MUHAMMAD ZAINUDDIN
PESANTREN MARAQITTA'LIMAT
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
3. FITRIANINGSIH
4. NURASIAH JAMIL
LOMBOK TIMUR
TAHUN 2021
A. MAKNA LAMBANG YAYASAN PONDOK PESANTREN
MARAQITTA'LIMAT
lambang atau logo/simbol yang resmi. Padahal banyak orang berpendapat bahwa
setiap organisasi mestinya harus memiliki lambang sebagai identitas dan sekaligus
sebagai wajah bagi jasad. Organisasi tanpa lambang bagaikan jasad tanpa wajah,
mengenal wadahnya.
bagi jama’ah berukuran kartupos, yang didalamnya terdapat dua buah gambar.
Disebelah kiri gambar bintang bulan dan sebelah kanan gambar tangan sedang
menulis dengan pena, dan diantara kedua gambar itu ada tulisan motto Yayasan
Maraqitta’limat.
Lambang dalam kartu anggota inipun belum banyak dikenal masyarakat,
perkembangan Yayasan Maraqitta’limat cukup alot dan santai, karena situasi dan
telah lama mengabdikan tenaganya sebagai guru PGAP 4 tahun waktu itu, Ust. H.
kerja pengurus.
Ide pembuatan lambang yang digagas tadi kemudian diusulkan kepada
pimpinan pusat pada malam Senin tanggal 28 Maret 1965/26 Dzulqoidah 1384 H.
Pimpinan pusat setuju untuk membuat lambang yayasan, seraya berpesan kepada
Ust. Arief Munawir dan Ust. H. Abdul Mannan,”Silakan segera buat konsep
lambang Yayasan kita. Jangan lupa pada lambang tersebut cantumkan gambar
bulan bintang dan tangan menulis dengan pena. Jangan pula dihilangkan tulisan : :
‘’Kalau sudah selesai terus bawa kemari untuk kita pelajari bersama”.
selesai dibuat, hanya dengan satu kali revisi, yakni pada ujung pena yang haris
menyentuh ujung huruf mim pada kata ya’lam. Setelah diajukan kedua kalinya
Maraqitta’limat yang kita kenal hingga saat ini. Sehingga secara historis, lambang
Yayasan Maraqitta’limat resmi disetujui dan dipakai pada tanggal 01 April 1965.
Setiap lambang atau simbol, tidak terlihat begitu saja menurut bentuk
Lambang terdiri dari 3 bagian komponen, yaitu dasar atau bingkai dasar,
warna dasar dan beberapa unsur gambar. Beliau menjelaskan sebagai berikut :
a. Lambang ini terletak pada dasar segilima tegak, yang menggambarkan bahwa
sehingga setiap manusia akan hidup bahagia di dunia dan akhirat jika rukun
dan hukum Islam yang lima selalu ditegakkan dan dilaksanakan dengan baik
serta hidup damai dan tenteram bersama masyarakat dan alam sekitarnya.
b. Bulan sabit merupakan simbol agama Islam secara umum dan berlaku di
seluruh dunia. Bulan adalah benda langit yang memiliki cahaya terang
c. Bintang merupakan simbol kemajuan dan kejayaan. Bintang juga sebagai alat
penentu arah atau kompas dalam perjalanan menuju arah tertentu baik di darat
maupun di laut pada malam hari yang gelap gulita. Lima buah bintang pada
Lima Bintang
Bintang melambangkan petunjuk untuk menentukan arah dalam
kepada para Nabi dan Rasul melalui perantaran wahyu. Demikian pula kepada
Rasulullah Muhammad SAW yang menerima wahyu dari Allah SWT. Wahyu
SAW dan Kitab Suci Al Qur'an adalah sebagai petunjuk bagi seluruh umat
baik sesama manusia dan hubungan baik dengan makhluk lainnya sesuai
dengan petunjuk Al Qur'an dan Sunnah maka kita akan hidup bahagia di dunia
maupun diakhirat.
Rasulullah baik ketika suka maupun duka. Sahabat adalah orang yang bertemu
Ajaran Islam diterima secara bertahap dari Allah SWT melalui wahyu,
baik yang diterima secara langsung ataupun melalui perantaraan Malaikat Jibril
sehari harinya yang dikenal dengan Hadits (berupa perkataan, perbuatan dan
takrir).
