OLEH:
Kelompok Sakura 2 Group II B:
OLEH:
Kelompok Sakura 2 Group II B:
PEMBIMBING PRAKTEK
Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan
PEMBIMBING PRAKTEK
Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan
Mengetahui
Ketua Program Studi Ners
Meilitha Carolina, Ners, M.Kep
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan Rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan Laporan Manajemen
Keperawatan di Ruang Dahlia RSUD RS dr. Doris Sylvanus Palangka Raya ini dapat
diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Penyusunan laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas state Manajemen
Keperawatan pada Program Profesi Ners. Selain itu, laporan ini bertujuan untuk
menambah wawasan bagi pembaca maupun kami sebagai penulis. Sehingga pada
waktu yang akan datang materi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis menyadari bahwa pelaksanaan dan penyusunan Proposal Keperawatan
ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Untuk itu perkenankan penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Ibu drg. Yayu Indriaty, Sp.KGA selaku direktur RSUD dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya.
2. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes. selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
3. Ibu Meilitha Carolina.,Ners. selaku Ketua Program Studi S1 Keperawatan.
4. Ibu Septian Mugi Rahayu, Ners, M.Kep selaku pembimbing akademik yang telah
banyak memberi saran dan bimbingannya dalam menyelesaikan Diseminasi
Akhir.
5. Ibu Dina Rusydiah, S.Kep.,Ners. Selaku pembimbing klinik yang telah banyak
memberi saran dan bimbingannya dalam menyelesaikan Diseminasi Awal ini
6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah
membantu dalam pelaksanaan penulisan Diseminasi Awal ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Diseminasi Awal ini masih jauh dari
sempurna. Maka dengan ini penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari berbagai pihak.
Palangka Raya, 2 Mei 2023
SARANA RS
TIM MEDIS DAN TIM KEPALA
LAIN RUANGAN
PERAWAT PERAWAT
PRIMER PRIMER
PERAWAT PERAWAT
KLIEN KLIEN
Kelebihan :
1) Bersifat kontinuitas dan komprehensif
2) Perawat primer mendapatkan akontabilitas yang tinggi terhadap hasil dan
memungkinkan pengembangan diri
3) Pasien merasa diperlakukan sewajarnya karena terpenuhinya kebutuhan secara
individu
4) Tercapainya pelayanan kesehatan yang efektif terhadap pengobatan, dukungan
proteksi, informasi dan advokasi (Gillies, 1989 )
Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki pengalaman dan pengetahuan
yang memadai dengan kriteria asertif, self direction, kemampuan pengambilan
keputusan yang tepat , menguasai keperawatan klinik, Akontable serta mampu
berkulaborasi dengan berbagai disiplin profesi.
2.4.2.2 Langkah-Langkah
1) Kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siap
2) Shift yang akan menyerahkan dan mengoperkan perlu mempersiapkan hal-hal apa
yang akan disampaikan
3) Perawat primer menyampaikan kepada penanggungjawab shift selanjutnya
meliputi:
a) Jumlah pasien: jumlah pasien baru, jumlah pasien lama dan pasien pulang
b) Identitas pasien dan diagnosa medis
c) Masalah keperawatan
d) Data yang mendukung
e) Tindakan keperawatan yang sudah/ belum dilakukan
f) Rencana umum/ catatan khusus yang perlu dilakukan pemeriksaan penunjang,
konsultasi, prosedur tindakan tertentu
4) Penyampaian operan di atas harus dilakukan secara jelas dan tidak terburu-buru
5) Perawat primer dan anggota kedua shift dinas bersama-sama secara langsung
melihat keadaan klien
2.4.2.3 Prosedur Timbang Terima
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam prosedur ini meliputi:
1) Persiapan
a) Kedua kelompok sudah dalam keadaan siap
b) Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan.
2) Pelaksanaan
Timbang terima dilaksanakan oleh perawat primer kepada perawat primer yang
menggantikan jaga pada shift berikutnya:
a) Timbang terima dilaksanakan setiap pergantian shift atau operan
b) Di nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang terima
dengan mengkaji secara komprehensif yang berkaitan tentang masalah
keperawatan klien, rencana tindakan yang sudah dan belum dilaksanakan serta
hal-hal penting lainnya yang perlu dilimpahkan
c) Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang lengkap
sebaiknya dicatat untuk kemudian diserahterimakan kepada perawat jaga
berikutnya
d) Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima adalah:
(1) Identitas klien dan diagnosa medis
(2) Masalah keperawatan yang kemungkinan masih muncul
(3) Data fokus (keluhan subjektif dan objektif)
(4) Tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan
(5) Intervensi kolaboratif dan dependensi
(6) Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan
selanjutnya.
e) Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan klarifikasi tanya
jawab terhadap hal-hal yang ditimbang-terimakan dan berhak menanyakan
mengenai hal-hal yang kurang jelas
f) Penyampaian saat timbang terima secara jelas dan singkat
g) Lama timbang terima untuk setiap pasien tidak lebih dari 5 menit kecuali pada
kondisi khusus yang memerlukan penjelesan yang lengkap dan rinci
h) Kepala ruangan dan semua perawat keliling ke tiap pasien dan melakukan
validasi data tidak lebih dari 5 menit.
3) Penutup
a) Kembali ke nurse station, klarifikasi data setelah keliling ke tiap pasien
b) Tanda tangan perawat dan kepala ruangan di lembar timbang terima
c) Laporan/ handover alat-alat yang dimiliki.
4) Hasil pemeriksaan
Hasil pemeriksaan luar sebelum MRS dan fotocopy hasil pemeriksaan selama MRS
dibawakan ke klien waktu pulang
a) Surat-surat seperti keterangan istirahat, surat keterangan dirawat RS, surat
kontrol dan lain-lainnya.
b) Rujukan pelayanan kesehatan terdekat.
