Anda di halaman 1dari 13

BAGIAN ILMU ANESTESI LAPORAN KASUS

FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2022


UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

DEXMEDETOMIDINE HYDROCLORIDA PADA GA-LMA

Disusun Oleh:
Muh. Rifky Mapallawa
111 2020 2070

Dokter Pendidik Klinik


dr. Fendy Dwimartyono, Sp.An-KMN

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU ANESTESI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa :

Nama : Muh. Rifky Mapallawa

NIM : 111 2020 2070

Judul : Dexmedetomidine hydroclorida pada GA-LMA

Telah menyelesaikan tugas Laporan Kasus dan telah disetujui serta telah

dibacakan dihadapan Dokter Pendidik Klinik dalam rangka kepaniteraan

klinik pada bagian Ilmu Anestesi Fakultas Kedokteran Universitas Muslim

Indonesia.

Menyetujui, Makassar, Juni 2022

Dokter Pendidik Klinik, Penulis,

dr. Fendy Dwimartyono, Sp.An-KMN Muh. Rifky Mapallawa

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala


atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan kasus ini dengan judul “Dexmedetomidine
hydroclorida pada GA-LMA” sebagai salah satu syarat dalam
menyelesaikan kepaniteraan klinik di Bagian Ilmu Anestesi Fakultas
Kedokteran Universitas Muslim Indonesia.
Keberhasilan penyusunan ini adalah berkat bimbingan, arahan, serta
bantuan dari berbagai pihak yang telah diterima penulis sehingga segala
tantangan dan rintangan yang dihadapi selama penyusunan laporan kasus
ini dapat terselesaikan dengan baik. Serta tak lupa penulis mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian tulisan ini, khususnya kepada dr. Fendy Dwimartyono, Sp.An-
KMN sebagai Dokter Pendidik Klinik saya. Semoga amal budi baik dari
semua pihak mendapatkan pahala dan rahmat yang melimpah dari Allah
Subhanahu Wa Ta’ala.
Sebagai manusia biasa penulis menyadari sepenuhnya bahwa
penulisan laporan kasus ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk saran
dan kritik yang sifatnya membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan
demi penyempurnan laporan kasus ini. Akhirnya penulis berharap sehingga
dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Aamiin ya robbal alamin.
Makassar, Mei 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL ............................................................................................... i

KATA PENGANTAR .............................................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... iii

DAFTAR ISI ........................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan .................................................................................... 1

BAB II LAPORAN KASUS

2.1 Identitas pasien ................................................................................. 2

2.2 Anamnesis ........................................................................................ 2

2.3 Pemeriksaan fisik ............................................................................. 3

2.4 Pemeriksaan penunjang ................................................................... 4

2.5 Diagnosis kerja ................................................................................. 5

2.6 Rencana tindakan ............................................................................. 5

2.7 Rencana Pra bedah .......................................................................... 5

2.8 Post operas ...................................................................................... 7

2.7 Perawatan Post Operasi ................................................................... 7

BAB III KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan ....................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN
Dexmedetomidine adalah selektif a2-agonis dengan sifat sedatif,

analgesik, dan simpatolitik. Karena efeknya yang minimal pada sistem

pernapasan, dexmedetomidine tampaknya menjadi obat penenang yang

ideal. Namun, dexmedetomidine belum banyak digunakan karena

indikasinya terbatas pada pengobatan pasien yang diintubasi, ventilasi, dan

dirawat di unit perawatan intensif. Selain itu, infus tidak dapat dilanjutkan

melebihi 24 jam, dan dosis maksimum yang direkomendasikan hanya 0,7

g/kg/jam

Untungnya, indikasi penggunaan dexmedetomidine telah berkembang,

dan dorongan untuk perubahan ini mungkin datang dari para klinisi. Di

oktober 2008, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA)

menyetujui penggunaan dexmedetomidine pada pasien yang tidak

diintubasi sebelum dan selama operasi dan lainnya

1
BAB II
LAPORAN KASUS

2.1 IDENTITAS PASIEN


Nama : Ny. R

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 40 tahun

Agama : Islam

No. RM : 221547

2.2 ANAMNESIS
Keluhan Utama : Benjolan di ketiak kanan dan kiri

Riwayat Penyakit Sekarang:

