Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN KEGIATAN PENDIDIKAN KESEHATAN

PADA IBU NIFAS DAN IBU MENYUSUI DI


PUSKESMAS KAYON PALANGKA RAYA
PADA STASE MATERNITAS

Disusun oleh :
Kelompok Puskesmas Kayon:
Nia Rahmawati 2022-04-14901-049
Oktavia Nyai Sakti 2022-04-14901-052
Rivaldo Setyo Prakoso 2022-04-14901-057
Sapta 2022-04-14901-059
Thomas Erik Helvin 2022-04-14901-064
Valentino 2022-04-14901-067
Wila Hakiki 2022-04-14901-073

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROFESI NERS ANGKATAN X
TAHUN 2022-2023
LAPORAN KEGIATAN PENDIDIKAN KESEHATAN
PADA IBU NIFAS DAN IBU MENYUSUI DI
PUSKESMAS KAYON PALANGKA RAYA
PADA STASE MATERNITAS

Disusun Dalam Rangka Untuk Memenuhi Target Praktek Keperawatan


Maternitas Program Studi Profesi Ners

Disusun oleh :
Kelompok Puskesmas Kayon:
Nia Rahmawati 2022-04-14901-049
Oktavia Nyai Sakti 2022-04-14901-052
Rivaldo Setyo Prakoso 2022-04-14901-057
Sapta 2022-04-14901-059
Thomas Erik Helvin 2022-04-14901-064
Valentino 2022-04-14901-067
Wila Hakiki 2022-04-14901-073

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROFESI NERS ANGKATAN X
TAHUN 2022-2023
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Kegiatan Pendidikan Kesehatan Disusun oleh Kelompok Puskesmas


Kayon Program Studi Profesi Ners
Angkatan : Ners X (sepuluh)
Judul : Ibu Nifas dan Ibu Menyusui

Telah melaksanakan laporan pendidikan kesehatan sebagai persyaratan


untuk memenuhi target praktek stase Keperawatan maternitas di Puskesmas
kayon pada program studi Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka
Harap Palangka Raya.

Mengetahui :

Pembimbing Klinik Pembimbing Akademik

Kristalili, S.Kep., Ners Ayu Puspita, Ners, M.kep


HASIL OBSERVASI
SELAMA PENDIDIKAN KESEHATAN PADA IBU NIFAS DAN IBU
MENYUSUI DI PUSKESMAS KAYON PALANGKA RAYA

Kegiatan telah dilaksanakan pada :


Hari/tanggal : Rabu, 02 November 2022
Pukul : 09.00 – 10.00 WIB
Sasaran : Ibu Nifas Dan Ibu Menyusui
Penyuluh : Kelompok Puskesmas Kayon, Mahasiswa Prodi Profesi Ners
STIKes Eka Harap Palangka Raya.

Tugas Pengorganisasian :
1. Moderator : Valentino dan Sapta
2. Penyaji : Nia Rahmawati dan Thomas Erik Helvin
3. Dokumentasi : Rivaldo Setyo Prakoso
4. Simulator : Wila Hakiki
5. Fasilitator : Oktavia Nyai Sakti
6. Notulen : Wila Hakiki