2.4.4.5 Tindakan Discharge Planning
Tindakan perawatan yang diberikan pada waktu perencanaan pulang yaitu
meliputi:
1) Pendidikan (edukasi, reedukasi, reorientasi) pendidikan kesehatan diharapkan
bisa mengurangi angka kekambuhan dan meningkatkan pengetahuan klien
2) Program pulang bertahap
Bertujuan untuk melatih klien kembali ke keluarga dan masyarakat antara lain apa
yang harus dilakukan klien di rumah dan apa yang harus dilakukan keluarga
3) Rujukan
Integritas pelayanan kesehatan harus mempunyai hubungan langsung antara perawatan
community dengan rumah sakit sehingga dapat mengetahui perkembangan klien
di rumah.
2.4.4.6 Bagian dari Discharge Planning
Menurut Boyle (1999) discharge planning terdiri dari:
1) Memastikan klien berada di lokasi yang aman setelah klien pulang
2) Memutuskan perawatan klien lanjut yang dibutuhkan, asisten yang dibutuhkan
atau peralatan spesial yang diperlukan kemudian
3) Mengatur pelayanan keperawatan di rumah (home care)
4) Memilih tenaga kesehatan atau Puskesmas terdekat yang akan memonitor
kesehatan klien dan keperluan medis lainnya setelah tiba dirumah
5) Memberi pelajaran singkat kepada keluarga yang akan menjaga klien di rumah
tentang keterampilan yang diperlukan untuk merawat klien
6) Melaksanakan rentang perawatan antara RS dengan masyarakat.
2.4.4.6 Jenis Disharge Planning
1) Conditional diseharge (pulang sementara atau cuti), keadaan pulang ini
dilakukan apabila kondisi klien bagus tidak terdapat kompilikasi. Klien untuk
sementara dirawat di rumah namun dan pengawasan dari pihat rumah sakit atau
Puskesmas terdekat.
2) Absolute discharge (pulang mutlak atau selamanya), cara ini merupakan akhir
dari berhubungan klien denga rumah sakit. Namun apabila klien perlu dirawat
kembali maka prosedur perawatan dapat dilakukan kembali.
3) Judical discharge (pulang paksa) kondisi ini klien diperbolehkan pulang
walaupun kondisi kesehatan tidak memungkinkan untuk pulang, tetapi harus
dipantau dengan melakukan kerjasama dengan dengan perawat Puskesmas
terdekat. Pada ruang Palem II jika pasien menginginkan pulang paksa dahulu,
agar pihat rumah sakit tidak disalahkan jika ada risiko setelah di rumah.
4) Meneruskan dengan obat jalan.
5) Meninggal.
2.4.4.6 Komponen Perencanaan Pulang (Komponen Discharge Planning)
1) Pada saat pasien masuk ruangan :
(1) Menyambut kedatangan pasien
(2) Orientasi ruangan, jenis pasien, peraturan dan denah ruangan
(3) Memperkenalkan pasien pada teman sekamar, perawat, dokter dan tenaga
kesehatan lain
(4) Melakukan pengkajian keperawatan
(5) Menyampaikan kepada keluarga perkiraan lama masa perawatan
2) Selama masa perawatan :
(1) Pemeriksaan klinis dan penunjang yang lain
(2) Melakukan asuhan keperawatan berdasarkan masalah yang muncul sampai
dengan evaluasi perkembangan pasien selama dirawat
(3) Penyuluhan kesehatan penyakit, perawatan, pengobatan, diet, aktivitas,
kontrol
2) Perawat Primer
(1) Membuat rencana discharge planning
(2) Membuat leaflet dan menyiapkan kartu discharge planning
(3) Memberikan konseling
(4) Memberikan pendidikan kesehatan
(5) menyediakan format discharge planning
(6) Mendokumetasikan discharge planning
(7) Melaksanakan agenda discharge planning ( pada awal perawatan sampai
dengan akhir perawatan)
3) Perawat Associate
Ikut membantu melaksanakan discharge planning yang telah direncanakan oleh
perawat primer
2.4.4.10 Alur Discharge Planning
Keadaan pasien :
1. Klinis dan pemeriksaan penunjang lain
2. Tingkat ketergantungan
Perencanan pulang
Program HE
- Kontrol dan obat/perawat
2.5 Pembiayaan (M4/ MONEY)
- Gizi
2.5.1 Kompensasi - Aktivitas dan istirahaqt
- Perawatterminology
Kompesansi merupakan diri luas yang berhubungan dengan
imbalan financial.Terminologi dalam kompesansi adalah:
1) Upah dan Gajih (wages) biasanya berhubungan dengan tariff gaji per jam. Gaji
(salary) umumnya berlaku untuk tariff bayaran mingguan, bulanan, atau tahunan
2) Intensif. Intensif (incentive) adalah tambahan kompensasi di atas atau diluar gaji
atau upah yang diberikan organisasi
3) Tunjangan
4) Fasilitas (Simamora, 2004)
2.5.2 Reward
Reward yaitu hadiah dan hukuman dalam situasi kerja, hadiah menunjukan
adanya penerimaan terhadapa perilaku dan perbuatan, sedangkan hukuman
menunjukan penolakian perilaku dan perbuatanya
Wahyuningsih (2009) juga mengidentifikasi reward adalah
penghargaan/hadiah untuk sesuatu hal yang tercapai. Fransisca (2006)
memfokuskan defenisi reward sebagai hadiah atau bonus yang diberikan karena
perestasi seseorang. Reward dapat berwujud banyak rupa. Paling sederhana
berupa kata-kata seperti pujiaan adalah salah satu bentuknya. Reward biasanya
digunakan untuk mengendalikan jam kerja seseorang dalam organisasi (Raharja.
2006).
Artinya, dengan reward seseorang bekerja dapat dilakukan tampa ada
kendali langsung dari pimpinan, melainkan dapat berjalan apa adanya sesuai
evaluasi kinerja sebelumnya, Selebihnya, dengan reward seseorang dapat
meningkatkan cara kerjanya tanpa harus dikendalikan pimpinan. Hal ini juga
ditegaskan Gouillart & Kelly dalam Raharja (2006) bahwa reward yang dapat
diperoleh atau di harapkan akan diperoleh sebagai konsekwensi dari apa
yangmereka kerjakan akan merubah perilaku manusia secara fundamental.
