PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sesuai dengan kurikulum program pendidikan Teknologi Laboratorium Medik
bahwa peserta didik akan melaksanakan program pembelajaran di lapangan yang dinamakan
Praktik Kerja Lapangan.
Praktik Kerja Lapangan merupakan kegiatan belajar aktif yang diberikan kepada
peserta didik untuk mendapatkan kesempatan mengaplikasikan pengetahuan, keterampilan,
dan sikap agar siswa dapat bertambah wawasannya mengenai kemasyarakatan dan dunia
kerja yang akan menjadi bagian hidupnya. Tujuan Praktik Kerja Lapangan antara lain untuk
mematangkan keterampilan siswa dalam analisis hasil laboratorium serta belajar memasuki
dunia kerja yang sebenarnya.
1
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai setelah melaksanakan praktik kerja
lapangan ini adalah siswa mampu :
1. Melakukan penanganan sampel dan pemeriksaan hematologi dan koagulasi,
menerima dan mempersiapkan sampel untuk pemeriksaan patologi.
2. Melakukan pengambilan, penanganan, dan pemeriksaan sampel klinis dari tubuh
manusia yang terinfeksi..
3. Melakukan pengambilan dan penanganan sampel serta pemeriksaan klinik yang
meliputi urine, dan darah.
4. Mengimbangkan, memperluas dan memantapkan sikap etis, profesionalisme siswa
sebagai bekal untuk memasuki lapangan kerja di dunia nyata
5. Agar mampu memupuk rasa cinta akan profesi dan tanggung jawab sebagai ahli
madya analis kesehatan.
6. Agar dapat menjadi tenaga kesehatan yang terampil dan bermutu dalam memenuhi
kebutuhan kesehatan bagi seluruh masyarakat khususnya dibidang Analis Kesehatan
7. Melatih kreativitas siswa, kerja sama dengan tanggung jawab di dalam bekerja
2
BAB II
TINJAUAN UMUM
A. Sejarah Singkat Klinik Wibawa Mukti Bekasi
Peralatan terlengkap, terkini, dengan tenaga ahli yang terbaik dibidangnya dan
pelayanan yang setulus hati, inilah yang membuat Laboratorium Klinik Wibawa Mukti
mendapat kepercayaan dari masyarakat dan Klinisi dan menjadikan Laboratorium Klinik
Wibawa Mukti selalu menjadi Laboratorium terbaik.
Berawal dari hubungan baik dr. Zulfahmi memulai mendirikan laboratorium
bersama rekan-rekannya di daerah bekasi di tahun 2010 untuk bisa memberikan
pelayanan tanpa batas serta hasil terbaik untuk semua kalangan menuju Indonesia Sehat,
dr. Zulfahmi dan keluarga besarnya memutuskan untuk membuka jati asih yang
pendiriannya dimulai bulan maret tahun 2016 dengan sistem manajemen yang solid
Laboratorium Klinik Wibawa Mukti terus berinovasi untuk memberikan yang terbaik
untuk masyarakat sekarang sudah berkembang menjadi klinik yang terbaik untuk
masyarakat.
2. Misi
A. Memberikan Mutu hasil serta Melayani dan Memberikan yang terbaik untuk
masyarakat menuju Indonesia Sehat.
B. Membangun jaringan dari kota besar dengan harapan masyarakat bisa mendapatkan
laboratorium terbaik.
3
C. Tugas Dan Fungsi Laboratorium Klinik Wibawa Mukti Bekasi
1. Tugas Laboratorium
Memberikan pelayanan terbaik dan hasil yang dapat di pertanggung jawab.
2. Fungsi Laboratorium
Memudahkan masyarakat untuk lebih pa`ham tentang kesehatan dan untuk
mengetahui secara dini penyakit tentang kesehatannya.
D. Ketenagakerjaan
Tenaga kerja di Laboratorim Klinik Wibawa Mukti terdiri dari tenaga kerja medis
dan tenaga kerja non medis yaitu:
a. Tenaga kerja medis tediri dari:
1. Ruang Sampling: 1orang
2. Ruang Proses: 1 orang
b. Tenaga kerja non medis terdiri dari:
1. Resepsionis: 2 orang
2. Cleaning Service: 1 orang
E. Kelembagaan
Laboratorium Klinik Wibawa Mukti bekerja sama dengan beberapa instansi.