1.1 Tahap Persiapan


Adapun tugas yang dilakukan olehMahasiswa (i) STIKES Eka Harap dalam
tahap persiapan kegiatan pendidikan kesehatan pada stase keperawatan profesi
dasar meliputi:
1) Melakukan konsultasi persiapan pendidikan kesehatan
2) Melakukan konsultasi pendidikan kesehatan kepada dosen pembimbing tiga
hari sebelum dilaksanakan kegiatan penyuluhan.
3) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam penyuluhan dua
hari sebelum dilaksanakan kegiatan penyuluhan.
4) Membuat media leaflet dan lembar balik yang akan di gunakan dalam
penyuluhan 2 hari sebelum dilaksanakan kegiatan penyuluhan dan
dikonsultasikan ke dosen pembimbing.
5) Melakukan konfirmasi dengan audiens tentang pelaksanaan penyuluhan satu
hari sebelum dilaksanakan kegiatan penyuluhan.
6) Melakukan role play satu hari sebelum dilaksanakan kegiatan penyuluhan
1.2 Tahap Pelaksanaan
Adapun tugas yang dilakukan mahasiswa dalam tahap pelaksanan kegiatan
pendidikan kesehatan pada stase keperawatan profesi dasar meliputi:
meliputi:
1) Mahasiswa mempersiapkan materi dan memfasilitasi audiens untuk
berkumpul duduk di tempat yang telah disediakan di ruang tunggu
puskesmas kayon.
2) Pada saat pembukaan acara dibuka oleh moderator yang dimulai dengan
mengucapkan salam dan perkenalan diri dan anggota kelompok lain
nyaserta memperkenalkan pembimbing akademik dan lahan, yang
disampaikan dengan baik dan lancar. Moderator sudah mempersiapkan diri
dengan baik sesuai dengan susunan acara pendidikan kesehatan.
3) Pendidikan Kesehatandilakukan pada pukul 09.00 WIB s/d 10.00 WIB di
ruang tunggu puskesmas kayon.
4) Setting tempat sesuai dengan rencana yang akan dilakukan dan didiskusikan
sebelumnya oleh mahasiswa dan pembimbing.
5) Penggunaan bahasa sudah komunikatif dan dapat dimengerti oleh keluarga
klien.
6) Keluarga klien mampu menjawab pada saat evaluasi.
7) Pada sesitanya-jawab sudah baik,dan audience sangat antusias selama
pelaksanaan pendidikan kesehatan dan kelompok pun mampu menjawab
pertanyaan-pertanyaan dari audience sesuai dengan teori sehingga sudah
baik harap dipertahankan dan tingkatkan lagi.
8) Penyaji pada saat menyampaikan materi sudah bagus, dan tetap pertahankan
dan tingkatkan lagi terkait topik yang disampaikan.
9) Untuk pengaturan waktunya tepat waktu dan cukup baik dalam
meminimalisir waktu yang diberikan moderator.
10) Peserta yang hadir yaitu 3 orang.
11) Penyajian selama pelaksanaan pendidikan kesehatan sudah bagus dan media
yang ditampilkan berupa lembar balik sangat menarik, serta kerjasama antar
anggota kelompok dan pemahaman materi seminar sudah bagus dan
menguasai.
12) Secara keseluruhan selama berjalannya acara sudah baik dan berjalan
dengan lancar, tetap pertahankan dan tingkatkan lagi kedepannya
13) Foto bersama pembimbing lahan dan akademik.

1.3 Tahap Evaluasi


1) Evaluasi Struktur
1. Setting tempat sesuai dengan perencanaan
2. Peran dan fungsi mahasiswa pada kegiatan penyuluhan yaitu :
a. Moderator : sesuai dengan uraian tugas yang sudah ditetapkan dan
berperan aktif dalam memimpin jalannya kegiatan atau diskusi,
sehingga selama berlangsungnya acara menarik dan antusias
b. Penyaji :sesuai dengan uraian tugas yang sudah ditetapkan dan
dalam memimpin jalannya kegiatan atau diskusi, sehingga selama
berlangsungnya acara menarik dan antusias mendengarkan materi
tentang masa nifas dan ibu menyusui.
c. Fasilitator :sesuai dengan uraian tugas yang sudah ditetapkan karena
dapat memotivasi peserta untuk berperan aktif selama jalannya
kegiatan.
d. Notulen : sesuai dengan uraian tugas yang sudah ditetapkan
e. Dokumentator :sesuai dengan uraian tugas yang sudah ditetapkan.
2) Evaluasi Proses
1. Penyuluhan dilakukan pada pukul 09.00 WIB sesuai dengan waktu yang
direncanakan sehingga selesai penyuluhan pada pukul10.00 WIB.
2. Selama penyuluhan peserta sudah baik sekali dalam mengikuti acara dari
awal sampai akhir.
3. Peserta berperan aktif dan antusias selama kegiatan penyuluhan
berlangsung
3) Evaluasi Hasil
Keluarga Klien yang dirawat di Puskesmas Kayon memahami dari apa
yang telah disampaikan oleh penyuluh dan kelompok memberikan Leaflet
mengenai informasi tentang masa nifas dan ibu menyusui.
NOTULENSI
Pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakan audience adalah sebagai berikut:
1. Audience Ny. R:
Kenapa pada bayi setelah diberikan ASI sudah disendawakan dan ditepuk-
tepuk tetap memuntahkan ASI?
Yang menjawab : Nia Rahmawati Dan Valentino
2. Bagaimana cara teknik menyusui dengan bener ?
Yang menjawab : Nia Rahmawati
LAMPIRAN MATERI

