Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN PROGRAM PEMBANGUNAN KESEHATAN MASYARAKAT

(PPKM)
DI LABORATORIUM RSUD DR. H. IBNU SUTOWO BATURAJA

DISUSUN OLEH :

ENDAH DWI PUTRI PO.71.34.0.15.011


NADIA RAHMASARI PO.71.34.0.15.026
PUTRI AGUSTINA PO.71.34.0.15.035
SITI ANISA PUTRI UTAMI PO.71.34.0.15.040
TIA LANTIKA PO.71.34.0.15.042

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
PALEMBANG 2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Program
Pembangunan Kesehatan Masyarakat (PPKM) di Laboratorium RSUD Dr. H.
Ibnu Sutowo Baturaja tahun 2018.
Adapun tujuan penyusunan laporan PPKM ini antara lain sebagai salah
satu ketentuan persyaratan kurikulum yang ada di semester 6 sekaligus sebagai
salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Analis Kesehatan
(AMd. AK) di Politeknik Kesehatan Jurusan Analis Kesehatan Palembang.
PPKM ini dilaksanakan dari tanggal 19 Februari – 3 Maret 2017. Atas
terlaksananya kegiatan PPKM ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Diah Navianti, S.Pd, M.Kes, selaku Ketua Jurusan Analis Kesehatan
Politeknik Kesehatan Palembang.
2. Heriadi, AMAK, selaku Kepala Laboratorium RSUD Dr. H. Ibnu Sutowo
Baturaja.
3. Nurhayati, S.Pd., SKM., M.Kes selaku Koordinator Pembimbing Institusi
Jurusan Analis Kesehatan.
4. Anton Syailendra, S.Pd., M.Biomed selaku Pembimbing Institusi Jurusan
Analis Kesehatan.
5. Priyanto, AMAK selaku Pembimbing Institusi Jurusan Analis Kesehatan.
6. Para Dosen Pembimbing Jurusan Analis Kesehatan Palembang yang telah
memberikan bekal pengetahuan baik teori maupun praktek sebelum
melaksanakan kegiatan PPKM.
7. Pembimbing yang ada di laboratorium, RSUD Dr. H. Ibnu Sutowo Baturaja
yang secara langsung telah membimbing kami di dalam melaksanakan
kegiatan PPKM.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan PKMD ini masih
jauh dari sempurna. Oleh sebab itu penulis, mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun agar dapat menjadi lebih baik lagi. Semoga laporan PPKM
ini dapat diterima dan bermanfaat bagi kita semua.
Baturaja, Maret 2017

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Sejarah
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Ibnu Sutowo Baturaja bermula dari
sebuah klinik kesehatan yang didirikan oleh pemerintah kolonial Belanda pada
tahun 1936 dari hasil pungutan cuka para (karet), dengan kesepakatan 13 marga.
Pada waktu itu klinik tersebut terdiri dari poliklinik, instalasi gawat darurat
(IGD), zaal ibu dan anak, zaal laki-laki dan perempuan, zaal khusus penyakit
jiwa dan kamar mayat. Jumlah ketenagaan terdiri dari 1 orang dokter dari
Belanda dan beberapa perawat. Pada tahun 1948 klinik ini berubah menjadi
Rumah Sakit (RS) Budiman yang dipimpin oleh seorang dokter berkebangsaan
Belanda dari RS Pringsewu, yaitu Zr. Josi yang menjabat sejak tahun 1948 –
1951.
Pada tahun 1952 RS Budiman berubah nama menjadi Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Baturaja. Dengan seiring perkembangan zaman yang
terjadi, RSUD Baturaja telah berulang kali dibangun serta diperluas menjadi
rumah sakit tipe C. Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 20 tahun 2002 RSUD
Baturaja berubah nama menjadi RSUD Dr. H. Ibnu Sutowo Baturaja.
1.2 Visi dan Misi
1.2.1 Visi
“Menjadi rumah sakit yang bermutu, profesional, aman, nyaman dan
berorientasi kepada kepuasan pelanggan”.
1.2.2 Misi
a. Memberikan pelayanan cepat , tepat, aman, nyaman, dan terjangkau oleh
masyarakat.
b. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia.
c. Mengupayakan tingkat kesejahteraan karyawan yang lebih baik.
d. Mewujudkan rumah sakit yang asri, bersih dan peduli lingkungan.
1.3 Ruang Lingkup Laboratorium
Laboratorium RSUD Dr. H. Ibnu Sutowo Baturaja merupakan
laboratorium yang melaksanakan pelayanan pemeriksaan specimen klinik
dengan kemampuan pemeriksaan lebih lengkap dari laboratorium klinik umum
madya dengan teknik semi automatik. Ruang lingkup pelayanan instalasi
laboratorium RSUD Dr. H. Ibnu Sutowo Baturaja meliputi:
a. Pasien Rawat Jalan
Pasien rawat jalan merupakan pasien dari IGD dan instalasi rawat jalan
RSUD Dr. H. Ibnu Sutowo Baturaja yang memerlukan pemeriksaan
laboratorium.
b. Pasien Rawat Inap
Pasien rawat inap merupakan pasien yang dirawat di ruang perawatan
RSUD Dr. H. Ibnu Sutowo Baturaja yang memerlukan pemeriksaan
laboratorium.
c. Pasien Luar
Pasien luar merupakan pasien dari dokter luar RSUD Dr. H. Ibnu Sutowo
Baturaja maupun rumah sakit lain yang memerlukan pemeriksaan
laboratorium.
d. Pasien Medical Check-up
Pasien medical check-up merupakan pasien yang berasal dari instalasi rawat
jalan yang melakukan medical check-up yang akan digunakan untuk
beberapa keperluan, seperti pengangkatan pegawai negeri sipil, pemeriksaan
kesehatan calon jamaah haji, pemeriksaan calon anggota legislatif,
pemeriksaan kesehatan calon pegawai instalasi lain maupun calon pelajar
yang memerlukan pemeriksaan laboratorium.
1.4 Alur Pelayanan Laboratorium
1.4.1 Alur Pelayanan Laboratorium Pasien Rawat Jalan dan Rawat Inap

Pasien ke RS Ibnu Sutowo

PPAT (Pusat Pelayanan


Administrasi Terpadu)

Poliklinik

Poliklinik dengan membawa


Ke laboratorium hasil laboratorium untuk
diperiksa oleh dokter yang
bertanggung jawab

Administrasi

(pendaftaran dan dikasih Ambil hasil


nomor antrian)