Diantaranya:
1. BPJS Kesehatan
2. Puskesmas
4
F. Struktur organisasi Klinik Wibawa Mukti Bekasi
5
G. ALUR PELAYANAN LABORATORIUM
Penerimaan pasien
Registrasi
Pengambilan sampel
Proses
Hasil Keluar
6
APOTEKER
Dra. Boediandari
O,Apt., MBa
BAB III
TINJAUAN KHUSUS
A. PRA ANALISA
1. Administrasi Laboratorium
a. Alur Pelayanan Laboratorium Klinik Wibawa Mukti
7
2. Persiapan peralatan
Persiapan peralatan harus disesuaikan dengan jenis pemeriksaan yang diminta.
Peralatan yang digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Bersih
b. Kering
c. Tidak mengandung detergent atau bahan kimia
d. Terbuat dari bahan yang tidak mengubah zat-zat dalam spesimen
e. Sekali pakai buang (disposable)
f. Wadah spesimen tidak retak atau pecah, mudah dibuka atau ditutup rapat,
besar/ukurannya sesuai dengan volume spesimen yang diambil.
3. Persiapan Pengambilan Sampel
Sebelum melakukan pengambilan darah, petugas menyiapkan alat dan bahan yang
digunakan untuk keperluan pengambilan darah, antara lain :
8
c) Serum yang memenuhi syarat harus tidak kelihatan merah dan keruh
(lipemik).
Persiapan pasien tergantung dari jenis pemeriksaan yang akan dilakukan. Berikut
ini adalah persiapan pemeriksaan yang umum dianjurkan:
a. Pasien harus puasa minimal selama 10 jam sebelum pengambilan darah, Untuk
Pemeriksaan gula puasa dan cholesterol.
b. Selama puasa, pasien tidak diperbolehkan makan dan minum, kecuali air putih.
c. Hindari merokok, makan permen karet, minum kopi dan teh (tanpa gula), alkohol,
addictive drugs (seperti amphetamine, morphine, heroin, cannabis) karena akan
mempengaruhi hasil pemeriksaan.
d. Jangan melakukan aktivitas berat seperti berolahraga sebelum pengambilan darah.
e. Pengambilan darah sebaiknya dilakukan pagi hari, antara pukul 08.00 - 09.00. Hal
ini karena pagi hari merupakan keadaan basal tubuh dimana pada umumnya belum
melakukan banyak aktivitas.
B. Kriteria Pasien
1) Pasien Rawat Jalan Umum
a. Pasien datang dan mendaftar dirinya ke loket pendaftaran umum.
b. Bila pasien baru, pasien mengisi data yang diperlukan setelah itu pasien akan
mendapatkan kartu berobat Klinik Wibawa Mukti.
c. Bila pasien lama hanya menunjukan kartu berobat Klinik Wibawa Mukti.
d. Pasien dapat berkonsultasi ke dokter umum.
9
e. Bila ada pemeriksaan laboratorium, pasien akan mendapatkan formulir
permintaan laboratorium oleh umum tersebut.
f. Pasien datang ke loket laboratorium, dan dibuatkan tagihan administrasi.
g. Pasien membayarkan administrasi laboratorium di kasir.
h. Setelah itu, pasien datang ke loket laboratorium kembali.
5. Pengambilan Spesimen
Sebelum melakukan sampling, tetapkan lokasi pengambilan sesuai dengan jenis
spesimen yang diperlukan. Lokasi pengambilan spesimen tidak boleh terdapat luka,
hematoma, infeksi, oedema. Untuk pengambilan spesimen darah, selain tidak dilakukan
pada tempat-tempat tersebut, juga tidak boleh dilakukan pada daerah dimana darah
sedang ditransfusikan dan daerah infus.
10
10) Darah dihomogenkan dengan cara membolak-balikkan botol EDTA dengan
tangan secara perlahan, selama 3 – 5 detik.