MATERI MASA NIFAS

A. Pengertian Masa Nifas


periode postpartum adalah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ
reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil. Pengertian lainnya adalah, masa nifas
adalah masa yang dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan
kembali seperti keadaan sebelum hamil, masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu
Selama masa nifas, organ reproduksi secara perlahan akan mengalami perubahan seperti
keadaan sebelum hamil. Perubahan organ reproduksi ini disebut involus (Maritalia, 2012).
Masyarakat Indonesia, masa nifas merupakan periode waktu sejak selesai proses
persalinan sampai 40 hari setelah itu.

B. Tujuan Asuhan Masa Nifas


Tujuan asuhan masa nifas adalah:
1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologik.
2. Melaksanakan sharing yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobatan atau
merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga
berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayi, dan perawatan bayi sehat.
4. Memberi pelayanan KB.

C. Waktu dan Tujuan Kunjungan Masa Nifas


Pemerintah melalui Departemen Kesehatan (Suherni, 2009) memberikan kebijakan
sesuai dengan dasar kesehatan pada ibu pada masa nifas, yakni paling sedikit 4 kali
kunjungan pada masa nifas.
Tujuan kebijakan tersebut adalah :
1. Untuk menilai kesehatan ibu dan kesehatan bayi baru lahir.
2. Pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya gangguan kesehatan ibu nifas
dan bayinya.
3. Mendeteksi adanya kejadian-kejadian pada masa nifas.
4. Menangani berbagai masalah yang timbul dan menganggu kesehatan ibu maupun bayinya
pada masa nifas.
Waktu dan tujuan kunjungan masa nifas adalah sebagai berikut:
1. Kunjungan pertama
 Waktu 6-8 jam setelah persalinan.
 Tujuan : mencegahan perdarahan masa nifas karena persalinan atonia uteri,
mendeteksi dan merawat penyabab lain perdarahan: rujuk bila perdarahan berlanjut,
memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana
mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri, pemberian ASI awal, memberi
supervisi kepada ibu bagaimana teknik melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru
lahir, menjaga bayi agar tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi. Bila ada bidan
atau petugas lain yang membantu melahirkan, maka petugas atau bidan itu harus
tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama.
2. Kunjungan kedua
 Waktu: enam hari setelah persalinan.
 Tujuan: memastikan involusi uterus berjalan dengan normal, evaluasi adanya tanda-
tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal, memastikan ibu cukup makan,
minum dan istirahat, memastikan ibu menyusui dengan benar dan tidak ada tanda-
tanda adanya penyulit, memberikan konseling pada ibu mengenai hal-hal berkaitan
dengan asuhan pada bayi.
3. Kunjungan ketiga
 Waktu: dua minggu setelah persalinan.
 Tujuan: sama dengan kunjungan kedua.
2. Kunjungan keempat
 Waktu: enam minggu setelah persalinan.
 Tujuan : menanyakan penyulit-penyulit yang ada, memberikan konseling untuk KB
secara dini.

