Di susun oleh:
Di susun oleh:
LEMBAR PENGESAHAN
i
Angkatan : Ners X (sepuluh)
Judul : Ibu Nifas dan Ibu Menyusui
Mengetahui :
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
Rahmat dan karunia-Nya lah kami selaku penulis laporan kegiatan yang berjudul
“Perawatan ibu nifas dan ibu menyusui ” yang mana laporan kegiatan ini
sebagai salah satu tugas untuk memenuhi Target Praktek Stase Keperawatan
Maternitas Di rumah pasien pasca melahirkan Saat penyusunan laporan ini
penulis banyak mendapatkan bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak baik
secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu pada kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners., M.Kep selaku Ketua Program Studi Ners STIKes
Eka Harap Palangka Raya.
3. Ibu Isna Winanti , S.Kep, Ners, S selaku koordinator Praktik Klinik Program
Studi Ners
4. Ibu Ayu Puspita, Ners, M.kep selaku pembimbing akademik yang telah banyak
memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam penyelesaian asuhan
keperawatan ini
5. Ibu Kristalili, S.Kep., Ners selaku pembimbing lahan yang telah banyak
memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam penyelesaian asuhan
keperawatan ini
6. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksaan kegiatan praktik
propesi ners dipuskesmas kayon.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa proposal ini masih jauh dari
sempurna. Maka dengan ini penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari berbagai pihak.
Kelompok III E
iii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................ii
KATA PENGANTAR........................................................................................iii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1. Latar Belakang...........................................................................................1
1.2. Tujuan Penulisan........................................................................................1
1.2.1. Tujuan Umum............................................................................................1
1.2.2. Tujuan Khusus...........................................................................................2
1.3. Manfaat......................................................................................................2
1.3.1. Bagi Keluarga dan ibu nifas.......................................................................2
1.3.2. Bagi Institusi Eka Harap............................................................................2
BAB 2 TINJUAN PUSTAKA..............................................................................3
2.1. Konsep Dasar Ibu Nifas.............................................................................3
2.1.1. Definisi Ibu Nifas.......................................................................................3
2.1.2. Tahapan Masa Nifas...................................................................................3
2.1.3. Proses Adaptasi Psikologi Masa Nifas.......................................................3
2.1.4. Perubahan Fisiologis Masa Nifas...............................................................5
2.1.5. Kebutuhan Masa Post Partum....................................................................6
2.1.6. Tanda Bahaya Masa Nifas.........................................................................7
2.1.7. Infeksi Masa Nifas………………………………………………………11
2.2. Konsep Dasar Ibu Menyusui....................................................................12
2.2.1. Pengertian Ibu Menyusui...........................................................................9
2.2.2. Tehnik Menyusui Dengan Benar...............................................................9
BAB 3 METODE DAN MEDIA PENYULUHAN........................................11
3.1. Metode.....................................................................................................11
3.2. Media.......................................................................................................11
BAB 4 PELAKSANAAN KEGIATAN..........................................................12
4.1. Tahap Persiapan.......................................................................................12
4.2. Tahap Pelaksanaan...................................................................................12
4.3. Tahap Evaluasi.........................................................................................12
BAB 5 PENUTUP............................................................................................14
5.1. Kesimpulan..............................................................................................14
5.2. Saran.........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................15
SATUAN ACARA PENYULUHAN................................................................17
RENCANA KEGIATAN...................................................................................17
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.2. Tujuan Penulisan
1.2.1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari pendidikan kesehatan di puskesmas kayon
palangka raya adalah agar memberikan informasi kepada keluarga pasien tentang
ibu nifas dan ibu menyusui
1.2.2. Tujuan Khusus
1) Ibu nifas
a. Pengertian masa nifas
b. Tahapan masa nifas
c. Proses Adaptasi Psikologis Masa Nifas
d. Perubahan Fisiologis Masa Nifas
e. Kebutuhan Masa Post Partum
f. Tanda –Tanda Bahaya Masa Nifas
g. Infeksi Masa Nifas
2) Ibu menyusui
a. Pengertian ibu menyusui
b. Tehnik menyusui dengan benar
c. Persiapan menyusui
d. Tehnik dasar menyusui
e. Posisi dan pelekatan menyusui
f. Langkah-langkah menyusui yang benar
g. Lama dan frekuensi menyusui
h. Masalah dalam menyusui pada ibu
i. Faktor-faktor yang mempengaruhi ibu menyusui
1.3. Manfaat
1.3.1. Bagi Keluarga Pasien di Ruang Gardenia
Kepada keluarga pasien puskesmas kayon mampu mengetahui tentang
masa nifas pada ibu hamil dan ibu menyusui . Diharapkan dapat menambah
pengetahuan dan wawasan tentang masa nifas dan ibu menyusui dan mampu
menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
1.3.2. Bagi Institusi Eka Harap
Agar institusi dapat menerapkan penyuluhan tentang masa nifas dan ibu
menyusui.