11
Untuk sampel darah, misalnya, setelah diambil dari vena pasien, harus didiamkan
selama 30 menit sebelum diputar (disentrifugasi), dan dipisahkan serumnya. Selanjutnya,
serum diperiksa, cadangan disimpan atau untuk pemeriksaan khusus maka serum dirujuk
atau dikirim ke pusat rujukan. Setelah sampel dianggap layak periksa sesuai dengan
persyaratan, maka akan segera dilakukan pemeriksaan laboratorium.
A. Bahan Darah
1) Dengan anti koagulan (EDTA)
a) Darah dimasukan dalam wadah yang berisi anti koagulan yang sudah diberi
label identitas pasien.
b) Dilakukan homogenisasi.
c) Darah disimpan pada suhu kamar 20-25 oC.
2) Tanpa anti koagulan
a) Serum dipisahkan kurang dari 2 jam setelah pengambilan sampel.
b) Serum dimasukan ke dalam wadah yang sudah diberi label identitas pasien.
c) Serum disimpan pada suhu 2-8 oC.
B. ANALISA
1) Pemeriksaan Hematologi
a. Pengolahan spesimen :
A. Pemeriksaan Hemoglobin
1) Tujuan:
Untuk mengetahui kadar Hemoglobin dalam darah yang dinyatakan dalam g/dl.
2) Prinsip:
Darah dimasukkan kedalam larutan yang mengandung KCN dan K 3Fe
(CN)6. K3Fe(CN)6 akan mengubah Hb menjadi methemoglobin yang akan berikatan
12
dengan KCN membentuk pigmen yang stabil sianmethemoglobin (HiCN). Intesitas
warna yang terbentuk diukur dengan fotometer pada panjang gelombang 546 nm.
3) Alat : ZENIX
Mikropipet 2500 µ dan 10 µ
Yellow tip, blue tip da
Tabung Reaksi
ParaFilm
4) Reagen : Drabkin
5) Prosedur :
a) Reagen Drabkin dipipet 2500 µ ke dalam tabung reaksi.
b) Sampel darah K2EDTA ditambahkan 10 µ, campur sampai homogen,
didiamkan selama 10 menit.
c) Dibaca dengan photometer pada panjang gelombang 546 nm.
6) Nilai Normal
Wanita :12 – 14 g/dL
Laki – laki :13 – 16 g/dL
Anak-anak : 11,0 – 14,5 g/dL
13
Counter
4) Reagen : Larutan Turk
5) Prosedur :
a) Siapkan Bilik hitung dengan deck glass
b) Dipipet larutan Turk dipipet 200 µL ke dalam tabung reaksi kemudian
Larutan Turk dibuang 10 µL dari tabung diatas.
c) Dipipet darah EDTA 10 µl dimasukan ke dalam larutan dan dicampur
rata (Pengenceran 20x).
d) Kocok tabung selama 2-3 menit (untuk memastikan bahwa sel darah
merah dan trombosit sudah lisis).
6) Mengisi Kamar hitung
a) Kamar hitung yang bersih dan kering diletakan dengan kaca penutup
terpasang mendatar.
b) Ujung pipet disentuh dengan sudut 30 derajat pada permukaan kamar
hitung dengan menyinggung pinggiran kaca penutup.
c) Dibiarkan kamar hitung selama 1 menit agar lekosit mengendap.
d) Hitung jumlah sel menggunakan lensa obyektif 10x.
e) Hitung jumlah sel pada 4 kotak l (4 kotak besar)
7) Perhitungan :
Dalam 4 Kotak I terdapat N sel artinya dalam 4/10 mm3 terdapat N sel.
Jadi dalam 1 mm3 terdapat = N X 10/4 X Pengenceran
= N X 10/4 X 20
= N X 50
8) Nilai Normal :
Dewasa = 4.000 – 10.000/mm3
Bayi baru lahir = 10.000 – 25.000/mm3
Anak 1-3 Tahun = 6.000 – 18.000/mm3
Anak 4-7 Tahun = 6.000 – 15.000/mm3
Anak 8 – 12 Tahun = 4,500 – 13.500/mm3
14
C. Pemeriksaan Nilai Hematokrit
1) Metode : Mikrohematokrit
2) Prinsip :
Hematokrit merupakan rasio Antara sel darah merah dengan
plasma,pemeriksaan ini paling dapat di percaya diantara pemeriksaan yang
lainnya yaitu kadar hemoglobin dan hitung eritrosit.