Segala ilmu dan petunjuk dari Allah SWT tidak satupun yang
Oleh sebab itu semua ajaran dan petunjuk dari Allah SWT
disampaikan.
mentransfer ilmu pengetahuan itu kepada para sahabat beliau yang setia yang
atau sunnah. Penjelasan itu dapat berupa perkataan, perbuatan maupun takrir
atau persetujuan Rasulullah SAW sebagai pemegang amanah dari Allah SWT.
Segala ilmu yang diterima dari Allah SWT disampaikan seluruhnya, tanpa
kekal abadi di akhirat. Manusia tidak akan pernah tersesat jika selalu
berpedoman pada kedua sumber hukum dan pelajaran tersebut sepanjang masa,
bertemu dengan Rasulullah akan tetapi belajar dan bertemu langsung dengan
para ulama.
dilanjutkan kepada para tabi’ut tabai’in dan kemudian diteruskan kepada para
para thabi'in, dan para ulama harus patuh dan tekun menerima dan
melaksanakan ajaran para sahabat yang menerima ilmu dan ajaran Islam
langsung dari Rasulullah SAW. Kemudian dilanjutkan oleh para thabi'in yang
belajar langsung dari para sahabat, lalu dilanjutkan dan diwariskan oleh para
muridnya sesuai dengan petunjuk Allah dan Rasul Muhammad SAW melalui
para sahabat, thabi'in, thabi'it thabi'in dan para ulama, agar para murid kelak
dan bertanggung jawab bagi masa depan agama, bangsa dan negara.
telah mewarisi ilmu dari Nabi melalui perantaraan tabi’in dan tabi’ut tabi’in
melanjutkan perjalanan ilmu kepada para guru yang tekun, ikhlas dan
kepada murid-muridnya.
hati manusia, baik dari kebdoohan maupun kesesatan. Guru adalah khalifah
Allah di muka bumi ini. Guru merupakan seorang bendaharwan yang boleh dan
mengharumkan orang lain. Oleh karena itu, tidak semua orang dapat menjadi
guru yang baik, yaitu guru yang dapat digugu dan ditiru.Guru yang baik
bagi anak-anaknya. Jika ayah ibu yang melahirkan manusia ke dunia ini dan
memberikan makan dan minum yang halal bagi pertumbuhan jasamani, maka
patuh serta ikhlas menerima segala pelajaran yang baik dari gurunya.
yang telah mengajarinya, sebab guru adalah orang yang berilmu, yang
tua. Murid haruslah selalu rajin, taat dan patuh serta ikhlas menerima pelajaran
yang baik dari guru sebagai bekal untuk menuju kemaslahatan dan kebahagiaan
masa depan.
zhahir maupun bathin. Sebaik atau seburuk apapun ide, gagasan, pikiran dan
perkataan manusia akan terlihat apabila telah tuangkan dan dilakukan oleh tangan
memiliki peran sangat dominan dalam melakukan segala tindakan. Bahkan adanya
yang artinya "Bahwa kerusakan di darat dan di laut, semuanya adalah akibat ulah
harus dapat difungsikan dengan sebaik baiknya untuk melakukan amal perbuatan
dari segala perbuatan sebagaimana firman Allah SWT “Telah nampak kerusakan
di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah
terampil yang ditunjang oleh pikiran yang cerdas akan membuat murid dapat
yang tekun dan kreatif akan menghasilkan ilmu dan hasil yang berguna dalam
mengejar cita-cita dan mencapai sukses yang sempurna. Sebaliknya tangan yang
dikemudian hari.
pena. Pena adalah perantara ilmu pengetahuan dan penyampai berita yang sangat
luar biasa. Ungkapan yang mengatakan bahwa pena itu lebih tajam dari pedang
nyata benarnya. Inilah kemuliaan Allah SWT yang tinggi. Diajarkan-Nya manusia
perantaraan pena.
Ilmu pengetahuan ibarat binatang buruan yang sangat liar. Kita harus
berjuang untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, maka jika binatang buruan itu
sudah dapat ditangkap, ikatlah agar tidak lepas. Ikatlah kuat-kuat dengan tali
pengikat. Maka ikatan yang kuat bagi ilmu pengetahuan adalah dengan
Tulisan/kalimat :
Bulan Sabit
pengukur dalam menentukan waktu antara siang dan malam. Sedangkan Bulan
Sabit pada logo STKIP Hamzar melambangkan cahaya ditengah kegelapan yang
hendaknya dilakukan secara berjenjang mulai dari jenjang yang paling bawah
malam hari. Inilah metode dakwah pembelajaran dari alam semesta yang patut
Buku
untuk menuntut ilmu dari sejak lahir hingga masuk keliang kubur (minal mahdi
hanya dapat diraih dengan ilmu. Seperti yang pesankan baginda Rasul
Muhammad SAW dalam sebuah hadist yang artinya "Barang siapa ingin
menginginkan dunia harus dengan ilmu. Barang siapa yang menginginkan akhirat
harus dengan ilmu dan barang siapa yang menginginkan kedua duanya harus
dengan ilmu"
Warna Putih : Melambangkan kesucian lahir dan bathin bagi setiap orang.