Sampling Tunggu hasil


1.4.2 Alur Pelayanan Laboratorium Pasien Rawat Inap Khusus

Dari ruangan

Perawat melakukan sampling

Dokter ruangan

Ke laboratorium

Hasil diambil perawat


BAB II
PROSEDUR KERJA

2.1 Pengambilan Sampel


2.1.1 Pengambilan Darah Vena
Tujuan : Untuk mendapatkan sampel darah vena
Prinsip : Darah vena diambil dari salah satu vena lengan, memakai spuit
dan nald.
Alat : - Spuit 3cc
- Plester
- Bantalan
- Torniquet
- Kapas kering
Reagen : Alkohol 70%
Prosedur kerja
Pra Analitik
a. Bacalah formulir permintaan pemeriksaan laboratorium dengan teliti.
b. Tentukan berapa banyak darah yang akan diambil.
c. Siapkan botol atau tabung yang sesuai untuk masing-masing pemeriksaan.
d. Cuci tangan dengan sabun dan air sebelum mengambil sampel darah.
e. Mintalah pasien untuk duduk disamping meja yang dipakai sewaktu
pengambilan darah.
f. Letakkan lengan bawah pasien diatas meja, dengan telapak tangan
menghadap keatas, dan alasi sikunya dengan bantalan.
g. Jika pasien dalam posisi berbaring,luruskan lengannya dengan telapak
tangan menghadap keatas.
Analitik
a. Pasang tourniquet dengan jarak ±10cm dari siku.
b. Lakukan palpasi (perabaan) untuk menentukan vena yang akan ditusuk,
kemudian sterilkan dengan kapas alcohol 70% dengan gerakan melingkar
searah jarum jam dari dalam keluar.
c. Tusuk vena dengan jarum spuit/ disposable syringe dan dimana posisi
lubang jarum menghadap ke atas dengan posisi 45⁰ dengan lengan.
d. Setelah darah terlihat masuk dalam spuit, lepaskan tourniquet. Ubah posisi
spuit menjadi 30o dengan lengan, kemudian hisap darah perlahan-lahan
hingga volume yang diinginkan.
e. Setelah volume cukup, kemudian tempelkan kapas kering pada ujung jarum
yang menempel di kulit kemudian tarik jarum perlahan-lahan.
f. Letakkan kapas kering pada bekas tusukan, kemudian lengan diluruskan dan
biarkan hingga darah tidak keluar lagi.
g. Rekatkan dengan plester.
Pasca Analitik
a. Pindahkan darah dari disposible syring ke wadah berisi antikoagulan yang
disediakan melalui dinding tabung lalu bolak balik secara perlahan agar
tercampur merata.
b. Jika specimen ingin tetap dalam spuit, setelah darah dihisap kemudian
dengan spuit yang sama dihisap pula pengawet/antikoagulan.
c. Labeli tabung/botol tersebut dengan tulisan :
1. Nama pasien
2. Tanggal lahir
3. No rekam medik
4. Ruangan rawat inap

2.1.2 Pengambilan Darah Kapiler


Tujuan : Untuk mendapatkan sampel darah tepi.
Prinsip : Pengambilan darah kapiler secara aseptik pada jari ke-3 atau ke-
4
Alat : - Holder
- Lanset
- Kapas kering
Reagen : Alkohol 70%
Prosedur kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Pastikan identitas pasien telah benar.
3. Beri penjelasan pasien bahwa darahnya akan diambil.
4. Pilih lokasi pengambilan lalu desinfeksi.
5. Tusuk lancet. Tusukan harus dalam sehingga darah tidak harus diperas-
peras keluar. Jangan menusukkan lancet jika ujung jari masih basah oleh
alkohol.
6. Setelah darah keluar buang tetes darah pertama dengan memakai kapas
kering, tetes berikutnya boleh dipakai untuk pemeriksaan.

2.1.3 Pengambilan Kerokan Kulit


Tujuan : Untuk mendapatkan sampel kerokan kulit yang akan digunakan
untuk pemeriksaan kerokan kulit.
Alat : - Skalpel
- Pinset
- Kapas
- Kertas/wadah yang bersih
Reagen : Alkohol 70%
Prosedur kerja
1. Bersihkan kulit yang akan dikerok dengan kapas alkohol 70% untuk
menghilangkan lemak, debu dan kotoran lainnya.
2. Keroklah bagian yang aktif dengan skalpel dengan arah dari atas
kebawah (cara memegang skalpel harus miring membentuk sudut 45
derajat ke atas).
3. Letakkan hasil kerokan kulit pada kertas atau wadah.

2.1.4 Pengambilan Sputum


Dibutuhkan tiga spesimen sputum untuk menegakkan diagnosis TB
secara mikroskopis. Pengumpulam sputum paling baik: Sewaktu-Pagi-Sewaktu
(SPS)
Sewaktu hari-1
- Kumpulkan sputum spesimen pertama pada saat pasien berkunjung ke UPK
(Unit Pelayanan Kesehatan)
- Beri pot sputum pada saat pasien pulanh untuk keperluan pengumpulan
sputum pada hari berikutnya.
Pagi hari-2
- Pasien mengeluarkan sputum spesimen kedua pada pagi hari, hari kedua
setelah bangun tidur dan membawa spesimen ke laboratorium.
Sewaktu hari-2
- Kumpulkan sputum spesimen ketiga di laboratorium pada saat pasien
kembali ke laboratorium pada hari ke dua saat membawa sputum pagi.

Tempat Pengambilan Sputum


Pengumpulan sputum dilakukan di ruang terbuka dan mendapat sinar
matahari langsung atau di ruangan dengan ventilasi yang baik, untuk
mengurangi matahari langsung atau di ruangan dengan ventilasi yang baik,
untuk mengurangi kemungkinan penularan akibat percikan sputum yang
infeksius.
Jangan mengambil sputum di ruangan tertutup dengan ventilasi yang buruk,
misalnya:
- Kamar kecil/toilet
- Ruang kerja (ruang pendaftaraan, ruang pengumpulan sampel, laboratorium,
dsb)
- Ruang tunggu, ruang umum lainnya
Syarat pot sputum yang ideal :
- Sekali pakai.
- Bahan kuat, tidak bocor dan tidak mudah pecah.
- Tutup berulir, dapat menutup rapat.
- Plastik jernih/ tembus pandang.
- Mulut lebar, diameter 6 cm.
- Dapat ditulisi.
2.1.5 Pengambilan Urin
Tujuan : Untuk mendapatkan sampel urin yang akan digunakan untuk
urinalisa
Alat : - Botol urin
- Tisu
Prosedur kerja
1. Siapkan alat yang akan digunakan.
2. Pastikan identitas pasien telah benar.
3. Beri etiket pada wadah penampung urin sesuai identitas pasien dan jenis
urinnya.
4. Jelaskan pada pasien tentang cara pengambilan urin.

2.2 Pemeriksaan Hematologi


2.2.1 Pemeriksaan Laju Endap Darah
Tujuan : Untuk mengetahui nilai laju endap darah pasien dalam mm/jam
Metode : Westergren
Prinsip : Mengukur kecepatan sel darah merah mengendap dalam satuan
waktu tertentu dengan keadaan darah berdiri tegak lurus dalam
suatu tabung.
Alat : - Tabung westergren
- Rak tabung westergren
- Stopwatch
- Pipet ukur
- Tabung serologi
Reagen : Natrium sitrat 3,8%
Sampel : Darah vena
Prosedur kerja
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Pipet 0,4 ml Natrium sitrat 3,8% sebanyak 0,4 ml ke dalam tabung.
3. Tambahkan 1,6 ml darah ke dalam tabung yang telah berisi Natrium sitrat
3,8%. Homogenkan.
4. Pipet darah yang sudah dihomogenkan ke dalam tabung westergren sampai
batas 0. Lalu letakkan pada rak tabung westergren yang diletakkan
dipermukaan tempat yang datar dan rata.
5. Biarkan tabung tegak lurus pada rak selama 1 jam.
6. Baca lapisan tinggi plasma dalam satuan mm/jam dan catat sebagai laju
endap darah pada formulir pemeriksaan.
Nilai normal
- Laki-laki : < 10 mm/jam
- Perempuan: < 15 mm/jam