2.4.2 Punishment
Punishment adalah hukuman atas suatu hal yang tidak tercapai/ pelaggaran.
Hukuman seperti apa yang harus diberikan. Setip orang pasti pasti beda persepsi
dan beda pandapat (Wahyuningsih, 2009).
Punishmentmerupan penguatan yang negative, tetapi diperlukan dalam
perusahaan.Punishment yang dimaksud disini adalah tidak seperti hukuman di
penjara atau potomg tangan, tetapi punishment yang bersifat mendidik.Selain itu
punishment juga juga merupakan alat pendidikan regresif, artinya punishment ini
digunakan sebagai alat untuk menyadarkan karyawan kepada hal-hal yang benar.
Ngalin purwanto (1988:238) membagi punishment dua macan yaitu:
1) Hukum prefentif
Yaitu hukuman yang dilakukan dengan maksud atau supaya tidak terjadi
pelanggaran.Hukuman ini bermuksud untuk mencegah agar tidak terjadi
pelanggaran, sehingga hal ini dilakukannya sebelum terjadi pelanggaran
dilakukan.Contoh perintah, larangan, pengawasan, perjanjian dan ancaman.
2) Hukuman refresif
Yaitu hukuman yang dilakukan, oleh karena adanya pelangaran, oleh adanya
dosa yang telah diperbuat.Jadi hukuman itu terjadi setelah terjadi kesalahan.
2.6 Pemasaran (M5/MUTU)
2.6.1 Indeks Kepuasan Masyarakat
Kepuasan masyarakat merupakan factor yang sangat penting dan
menentukan keberhasilan suatu badan usaha karena masyrakat adalah konsumen
dari produk yang dihasilkannya. Hal ini didukung oleh pernyataan Hoffman dan
Beteson (2011) , yaitu: “without custumers, the servis film has no reason to
exist”. Definisi kepuasan masyarakat menurut women (2011): “ Costomers
satisfaction is difined as the overall attitudes regarding goods or servis after its
acquisition and uses”.oleh karena itu, badan usaha harus memenuhi kebutuhan
dan keingginan masyarakat sehinga mencapai kepuasan masyrakat lebih jauh
lagi kedepannya dapat di capai kesetian masyrakat. Sebab, bila tidak ada
memenuhi kebutuhan dan kepuasan masyrakat sehinga menyebabkan
ketikapuasaan masyarakat mengakibatkan kesetian masyarakat akan suatu
produk menjadi luntur dan beralih keproduk atau layanan yang disediakan oleh
badan usaha yang lain.
Pelayanan public yang prefesional, artinya pelayanan public yang dicirikan
oleh adanya akuntabilitas dan responbilitas dari pemberi layanan (aparatur
pemerintah) dengan cirri sebagai berikut
a) Efektif
b) Sederhana
c) Keterbukaan
d) Efisiensi
e) Ketepatan waktu
Berkembang era servqual juga member inspirasi peemerintah Indonesia untuk
memperbaiki adan meningkatkan kinerja pelayan sector public. Salah satu produk
peraturan pemerintah terbaru tentang pelayanan public yang telah dikeluarkan untuk
melakukan penilaain dan evaluasi terhadap kinerja unit pelayanan public instansi
pemerintah dalah keputusan menteri pendayagunaan aparatur Negara nomor: KEP-
25/M.PAN/2/2004 tanggal 24 februari 2004 tentang pedoman penyusunan indeks
kepuasaan masyarakat unit pelayan instansi pemerintah ke-14 indikator yang akan
dijadikan instrument pengukuran berdsarkan keputusan menteri pendayagunaan
aparatur Negara di atas adalah sebagai berikut:
a) Prosedur pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan kepada
masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan.
b) Persyaratan pelayan, yaitu persyaratan teknis dan adminnistrasi yang diperlukan
untuk mendapatkan peayanan sesuai dengan jenis pelayanan
c) Kejelasan petugas pelayanan, yaitu beradaan dan kepastian petugas yang
memberikan pelayanan (nama, jabatan, serta kewenangan dan tanggung jawab).
Kedisiplinan petugas pelalanan terutama terhadap kossistensi waktu kerja sesuai
ketentuan yang berlaku.
d) Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan ketrampilan yang
dimilikipetugas dalam memberikan/menyelesainkan pelayanan kepada
masyarakat
e) Kecepatan pelayanan, yaitu targer waktu pelayanan dapat diselsaikan dalam
waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelengara pelayanan.
f) Keadilan mendapatkan pelayanan, yaitu pelaksanaan pelayanan dengan tidak
membedakan golongan/status masyarakat yang dilayani
g) Kesopananan dan keramahan petugas, yiitu sikap dan perilaku petugas dalam
memberikan pelayanan.
h) Kewajaran biaya pelaayanan, yaitu keterjangkau masyrakat terhadap besarnya
biaya yang telah itetapkan unit pelayanan unit kesehatan.
i) Kepastiaan biaya pelayanan, yitu kesuain anatara biaya yang dibayarkan
j) Kepastiaan jadwal pelayanan.
k) Kenyamana lingkungan.
l) Keamanan pelayanan.
2.6.2 Hak Dan Kewajiban Pasien
2.6.2.1 Hak Pasien
1) Hak untuk memperoleh informasi meliputi:
a) Dignosa penyakit yang di deritanya
b) Tindakan medis yang akan atau telah dilakukan
c) Kemungkinan penyakit yang akan timbul sebagai akibat tersebut serta
tindakan untuk mengatasinya
d) Perkiraan biaya pengobatan
2) Hak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya, sesuai
dengan yang berlaku di rumah sakit pelabuhan Palembang.
3) Hak untuk memberikan persetujuan/menolak untuk tidakan penriksaan yang
dilakukan atas dirinya sehubungan dengan penyakit yang dideritanya
4) Hak memperoleh pelayanan medis yang bermutu sesuai dengan standar profesi
kedokteran.