Alat :
Tabung Mikro Ht (Tabung Kapiler)
Centrifuge Mikro H
Skala Hematokrit
3) Prosedur :
a) Darah EDTA dimasukan kedalam pipet hematokrit non heparin, kira-
kira 3/4 dari panjang pipet.
b) Ujung pipet ditutup dengan dempul.
c) Dicentrifuge menggunakan centrifuge dengan kecepatan 15000 rpm
d) Kadar Hematokrit dibaca menggunakan skala pembaca hematokrit
denga satuan %.
4) Nilai Normal :
Wanita : 37 – 43 %
Pria : 40 – 48 %
D. Pemeriksaan Trombosit
1) Tujuan :
Untuk mengetahui apakah jumlah trombosit yang berfungsi sebagai
pembekuan darah dalam batas normal.
2) Prinsip :
Darah diencerkan dengan larutan Ammonium Oksalat 1%, maka sel-sel
darah selain trombosit akan hancur. Jumlah trombosit dapat dihitung menggunakan
bilik hitung Improved Neubauer dalam 1 bidang besar (25 bidang kecil).
3) Alat : Tabung reaksi
15
Mikropipet
Bilik hitung Improved Neubauer
Cawan petri
Mikroskop
Counter
4) Prosedur :
a. Pengenceran sampel dengan cara tabung
a) Larutan Ammonium Oksalat 1% dipipet 2000 µl ke dalam tabung reaksi,
kemudian diambil 20 ul dan dibuang.
b) Ditambahkan 20 µl darah EDTA ke dalam larutan dan dicampur rata, didiam
kan selama 5 menit (Pengenceran 100 x).
a. Mengisi Kamar hitung
a) Kamar hitung yang bersih dan kering diletakan dengan kaca penutup
terpasang mendatar.
b) Ujung pipet disentuh dengan sudut 30 derajat pada permukaan kamar hitung
dengan menyinggung pinggiran kaca penutup.
c) Dibiarkan kamar hitung selama 10 menit agar trombosit mengendap.
d) Hitung jumlah Trombosit menggunakan lensa obyektif 40x.
e) Hitung jumlah sel pada 4 kotak l (4 kotak besar)
a) Perhitungan :
16
5) Nilai normal : 150.000 – 450.000 /ul
17
e) Pipet westergreen diletakan pada rak tabung.
f) Timer dipasang sampai 1 jam kemudian baca hasil.
g) Hasil dilaporkan dengan mengamati tinggi lapisan plasma dalam
satuan mm/jam dan dilaporkan sebagai nilai Laju Endap Darah (LED)
7) Nilai Normal :
Wanita : 0-20 mm/jam
Pria : 0-10 mm/jam
A.Forward Grouping
B. Rhesus
3) Prosedur :
a) Reagen dibiarkan mencapai suhu ruangan sebelum digunakan.
b) Pemeriksaan golongan darah dikerjakan langsung didepan pasien,atau
perawat bayi.
c) Label identitas pasien dicantumkan (nama pasien, umur, dan alamat pada
kartu golongan darah).
d) Inisial dan paraf yang mengerjakan pemeriksaan ditulis pada sisi belakang
kartu golongan darah.
e) Pada tiap lingkaran kartu golongan darah, diteteskan 1 tetes darah yang akah
diperiksa dan diteteskan 1 tetes reagen golongan darah anti-A, 1 tetes anti-B,
1 tetes dan 1 tetes anti-Rh.
18
f) Secara merata diaduk dengan menggunakan batang pengaduk.
g) Perhatikan terjadinya aglutinasi.
2) Serologi
A. Pemeriksaan Widal
1) Tujuan :
Untuk membantu menegakkan diagnosa penyakit typhoid dan paratyphoid.
2) Prinsip :
Terjadi reaksi aglutinasi antara antigen Salmonella dengan antibody
spesifik yang terdapat dalam serum penderita demamthypoid dan parathypoid.