2.2.2 Masa Pendarahan (Bleeding Time)


Tujuan : Untuk mengetahui waktu pendarahan pada pasien
Metode : Duke
Prinsip : Masa pendarahan diukur pada cuping telinga setiap 30 detik.
Alat : - Lancet
- Kapas alkohol 70%
- Kapas kering
- Kertas saring/tisu
- Stopwatch
Prosedur kerja
1. Bersihkan cuping telinga dengan kapas alkohol.
2. Tusuk bagian cuping telinga dengan lancet sedalam 2 mm.
3. Hidupkan stopwatch saat darah keluar.
4. Hapus tetes darah pertama dengan kertas saring/tisu dan hapus tetes darah
berikutnya tiap 30 detik.
5. Hentikan stopwatch apabila darah tidak keluar lagi.
Nilai normal : 2-6 menit

2.2.3 Masa Pembekuan (Clothing Time)


Tujuan : Untuk mengetahui masa pembekuan darah pada pasien
Metode : Praktis
Prinsip : Darah diteteskan pada objek glass. Lalu catat waktu sampai
terbentuknya benang fibrin.
Alat : - Objek glass
- Stopwatch
- Lancet
- Lancet device
Sampel : Darah kapiler
Prosedur kerja
1. Siapkan objek glass yang bersih dan kering.
2. Ambil darah kapiler menggunakan lancet dan lancet device
3. Saat darah keluar nyalakan stopwatch.
4. Teteskan darah kapiler pada objek glass.
5. Amati terbentuknya benang fibrin setiap 30 detik.
6. Catat waktu terbentuknya benang fibrin.
Nilai normal : < 10 menit

2.2.4 Pemeriksaan Golongan Darah


Tujuan : Untuk mengetahui jenis golongan darah
Metode : Slide
Prinsip : Adanya aglutinogen dan aglutinin di dalam sel darah merah dan
plasma yang sesuai dapat menyebabkan aglutinasi.
Alat : - Objek glass
- Batang pengaduk
Reagen : - Anti-A
- Anti-B
- Anti-AB
- Anti-D
Sampel : Darah vena/kapiler
Prosedur kerja
1. Teteskan anti-A, anti-B, anti-AB dan anti-D pada objek glass.
2. Tambahkan masing-masing satu tetes darah. Homogenkan.
3. Amati terjadinya aglutinasi pada setiap antisera.
Interpretasi hasil:
Golongan
Anti-A Anti-B Anti-AB Anti-D
Darah
A + - + +/-
B - + + +/-
AB + + + +/-
O - - - +/-
Keterangan:
(+) = terjadi aglutinasi
(-) = tidak terjadi aglutinasi

2.2.5 Pemeriksaan Darah Rutin


Tujuan : Untuk mengetahui nilai darah rutin pada sampel
Metode : Automatik
Alat : Dirui BCC-3000B
Sampel : Darah EDTA
Prosedur kerja
1. Setelah darah EDTA diterima, pastikan kondisi darah dalam keadaan baik.
2. Homogenkan secara baik.
3. Lakukan pemeriksaan dengan menghisap darah dengan alat.
4. Tunggu beberapa saat hingga hasil keluar.

2.3 Pemeriksaan Urinalisa


2.3.1 Pemeriksaan Glukosa Urin
Tujuan : Untuk mengetahui adanya glukosa di dalam urin.
Metode : Benedict
Prinsip : Glukosa di dalam urin akan mereduksi ion cupri menjadi ion
cupro apabila dipanaskan membentuk endapan berwarna merah
bata.
Alat : - Tabung reaksi
- Lampu spiritus
- Penjepit tabung
- Pipet ukur
Reagen : Benedict
Prosedur kerja
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Masukkan 5 ml reagen benedict.
3. Tambahkan 8 tetes urin. Homogenkan.
4. Panaskan hingga mendidih menggunakan lampu spiritus.
5. Amati perubahan yang terjadi. Baca hasil setelah 5 menit.
Interpretasi hasil
- Negatif : tidak terjadi perubahan warna
- Positif 1 : hijau
- Positif 2 : hijau disertai endapan kuning
- Positif 3 : kuning lumpur
- Positif 4 : endapan merah bata

2.3.2 Pemeriksaan Protein Urin


Tujuan : Untuk mengetahui ada tidaknya protein di dalam urin.
Metode : Asam acetat 6%
Prinsip : Dalam suasana asam protein di dalam urin akan mengakibatkan
kekeruhan apabila dipanaskan.
Alat : - Tabung reaksi panjang
- Lampu spiritus
- Penjepit tabung
- Pipet tetes
Reagen : Asam acetat 6%
Prosedur kerja
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Masukkan 2/3 urin ke dalam tabung.
3. Panaskan bagian atas menggunakan lampu spiritus hingga mendidih.
4. Apabila terjadi kekeruhan tambahkan 4 tetes asam acetat 6%.
5. Baca hasil dengan segera membandingkan bagian yang dibakar dengan yang
tidak dibakar.
Interpretasi hasil
- Negatif : tidak terjadi kekeruhan
- Positif 1 : terjadi kekeruhan
- Positif 2 : terjadi kekeruhan disertai butir-butir
- Positif 3 : terjadi kekeruhan dengan keping-keping
- Positif 4 : terjadi kekeruhan dengan gumpalan

2.3.3 Pemeriksaan Sedimen Urin


Tujuan : Untuk mengetahui adanya kelainan ginjal dan salurannya.
Prinsip : Adanya bentukan-bentukan / elemen-elemen / unsur-unsur yang
tersuspensi dalam urine akan dipresipitatkan dengan cara
di centrifuge dan dianalisa dibawah mikroskop.
Alat : - Tabung reaksi
- Sentrifuge
- Objek glass
- Deck glass
- Mikroskop
Prosedur kerja
1. Homogenkan urin secara baik.
2. Masukkan urin ke dalam tabung. Sentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm
selama 1 menit.
3. Buang bagian supernatan dan sisakan bagian endapan.
4. Beri satu tetes endapan urin di atas objek glass dan tutup dengan deck
glass.
5. Amati menggunakan mikroskop dengan perbesaran 400 kali. Catat apa
saja yang ditemukan.

2.3.4 Bilirubin Urin


Tujuan : Untuk mengetahui adanya bilirubin di dalam urin.
Metode : 1. Rosin
2. Horison
Prinsip : 1. Bilirubin dalam urine akan dioksidasi oleh Iodium 10%
menjadi biliverdin membentuk cincin hijau.
2. Bilirubin dalam urine akan dipekatkan di dalam tabung
melalui centrifugasi kemudian fosfat dipresipitatkan dengan
larutan BaCl 10%, biliverdin yang terkumpul akan dioksidasi
menjadi biliverdin oleh reagen fouchet membentuk biliverdin
berwarna biru kehijauan.
Alat : - Tabung reaksi
- Pipet tetes
Reagen : Iodium 10%
Prosedur kerja:
1. Pemeriksaan Bilirubin metode Rosin
a. Masukkan 5 ml urin ke dalam tabung reaksi.
b. Teteskan iodium 1% melalui dinding tabung.
c. Perhatikan perubahan yang terjadi.
Interpretasi hasil:
- Negatif : tidak terjadi perubahan
- Positif : terbentuk warna hijau antara iodium dan urin
2. Pemeriksaan Bilirubin metode Horison
a. Masukkan 5 ml urine kedalam tabung reaksi.
b. Tambahkan 5 ml BaCl 10%, homogenkan dan saring dengan kertas
saring
c. Lipatan kertas saring dibuka mendatar diatas corong, biarkan kering
d. Teteskan reagen Fouchet 2-3 tetes ke atas endapan kertas saring.
Interpretasi hasil:
- Negatif : tidak terjadi warna biru kehijauan
- Positif : terjadi warna biru kehijauan

