umum

Zoologi invertebrata
Penamaan kelas Anthozoa berasal dari Bahasa
Yunani, anthos + zoon (anthos = bunga, zoon = hewan)
yang berarti hewan yang menyerupai bunga. Semua
anggota ini hidup dilaut, dari kawasan pantai hingga
kedalaman 6000 meter, terutama diperairan yang hangat
(tropical), tetapi ada juga yang dijumpai didaerah kutub.
Mereka merupakan polip yang menetap dengan
meletakkan diri pada suatu obyek yang terdapat didasar
laut. Anggota dari kelas anthozoa fase medusanya telah
tereduksi, sehingga hanyha memiliki fase polip saja.
Perbedaan pokok Antara polip Anthozoa dengan
Hydrozoa:
a. Mulut pada polip hydrozoa terus langsung
berhubungan dengan rongga enteron (grastrovaskular),
sedang mulut anthozoa tidak langsung behubungan
dengan rongga enteron melainkan dengan saluran
faring/stomodium.
b. Pola hydrozoa dinding rongga enterornya tidak
mengadakan pelipatan (septum), sedangkan dinding
rongga anthozoa mengadakan pelipatan-pelipatan
secara konsentris yang disebut septa.

Zoologi invertebrata
c. Pada polip Hydrozoa mesogletinya bersifat nonselular,
sedangkan pada polip anthozoa bersifat selular.
d. Pada polip Hydrozoa gonad berasal dari lapisan
epidermal, polip anthozoa berasal dari lapisan
gastrodermal.

2. Klasifikasi
Ordo Octocorallia, memiliki 8 tentakel
bercabang yang berduri dan memiliki 8 septa tunggal
yang sempurna, meiliki siponoglip ventral, memiliki
endoskeleton, hidup berkoloni. Contoh spesies:
Clarularia, Telesto, Tubipora musica, Xenis, Aleyonium,
Heliopora, Corallum, Gorgonia, Pematula.
a. Ordo Hexacoralia, bertentakel sedikit, terkadang
tentakeltersebut bercabang, siponoglip 2 (atau tidak
ada, skeletonnya kuat bila ada). Contoh spesies:
Metridium, Gonactinia, Anthopleura, Adamsia,
Actinia, Ptychodactis, Dactylanthus, Corynactis,
Fungia, Anthipathi.

Zoologi invertebrata
Diantara anggota keluarga Anthozoa yang
paling terkenal adalah Anemone laut, karang
batu/karang kapur dan karang tanduk.
1) Anemon Laut
Anemon laut merupakan anggota Anthozoa
yang paling indah, tentakelnya teratur sedemikian rupa
mengelilingi celah mulutnya seperti daun mahkota bunga
krisan. Anemone laut merupakan polip yang hidup soliter
dengan warna yang beraneka ragam, ada yang merah,
biru, jingga, pink, purple, kuning bahhkan ada yang
berbintik-bintik maupun bergaris-garis. Bagian pangkal
tubuhnya terbenam dipasir, lumpur menempel pada bekas
cangkang ganstropoda yang ditempati unang-ungang atau
keong. Mereka menempel dari pada suatu obyek dengan
bagian tubuhnya yang disebut diskus kaki (pedal disc).
Meskipun menempelkan diri, namun mereka juga dapat
bergerak walau hanya sedikit bahkan juga dapat
berenang. Contoh yang biasa dipelajari adalah
metridium.
a) Bentuk, Warna, dan Bagian-bagian Tubuh
Tubuh Metridium berbentuk silindris dengan
bagian oral agak melebar seperti corong yang dihiasi

Zoologi invertebrata
dengan rangkaian tentakel-tentakel yang membentuk
seperti mahkota bunga. Panjang tubuhnya sekitar 5-7 cm,
tetapi ada juga yang membentuk seperti mahkota
bunga.Tubuhnya radial semetris dengan warna yang
bervariasi, tetapi biasanya warnanya kecoklatan atau
kekuning-kuningan.
Tubuhnya terbagi menjadi 3 bagian utama, yaitu:
diskus pedal atau bagian kaki, bagian kolumna atau
skapus atau bagian batang tubuh, dan bagian diskus oral
atau kapitulus. Antara bagian diskus pedal dengan bagian
skapus dihubungkan oleh apa yang disebut limbus,
sedangkan Antara bagian skapus dengan bagian iskus
oral dihubungkan oleh apa yang disebut kollar atau
parapet.
b) Makanan dan Pencernaannya
Metridium, seperti halnya anemone laut lainnya
bersifat karnivora, makanannya berupa hewan
invertebrata kecil lainnya, disamping itu juga berupa
ikan-ikan kecil. Untuk jenis ikan tertentu tidak
diganggunya malah bersimbiosis, jenis ikan tersebut
termasuk pada genus Amphiprion, makanan atau
mangsanya terlebih dahulu dilumpuhkan dengan racun

Zoologi invertebrata
yang dihasilkan oleh nematokist, kemudian ditarik
kedalam mulutnya dengan pertolongan tentakelnya.
Selanjutnya makanan ditelan melalui stomodium dan
akhirnya sampai didalam rongga gastrovaskularnya.

Gambar 47. Struktur tubuh metridium dalam irisan


 lonhitudinal (Radiopoetro, 1983).