2
8
BAB 2
TINJUAN PUSTAKA
2.
2.1. Konsep Dasar masa nifas
2.1.1. Definisi masa nifas
Masa nifas (Post Partum) adalah masa di mulai setelah kelahiran plasenta
dan berakhir ketika alat kandungan kembali semula seperti sebelum hamil, yang
berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari. Selama masa pemulihan tersebut
berlangsung, ibu akan mengalami banyak perubahan fisik yang bersifat fisiologis
dan banyak memberikan ketidak nyamanan pada awal postpartum, yang tidak
menutup kemungkinan untuk menjadi patologis bila tidak diikuti dengan
perawatan yang baik (Yuliana & Hakim, 2020).
Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar
dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum
hamil). Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Sulistyawati, 2015).
1) Ibu merasa percaya diri untuk merawat diri dan bayinya. Setelah ibu
pulang ke rumah dan dipengaruhi oleh dukungan serta perhatian
keluarga.
2) Ibu sudah mengambil tanggung jawab dalam merawat bayi dan
memahami kebutuhan bayi
2.1.4. Perubahan Fisiologis Masa Nifas
Sistem tubuh ibu akan kembali beradaptasi untuk menyesuaikan dengan
kondisi post partum. Organ-organ tubuh ibu yang mengalami perubahan setelah
melahirkan antara lain Risa & Rika (2014) :
1) Uterus Involusi merupakan suatu proses kembalinya uterus pada kondisi
sebelum hamil. Perubahan ini dapat diketahui dengan melakukan
pemeriksaan palpasi untuk meraba dimana Tinggi Fundus Uterinya
(TFU).
2) Lokhea Lokhea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas. Lokhea
berbau amis atau anyir dengan volume yang berbeda-beda pada setiap
wanita. Lokhea yang berbau tidak sedap menandakan adanya infeksi.
Lokhea mempunyai perubahan warna dan volume karena adanya proses
involusi. Lokhea dibedakan menjadi 4 jenis berdasarkan warna dan
waktu keluarnya:
11
a) Lokhea rubra Lokhea ini keluar pada hari pertama sampai hari ke-4
masa post partum. Cairan yang keluar berwarna merah karena terisi
darah segar, jaringan sisasisa plasenta, dinding rahim, lemak bayi,
lanugo (rambut bayi), dan mekonium.
b) Lokhea sanguinolenta Lokhea ini berwarna merah kecokelatan dan
berlendir, serta berlangsung dari hari ke-4 sampai hari ke-7 post
partum.
c) Lokhea serosa Lokhea ini berwarna kuning kecokelatan karena
mengandung serum, leukosit, dan robekan atau laserasi plasenta.