2.4 Pemeriksaan Kimia Darah


2.4.1 Pemeriksaan Glukosa Darah
Tujuan : Untuk mengetahui kadar glukosa dalam pemeriksaan sampel
darah.
Metode : GOD-PAP
Prinsip : Glukosa di oksidasi oleh enzim glukosa oksidase (GOD)
membentuk asam glukonat dan hydrogen peroksida. Hydrogen
peroksida bereaksi dengan phenol dan4-aminoantypirin dengan
bantuan enzim peroksidase menghasilkan quinoneimine yang
berwarna merah. Intensitas warna sebanding dengan kadar
glukosa serum.
Alat : - Tabung serologi
- Rak tabung
- Mikropipet 10µl dan 1000 µl + tip
- Speltrofotometer
Reagen : Reagen Kit Human Liquicolor Glukosa
Sampel : Serum
Prosedur kerja
1. Siapkan 3 buah tabung reaksi yang bersih dan kering.
2. Beri etiket standar, blanko, sampel pada masing-masing tabung.
3. Lakukan pemipetan:

Standar Serum Reagen

Blanko - - 1000μl

Standar 10μl - 1000μl

Sampel - 10μl 1000μl

4. Homogenkan.
5. Inkubasi selama 10 menit pada suhu kamar.
6. Baca hasil di spektrofotometer.
Nilai normal :
- BSS : < 140 mg%
- BSN : 70 – 110 mg%
- BSPP : < 180 mg%

2.4.2 Pemeriksaan Protein Total


Tujuan : Untuk mengetahui kadar protein total dalam sampel darah.
Metode : Biuret
Prinsip : Protein dalam serum akan bereaksi dengan ion cupri dalam
suasana alkalis akan membentuk senyawa kompleks berwarna
ungu. Intensitas warna sebanding dengan kadar protein dalam
darah.
Alat : - Mikropipet 20µl dan 1000 µl + tip
- Tabung serologi
- Rak tabung
- Spektrofotometer
Reagen : Reagen Kit Protein Total Darah
Sampel : Serum
Prosedur kerja :
1. Siapkan 3 buah tabung reaksi yang bersih dan kering.
2. Beri etiket standar, blanko, sampel pada masing-masing tabung.
3. Lakukan pemipetan sebagai berikut:
Standar Serum Reagen
Blanko - - 1000 μl

Standar 20 μl - 1000 μl

Sampel - 20 μl 1000 μl
4. Homogenkan, inkubasi selama 10 menit pada suhu kamar.
5. Baca absorban pada panjang gelombang 540 nm. Warna stabil paling lama 2
jam.
Nilai Normal : 6,7 – 8,7 g%

2.4.3 Pemeriksaan Kreatinin


Tujuan : Untuk mengetahui kadar kreatinin dalam sampel darah.
Prinsip : Kreatinin bereaksi dengan larutan Pikrat Alkalis membentuk
warna kemerahan (reaksi Jaffe). Warna merah yang terbentuk
berbanding lurus dengan kadar kreatinin.
Alat : - Mikropipet 100µl dan 500 µl + tip
- Tabung serologi
- Rak tabung
- Spektrofotometer Humalyzer 2000
Reagen : Reagen Kit Creatinin
Sampel : Serum
Prosedur Kerja :
1. Campur Reagen A dan B sebanyak 500 mikron dengan perbandingan 1:1.
2. Tambahkan serum pasien sebanyak 100 mikron.
3. Baca pada spektrofotometer pada panjang gelombang 500 nm.
Nilai normal
- Pria : 0,9 – 1,2 mg %
- Wanita : 0,6 – 1,1 mg %

2.4.4 Pemeriksaan Ureum


Tujuan : Untuk mengetahui kadar urea dalam sampel darah.
Metode : Urease / GLDH
Urease
Prinsip : Urea + H2O 2NH3 + CO2
NH3 + α-KG + NADH + H+ GLDH
L – Glutamate + NAD+ +
H2O
Alat : - Mikropipet 10µl dan 1000 µl + tip
- Tabung serologi
- Rak tabung
- Spektrofotometer
Reagen : Reagen Kit Urea
Sampel : Serum
Prosedur kerja
1. Siapkan 3 buah tabung yang bersih dan kering lalu pipetkan :
Blank Standar Sampel

Serum - - 10 μl

Standar - 10 μl -

Reagen A 1000 μl 1000 μl 1000 μl

Diinkubasi selama 10 menit,laluditambahkan


Reagen B 1000 μl 1000 μl 1000 μl
2. Campur rata, inkubasi selama 10 menit pada suhu kamar.
3. Baca absorban pada panjang gelombang 600 nm. Warna stabil paling lama 2
jam.
Nilai normal : 20 – 40 mg%

2.4.5 Pemeriksaan SGOT


Tujuan : Untuk mengetahui kadar SGOT dalam sampel
Metode : Aspartate Aminotransferase
Prinsip : AST mengkatalis transfer gugus amino dari L-Aspartate ke α-
Ketoglutarat menjadi Oxalacetate dan L-Glutamate. Oxacalate
selanjutnya mengalami reduksi dan terjadi oksidasi NADH
menjadi NAD+ dengan bantuan enzim Malate Dehidrogenase
(MDT).
Alat : - Tabung serologi
- Rak tabung
- Mikropipet 100µl dan 1000 µl + tip
- Spektrofotometer Humalyer 3000
Reagen : Reagen Kit Human SGOT
Sampel : Serum
Prosedur kerja
1. Siapkan reagen kerja dengan mencampurkan 4ml reagen A dan 1ml reagen
B.
2. Pipet 1000 µl reagen kerja kedalam tabung reaksi.
3. Tambahkan 50 μl serum (suhu 370C) atau 100 μl serum (suhu 300C)
kedalam reagen tersebut.
4. Campurkan rata, baca pada spektrofotometer panjang gelombang 340 nm.
Nilai normal : sampai 34 U/l

2.4.6 Pemeriksaan SGPT


Tujuan : Untuk mengetahui kadar SGPT dalam sampel
Metode : Alanine aminotransferase
Prinsip : ALT mengkatalis transfer gugus amino dari L-Alanin
α-Ketoglutarat menjadi Pyruvate dan L-Glutamate. Pyruvat
selanjutnya mengalami reduksi dan terjadi oksidasi NADH
menjadi NAD+dengan bantuan enzim Lactate Dehidrogenase.
Alat : - Tabung serologi
- Rak tabung
- Mikropipet 100 µl dan 1000 µl + tip
- Spektrofotometer Humalyer 3000
Reagen : Reagen Kit Human SGPT
Sampel : Serum
Prosedur kerja
1. Siapkan reagen kerja dengan mencampurkan 4ml reagen A dan 1ml reagen
B.
2. Pipet 1ml reagen kerja kedalam tabung reaksi
3. Tambahkan 50 μl serum (suhu 370C) atau 100 μl serum (suhu 300C)
kedalam reagen tersebut.
4. Campurkan rata, baca pada spektrofotometer panjang gelombang 340 nm.
Nilai normal : sampai 34 U/l