5) Hak mendapat pelayanan yang manusiawi tanpa diskriminasi
6) Berhak memperoleh asuhan keperawatan yang sesuai dengan standar profesi
keperawatan
7) Hak atas Privacy dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk rekam
mesisnya
BAB 3
ANALISA SITUASI
Dalam bab ini akan disajikan tentang tahapan proses manajemen keperawatan
yang meliputi pengumpulan data, analisa SWOT, dan identifikasi masalah.
3.1 Gambaran Umum BLUD RS dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
Perkembangan RSUD dr Doris Sylvanus dimulai pada tahun 1959 dengan
adanya kegiatan klinik di rumah bapak Abdul Gapar Aden, Jl Suta Negara
Nomor 447 yang dikelolanya sendiri dibantu oleh isterinya ibu Lamus Lamon.
Nama dr. Doris Sylvanus sendiri diambil nama seorang dokter pertama asli
Kalimantan Tengah.
Pada tahun 1960 Klinik pindah ke Jl. Suprapto (rumah mantan Kepala
Dinas Kesehatan Propinsi Kalimantan Tengah) dan pada tahun 1961 pindah lagi
di Jl Bahutai Dereh (sekarang Jl. dr Sutomo Nomor 9) dan berubah menjadi
Rumah Sakit kecil berkapasitas 16 tempat tidur yang dilengkapi dengan
peralatan kesehatan beserta laboratorium.
Sampai dengan tahun 1973 Rumah Sakit Palangka Raya masih dibawah
pengelolaan/milik Pemerintah Dati II Kodya Palangka Raya dan selanjutnya
dialihkan pengelolaannya/menjadi milik Pemerintah Propinsi Dati I Kalimantan
Tengah.
Rumah Sakit terus dikembangkan menjadi 67 tempat tidur dan pada tahun
1977 secara resmi menjadi Rumah Sakit kelas D (sesuai dengan klasifikasi
Departemen Kesehatan RI) Kapasitas terus meningkat menjadi 100 tempat tidur
pada tahun 1978.
Pada tahun 1980 kelas Rumah Sakit ditingkatkan menjadi kelas C sesuai
dengan kriteria Departemen Kesehatan RI dan SK Gubernur Kalimantan Tengah
Nomor 641/KPTS/1980 dengan kapasitas 162 tempat tidur.
Sembilan belas tahun kemudian pada tahun 1999 sesuai Perda Nomor 11
tahun 1999 RSUD dr. Doris Sylvanus kelasnya ditingkatkan menjadi kelas B non
pendidikan walaupun belum diterapkan secara operasional karena pejabatnya
belum dilantik dengan dilantiknya pejabat pengelola pada 1 Mei 2001, maka
kelas B non pendidikan mulai diberlakukan secara operasional, pada Tahun 2011
RSUD dr. Doris Sylvanus terakreditasi 12 pelayanan dan menjadi Badan
Layanan Umum Daerah.
Pada tahun 2014 Rumah Sakit dr. Doris Sylvanus sudah menjadi Rumah
Sakit Pendidikan sesuai dengan SK Menteri Kesehatan RI Nomor HK
02.03/I/0115/2014 Tentang penetapan RSUD dr. Doris Sylavnus sebagai Rumah
Sakit Pendidikan.
3.1.1 Visi
Menjadi rumah sakit unggulan di Kalimantan.
3.1.2 Misi
1. Meningkatkan pelayanan yang bermutu prima dan berbasis Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi Kedokteran (IPTEKDOK).
2. Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang profesional dan berkomitmen
tinggi.
3. Meningkatkan prasarana dan sarana yang modern.
4. Meningkatkan manajemen yang efektif dan efisien.
5. Meningkatkan kualiatas pendidikan dan penelitian di bidang kedokteran dan
kesehatan.
3.1.3 Motto
“BAJENTA BAJORAH”
3.1.4 Tipe Rumah Sakit
RSUD dr Doris Sylvanus adalah Rumah Sakit kelas B pendidikan Rumah
Sakit ini mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis
terbatas. Rumah sakit ini juga menampung pelayanan rujukan dari rumah sakit
kabupaten.
3.1.5 Data Performance Rawat Inap Per Ruangan RSUD dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya
Tabel 3.1 Data Performance Rawat Inap Per Ruangan RSUD dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya
No Nama Ruangan BOR LOS TOI BTO GDR NDR
(%) (hari) (hari) (kali) (0/00) (0/00)
1 Aster 93,8 4,0 0,3 80,3 39 22
2 Bougenvile 101,3 3,3 0,0 96,6 35 1
3 Teratai 93,8 4,0 0,3 80,3 39 22
4 Cempaka 81,9 2,9 0,8 79,7 2 1
5 Dahlia 87,1 5,2 0,8 56,4 13 8
6 Eedelweis 45,0 4,5 5,8 34,0 2 1
7 Flamboyan 76,2 2,8 0,9 89,3 8 3
8 Gardenia 66,2 5,1 2,8 43,4 82 3
9 Nusa Indah 93,7 3,3 0,2 101,6 25 11
10 Mawar 68,3 2,9 1,6 68,9 90 25
11 One Day Care 16,7 1,3 4,5 66,1 1 -
12 VIP I / Anggrek 138,1 3,9 1,2 116,9 12 6
13 VIP2 / Melati 110,3 4,0 0,4 84,4 20 14
14 VIP3 / Lavender 99,3 4,1 0,0 82,7 17 9
15 ICU 73,8 2,8 1,1 81,6 346 146
16 ICVCU 84,0 2,8 0,6 100,9 75 34
Tabel 3.2 Indikator Pelayanan RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
NO INDIKATOR INDEKS
1 BOR 79,3 %
2 ALOS 3,4 hari
3 TOI 1 hari
4 BTO 75,6 kali
5 GDR 42,93679 ‰
6 NDR 14,540019 ‰
Sumber: Profil RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya tahun 2014.