Keluar pada hari ke-7 sampai hari ke14.
d) Lokhea alba Lokhea ini mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel,
selaput lendir serviks, dan serabut jaringan yang mati. Lokhea alba
ini dapat berlangsung selama 2-6 minggu post partum. Lokhea yang
menetap pada awal periode post partum menunjukkan adanya tanda-
tanda perdarahan sekunder yang mungkin disebabkan oleh
tertinggalnya sisa atau selaput plasenta. Lokhea alba atau serosa
yang berlanjut dapat menandakan adanya endometritis, terutama bila
disertai dengan nyeri pada abdomen dan demam. Bila terjadi infeksi,
akan keluar cairan nanah berbau busuk yang disebut dengan “lokhea
purulenta”. Pengeluaran lokhea yang tidak lancar disebut “lokhea
statis”.
3) Perubahan Vagina Vulva dan vagina mengalami penekanan, serta
peregangan yang sangat besar selama proses melahirkan bayi. Dalam
beberapa hari pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap
dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu, vulva dan vagina kembali
kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina secara berangsur-
angsur akan muncul kembali, sementara labia menjadi lebih menonjol.
4) Perubahan Perineum Segera setelah melahirkan, perineum menjadi
kendur karena sebelumnya teregang oleh tekanan bayi yang bergerak
maju. Pada post partum hari ke-5, perinium sudah mendapatkan
kembali sebagian tonusnya, sekalipun tetap lebih kendur daripada
keadaan sebelum hamil.
12
(melebihi haid biasa atau jika perdarahan tersebut membasahi lebih dari
2 pembalut saniter dalam waktu setengah jam)
b. Pengeluaran cairan vaginal dengan bau busuk yang keras.
c. Rasa nyeri di perut bagian bawah atau punggung Sakit Kepala yang
terus menerus. nyeri epigastrium, atau, masalah penglihatan.
d. Pembengkakan pada wajah dan tangan Deman muntah, rasa sakit
sewaktu buang air seni, atau merasa tidak enak badan Payudara yang
memerah panas dan/atau sakit.
e. Kehilangan selera makan untuk waktu yang berkepanjangan Rasa sakit.
warna merah, kelembutan dan/atau pembengkakan pada kaki.
f. Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengurus diri-sendiri atau bayi.
g. Merasa sangat letih atau bernafas terengah-engah(Wilujeng & Hartati,
2018).
1. Persiapan menyusui
Persiapan memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan
kehamilan. Pada kehamilan, payudara semakin padat karena retensi
air, lemak serta berkembanganya kelenjar-kelenjar payudara yang
dirasakan tegang dan sakit. Bersamaan dengan membesarnya
kehamilan, perkembangan dan persiapan untuk memberikan ASI
makin tampak. Payudara makin besar, putting susu makin
menonjol, pembuluh darah makin tampak, dan aerola mamae
makin menghitam (Sulystyawati, 2009).
Persiapan memperlancar pengeluaran ASI dilaksanakan dengan
jalan:
a. Membersihkan putting susu dengan air atau minyak,
sehingga epitel yang lepas tidak menumpuk.
18
menyusui:
a. Posisi sambil duduk
1) Ambil posisi duduk yang nyaman. Pangku bayi
dengan
menempelkan perutnya pada perut ibu. Lalu, sanggah
kepalanya tepat pada siku lengan bagian atas. Sementara,
bagian lengan dan telapak tangan ibu menahan punggung dan
bokongnya.
2) Agar lebih merangsang antusias bayi untuk menyusu, pijat
bagian sekitar aerola (daerah sekitar puting) ibu hingga
mengeluarkan sedikit ASI. Oleskan ASI yang keluar itu pada
putting ibu hingga jadi agak basah. Biasanya, bayi akan
langsung mengisap ketika mulut menyentuh tetesan ASI
disekitar putting.
3) Tempelkan mulut bayi pada putting ibu.
4) Saat bayi mulai mengisap tataplah matanya dan sentuhlah ia
sambil mengajaknya bicara. Hal ini merangsang panca indra
dan organ- organ tubuhnya.