2.4.7 Pemeriksaan Kolesterol


Tujuan : Untuk mengetahui kadar kolesterol dalam pemeriksaan sampel
darah
Metode : CHOD - PAP
Prinsip : Cholesterol diukur setelah hidrolisis enzimatik dan oksidasi.
Indicator quinoneimine dibentuk dari hydrogen peroksidase dan
4-aminophenazon dalam phenol dan peroksidase.
Alat : - Tabung serologi
- Rak tabung
- Mikropipet 10µl dan 1000 µl + tip
- Spektrofotometer Humalyer 3000
Reagen : Reagen Kit Human Liquicolor Cholesterol
Sampel : Serum
Prosedur kerja
1. Siapkan 3 buah tabung reaksi kecil yang bersih dan kering.
2. Beri etiket standar, blanko dan sampel.
3. Lakukan pemipetan sebagai berikut:
Standar Serum Reagen
Blanko - - 1000 μl

Standar 10 μl - 1000 μl

Sampel - 10 μl 1000
4. Homogenkan. Lalu inkubasi selama 10 menit pada suhu kamar.
5. Baca hasil di spektrofotometer.
Nilai normal : < 200 mg%

2.4.8 Pemeriksaan Asam Urat (Uric Acid)


Tujuan : Untuk mengetahui kadar Asam Urat dalam sampel darah.
Metode : PAP Test warna Enzymatik
Prinsip : Asam Urat dioksidasi oleh Uricase menjadi Allatoin dan H2O2
dengan adanya peroksidase menghasilkan Chromogen berwarna
yang diukur pada panjang gelombang 540 nm yang sebanding
dengan kadar asam urat sampel.
Alat : - Mikropipet 25 µl dan 1000 µl + tip
- Spektrofotometer Humalyzer 2000
- Tabung serologi
Reagen : Reagen Kit Uric Acid
Sampel : Serum
Prosedur kerja
1. Siapkan 3 buah tabung yang bersih dan kering lalu pipetkan :
Standar Serum Reagen

Blanko - - 1000 μl

Standar 25 μl - 1000 μl
Sampel - 25 μl 1000 μl
2. Campur rata, inkubasi selama 10 menit pada suhu kamar.
3. Baca absorban pada panjang gelombang 540 nm. Warna stabil paling lama 2
jam.
Nilai normal
- Pria : 3 – 7 mg %
- Wanita : 2 – 6 mg %

2.4.9 Pemeriksaan Bilirubin Darah


Tujuan : Untuk mengetahui kadar bilirubin dalam darah
Metode : Fotometri
Prinsip : Bilirubin bereaksi dengan diazotized sulphanilic acid (DSA)
membentuk zat warna merah azo. Absorban zat warna ini pada
546 nm sebanding dengan konsentrasi bilirubin dalam sampel.
Glucuronides bilirubin yang larut dalam air bereaksi langsung
dengan DSA yang mana albumin yang terkonjugasi dalam dalam
bilirubin indirect hanya akan bereaksi dengan DSA dibantu
adanya accelerator (zat pemercepat) : bilirubin total = bilirubin
direct + bilirubin indirect
Alat : - Spektrofotometer Humalyzer 2000
- Tabung serologi
- Mikropipet 50 µl, 100 µl dan 1000 µl + tip
- Rak tabung
Reagen : Reagen Kit Bilirubin Human
Sampel : Serum
Prosedur kerja
1. Siapkan tabung reaksi yang sudah diberi label.
2. Pipet reagen kerja bilirubin sebanyak 1000 ul menggunakan mikropipet,
masukkan kedalam tabung reaksi. Lalu tambahkan 50 ul reagen TNR,
homogenkan dan inkubasi selama 5 menit.
3. Pipet serum sebanyak 100 ul, lalu campurkan kedalam reagen yang sudah di
inkubasi tadi. Lalu inkubasi kembali selama 15 menit.
4. Baca hasil pada humalyzer 2000.
Nilai normal :
- Bilirubin total : < 1,1 mg %
- Bilirubin direct : < 0,35 mg %
- Bilirubin indirect : < 0,75 mg%
2.4.10 Pemeriksaan Elektrolit
Tujuan : Untuk mengetahui kadar K, Na, dan Cl dalam sampel
Metode : Automatik
Alat : Cornley K-lite 3 electrolyte analyzer
Prosedur kerja :
1. Sampel darah di sentrifuge untuk memperoleh serum.
2. Lalu setelah di sentrifuge, pisahkan serumnya.
3. Periksa kadar K, Na, dan Cl pada alat electrolyte analyzer.

Nilai Normal :
- Natrium : 135,00-145.00 mEq/L
- Kalium : 3.50-5.50 mEq/L
- Chlorida : 96.00-106 mEq/L
2.5 Pemeriksaan Imunologi
2.5.1 Pemeriksaan HbsAg
Tujuan : Untuk mendeteksi surface antigen virus hepatitis B di dalam
Serum
Metode : Rapid Test
Prinsip :Immunokromatografi dengan prinsip serum/plasma yang
diteteskan pada bantalan sampel bereaksi dengan partikel yang
telah dilapisi dengan anti HBs (antibodi). Campuran ini
selanjutnya akan bergerak sepanjang strip membran untuk
berikatan dengan antibodi spesifik pada daerah test T sehingga
akan menghasilkan garis warna.
Alat : Mikropipet 50 µl + tip
Reagen : Strip HbsAg
Sampel : Serum
Prosedur kerja
1. Siapkan rapid tes HBsAg.
2. Lalu ambil serum dan teteskan serum sebanyak 3 tets kedalam lubang
sampel dari rapid tes tersebut. Tunggu, lalu baca hasilnya.
Interpretasi hasil :
- Bila terjadi garis 2 pada tes kit dibaca hasil positif
- Bila terjadi garis 1 pada tes kit dibaca hasil negatif

2.5.2 Pemeriksaan Widal


Tujuan : Untuk mengetahui ada antigen Salmonella sp pada
pemeriksaan sampel darah.
Metode : 8 slide
Prinsip : Antibodi salmonella dalam serumpenderita bereaksi dalam
Antigen salmonella membentuk kompleks yang dapat dilihat
berupa adanya aglutinasi.
Alat : - Slide kaca berwarna putih
- Tabung serologi
- Mikropipet 20 µL + tip
- Rotator
Reagen : - Antigen Salmonella typhi H
- Antigen Salmonella paratyphi AH
- Antigen Salmonella paratyphi BH
- Antigen Salmonella paratyphi CH
- Antigen Salmonella typhi O
- Antigen Salmonella paratyphi AO
- Antigen Salmonella paratyphi BO
- Antigen Salmonella paratyphi CO
Prosedur kerja
1. Teteskan satu tetes suspensi antigen di atas slide.
2. Tambahkan 20 µl serum pada slide kaca berwarna putih.
3. Serum dan suspensi antigen dicampur dan diaduk secara merata dengan
ujung tabung serologi.
4. Goyangkan slide dengan rotator selama 3 menit. Lalu lakukan pembacaan
hasil.
Interpretasi hasil
- Postitif : terjadi aglutinasi
- Negatif : tidak terjadi aglutinasi
2.5.3 Pemeriksaan Tes Kehamilan
Tujuan : Untuk mengetahui ada tidaknya hormone HCG dalam urine
Metode : Strip Test
Prinsip : Terjadi reaksi immunologi secara kimiawi antara hormon HCG
dalam urine (antigen dengan antibody pada test pack)
Alat : Strip test
Sample : Urin
Prosedur kerja
1. Siapkan strip test dan sampel urine
2. Ambil bungkusan strip test, lalu buka bungkusannya.
3. Diambil strip test, lalu dicelupkan pada urine dalam wadah.
4. Diamkan selama 3 – 5 menit, baca hasil secara makroskopis.
Interpretasi hasil
- Positif : Terbentuk garis merah pada C (control) dan T (Test)
- Negatif : Terbentuk garis merah pada C (control)