Gambar 3.1. Ruangan kelas yang ada di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
Pasien
MRS 1. Pelayanan
2. Terapi medis
3. Diagnostik
medis
Instalasi rawat inap 4. Keperawatan
5. Penunjang
medis
KRS 6. Gizi
7. Rehab medik
Bagan 3.1. Alur Pelayanan pasien RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
3.2 Pengumpulan Data
3.2.1 Sumber Daya Manusia (M1- Man)
Analisis ketenagaan, jumlah tenaga keperawata dan non keperawatan, latar
belakang pendidikan, status kepegawaian, jabatan, jenis pelatihan yang diikuti,
struktur organisasi, kebutuhan tenaga perawat berdasarkan tingkat ketergantungan
pasien.
3.2.1.1 Struktur Organisasi
Ruangan Sakura BLUD RS dr. Doris Sylvanus Palangka Raya dipimpin
oleh seorang kepala ruangan, 3 orang perawat penanggung jawab jaga, 16 orang
perawat pelaksana, 1 orang bagian administrasi, 3 orang yang bertugas sebagai
cleaning service (CS) dan 1 orang ituri. Adapaun struktur organisasinya adalah
sebagai berikut:
Kepala Ruangan
Fransiska, S.Kep., Ners.
Tata Usaha
PA PA PA
PX PX PX
Bagan 3.2 Struktur organisasi Ruang Sakura RSUD dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya
Keterangan:
a. PP = Perawat primer, dimana di Ruang Sakura BLUD RS dr. Doris
Sylvanus Palangka Raya dipakai dengan sebutan perawat penanggung
jawab jaga.
b. PA = Perawat associate, atau bisa disebut dengan perawat pelaksana.
c. PX = Pasien
3.2.1.2 Tenaga Perawat
Tabel. 3.3 Jumlah tenaga perawat di Ruang Sakura RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.
Jenis Status Kepegawaian
No. Nama Pendidikan Jabatan Pelatihan yang Pernah Diikuti
Kelamin PNS Kontrak Volunter
1 Fransiska, S.Kep., Ners. P S1 Kep., Ners. - - KARU
2 Dina Rusydiah, S.Kep., Ners. P S1 Kep., Ners. - - PERAWAT
Kebutuhan tenaga keperawatan pada Ruang Sakura RSUD RS dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya berdasarkan pengkajian didapat hasil:
Tabel 3.8 Tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan tenaga perawat pada
tanggal 2 Mei 2023
Tingkat
Jumlah Kebutuhan Tenaga
Ketergantungan
Klasifikasi Jumlah
Pagi Sore Malam
Pasien Pasien
Minimal care 8 8 x 0.17 = 1,36 8 x 0.14 = 1,12 8 x 0.07 = 0,56
Partial care 7 7 x 0.27 = 1,89 7 x 0.15 = 1,05 7 x 0,10 = 0,7
Total care 1 1 x 0.36 = 0,36 1 x 0.30 = 0,30 1 x 0.20 = 0,20
Total 16 3,61 2,47 1,4
Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas pada tanggal 2 Mei di Ruang
Sakura RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya adalah 11 orang + 2 orang struktural
(ditambah dengan kepala ruangan 1 orang dan wakil kepala ruangan 1 ),
Jadi kebutuhan tenaga sudah mencukupi dari jumlah tenaga keperawatan yang ada
di Ruang Sakura RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.
Tabel 3.9 Tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan tenaga perawat pada
tanggal 28 Maret 2022.
Tingkat
Jumlah Kebutuhan Tenaga
Ketergantungan
Klasifikasi Jumlah Klasifikasi Jumlah Klasifikasi
Pasien Pasien Pasien Pasien Pasien
Minimal care 8 Minimal care 8 Minimal care
Partial care 7 Partial care 7 Partial care
Total care 1 Total care 1 Total care
Total 16 Total 16 Total
Total tenaga perawat
Dinas pagi :5 orang
Dinas siang :3 orang
Dinas malam : 3 orang
Jumlah : 11 orang
Jumlah perawat lepas dinas per hari :
86 x 11 = 3,1 (dibulatkan menjadi 3)
297
Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas pada tanggal 2 Mei di Ruang
Sakura RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya adalah 11 orang + 2 orang struktural
(ditambah dengan kepala ruangan 1 orang dan wakil kepala ruangan 1 ), Jadi kebutuhan
tenaga sudah mencukupi dari jumlah tenaga keperawatan yang ada di Ruang Sakura RSUD
dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.
Pengumpulan data dalam hal ketenagaan di Ruang Sakura RSUD dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya dilakukan observasi dan wawancara secara langsung dengan kepala ruangan
dan perawat ruangan. Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat ruangan didapat data
bahwa perawat puas dengan struktur organisasi yang telah ada di ruangan, perawat
menyatakan bahwa pembagian tugas secara struktural sudah baik namun dalam
pelaksanaanya terkadang masih ada beberapa masalah terutama dalam pembagian peran ,
tugas serta wewenang masih tidak jelas, serta pada saat ruangan penuh sehingga banyak
tindakan yang harus dilakukan tapi masih bisa diatasi. Hasil wawancara dengan kepala
ruangan menyatakan bahwa kinerja perawat ruangan sudah baik, dalam pelaksaan tindakan
keperawatan tidak ada keluhan. Latar belakang pendidikan perawat ruangan terbanyak
adalah S1 Keperawatan atau S1 Keperawatan + Ners sebanyak 8 orang (termasuk kepala
ruangan), D3 keperawatan sebanyak 9 orang. Pembagian shif kerja (giliran jaga) dibagi
menjadi tiga shif yakni, shif pagi (07.00 – 14.00), shif sore (14.00 – 21.00) dan shift malam
(21.00 – 07.00). Kepala ruangan menyatakan bahwa rumah sakit telah memberikan
kebijaksanaan kepada perawat untuk mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan
pendidikan yang lebih tinggi mengikuti seminar dan pelatihan keperawatan yang diatur
oleh Bidang Keperawatan RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya dan hasil rekomendasi
dari kepala ruangan. Pemerintah juga telah mengeluarkan kebijakan tentang
profesionalisme perawat mengingat tuntutan masyarakat akan kesehatan meningkat,
masyarakat juga membutuhkan pelayanan yang baik. BLUD RS dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya dan pemerintah mempunyai kebijakan untuk menerima pasien dari
golongan masyarakat tidak mampu.