5) Biarkan bayi ibu mengisap sepuas-puasnya. Jangan berganti
dulu kesisi payudara yang sedang di isap benar-benar terasa
kosong.
b. Posisi Sambil Berbaring
Menyusui dengan posisi berbaring, pada dasarnya hampir
sama dengan sambil duduk. Para ibu yang melahirkan dengan
metode caesar, akan lebih nyaman bila mengambil posisi
berbaring miring saat pertama kali menyusui. Untuk aktivitas
menyusui di rumahpun, posisi berbaring dapat dijadikan
alternatif bagi ibu.
1) Ibu berbaring miring menghadap bayi yang posisi tidurnya
juga dimiringkan menghadap ibu. Sejajarkan dan tempelkan
mulutnya dengan putting ibu. Lekatkan tubuhnya pada tubuh
ibu. Kemudian, tahan bagian punggung dan bokongnya
dengan tangan ibu. Ketika bayi mulai mengisap, lakukan
21
ini adalah isapan langsung bayi yang kuat. Dalam hal ini,
sebaiknya ibu tidak melakukan apa-apa, tunggu saja sampai
bayi lahir. Segera setelah bayi lahir, ibu dapat melakukan:
1) Skin to skin contact dan biarkan bayi menghisap sedini
mungkin.
2) Biarkan bayi “mencari”putting susu, kemudian menghisapnya.
3) Apabila putting benar-benar tidak muncul, dapat “ditarik”
dengan pompa putting susu (nipple puller) atau yang paling
sederhana modifikasi spuit injeksi 10 ml.
4) Jika tetap mengalami kesulitan, usahakan agar bayi tetap
disusui dengan sedikit penekanan pada areola mamae dengan
jari hingga terbentuk “dot” ketika memasukkan putting susu
ke dalam mulut bayi.
5) Bila terlalu penuh, ASI dapat diperas terlebih dahulu dan
diberikan dengan sendok atau cangkir, atau teteskan langsung
ke mulut bayi.
b. Pada masa setelah persalinan dini
1) Putting susu lecet
Pada keadaan ini, seorang ibu sering menghentikan proses
menyusui karena sakit. Dalam hal ini, yang perlu dilakukan
oleh ibu adalah mengecek bagaimana perlekatan ibu dan
bayi, serta mengecek apakah terdapat infeksi candida (di
mulut bayi)
2) Payudara bengkak
Sebelumnya, kita perlu membedakan antara payudara penuh
karena berisi ASI dengan payudara bengkak. Pada payudara
penuh, gejala yang dirasakan pasien adalah rasa berat pada
payudara, panas, dan keras, sedangkan pada payudara
bengkak akan terlihat payudara odem, Pasien merasakan
sakit, putting susu kencang, kulit mengkilat walau tidak
merah, ASI tidak akan keluar bila diperiksa atau diisap, dan
badan demam setelah 24 jam.
3) Abses Payudara (mastitis)
27
BAB 3
METODE DAN MEDIA PENYULUHAN
3.
3.1. Metode
Metode berasal dari Bahasa Yunani “Methodos’’ yang berarti cara atau jalan
yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut
masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang
bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan
Metode adalah prosedur atau cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan
tertentu. Kemudian ada satu istilah lain yang erat kaitannya dengan dua istilah ini,
yakni tekhnik yaitu cara yang spesifik dalam memecahkan masalah tertentu yang
ditemukan dalam melaksanakan prosedur.
Adapun metode yang digunakan dalam kegiatan Penyuluhan kesehatan pada
Keluarga Pasien di Puskesmas Kayon Palangka Raya meliputi:
1. Metode Ceramah
Ceramah adalah penerangan secara lisan atas bahan pembelajaran
kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu
dalam jumlah yang relatif besar.