2.6 Pemeriksaan Bakteriologi


2.6.1 Pembuatan Preparat BTA (Basil Tahan Asam)
Tujuan : Untuk mengetahui ada tidaknya kuman BTA dalam sampel.
Prinsip : Sputum disebar pada objek glass lalu sediaan yang sudah kering
difiksasi.
Alat : - Objek glass
- Lidi
- Lampu spritus
- Penjepit tabung
Sampel : Sputum
Prosedur kerja
1. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Memberi etiket / no.register lab pada bagian pinggir objek glass.
3. Sputum diambil dengan lidi dan dibuat sediaan dengan apusan melingkar
pada bagian tengah objek glass seukuran 2 x 3 cm.
4. Bakar lidi yang digunakan untuk mengambil sputum tadi dengan lampu
spritus.
5. Mengeringkan serta melakukan fiksasi preparat sebanyak 3 kali.

2.6.2 Pewarnaan dan Pemeriksaan Preparat BTA


Tujuan : Untuk mengetahui ada tidaknya kuman BTA dalam sampel.
Metode : Ziehl Neelsen
Prinsip : Dinding bakteri yang tahan asam mempunyai lapisan lilin dan
yang sukar ditembus cat, dengan pengaruh fenol dan pemanasan
maka lapisan lilin dan lemak itu dapat ditembus cat karbol
fuchsin. Bakteri yang tahan asam akan mengikat warna merah
pada Carbol Fuchsin, sedangkan bakteri yang tidak tahan asam
mengikat warna biru pada Methylene Blue.
Alat : - Lampu spritus
- Penjepit tabung
- Rak pewarnaan
- Pipet tetes
- Mikroskop
Reagen : - Carbol Fuchsin 1%
- Alkohol asam 3%
- Methylene blue 0,1 %
- Oil immersi
Prosedur kerja
1. Tuangkan larutan Carbol Fuchsin 1% diatas sediaan sampai tertutup kira-
kira 10 tetes. Panaskan dengan api spritus sampai keluar uap, jangan sampai
mendidih biarkan selama 5 menit.
2. Cuci dengan air mengalir.
3. Bersihkan dengan larutan Alkohol asam 3% sampai warna merah hilang
4. Cuci dengan air mengalir.
5. Tuangkan dengan larutan Methylene blue 0,1 % sekitar 10 tetes, diamkan
selama 10-20 detik.
6. Cuci dengan air mengalir dan keringkan pada suhu kamar.
7. Periksa dibawah mikroskop dengan pembesaran 40x kemudian sediaan
ditetesi dengan oil imersi dan pembesaran digeser ke 100x.
8. Hasil positif (+) BTA bentuk batang warna merah.
Interpretasi hasil :
- Tidak ditemukan BTA dalam LP = negatif
- Ditemukan 1-9 BTA100/LP = tulis jumlahnya
- Ditemukan 10-90 BTA100/LP = 1+
- Ditemukan 1-10 BTA/LP = 2+
- Ditemukan >10 BTA/LP = 3+

2.7 Pemeriksaan Parasitologi


2.7.1 Pemeriksaan Feses
Tujuan : Untuk mengetahui ada tidaknya kelainan-kelainan pada feces
baik bersifat organik/anorganik dalam saluran pencernaan.
Metode : Natif (Langsung)
Peralatan : - Lidi
- Objek glass
- Deck glass
Reagen : Eosin 1%
Sampel : Feses
Prosedur kerja
Makroskopis
Diamati warna, bau, konsistensi, lendir, darah, parasit, pus, sisa makanan dll.
Mikroskopis
1. Letakkan 1 tetes Eosin 1% diatas objek glass.
2. Dengan menggunakan lidi ambil feses dan campurkan dengan Eosin 1%.
3. Campur hingga merata dan tutup dengan deck glass.
4. Periksa feses dengan pembesaran 10x untuk menilai sel darah, sel epitel,
kristal, telur cacing, dan parasit lainnya
5. Periksa feces dengan pembesaran 40x untuk menilai leukosit, eritrosit,
bakteri, dan jamur.
Nilai Normal :
- Eritrosit tidak ditemukan.
- Leukosit tidak ditemukan.
- Makrofag tidak ditemukan.
- Sel ragi tidak ditemukan.
- Telur dan larva cacing tidak ditemukan.
- Amoeba tidak ditemukan kecuali Entamoeba coli merupakan
komensalisme.
- Epitel ditemukan sedikit, jika meningkat biasanya karena terjadi peradangan
atau adanya stimulasi tertentu.

2.7.2 Pemeriksaan Kerokan Kulit


Tujuan : Menemukan adanya hypha atau spora pada kulit.
Metode : KOH 10%
Prinsip : Larutan KOH 10% akan melisiskan kulit, apabila kulit
mengandung jamur akan terlihat dibawah mikroskop hypha atau
spora.
Alat : - Mikroskop
- Objek glass
- Deck glass
Reagen : KOH 10%
Sampel : Kerokan kulit
Prosedur kerja
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Letakkan kerokan kulit di atas objek glass.
3. Tambahkan 1 tetes KOH 10%. Lalu tutup dengan deck glass.
4. Amati hasil dibawah mikroskop.
Interpretasi hasil
- Positif : Bila ditemukan adanya hifa atau spora
- Negatif : Bila tidak ditemukan adanya hifa atau spora
2.7.3 Pemeriksaan Malaria
Tujuan :Menentukan dan mengidentifikasi parasit penyebab malaria
dalam sediaan darah tepi. Dikenal 4 jenis parasit malaria
1. Plasmodium falciparum
2. Plasmodium vivax
3. Plasmodium malariae
4. Plasmodium ovale
Alat : - Mikroskop
- Objek glass
Reagen : - Metal Alkohol (Metanol)
- Giemsa 3%
Sampel : Darah EDTA
Prosedur kerja
Sediaan Hapus Darah Tebal
1. Teteskan 1 tetes darah pada objek glass.
2. Gunakan ujung objek glass lainnya untuk membentuk lingkaran dengan
diameter ± 1 cm, keringkan suhu kamar.
3. Diwarnai dengan Giemsa selama 20-30 menit.
4. Dibasuh dengan air mengalir kemudian keringkan pada suhu kamar.
5. Periksa sediaan dengan mikroskop menggunakan lensa objektif 100x
dengan penambahan oil imersi.
Sediaan Hapus Darah Tipis
1. Darah dibuat hapusan menggunakan objek glass lainnya hingga membentuk
seperti lidah, keringkan pada suhu kamar.
2. Fiksasi dengan metanol absolute selama 5 menit.
3. Warnai sediaan darah tipis dengan Giemsa selama 20-30 menit.
4. Dibasuh dengan air mengalir, keringkan pada suhu kamar.
5. Periksa sediaan dengan mikroskop menggunakan lensa objektif 100x
dengan penambahan oil imersi.
Interprestasi hasil : Negatif (tidak ditemukan malaria)
2.8 Analisa Sperma
Tujuan :
1. Untuk mengetahui struktur sperma
2. Untuk mengetahui cara memperoleh sperma yang baik
3. Untuk mengetahui cara-cara pemeriksaan sperma, baik itu
makroskopis, mikroskopis dan kimia
Alat : -Mikroskop
-Objek glass
-Tabung reaksi
-Improved Neubauer
-Pipet Tetes
-Pipet Leukosit
-Gelas Ukur
Reagen : -Eosin 0,5%
-Metil-alkohol
Sampel : Sperma