3) Prosedur :
a) Pada test slide No.1 sampai dengan 8 di letakkan masing-masing 20 ul serum.
b) Masing-masing ditambahkan 1 tetes suspensi antigen yang sebelumnya telah
dikocok terlebih dahulu disamping tetesan serum, kemudian diaduk dengan
batang pengaduk.
c) Slide digoyang di atas rotator selama 1 menit.
d) Reaksi positif bila terjadi aglutinasi selama 1 menit.
e) Bila hasil positif, maka dilakukan pengenceran dengan meletakkan 10 ul, 5 ul
serum pada ‘test slide’ dan ditambahkan satu tetes suspensi antigen yang
menunjukkan hasil positif, kemudian diaduk dengan batang penganduk.
f) Titer antibody dilaporkan sesuai dengan pengenceran tertinggi yang masih
menunjukkan aglutinasi.
4) Interpretasi hasil :
Hasil dibaca pada pengenceran terakhir yang masih menunjukkan adanya
aglutinasi.
3) Pemeriksaan Urinalisa
A. Urin Lengkap
1) Tujuan :
19
Memberikan informasi tentang keadaan ginjal dan saluran kemih.
2) Prinsip :
a) Pemeriksaan mikroskopis urin.
Warna dan kejernihan urine dilihat secara manual.
b) Pemeriksaan Urinalisis
Reagen paper akan bereaksi dengan zat yang terdapat di dalam urin membentuk
warna yang dapat dibaca secara manual.
20
g) Tabung yang berisi urin tersebut dicentrifuse dengan kecepatan 1500– 2000 rpm
selama 10 menit.
h) Supernatan dibuang dan disisakan ± 0.5 ml, kemudian diteteskan 1 tetes SS
(Staining Solution) kocok sampai homogen ,kemudian teteskan 1 tetes pada kaca
objek tutup dengan kaca penutup.
i) Diamati dibawah mikroskop dengan pembesaran lensa objektif 10 X (untuk
slinder,epitel dan kristal) dan lensa 40 X (untuk leukosit dan eritrosit )
7) Hasil :
a) Makroskopis urin.
Warna dilaporkan sesuai warna dengan warna urine ( kuning, merah, kuning tua,
dll ), sedangkan kejernihan dilaporkan dalam : jernih, agak keruh, keruh.
b) Kimia urin.
Protein, Glukosa, Bilirubin, Keton, Darah Samar, Leukosit Esterase, dan
Urobilinogen dilaporkan secara semi kuantitatif.
c) Mikroskop urine (Sedimen)
Eritrosit dan leukosit dihitung jumlah rata – rata pada 5 lapangan pandang besar
(LPB). Silinder dihitung jumlah rata – rata pada 5 lapangan pandang kecil (LPK)
dan disebut jenisnya. Epitel, kristal, dan lain – lain dilaporkan secara semi
kuantitatif (-), (+), atau (++).
21
b) Test Sample
1) Pilih MENU
2) Pilih parameter yang diinginkan
3) Klik YES masukkan cairan aquabidest ke salurann aspirate, tekan tombol
aspirate, setelah pembacaan Zero Set selesai jika parameter yang dipilih butuh
“Reagen Blank” maka sistem akan automatis meminta untuk memasukkan
Blank.
4) Pilih Standard ( untuk proses kalibrasi), masukkan campuran reagen dan
standard ke dalam saluran aspirate, tekan tombol aspirate, tunggu sampai proses
selesai dan keluar hasil.
5) Pilih QC ( untuk proses control/QC), masukkan campuran reagen dan control
ke dalam saluran aspirate, tekan tombol aspirate, tunggu sampai proses selesai
dan keluar hasil.
6) Pilih Test (untuk proses pembacaan sample/pasien), masukkan campuran
reagen dan sample ke dalam saluran aspirate, tekan tombol aspirate, tunggu
sampai proses selesa dan keluar hasil, setelah proses selesai system akan
meminta untuk sampel berikutnya.
7) Jika ingin mengerjakan parameter yang lain pilih Return.
8) Ketika muncul “please can you water’’ lalu klik yes Yes, masukkan cairan
aquabidest ke saluran aspirate, tekan tombol aspirate, tunggu dan tetap
meletakkan cairan aquabidest sampai proses selesai.
9) Pilih parameter yang diinginkan dan lakukan seperti proses di atas.
