OLEH :
DANDI
2018.C10a.0929
Pembimbing Akademik
RimbaAprianti,S.Kep.,Ners.
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan anugerah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan
Pendahuluan yang berjudul “Laporan Pendahuluan Pada Pasien Dengan Diagnosa
Medis Gagal Ginjal Kronik”. Laporan pendahuluan ini disusun guna melengkapi
tugas (PPK IV).
Saya menyadari bahwa laporan pendahuluan ini mungkin terdapat kesalahan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca dan mudah-mudahan laporan pendahuluan ini
dapat mencapai sasaran yang diharapkan sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Penyakit gagal ginjal kronik (GGK) adalah suatu gangguan pada ginjal
ditandai dengan abnormalitas struktur ataupun fungsi ginjal yang berlangsung
lebih dari 3 bulan. (Suri, R. S. 2015).
Gagal ginjal kronik terjadi apabila kedua ginjal sudah tidak mampu
mempertahankan lingkungan dalam yang cocok untuk kelangsungan hidup.
Kerusakan pada kedua ginjal ini irreversible. Eksaserbasi nefritis, obstruksi
saluran kemih, kerusakan vascular akibat diabetes mellitus, dan hipertensi yang
berlangsung terus-menerus dapat mengakibatkan pembnetukan jaringan parut
pembuluh darah dan hilangnya fungsi ginjal secara progresif. (Baradero, 2010).
Gagal ginjal kronik merupakan perkembangan gagal ginjal yang progresif dan
lambat pada setiap nefron (biasanya berlangsung beberapa tahun dan tidak
reversible). (Price & Wilson, 2013).
Berdasarkan National Kidney Foundation (NKF) Kidney Disease Outcome
Quality Initiative (K/000/) Guideline Update tahun 2002, definisi penyakit gagal
ginjal kronik (GGK) adalah kerusakan ginjal lebih dari tiga bulan berupa kelainan
struktur dinjal dapat atau tanpa disertai penurunan laju filtrasi glomerulus yang
ditandai dengan kelainan patologi, adanya pertanda kerusakan ginjal dapat berupa
kelainan laboratorium darah atau urine atau kelainan radiologi. LFG <60
ml/menit/1,73 m2 selama >3 bulan dapat disertai atau tanpa disertai kerusakan
ginjal.(Aziz, M. Farid, dkk, 2010).
1.2.2 Etiologi
Kondisi ini mungkin disebabkan oleh glomerulonefritis kronis, pielonefritis,
hipertensi tak terkontrol, lesi herediter seperti pada penyakit polikistik, kalianan
vascular, obstruksi saluran perkemihan, penyakit ginjal sekunder akibat penyakit
sistemik (diabetes), infeksi, obat-obatan, atau preparat toksik. Preparat lingkungan
dan okupasi yang telah menunjukkan mempunyai dampak dalam gagal ginjal
kronik termasuk timah, cadmium, merkuri, dan kromium. Pada akhirnya dialysis
atau transplantasi ginjal diperlukan untuk menyelamatkan pasien. (Baughman,
2011).
Penyebab utama End-Stage Renal Disease (ESRD) adalah diabetes mellitus
32%, hipertensi 28%, dan glomerulonefritis 45%. Progresi gagal ginjal kronik
melewati empat tahap, yaitu penurunan cadangan ginjal, insufisiensi ginjal, gagal
ginjal, dan ESRD. (Baradero, 2012).
Reaksi Antigen Antibodi Suplai Darah Ginjal Turun Tertimbun Diginjal Retensi Urin
GFR Turun
GGK
Retensi Na B1 B2 B3 B4 B5 B6
Tek. Kapiler naik Sekresi eritropoitin Vol. Intersial naik Obstruksi Ginjal Sekresi protein terganggu Sindrom Uremia
Pada tahap 1 dan tahap 2 penyakit ginjal kronis, GFR saja tidak dapat dilakukan
diagnosis. Tanda lain dari kerusakan ginjal, termasuk kelainan dalam komposisi darah
atau urin atau kelainan pada studi pencitraan, juga harus ada dalam menetapkan diagnosis
tahap 1 dan tahap 2 penyakit ginjal kronis. Pasien dengan penyakit ginjal kronis stadium 1-
3 umumnya asimtomatik, manifestasi klinis biasanya muncul dalam tahap 4-5. Diagnosis
dini, pengobatan dan penyebab atau institusi tindakan pencegahan sekunder sangat penting
pada pasien dengan penyakit ginjal kronis. Hal ini dapat menunda, atau menghentikan
kemungkinan atau kemajuan gagal ginjal.