D. Kebutuhan Dasar Ibu Nifas


Ada beberapa kebutuhan dasar ibu dalam masa nifas, menurut Suherni (2009) yaitu:
1. Gizi
Ibu nifas dianjurkan untuk: makan dengan diet berimbang, cukup, karbohidrat, protein,
lemak, vitamin dan mineral, mengkonsumsi makanan tambahan, nutrisi 800 kalori/hari pada
bulan pertama, 6 bulan selanjutnya 500 kalori dan tahun kedua 400 kalori. Asupan cairan 3
liter/hari, 2 liter di dapat dari air minum dan 1 liter dari cairan yang ada pada kuah sayur,
buah dan makanan yang lain, mengkonsumsi tablet besi 1 tablet tiap hari selama 40 hari,
mengkonsumsi vitamin A 200.000 iu. Pemberian vitamin A dalam bentuk suplementasi dapat
meningkatkan kualitas ASI, meningkatkan daya tahan tubuh dan meningkatkan kelangsungan
hidup anak.
2. Kebersihan Diri
Ibu nifas dianjurkan untuk: menjaga kebersihan seluruh tubuh, mengajarkan ibu cara
membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air, menyarankan ibu mengganti pembalut
setiap kali mandi, BAB/BAK, paling tidak dalam waktu 3-4 jam, menyarankan ibu untuk
mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum menyentuh kelamin, anjurkan ibu tidak sering
menyentuh luka episiotomi dan laserasi, pada ibu post sectio caesaria (SC), luka tetap di jaga
agar tetap bersih dan kering, tiap hari di ganti balutan.
3. Istirahat dan tidur
Ibu nifas dianjurkan untuk: istirahat cukup untuk mengurangi kelelahan, tidur siang atau
istirahat selagi bayi tidur, kembali ke kegiatan rumah tangga secara perlahan-lahan, mengatur
kegiatan rumahnya sehingga dapat menyediakan waktu untuk istirahat pada siang kira-kira 2
jam dan malam 7-8 jam. Kurang istirahat pada ibu nifas dapat berakibat: mengurangi jumlah
ASI, memperlambat involusi, yang akhirnya bisa menyebabkan perdarahan, depresi.
4. Eliminasi
BAB dan BAK. Buang air kecil (BAK) dalam enam jam ibu nifas harus sudah BAK
spontan, kebanyakan ibu nifas berkemih spontan dalam waktu 8 jam, urine dalam jumlah
yang banyak akan di produksi dalam waktu 12-36 jam setelah melahirkan, ureter yang
berdiltasi akan kembali normal dalam waktu 6 minggu. Selama 48 jam pertama nifas
(puerperium), terjadi kenaikan dueresis sebagai berikut: pengurasan volume darah ibu,
autolisis serabut otot uterus. Buang air besar (BAB) biasanya tertunda selama 2-3 hari, karena
edema persalinan, diet cairan, obat-obatan analgetik, dan perenium yang sangat sakit, bila
lebih 3 hari belum BAB bisa diberikan obat laksantia, ambulasi secara dini dan teratur akan
membantu dalam regulasi BAB, Asupan cairan yang adekaut dan diet tinggi serat sangat
dianjurkan
3. Pemberian ASI/Laktasi
Hal-hal yang diberitahukan kepada ibu nifas yaitu: menyusui bayi segera setelah lahir
minimal 30 menit bayi telah disusukan, ajarkan cara menyusui yang benar, memberikan ASI
secara penuh 6 bulan tanpa makanan lain (ASI eklusif), menyusui tanpa jadwal, sesuka bayi
(on demand), di luar menyusui jangan memberikan dot/kompeng pada bayi, tapi berikan
dengan sendok, penyapihan bertahap meningkatkan frekuensi makanan dan menurunkan
frekuensi pemberian ASI.
4. Keluarga Berencana
Idealnya setelah melahirkan boleh hamil lagi setelah 2 tahun. Pada dasarnya ibu tidak
mengalami ovulasi selama menyusui ekslusif atau penuh 6 bulan ibu belum mendapatkan
haid (metode amenorhe laktasi). Meskipun setiap metode kontrasepsi beresiko, tetapi
menggunakan kontrasepsi jauh lebih aman. Jelaskan pada ibu berbagai macam metode
kontrasepsi yang diperbolehkan selama menyusui. Metode hormonal, khususnya oral
(estrogen-progesteron) bukanlah pilihan pertama bagi ibu yang menyusui.
LAMPIRAN MATERI