1. Struktur Sperma:

 Kepala: (Nucleus, Acrosome dua lapis membrane, acrosome berisi


karbohidrat dan enzim hydolitik)
 Leher
 Ekor: (midle, principal, end piece ; penggerak spermatozoa, ada
axonema dan microtubule, dyne arm)
Persiapan Pasien:
1. Abstinensi atau puasa senggama sedikitnya 3 hari dan paling lama 5 hari
berturut turut. Berdasarkan penyelidikan waktu tersebut sudah cukup untuk
suatu spermiogenesis.
2. Cairan ejakulat sebaiknya diambil langsung sebelum pemeriksaan karena
penundaan waktu akan memberikan hasil yang tidak akurat.
3. Tempat penampungan sebaiknya dari botol kaca yang bersih, kering dan
bermulut lebar dengan syarat tidak bersifat spermatotoksik atau
spermatocidal.

2. Cara Memperoleh Sampel:


a. Masturbasi
Metode yang paling dianjurkan karena selain menghindari dari
kemungkinan tumpah ketika menampung cairan ejakulat, juga
menghindari dari zat-zat yang tidak diinginkan.
b. Coitus Interuptus
Metode pengeluaran cairan ejakulat dengan cara berhubungan badan.
Metode ini kurang baik karena hasilnya kurang bisa dipertangung
jawabkan terutama didapatkan hasil oligospermia.
c. Coitus Condomatosus
Metode pengeluaran sampel dengan menggunakan kondom. Metode ini
sangat tidak dianjurkan karena kondom bersifat spermicidal.

3. Cara-Cara Pemeriksaan Sperma:


a. Pemeriksaan Makroskopis:
1. Liquefaction
Sperma yang baru keluar selalu menunjukan adanya gumpalan atau
koagolum diantara lendir putih yang cair. Pada sperma yang normal
gumpalan ini akan segera mencair pada suhu kamar dalam waktu 15-
20 menit.
2. Viskositas
Kekentalan atau viskositas sperma dapat diukur setelah likuifaksi
sperma sempurna. Pemeriksaan viskositas ini dapat dilakukan dengan
cara dengan menyentuh permukaan sperma dengan pipet atau batang
pengaduk, kemudian ditarik maka akan terbentuk benang yang
panjangnya 3-5 cm. Makin panjang benang yang terjadi makin tinggi
viskositasnya.
Hal ini mungkin disebabkan karena :
- Spermatozoa terlalu banyak
- Cairannya sedikit
- Gangguan liquedaction
- Perubahan komposisi plasma sperma
- Pengaruh obat-obatan tertentu.
3. pH
Sperma yang normal tidak banyak berbeda dengan pH darah, untuk
mengukur pH cukup dengan menggunakan kertas pH kecuali dalam
satu penelitian dapat digunakan pH meter.
 pH normal 7,2-7,8
 Jika pH<6 atau pH>8 menandakan kebersihan alat.
 Jika pH 6-7 menandakan sperma tersebut berisi secret prostat
4. Mencatat warna dan kekeruhan mani.
5. Pemeriksaan Volume
Prosedur kerja :
a. Masukkan cairan ejakulat ke dalam gelas ukur 5 atau 10 ml sesuai
dengan keadaan yang dihadapi.
b. Ukur volume cairan ejakulat, lalu laporkan dalam ml
c. Catat volume sampai ketepatan 0,2 ml. Volume baru dapat diukur
setelah mani mencair.
d. Normal : 2,5-5 ml mani.
e. Volume 1 ml atau kurang dipertalikan dengan infertilitas, begitu
pula kalau volume melebihi 6 ml.
b. Pemeriksaan Mikroskopis:
1. Pemeriksaan Motilitas sperma
- Untuk menguji motilitas, taruhlah setetes mani yang sudah
mencair di atas kaca objek bersih dan tutuplah dengan kaca
penutup. Pemeriksaan dilakukan dengan lensa objektif 40x.
Berusahalah menilai berapa % dari spermatozoa itu bergerak aktif
dan catatlah angka itu.
- Angka yang dilaporkan perlu dihubungkan dengan waktu yang
sudah berlaku sejak saat ejakulasi, semakin banyak waktu lewat,
semakin berkurang motilitas spermatozoa.
- Biasanya didapat bahwa sampai 1jam setelah dikeluarkan mani
berisi 70% atau lebih spermatozoa aktif, angka itu terus-menerus
menurun sehingga menjadi 50% sekitar 5 jam lewat ajakulasi.
- Jika ingin membedakan spermatozoa yang tidak bergerak dari
spermatozoa mati, campurlah sedikit mani dengan larutan eosin
0,5% dalam air,spermatozoa yang mati mendapat warna kemerah-
merahan yang hanya non aktif saja tidak berwarna.
Gerakan Sperma (Sperm Motility):
- Dikatakan normal jika 40% atau lebih sperma dapat bergerak
normal. Tetapi, beberapa pusat laboratorium mengatakan bahwa
nilai normal adalah 60% atau lebih.
- Gerak sperma ada 3 macam, yaitu:
 Gerak aktif : Gerak lurus cepat,
 Gerak tidak aktif : Gerak lurus lambat, Gerak di tempat,
 Tidak bergerak
Gerak sperma yang baik untuk pembuahan adalah yang bergerak
maju gerak lurus cepat. Jumlah sperma yang bergerak maju yang
dibutuhkan untuk pembuahan minimal 50% dari keseluruhan
sperma yang keluar.
2. Pemeriksaan jumlah spermatozoa
Pemeriksaan jumlah spermatozoa dilakukan dengan kamar hitung
Improved Neubauer dan pipet leukosit,cairan pengencer : aquadest
(bersifat spermicidal).
Prosedur :
Isilah pipet itu sampai garis bertanda 0,5 dengan mani yang sudah
mencair, kemudian air sampai bertanda 11. hitunglah spermatozoa
dalam kamar hitung pada permukaan seluas 1 mm , angka itu dikali
200.000 untuk mendapat jumlah spermatozoa dalam 1 ml mani.
Interprestasi Hasil:
 Normal : 20 -70 juta/ ml cairan ejakulat.
 Jumlah kurang dari 20 juta per mil, ada kemungkinan cairan
sperma itu kurang memadai dalam hal fertilitas.
Hasil pemeriksaan biasanya disajikan dalam istilah sebagai berikut :
- Polyzoospermia : Konsentrasi sperma sangat tinggi
- Oligozoospermia : Jumlah sperma kurang dari 20 juta/ml
- Hypospermia : Volume semen < 1,5 ml
- Hyperspermia : Volume semen > 5,5 ml
- Aspermia : Tidak ada semen
- Azoospermia : Tidak ada spermatozoa dalam semen
- Pyospermia : Ada sel darah putih pada semen
- Hematospermia : Ada sel darah merah pada semen
- Asthenozoospermia : Sperma yang mampu bergerak <40%.
- Teratozoospermia : > 40% sperma mempunyai bentuk yang
tidak normal
- Necozoospermia : Sperma yang tidakhidup
- Oligoasthenozoospermia : Sperma yang mampu bergerak <8
juta/ml.
3. Morfologi sperma
Prosedur Kerja:
- Buatlah sediaan apus dari Sperma, biarkan mengering pada hawa
udara kemudian lakukan fiksasi dengan metilalkohol selama 5
menit. Pulasan selanjutnya dilakukan dengan Giemsa, Wright
atau zat lain.
- Periksalah sediaan dengan objektif imersi.
Hasil pemeriksaan dikelompokkan ke dalam 4 kelompok, yaitu :
 Bentuk normal
 Kepala tidak normal
 Ekor tidak normal
 Sel sperma belum matang (immature germ cells, IGC)