Pemeriksaan yang bisa dilakukan dalam menentukan gagal ginjal kronik, antara lain:
1.2.6.11 Gambaran klinis
Gambaran klinis pasien penyakit ginjal kronik meliputi :
a) Diabetes melitus, infeksi traktus, urinarius, batu traktus urinarius, hipertensi,
hiperurikemi, Lupus, Eritomatosus Sistemik (LES), dan lain sebagainya.
b) Syndrom uremia yang terdiri dari lemah, letargi, anoreksia, mual muntah, nokturia,
kelebihan volume cairan, (Volume Overload) neuropati perifer, proritus, uremic,
frost, perikarditis, kejang-kejang sampai koma.
c) Gejala komplikasi nya antara lain hipertensi, anemia, osteodistrofi renal, payah
jantung, asidiosis metabolik, gangguan keseimbangan elektrolit (sodium, kalium,
khlorida).
5. Dispnea
Gangguan pernapasan baiasanya dapat menyebabkan difungsi ventilasi yang
menyebabkan gagalnya proses pertukaran oksigen terhadap karbondioksida di
dalam paru.
1.4.2 Indikasi
1. Indikasi Segera
Koma, perikarditis, atau efusi pericardium, neuropati perifer, hiperkalemi, hipertensi maligna,
over hidrasi atau edema paru, oliguri berat atau anuria.
2. Indikasi Dini
a. Gejala uremia
Mual, muntah, perubahan mental, penyakit tulang, gangguan pertumbuhan dan perkembangan
seks dan perubahan kulitas hidup.
b. Laboratorium abnormal
Asidosis, azotemia (kreatinin 8-12 mg %) dan Blood Urea Nitrogen (BUN) : 100 – 120 mg
%, TKK : 5 ml/menit.
3. Frekuensi Hemodialisa
Frekuensi dialisa bervariasi, tergantung kepada banyaknya fungsi ginjal yang tersisa, tetapi
sebagian besar penderita menjalani dialisa sebanyak 3 kali/minggu.
Program dialisa dikatakan berhasil jika:
§ penderita kembali menjalani hidup normal
§ penderita kembali menjalani diet yang normal
§ jumlah sel darah merah dapat ditoleransi
§ tekanan darah normal
§ tidak terdapat kerusakan saraf yang progresif.
1.4.3 Tujuan
1.Menggantikan fungsi ginjal dalam fungsi ekskresi, yaitu membuang sisa-sisa
metabolisme dalam tubuh, seperti ureum, kreatinin, dan sisa metabolisme yang lain.
2. Menggantikan fungsi ginjal dalam mengeluarkan cairan tubuh yang seharusnya
dikeluarkan sebagai urin saat ginjal sehat.
3. Meningkatkan kualitas hidup pasien yang menderita penurunan fungsi ginjal.
4. Menggantikan fungsi ginjal sambil menunggu program pengobatan yang lain.
4. Larutan Dialisat
Dialisat adalah larutan yang mengandung elektrolit dalam komposisi tertentu.
Dipasaran beredar dua macam dialisat yaitu dialisat asetat dan dialisat bicarbonate. Dialisat
asetat menurut komposisinya ada beberapa macam yaitu : jenis standart, free potassium, low
calsium dan lain-lain. Bentuk bicarbonate ada yang powder, sehingga sebelum dipakai perlu
dilarutkan dalam air murni/air water treatment sebanyak 9,5 liter dan ada yang bentuk cair
(siap pakai).
5. Mesin Haemodialisis
Ada bermacam-macam mesin haemodilisis sesuai dengan merek nya. Tetapi
prinsipnya sama yaitu blood pump, system pengaturan larutan dilisat, system pemantauan
mesin terdiri dari blood circuit dan dillisat circuit dan bebagai monitor sebagai deteksi adanya
kesalahan. Dan komponen tambahan seperti heparin pump, tombol bicarbonate, control
ultrafiltrasi, program ultrafiltrasi, kateter vena, blood volume monitor.
2. Hipotensi
Terjadinya hipotensi dimungkinkan karena pemakaian dialisat asetat, rendahnya
dialisat natrium, penyakit jantung aterosklerotik, neuropati otonomik, dan kelebihan
tambahan berat cairan.