Selanjutnya, sari-sari makanan akan diserap oleh


dinding gastrodermis, sedangkan bagian atau partikel
yang tak tercernakan akan dimunahkan kembali melalui

Zoologi invertebrata
mulutnya. Proses pencernaan makanan berlangsung baik
secara ekstraselular maupun secara intraselular. Getah
pencernaan dihasilkan oleh sel-sel kelenjar yang
ditemukan dibagian fiilamen digestof, maupun didalam
akonsia.

c) Respirasi dan Ekskresi


Pemasukan oksigen yang terlarut didalam air laut,
maupun pengeluaran gas CO2 berlangsung secara difusi-
osmosis secara langsung melalui permukaan tubuhnya.
Dalam hal ini, aliran air yang timbul didalam
saluran gastrovaskular disebabkan oleh gerak sapu dari
rambut-rambut getar dibagian dinding stomodenum akan
menimbulkan aliran air keluar, bulu getar yang ada pada
dinding gastrovaskular menimbulkan aliran air masuk.
d) Sistem Reproduksi
Perkembangbiakan secara aseksual dengan cara
pembetukan kuncup berlangsung sebagai berikut, mula-
mula dibagian kolumna atau skapus timbul semacam

Zoologi invertebrata
tonjolan yang mkain berkembang sehingga akhirnya
terbentuklah Metridium baru. Metridium anakan tersebut
kelak bila sudah tiba saatnya akan melepaskan diri dari
tubuh induknya dan hidup secara mandiri.
Perkembangbiakan secara seksual Metridium, ada
jenis yang bersifat hemaprodit. Pada jenis yang
hemaprodit, perkembangan Antara sel telur dengan
spermatozoid tidak bersama masaknya. Dengan demikian
perkawinan sel telur dengan spermatozoid yang telah
masak akan dikeluarkan melalui mulutnya,
perkawinannya berlangsung dialam bebas. Dari hasil
pembelahan zigot tersebut akan terbentuk coeloblastula.
Coeloblastula tersebut selanjutnya dengan proses
gastrulasi akhirnya membentuk larva yang berambut
getar atau planula.
e) Sistem Muskular (Perototan)
Susunan muskular ini ditemukan baik dibagian
epidermis maupun gastrodermis. Muscular yang
ditemukan dibagian epidermis adalah hanya terbatas pada
serabut-serabut memanjang atau longitudinal dan serabut
radial. Serabut longitudinal dijumpai pada bagian
tentakel sedangkan serabut radial ditentukan pada bagian

Zoologi invertebrata
diskus. Muscular yang dijumpai pada lapisan
gastrodermis terdiri atas serabut-serabut sirkular.
Dibagian dinding kollar, serabut sirkular ini menebal dan
membentuk spincter berfungsi untuk menutup rongga
coelenteron yang ada bagian kapus bila anemone sedang
memendekkan tubuhnya.
Disamping itu masih ada ditemukan lagi susunan
muscular yang lain, yaitu otot retractor. Ini adalah otot
longitudinal yang membujur dan menempel pada salah
satu permukaan mesentris (septa). Pada bagian/ tepi sisi
dalam.
f) Sistem Saraf
Susunan saraf pada anemone laut sangat
sederhana, dan pada dasarnya serupa dengan susunan
syaraf pada coelenterata lainnya. Susunan sarafnya
bersistem difusi dan belum tampak adanya susunan
syaraf pusat. Sistem syaraf tersebut terdiri atas pleksus
epidermal dan pleksus gastrodermal, yang masing-
masing tersusun atas serabut syaraf dan ganglion yang
besar. Pleksus tersebut makin intensif terutama dibagian
tentakel, diskus oral maupun stomodenum.Tentang alat
indera pada anemone laut ini belum ditemukan spesifik.

Zoologi invertebrata
2) Hewan Karang atau Hewan berbentuk koral/batu
kapur
Anggota Anthozoa dari kelompok ini sebetulnya
tubunya hampir menyerupai anemone laut,
perbedaannya terletak pada kerangka tubuhnya.
Kerangka tubuhnya disebut kerangka luar atau
eksoskeleton terbuat dari bahan kapur (CaCO3). Zat
kapur tersebut diekskresikan oleh lapisan epidermis.
Kerangka itu mula-mula dibentuk pada pangkal tubuh
polipnya. Bila hewan telah mati kelak hanya tinggal
keragkanya. Kerangkanya tersebut biasanya secara
bersama-sama membentuk apa yang disebut pulang
karang atau gosong/terumbu (reef).
Koral batu hidup berkoloni, berkembang biak
secara aseksual, yaitu dengan cara membentuk kuncup.
Tentang warna koloni hewan karang sangat beraneka
ragam, ada yang merah, biru, kuning, atau putih.
Kerangka dari jenis koral ini biasanya dipakai untuk
pajangan pada waktu membuat akuarium. Koral bau atau
koral kapur ini pada umumnya termasuk didalam ordo
Madreporaira sub kelas Hexacorallia.

Zoologi invertebrata
Daftar Pustaka

Jasin, Maskoeri. 1992. Zoologi Invertebrata. Surabaya:


Sinar Wijaya.

Kastani, Yusuf. 2005. Zoologi Avertebrata. Malang:


UNM.

Rusyana, Adun. 2011. Zoologi Invertebrata. Bandung :


Alfabeta.

Barnes, R. 1987. Invertebrata Zoology. Orlando,


Florida : Dryden Press

Zoologi invertebrata

Anda mungkin juga menyukai