Pasien datang ke poliklinik dengan keluhan benjolan pada ketiak kanan

dan kiri, tidak dirasakan nyeri pada benjolan. Benjolan bersifat mobile

riwayat benjolan dileher pernah dilakukan kemoterapi

Riwayat Pengobatan : Disangkal

Riwayat Penyakit Dahulu : Riwayat memiliki benjolan pada leher

Riwayat Penyakit Keluarga : Disangkal

Riwayat Alergi : Disangkal

Riwayat Kebiasaan : Disangkal

2
2.3 PEMERIKSAAN FISIK
2.3.1 Status Generalis

Keadaan umum : Sakit sedang

Kesadaran : Compos Mentis

Tekanan darah : 130/80 mmHg

Frekuensi Nadi : 82 x/menit reguler

Frekuensi Nafas : 24 x/menit

Suhu aksial : 36,7 o C

SpO2 : 98%

2.3.2 Kepala
Mata : Pupil isokor Ø 3mm/3mm, refleks cahaya (+/+), konjungtiva

palpebra inferior pucat (-/-), sklera ikterik (-/-).

Telinga/ hidung/ mulut : dalam batas normal

Leher : dalam batas normal

Mulut : mallampati 1, gigi goyang (-), gigi lobang (-), gigi palsu (-)

2.3.3 Toraks

Inspeksi : simetris kiri dan kanan

Palpasi : fremitus kanan = kiri, kesan normal

Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru

Auskultasi : suara pernapasan vesikuler,rhonki (-/-),wheezing(-/-)

2.3.4 Abdomen

Inspeksi : Simetris

Palpasi : nyeri tekan (-)

3
Perkusi : timpani

Auskultasi : peristaltik (+) kesan menurun

2.3.5 Ekstremitas

Edema (-), akral hangat, CRT <2 detik

2.4 PEMERIKSAAN PENUNJANG


Darah Rutin
Hasil Nilai Rujukan Satuan
WBC 8,3 x 103 4.00 – 9.00 103/uL
RBC 3.85 x 106 4.76 – 5.70 106/uL
HGB 11 12 – 18 g/dl
HCT 35.5 33.5 – 52 %
MCV 92.2 79 – 99 fL
MCH 28.6 27 – 31 pg
PLT 393 150 - 350 103/uL

Foto Thorax:

4
Kesan :
- Limfadenopati hilus sinistra

2.5 DIAGNOSIS KERJA


Limfeadenopati axilla billateral

2.6 RENCANA TINDAKAN


Tindakan : Wide eksisi
Anestesi : General Anestesi – Laryngeal Mask Airway
PS – ASA :1
Posisi : Supinasi
Pernapasan : Spontan

2.7 KEADAAN PRA BEDAH


Pre operatif
B1 (Breath)
- Airway : Clear
- RR :22x/menit
- BP : Vesikuler ka=ki
- ST : Ronkhi(-),wheezing (-/-),snoring/gargling/stridor(-/-/-)
B2 (Blood)
- Akral : Hangat
- TD : 110/70 mmHg
- Nadi : 68x/menit
B3 (Brain)
- Kesadaran: Composmentis

5
- Pupil : Isokor, ka=ki 3mm/3mm
- RC : (+/+)
B4 (Bladder)
- Kateter : tidak terpasang
B5 (Bowel)
- Abdomen : Ikut gerak napas,
- Peristaltik : (+) kesan normal
- Mual/Muntah : (-)/(-)
B6 (Bone)
- Edema : tidak ada

PERSIAPAN OBAT GA LMA


- Premedikasi : Dexamethason 8 mg, Ondansentron 4mg,
ranitidine 50 mg, midazolam 2 mg, Fentanyl 2 mcg
- Pre Emptive analgesia : ketorolac 30 mg