A. Pemeriksaan Glukosa
a. Tujuan : untuk Menentukan Kadar Glukosa pada pasien
b. Prinsip :
Glukosa dioksidasi oleh enzim glukosa Oksidase (GOD) membentuk asam glukonat
dan hydrogen peroksida.
Hidrogen peroksida bereaksi dengan phenol dan 4-aminoantypirin dengan bantuan
enzim peroksidase menghasilkan quinonemine yang bewarna merah.
Intensitas warna sebanding dengan kadar glukosa dalam serum.
c. Cara kerja
22
a) Siapkan alat dan bahan
b) Siapkan 2 Tabung Reaksi
c) Tabung yang pertama (Blanko) dipipet sebanyak 1000 µl reagensia glukosa bagian
pinggir Tip dengan cara cepat menggunakan tisue (jangan sampai mengurangi
volume)
d) Tabung yang kedua (Sampel) dipipet sebanyak 1000 µl reagensia glukosa dan
bagian pinggir Blue Tip dengan cara cepat menggunakan tisue (jangan sampai
mengurangi volume) dan ditambahkan 10µl Sampel (serum pasien) bagian pinggir
white tip dengan cara cepat menggunakan tisue (jangan sampai mengurani
volume).
e) Didiamkan selama 10 menit .
f) Dibaca dengan alat ZENIX
B. Pemeriksaan Cholesterol
a. Tujuan : untuk mengetahui kadar cholesterol pada pasien
b. Prinsip :
Cholesterol dihidrolisis dengan cholesterol esterase menjadi cholesterol dan asam
lemak bebas.
Cholesterol dioksidasi dengan bantuan enzim cholesterol oksidase membentuk
cholesterol dan H202
H202 dengan adanya fenol dan 4 amino antiphyrin dengan bantuan enzim peroksidase
membentuk senyawa berwarna pink.
c. Cara Kerja :
a) Siapkan alat dan bahan
b) Siapkan 2 Tabung Reaksi
c) Tabung yang pertama (Blanko) dipipet sebanyak 1000 µl reagensi Cholesterol
bagian pinggir Tip dengan cara cepat menggunakan tisue (jangan sampai
mengurangi volume)
d) Tabung yang kedua (Sampel) dipipet sebanyak 1000 µl Reagen cholesterol dan
bagian pinggir Blue Tip dengan cara cepat menggunakan tisue (jangan sampai
23
mengurangi volume) dan ditambahkan 10µl Sampel (serum pasien) bagian pinggir
white tip dengan cara cepat menggunakan tisue (jangan sampai mengurani
volume).
e) Didiamkan selama 10 menit
f) Dibaca dengan alat ZENIX.
d. Nilai Normal :
24
Wanita < 5,6 g/Dl
c. Cara kerja
a) Ambil sampel darah dari ujung jari.
b) Lalu, teteskan ke alat rapid test.
c) Tetes kan 3 drop buffer covid-19
d) Tunggu sampai 15 menit lalu amati hasil .
Interpretasi Hasil :
25
memiliki fitur permukaan yang berbeda yang dikenali oleh sistem kekebalan.SARS-CoV-
2, virus yang menyebabkan COVID-19, memiliki beberapa antigen yang diketahui,
termasuk nukleokapsid fosfoprotein dan spike glikoprotein. Rapid test antigen dapat
mengungkapkan bila seseorang saat ini sedang terinfeksi patogen seperti virus SARS-
CoV-
c) Prosedur Kerja :
a) Siapkan alat2 untuk melakukan swab (menuangkan buffer antigen kedlm media
swab antigen)
b) Usahakan pasien serelaks mungkin, dan meminta pasien untuk agak menaikkan
kepalanya sedikit (dangak) karens pengambilan sampel antigen melalui cairan
nasofaring
c) Setelah melakukan swab terhadap pasien, putar alat swabnya didalam media swab
antigen lalu diinkubasi/didiamkan 1 menit.
d) Setelah diinkubasi, lau teteskan ke dlm casset antigen yg sebelumnya sudah di
kasih nama pasien agar tidal tertukar lalu didiamkan 15 menit sampai garis terlihat
e) Diamati perubahan garis pada casset, bila garis satu di control saja hasilnya (negatif),
bila garis dua di control dan test maka hasilnya (positif).