3. Aitmia
Hipoksia, hipotensi, penghentian obat antiaritmia selama dialisa, penurunan kalsium,
magnesium, kalium, dan bikarbonat serum yang cepat berpengaruh terhadap aritmia
pada pasien hemodialisa.
7. Gangguan pencernaan
Gangguan pencernaan yang sering terjadi adalah mual dan muntah yang disebabkan
karena hipoglikemia. Gangguan pencernaan sering disertai dengan sakit kepala.
8. Pembekuan darah
Pembekuan darah disebabkan karena dosis pemberian heparin yang tidak kuat ataupun
kecepatan putaran darah yang lambat.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
2.1 Pengkajian
2.1.1 Anamnesa
Anamnesa adalah mengetahui kondisi klien dengan cara wawancara atau interview.
Mengetahui kondisi klien untuk saat ini dan masa lalu. Anamnesa mencakup identitas
klien, keluhan utama, riwayat kesehatan sekarang, riwayat kesehatan dahulu, riwayat
kesehatan keluarga, riwayat imunisasi, riwayat kesehatan lingkungan dantempat tinggal.
a. Identitas
Meliputi identitas klien yaitu: nama lengkap, tempat tanggal lahir, jenis kelamin,
agama, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, suku/bangsa, golongan darah,
tangggal MRS, tanggal pengkajian, no.RM, diagnose medis, alamat.
b. Keluhan utama
Kapan keluhan mulai berkembang, bagaimana terjadinya, apakah secara tiba-tiba
atau berangsur-angsur, apa tindakan yang dilakukan untuk mengurangi keluhan, obat
apa yang digunakan. Keluhan utama yang didapat biasanya bervariasi, mulai dari
urine output sedikit sampai tidak ada BAK, glisah sampai penurunan kesadaran,
tidak selera makan (anoreksia), mual, muntah, mulut terasa kering, rasa lelah, napas
berbau (ureum), dan gatal pada kulit.
c. Riwayat kesehatan sekarang (PQRST)
Mengkaji keluhan kesehatan yang dirasakan klien pada saat di anamnesa meliputi
palliative, provocative, quality, quantity, region, radiation, severity scala dan time.
Untuk kasus gagal ginjal kronis, kaji onset penurunan urine output, penurunan
kesadaran, perubahan pola nafas, kelemahan fisik, adanya perubahan kulit, dan
pemenuhan nutrisi. Kaji pula sudah kemana saja klien meminta pertolongan untuk
mengatasi masalahnya dan mendapat pengobatan.
d. Riwayat penyakit dahulu
Kaji adanya penyakit gagal ginjal akut, infeksi saluran kemih, payah jantung,
penggunaan obat-obat nefrotoksik, Benign Prostatic Hiperplasia, dan prostektomi.
Kaji adanya riwayat penyakit batu saluran kemih, infeksi system perkemihan yang
berulang. Penyakit diabetes mellitus, dan penyakit hipertensi pada masa sebelumnya
yang menjadi predisposisi penyebab. Penting untuk dikaji mengenai riwayat
pemakaian obat-obatan masa lalu dan adanya riwayat alergi terhadap jenis obat
kemudian dokumentasikan.
e. Riwayat kesehatan keluarga
Mengkaji ada atau tidak salah satu keluarga yang mengalami penyakit yang sama.
Bagaimana pola hidup yang biasa diterapkan dalam keluarga, ada atau tidaknya
riwayat infeksi sistem perkemihan yang berulang dan riwayat alergi, penyait
hereditas dan penyakit menular pada keluarga.
f. Riwayat psikososial
Adanya perubahan fungsi struktur tubuh dan adanya tindakan dialysis akan
menyebabkan enderita mengalami gangguan pada gambaran diri. Lamanya
perawatan, banyaknya biaya perawatan dan pengobatan menyebabkan klien
mengalami kecemasan, gangguan konsep diri (gambaran diri) dan gangguan peran
pada keluarga.
g. Lingkungan dan tempat tinggal
Mengkaji lingkungan tmpat tinggal klien, mengenai kebersihan lingkungan tempat
tinggal, area lingkungan rumah.