Berdasarkan observasi Ruangan Sakura RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
dipimpin oleh seorang kepala ruangan, 2 orang perawat penanggung jawab jaga, 10 orang
perawat pelaksana, seorang tata usaha serta 1 orang yang bertugas sebagai cleaning service
(CS) 2 orang. Menurut kepala ruangan, petugas tata usaha yang ada belum bekerja secara
efektif sehingga untuk urusan administrasi pasien lebih banyak dilakukan oleh perawat
penanggung jawab jaga, sehingga beban kerja perawat penanggung jawab jaga (perawat
primer) mempunyai beban tugas yang berlebih. Perawat mendapatkan kesempatan cuti
tahunan yang diatur oleh kepala ruangan, jadi tidak ada perawat yang mendapatkan cuti
pada kesempatan yang bersamaan. Ruang Sakura RSUD dr. Doris Sylvanus merupakan
ruangan khusus untuk kasus-kasus bedah.
3.2.1.7 Angka Kejadian Kasus di Ruang Dahlia RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka
Raya
Jumlah 2 penyakit terbanyak yang dialami pasien pada bulan Mei 2023
(berdasarkan hasil sensus petugas di Ruang Sakura RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka
Raya).
Tabel 3.10 Daftar 3 penyakit terbanyak di Ruang Sakura RSUD dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya pada bulan Mei 2023.
No. Jenis Penyakit
1. Diabetes mellitus
2. CHF
3. Hipovolemik
4. CKD
Dari tabel di atas data kasus terbanyak di Ruang Sakura periode 2 Mei 2023 yang
terbanyak adalah Diabetes Melitus, CHF, Hipovolemik dan CKD
3.2.2 Sarana dan Prasarana (M2-Material)
2.2.2.1 Lokasi dan Denah Ruangan
Lokasi penerapan proses managerial keperawatan yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran managemen keperawatan mahasiswa Profesi Ners STIKES EKA HARAP
diruang Sakura RSUD dr.Doris Sylvanus Palangka Raya dengan uraian sebagai berikut:
Batas :
Sebelah Timur : Gardenia
Sebelah Selatan : Hemodialisa (HD)
Sebelah Barat :Dahlia
Sebelat Utara : ICVCU
SELASAR
TEMPAT DUDUK
PINTU
MASUK
RUANG PERTEMUAN RUANG DOKTER
R. KONSELING KELAS 2
/RUANG KARU KAMAR 1
RUANG MHASISWA
PANTRY
KELAS 1
KELAS 3 RUANG ADMINISTRASI RUANG OBAT KAMAR 3
KAMAR 2
WC TEMPAT LINEN
KELAS 1
KAMAR 1
RUANG RUANG KAMAR
PERA NURSE STATION
AC ALAT
WAT
VIP 4 VIP 2
TANGGA
VIP 3 VIP 1
2.2.2.2 Peralatan dan Fasilitas
a. Fasilitas untuk pasien
1) Secara keseluruhan ruang dahlia memiliki 41 tempat tidur terdiri dari :
a) Ruang kelas 1 : 4 ruangan 6 bed/ruangan
b) Ruang kelas 2 : 1 ruangan 4 bed/ruangan
c) Ruang kelas 3 : 2 ruangan 11 bed/ruangan
2) Bantal : 25 buah
3) Kursi roda : 2 buah
4) Kamar mandi dan wc : 17 buah
5) Wastafel : 17 buah
6) Lemari pasien : 25 buah
7) Urinal / pispot : 11 buah
b. Fasilitas untuk petugas kesehatan
1) Kamar mandi dan wc : 1 kamar
2) Wastafel : 1 buah
3) Gudang : 1 Kamar
4) Ruang Kepala Ruangan : 1 kamar
5) Ruang perawat administrasi : 1 kamar
6) Telepon : 1 buah
7) Kipas angin : 3 buah
8) Kasur : 3 buah
c. Alat medic
Kondisi
No Jenis Barang Jumlah Rusak Rusak Ideal Usula
Baik
Ringan Berat n
1 Ranjang Pasien 42 buah √ √
2 Kasur Pasien 42 buah √ √
3 Kasur Decubitus 2 buah √ √
4 Suction 2 buah √ √
5 EKG 2 buah √ √
6 Lampu Rontgen 1 buah √ √
7 Glucotest 1 buah √ √
8 Blood Pressure 2 buah √ √
9 Regulator Oksigen 42 buah √ √
10 Kursi Roda 4 buah √ √
11 Brankard Pasien 2 buah √ √
12 Tiang Infus 42 buah √ √
13 Nebulizer 1 buah √
Ditambah
14 Ambu Bag Adult 1 buah √ √ 1
15 Pispot (stickpan) 5 buah √ √
16 Reflek Hammer 1 buah √ √
17 Standar Waskom
2 buah √ √
(doubel)
18 Stetoscop 4 buah √ √
18 Tourniquet 1 buah √
20 Troli 6 buah √ √ Ditambah
21 Waskom 6 buah √ √ 2
22 Medical Lighting 1 buah √ √
23 Timbangan dewasa 1 buah √
24 Bed Side Cabinat 20 buah √
25 Bed Orthopedi 1 buah √
26 Lemari Obat 1 buah √
Emergency
Total 1 1,8
Kelemahan ( weakness)
a. Belum optimalnya pelatihan bagi semua 0,2 3 0,6
perawat
b. Baru 2 perawat dari 17 orang yang sudah 0,1 2 0,2
mengikuti BTCLS
0,1 1 0,1
c. Baru ada 1 orang perawat sudah mengikuti
pelatihan APAR 0,1 1 0,1
d. Baru ada 1 orang Sudah mengikuti
pelatihan K3 0,2 3 0,6
e. Baru ada 13 orang sudah mengikuti
pelatihan BHD 0,1 1 0,1
f. Baru ada 1 orang sudah memiliki
0,2 3 0,6
pelatihan japung
g. Baru ada 2 orang belum pernah mengikuti
pelatihan
Total 1 2,3
Faktor Eksternal (EFAS)
Peluang (opportunity)
a. Sebagian besar perawat mempunyai 0,3 3 0,9
kemauan untuk meningkatkan pendidikan
ke jenjang yang lebih tinggi. O –T
0,3 3 0,9