tempat di Pulau Lombok dan pulau-pulau lainnya seperti Sumbawa dan Sulawesi
pendidikan.
cukup pesat, pada tanggal 4 Februari 1991, pimpinan pusat Yamtia, TGH.
meninggal dunia, beliau menunjuk salah seorang putranya yaitu TGH. Hazmi
berbagai tempat.
ta’lim, beberapa lembaga pendidikan non formal dan ratusan lembaga pendidikan
formal mulai dari tingkat TK/RA sampai perguruan tinggi. Dalam bidang
Hamzar.
Sebuah usia yang cukup bagi sebuah organisasi atau yayasan yang selalu konsen
dan eksis dalam membina ummat. Seiring dengan derap langkah pengembangan
a. Bidang dakwah:
Kalimantan.
b. Bidang ekonomi:
apotik, toko obat dan tempat praktik dokter, Lembaga Ekonomi Lombok Utara
(LELU) yang mengembangkan dan membina kelompok tani cabe dan kacang
tanah.
c. Bidang Pendidikan:
Maraqitta’limat.
6. TK “Al-Hamzar” Belanting
7. TK “Al-Hamzar” Suela
8. TK “Maraqitta’limat” Sembalun
5. MI Maraqitta’limat Lenggorong
7. MI Maraqitta’limat Sidutan
9. MI Maraqitta’limat Tirpas
Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah/Sekolah Menengah Kejuruan
2. MA Maraqitta’limat Belanting
Pergurun Tinggi/Universitas
5. PA Maraqitta’limat Santong
B. METODE TGH.MUHAMMAD ZAINUDDIN ARSYAD DALAM
MARAQITTA'LIMAT
a. Masa Kecil
Mungkin tidak banyak yang mengenal sosok seorang ulama sufi ini,
tetapi tidak bisa dipungkiri ulama inilah yang juga telah banyak berjasa dalam
tuanya sejak lahir sekitar tahun 1912 di Desa Mamben Lauq, Kecamatan
Arsyad, yang saat itu menjadi penghulu (tokoh agama. Dan ibunya bernama
tua, dan sopan kepada sesama. Tidak heran, ketika masa kecilnya banyak orang
Amak Ismail dan Inaq Isah yang sekaligus sebagai orang tua angkatnya.
Karena pada saat itu, kedua pasangan ini belum dikaruniai seorang anak.
Berada di buaian dan belaian kasih sayang orang tua angkat, tidak
serta merta beliau di lepas begitu saja oleh TGH.M. Arsyad. Dengan penuh
rasa kasih sayang, beliau dididik dengan ajaran agama. Sehingga orang tua
beliau memiliki peran ganda, yaitu disatu sisi sebagai orang tua, dan disisi lain
sosok Zainuddin kecil cukup cerdas, jujur, rendah hati baik budi pekertinya dan
usia 6 tahun, atau sekitar tahun 1920, sang ayah dan bunda memutuskan untuk
Arsyad. Konon, beliau sempat digendong oleh orang tuanya ketika berangkat
dikenalnya, hidup jauh dari kampung halaman, sanak dan saudara, merupakan
sebuah pengalaman yang cukup berharga. Pada masa usia belia seperti itu,
dipondokkan di rumah salah seorang Syeikh Ali Mukminah dan menuntut ilmu
hidupnya, ia tak pernah menceritakan kepada siapapun apa saja yang dilakukan
ketika berada di tanah suci Makkah, karena takut kalau ia menceritakan hal
orang yang cerdas. Bahkan dalam usia 15 tahun ia mampu menghafal Al-
qur’an 30 juz.
Tidak ada waktu yang digunakan oleh beliau kecuali belajar dan
Imam Syafi’i dan Syeikh Muhammad Yasin Padang. Syeikh Muhammad Yasin
Jarwal, lebih kurang 1 kilometer dari Masjidl Haram. Namun kini Darul Ulum
sudah tidak bisa didapatkan lagi karena diambil alih oleh Pemerintah Arab
Saudi.
juga dengan sang ibu angkat beliau. Bahkan suatu malam, Inaq Ismail yang
tinggi.