Bentuk-bentuk abnormal pada sperma antara lain :


 Terato : ukuran kepalabesar, tidakberaturan.
 Piri : terdapa tlekukan di daerah leher.
 Immature : bentuk kepala besar, dan tidak memiliki ekor.
 Lepto : kepala berbentuk oval dan tipis.
 Microstrongilos head : kepala kecil, kadang hanya berupatitik.
 Double head : memiliki dua kepala.
Faktor yang mempengaruhi perubahan morfologi adalah :
 Fungsi testis, makin banyak kepala normal berarti fungsi testisnya baik.
 Gangguan pada epididymis, misalnya: radang, varikokel, dll akan terlihat
banyak sel-sel immature.
 Abstinentia seksualisnya kurang lama atau sering ejakulasi.
c. Pemeriksaan Kimiawi
- Karbohidrat yang ada dalam mani ialah fruktosa
- Kadar fruktosa itu mempunyai korelasi positif dengan kadar
testosteron dalam tubuh.
- Penetapan kadar fruktosa memakai reaksi Selliwanoff sebagai
dasar, pada reaksi itu fruktosa bereaksi dengan menyusun warna
merah.
- Prosedur:
1. 0,5 sampel + 5ml reagen
2. Panaskan sampai mendidih
- Interprestasi Hasil:
 Warna merah : positif (+)
 Tak berwarna : negatif (-)

2.9 Pengoperasian Alat


2.9.1 Pengoperasian Kimia Humalyzer 2000
Tujuan : Untuk melakukan pemeriksaan kimia darah.
Prosedur kerja
1. Hidupkan alat dengan menyambungkan kabel power kesumber listrik
kemudian tekan tombol ON/OFF yang berada dibelakang alat.
2. Untuk memulai pemeriksaan tekan menu kemudian nomor test yang
diinginkan kemudian enter.
3. Alat akan menampilkan USE STORED BLANK Y/N tekan Yes(1) jika
menggunakan blanko baru.
4. Alat akan menampilkan use last store calibration tekan Yes(1) bila ingin
menggunakan standart lama atau tekan No(0) bila ingin menggunakan
standart baru.
5. Kemudian alat akan meminta blank, masukan blank ke sample tube
kemudian tekan sample bar (lempeng besi putih), apabila menggunakan
standart baru alat akan meminta standart kemudian sample dan seterusnya.
6. Setelah selesai lakukanlah pencucian dengan aquadest dan tekan purge
kemudian tekan clear 2x untuk kembali kemenu awal.
CATATAN :

 BILA INGIN MENGGUNAKAN INCUBATOR PADA ALAT MAKA


TUNGGU ±15 MENIT AGAR SUHU PADA ALAT STABIL PADA
37ºC
 BUANGLAH LIMBAH SETIAP PAGI ATAU SORE SETIAP HARI.

2.9.2 Pengoperasian Elektrolite Analizer K-Lite 3


Tujuan : Untuk melakukan pemeriksaan elektrolit.
Prosedur kerja
1. Nyalakan stabilizer dengan menekan ON/OFF pada bagian depan,alat
otomatis hidup.
2. Pada tampilan menu utama tekan tombol 1/YES.
3. Akan muncul tampilan “Serum Tes” 1-4 lalu tekan tombol 1 atau YES.
4. Akan muncul tampilan “LIFT FREE to aspirate” maka tekan tombol nomor
1 untuk memasukkan ID pasien.
5. Akan muncul tampilan “input serial number” maka masukkan ID pasien.
6. Akan muncul tampilan “LITE PROBE to aspirate” lalu buka penutup probe
masukkan probe ke dalam vial berisi serum sampel hingga ujung probe
terendam larutan serum. Lalu tekan YES. Alat akan menghisap serum.
7. Apabila serum sampel yang di hisap tidak mencukupi kebutuhan alat, maka
alat akan menampilkan “No sampel, reaspirate” apabila sampel yang di
hisap mencukupi maka alat akan menampilkan “Press PROBE done”
8. Bersihkan probe dari sisa serum sampel menggunakan tissue bersih lalu
tutup kembali penutup probe.
9. Alat akan menghitung konsentrasi ion dalam larutan serum sampel. Hasil
akan tampil di layar dan dicetak secara otomatis.
10. Hasil cetakkan di potong untuk di arsipkan.
11. Kemudian alat akan melakukan washing secara otomatis, lalu akan tampil
“LIFT PROBE to aspirate”
12. Untuk memulai tes atau kembali ke menu utama tekan tombol bergambar
panah.
2.9.3 Pengoperasian Hematology Analyzer BCC-3000b
Tujuan : Untuk melakukan pemeriksaan hematologi darah rutin.
Prosedur kerja
1. Hidupkan alat sesuai prosedur Star Up.
2. Tunggu 160 detik untuk proses inisialisasi sampai menunggu tulisan self
test kemudian keluar menu utama.
3. Lakukan prime 1 x kemudian background cek 1 x dengan menekan star key
dengan hasil 0.
4. Alat siap untuk pemeriksaan.
5. Jika proses selesai, matikan alat dengan menekan tombol shut down.
6. Kemudian masukkan probe ke tabung B-Z cleansher lalu tekan tombol
enter.
7. Setelah proses cleaning selesai, di layar akan tampil PLEASE TURN OFF
THE INSTRUMENT.
8. Lalu tekan OFF.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
RSUD Dr. H. Ibnu Sutowo Baturaja merupakan rumah sakit tipe C yang
melakukan pelayanan laboratorium dengan teknik semi automatik. Pemeriksaan
yang dapat dilakukan di laboratorium ini berupa pemeriksaan hematologi, kimia
darah, urinalisa, imunoserologi, bakteriologi dan parasitologi. Tahapan pra-
analitik, analitik dan pasca-analitik merupakan tahapan yang sangat diperhatikan
oleh laboratorium ini sehingga hasil yang dikeluarkan dapat dipertanggung jawa-
bkan

3.2 Saran
Penulis menyarankan agar PPKM di laboratorium RSUD Dr. H. Ibnu
Sutowo Baturaja selanjutnya dapat dilakukan dengan waktu yang lebih lama.
Hal ini dikarenakan banyak sekali ilmu lapangan yang dapat dipelajari selama
melakukan PPKM di laboratorium ini.

Anda mungkin juga menyukai