C. PASCA ANALISA
1. Pencatatan Hasil
Kegiatan pencatatan hasil di laboratorium harus dilaksanakan dengan cermat dan teliti
karena dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan dan dapat mengakibatkan kesalahan dalam
penyampaian hasil pemeriksaan. Hasil laboratorium dicatat dan diinput ke komputer, sesuai
format formulir pemeriksaan.
26
d. Untuk arsip, hasil pemeriksaan di Save di komputer.
2. Pelaporan Hasil
Pelaporan nilai kritis hasil laboratorium adalah tata cara melaporkan hasil
laboratorium yang nilainya termasuk dalam daftar nilai-nilai kritis, yaitu nilai abnormal
tinggi atau rendah.
27
Laboratorium klinik sebagai bagian dari pelayanan kesehatan mempunyai arti
pentingdalam diagnostik. Data hasil pemeriksaan laboratorium merupakan informasi yang
penting digunakan untuk menegakkan diagnosis oleh klinis berdasarkan anamnase dan
riwayat penyakit pasien. Hasil uji laboratorium juga merupakan bagian integral dari
penapisan kesehatan dan tindakan preventif kedokterana.
Pemantapan mutu (quality assurance) laboratorium klinik adalah semua kegiatan yang
ditujukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatam hasil pemeriksan laboratorium klinik.
28
D. PENGOLAHAN LIMBAH
a. Limbah Cair
a) Limbah yang berasal dari peralatan laboratorium
b) Limbah cair dikumpulkan dalam wadah yang kuat,tidak mudah pecah, tidak bocor,
dan bisa ditutup dengan rapat
1) Setelah wadah terisi ¾volume wadah, kemudian di tutup dengan rapat dan di beri
label “LIMBAH CAIR LABORATORIUM”
2) Petugas laboratorium berkoordinasi dengan petugas kebersihan untuk mengambil
limbah cair tersebut.
3) Petugas kebersihan kemudian mengumpulkan limbah tersebut ditempat yang aman
sebelum diambil oleh PT Hijau.
b. Limbah Padat
1) Limbah padat infeksius benda tajam seperti jarum spuit, kaca obyek, kaca penutup,
ditampung di dalam wadah Safety Waste Box yang dibuang setelah terisi ¾ atau
maksimal 3 x 24 Jam.
2) Limbah padat infeksius tidak tajam ditampung pada tempat sampah infeksius yang
kuat, tidak bocor, dilapis plastik berwarna kuning.
3) Petugas kebersihan mengambil limbah padat tersebut dan mengumpulkan limbah
ditempat pengumpulan limbah sementara sebelum diambil oleh PT Hijau.
29
Hasil laboratorim yang kurang tepat akan menyebabkan kesalahan dalam melaksanakan
pengguna laboratorium. Manfaat lain yaitu pemimpinan laboratorium akan mudah
melaksanakan pengawasan terhadap hasil laboratorium. Kepercayaan yang tinggi terhadap
hasil laboratorium ini akan membawa pengaruh pada moral karyawan yang akan akhirnya
meningkatnya disiplin kerja laboratorium tersebut.
Tujuan pemantapan mutu internal
a. Pemantapan dan penyempurnaan metode pemeriksa dengan mempertimbangkan
dengan aspek analitik dan klinis.
b. Pempertinggi kesiagaan, sehingga mengeluarkan hasil yang salah, tidak terjadi
pembaikan penyimpanan dapat dilakukan segera.
c. Memastikan bahwa semua proses mula dari persiapan pasien, pengambilan,
pengiriman, penyimpanan dan pengolahan spesimen sampai dengan pencatatan dan
pelaporan telah dilakukan dengan benar.
d. Mendeteksi penyimpangan dan mengetahui sumbernya
e. Membantu perbaikan pelayanan kepada pelanggan.
30
pemeriksaan yang telah di laporkan terhadap nilai target atau nilai laboratorium, hasil nya
dinyatakan dengan kriteria baik, sedang atau buruk.