Mimpi yang sama dialami oleh sang ibu angkatnya ini berulang
sampai tiga kali. Dan muncullah rasa kasih sayang sekaligus kekhwatiran
terhadap anak yang diasuhnya sejak kecil. Perasaan tidak tenang, hatipun
melayang memikirkan apa tabir dari mimpinya itu. Mungkinkah itu hanya
sebuah mimpi belaka atau memang ada tabir dibalik mimpi yang terjadi
diceritakan kepada sang suaminya Amak Ismail. Dan tentu saja sang ayah
angkatpun tidak mampu mentakwilkan mimpi sang istri, sehingga apa yang
menggangu pemikirannya saat itu diceritakan langsung kepada ayah Zainuddin
membuat sepucuk surat untuk dikirim kepada anak belahan jiwanya di Makkah
menceritakan, bahwa baru saja dirinya mengalami sebuah musibah, yaitu jatuh
dari sebuah tangga bangunan dari lantai atas. Namun kejadian yang menimpa,
tidak sampai dirinya mengalami luka parah, kecuali beberapa bagian anggota
semangat dan tekadnya untuk terus belajar dan mendalami ilmu agama, hingga
tanpa terasa beliau sudah tinggal di Makkah selama 20 tahun, dan menunaikan
Zainuddin Arsyad.
Sekitar tahun 1938, dimana ketika itu bangsa Indonesia masih dijajah
Usia beliau ketika itu masih terbilang remaja yaitu 26 tahun. Selama
ustadz muda ini berada di tanah suci, disamping memperdalam ilmu agama
Islam, juga memperdalam ilmu bahasa Arab atau Nahu Sharaf, lebih-lebih
bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi sehari hari adalah bahasa Arab.
Selain itu, beliau juga belajar ilmu tafsir, tashawwuf, tauhid, fiqih dan ilmu-
ilmu lainnya.
membuat sosok ustadz muda atau ini melupakan bahasa asal kelahirannya.
Tidak heran, ketika beliau baru pulang dari Makkah, bahasa yang digunakan
bahasa Arab, baik terhadap teman maupun terhadap para tamu yang
berkunjung ke rumahnya.
waktu itu, sedikit agak bingung, karena sebagian teman dan sahabatnya tidak
mengerti apa yang diungkapkan oleh beliau. Dan hal inilah yang menimbulkan
Tuan Guru Bajang ini sengaja menggunakan bahasa Arab. Dan tidak sedikit
juga yang mencemohkan bahkan mengejek beliau. Namun semua itu ditemia
dengan penuh lapang dada dan kesabaran. Sebab bagi dirinya, hal itu bukan
tanah suci.
Setelah hampir satu tahun menetap di Desa Mamben, akhirnya bahasa
daerahpun mulai digunakan sedikit demi sedikit, sehingga lambat laun menjadi
lancar.
dari para masyayikhnya. Pada waktu itu, Darul Ulum merupakan madrasah
terkenal adalah Syekh Muhammad Yasin Padang. Syekh Yasin Padang adalah
Harom. Namun, kini Darul Ulum sudah tidak bisa didapatkan lagi karena
tanah air tempat kelahirannya guna mengajarkan masyarakat yang yang kurang
Mamben Lauk, ketika kembali ke tanah air beliau sama sekali tidak bisa
Namun karena kecerdasannya, tidak dalam waktu yang lama beliau sudah fasih
melihat kondisi masyarakat pulau Lombok yang pada waktu itu masih banyak
yang tidak paham dengan agama Islam, Sehingga beliau membentuk sebuah
sucinya untuk membantu sang orang tua tercinta dalam menjalankan misi
dakwah. Misinya ini diawali dengan mendirikan sebuah tempat pengajian atau
majlis ta’lim. Di tempat inilah, Ustadz H.M. Zainuddin Arsyad mulai mengajar
membaca Al-Qur’an dan ilmu-ilmu agama, seperti fiqih, bahasa Arab, Tauhid,
Arsyad tentu sangat bersyukur kehadhirat Allah SWT. Bahkan tuan guru muda
Mamben Lauq, sering mengundang penceramah atau tuan guru dari Masbagik.