b. Adanya kesempatan melanjutkan
3-2,4 = 0,6
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi 0,4 3 1,2
c. Adanya kebijakan rumah sakit tentang
profesionalisasi perawat
Total 1 3
Ancaman (threatened)
a. Makin tingginya kesadaran masyrakat 0,3 2 0,6
akan adanya perlindungan hukum
terhadap tindakan kesehatan yang
diberikan
0,4 3 1,2
b. Adanya tuntutan tinggi dari masyarakat
untuk pelayanan yang lebih professional 0,3 3 0,9
c. Adanya pertanggung jawaban legaitas
bagi pasien
Total 1 2,4
Total 1 3
Kelemahan ( weakness)
a. Kurangnya fasilitas penunjang seperti 0,4 2 0,8
tissue towel setelah selesai cuci tangan
b. Lokasi wastafel untuk tempat cuci
tangan di dalam kamar mandi pasien 0,6 2 1,2
sehingga pasien atau keluarga kesulitan
untuk cuci tangan sewaktu waktu jika
ada orang sedang berada di dalam kamar
mandi pasien
Total 1 2
Faktor Eksternal (EFAS)
Peluang (opportunity)
a. Adanya kesempatan untuk penggantian 0,4 3 1,2
alat-alat yang tidak layak pakai
b. Adanya peluang untuk memperbaiki 0,6 4 2,4
dan membenahi keadaan ruangan
tersebut
Total 1 3,6
Ancaman (threatened)
a. Adanya tuntutan dari masyarakat tentang 0,4 3 1,2 O –T
kesediaan sarana dan prasarana yang
memadai 0,6 3 1,8 3,6 – 3 = 0,6
b. Adanya tuntutan tinggidari masyarakat
untuk melengkapi sarana dan prasarana
Total 1 3
Total 1 3,3
Ancaman (threatened)
a. Persaingan dengan rumah sakit swasta 0,4 3 1,2
yang semakin ketat
b. Makin tinggi kesadaran masyarakat akan 0,3 3 0,9
hukum
c. Makin tinggi kesadaran masyarakat akan 0,3 3 0,9
pentingnya kesehatan
Total 1 3
Total 1 4
Kelemahan ( weakness)
a. Tidak ada masalah yang signifikan, 1 3 3
karena pembiayaan di setiap ruangan
atas anggaran rumah sakit yang telah di
tetapkan .
Total 1 3
Faktor Eksternal (EFAS)
Peluang (opportunity) O –T
a. Ada kesempatan untuk menggunakan 0,6 4 2,4
instrument medis dengan re-use sehingga 0,4 4 1,6 3,84 - 3 = 0,84
menghemat pengeluaran
b. Adanya kerjasama pendanaan dengan
pihak ketiga dalam hal pembiayaan
Total 1 3,84
Ancaman (threatened)
a. Adanya tuntutan dari masyarakat yang
lebih profesional dengan harga yang 1 3 3
terjangkau : persaingan rumah sakit dalam
memberikan pelayanan keperawatan
Total 1 3
O–T
Total 1 2,7 2,7 – 2,8 = - 0,1
Ancaman (threatened)
a. Adanya tuntutan dari keluarga /pasien 0,5 3 1,5
untuk mendapatkan pelayanan
keperawatan yang profesional 0,3 3 0,9
0,2 2 0,4
b. Adanya peningkatan standar kesehatan
masyarakat yang harus dipenuhi
c. Semakin tingginya tingkat pengetahuan
masyarakat tentang hukum maka akan
semakin tinggi tuntutan terhadap
penerapan etika keperawatan bagi
perawat
Total 1 2,8
Dari data di atas disimpulkan bahwa jumlah Ners lebih banyak dari jumlah DIII
sehingga dapat disimpulkan bahwa mayoritas dir uang Sakura merupakan
perawata professional.
2. Syringe Pump 4 bh
3. Nebulizer 2 bh
4. EKG 4 bh
5. Infus Pump 1 bh
6. Monitor TTV 2 bh
7. Tensimeter Digital 3 bh
8. Termometer Digital 2 bh
15. Troli GV 3 bh
16. Standar infus tanpa roda 25 bh
20. Pispot 15 bh
22. Torniqet 2 bh
Daftar barang alat medis di ruang Sakura dalam keadaan baik semua
2. Lemari apsien 25 bh
5. Tv Layar datar 5 bh
6. Kursi lipat 12 bh
7. Meja kerja 5 bh
9. Sofa 3 bh
11. Lemari es 5 bh
12. Dispemser 2 bh
23. AC standing 1 bh
31. Printer 2 bh
Daftar alat non medis di ruang Sakura ada beberapa yang mengalami kerusakan
seperti computer, Ac yang rusak sebanyak 1 tidak dingin, dan 1 buah
computer tidak menyala
4. Pembiayaan (Money)
Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan ruang rawat inap Sakura,
didapatkan atas sumber dana ruangan karena rumah sakit daerah maka
pembiayaan 100% dari dana APBD.
5. Pemasaran (Marketing)
Berdasarkan data yang di dapat dari wawancara dengan Clinical Instrukture
(CI) Ruang Rawat Inap Sakura RSUD dr Doris Sylvanus Palangkaraya
didapatkan bahwa dari bidang pemasaran Rumah Sakit melakukan promosi
untuk mengenalkan rumah sakit dan fasilitas yang tersedia berupa brosur,
menawarkan kerjasama ke perusahaan-perusahaan atau asuransi, dan dapat juga
melalui media sosial. RSUD dr Doris Sylvanus Palangkaraya juga telah
melakukan kerja sama dengan BPJS melalui promosi media sosial. RSUD dr
Doris Sylvanus Palangkaraya juga melakukan kerja sama dengan Dokter
Praktik, dimana pasien yang berobat di dokter praktik apabila disarankan untuk
rawat inap langsung di rujuk ke RSUD dr Doris Sylvanus Palangkaraya.