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) laboratorium merupakan bagian dari pengelolaan
laboratorium secara keseluruhan. Laboratorium melakukan berbagai tindakan dan kegiatan
terutama berhubungan dengan spesimen yang berasal dari manusia maupun bukan manusia. Bagi
petugas laboratorium yang selalu kontak dengan spesimen, maka berpotensi terinfeksi kuman
patogen. Potensi infeksi juga dapat terjadi dari petugas kepetugas lainnya, atau keluarganya dan
ke masyarakat.
31
BAB IV
A. Pra Analisa
1. Masalah :
a. Kesaahan atas penginputan data pemeriksaan pasien
b. Keterlambatan dalam pengiriman sampel ke laboratorium.
c. Kesalahan pengambilan sampel yang dilakukan oleh Analis
d. Kesalahan pemberian antikoagulan untuk pemeriksaan tertentu.
2. Pemecahan
a. Memberikan penjelasan kepada pasien tentang stabilitas sampel pemeriksaan
b. Memberikan informasi tentang persyaratan pemeriksaan laboratorium kepada pasien
c. Meningkatkan ketelitian pada proses pengambilan sampel
d. Bekerja sesuai Standar Operasional Prosedur
32
B. Analisa
Masalah :
a. Terjadinya permasalahan pada alat kimia
b. Penyimpanan reagen yang tidak sesuai menyebabkan reagen rusak.
c. PC/ Komputer kerja error sehingga dapat menghambat kerja petugas Laboratorium.
Pemecahan :
a. Melakukan Maintenance rutin pemeriksaan
b. Reagen sudah di pakai segera dimasukan kembali kedalam kulkas
c. Sampel harus beku sempurna sebelum disentrifus sehingga tidak ada bekuan
fibrin
C. Pasca Analisa
Masalah :
a. Kesalahan dalam penginputan hasil.
b. Keterlambatan hasil dari laboratorium.
c. Pasien yang mengambil hasil tidak membawa bukti pengambilan hasil laboratorium.
d. Terjadinya data pasien yang terselip
Pemecahan :
a. Koreksi hasil laboratorium dilakukan oleh petugas lab
b. Hasil laboratorium disimpan di rak sesuai tanggal pemeriksaan pasien
c. Pada saat pasien meminta hasil wajib membawa struk pembayaran lab
D. Pemantapan Mutu
Masalah :
a. Hasil Quality Control yang tidak masuk kriteria nilai Quality Control.
b. Keterlambatan kalibrasi alat.
Pemecahan :
a. Alat wajib dikalibrasi sesuai dengan jadwal yang ditentukan
E. Limbah
Pemecahan :
33
a. Setelah melakukan sampling segera membuan jarum kedalam safety box
b. Membuang sampah sesuai dengan jenis limbah tersebut
BAB V
B. Saran
Pemeriksaan laboratorium klinik adalah salah satu ilmu yang begitu penting pada
ilmu kesehatan, jadi sangatlah penting untuk diketahui dan dipelajari. namun yang
kami bahas disini hanya sebatas pada pemeriksaan-pemeriksaan yang dapat kami
lakukan selama praktek kerja lapangan berlangsung. Oleh karena itu, kami berharap
agar dapat memperoleh pengetahuan yang lebih dikampus, tentang segala pemeriksaan
yang ada pada Laboratorium Klinik Wibawa Mukti , serta dengan menggunakan alat
yang lebih lengkap di Universitas MH Thamrin.
34
35
LAMPIRAN GAMBAR I
GAMBAR 1 GAMBAR 2
REAGEN TURK REAGEN AMMONIUM OXALAT 1%
GAMBAR 3 GAMBAR 4
MIKROSKOP TABUNG EDTA
36
GAMBAR 5 GAMBAR 6
REAGEN DRABKIN BILIK HITUNG IMPROVED NEUBAUER
GAMBAR 7 GAMBAR 8
PERALATAN SAMPLING COVERGLASS
37
LAMPIRAN 2
38
GAMBAR 15 GAMBAR 16 GAMBAR 17
ALAT ZENIX REAGEN GLUKOSA REAGEN ASAM URAT
39
GAMBAR 24 GAMBAR 25 GAMBAR 26
REAGEN GOLDAR KARTU GOLONGAN ALAT METODE STRIP
DARAH
GAMBAR 27 GAMBAR 28
RAPID ANTIGEN RAPID ANTIBODI
40