Teknik Anestesi : GA-LMA


1. Pasien masuk posisi supine terpasang kateter IV18 G di tangan
kanan, terpasang monitor standar (BP, HR, EKG dan SpO2)
2. Premedikasi Dexamethason 8 mg, Ondansentron 4mg, ranitidine
50 mg, midazolam 2 mg, Fentanyl 2 mcg
3. Pre Emptive analgesia : ketorolac 30 mg
4. Pre Oksigenasi O2 2 lpm via nasal kanul
5. Induksi Propofol 100 mg, Dexmedetomidine hydrochloride dosis
loading 60 mcg dalam 10 menit, lidocain 1% 3mg
6. Insersi LMA T. Gel nomor 7 pengembangan dada (+) leak (-),
Fiksasi
7. Maintenance 02 60% 2 lpm, Dexmedetomidin Hydroclorida 2.5
mcg, isofluran 0,5-1,5 %

6
8. Anestesi selesai, napas spontan adekuat hemodinamik stabil,
eksersi LMA dalam keadaan sadar
9. Pasien pindah PACU

2.8 POST OPERASI


- Setelah operasi selesai pasien di observasi di Recovery Room.
Tekanan darah,nadi dan pernapasan dipantau hingga kembali
normal.
- Pasien boleh pindah ke ruangan bila Alderette score > 8
 Pergerakan :2
 Pernapasan :2
 Warna kulit :2
 Tekanan darah :2
 Kesadaran :2
- Dalam hal ini, pasien memiliki score 10 sehingga bisa di pindahkan
ke ruang rawat.
2.9 PERAWATAN POST OPERASI
Setelah operasi selesai, pasien dibawa ke ruang pemulihan setelah
dipastikan pasien pulih dari anestesi dan keadaan umum, kesadaran
serta vital sign stabil, pasien dipindahkan ke perawatan.

7
BAB III
KESIMPULAN
Dexmedetomidine adalah selektif a2-agonis dengan sifat sedatif,

analgesik, dan simpatolitik. Karena efeknya yang minimal pada sistem

pernapasan, dexmedetomidine tampaknya menjadi obat penenang yang

ideal.

Dexmedetomidine adalah agonis 2-reseptor yang kemampuannya

menyebabkan sedasi telah dimanfaatkan sebagai efek yang

menguntungkan pada pasien bedah, karena sedasi diinduksi oleh obat ini.

tanpa depresi pernafasan

Tidak ada kontraindikasi absolut untuk penggunaan


dexmedetomidine. Namun, harus digunakan dengan hati-hati pada pasien
dengan bradikardia dan hipotensi karena obat dapat memperburuk temuan
ini.

8
DAFTAR PUSTAKA
Kunisawa T. Dexmedetomidine hydrochloride as a long-term sedative. Ther
Clin Risk Manag. 2017;291.
2. Golan DE. Principle of pharmacology. Wolter Kluwer. 2017. 180 p.
3. Brunton LL. The pharmaological basis of therapeutic 13 edition. Mc
Graw Hill. 2018;1–7.
4. Dexdor. European medicines agency. 2017.
5. Muhamamad Husni thamrin. Pengaruh Pemberian Dexmedetomidine
Intravena terhadap kebutuhan obat untuk Pemeliharaan Anastesi dan
Kondisi Klinis pada pasien Kraniotomi. Universitas Sebelas Maret.
2017.
6. Reel B, Maani C V. Dexmedetomidine. 2022;22–6.
7. Weerink MAS, Struys MMRF, Hannivoort LN, Barends CRM,
Absalom AR, Colin P. Clinical Pharmacokinetics and
Pharmacodynamics of Dexmedetomidine. Clin Pharmacokinet.
2017;56(8):893–913.
8. Kaur M, Singh P. Current role of dexmedetomidine in clinical
anesthesia and intensive care. Anesth Essays Res. 2017;5(2):128.
9. European Medicines Agency (EMA). An overview of
Dexmedetomidine Accord and why it is authorised in the EU What.
2021;44(0):1–2. Available from:
https://www.ema.europa.eu/en/documents/overview/mylotarg-epar-
summary-public_en.pdf

Anda mungkin juga menyukai