MATERI TEKNIK IBU MENYUSUI

A. Pengertian Ibu Menyusui


Ibu adalah sebutan untuk orang perempuan yang telah melahirkan kita, wanita yang
telah bersuami, panggilan yang lazim pada wanita. Ibu adalah wanita yang telah
melahirkan seseorang, panggilan yang lazim pada wanita baik yang sudah bersuami
maupun belum (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016)
Menyusui adalah proses pemberian susu kepada bayi atau anak kecil dengan air susu ibu
(ASI) dari payudara ibu. Segala daya upaya yang dilakukan untuk membantu ibu mencapai
keberhasilan dalam menyusui bayinya disebut dengan manajemen laktasi (Sutanto, 2018).
Jadi, ibu menyusui adalah seorang wanita yang memberikan air susu untuk diminum
kepada bayi atau anak kecil dari buah dada.

B. Cara Menyusui Yang Benar


Adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi
dengan benar (Suradi dan Hesti, 2004). Memberi ASI dalam suasana yang santai bagi ibu dan
bayi. Buat kondisi ibu senyaman mungkin. Selama beberapa minggu pertama, bayi perlu
diberi ASI setiap 2,5 -3 jam sekali. Menjelang akhir minggu ke enam, sebagian besar
kebutuhan bayi akan ASI setiap 4 jam sekali. Jadwal ini baik sampai bayi berumur antara 10-
12 bulan. Pada usia ini sebagian besar bayi tidur sepanjang malam sehingga tidak perlu lagi
memberi makan di malam hari (Saryono, 2008; h. 30)

C. Posisi Menyusui
1. Posisi Dekapan
Posisi klasik dan telah menjadi kegemaran kebanyakan para ibu, posisi ini
membolehkan perut bayi dan perut ibu bertemu supaya tidak perlu memutar
kepalanya untuk menyusu. Kepala bayi berada di dalam dekapan, sokong kepala
badan dan punggung bayi serta lengan bayi perlu berada di bagian sisinya
(Saryono ,2008; h. 34).
2. Posisi Football hold
Posisi ini sangat sesuai jika baru pulih dari pembedahan caesar, memiliki payudara
yang besar, menyusui bayi prematur atau bayi yang kecil ukurannya atau menyusui
anak kembar pada waktu yang bersamaan. Sokong kepala bayi dengan tangan,
menggunakan bantal untuk menyokong belakang badan ibu (Saryono, 2008; h; 35).
3. Posisi Berbaring
Posisi ini apabila ibu dan bayi merasa letih. Jika baru pulih dari pembedahan caesar
ini mungkin satu-satunya posisi yang biasa dicoba pada beberapa hari pertama.
Sokong kepala ibu dengan lengan dan sokong bayi dengan lengan atas (Saryono,
2008;

D. Fungsi Menyusui Yang Benar


1) Puting susu tidak lecet
2) Perlekatan menyusu pada bayi kuat
3) Bayi menjadi tenang
4) Tidak terjadi gumoh

E. Akibat Tidak Menyusui Dengan Benar


1) Puting susu menjadi lecet
2) ASI tidak keluar secara optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI
3) Bayi enggan menyusu
4) Bayi menjadi kembung
F. Tanda Bayi Menyusu Dengan Benar
1) Bayi tampak tenang
2) Badan bayi menempel pada perut ibu
3) Mulut bayi terbuka lebar
4) Dagu bayi menempel pada payudara ibu
5) Sebagian areola masuk dalam mulut bayi, areola bawah masuk lebih banyak
6) Bayi Nampak menghisap kuat dengan irama perlahan
7) Puting susu tidak terasa nyeri
8) Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus
9) Kepala bayi agak menengadah

G. Tanda Bayi Mendapat ASI Dalam Jumlah Cukup


1) Bayi akan terlihat puas setelah menyusu
2) Bayi terlihat sehat dan berat badannya naik setelah 2 minggu pertama (100-200 gr
setiap minggu)
3) Puting dan payudara tidak luka atau nyeri
4) Setelah beberapa hari menyusu, bayi akan buang air kecil 6-8 kali sehari dan buang
air besar berwarna kuning 2 kali sehari
5) Apabila selalu tidur dan tidak mau menyusui maka sebaiknya bayi dibangunkan
dan dirangsang untuk menyusui setiap 2-3 jam sekali setiap harinya.