2. Tanya – Jawab
Tanya – jawab dapat merangsang keingintahuan belajar, menstimulasi
imajinasi anak-anak belajar dan memotivasi untuk memperoleh pengetahuan
yang baru
3.2. Media
Media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan
informasi atau pesan. Kata media berasal dari kata latin, merupakan bentuk jamak
dari kata “medium”. Secara harfiah kata tersebut mempunyai arti “perantara” atau
“pengantar”, yaitu perantara sumber pesan dengan penerima pesan Jadi, dalam
pengertian yang lain, media adalah alat atau sarana yang dipergunakan untuk
menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak.
Adapun media yang digunakan dalam kegiatan Penyuluhan kesehatan pada
Keluarga Pasien di Puskesmas Kayon Palangka Raya meliputi :
1. Leaflet
30
2. Banner
BAB 4
PELAKSANAAN KEGIATAN
2) Evaluasi Proses
a. Penyuluhan dimulai pada pukul 09.00 – 09.30 WIB sesuai dengan waktu
yang direncanakan.
b. Jumlah keluarga pasien di Rumah pasien 2 orang
3) Evaluasi Hasil
a. Semua keluarga pasien dirumah pasien mengerti apa yang disampaikan
oleh penyuluh.
b. Keluarga pasien berperan aktif selama kegiatan penyuluhan
berlangsung.
32
BAB 5
PENUTUP
5.
5.1. Kesimpulan
Setelah diberikan Pendidikan Kesehatan di Rumah Pasien dengan topik
“Ibu Nifas Dan Ibu Menyusui’’ keluarga pasien mampu mengetahui dan mengerti
topik tersebut, keluarga pasien di Rumah Pasien dapat berperan aktif dalam
evaluasi penyuluhan tersebut. Keluarga pasien dapat memahami dan mengerti
topik penyuluhan sehingga dapat diterapkan sebagai pendidikan.
5.2. Saran
Setelah diberikan Pendidikan Kesehatan di Rumah pasien dengan topik
“Ibu Nifas dan Ibu Menyusui” diharapkan :
a. Pihak institusi dapat melaksanakan penyuluhan kembali di rumah pasien
atau di Puskesmas Kayon Palangka Raya
b. Pihak Puskesmas Kayon Palangka Raya dapat menerima dengan baik jika
diadakan penyuluhan kembali.
33
DAFTAR PUSTAKA
I. Identitas
Topik : Masa Nifas
Sasaran : Pasien dan keluarganya
Waktu : 09.00 WIB-Selesai
Hari/Tanggal : Juma’t, 14 Oktober 2022
Tempat :-
Penyuluhan : 1. Moderator :-
2. Pemateri :-
3. Fasilitator :-
4. Observer :-
V. Kegiatan Penyuluhan
VI. Media
1. Leaflet
2. Lembar balik
Keterangan:
36
: Pemateri
: Moderator
: Fasilitator
: Observer
: Peserta
VIII. Evaluasi
1. Penyaji datang tepat waktu sesuai dengan kontrak yang telah ditetapkan
2. Keluarga pasien memperhatikan materi yang disampaikan penyaji
3. Keluarga pasien mengikuti pendidikan kesehatan dari awal sampai
selesai
37
Dokumentasi Penkes
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 25 menit tentang cara menyusui yang
benar setelah mendapat penyuluhan diharapkan ibu-ibu dapat mempraktekkan cara
menyusui yang benar.
XII. METODE
3. Ceramah
4. Tanya Jawab
40
XIV. Media
1. Leaflet
2. Lembar balik
Keterangan:
: Pemateri
: Moderator
: Fasilitator
: Observer
: Peserta
XVI. Evaluasi
4. Penyaji datang tepat waktu sesuai dengan kontrak yang telah ditetapkan
5. Pasien memperhatikan materi yang disampaikan penyaji
6. Pasien mengikuti pendidikan kesehatan dari awal sampai selesai
42
MATERI
Adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi
dengan benar. Memberi ASI dalam suasana yang santai bagi ibu dan bayi. Buat kondisi
ibu senyaman mungkin. Selama beberapa minggu pertama, bayi perlu diberi ASI setiap
2,5 -3 jam sekali. Menjelang akhir minggu ke enam, sebagian besar kebutuhan bayi akan
ASI setiap 4 jam sekali. Jadwal ini baik sampai bayi berumur antara 10-12 bulan. Pada
usia ini sebagian besar bayi tidur sepanjang malam sehingga tidak perlu lagi memberi
makan di malam hari.