Namun setelah pulang dari tanah suci, beliau rutin mengisi ceramah
agama di Mamben Lauq dan sekitarnya, sampai beliau diberi gelar oleh
jama’ah adalah Tuan Guru Bajang. Hal ini didasari oleh penilaian jama’ah,
Islam.
namun karena dinilai telah banyak menguasai ilmu-ilmu agama Islam. Dan
Namun dia juga melihat kondisi masyarakat yang ada di pesisir pantai,
yang masih banyak belum memehami ajaran Islam yang sebenarnya. Untuk itu,
Pulau Lombok, terutama bagi penduduk yang dianggap terisolir dan jauh dari
tangga pendidikan.
Hal ini diperkuat oleh putra beliau, TGH. Hazmi Hamzar, bahwa
kepada masyarakat pesisir mulai dari ujung timur (Kabupaten Lombok Timur-
red) hingga ke pesisir utara Pulau Lombok, seperti Bayan, Panggung hingga
keliling, menelusuri pinggir pantai di Pulau Lombok. Selain itu strategi yang
Artinya tidak serta merta menghapus atau melarang adat dan kebiasaan
keras, seperti tuak, Berem atau sejenisnya. Kebiasaan lainnya yang dilakukan
masih buta dalam ajaran agama Islam. Begitu juga dengan adat-istiadat yang
masih kuat dipegang teguh oleh masyarakat seperti Wetu Telu di Bayan.
para tokoh, baik tokoh adat yang dituakan oleh masyarakat setempat, maupun
beribadah.
masyarakat yang sadar akan dirinya, bahwa bahwa kehidupan yang jauh lebih
Cara seperti ini, tidak jauh berbeda dengan misi dakwah yang
demikianlah yang tampak pada sosok Tuan Guru Sufi ini. Kesederhanaan itu
dapat dilihat dalam menjalankan misi dakwahnya. Di satu sisi, beliau adalah
da’I, tapi disisi lain, beliau adalah seorang pedagang keliling dari satu
bukan sebagai tujuan utama, namun itu merupakan sebuah alat untuk
adalah, garam, kedelai, bawang merah, bawang putih, cabe, kapuk dan pakaian.
Barang dagangan ini diambil dari mitra usahanya untuk dibawa keliling, mulai
membina umat.
bahwa sekitar tahun 1941, beliau sudah mulai masuk ke Dayan Gunung atau
Kecamatan Bayan. Konon pertemuan beliau dengan Endi Abdul Gani tanpa
sementara Endi Abdul Gani sebagai pembeli. Di saat terjada tawar menawar
harga garam, Endi Abdul Gani mengaku heran, karena sang si penjual
inipun berlanjut dan saling memperkenalkan diri. Endi Abdul Gani pun
Sikap sopan dan rendah hati, bertutur bijaksana dan bertingkah santun.
Inilah ditunjukkan ketika bertamu di rumah Endi Abdul Gani, membuat sang
Demikian juga dengan hubungan kegiatan jual beli terus terjalin. Bak gayung
bersambut, dari rumah sahabatnya inilah, beliau mulai lakukan dakwah Islam,
Dan bila waktu sholat tiba, tidak lupa, beliau mengajak sahabatnya
sederhana, yaitu masjid Panji Islam, yang dibangun orang Endi Abdurrahman
Zainuddin Arsyad dan Endi Abdul Gani-pen) semakin hari semakin erat. Dan
setiap kali beliu datang, selalu diminta untuk memberikan sekedar ceramah
agama. Namun demikian, sang sahabat Endi Abdul Gani, sedikitpun tidak tau,
bahwa yang sering datang bertamu ke rumahnya adalah salah seorang ulama
Abdul Gani, yang ketika itu sebagai kepala kampong (matua) menyadari
bahwa, sahabatnya itu adalah orang yang memiliki ilmu agama yang mumpuni,
Tidak heran, bila kedatangan sang shabat karibnya yang tiada lain
kondisi masyarakat pada saat itu masih memliki keyakinan yang kuat
khususnya tentang adat-istiadat Wetu Telu. Saran dan masukan dari sahabatnya
inipun diterima.