2.1.1.1Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum dan TTV
Keadaan umum: klien lemah dan terlihat sakit berat
Tingkat kesadaran: menurun sesuai dengan tingkat uremia dimana
dapatmempengaruhi sistem saraf pusat
TTV: sering didapatkan adanya perubahan RR meningkat, tekanan darah terjadi
perubahan dari hipertensi ringan sampai berat.
b. Sistem pernapasan
Klien bernapas dengan bau uremia didapatkan adanya pernapasa kusmaul. Pola
napas cepat dan dalam merupakan upaya untuk melakukan pembuangan karbon
dioksida yang menumpuk di sirkulasi.
c. Sistem hematologi
Pada kondisi uremia berat tindakan auskultasi akan menemukan adanya friction rub
yang merupakan tanda khas efusi pericardial. Didapatkan tanda dan gejala gagal
jantung kongestif. TD meningkat, akral dingin, CRT > 3 detik, palpitasi, nyeri dada
dan sesak napas, gangguan irama jantung, edem penurunan perfusi perifer sekunder
dari penurunan curah jantung akibat hiperkalemi, dan gangguan kondisi elektrikal
otot ventrikel. Pada sistem hematologi sering didapatkan adanya anemia. Anemia
sebagai akibat dari penurunan produksi eritropoitin, lesi gastrointestinal uremik,
penurunan usia sel darah merah, dan kehilangan darah, biasanya dari saluran GI,
kecenderungan mengalami perdarahan sekunder dari trombositopenia.
d. Sistem neuromuskuler
Didapatkan penurunan tingkat kesadaran, disfungsi serebral, seperti perubahan
proses berfikir dan disorientasi. Klien sering didapatkanadanya kejang, adanya
neuropati perifer, burning feet syndrome, retless leg syndrome, kram otot, dan nyeri
otot.
e. Sistem kardiovaskuler
Hipertensi akibat penimbunan cairan dan garam atau peningkatan aktivitas system
rennin angiostensin aldosteron. Nyeri dada dan sesak napas akibat perikarditis, efusi
pericardial, penyakit jantung koroner akibat aterosklerosis yang timbul dini, dan
gagal jantung akibat penimbunan cairan dan hipertensi.
f. Sistem Endokrin
Gangguan seksual : libido, fertilisasi dan ereksi menurun pada laki-laki akibat
produksi testosterone dan spermatogenesis yang menurun. Sebab lain juga
dihubungkan dengan metabolic tertentu. Pada wanita timbul gangguan menstruasi,
gangguan ovulasi sampai amenorea. Gangguan metabolisme glukosa, resistensi
insulin dan gangguan sekresi insulin. Pada gagal ginjal yang lanjut (klirens kreatinin
< 15 ml/menit) terjadi penuruna klirens metabolic insulin menyebabkan waktu paruh
hormon aktif memanjang. Keadaan ini dapat menyebabkan kebutuhan obat
penurunan glukosa darah akan berkurang. Gangguan metabolic lemak, dan gangguan
metabolism vitamin D.
g. Sistem Perkemihan
Penurunan urine output < 400 ml/ hari sampai anuri, terjadi penurunan libido berat
h. Sistem pencernaan
Di dapatkan adanya mual dan muntah, anoreksia, dan diare sekunder dari bau mulut
ammonia, peradangan mukosa mulut, dan ulkus saluran cerna sehingga sering di
dapatkan penurunan intake nutrisi dari kebutuhan.
i. Sistem Muskuloskeletal
Di dapatkan adanya nyeri panggul, sakit kepala, kram otot, nyeri kaki (memburuk
saat malam hari), kulit gatal, ada/ berulangnya infeksi, pruritus, demam ( sepsis,
dehidrasi ), petekie, area ekimosis pada kulit, fraktur tulang, deposit fosfat kalsium
pada kulit jaringan lunak dan sendi, keterbatasan gerak sendi.Didapatkan adanya
kelemahan fisik secara umum sekunder dari anemia dan penurunan perfusi perifer
dari hipertensi.
2.1.2 Analisa Data
Analisa data merupakan kemampuan kognitif dalam pengembangan daya berpikir dan
penalaran yang dipengaruhi oleh latar belakang ilmu dan pengetahuan, pengalaman, dan
pengertian keperawatan. Dalam melakukan analisis data, diperlukan kemampuan untuk
mengkaitkan data dan menghubungkan data tersebut dengan konsep, teori dan prinsip yang
relevan untuk membuat kesimpulan dalam menentukan masalah kesehatan dan
keperawatan klien.
2.1.3 Diagnosa Keperawatan
2.1.3.1 Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan saluran urin dan retensi
cairan dan natrium.