H. Teknik Menyusui Yang Benar


1) Menjelaskan maksud dan tujuan pendkes
2) Cuci tangan sebelum menyusui dan mengajari ibu
3) Ibu duduk atau berbaring dengan santai (bila duduk lebih baik menggunakan kursi
yang rendah agar kaki ibu menggantung dan punggung ibu bersandar pada sandaran
kursi).
4) Mempersilahkan dan membantu ibu membuka pakaian bagian atas
5) Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan pada puting dan
sekitar areola payudara (cara ini mempunyai manfaat sebagai desinfektan dan
menjaga kelembaban puting susu).
6) Mengajari ibu untuk meletakkan bayi pada satu lengan, kepala bayi berada pada
lengkung siku ibu dan bokong bayi berada pada lengan bawah ibu
7) Mengajari ibu untuk menempelkan perut bayi pada perut ibu dengan meletakkan satu
tangan bayi di belakang badan ibu dan yang satu di depan, kepala bayi menghadap
payudara
8) Mengajari ibu untuk memposisikan bayi dengan telinga dan lengan pada garis lurus
9) Mengajari ibu untuk memegang payudara dengan ibu jari diatas dan jari yang lain
menopang dibawah serta jangan menekan puting susu dan areolanya
10) Mengajari ibu untuk merangsang membuka mulut bayi : Menyentuh pipi dengan
putting susu atau menyentuh sudut mulut bayi

11) Setelah bayi membuka mulut (anjurkan ibu untuk mendekatkan dengan cepat kepala
bayi ke payudara ibu, kemudian memasukkan puting susu serta sebagian besar areola
ke mulut bayi)
12) Setelah bayi mulai menghisap, menganjurkan ibu untuk tidak memegang atau
menyangga payudara lagi

cara yang benar

cara yang salah


13) Menganjurkan ibu untuk memperhatikan bayi selama menyusui
14) Mengajari ibu cara melepas isapan bayi (jari kelingking dimasukkan ke mulut bayi
melalui sudut mulut atau dagu bayi ditekan ke bawah.

15) Setelah selesai menyusui, mengajarkan ibu untuk mengoleskan sedikit ASI pada
puting susu dan areola. Biarkan kering dengan sendirinya

cara menyusui yang benar

16) Mengajari ibu untuk menyendawakan bayi : Bayi digendong tegak dengan bersandar
pada bahu ibu kemudian punggung ditepuk perlahan-lahan sampai bayi bersendawa
(bila tidak bersendawa tunggu 10 – 15 menit) atau bayi ditengkurapkan dipangkuan

Cara menyendawakan bayi


I. Upaya Memperbanyak ASI
1) Untuk Bayi
a. Menyusui bayi setiap 2 jam siang dan malam dengan lama menyusui antra 10-15
menit disetiap payudara
b. Bangunkan bayi, lepas baju bayi yang menyebabkan rasa gerah
c. Pastikan bayi menyusui dengan posisi menempel yang baik dan mendengarkan
suara menelan yang aktif.
d. Susui bayi ditempat yang tenang dan nyaman dan minumlah setiap kali menyusui.
2) Untuk Ibu
a. Ibu harus meningkatkan istirahat dan minum
b. Makan makanan yang bergizi
c. Petugas kesehatan harus mengamati ibu yang menyusui bayinya dan mengoreksi
setiap kali terdapat masalah pada posisi penempelan.
d. Susukan bayinya sesering mungkin (Anggraini, 2010; h. 22)

LAMPIRAN DOKUMENTASI
Moderator membuka acara penkes

Pemateri saat menjelaskan penngertian ibu menyusui dan teknik menyususui

LAMPIRAN DOKUMENTASI
Fasilitator saat meminta TTD audience

Pemateri menjelaskan materi tentang masa nifas

LAMPIRAN DOKUMENTASI
Kelompok ikut berbaur bersama audience

Pemateri saat menjawab pertanyaan audience

LAMPIRAN DOKUMENTASI
Mebagikan leaflet kepada audience

Moderator menutup kegiatan penkes

Foto bersama Pembimbing Lahan dan Pebimbing Akademik

Anda mungkin juga menyukai