Carik Desa Anyar. Dan ditempat terdapat sebuah Sekolah Rakyat (SR)
yang konon pada saat penyebaran agama Islam yang dilakukan oleh para Wali
istiadat.
adalah memutuskan hubungan jual-beli barang. Dan inilah salah satu cara
menghentikan dakwahnya. Hal ini terjadi bukan saja terhadap dirinya, namun
di masyarakat.
ajaran Islam yang sempurna. Melalui pendekatan jual-beli barang, sang Tuan
Guru muda ini sedikit demi sedikit memberikan pelajaran kepada setiap orang
dengan berbagai alasan. Ada yang beralasan tidak memilki pakaian, dan ada
ibadah shalat.
perbuatan amal yang sangat mulia. Inilah yang ditunjukkan oleh TGH. M.
bukan berjalan mulus, namun penuh dengan tantangan, dari orang-orang yang
memang tidak suka terhadap ajaran Islam yang kaffah. Bahkan ada juga yang
mensyi’arkan Islam.
yang mumpuni dibidangnya. Kegiatan dakwah ini dilakukan mulai dari Desa
Bayan, TGH.M.Zainuddin Arsyad adalah salah seorang ulama yang santun dan
merintis sebuah Majlis Ta’lim Darul Ulum. Majlis ta’lim inilah cikal bakal
disiplin ilmu agama. Kitab-kitab yang diajarkan antara lain, Ma’abadil Fiqih,
Nahu Wadhih, Badrun Munir, Lughotul Arabiyah, Nahu Shoraf, Fathul Qarib,
Tariqatul Islam, Tariqotul Hadiah, Ilmu Mantiq, Tafsir Al-Qur’an dan kitab-
kitab lainnya.
agar mendirikan tempat belajar yang lebih luas dan layak. Untuk menampung
para santri, pada tahun 1950, lokasi belajarnya dipindahkan ke sebuah musalla
yang lebih luas yaitu musalla yang dibangun oleh Amak Sadar dan warga
Suarno, Amaq Husnah, Amaq Erah, Amaq Haderi, Amak As’ad, Inaq Wasifah
dan lain-lain.
Para santri ini dibina untuk menjadi guru bagi genarasi berikutnya,
beberapa santri lainnya. Disusul lagi dengan santri tahap III, yaitu, Amaq Saleh
Wanasaba, Lombok timur, NTB yang pada akhirnya ponpes ini memiliki
beberapa cabang yang tersebar di seluruh wilayah pulau Lombok bahkan luar
bagi generasi mendatang. Beliau tidak pernah mengenal lelah demi meraih
SWT.
membangun nusa, bangsa dan agama yang berpedoman pada Kitabullan dan
Sunnah Rasulullah.
Ya’lam” .
j. Proses Pendirian
memang mengalami perjalanan yang cukup panjang. Dimana proses ini diawali
Beberapa tokoh yang hadir antara lain, HM. Amin, TGH. Mustaqim, Papuk
lainnya.
itu sedikit berjalan alot, terutama ketika menentukan sebuah nama lembaga
Darul Ulum, itu berarti kita mengambil nama dari sebuah lembaga pendidikan
yang terkenal di tanah suci Makkah. Jadi yang paling pas adalah nama
dari swadaya masyarakat. Dalam perjalanan politik Indonesia ketika itu, para
pejuang dan pendiri Madrasah ini berhaluan kepada Partai Majlis Syuro
Indonesia (Masyumi) yang diketuai KH. Agus Alwi dan Umar Semeq.
pada tahun itu, yang menjadi Gubernur NTB adalah Wadita Kusuma,
sementara yang menjabat sebagai bupati Lombok Timur Lalu Wildan. Pada
peresmian tersebut adalah beberapa tokoh Masyumi dari pusat, seperti KH.
Muhammad Hafiz, ormas Islam se Pulau Lombok dan beberapa pejabat
pemerintah lainnya.
memasuki tahapan ketiga yaitu mengundang para guru. Dengan cara yang
sebagian masyarakat yang kurang paham akan pentingnya arti sebuah lembaga
pendidikan. Bahkan, ketika beliau bersama jama’ah melakukan kegiatan
Karena orang yang melakukan hal tersebut dinilai buta walaupun pada mata
zhahirnya melihat. Artinya masih buta mata hatinya karena belum mendapat
k. Berpulang Ke Rahmatullah
tanggal 4 Februari 1991, beliau meninggalkan seorang istri dan 6 orang putra.
bidang dakwah dan social yang ditandai dengan ratusan majelis ta’lim dan
provinsi Nusa Tenggara Barat bahkan di luar provinsi NTB seperti Sulawesi
Pondok Pesantren Putra Hamzar yang di ketuai oleh H. Mashal, SH.MM (putra
2010 diantaranya program satu rumah satu sarjana yang mendapat respon