2.1.3.2 Perubahan pola napas berhubungan dengan hiperventilasi paru.
2.1.3.3 Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia mual
muntah.
2.1.3.4 Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan suplai O2 dan nutrisi ke
jaringan sekunder.
2.1.3.5 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan anemia, retensi produk sampah
dan prosedur dialysis.
2.1.4 Intervensi Keperawatan
Diagnosa Tujuan & Kriteria
No. Intervensi Rasional
Keperawatan Hasil
1. Kelebihan volume Tujuan: 1. Periksa tanda dan 1. Untuk mengetahui
cairan Setelah dilakukan gejala hipervolemia apakah klien
berhubungan asuhan keperawatan (mis. Ortopnea, mengalami
dengan penurunan selama 3x24 jam dispnea, edema, hipervolemia atau
haluran urin dan volume cairan JVP/CVP tidak.
retensi cairan dan seimbang. meningkat, refleks 2. Untuk memonitor
natrium Kriteria Hasil: hepatojugular berat badan klien
Terbebas dari positif, suara nafas agar tetap ideal.
edema, efusi, tambahan). 3. Untuk mencegah
anasarka 2. Timbang berat badan terjadinya dehidrasi.
Bunyi nafas setiap hari pada 4. Untuk membuang
bersih,tidak waktu yang sama. kelebihan garam dan
adanya dipsnea 3. Anjurkan melapor air dari dalam tubuh
Memilihara jika haluaran urin melalui urin.
tekanan vena <0,5 mL/kg/jam
sentral, tekanan dalam 6 jam.
kapiler paru, 4. Kolaborasi
output jantung dan pemberian diuretik.
vital sign normal.
makan
Hasil lab normal
(albumin, kalium)
Tujuan khusus :
1. Mengakhiri rencana tindakan keperawatan
2. Menyatakan apakah tujuan keperawatan telah tercapai atau belum
3. Meneruskan rencana tindakan keperawatan
4. Memodifikasi rencana tindakan keperawatan
5. Dapat menentukan penyebab apabila tujuan asuhan keperawatan belum tercapai
I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. S
Umur : 40 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku/Bangsa : Dayak/Indonesia
Agama : Hindu
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMA
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Jl. Menteng X No 45
Tgl MRS : 04 Oktober 2021
Diagnosa Medis : GGK ( Gagal Ginjal Kronik )
Keterangan :
= Laki-laki = Meninggal laki-laki
= Perempuan = Meninggal Perempuan
= Hubungan Keluarga
= Klien = Tinggal serumah
C. PEMERIKASAAN FISIK
1. Keadaan Umum
Pada saat pengkajian yang diambil tanggal 04 Oktober 2021, keadaaan umum
pasien, kesadaran Compos Mentis, pasien tampak lemah, posisi pasien semifowler,
bagian perut tampak bengkak, dan terpasang jarum fistula pada AV-Shunt di radialis
sinistra dan Femoralis Sinistra.
2. Kepala
Kemampuan bergerak bebas, bentuk kepala simetris, tidak ada nyeri lokasi, tidak ada
luka, tidak ada benjolan/oedema, kulit tampak bersih, distribusi rambut merata,
warna rambut hitam dan beruban.
3. Mata
Mata tampak simetris, kornea bening, sklera putih, konjungtiva merah muda tidak
ada peradangan, pasien tidak menggunakan kacamata dan alat bantu melihat lainnya.
4. Leher
Tidak ada kelainan, tidak ada massa, tidak ada benjolan dan tidak terdapat
pembesaran kelenjar tyroid, mobilitas leher bebas, tidak ada distensi vena jugularis.
5. Paru
Pada pemeriksaan sistem pernapasan (breathing) ditemukan hasil yaitu, bentuk dada
simetris, tidak ada batuk dan batuk darah disertai adanya sputum, tidak ada sianosis
dan nyeri dada, irama pernapasan teratur, tidak terdapat suara napas tambahan, suara
nafas vesikular dan tampak adanya retraksi dada.
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah
6. Abdomen
Terdapat pembengkakan atau penumpukan cairan (asites), lingkar perut 82 cm, perut
tampak kembung, mengkilat, tidak ada nyeri tekan, bising usus 28x/menit dan tidak
ada benjolan.
Masalah Keperawatan: Kelebihan Volume Cairan
7. Ekstremitas
Pada ekstermitas atas dan bawah tidak terjadi pembengkakan. Kekuatan otot
ekstermitas atas 5/5 dan bawah 5/5.