Fungsi Pengorganisasian (Organinizing)
Struktur organisasi
PERAWAT ASSOSIATE 1
1. ARLINA K., Amd.Kep
2. ELY SUSILAWATI, Amd.Kep
PERAWAT ASSOSIATE 2
3. EKANALIS, Amd.Kep
1. YULIANI, Amd.Kep
4. ANILA SYELVIA, S.Kep. Ners
2. CITRA DEWI, Amd.Kep
5. HENGKI, S.Kep. Ners
3. NATASYA LUSIANA, Amd.Kep
6. WIDASARI MUTIA KINASIH,
4. YEREMIA ABTANIE, S.Kep.
Amd.Kep
Ners
5. YAYA FRISCA, S.Kep. Ners
6. TITIN ARTINASARI, Amd.Kep
7. SARTIKA SARI, Amd.Kep
SELASAR
TEMPAT DUDUK
PINTU
MASUK
RUANG PERTEMUAN RUANG DOKTER
R. KONSELING KELAS 2
/RUANG KARU KAMAR 1
RUANG MHASISWA
PANTRY
KELAS 1
KELAS 3 RUANG ADMINISTRASI RUANG OBAT KAMAR 3
KAMAR 2
WC TEMPAT LINEN
KELAS 1
KAMAR 1
RUANG RUANG KAMAR
PERA NURSE STATION
AC ALAT
WAT
VIP 4 VIP 2
TANGGA
VIP 3 VIP 1
Fungsi Perencanaan (Planning)
Visi dan Misi Ruangan
Terselenggarannya pelayanan rumah sakit secara optimal sesuai dengan visi rumah
sakit yaitu:
- Menjadi Rumah Sakit Pendidikan unggulan di Kalimantan
Tereselengarannya pelayanan rumah sakit secara optimal sesuai dengan misi rumah
sakit yaitu:
- Meningkatkan pelayanan yang bermutu prima dan berbasis Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi Kedokteran (IPTEKDOK)
- Meningkatkan prasaran dan sarana yang modern
- Meningkatkan manajemen yang efektif dan efisien
- Meningkatkan kualitas pendidikan dan penelitian di bidan kedokteran dan
kesehatan
Pengarahan (Actuating)
1. Timbang Terima
Dari hasil wawancara yang dilakukan bersama kepala ruangan rawat inap Sakura,
timbang terima selalu dilakukan setiap pergantian shift dinas. Timbang terima
dilakukan di nurse station atau di samping bed pasien.
Dari hasil observasi yang dilakukan kelompok, proses timbang terima sesesuai
dengan apa yang telah disampaikan oleh kepala ruangan. Timbang terima dilakukan
di nurse station atau di samping bed pasien setiap pergantian shift dinas dan dihadiri
oleh setiap perawat pelaksana dari masing-masing shift yang telah datang diruangan,
akan tetapi pelaksanaan timbang terima tidak dilakukan tepat waktu dan
pelaksanaannya hanya dihadiri oleh beberapa perawat yang sudah datang.
2. Preconferen dan postconferen
Dari hasil wawancara yang dilakukan bersama kepala ruangan rawat inap Sakura,
preconference telah dilakukan bersamaan dengan proses timbang terima pasien dan
dilakukan oleh semua perawat pelaksana. Yang telibat didalamnya adalah kepala
ruangan sebagai pemimpin ketika shift pagi, dan untuk shift sore dan shift malam di
pimpin oleh perawat penaggung jawab. Kemudian untuk postconferen belum
dilakukan
3. Motivasi
Di Ruang Sakura Kepala Ruangan memberikan motivasi kepada perawat
pelaksana dan kedua ketua Tim berharap apa yang diberikan kepada pasien menjadi
amal ibadah untuk kita dan mampu memberikan pelayanan keperawatan yang
memuaskan
4. Pendelegasian
Ruang Sakura dalam melakukan pendelegasian dilakukan antara Kepala Ruangan
kepada perawat primer, perawat primer kepada perawat pelaksana yang dianggap
kompeten.
5. Supervisi
Pelaksanaan supervisi di ruang Sakura dilakukan langsung oleh kepala ruangan.
Teknik supervisi dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung
kepala ruangan melakukan pengamatan langsung apa yang terjadi dilapangan
(ruangan) dan secara tidak langsung kepala ruangan menerima laporan secara lisan
maupun tertulis apa yang terjadi diruangan. Kepala ruangan yang melakukan teknik
supervisi dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Kepala ruangan yang
melakukan supervisi akan memberikan pengarahan.
6. Ronde Keperawatan
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan kelompok kepada kepala
ruangan, kegiatan ronde keperawatan belum pernah dilakukan dengan secara formal
dan belum ada panduan baku di ruangan Sakura, akan tetapi apabil ada kasus-kasus
yang perlu dibahas dan di angkat akan didiskusikan bersama dengan tim yang terlibat
(situasional) akan tetapi tidak terdokumentasi.
No Kategori Data
4.0
3.8
3.6
3.4
-2.6 -2.4 -2.2 -2.0 -1.8 -1.6 -1.4 -1.2 -1.0 -0.8- 0.6- 0.4 -0.2 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2.0 2.2 2.4 2.6
W -0.2
S
-0.4
-0.6
-0.8
-1.0
-1.2
-1.4
-1.6
-1.8
-2.0
-2.2 DIVERSIFIKASI
DEFENSIVE
-2.4
-2.6
-2.8
T
-3.0
Ali, Zaidin. 2001. Dasar -Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta: Widya Medika
Lancaster, J. 2013. Nursing Issues in Leading and Managing Change. St.Louis: Mosby.
Suarli, YB. 2009. Manajemeen Keperawatan Dengan Pendekatan Praktis. Jakarta: Erlangga