B. Posisi menyusui
1) Posisi Dekapan
Posisi klasik dan telah menjadi kegemaran kebanyakan para ibu, posisi ini
membolehkan perut bayi dan perut ibu bertemu supaya tidak perlu memutar
kepalanya untuk menyusu. Kepala bayi berada di dalam dekapan, sokong kepala
badan dan punggung bayi serta lengan bayi perlu berada di bagian sisinya.
Posisi ini sangat sesuai jika baru pulih dari pembedahan caesar, memiliki payudara
yang besar, menyusui bayi prematur atau bayi yang kecil ukurannya atau menyusui
anak kembar pada waktu yang bersamaan. Sokong kepala bayi dengan tangan,
menggunakan bantal untuk menyokong belakang badan ibu.
3) Posisi Berbaring
Posisi ini apabila ibu dan bayi merasa letih. Jika baru pulih dari pembedahan caesar
ini mungkin satu-satunya posisi yang biasa dicoba pada beberapa hari pertama.
Sokong kepala ibu dengan lengan dan sokong bayi dengan lengan atas.
43
5. Sebagian areola masuk dalam mulut bayi, areola bawah masuk lebih banyak
3) Ibu duduk atau berbaring dengan santai (bila duduk lebih baik menggunakan kursi
yang rendah agar kaki ibu menggantung dan punggung ibu bersandar pada
sandaran kursi).
4) Mempersilahkan dan membantu ibu membuka pakaian bagian atas
9) Mengajari ibu untuk memegang payudara dengan ibu jari diatas dan jari yang
45
lain menopang dibawah serta jangan menekan puting susu dan areolanya
10) Mengajari ibu untuk merangsang membuka mulut bayi : Menyentuh pipi
dengan puting susu atau menyentuh sudut mulut bayi
46
11) Setelah bayi membuka mulut (anjurkan ibu untuk mendekatkan dengan cepat kepala
bayi ke payudara ibu, kemudian memasukkan puting susu serta sebagian besar areola
ke mulut bayi)
12) Setelah bayi mulai menghisap, menganjurkan ibu untuk tidak memegang atau
menyangga payudara lagi
14) Mengajari ibu cara melepas isapan bayi (jari kelingking dimasukkan ke
mulut bayi melalui sudut mulut atau dagu bayi ditekan ke bawah.
16) Mengajari ibu untuk menyendawakan bayi : Bayi digendong tegak dengan
bersandar pada bahu ibu kemudian punggung ditepuk perlahan-lahan sampai
bayi bersendawa (bila tidak bersendawa tunggu 10 – 15 menit) ATAU Bayi
ditengkurapkan dipangkuan.
48
49
50
Dokumentasi Penkes
DAFTAR PUSTAKA
Anggun, R. (2017). Hubungan Teknik Menyusui Dengan Keberhasilan Menyusui
Pada Bayi Usia 0-6 Bulan Yang Berkunjung Di Puskesmas Kedaton Tahun
2015. Jurnal Kesehatan Holistik (The Journal of Holistic Healthcare),
Volume 11, No.2, April 2017: 90-94 90
Anggraini, Y. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta : Pustaka Riham
Astutik, R. Y. (2014). Payudara dan Laktasi. Jakarta: Salemba Medika
Hidayat, A.A. (2009). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data.
Jakarta : Salemba Medika.
Lestari, D. (2013). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Air Susu Ibu dan
Pekerjaan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Fajar Bulan.