8. Integumen
Tidak ada nyeri lokasi, turgor kulit kurang, kulit tampak kasar, kehitaman
mengelupas, bersisik terutama pada bagian pergelangan kedua kaki dan adanya gatal.
Masalah Keperawatan:
D. POLA KEBUTUHAN DASAR
s
1. Pola makan/minum
Makan: 3x/hari pasien mampu menghabiskan 1 porsi makanan yang di sediakan.
Jenis makanan: Nasi, tahu tempe, wortel, kentang, jagung, dan ikan. Minum: Pasien
minum ± 1500 ml/hari, jenis minuman air teh dan air mineral.
2. Pola istirahat
Istirahat siang : ±1 jam
Istirahat malam : ± 2 jam
3. Pola aktivitas
Pasien mengatakan aktivitasnya sehari-hari adalah sebagai ibu rumah tangga,
kadang-kadang ia membantu anak dan suaminya. Tetapi sekarang untuk aktivitas
tertentu pasien masih dibantu oleh keluarga dan orang terdekat pasien.
4. Pola eliminasi urine/bowel
Pada pemeriksaan sistem eliminasi uri (bladder) ditemukan hasil yaitu, produksi
urine ± 150 ml/24 jam dengan output urine 4x/hari, warna urine kuning pekat dan
bau pesing (amoniak).
Pada pemeriksaan eliminasi alvi (bowel) ditemukan hasil yaitu, bibir kering, gigi
lengkap, reflek mengunyah baik, tidak ada peradangan dan kemerahan pada gusi,
tidak ada peradangan dan lesi pada lidah, mukosa bibir lembab, tidak ada peradangan
pada tonsil, tidak terdapat benjolan pada rektum, tidak terdapat hemoroid, BAB
3x/hari dengan warna kecoklatan dan konsistensi feses lunak.
5. Personal hygiene
Dalam kebutuhan perawatan diri seperti mandi, makan dan minum, BAB, buang air
kecil pasien mampu melakukannya
E. Tanda-tanda Vital
1. Suhu/T : 36,50C ( ) Axilla ( ) Rektal ( ) Oral
2. Nadi/HR : 90 x/mnt
3. Pernapasan/RR : 24 x/mnt
4. Tekanan Darah/BP : 170/100 mmHg
5. BB pre HD : 55 kg
6. UF goal : 3.00 L
7. UF rate : 0,66 L/jam
8. Time : 4 jam
F. INTRA HD
1. Suhu/T : 36,5 0
C ( ) Axilla ( ) Rektal ( ) Oral
2. Nadi/HR : 90 x/mnt
3. Pernapasan/RR : 24 x/mnt
4. Tekanan Darah/BP : 160/90 mmHg
5. Keluhan selama HD : Pasien mengatakan tidak ada keluhan selama HD dan
pasien tidak mengetahui tentang cara mengatasi
kelebihan volume cairan.
Masalah keperawatan : -Kelebihan Volume cairan
- Gangguan integritas kulit
6. Nutrisi
a. Jenis makanan : Nasi, sayur dan ikan
Jumlah : 1 bungkus
b. Jenis minuman : Air putih
Jumlah : 500cc
7. Catatan Lain
Anjurkan pasien untuk tetap membatasi pemasukan cairan.
Hasil LAB:
- PH : 7.43
- PCO2 : 35,9 mmHg
- BE -0,2 mmol/L
G. POST HD
1. Keadaan Umum
Pasien tampak lemah dan pucat, posisi semi fowler, tingkat kesadaran pasien
composmentis, terpasang balutan kasa bekasjarum vistula di tangan sinistra.
2. Tanda-tanda Vital
a. Suhu/T : 36,50C
b. Nadi/HR : 80 x/mnt
c. Pernapasan/RR : 25 x/mnt
d. Tekanan Darah/BP : 160/100 mmHg
e. BB post HD : 53 kg
f. Jumlah cairan yang dikeluarkan : 1000 cc
Masalah keperawatan :-Gangguan pertukaran gas
- kelebihan volume cairan
I. DATA PENUNJANG :
ANALISIS DATA
hipoksia
sesak
TD : 170/100 mmHg
N: 90x/menit
Kelebihan volume cairan
RR: 24x/menit
S: 36,50C
Intake (minuman) 1500
ml/hari
Output (urine) ± 150
ml/hari
Data Subyektif dan Data
Kemungkinan Penyebab Masalah
Obyektif
DS: Gagal Ginjal Kronik
Pasien mengatakan
dipergelangan kedua kakinya Sekresi protein terganggu Gangguan Integritas
Kulit
kehitaman dan kulit
mengelupas serta gatal-gatal”. Sindrom uremia
DO:
- Pasien tampak Perpospatemia
menggaruk-garuk .
- Kulit tampak kering dan Pruritus
mengelupas
- Kulit bersisik
PRIORITAS MASALAH
Tanda Tangan
Hari/Tanggal, Jam Implementasi Evaluasi (SOAP) dan Nama
Perawat
Diagnosa 1
Senin, 04 Oktober 1. Mebuka jalan nafas Jam 16.15 Wib
2021
pasien S : Pasien mengatakan “mulai nyaman menarik nafas”
12.30 wib 2. memberikan posisi O:
pasien senyaman mungkin (semi fowler) - Posisi pasien semi fowler
15.00 wib
3. memonitor status - Pasien tampak tenang
repirasi dan status oksigen pasien - Tidak pucat (bibir tampak lembab)
4. memberikan kolaborasi - Nadi/HR : 86 x/mnt Dandi
pemberian terapi o2 (sungkup 5ltr/mnt) - Pernapasan/RR : 21 x/mnt
PH: 7,43
Pco2: 35,9 mmHg
Tanda Tangan
Hari/Tanggal, Jam Implementasi Evaluasi (SOAP) dan Nama
Perawat
Diagnosa 2 1. Istirahatkan/anjurkan klien untuk tirah baring
Senin, 04 Oktober 2021 Jam 16.15 Wib
pada saat edema masih terjadi.
12.20 Wib S: Pasien mengatakan “perut saya bengkaknya
2. Monitor adanya edema berkurang berkurang”
12.25 Wib
3. Ukur tanda-tanda vital
O: - Pasien masih tampak lemah
4. Ukur intake dan output - Bengkak perut pasien berkurang
12.30 Wib
5. Timbang berat badan pre HD dan Post HD - LP : 82 cm
12.40 wib 6. Anjurkan pasien untuk membatasi - BB Pre HD: 54 Kg, BB Post HD : 52 Kg Dandi
mengkonsumsi cairannya dari ±1500 jadi ±500 - Intake : 400 ml output: 800 ml
12.45 wib
perhari A: Masalah kelebihan volume cairan belum
teratasi
7. Kolaborasi HD
13.00 Wib UF G: 3.00 L P: HD Ulang pada Tanggal 21 september 2020
- Pasien membatasi cairan Intake+Output
UF R : 0.66 L/h
500cc/24 jam
UF Removed L2.87
- Pasien untuk rutin HD setiap 2x seminggu
QB: 250 ml/min
Tanda Tangan
Hari/Tanggal, Jam Implementasi Evaluasi (SOAP) dan Nama
Perawat
Diagnosa 3
Senin, 04 Oktober 1. Melakukan Jam 16.15 Wib
2021
pemberian pelembab kulit yaitu Body Lotion untuk S : Pasien mengatakan “gatal-gatal pada kedua kakinya
12.30 wib mencegah kulit kering pada Tn.S berkurang”
2. Memotong kuku O:
15.00 wib
pasien yang panjang dan menjaga kebersihan kuku - Kulit tampak lembab
Tn.S untuk mencegah terjadinya luka atau infeksi - Kulit kehitaman dan pecah-pecah
jika pasien mengaruk tempat kulit yang gatal - Pasien mengaruk kakinya Dandi
3. Anjurkan pasien A : Masalah gangguan integritas kulit belum teratasi
untuk menjaga kebersihan kuku dan memotong
kuku jika panjang. P : HD Ulang pada Tanggal 04 Oktober 2021
- Klien menggunakan pelembab kulit,
misalnya body lotion
https://www.nsnita.com/2012/01/eval
DAFTAR PUSTAKA uasi-dalam-keperawatan.html
https://www.jevuska.com/2012/10/27/
Rahman, M., Kaunang, T., & Elim, C. gagal-ginjal-kronik-atau-ckd/
(2016). Hubungan antara lama
menjalani hemodialisis dengan
kualitas hidup pasien yang menjalani
hemodialisis di Unit Hemodialisis
RSUP Prof. Dr. RD Kandou Manado.
e-CliniC, 4(1).